KLASIFIKASI PENGUKURAN DAN UNSUR PETA

dokumen-dokumen yang mirip
Pemetaan dimana seluruh data yg digunakan diperoleh dengan melakukan pengukuran-pengukuran dilapangan disebut : Pemetaan secara terestris Pemetaan yan

Metode Ilmu Ukur Tanah

Home : tedyagungc.wordpress.com

Ilmu Ukur Tanah (Plan Survaying)

Peta Topografi. Legenda peta antara lain berisi tentang : a. Judul Peta

BAB II LANDASAN TEORI

Pemetaan Situasi dengan Metode Koordinat Kutub di Desa Banyuripan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten

TACHIMETRI. Pengukuran titik detil tachimetri adalah suatu pemetaan detil. lengkap (situasi) yaitu pengukuran dengan menggunakan prinsip

Pengantar Surveying kelas Teknik Sipil

PENGENALAN MACAM-MACAM PENGUKURAN SITUASI

Tugas 1. Survei Konstruksi. Makalah Pemetaan Topografi Kampus ITB. Krisna Andhika

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

Pemetaan situasi dan detail adalah pemetaan suatu daerah atau wilayah ukur

Definisi, notasi, glossary. Program D3/D4 Teknik Sipil FTSP ITS. Kode Nama Mata Kuliah 1

BAB 2 STUDI REFERENSI. Gambar 2-1 Kamera non-metrik (Butler, Westlake, & Britton, 2011)

Gambar Sket posisi sudut di sebelah kanan arah jalur ukuran polygon terbuka terikat

MEMBACA DAN MENGGUNAKAN PETA RUPABUMI INDONESIA (RBI)

Pengukuran Tachymetri Untuk Bidikan Miring

ILMU UKUR TANAH. Oleh: IDI SUTARDI

SALMANI SALEH ILMU UKUR TANAH

Bab III KAJIAN TEKNIS

PETA TOPOGRAFI. Oleh Ign. Sudarno

SURVEYING (CIV 104) PERTEMUAN 1 : PENDAHULUAN. UNIVERSITAS PEMBANGUNAN JAYA Jl. Boulevard Bintaro Sektor 7, Bintaro Jaya Tangerang Selatan 15224

Pertemuan 3. Penentuan posisi titik horizontal dan vertikal

dimana, Ba = Benang atas (mm) Bb = Benang bawah (mm) Bt = Benang tengah (mm) D = Jarak optis (m) b) hitung beda tinggi ( h) dengan rumus

GEOGRAFI TEKNIK Untuk SMA Kelas XII Sistem KTSP 2013/2014

A. Peta 1. Pengertian Peta 2. Syarat Peta

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan PP No.24/1997 dan PMNA / KBPN No.3/1997, rincian kegiatan pengukuran dan pemetaan terdiri dari (Diagram 1-1) ;

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

Modul 10 Garis Kontur

MODUL PRAKTIKUM MAHASISWA

Bab 7. Peta Topografi 2012

PANDUAN PRAKTIKUM NAVIGASI DARAT

Dasar-dasar Pemetaan Pemahaman Peta

METODA-METODA PENGUKURAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. bentuk spasial yang diwujudkan dalam simbol-simbol berupa titik, garis, area, dan

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I.2. Maksud dan Tujuan

PENGUKURAN BEDA TINGGI / SIPAT DATAR

UJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran 2011/2012 SOAL TEORI KEJURUAN

UJIAN NASIONAL Tahun Pelajaran 2011/2012 SOAL TEORI KEJURUAN

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Tinjauan Umum Deformasi

Kerangka kontrol horizontal

BAB. I Kompas Geologi

Kuliah Pengantar Surveying

Materi : Bab II. KARTOGRAFI Pengajar : Ir. Yuwono, MS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

CONTOH LAPORAN PRAKTIKUM SURVEY PENGUKURAN MENGGUNAKAN ALAT WATERPAS

Bahan ajar On The Job Training. Penggunaan Alat Total Station

PEMETAAN SITUASI DENGAN PLANE TABLE

BAB III NAVIGASI MAHASISWA PECINTA ALAM SUNAN AMPEL (MAPALSA) UIN SUNAN AMPEL DALAM MENENTUKAN ARAH KIBLAT

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

PEDOMAN PENEGASAN BATAS DAERAH

BEBERAPA PEMIKIRAN TENTANG SISTEM DAN KERANGKA REFERENSI KOORDINAT UNTUK DKI JAKARTA. Hasanuddin Z. Abidin

TIM PENYUSUN LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH DENGAN WATERPASS MEI 2014

