2012, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA. KEPOLISIAN. LAKIP. Penyusunan. Laporan.

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2015, No Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di Lingkungan Kepolisian Republik Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 82 TAHUN 2014 TENTANG


BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA TEBING TINGGI

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA MEDAN NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN UMUM PENETAPAN INDIKATOR KINERJA UTAMA DI LINGKUNGAN INSTANSI PEMERINTAH KOTA MEDAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN GUBERNUR BANTEN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PROVINSI SULAWESI SELATAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG SISTEM INFORMASI PERSONEL KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No ; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 No

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA,

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 34 Tahun 2016 Seri E Nomor 25 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 34 TAHUN 2016 TENTANG

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Ke

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, tambahan Lembaran Negara R

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

2017, No Peraturan Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi tentang Penetapan Rencana Strategis Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGAWASAN OPERASI KEPOLISIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI PAKPAK BHARAT NOMOR TAHUN 2014 TENTANG INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENGAWASAN OPERASI KEPOLISIAN. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 D

2 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4614); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Ev

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PEMERIKSAAN KESEHATAN BERKALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TENTANG SYARAT DAN TATA CARA PENETAPAN PEMBAGIAN DAER

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.52/MEN/2011 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR SULAWESI TENGGARA

2011, No Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Le

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG

2 Republik Indonesia tentang Pengawasan dan Pemeriksaan Khusus di Lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 tentang Penetapan Indikator Kinerja Utama Kementerian Pemuda dan Olahraga Tahun ; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang P

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG

INDIKATOR KINERJA UTAMA PEMERINTAH KECAMATAN KUBUTAMBAHAN

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.31/MEN/2012 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara R

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2012 TENTANG

INDIKATOR KINERJA UTAMA INSPEKTORAT KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR. No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERIPERHUBUNGAN PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA PEDOMAN PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA 01 L1NGKUNGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 64 TAHUN 2014 TENTANG KOORDINASI STRATEGIS LINTAS SEKTOR PENYELENGGARAAN KEPARIWISATAAN

2014, No Indonesia Nomor 4400); 4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI NEGAM PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA,

2011, No Menetapkan : Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4168); 2. Undang-Undang No

Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang nomor 25 tahun 1999, tentang. Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah telah memberikan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA,

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2012 TENTANG

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran

2012, No.74 2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KOORDINASI, PENGAWASAN, DAN PEMBINAAN TEKNIS TERHADAP KEPOLI

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tamba

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN,

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG

2017, No Pemberhentian, dan Tata Kerja Penasihat Ahli Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia; Mengingat : Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002

L A P O R A N K I N E R J A

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 21 TAHUN 2014 BUPATI MAJALENGKA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI MAJALENGKA NOMOR 20 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG

2017, No Peraturan Presiden Nomor 6 Tahun 2015 tentang Badan Ekonomi Kreatif (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 7) sebagai

Transkripsi:

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.805, 2012 KEPOLISIAN. Indikator Kinerja Utama. Penyusunan. PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG PENYUSUNAN INDIKATOR KINERJA UTAMA DI LINGKUNGAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Kepolisian Negara Republik Indonesia merupakan salah satu fungsi pemerintahan negara yang melaksanakan tugas di bidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat; b. bahwa untuk melaksanakan tugas, fungsi dan peran serta tanggung jawabnya diperlukan alat untuk mengukur tingkat keberhasilan dan akuntabilitas kinerja sesuai dengan sasaran strategis yang ditetapkan, dan standar baku tentang mekanisme penyusunan indikator kinerja utama; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia tentang Penyusunan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia;

2012, No.805 2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 2, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4168); Menetapkan : 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 90 Tahun 2010 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/ Lembaga (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 152, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5178); 4. Peraturan Presiden Nomor 52 Tahun 2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kepolisian Negara Republik Indonesia; MEMUTUSKAN: PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENYUSUNAN INDIKATOR KINERJA UTAMA DI LINGKUNGAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan ini, yang dimaksud dengan: 1. Kepolisian Negara Republik Indonesia yang selanjutnya disingkat Polri adalah alat negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri. 2. Unit organisasi Polri adalah pengguna anggaran yang bertanggung jawab terhadap pengkoordinasian dalam pelaksanaan program dan kegiatan. 3. Kinerja Unit organisasi Polri adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian sasaran ataupun tujuan unit organisasi Polri sebagai penjabaran dari visi, misi, dan strategi unit organisasi Polri yang mengindikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang ditetapkan. www.djpp.depkumham.go.id

