BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan berasal dari bahasa Yunani paedagogie yang terbentuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. akhlak maupun pendidikan ilmu umum. Pendidikan telah mengubah manusia

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional, Bab I Pasal 1 ayat (1) dikemukakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. segala sesuatu yang terkait dengan pendidikan. Pendidikan merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu, manusia membutuhkan pendidikan dalam

BAB I PENDAHULUAN. rohaninya untuk mencapai tingkat dewasa. 2 Dengan demikian, pendidikan. berlangsung di sekolah dan di luar sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang dihasilkan agar mampu bersaing dengan negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, karena salah satu faktor penting dalam kemajuan suatu bangsa itu terletak

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kelangsungan hidup manusia akan berjalan dengan lancar dan optimal.

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses pengambilan keputusan terhadap suatu masalah yang dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. untuk memilih model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia diarahkan pada peningkatan kualitas- kualitas

BAB I PENDAHULUAN. satu sektor penting dan dominan dalam menentukan maju mundurnya suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu kunci utama dalam menentukan

BAB I PENDAHULUAN. tetap relevan dengan perkembangan teknologi informasi dan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pendidikan masing-masing individu pembentuk bangsa. Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju, persoalan

BAB I PENDAHULUAN. hlm Binti Maunah, Landasan Pendidikan, (Yogyakarta: Teras, 2009),

BAB I PENDAHULUAN. yang luas dalam berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan upaya pendidikan. 2

BAB I PENDAHULUAN. itu terdapat 7 kecerdasan, yaitu linguistik, matematika, spasial, kinetis, musik,

BAB I PENDAHULUAN. tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan (seperti sekolah dan madrasah) yang. pengetahuan, kebiasaan sikap, dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagian besar dari proses perkembangan manusia berlangsung

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia. Mengingat persaingan didunia sangat sengit dalam bidang ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Kualitas sumber daya manusia sangat tergantung. mengembangkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga manusia itu tumbuh sebagai pribadi yang utuh. Pendidikan adalah proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan berasal dari Bahasa Yunani, yaitu paedagogik. Pais artinya anak,

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran, dan latihan yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan kepribadian seseorang akan dibangun. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya teknik informatika akan mempermudah aktivitas manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan secara umum mempunyai suatu arti suatu proses usaha

BAB I PENDAHULUAN. Agama Islam sangat menganjurkan kepada manusia untuk selalu belajar.

BAB I PENDAHULUAN. sains dan biologi), disbanding dengan negara lainnya yang memberikan tempat

BAB I PENDAHULUAN. satu sarana dalam mebentuk siswa untuk berpikir secara ilmiah. Matematika

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari bahasa Yunani, yaitu paedagogiek. Pais artinya anak, gogos artinya

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. dari kata pains yang berarti anak dan again yang berarti membimbing. 1

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang masa dalam segala situasi kegiatan kehidupan. Makna pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kesadaran penuh terhadap hubungan hubungan dan tugas-tugas sosial. kebodohan, keterbelakangan dan kelemahan. 3

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan mutu pendidikan selalu dilaksanakan oleh pemerintah. Indonesia. Salah satu upaya yang ditempuh untuk meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan berdasarkan pada kebutuhan dan perkembangan lingkungannya,

BAB 1 PENDAHULUAN. namun tergantung dari profesi dan kesenangan masing-masing individu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Rini Apriliani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, melatih kecakapan, keterampilan, memberikan bimbingan, arahan,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Masalah merupakan suatu hal yang sangat melekat di. kehidupan manusia, mulai dari masalah yang dengan mudah dipecahkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan dapat menentukan tingkat kemajuan suatu negara. Terlebih

BAB I PENDAHULUAN. Matematika telah diberikan kepada anak mulai dari sekolah dasar yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Secara teoritis, hakikat pendidikan merupakan belajar yang

(Penelitian PTK Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Nogosari) SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk menanggulangi masalah-masalah yang dihadapi sepanjang hayat

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin mengglobal dan kompetitif memunculkan tantangan-tantangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memenuhi derajat sarjana S-1 Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memiliki alat-alat potensial yang harus dikembangkan secara

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu sektor penentu keberhasilan untuk

BAB I PENDAHULUAN. meringankan kerja manusia. Matematika diberikan kepada siswa sebagai bekal

