PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

dokumen-dokumen yang mirip
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT. Nomor 11 Tahun 2007 Seri E Nomor 11 Tahun 2007 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR 11 TAHUN 2007

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG

KABUPATEN BUTON UTARA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN ALOKASI DANA PERIMBANGAN DESA DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU SELATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 20 TAHUN 2009 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG ALOKASI DANA DESA (ADD) DI KABUPATEN CIAMIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 26

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 7 TAHUN 2008

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA SELATAN NOMOR 16 TAHUN 2006 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA SELATAN,

B U P A T I N G A W I PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 22 TAHUN 2006 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG DANA BAGI HASIL PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH BAGI DESA DAN ALOKASI DANA DESA

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

P E R A T U R A N D A E R A H

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ALOR NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

11 LEMBARAN DAERAH Januari KABUPATEN LAMONGAN 4/E 2006 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR : 04 TAHUN 2006 TENTANG ALOKASI DANA DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

WALIKOTA TIDORE KEPULAUAN

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 20 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK SUMBER PENDAPATAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 14 TAHUN 2009 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2006 NOMOR : 9 SERI : E.6 PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 9 TAHUN 2006 TENTANG KEUANGAN DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2007 SERI E =================================================================

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2009 NOMOR 9 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG KEUANGAN DESA

PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI REMBANG,

PEMERINTAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR

BUPATI REMBANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2010 SERI E.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 14 TAHUN 2006 TENTANG SUMBER SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PACITAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG Nomor : 26 Tahun 2008 PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI TIMUR TAHUN 20 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2007

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PINRANG NOMOR : 6 TAHUN 2008

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KERINCI TAHUN 2007 NOMOR 5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KERINCI NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG ALOKASI DANA DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BIMA NOMOR 4 TAHUN 2008

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEKADAU NOMOR 09 TAHUN 2007 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEKADAU,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 7 TAHUN 2007 SERI E.3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAN SUMBER PENDAPATAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN MAMUJU Jl. Soekarno Hatta No. 17 Telp (0426) Kode Pos Mamuju

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLUNGKUNG NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI LAMPUNG TENGAH PROVINSI LAMPUNG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PERIMBANGAN KEUANGAN KABUPATEN DAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG DANA ALOKASI UMUM DESA

PEMERINTAH KABUPATEN PARIGI MOUTONG

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

BUPATI TAPIN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 08 TAHUN 2012 TENTANG SUMBER-SUMBER PENDAPATAN DAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN

PEMERINTAH KABUPATEN KAYONG UTARA

BUPATI KUNINGAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG KEUANGAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS,

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BENGKULU TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BURU NOMOR 32 TAHUN 2007 TENTANG KEUANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BURU,

BUPATI KARO PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 11 TAHUN 2017

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG RUMUSAN DAN PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN ALOKASI DANA DESA DI KABUPATEN SITUBONDO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 26 TAHUN 2006 TENTANG PERIMBANGAN KEUANGAN KABUPATEN DAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 3 TAHUN 2006 TENTANG BAGI HASIL PAJAK KABUPATEN KEPADA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : a.

PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BANJAR,

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 14 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 01 TAHUN 2011 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGANJUK,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 10 TAHUN 2007 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DAN KEKAYAAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI,

BUPATI KARO PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI KARO NOMOR 14 TAHUN 2018 TENTANG

BUPATI BONDOWOSO PROVINSI JAWA TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG BAGI HASIL PAJAK DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH UNTUK DESA DI WILAYAH KABUPATEN CIAMIS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 18 TAHUN 2006 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKAYANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 12 TAHUN 2007 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PAKPAK BHARAT,

BUPATI SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DESA

BUPATI PANGANDARAN PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG

BUPATI WONOGIRI PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOGIRI,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PERIMBANGAN KEUANGAN KABUPATEN DAN DESA

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 15 TAHUN 2006

BUPATI JEPARA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG SUMBER PENDAPATAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 10 TAHUN 2012

