BAB 3 STRATEGI DASAR MANAJEMEN LALU LINTAS Tujuan Pembelajaran Umum : Mahasiswa mampu mengaplikasikan strategi dasar manajemen lalu lintas dalam perancangan sesuai acuan teknis yang berlaku Tujuan Pembelajaran Khusus : 1 Mahasiswa mampu menjelaskan konsep strategi manajemen lalu lintas 2 Mahasiswa mampu menentukan strategi dasar manajemen lalu lintas yang tepat 3 Mahasiswa mampu mengaplikasikan strategi dasar manajemen lalu lintas 3.1 Pengantar Di kota-kota besar khususnya Indonesia, telah banyak ruas-ruas jalan dan simpang yang tidak dapat lagi menampung volume lalu lintas (terutama pada jam sibuk). Dengan kata lain besarnya volume lalu lintas yang melewati fasilitas transportasi tersebut tidak lagi sesuai dengan yang direncanakan. Fakta yang harus dienyam oleh masyarakat pengguna jalan adalah kemacetan, tingginya tundaan, friksi dengan kepentingan kegiatan samping jalan (misalnya K5, bentuk-bentuk kecelakaan akhirnya terbentuklah rasa tidak aman dan rasa tidak menarik dalam menggunakan fasilitas transportasi baik moda transportasi private maupun publik. Fenomena yang timbul saat ini, secara lambat laun tetapi pasti membawa masyarakat kepada dampak yang akan menimbulkan penurunan kualitas lingkungan dan permasalahan lalu lintas seperti peningkatan jumlah kecelakaan dan penurunan kapasitas ruang jalan yang menurun pesat. Masyarakat saat ini didudukkan pada posisi captive users yaitu kondisi dimana seseorang tidak lagi memiliki kemampuan untuk mengubah sesuatu selain hanya menerima dan berusaha adaptif dengan kondisi fasilitas transportasi yang ada. Buku Ajar Manajemen Lalu Lintas-D4 TPJJ Hal 3-1
Dalam RTRW Kota Bandung 2004-2013 Pasal 86 Ayat 2, tercanangkan sebanyak 10 (sepuluh) program pengembangan sistem transportasi jalan yaitu : a. peningkatan kapasitas pelayanan sistem jaringan jalan; b. penataan dan peningkatan fungsi jalan; c. pembangunan jalan layang pada persimpangan sebidang jalan raya dengan lintasan jalur Kereta Api; d. pembangunan jalan alternatif dan jalan inspeksi sungai/saluran yang sebidang; e. pembangunan jalan lintas barat-timur, lintas utara-selatan, lingkar utara dan jalan bebas hambatan dalam kota; f. pembangunan jalan-jalan tembus sebagai jalan alternatif; g. penataan persimpangan dan pembangunan simpang susun pada kawasan yang rawan macet; h. pengaturan lintasan dan jadwal angkutan barang dan angkutan berat; i. penetapan kawasan parkir; j. pembangunan gedung parkir. 3.2 Strategi Dasar Manajemen Lalu Lintas Seperti telah dijelaskan pada Bab sebelumnya, Manajemen Lalu Lintas berarti pengaturan lalu lintas. Dengan objek yang diatur adalah komponen yang bergerak dan selalu berkembang (developing) yaitu manusia dan perilakunya. Bentuk-bentuk pengaturan yang diasa disebut strategi manajemen lalu lintas dikembangkan dengan tujuan utama mencapai tingkat keamanan, kenyamanan dan nilai efisiensi dalam melakukan pergerakan berlalu lintas, dan diusahakan meminimalisasi pembangunan infrastruktur baru. 3.3 Pengaruh Yang Diberikan oleh Strategi Dasar Manajemen Lalu Lintas Dari beberapa contoh strategi manajemen lalu lintas yang dapat diterapkan di Indonesia seperti telah diterangkan di atas, tentunya akan membangun pemikiran Buku Ajar Manajemen Lalu Lintas-D4 TPJJ Hal 3-2
tentang pengaruh yang ditimbulkan. Pengaruh nyata terletak pada lalu lintas itu sendiri. Perlu diingat setiap strategi yang ditetapkan untuk dilaksanakan akan membangun pola pengaruh yang tidak sama. Sebagai pemahaman dan gambaran dasar, berikut ini akan diuraikan contoh hubungan strategi dasar manajemen lalu lintas dengan pengaruh yang ditimbulkannya. 3.4.1 Strategi dengan pemasangan sinyal lalu lintas Dalam penerapannya di lapangan, pemasangan sinyal lalu lintas yang tepat akan sangat membantu kelancaran arus lalu lintas. Pengaruh yang sangat efektif akan mudah diperoleh segera setelah pengoperasiannya, misalnya : a. Mereduksi jumlah titik konflik b. Mencegah terjadinya tabrakan antara kendaraan yang akan bergerak lurus dan yang belok kanan c. Mencegah kecelakaan pada pejalan kaki d. Dapat mengurangi tundaan e. Mengurangi dampak lingkungan (polusi udara dan suara) f. Mengoptimalkan dampak ekonomi g. Bila setting ditentukan dengan tepat akan akan meningkatkan kapasitas simpang h. Terkadang dapat menimbulkan kasus tabrak belakang kendaraan 3.4.2 Strategi dengan pengoperasian jalan satu arah Dalam penerapannya di lapangan, penerapan sistem pengoperasian jalan satu arah memberikan dampak yang efektif sebagai berikut : a. Meningkatkan keselamatan lalu lintas b. Dapat meningkatkan kapasitas pada rute-rute tertentu dalam jaringan jalan yang difungsikan sistem ini c. Menaikkan kecepatan perjalanan sehingga waktu tempuh dapat dipersingkat d. Secara teoritis pemakaian sinyal terkoordinasi akan lebih mudah dilaksanakan Buku Ajar Manajemen Lalu Lintas-D4 TPJJ Hal 3-3