BAB V PEMBAHASAN. perbedaan hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran Course

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut. diperlukannya sumber daya manusia yang berkualitas yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Konsep pendidikan didalam islam sangat mementingkan sumber daya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. siswa dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan

yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif. solving), penalaran (reasoning), komunikasi (communication), koneksi

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan pendidikan yang memberikan kesempatan peserta didik untuk

KOMPARASI HASIL BELAJAR KIMIA ANTARA SISWA YANG DIBERI METODE DRILL DENGAN RESITASI

I. PENDAHULUAN. cara bertingkah laku yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh masyarakat melalui lembaga-lembaga pendidikan seperti sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. maka manusia akan sulit untuk berkembang dalam hal apapun, akibatnya manusia

BAB I PENDAHULUAN. dan pelayanan pendidikan kepada masyarakat. yang terjadi. Menurut UU No. 20 tahun 2003 pendidikan adalah usaha sadar dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Matematika berperan sebagai induk dari semua mata pelajaran dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan IPTEK sekarang ini telah memberikan dampak positif. kemampuan untuk mendapatkan, memilih, dan mengolah informasi.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Dalam mengajarkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan yaitu Hablumminalloh (berhubungan baik dengan Alloh)

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta: Rajawali Pers, 2009, h Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih berkualitas, dan proses pendidikan itu sendiri merupakan suatu

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. penting. Salah satu bukti yang menunjukkan pentingnya. memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. Dari hal tersebut, maka dipandang perlu adanya explore potensi yang sudah dimiliki manusia dengan maksimal.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 ditegaskan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. bangsa terletak pada kualitas manusia-manusia yang ada di dalamnya. Merekalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan unsur penting dalam usaha mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Sri Wahyuni, Tesis : Kemampuan Koneksi Matematika siswa SMP dalam Memecahkan

BAB 1 PENDAHULUAN. globalisasi yang melanda dunia termasuk bangsa Indonesia. Lewat perubahan itu,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia melalui kegiatan pembelajaran. Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari baik secara langsung dan tidak langsung. Dalam Al-Qur an

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan berasal dari bahasa Yunani paedagogie yang terbentuk dari kata pains yang berarti anak dan again yang berarti membimbing. 1 Dan dapat didefinisikan bahwa Pendidikan adalah bimbingan yang diberikan kepada anak oleh orang dewasa secara sengaja agar anak tersebut menjadi dewasa. Pendidikan dapat dibatasi dalam pengertiannya secara sempit dan luas. Secara sempit pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk menolong anak didik menjadi matang kedewasaannya. Dan adapun pendidikan secara arti luas adalah manipulasi lingkungan yang diarahkan untuk mengadakan perubahan perilaku anak. 2 Pendidikan ini tidak hanya terbatas pada pendidikan disekolah saja tetapi juga termasuk dalam pendidikan pada keluarga dan masyarakat disekitar. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan sekarang ini adalah masalah lemahnya proses pembelajaran, hal tersebut menyebabkan rendahnya mutu pendidikan yang ada di Indonesia. Untuk meningkatkan mutu pendidikan maka diperlukan peningkatan kualitas sumber daya manusia yang intelektual dan diperlukan suatu proses yaitu belajar. 1 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2009), hal. 19 2 Purwanto, hal 20 1

2 Menurut Winkel belajar adalah aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan perubahan dalam pengetahuan, ketrampilan dan sikap. 3 Adapun tujuan belajar yang utama adalah melakukan suatu perubahan yang nantinya akan berguna dan bermanfaat dan dapat membantu belajar dengan cara yang lebih mudah dan dapat dipahami dan akan meningkatkan hasil belajar. Hakikat belajar juga dijelaskan dalam ayat suci Al Quran pada surat An Nahl ayat 78 yang berbunyi sebagai berikut: 4 Artinya : Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur. Firman Allah dalam surat An Nahl tersebut di atas mengindikasikan kepada manusia bahwa ketika manusia dilahirkan tidak mengetahui sesuatupun. Oleh karena itu Allah menciptakan pendengaran, 3 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hal. 39 4 Departemen Agama RI, Al quran da Terjemah, (Bandung : PT Sygma Examedia Arkanleema, 2009), hal.275