Transkripsi:

1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG ALOKASI DANA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT, Menimbang: a. Bahwa untuk menjamin terselenggaranya urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Kepala Desa harus didukung dengan sumber pendanaan,sarana dan prasarana; b. Bahwa berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah Pasal 212 ayat (3),salah satu sumber pendapatan desa adalah bagi hasil pajak daerah dan retribusi daerah Kabupaten/Kota,bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh Kabupaten/Kota,dan bantuan dari Pemerintah,Pemerintah Provinsi,dan Pemerintah Kabupaten/Kota; c. Bahwa untuk mendanai kebutuhan desa dalam penyelenggaraan pembangunan di desa yang sesuai dengan kewenangan desa dan kepentingan masyarakat setempat sebagai konsekuensi penyerahan urusan pemerintahan dari Kabupaten kepada Desa,perlu adanya Alokasi Dana Desa; d. Bahwa berdasarkan pertimbangan yang dimaksud pada huruf a,b,dan c di atas,membentuk Peraturan Daerah tentang Alokasi Dana Desa; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

2 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang -Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kabupaten Bandung Barat di Provinsi Jawa Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 14,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4688); 7. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 118,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4138); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4503); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4587);

3 11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah,sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah; 12. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Barat Nomor 3 Tahun 2008 tentang Prosedur Pembentukan Produk Hukum Daerah ( Lembaran Daerah Kabupaten Bandung Barat Tahun 2008 Nomor 3, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Bandung Barat Nomor 2); 13. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Barat Nomor 7 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Kabupaten Bandung Barat (Lembaran Daerah Kabupaten Bandung Barat Tahun 2008 Nomor 7); Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT dan BUPATI BANDUNG BARAT MEMUTUSKAN: MENETAPKAN : PERATURAN DAERAH TENTANG ALOKASI DANA DESA BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kabupaten Bandung Barat. 2. Bupati adalah Bupati Bandung Barat. 3. Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

4 4. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah 5. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah,selanjutnya disingkat DPRD,adalah Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. 6. Desa atau yang disebut dengan nama lain,selanjutnya disebut desa,adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwewenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat,berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 7. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat,berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 8. Pemerintah Desa atau yang disebut dengan nama lain adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa. 9. Badan Permusyawaratan Desa atau yang disebut dengan nama lain,selanjutnya disingkat BPD,adalah lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa. 10. Lembaga Kemasyarakatan,atau yang disebut dengan nama lain adalah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan merupakan mitra pemerintah desa dalam memberdayakan masyarakat. 11. Dana Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah,selanjutnya disebut dana perimbangan,adalah dana yang bersumber dari APBN yang dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. 12. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah,yang selanjutnya disingkat APBD,adalah suatu rencana keuangan tahunan Daerah yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. 13. Musrenbang Desa adalah forum antar pelaku di desa dalam rangka menyusun rencana pembangunan desa. 14. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa,yang selanjutnya disebut APBDesa adalah rencana keuangan tahunan Pemerintahan Desa yang dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Desa dan BPD,yang ditetapkan dengan Peraturan Desa.