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Peta merupakan gambaran dari permukaan bumi yang diproyeksikan

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. B. Tujuan Praktikum

METODE PENGUKURAN TRIANGULASI

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

UPN VETERAN YOGYAKARTA FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL PROGRAM STUDI/JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

Kesalahan Sistematis ( Systhematical error ) Kesalahan acak ( Random error ) Kesalahan besar ( Blunder )

Pengukuran dan Pemetaan Hutan : PrinsipAlat Ukur Tanah

ILMU UKUR TANAH. Oleh: IDI SUTARDI

BAB III KAJIAN TEKNIS

BAB III TEKNOLOGI LIDAR DALAM PEKERJAAN EKSPLORASI TAMBANG BATUBARA

VISUALISASI 3D LAHAN RENCANA PROYEK UNTUK PERHITUNGAN VOLUME GALIAN DAN TIMBUNAN

MAKALAH SURVEY DAN PEMETAAN

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI... iii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... x. PETA KEDUDUKAN BAHAN AJAR... xi. GLOSARIUM...

KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

PROPOSAL KEGIATAN SURVEI PENGUKURAN DAN PEMETAAN

TEKNIK SURVEI DAN PEMETAAN JILID 1

BENTUK BUMI DAN BIDANG REFERENSI

APA ITU ILMU UKUR TANAH?

BAB III METODE PELAKSANAAN

SURVEI DAN PEMETAAAN HUTAN KULIAH 3 - PENGUKURAN

C I N I A. Survei dan Pemetaan Untuk Perencanaan Jaringan Gas Bumi Bagi Rumah Tangga Menggunakan Metode Terrestrial dan Fotogrametri Jarak Dekat

TUJUAN : INFASTRUKTUR : JARINGAN JALAN JARINGAN IRIGASI JARINGAN RAWA PEMUKIMAN

PETA TOPOGRAFI DAN PEMBACAAN KONTUR

ba - bb j Gambar Pembacaan benang jarak pada bak ukur

BAB I PENGANTAR. Universitas Gadjah Mada 1

P E N G U K U R A N S I P A T D A T A R

Can be accessed on:

STUDI EVALUASI METODE PENGUKURAN STABILITAS CANDI BOROBUDUR DAN BUKIT

1. Gambaran permukaan bumi di atas suatu media gambar biasa disebut... a. atlas c. globe b. peta d. skala

5.1 PETA TOPOGRAFI. 5.2 GARIS KONTUR & KARAKTERISTIKNYA

Metode Titik Kontrol Horisontal 3.1. Metode Survei Klasik Gambar. Jaring Triangulasi

LAPORAN PRAKTIKUM ILMU UKUR TANAH

Bab IV ANALISIS. 4.1 Hasil Revisi Analisis hasil revisi Permendagri no 1 tahun 2006 terdiri dari 2 pasal, sebagai berikut:

Adipandang YUDONO

TUJUAN INSTRUKSIONAL

GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

Konsep Kartografi (Konv ensional)

PENGERTIAN ALAT UKUR TANAH DAN ALAT SURVEY PEMETAAN

MENGGAMBAR BATAS DESA PADA PETA

Civil Engineering Diploma Program Vocational School Gadjah Mada University. Nursyamsu Hidayat, Ph.D.

Pengukuran dan pemetaan teristris sungai

KONTUR ILMU UKUR TANAH II. DIII Jurusan Survei dan Pemetaan Universitas Indo Global Mandiri

SOAL UJIAN. NILAI I. PERSOALAN (BETUL-SALAH) 10 SOAL (LINGKARI HURUF (B) BILA BENAR dan HURUF (S) BILA DIANGGAP SALAH

b. Merubah Sudut Kompas ( SK ) menjadi Sudut Peta ( SP )

BAB I PENDAHULUAN I.1.

Transkripsi:

PERPETAAN - 2

KLASIFIKASI PENGUKURAN DAN UNSUR PETA

Pemetaan dimana seluruh data yg digunakan diperoleh dengan melakukan pengukuran-pengukuran dilapangan disebut : Pemetaan secara terestris Pemetaan Extra Terestris? Pemetaan yang sebagian datanya diperoleh dari photo hasil pemotretan dari udara disebut fotogrametri. Pada pekerjaan pengukuran topografi, obyek dipermukaan bumi dinyatakan dengan titik. Berdasarkan perannya titik dipermukaan bumi dibedakan menjadi 2 yakni : Titik Kerangka dasar peta dan Titik Detil. Titik Kerangka Dasar Peta : Sejumlah titik yang dibuat dan dipasang dilapangan (dengan tanda pengenal patok kayu, beton) yang berfungsi sebagai titik pengikat pengukuran titik titik lainnya.