3 2012, No.805 4. Pengukuran Kinerja adalah proses manajemen untuk menilai tingkat pencapaian Indikator Kinerja yang membandingkan target kinerja dengan realisasi kinerja. 5. Pemantauan dan pengendalian kinerja adalah serangkaian kegiatan pengamatan perkembangan kinerja pelaksanaan kegiatan atau program dengan menggunakan infomasi hasil pengukuran kinerja, identifikasi, analisis serta antisipasi masalah yang timbul dan atau akan timbul untuk dapat diambil tindakan sedini mungkin. 6. Sasaran adalah hasil yang ingin dicapai oleh Polri dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur, dalam kurun waktu yang lebih pendek dari tujuan. 7. Program adalah kumpulan kegiatan yang sistematis dan terpadu untuk mendapatkan hasil yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa unit organisasi Polri ataupun dalam rangka kerja sama dengan masyarakat, guna mencapai sasaran tertentu. 8. Kegiatan adalah tindakan nyata dalam jangka waktu tertentu yang dilakukan oleh unit organisasi Polri sesuai dengan kebijakan dan program yang telah ditetapkan dengan memanfaatkan sumber daya yang ada untuk mencapai sasaran dan tujuan tertentu. 9. Keluaran (output) adalah barang atau jasa yang dihasilkan oleh kegiatan yang dilaksanakan untuk mendukung pencapaian sasaran strategis, tujuan program dan kebijakan. 10. Hasil (outcome) adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran dari kegiatan dalam satu program mengacu pada sasaran strategis dan tujuan yang telah ditetapkan. 11. Indikator Kinerja adalah ukuran kuantitatif dan kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu kegiatan dan sasaran yang telah ditetapkan. 12. Indikator Kinerja Utama adalah ukuran keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran strategis organisasi. 13. Satuan Kerja yang selanjutnya disingkat Satker adalah Kuasa Pengguna Anggaran yang merupakan bagian dari suatu unit organisasi Polri yang melaksanakan satu atau beberapa kegiatan dari suatu program. Tujuan Peraturan ini: Pasal 2 a. sebagai pedoman seluruh Kasatker di lingkungan Polri dalam penyusunan IKU sesuai dengan peran, tugas, fungsi dan tanggung jawabnya;

2012, No.805 4 b. terwujudnya keseragaman administrasi dalam tata cara penyusunan IKU; dan c. tercapainya ukuran keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran strategis organisasi guna perbaikan kinerja dan peningkatan akuntabilitas kinerja. Pasal 3 Prinsip-prinsip dalam penyusunan IKU, meliputi: a. legalitas, yaitu penyusunan IKU dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan; b. transparan, yaitu proses penyusunan IKU dilaksanakan secara terbuka dengan mengikutsertakan personel pada Satfungnya; c. akuntabel, yaitu proses penyusunan IKU dapat dipertanggungjawabkan baik dari mulai persiapan, pembahasan sampai dengan penetapan hasil; d. efektif dan efisien, yaitu IKU disusun secara cermat, cepat dan tepat; dan e. proporsional, yaitu IKU ditetapkan dengan mempertimbangkan beban kinerja dan sumber daya. BAB II INDIKATOR KINERJA Bagian Kesatu Syarat dan Kriteria Pasal 4 (1) Syarat Indikator Kinerja meliputi: a. relevan dengan apa yang diukur; b. penting/menjadi prioritas untuk dicapai; dan c. efektif dan layak untuk dianalisis. (2) Relevan dengan apa yang diukur sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, yaitu Indikator Kinerja harus berhubungan dengan apa yang diukur dan secara objektif dapat digunakan untuk pengambilan keputusan atau kesimpulan tentang pencapaian apa yang diukur. (3) Penting/menjadi prioritas untuk dicapai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, yaitu penetapan Indikator Kinerja mengutamakan aspek kepentingan/ prioritas guna menunjukkan keberhasilan, kemajuan, atau pencapaian (accomplishment).