5 15. Alokasi Dana Desa(ADD) adalah perolehan bagian keuangan desa dari Kabupaten. 16. Alokasi Dana Desa Minimal adalah dana minimal yang diterima oleh masingmasing desa dan dibagikan dengan jumlah yang sama menurut asas merata. 17. Alokasi Dana Desa Proporsional(ADDP) yang diterima suatu desa ditentukan berdasarkan perkalian total dana variable yang ditetapkan dalam APBD dengan porsi desa yang bersangkutan menurut asas keadilan. 18. Dana Alokasi Khusus Desa,yang selanjutnya disingkat DAK Desa,adalah dana yang berasal APBD yang dialokasikan kepada Desa tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan desa dan sesuai dengan prioritas Daerah. 19. Pajak Daerah adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang,yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku,yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dan pembangunan daerah. 20. Retribusi Daerah adalah pungutan daerah sebagai pembayaran atas jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan. 21. Rencana Pembangunan Tahunan Desa,yang selanjutnya disebut Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKP Desa),adalah dokumen perencanaan desa untuk periode 1(satu) tahun. Pasal 2 (1) Alokasi Dana Desa dimaksudkan untuk membiayai program Pemerintahan Desa dalam melaksanakan kegiatan pemerintahan,pembangunan,dan pemberdayaan masyarakat. (2) Tujuan dari diberikannya Alokasi Dana Desa adalah: a. Meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan desa dalam melaksanakan pelayanan pemerintahan,pembangunan dan kemasyarakatan sesuai kewenangannya; b. Meningkatkan kemampuan lembaga kemasyarakatan di desa dalam perencanaan,pelaksanaan dan pengendalian pembangunan secara partisipatif sesuai dengan potensi desa; c. Meningkatkan pemerataan pendapatan,kesempatan bekerja dan kesempatan berusaha bagi masyarakat desa; d. Mendorong peningkatan swadaya gotong-royong masyarakat.

6 (3) Kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a adalah sebagaimana dimaksud pada Pasal 206 huruf b Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. BAB II PRINSIP KEBIJAKAN Pasal 3 (1) Alokasi Dana Desa merupakan konsekuensi pembagian tugas antara Pemerintah Daerah dan Pemerintah Desa. (2) Alokasi Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan suatu sistem yang menyeluruh dalam rangka pendanaan penyelenggaraan asas Desentralisasi dan Tugas Pembantuan. (3) Prinsip pengelolaan Alokasi Dana Desa: a. Pengelolaan keuangan alokasi dana desa merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pengelolaan keuangan desa dalam APBDesa; b. Seluruh kegiatan yang didanai oleh alokasi dana desa direncanakan,dilaksanakan dan dievaluasi secara terbuka dengan melibatkan seluruh unsur masyarakat di desa; c. Seluruh kegiatan harus dapat dipertanggungjawabkan secara administratif,teknis dan hukum; d. Alokasi dana desa dilaksanakan dengan menggunakan prinsip hemat,terarah dan terkendali. BAB III SUMBER PENDAPATAN DESA Pasal 4 (1) Sumber pendapatan desa terdiri atas: a. Pendapatan asli desa,terdiri dari hasil usaha desa,hasil kekayaan desa,hasil swadaya dan partisipasi,hasil gotong-royong dan lain-lain pendapatan asli desa yang sah; b. Bagi hasil pajak daerah Kabupaten minimal 10%(sepuluh per seratus) untuk desa dan dari retribusi Kabupaten sebagian diperuntukkan bagi desa; c. Bagian dari dana perimbangan keuangan Pusat dan Daerah yang diterima oleh Kabupaten untuk desa minimal 10% ( sepuluh per seratus ),yang pembagiannya untuk setiap desa secara proporsional;