3 penglihatan dan hati. Semua itu dapat membantu manusia dalam belajar memperoleh pengetahuan. Tujuan dalam belajar secara umum adalah untuk mempersiapkan anak didik agar bisa menghadapi perubahan kehidupan dan dunia yang selalu berkembang dan sarat perubahan, melalui latihan bertindak atas dasar pemikiran logis, rasional, dan kritis. 5 Selain itu juga untuk mempersiapkan anak didik agar dapat menggunakan matematika dalam kehidupan sehari hari juga dapat mempelajari ilmu pengetahuan dan teknologi dengan baik. Matematika merupakan pengetahuan universal yang mendasari perkembangan teknologi modern dan mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu. Dengan demikian diperlukan penguatan penguasaan matematika sejak dini, sehingga mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada peserta didik mulai dari sekolah dasar sampai tingkat atas. Hal ini untuk membekali siswa dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerjasama. Hampir setiap tahun pelajaran matematika di anggap sebagai batu sandungan bagi kelulusan sebagian besar siswa. Selain itu, pengetahuan yang diterima siswa secara pasif menjadikan matematika tidak bermakna bagi siswa. Menurut Marpaung, paradigma belajar seperti yang diuraikan 5 Moch. Masykur dan Abdul halim Fathani, Mathematical Intellegence Cara Cerdas Melatih Otak dan Menanggulangi Kesulitan Belajar, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,2008), hal. 36

4 di atas tidak dapat lagi dipertahankan dalam pembelajaran matematika di sekolah sekarang, sudah saatnya paradigm diganti paradigm belajar 6. Matematika merupakan disiplin ilmu yang mempunyai sifat khas kalau dibandingkan dengan disiplin ilmu yang lain. Oleh karena itu, dalam mengajar matematika seyogyanya tidak disamakan dengan ilmu yang lain, terutama matematika identik dengan suatu konsep-konsep yangmana jika konsep-konsep tersebut tidak dikuasai akan berdampak pada pembelajaran selanjutnya 7. Pada kenyataannya di SMP Islam hingga saat ini melatih memecahkan masalah siswa belum membudaya. Pembelajaran yang konvensional yang sampai sekarang masih dominan dilaksanakan dalam pembelajaran matematika di sekolah. Aktivitas pembelajaran lebih banyak didominasi guru dibandingkan dengan siswa, sebagian besar siswa terbiasa melakukan kegiatan belajar berupa mengahafal tanpa dibarengi dengan pengembangan kemampuan berfikir dan memecahkan masalah. Kondisi seperti inilah yang turut menberikan andil terhadap rendahnya kemampuan memecahkan masalah yang mempengaruhi hasil belajar siswa secara umum. Dalam kegiatan belajar tidak semua anak didik mampu berkonsentrasi dalam waktu yang relative lama. Daya serap anak didik terhadap bahan yang diberikan bermacam-macam,ada yang cepat, sedang 6 Moch. Masykur, Abdul Halim Fathani,Mathematical Intelegence: Cara Cerdas Melatih Otak Dan Menanggulangi Kesulitan Belajar(Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA,2008),hal 57 7 Herman Hudjoyo, Strategi Belajar Matematika,(Malang:IKIP Malang,1990),hal.1

5 dan lambat. Oleh sebab itu diperlukan model pembelajaran yang mampu menanamkan pemahaman konsep dasar pada siswa sebagai acuan dalam memahami konsep selanjutnya. Penggunaan model yang tidak sesuai dengan tujuan pengajaran akan menjadi kendala dalam mencapai tujuan yang telah dirumuskan sehingga banyak waktu pelajaran yang terbuang dengan percuma hanya karena penggunaan model menurut kehendak guru dan mengabaikan kebutuhan siswa, fasilitas serta situas kelas 8. Oleh karena itu perlu sekiranya dikembangkan penerapan model pembelajaran yang berbasis pada pemecahan masalah (problem solving) agar siswa tidak jenuh dalam pembelajaran matematika, bisa memahami matematika dengan baik, tidak beranggapan lagi bahwa matematika itu sulit dan bisa meningkatkan hasil belajar matematika.. Dalam upaya meningkatkan hasil belajar matematika, maka guru dapat memilih salah satu model pembelajaran yang akan diberikan kepada siswa dan salah satu model pembelajaran yang dapat di ambil adalah model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS). Adapun model pembelajaran Creative problem solving merupakan pemacahan masalah secara kreatif. 9 Pada model pembelajaran ini, siswa tidak hanya memecahkan permasalahan dalam Matematika tetapi juga dituntut untuk terampil dalam memecahkan masalah tersebut. Dengan menggunakan model pembelajaran ini diharapkan siswa dapat memperoleh manfaat yang maksimal baik dari proses maupun hasil 8 Syaiful Bachri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta : Rineka Cipta, 2010)hal.73 9 Suryosubroto, hal.188