5 2012, No.805 (4) Efektif dan layak untuk dianalisis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, pengumpulan, pengolahan, dan analisis data informasi yang berkaitan dengan Indikator Kinerja dilakukan secara efektif dengan biaya yang layak. Pasal 5 Kriteria Indikator Kinerja yang baik dan cukup memadai meliputi: a. spesifik, yaitu Indikator Kinerja harus sesuai dengan program dan atau kegiatan sehingga mudah dipahami dalam memberikan informasi yang tepat tentang hasil atau capaian kinerja dari kegiatan dan atau sasaran; b. dapat dicapai, yaitu Indikator Kinerja yang ditetapkan merupakan tantangan untuk dicapai/diwujudkan namun bukan hal yang mustahil untuk dicapai dan dalam kendali organisasi Polri; c. relevan, yaitu Indikator Kinerja yang dibuat harus sinergi atau menggambarkan keterkaitan dengan hasil yang akan diukur; d. menggambarkan keberhasilan sesuatu yang dapat diukur, yaitu indikator yang baik merupakan ukuran keberhasilan pencapaian pelaksanaan program/ kegiatan; dan e. dapat dikuantifikasi dan diukur, yaitu indikator ditetapkan dengan angka atau dapat diukur tingkat pencapaiannya. Tipe Indikator Kinerja meliputi: Bagian Kedua Tipe dan Jenis Pasal 6 a. kualitatif, yaitu menggunakan indikator dengan sistem penilaian skala baik, cukup, kurang; b. kuantitatif absolut, yaitu menggunakan indikator penilaian dengan angka absolut; c. persentase, yaitu menggunakan perbandingan angka absolut persentase dari yang diukur dengan populasinya; d. rasio, yaitu membandingkan angka absolut satu dengan angka absolut lain yang terkait; e. rata-rata, yaitu angka rata-rata dari suatu populasi atau total kejadian; dan f. indeks, yaitu angka patokan dari beberapa variabel kejadian berdasarkan rumus tertentu.

2012, No.805 6 Jenis Indikator Kinerja meliputi: Pasal 7 a. Indikator Input, yaitu gambaran mengenai sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan output dan outcome; b. Indikator Proses, yaitu gambaran mengenai usaha/kegiatan yang dilaksanakan untuk menghasilkan barang atau jasa; c. Indikator Keluaran (output), yaitu gambaran mengenai output yang dihasilkan dari suatu kegiatan dalam bentuk barang atau jasa; d. Indikator Hasil (outcome), yaitu gambaran mengenai hasil aktual atau capaian dari barang atau jasa yang dihasilkan; dan e. Indikator Dampak, yaitu gambaran mengenai akibat yang ditimbulkan secara langsung atau tidak langsung dari tercapainya tujuan atau outcome pada tingkat yang lebih tinggi. Indikator Kinerja memiliki fungsi: Bagian Ketiga Fungsi Pasal 8 a. memperjelas tentang apa, berapa dan bagaimana kemajuan pelaksanaan kegiatan/program dan kebijakan unit organisasi Polri yang telah ditetapkan; b. menciptakan konsensus yang dibangun bersama pihak terkait untuk mencegah atau menghindari kesalahan/interpretasi selama pelaksanaan program/kegiatan dalam menilai kinerja unit organisasi Polri; dan c. membangun dasar dalam pengukuran, analisis, dan evaluasi kinerja unit organisasi Polri. BAB Ill PEMILIHAN, PENETAPAN, DAN PENGEMBANGAN Bagian Kesatu Pemilihan dan Penetapan Pasal 9 (1) Penentuan IKU dilakukan melalui proses pemilihan dan penetapan dari beberapa jenis Indikator Kinerja. (2) Pemilihan dan penetapan IKU sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajib mempedomani:

