BAB I PENDAHULUAN. Zemool, (Solo: CV. Pustaka Mantiq, 1991), hlm. 64. Nasional. 1 Mahmud Ahmad Sayyed, Mendidik Generasi Qur any, Terj. S. A.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan Islam menurut Suyanto (2008: 83) adalah terbentuknya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membawa bangsa menuju bangsa yang maju. Masa kanak-kanak adalah masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. muda agar kelak dapat menghadapi kehidupan seperti sekarang ini.

BAB I PENDAHULUAN. membangun banyak ditentukan oleh kemajuan pendidikan. secara alamiah melalui pemaknaan individu terhadap pengalaman-pengalamannya

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

BAB I PENDAHULUAN. hlm U. Saefullah, Psikologi Perkembangan dan Pendidikan, CV Pustaka Setia, Bandung, 2012,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kunci utama dalam terlaksananya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya mewujudkan pendidikan karakter di Indonesia yang telah

BAB I. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 2 pasal 3. 2

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. Maka dari itu, potensi manusia diposisikan sebagai makhluk yang istimewa

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. proses optimalisasi yang memerlukan waktu serta tahapan-tahapan tertentu. yang memiliki ilmu pengetahuan yang luas dan berprestasi.

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Menyambung yang Terputus dan Menyatukan yang Tercerai), Alfabeta, Bandung, 2009, hlm. 2.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu proses pendidikan tidak lepas dari Kegiatan Belajar Mengajar

BAB I PENDAHULUAN. Islam yang akan menjadikan pendidikan berkualitas, individu-individu yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan karakter (character building) generasi bangsa. Pentingnya pendidikan

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Pendidikan Strata-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan individu dan masyarakat serta melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. didik kurang inovatif dan kreatif. (Kunandar, 2007: 1)

BAB I PENDAHULUAN. 2003), (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hlm Undang-undang SISDIKNAS (Sistem Pendidikan Nasional) (UU RI No.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. demokratis senantiasa memberi perhatian terhadap pendidikan melalui regulasi yang mengatur

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting bagi manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sebuah negara. Untuk menyukseskan program-program

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1

BAB I PENDAHULUAN. didik, sehingga menghasilkan peserta didik yang pintar tetapi tidak

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pilar utama bagi kemajuan bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 3 Undang-undang RI nomor 20 tahun 2003 (Burhanuddin, 2007: 82), mengungkapkan bahwa:

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

BAB I PENDAHULUAN. Krisis Multidimensional, (Jakarta: PT Bumi Aksara.2011), Hlm. 14.

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I. merupakan persoalan yang belum ada jawabannya secara tuntas.

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang demi tercapainya tujuan bangsa, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu wadah yang didalamnya terdapat suatu

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. interaksi positif antara anak didik dengan nilai-nilai yang akan

2010), hlm. 57. Khayyal, Membangun keluarga Qur ani, (Jakarta : Amzah, 2005), hlm 3. 1 Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Taqwa, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 1. Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), hlm. 7.

BAB I PENDAHULUAN. bidang ekonomi, sosial budaya dan juga pendidikan. kepribadian yang bulat dan untuk membentuk manusia sebagai makhluk

BAB I PENDAHULUAN. persesuaian dengan perkataan khalq yang berarti kejadian, serta erat hubunganya

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. meneruskannya dari generasi ke generasi, akan tetapi diharapkan dapat mengubah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Strata-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk mencerdaskan, kehidupan bangsa dan

BAB 1 PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), hlm M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis,

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah suatu sistem simbol lisan arbitrer yang dipakai oleh anggota

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB 1 PENDAHULUAN. mensosialisasikan kemampuan baru kepada mereka agar mampu. mengantisipasi tuntutan masyarakat yang dinamis. 3

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Maha Esa dan berbudi pekerti luhur. Sebagaimana yang diamanatkan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. diberbagai belahan dunia terutama Negara-negara yang sedang berkembang banyak

BAB I PENDAHULUAN. hlm Ismail SM. Et. All. Paradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2001),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring berkembangnya zaman memberikan dampak yang besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. berilmu sebagaimana termaktub dalam Undang-undang RI No. 20 Tahun tentang Sistem pendidikan Nasional pada BAB 11 pasal 3 yang

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Terpadu di Lingkungan Keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi, dan Masyarakat), AR-Russ Media, Yogjakarta, hlm.26.