7 d. Bantuan keuangan dari Pemerintah,Pemerintah Provinsi,dan Pemerintah Kabupaten dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan; e. Hibah dan sumbangan dari pihak ketiga yang tidak mengikat. (2) Bantuan keuangan dari Pemerintah,Pemerintah Provinsi,dan Pemerintah Kabupaten sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d disalurkan melalui kas desa. (3) Sumber pendapatan desa yang telah dimiliki dan dikelola oleh desa tidak dibenarkan diambil alih oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah. (4) Prosentase yang dimaksud tersebut pada ayat (1) huruf c tidak termasuk Dana Alokasi Khusus (DAK) Desa dan Belanja Pegawai. (5) Diagram sumber sumber pendapatan desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam lampiran yang tidak terpisahkan dari peraturan daerah ini. Pasal 5 Kekayaan desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf a terdiri atas: a. Tanah kas desa; b. Pasar desa; c. Pasar hewan; d. Tambatan perahu; e. Bangunan desa; f. Pelelangan ikan yang dikelola oleh desa;dan g. Lain-lain kekayaan milik desa. Pasal 6 Sumber pendapatan daerah yang berada di desa baik pajak maupun retribusi yang sudah dipungut oleh Provinsi atau Kabupaten tidak dibenarkan adanya pungutan tambahan oleh pemerintah desa. Pasal 7 1) Dana Alokasi Khusus(DAK) Desa dapat dialokasikan dari APBD kepada desa tertentu untuk membantu membiayai kebutuhan khusus,insentif dan disinsentif dengan memperhatikan tersedianya dana dalam APBD. 2) Dana Alokasi Khusus(DAK) Desa dapat dialokasikan dalam rangka pelaksanaan tugas pembantuan. 3) Ketentuan lebih lanjut mengenai DAK Desa diatur dengan Peraturan Bupati.

8 Pasal 8 (1) Pemberian hibah dan sumbangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1) huruf e tidak mengurangi kewajiban-kewajiban pihak penyumbang kepada desa. (2) Sumbangan yang berbentuk barang,baik barang bergerak maupun barang tidak bergerak dicatat sebagai barang inventaris kekayaan milik desa sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. (3) Sumbangan yang berbentuk uang dicantumkan di dalam APBDesa. BAB IV ALOKASI DANA DESA Pasal 9 (1) Besaran kenaikan persentase Alokasi Dana Desa dapat disesuaikan setiap tahun didasarkan pada kemampuan daerah. (2) Besaran kenaikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan oleh Pemerintah Daerah setelah mendapat persetujuan DPRD. Pasal 10 (1) Besaran Alokasi Dana Desa adalah paling sedikit 10%(sepuluh perseratus) dari dana perimbangan pusat dan daerah yang diterima oleh Kabupaten untuk Desa yang pembagiannya untuk setiap desa secara proporsional. (2) Besaran Alokasi Dana Desa untuk masing-masing desa ditentukan berdasarkan penjumlahan Alokasi Dana Minimal (ADDM) dan Alokasi Dana Desa Proporsional(ADDP). (3) Untuk mendapatkan Alokasi Dana Desa,desa mampu melaksanakan kegiatan sebagai berikut : a. Desa mampu menyelenggarakan Musrenbang Desa pada setiap bulan Januari dalam rangka penyusunan Rencana Kerja Pembangunan (RKP) desa yang menghasilkan kesepakatan tentang program,kesepakatan tentang kegiatan,kesepakatan tentang alokasi biaya untuk kegiatan,dan kesepakatan tentang delegasi masyarakat desa yang akan terlibat dalam musrenbang Kecamatan; b. Kepala Desa mampu menyusun rancangan akhir RKP desa berdasarkan hasil musrenbangdes dan menetapkannya dengan peraturan desa; c. Peraturan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat 3 huruf b,ditindaklanjuti dengan keputusan Kepala Desa;