Titik Detil Titik-titiktitik yang ada di lapangan yang merupakan relif ataupun lekukan, seperti : pojok bangunan, tikungan jalan, batas tanah, lembah ataupun dasar sungai. Pengukuran titik-titik kerangka peta disebut sebagai Pengukuran Titik Kontrol, sedangkan pengukuran titik detil disebut Pengukuran Situasi Metoda Pengukuran Titik Kontrol : a. Triangulasi b. Trilaterasi c. Polygon Metoda Pengukuran Titik Detil a. Offset b. Tachymetri c. Grafis

UNSUR UNSUR PETA JUDUL SKALA LEGENDA KOORDINAT PETA INDEKS IDENTITAS, TGL PEMBUATAN ARAH

Berdasarkan skalanya Peta dikelompokkan : a. Skala Besar, 1 : 10.000 sampai 1 : 500 b. Skala Menengah, 1: 10.000 s/d 1 : 100.000 c. Skala Kecil, 1 : 100.000 dan lebih kecil lagi Contoh Aplikasi : Skala Kegunaan 1 : 500 Perencanaan lokasi, dam, bangunan 1 : 500 s/d 1:2500 Perencanaan lokasi, jalan, irigasi 1 : 5000 s/d 1:10.000 Perencanaan Kota 1 : 25.000 s/d 1:100.000 Perencanaan Umum

LEGENDA Peta merupakan gambaran sebagian permukaan bumi pada bidang datar yang disajikan dalam skala tertentu. Gambaran tersebut dapat disajikan dalam bentuk citra foto udara sehingga dapat menyajikan unsur-unsur topografi sesuai dengan keadaan yang sebenamya. Atau dapat pula disajikan dalam bentuk garis, sehingga harus disajikan dalam bentuk simbol-simbol tertentu yang dibuat menyerupai keadaan sebenarnya di lapangan Simbol peta topografi secara garis besar dapat digolongkan dalam dua kelompok, yaitu penggolongan berdasarkan bentuk dan berdasarkan arti SIMBOL BERDASARKAN BENTUK : Simbol titik digunakan untuk menyatakan lokasi, atau bentuk unsur-unsur lain yang erat hubungannya dengan skala peta. Misalnya bentuk suatu kota dalam skala 1: 1.000.000 dapat diwakili dengan simbol titik, tetapi dalam skala 1: 1.000 simbol titik digunakan untuk menandai titik kontrol tanah. Simbol garis digunakan untuk mewakili unsur-unsur yang berbentuk garis seperti sungai, jalan, batas admmistrasi, garis pantai, dan sebagainya. Simbol luas/ruang digunakan untuk mewakili unsur-unsur topografi yang berbentuk luas seperti areal pemukiman, danau, daerah administrasi, dan sebagainya

Supaya peta mudah dibaca, maka materi di dlm peta dilengkapi dengan simbul- simbul dan disertai warna. Daftar simbol dengan keterangannya disebut Legenda Warna-warna digunakan untuk membedakan : - Kampung, kota - Garis kontur, indek kontur - Sungai, laut, danau Simbul-simbul untuk membedakan misalnya antara : - Jalan raya, jalan KA, jalan desa - Sungai, saluran irigasi, selokan - Laut, danau - Sawah, ladang, padang rumput, hutan, tanaman - Bangunan, seperti perkantoran, pemukiman, jembatan, gorong2 - Dll

SIMBOL TOPOGRAFI

Kontur Kontur? Seperti telah diutarakan dalam penjelasan di atas bahwa penyajian suatu data pada peta dipengaruhi oleh skala peta. Semakin besar skala suatu peta, maka akan semakin lengkap dan akurat data yang dapat disajikani. Begitu pula sebaliknya, semakin kecil skala peta akan semakin sedikit dan kasar pula data yang dapat disajikan. Hal ini berlaku pula untuk garis kontur. Secara umum, terdapat hubungan empiris antara skala peta dengan interval kontur yang dapat disajikan dalam suatu peta topografi. Menurut Jawatan Topografi, hubungan tersebut adalah: Interval kontur = 1/2000 x skala peta