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh pendidikan formal informal dan non-formal. Penerapan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter. Hal ini sejalan dengan Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta :

I. PENDAHULUAN. individu. Pendidikan merupakan investasi bagi pembangunan sumber daya. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

Oleh : Sri Admawati K BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu fitrah manusia adalah adanya perasaan saling suka antara lawan

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab I ini, akan memaparkan beberapa sub judul yang akan digunakan

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu yang

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm. 6. 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KELUARGA HARAPAN. Judul Esai PERAN DAN FUNGSI PENDIDIKAN KELUARGA (INFORMAL) DALAM MENCIPTAKAN KELUARGA HARAPAN

2015 MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat memperoleh ilmu pengetahuan serta keterampilan yang berguna untuk masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan Di era saat ini, pendidikan sangatlah memiliki peranan yang penting.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Akhlak merupakan (dasar) utama dalam pembentukan pribadi manusia seutuhnya (Insan Kamil). 1 Manusia lahir tidak hanya dalam bentuk fisik saja tetapi juga berbekal ruh dan akal. Ketiga aspek manusia tersebut harus terpenuhi secara seimbang agar terwujud manusia yang sempurna. Untuk mewujudkan manusia menjadi pribadi yang seutuhnya maka diperlukan adanya pendidikan. Pendidikan di Indonesia diatur dalam UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dalam undang-undang tersebut dinyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. 2 Dalam undang-undang tersebut 1 Mahmud Ahmad Sayyed, Mendidik Generasi Qur any, Terj. S. A. Zemool, (Solo: CV. Pustaka Mantiq, 1991), hlm. 64. Nasional. 2 Undang-Undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan 1

menekankan adanya pendidikan untuk mencapai akhlak yang mulia. Muhammad Athiyah Al Abrasyi mengatakan bahwa pendidikan budi pekerti dan akhlak adalah jiwa dan tujuan utama pendidikan Islam. 3 Dalam pendidikan Islam, yang menjadi sumbernya adalah Al Quran dan Hadits Rasulullah SAW. Nabi Muhammad sendiri diutus oleh Allah untuk menyempurnakan akhlak manusia dengan memberikan tuntunan atau teladan melalui perilaku sehari-hari, termasuk bagaimana Rasulullah mendidik putera puterinya. Anak merupakan amanat yang dititipkan oleh Allah kepada para orang tua. Seorang anak dilahirkan dengan fitrah. Orang tuanyalah yang kemudian berkewajiban untuk mendidik anak tersebut agar tumbuh menjadi anak yang memiliki akhlak yang baik. Pendidikan yang pertama pada anak berlangsung dalam keluarga. Dalam Islam, keluarga dikenal dengan istilah usrah, nasl, ali dan nasb. 4 Selain itu keluarga merupakan persekutuan hidup berdasarkan perkawinan yang sah terdiri dari suami dan istri yang juga selaku orang tua dari anak-anak yang dilahirkannya. Dalam pembinaan keluarga sejahtera, prinsip-prinsip akhlak perlu 3 Abuddin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), hlm.156 4 Abdul Mujib, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana, 2010), hlm.226. 2

ditegakkan dengan melaksanakan kewajiban-kewajiban moral yang menjadi kemestian baginya. 5 Orang tua mempunyai kewajiban terhadap anak-anaknya tidak hanya dalam memenuhi kebutuhan biologis saja tetapi lebih dari itu. Kebutuhan ruhani juga harus dipenuhi oleh orang tua dalam rangka menjadikan manusia sebagai hamba Allah. Keluarga merupakan suatu kesatuan sosial terkecil yang dimiliki oleh manusia sebagai makhluk sosial. Inti dari keluarga adalah ayah, ibu dan anak. 6 Sebagi lembaga yang paling inti dalam kahidupan seorang anak, orang tualah yang paling sering bersosialisasi dengan anak sejak anak itu dilahirkan. Sehingga setiap perilaku orang tua akan menjadi contoh bagi anak. Apabila seorang anak dibiasakan sejak kecil dengan hal-hal yang baik maka anak itu akan tumbuh dengan baik pula. Sehingga orang tua perlu mendidik anak dengan sebaik-baiknya sejak dini. Kewajban orang tua juga memberikan nafkah yang halal bagi anak-anaknya. Orang tua bekerja agar dapat memenuhi kebutuhan anggota keluarganya. Berbagai pekerjaan dilakukan oleh orang tua seperti bertani, berdagang, menjadi nelayan, pegawai dan lain-lain. Namun bagi sebagian orang karena alasan tertentu mereka lebih memilih menjadi tenaga kerja Indonesia yang bekerja di luar negeri untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. hlm. 146. 5 Hamzah Ya qub, Etika Islam, (Bandung : CV. Diponegoro, 1991), 6 Mujib, Ilmu Pendidikan Islam, hlm. 226. 3