9 d. Desa mampu secara benar mengajukan usulan kegiatan di luar kewenangan desa dalam RKP desa diajukan kepada Pemerintah Kabupaten melalui musrenbang Kecamatan; e. Desa mampu secara baik dan benar menyusun laporan dan melakukan pertanggungjawaban kegiatan selama setahun di akhir tahun anggaran. Pasal 11 (1) ADD Minimal adalah dana minimal yang diterima oleh masing-masing desa dan dibagikan dengan jumlah yang sama menurut asas merata. (2) Besaran ADD Minimal (ADDM) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebesar 60%(enam puluh persen) dari besaran total Alokasi Dana Desa. (3) Besaran ADD Proporsional adalah 40%(empat puluh persen) dari besaran Alokasi Dana Desa. (4) ADD Proporsional adalah diterima suatu desa ditentukan berdasarkan perkalian total dana variable yang ditetapkan dalam APBD dengan porsi desa yang bersangkutan menurut asas keadilan. (5) Porsi desa sebagaimana dimaksud pada ayat (4) merupakan proporsi bobot desa yang bersangkutan terhadap jumlah bobot semua desa di Kabupaten Bandung Barat. (6) Bobot desa ditentukan dan dihitung dengan mempertimbangkan potensi desa,kebutuhan desa,pengentasan kemiskinan,keadilan dan pemerataan,berdasarkan: a. Kelompok variable independen utama,yang menggambarkan beban pelayanan publik dan pembangunan yang sifatnya dasar; b. Kelompok variable independen tambahan,beban pelayanan publik dan pembangunan yang ditanggung desa akibat kewenangan yang dimilikinya,akibat kondisi unik setiap desa yang terkait dengan tujuan tahunan yang ingin dicapai desa; (7) Yang dimaksud dengan kelompok variable independen utama adalah sebagai berikut: a. Kemiskinan; b. Pendidikan dasar; c. Kesehatan;dan d. Keterjangkauan desa. (8) Yang dimaksud dengan kelompok variable independen tambahan adalah sebagai berikut: a. Penduduk; b. Luas wilayah;

10 c. Potensi ekonomi; d. Partisipasi masyarakat; e. Jumlah unit komunitas di desa ( Dusun,Jorong,RW dan RT). (9) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara teknis perhitungan dan rumusan Alokasi Dana Desa diatur dengan Peraturan Bupati. Pasal 12 (1) Alokasi Dana Desa untuk masing-masing desa ditentukan dengan rumus sebagai berikut: Alokasi Dana Desa I = ADDM + ADDPi Dimana ADDPi = { X1.VU1 + X2.VTi }.TADDP;x1+x2=1 Dengan ADDM VUi VTi X1 X2 ADDPi TADDP = Alokasi Dana Desa Minimal = Skor Variabel Independent Utama Desa i = Skor Variabel Independent Tambahan Desa i = Bobot Untuk Variabel Independent Utama = Bobot Untuk variable Independent Tambahan = Alokasi Dana Desa Proporsional Desa i = Total Alokasi Dana Desa Proporsional (2) Besar skor dan bobot variable independent utama dan variable independent tambahan akan ditetapkan dengan Peraturan Bupati. (3) Hasil akhir perhitungan dan Alokasi Dana Desa untuk setiap desa diinformasikan kepada seluruh desa sebelum masa penyusunan rencana tahunan desa dimulai. Pasal 13 (1) Alokasi Dana Desa akan diberikan secara bertahap sesuai dengan rencana kerja tahunan desa hasil musyawarah pemerintah desa dengan masyarakat desa.

11 (2) Mekanisme penyaluran secara teknis yang menyangkut penyimpanan,nomor rekening,transfer,surat Permintaan Pembayaran,mekanisme pengajuan dan lain-lain diatur lebih lanjut melalui Peraturan Bupati. Pasal 14 (1) Penggunaan Alokasi Dana Desa adalah sebagai berikut: a. 70%(tujuh puluh persen) dari alokasi dana desa digunakan untuk pembiayaan pelayanan publik berupa pembangunan fisik di desa,terutama dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia,pengentasan kebodohan dan kemiskinan,serta pengembangan ekonomi desa; b. 30%(tiga puluh persen) digunakan untuk biaya operasional pemerintahan desa. (2) Bentuk penyediaan pelayanan publik sebagaimana dimaksud ayat (1) berupa kegiatan fisik dan non fisik dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB V PELAKSANAAN Pasal 15 (1) Alokasi Dana Desa digunakan untuk meningkatkan kemampuan pemerintah desa dalam menyediakan pelayanan publik yang menjadi skala prioritas kebutuhan masyarakat desa. (2) Penggunaan Alokasi Dana Desa harus diketahui dan dimusyawarahkan oleh masyarakat dalam proses perencanaan tahunan desa. (3) Semua penerimaan dan pengeluaran Alokasi Dana Desa dicatat dan dikelola dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa) (4) APBDesa,perubahan APBDesa,dan perhitungan APBDesa ditetapkan dengan Peraturan Desa. Pasal 16 (1) Pelaksana kegiatan pelayanan publik di desa adalah pemerintah desa. (2) Mitra kerja pemerintah desa dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan adalah lembaga kemasyarakatan yang ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa. (3) Pemerintah Desa bertanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan pelayanan public desa.