6 belajarnya. Terutama dalam materi kubus dan balok pada kelas VIII sangat diperlukan adanya kekreatifan dalam memecahkan masalah. Agar siswa dapat mudah memahami materi dan bisa memecahkan masalah tersebut dengan benar dan tidak ada kesulitan. Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING (CPS) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS VIII SMP ISLAM DURENAN TRENGGALEK. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah: Adakah pengaruh model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) terhadap hasil belajar matematika pada siswa kelas VIII SMP Islam Durenan Trenggalek? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah: Untuk mengetahui apakah ada pengaruh model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) terhadap hasil belajar matematika pada siswa kelas VIII SMP Islam Durenan.Trenggalek D. Hipotesis Penelitian

7 Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang diajukan oleh peneliti yang dijabarkan dari landasan teori dan tinjauan pustaka dan harus di uji kebenarannya. Peneliti menyusun hipotesis sebagai berikut: Ada pengaruh model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) terhadap hasil belajar matematika siswa kelas VIII SMP Islam Durenan Trenggalek. E. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna baik secara teoritis maupun praktis, yaitu : 1. Kegunaan secara teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pengembangan ilmu pengetahuan tentang penerapan model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) dalam matematika dan memperkaya khasanah ilmu pengetahuan tentang penggunaan berbagai strategi atau model pembelajaran yang berguna untuk meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya mengenai penggunaan model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) dalam pembelajaran Matematika. 2. Kegunaan secara Praktis a. Bagi Sekolah Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan untuk menentukan kebijakan dalam membantu meningkatkan hasil belajar matematika siswa.

8 b. Bagi Guru Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberi masukan bagi guru dan mampu memberi inspirasi pada guru untuk mengembangkan berbagai inovasi model pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa. c. Bagi Siswa Hasil penelitian ini diharapkan mampu melatih peserta didik dalam mengkonstruk pengetahuannya serta menumbuhkan motivasi dan kreatifitas dalam belajar sehingga meningkatkan hasil belajar siswa. d. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengalaman dan wawasan ilmu pengetahuan dalam melaksanakan penelitian. Selain itu memberikan sumbangan pemikiran tentang model pembelajaran matematika yang lebih efektif, kreatif dan menyenangkan serta memberikan informasi bagi peneliti sebagai calon pendidik agar dapat menggunakan model pembelajaran yang tepat dalam mengajar matematika. e. Bagi peneliti selanjutnya Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi dalam meningkatkan hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS).

9 F. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian Ruang lingkup studi dalam penelitian ini meliputi: 1. Lingkup Territorial Lokasi sasaran penelitian ini adalah berada pada SMP Islam Durenan kecamatan Durenan KabupatenTrenggalek. 2. Lingkup Substansi Substansi hasil penelitian pengaruh model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) terhadap hasil belajar siswa adalah hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) pada materi luas permukaan dan volume kubus dan balok. Keterbatasan penelitian menunjuk pada suatu keadaan yang tidak bisa dihindari dalam penelitian. Hal ini dilakukan agar pembaca dapat menyikapi hasil penelitian sesuai dengan kondisi yang nyata dan yang ada. Dengan pertimbangan pertimbangan mengenai keterbatasan penelitian, maka penulis membatasi fokus permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Data hasil belajar siswa yang hanya diajar pada materi kubus dan balok kelas VIII SMP Islam Durenan Trenggalek semester genap tahun ajaran 2013/2014. 2. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran tipe Creative Problem Solving(CPS) yang