Indonesia termasuk salah satu negara yang mengirimkan pekerja migran terbesar ke luar negeri. Menurut IOM (International Organitation for Migration) jumlah tenaga kerja migran Indonesia (TKI) tahun 2010 tercatat 2.800.000 jiwa dengan sebaran negara tujuan seperti Malaysia, Arab Saudi, Taiwan, Singapura, Republik Korea dan Emirat Arab. 7 Data tersebut menunjukkan besarnya minat warga negara Indonesia untuk bekerja di luar negeri baik pada sektor formal maupun informal. Kendal merupakan daerah kantong TKI kedua di Jawa Tengah setelah Cilacap. Banyak dari warga Kendal yang mengadu nasib di berbagai negara di luar negeri agar dapat memeperoleh penghidupan yang layak. Kabid Transmigrasi Pelatihan dan Penempatan Tenaga Kerja Supardi mengatakan, kebanyakan TKI bekerja pada sektor nonformal, sebagai pembantu rumah tangga. Sektor nonformal lebih diminati karena tidak memerlukan keterampilan khusus. Pada 2012 dan 2013, warga Kendal yang jadi TKI sekitar 5.000-6.000 orang. Mereka berangkat melalui sejumlah PJTKI ke Hongkong, Taiwan, Singapura, dan Malaysia. 8 Berbagai motivasi menjadi pendorong tingginya angka tenaga migran dari daerah ini. Dengan menjadi TKI yang bekerja 7 Abdul Kholiq, Dialektika dan Motivasi TKW Bekerja ke Arab Saudi, (Semarang: IAIN Walisongo, 2011), hlm. 3. 8 Redaksi, Tiap Tahun, 5000 Orang Kendal Jadi TKI, Suara Merdeka, (Semarang, 23 Agustus 2014) 4

di luar negeri, secara otomatis baik ayah ataupun ibu atau keduaduanya harus meninggalkan anak-anak mereka dalam asuhan orang tua tunggal maupun dalam asuhan orang lain ketika kedua orang tuanya semua menjadi TKI. Salah satu lembaga pendidikan formal yang ada di daerah Pegandon adalah MTs NU 06 Sunan Abinawa Pegandon. Sekolah ini merupakan sekolah berbasis Islam yang mengedepankan pendidikan dan pembinaan akhlak pada siswanya. Sekolah ini menjadi sekolah rujukan bagi para orang tua yang ingin memberikan pendidikan bagi anak-anaknya yang tidak hanya memberikan pelajaran umum semata tetapi juga pendidikan agama secara seimbang. Siswa yang bersekolah disini datang dari berbagai desa dan latar belakang keluarga yang berbeda termasuk yang orang tuanya bekerja sebagai TKI ke luar negeri. Dari latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Studi Komparasi Antara Akhlak Anak Non TKI dan TKI di MTs NU 06 Sunan Abinawa Pegandon Kendal. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah merupakan suatu pertanyaan yang dikemukakan oleh peneliti yang akan dicari jawabanya melalui pengumpulan data dan rumusan masalah harus didasarkan pada 5

masalah. 9 Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah akhlak anak non TKI di MTs NU 06 Sunan Abinawa Pegandon Kendal? 2. Bagaimanakah akhlak anak TKI di MTs NU 06 Sunan Abinawa Pegandon Kendal? 3. Adakah perbedaan antara akhlak anak non TKI dan TKI di MTs NU 06 Sunan Abinawa Pegandon Kendal? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diaatas maka tujuan penelitian ini adalah untuk: 1. Mengetahui akhlak anak non TKI di MTs NU 06 Sunan Abinawa Pegandon Kendal. 2. Mengetahui akhlak anak TKI di MTs NU 06 Sunan Abinawa Pegandon Kendal. 3. Mengetahui adanya perbedaan antara akhlak pada anak non TKI dan TKI di MTs NU 06 Sunan Abinawa Pegandon Kendal. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan yang baru dalam bidang 9 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm. 55. 6

pendidikan terutama pada perbedaan akhlak antara anak-anak yang orang tuanya merantau keluar negeri atau bekerja sebagai TKI 2. Manfaat Praktis Bagi Guru: a. Sebagai bahan informasi bagi guru dalam membina akhlak siswa yang orang tuanya bekerja sebagai TKI maupun yang non TKI. b. Sebagai motivator bagi guru dalam meningkatkan pembinaan akhlak siswa Bagi sekolah: a. Sebagai masukan ilmiah bagi sekolah, dalam mengembangkan pembinaan terhadap akhlak para siswa b. Penelitian ini diharapkan dapat menambah khazanah keilmuan tentang studi akhlak Bagi siswa: a. Meningkatkan kesadaran bagi siswa agar memiliki akhlak yang lebih baik lagi. b. Dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa 7