7 2012, No.805 a. sasaran strategis pada dokumen rencana strategis Polri, dokumen rencana strategis Polda, dokumen rencana strategis Satker sesuai tingkatan unit organisasi; b. bidang tugas, fungsi, kewenangan, dan peran Satker; dan c. kebutuhan informasi penyelenggaraan akuntabilitas kinerja. (3) Pemilihan dan penetapan IKU di lingkungan unit organisasi Polri dapat melibatkan pemangku kepentingan dari Satker yang bersangkutan. Pasal 10 (1) Pimpinan organisasi Polri atau Kasatker, memilih dan menentukan kinerja utama atau core area/business yang tertuang dalam tugas, fungsi dan kewenangannya. (2) Pemilihan Kinerja utama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan penetapan tujuan dan sasaran stategis organisasi Polri. Pasal 11 (1) Penetapan IKU di lingkungan Polri sebagai berikut: a. Kapolri menetapkan IKU untuk organisasi Polri; b. Kasatker pada organisasi Polri setingkat eselon I dan eselon II menetapkan Indikator Kinerja utamanya serta Satker yang berada di bawahnya; c. Kepala kepolisian daerah (Kapolda) menetapkan IKU untuk kesatuannya; dan d. Kasatker di lingkungan Polda dan Polres menetapkan IKU untuk kesatuannya. (2) Penetapan IKU sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan untuk: a. memperoleh informasi kinerja yang penting dan di perlukan dalam menyelenggarakan manajemen kinerja secara baik; dan b. memperoleh ukuran keberhasilan dan pencapaian suatu tujuan dan sasaran strategis organisasi Polri yang digunakan untuk perbaikan kinerja dan peningkatan Akuntabilitas kinerja. Pasal 12 Penetapan IKU dapat digunakan oleh organisasi Polri dan satuan kerja di bawahnya dalam beberapa dokumen antara lain: a. perencanaan jangka menengah; b. perencanaan tahunan; c. perencanaan anggaran;

2012, No.805 8 d. penetapan kinerja; e. pengukuran kinerja; f. pelaporan akuntabilitas kinerja; g. evaluasi Akutabilitas kinerja Polri; dan h. hasil pemantauan dan pengendalian kinerja pelaksanaan program dan kegiatan. Dalam menetapkan IKU diperlukan: Pasal 13 a. penyaringan yang berulang-ulang; b. kerja sama; c. pengembangan konsensus; dan d. pemikiran yang hati-hati. Pasal 14 (1) IKU pada setiap tingkatan organisasi Polri disusun dengan tataran sebagai berikut: a. pada tingkat organisasi Polri menggunakan Indikator hasil capaian (outcome) sesuai dengan kewenangan, tugas dan fungsi; b. pada tingkat Satker di lingkungan Mabes Polri setingkat eselon I dan eselon II menggunakan indikator hasil (outcome) dan/atau keluaran (output) yang setingkat lebih tinggi dari keluaran (output) unit kerja dibawahnya; dan c. pada tingkat kesatuan kewilayahan sekurang-kurangnya menggunakan indikator keluaran (output). (2) IKU di lingkungan Polri harus selaras dan sinergi antartingkatan unit organisasi. Pasal 15 (1) Penyusunan IKU dilaksanakan melalui tahapan sebagai berikut: a. mengklarifikasi yang menjadi kinerja utama dengan membuat pernyataan hasil atau tujuan sasaran yang ingin dicapai; b. menyusun daftar awal IKU yang dapat digunakan; c. melakukan penilaian setiap IKU dengan menggunakan skor tertinggi sampai dengan yang terendah pada daftar awal Indikator Kinerja utama; dan d. melakukan pemilihan IKU berdasarkan penilaian tertinggi sehingga dijadikan seperangkat IKU.

9 2012, No.805 (2) Rincian tahapan penyusunan IKU sebagaimana tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dengan peraturan ini. Bagian Kedua Pengembangan Pasal 16 Pengembangan IKU dilakukan apabila terdapat: a. perubahan kebijakan dari pemerintah/pimpinan Polri; b. perkembangan ilmu dan teknologi; c. perubahan program dan kegiatan; d. kebutuhan dalam penganggaran yang berbasis kinerja; dan e. dampak negatif terhadap kinerja organisasi secara keseluruhan. Pasal 17 Pengembangan dan penetapan IKU wajib menggunakan prinsip kehatihatian, kecermatan, dan transparan guna menghasilkan informasi kinerja yang handal. Pasal 18 Dalam hal IKU menimbulkan dampak negatif terhadap kinerja organisasi secara keseluruhan, pimpinan unit organisasi melaporkan kepada unit organisasi di atasnya guna ditentukan pengembangan lebih lanjut untuk perbaikan. BAB IV PEMBlNAAN DAN KOORDINASI Pasal 19 Kapolri bertanggung jawab dalam Pembinaan dan Koordinasi IKU di lingkungan Polri. Pasal 20 (1) Pembinaan dan Koordinasi IKU di lingkungan Polri dilaksanakan oleh Asrena Kapolri. (2) Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui sosialisasi, arahan dan pencerahan dalam pengembangan, penyusunan, dan penetapan IKU. (3) Koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan untuk mengintegrasikan sistem pengukuran kinerja dengan sistem administrasi pemerintahan lainnya berupa perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, penatausahaan dan pertanggungjawaban.