12 BAB VI PERTANGGUNGJAWABAN Pasal 17 (1) Kepala Desa bertanggungjawab atas pengelolaan Alokasi Dana Desa kepada Bupati. (2) Kepala Desa melaporkan penggunaan Alokasi Dana Desa kepada Bupati paling lambat pada akhir tahun anggaran. (3) Kepala Desa memberikan laporan keterangan pertanggungjawaban kepada BPD. BAB VII PENGAWASAN Pasal 18 (1) Badan Permusyawaratan Desa (BPD) melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan desa dan peraturan Kepala Desa (2) Pengawasan fungsional dilakukan oleh lembaga pengawas sesuai dengan keteentuan perundang-undangan. BAB VIII PENGHARGAAN DAN SANKSI Pasal 19 (1) Pemerintah Kabupaten memberikan perhargaan bagi desa yang berhasil melaksanakan kegiatan sebagaimana rencana kerja tahunan yang disampaikan. (2) Pemerintah Kabupaten memberikan sanksi bagi desa yang kurang berhasil melaksanakan kegiatan sebagimana rencana kerja tahunan yang disampaikan. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai penghargaan atau sanksi,sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2),diatur dengan Peraturan Bupati. Pasal 20 Segala bentuk tindak pidana yang terkait dengan pengelolaan keuangan desa akan ditindak secara hukum sesuai ketentuan peraturan perundangan.

13 BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 21 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini,sepanjang mengenai teknis pelaksanaan,diatur dengan Peraturan Bupati. Pasal 22 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan,yang mulai dilaksanakan selambat-lambatnya 1 tahun setelah Peraturan Daerah ini diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya,memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan menempatkannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Bandung Barat. Ditetapkan di Bandung Barat Pada tanggal 9 November 2009 BUPATI BANDUNG BARAT, Ttd ABUBAKAR Diundangkan di Bandung Barat Pada tanggal 9 November 2009 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT, Ttd MAS ABDUL KOHAR LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT TAHUN 2009 NOMOR 15

14

15 LAMPIRAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR : 15 TAHUN 2009 TANGGAL : 9 NOVEMBER 2009 TENTANG : ALOKASI DANA DESA DIAGRAM SUMBER PENDAPATAN DESA PENDAPATAN DESA DAN SUMBER-SUMBERNYA PENDAPATAN ASLI DESA ( PAD ) a. Hasil Usaha Desa b. Hasil Kekayaan Desa c. Hasil swadaya dan Partisipasi d. Hasil Gotong Royong e. Lain-lain pendapatan desa yang sah BELANJA DESA DAN PENGGUNAANNYA : Diatur dengan kebijakan Pemerintah Desa DANA PERIMBANGAN DESA ALOKASI DANA DESA Penerimaan pajak daerah ( minimal 10% ) Retribusi tertentu daerah ( sebagian ) Dana perimbangan keuangan pusat dan daerah ( minimal 10% ) DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) DESA ALOKASI DANA DESA ADD MINIMAL ( 60 %) ADD PROPORSIONAL ( 40% ) ALOKASI DANA DESA 70% Pelayanan Publik ( fisik & non fisik ) 30% Operasional Pemerintahan Desa Diatur Amanat dari Pemberi Tugas Pembantuan HIBAH, SUMBANGAN, LAIN-LAIN Diatur dengan kebijakan Pemerintah Desa

16