3.4.3 Strategi dengan pembuatan kanal atau saluran (chanelization) Dalam penerapannya di lapangan, penerapan sistem kanalisasi akan memberikan dampak sebagai berikut : a. Meningkatkan keselamatan lalu lintas b. Dapat meningkatkan kapasitas pada simpang (terutama simpang dengan jumlah lengan cukup banyak atau tidak teratur) c. Kelemahannya dapat mengurangi kebebasan bagi pergerakan arus yang dominan 3.4.4 Strategi dengan pembatasan parkir Dalam penerapannya di lapangan, penerapan sistem dengan pembatasan parkir pada suatu kawasan memberikan dampak sebagai berikut : a. Membantu mengurangi pemakaian kendaraan pribadi b. Dapat menciptakan arus lalu lintas yang lebih lancar pada jalur utama c. Kelemahannya agak mengurangi besarnya pendapatan daerah 3.4.5 Strategi dengan penyebaran lalu lintas Dalam penerapannya di lapangan, penerapan sistem ini memberikan dampak sebagai berikut : a. Bila waktu sinyal tidak terlalu pendek maka kapasitas akan dapat ditingkatkan b. Akan efektif jika dimaksudkan untuk menyelamatkan jumlah berhenti (number of stops) yang terlalu banyak c. Bila koordinasi antar simpang bersinyal tidak dilakukan maka sistem ini akan efektif digunakan 3.4.6 Strategi dengan pembatasan berbelok (turning restrictions) Buku Ajar Manajemen Lalu Lintas-D4 TPJJ Hal 3-4
Dalam penerapannya di lapangan, penerapan sistem pembatasan berbelok ini akan memberikan dampak sebagai berikut : a. Mengurangi tingkat kecelakaan pejalan kaki dan penyeberang jalan akibat gerakan berbelok b. Kelemahannya adalah pada simpang yang berdekatan akan merangsang kendaraan berbelok pada simpang didekatnya c. Dapat meningkatkan kapasitas simpang 3.4.7 Strategi dengan pengaturan penyeberang jalan Dalam penerapannya di lapangan, penerapan sistem ini memberikan dampak yang efektif sebagai berikut : a. Di kawasan pusat kota akan efektif untuk mengurangi tingkat kecelakaan akibat para penyeberang jalan yang tidak teratur b. Lalu lintas akan relatif lebih lancar c. Fasilitas zebra cross dan tombol penyeberang jalan perlu difasilitasi dengan baik d. Kelemahannya adalah perlu adanya pendidikan, penyuluhan dan pemahaman secara terus menerus oleh para petugas dan LSM yang terkait 3.4.8 Strategi dengan pengoperasian penggeseran waktu kerja Dalam penerapannya di lapangan, penerapan sistem staggering work hours akan memberikan dampak sebagai berikut : a. Memiliki nilai efisiensi dan relatif murah untuk dilaksanakan Buku Ajar Manajemen Lalu Lintas-D4 TPJJ Hal 3-5
b. Tingkat kepadatan jalan menjadi menurun terutama pada ruas jalan utama dan rute pekerja (commuting traffic) c. Tidak memberikan dampak sampingan yang terlalu besar terhadap masyarakat 3.4.9 Strategi dengan pengoperasian sinyal terkoordinasi Dalam penerapannya di lapangan, penerapan sistem pengoperasian coordinating signals memberikan dampak secara rinci sebagai berikut : Tabel 3.3 Dampak Penerapan Sinyal Terkoordinasi Tujuan Perkiraan Dampak Pengurangan jumlah berhenti kendaraan Pengurangan waktu tunda Pengurangan Positif 1. Mempertinggi tingkat kenyamanan beperjalanan 2. Mengurangi tingkat kebisingan 3. Mengurangi tingkat pencemaran udara akibat gas buang 4. Mengurangi tingkat kecelakaan 5. Mempertinggi kapasitas simpang dan jalan 6. Mengurangi biaya operasi kendaraan, khususnya bbm 1. Memperpendek waktu rata-rata perjalanan 2. Mengurangi pencemaran gas CO 3. Mengurangi bok 4. Mengurangi kebisingan 1. Mengurangi pencemaran gas buang dan kebisingan 2. Mengurangi dampak psikologis pengemudi Negatif DICOBA UNTUK DIISI Buku Ajar Manajemen Lalu Lintas-D4 TPJJ Hal 3-6
panjang antrian Optimalisasi arus lintas dan penumpang kendaraan 3. Memperpendek waktu perjalanan 1. Mencegah terjadinya aliran yang oversaturated 2. Mengoptimalkan ruang jalan 3. Mempertinggi kapasitas simpang OLEH ANDA Di dunia barat, dikenal sistim operasi seperti TRANSYT (TRRL, UK), SCOOT (Split Cycle and Offset Optiming Technique, USA), SIGOP (SIGnal Optimization Program, USA) dan SIGMA, Deutsch. Buku Ajar Manajemen Lalu Lintas-D4 TPJJ Hal 3-7