Sifat Kontur

Kelemahan Kontur

ORIENTASI PETA Pada peta harus digambarkan garis yang menunjukkan arah Utara. Garis tsb biasanya dibuat variasi ---- merupakan orientasi dari Peta. Dalam pemetaan dikenal 3 macam arah Utara : a. Utara peta didasarkan kepada arah Utara geografidi titik awal/titik nol sistem proyeksi peta (Sistem umum) b. Utara peta didasarkan kepada arah Utara geografi disuatu titik Kerangka Dasar tertentu (Sistem lokal). c. Utara pet didasarkan kepada Utara magnit di satu titik Kerangka dasar tertentu (sistem lokal). Kutub Utara geografi dan kutub Utara Magnit tidak berimpit, maka arah Utara magnit menyerong terhadap arah Utara geografi. Besarnya sudut penyimpangan disebut Deklinasi Magnit.

INKLINASI DAN DEKLINASI Pada kenyataannya kutub-kutub magnet bumi tidak berimpit dengan kutub kutub geografi. Ini menyebabkan jarum kompas tidak tepat benar menunjukan arah utara dan selatan geografi, tetapi sedikit menyimpang. Sudut yang dibentuk antara arah utara dan selatan georafi dengan arah utara- selatan kompas disebut sudut deklinasi. Besar sudut deklinasi berbeda-beda beda sesuai dengan letak suatu temapt permukaan bumi. Besar sudut deklinasi di suatu tempat juga berbeda-bedabeda dari tahun ke tahun. Sudut yang dibentuk oleh medan magnetik di sembarang titik dengan arah horisontal permukaan bumi disebut sudut inklinasi. Di ekuator magnet bumi, sudut inklinasi adalah nol derajat, sebab medan magnetik di daerah ini berarah horisontal.

KLASIFIKASI PENGUKURAN A. Berdasarkan Alam : 1. Pengukuran Daratan (Land Surveying) a. Pengukuran topografi, untuk memperoleh gambaran unsur-unsur alam & buatan manusia, serta gambar- topografis permukaan tanah. b. Pengukuran Kadaster, untuk memperoleh gambar batas pemilikan lahan, luas pemilikan lahan. c. Pengukuran Teknik Sipil. d. Pengukuran Kota. 2. Pengukuran Perairan Perairan (Marine of Hydrographic Surveying) Pengukuran untuk memperoleh gambaran permukaan dasar laut, danau dll.

3. Pengukuran Astronomi Pengukuran menggunakan benda langit sebagai sarana untuk menentukan posisi absolut tempat-tempat di muka bumi (Lintang, Bujur), serta menentukan Azimuth. B. Berdasarkan Tujuannya 1. Pengukuran Tambang 2. Pengukuran untuk keperluan militer 3. Pengukuran Teknik Sipil 4. Pengukuran Geologi 5. Pengukuran Arkheologi

C. Berdasarkan Metoda & Alat Yang Digunakan 1. Pengukuran Triangulasi 2. Pengukuran Trilaterasi 3. Pengukuran Polygon 4. Pengukuran Offset 5. Pengukuran Tachymetri 6. Plane table survey 7. Aerial survey. Metode 1, 2 dan 3 digunakan untuk pengukuran titik-titik Kerangka Dasar Geodesi. Metode 4, 5 dan 6 digunakan untuk pengukuran titik-titik detil. Metode 7 digunakan untuk pengukuran cara Fotogrametris

TRIANGGULASI Metoda triangulasi adalah salah satu cara penentuan posisi horisontal banyak titik dimana titik satu dengan lainnya dihubungkan sehingga membentuk rangkaian segitiga atau jaring segitiga dimana pada setiap segitiga dilakukan hanya pengukuran sudut. Metoda ini dilakukan untuk pengukuran titik dasar teknik orde 4.

TRILATERASI Metoda trilaterasi adalah salah satu cara penentuan posisi horisontal banyak titik dimana titik satu dengan lainnya dihubungkan sehingga membentuk rangkaian segitiga atau jaring segitiga dimana pada setiap segitiga dilakukan hanya pengukuran jarak. Metoda ini dilakukan untuk pengukuran titik dasar teknik orde 4.

POLIGON Metoda poligon adalah salah satu cara penentuan posisi horisontal banyak titik dimana titik satu dengan lainnya dihubungkan satu sama lain dengan pengukuran sudut dan jarak sehingga membentuk rangkaian titik-titik (poligon). Metoda ini dilakukan untuk pengukuran titik dasar teknik orde 4 dan titik dasar teknik perapatan.