2012, No.805 10 BAB V PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN Pasal 21 Pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan penetapan IKU dilaksanakan sebagai berikut: a. Kapolri melalui Asrena Kapolri, untuk Satker di lingkungan Polri; b. pimpinan unit organisasi pada tingkat eselon I, untuk Satker di bawahnya; dan c. pimpinan Kepolisian Daerah, untuk Satker di bawahnya termasuk Satker kewilayahan. Pasal 22 (1) Pengawasan dan pengendalian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21, dapat berupa: a. analisis dan evaluasi; dan b. pelaporan. (2) Analisis dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a: a. dilaksanakan dengan memperhatikan capaian IKU untuk melengkapi informasi yang dihasilkan dalam pengukuran kinerja; b. dibuat secara berkala dan sederhana dengan meneliti fakta-fakta yang ada baik berupa kendala, hambatan maupun informasi lainnya; dan c. digunakan untuk perbaikan dan peningkatan akuntabilitas kinerja. (3) Pelaporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dilaksanakan dengan mengirimkan IKU yang telah ditetapkan oleh Kasatker di lingkungan Polri kepada Asrena Kapolri secara berjenjang. BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 23 Peraturan Kapolri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

11 2012, No.805 Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Kapolri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Diundangkan di Jakarta pada tanggal 10 Agustus 2012 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 8 Agustus 2012 KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA, TIMUR PRADOPO AMIR SYAMSUDIN

2012, No.805 12 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG PENYUSUNAN INDIKATOR KINERJA UTAMA DI LINGKUNGAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

13 2012, No.805

2012, No.805 14 www.djpp.depkumham.go.id

15 2012, No.805

2012, No.805 16 www.djpp.depkumham.go.id

17 2012, No.805

2012, No.805 18 www.djpp.depkumham.go.id

19 2012, No.805

2012, No.805 20 www.djpp.depkumham.go.id

21 2012, No.805

2012, No.805 22 www.djpp.depkumham.go.id

23 2012, No.805

2012, No.805 24 www.djpp.depkumham.go.id

25 2012, No.805

2012, No.805 26 www.djpp.depkumham.go.id

27 2012, No.805

2012, No.805 28 www.djpp.depkumham.go.id

29 2012, No.805

2012, No.805 30 www.djpp.depkumham.go.id

31 2012, No.805

2012, No.805 32 www.djpp.depkumham.go.id

33 2012, No.805

2012, No.805 34 www.djpp.depkumham.go.id

35 2012, No.805

2012, No.805 36 www.djpp.depkumham.go.id

37 2012, No.805

2012, No.805 38 www.djpp.depkumham.go.id

39 2012, No.805

2012, No.805 40 www.djpp.depkumham.go.id

41 2012, No.805

2012, No.805 42 www.djpp.depkumham.go.id

43 2012, No.805

2012, No.805 44 www.djpp.depkumham.go.id

45 2012, No.805

2012, No.805 46 www.djpp.depkumham.go.id

47 2012, No.805

2012, No.805 48 www.djpp.depkumham.go.id

49 2012, No.805

2012, No.805 50 www.djpp.depkumham.go.id

51 2012, No.805

2012, No.805 52 www.djpp.depkumham.go.id

53 2012, No.805

2012, No.805 54 www.djpp.depkumham.go.id

55 2012, No.805

2012, No.805 56 www.djpp.depkumham.go.id

57 2012, No.805

2012, No.805 58 www.djpp.depkumham.go.id

59 2012, No.805

2012, No.805 60 www.djpp.depkumham.go.id

61 2012, No.805

2012, No.805 62 www.djpp.depkumham.go.id

63 2012, No.805 KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TIMUR PRADOPO