10 akan dilaksanakan 3 kali pertemuan dengan rincian 2 kali pertemuan untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan model pembelajaran Creative Problem Solving dan 1 kali pertemuan untuk post test. G. Penegasan Istilah Agar tidak terjadi kesalahan penafsiran tentang istilah yang digunakan peneliti, maka dipandang perlu menjelaskan istilah istilah sebagai berikut: 1. Penegasan Konseptual a. Pengaruh Pengaruh adalah suatu daya yang ada atau tumbuh dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang. 10 b. Model Pembelajaran Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan para guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran. 11 c. Creative Problem Solving (CPS) 10 Tim Penyusun Kamus, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:Balai Pustaka, 1996), hal.461 11 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hlm. 53

11 Creative Problem Solving (CPS) adalah suatu model pembelajaran yang melakukan pemusatan pada pengajaran dan keterampilan pemecahan masalah, yang diikuti dengan penguatan keterampilan. 12 Setting kelas dalam bentuk kelompok dan pembagian Lembar Aktivitas Siswa (LAS), sedangkan untuk penguatan ketrampilan dilakukan konsfirmasi jawaban dan kuis di akhir kegiatan pembelajaran. d. Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah mengalami proses pembelajaran. Hasil belajar dapat diukur melalui pemahaman, pengetahuan, aplikasi, dan analisis yang diraih siswa dan tingkat penguasaan materi setelah menerima pengalaman belajar. e. Matematika Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logis dan berhubungan dengan bilangan. 13 2. Penegasan Operasional Penelitian dengan judul Pengaruh Model Pembelajaran Creative Problem Solving (CPS) Terhadap Hasil Belajar Matematika pada Siswa Kelas VIII SMP Islam Durenan adalah untuk mengetahui adakah pengaruh hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan model 12 Suyitno, Amin, Dasar-dasar dan Proses Pembelajaran Matematika.(Semarang: Pendidikan Matematika FMIPA UNNES, 2000). hlm. 34 13 R.Soejadi, Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia Konstansi Keadaan masa kini Menuju Harapan Masa Depan, (Jakarta: Dirjen Diknas, 2000), hal. 11

12 pembelajaran Creative Problem Solving (CPS). Di sini peneliti mengajar di kelas, ada dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Langkahlangkah yang diambil peneliti adalah yamg pertama melakukan koordinasi dengan dosen pembimbing dan berkordinasi dengan guru matematika SMP Islam Durenan dan menentukan waktu pelaksanaan penelitian. Dalam penelitian tersebut, peneliti mengajar kelas eksperimen dengan menggunakan model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS). Untuk kelas kontrol peneliti mengajar dengan metode konvensional. Pengambilan data tentang hasil belajar dengan memberikan post tes kepada siswa. H. Sistematika Skripsi Sistematika Pembahasan yang digunakan peneliti dalam skripsi ini adalah adalah sebagai berikut: 1. Bagian Awal Adapun bagian awal adalah terdiri dari halaman sampul depan, halaman judul, halaman persetujuan pembimbing, halaman motto, halaman persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan abstrak. 2. Bagian Inti Adapun pada bagian inti ini adalah meliputi: BAB I Pendahuluan yang berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, kegunaan penelitian, ruang lingkup, penegasan istilah, dan sistematika skripsi.

13 BAB II yang berisi tentang Landasan Teori, dalam bab ini terdiri dari beberapa sub bab. Sub bab yang pertama adalah membahas tentang pembelajaran matematika. Sub bab kedua membahas tentang model pembelajaran Creative Problem Solving (CPS). Sub bab ketiga membahas tentang hasil belajar. Sub bab keempat membahas tentang tinjauan materi. Sub bab kelima membahas tentang implementasi CPS pada materi. Sub bab keenam membahas tentang penelitian terdahulu. Sub bab ketujuh membahas tentang kerangka berpikir. BAB III yang berisi tentang Metode Penelitian, dalam bab ini membahas tentang pendekatan dan jenis penelitian, populasi, sampel dan sampling penelitian, sumber data, variabel dan pengukurannya, tekhnik pengumpulan data dan teknik analisis data. BAB IV yang berisi tentang Laporan Hasil Penelitian, dalam bab ini membahas deskripsi latar belakang keadaan obyek, analisis data dan uji signifikansi, pembahasan hasil penelitian. BAB V yang berisi tentang Penutup, yang membahas tentang kesimpulan dan saran. 3. Bagian Akhir