Offset dan Tracymetri Metode offset menggunakan peralatan sederhana, seperti pita ukur, jalon, meja ukur, mistar, busur derajat, dan lain sebagainya. Metode tachymetri menggunakan peralatan dengan teknologi lensa optis dan elektronis digital. Pengukuran metode tachymetri mempunyai keunggulan dalam hal ketepatan dan kecepatan dibandingkan metode offset. Pengukuran tiitk-titiktitik detail metode tachymetri ini relatif cepat dan mudah karena yang diperoleh dari lapangan adalah pembacaan rambu, sudut horizontal (azimuth magnetis), sudut vertikal (zenith atau inklinasi) dan tinggi alat. Hasil yang diperoleh dari pengukuran tachymetri adalah posisi planimetris X, Y, dan ketinggian Z

AERIAL SURVEY Fotogrametri atau aerial surveying adalah teknik pemetaan melalui foto udara. Hasil pemetaan secara fotogrametrik berupa peta foto dan tidak dapat langsung dijadikan dasar atau lampiran penerbitan peta.pemetaan secara fotogrametrik tidak dapat lepas dari referensi pengukuran secara terestris,mulai dari penetapan ground controls (titik dasar kontrol) hingga kepada pengukuran batastanah. Batas-batas tanah yang diidentifikasi pada peta foto harus diukur di lapangan.

PLANE TABLE Pengukuran dan Pemetaan dengan PLANE TABLE Prinsip Pengukuran dengan PLANE TABLE adalah pengukuran secara grafis dimana pengukuran di lapangan dan proses penggambarannya secara simultan.

D. Berdasarkan Luas Areal Yang Diukur 1. Plane Surveying Pengukuran untuk daerah yang relatif sempit (dimensi terpanjang < 55 km), permukan bumi dianggap sbg bidang datar. 2. Geodetic Surveying Pengukuran untuk daerah yang luas (dimensi terkecil > 55 km), permukaan bumi harus diperhitungkan sbg permukaan yang melengkung (ellipsoid).

KERANGKA DASAR PEMETAAN 1. KERANGKA DASAR HORISONTAL (KDH) Posisi lateral titik-titik Kerangka Peta [Mempunyai koordinat bidang datar (X, Y)], Metode pengukurannya : Triangulasi, Polygon. 2. KERANGKA DASAR VERTIKAL (KDV) Posisi vertikal / ketinggian (Z) titik-titik Kerangka Peta, umumnya sebagai bidang datum permukaan air laut rata-rata. Metode pengukurannya : Sipat datar memanjang Penentuan Titik Kerangka Dasar : a. Luas daerah yang dipetakan b. Bentuk daerah yang dipetakan c. Kondisi daerah yang dipetakan (tertutup/terbuka/relief)

Mengingat fungsi dari Titik Kerangka Dasar, maka pemasangannya : a. Ditempatkan menyebar merata di seluruh daerah yang dipetakan dengan kerapatan tertentu. b. Terbuat dari bahan yang tahan lama (beton, kayu). c. Pemasangannya cukup kuat dilokasi yang stabil & aman. d. Diberi kode tertentu supaya mudah dikenal. Pada prakteknya dilapangan titik-titik KDH dan titik-titik KDV tidak dibuat sendiri-sendiri sendiri, akan tetapi menjadi satu titik. Pada pemetaan yang mencakup daerah yang luas, penyelenggaraan Titik Kerangka Dasar dilakukan secara bertingkat: 1). Titik-Titik Utama/Primer (P), 2). Titik-titik titik Sekunder (S) 3). Titik-titik titik Tersier (T) 4). Titik-titik titik Quarter (Q).

Titik Jarak Ketelitian Metoda Alat P 20 40 km ± 0,05 m Triangulasi EDM, Total station S 10 20 km ± 0,10 m Triangulasi EDM, Total station T 3 10 km ± 0,15 m Triangulasi EDM, Total Station Q 1 3 km ± 0,20 Polygon Theodolit, T2

TAHAPAN PENGUKURAN TITIK KERANGKA DASAR : ORIENTASI/PENINJAUAN LAPANGAN PERENCANAAN PENGUKURAN KERANGKA HORISONTAL detil KERANGKA VERTIKAL KOREKSI & PERHITUNGAN MENYUSUN DAFTAR KOORDINAT & ELEVASI PLOTTING / PENGGAMBARAN