BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini, memiliki definisi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan model

BAB III METODE PENELITIAN. diperlukan penjelasan tentang istilah-istilah, berikut di bawah ini:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dapat terjadi, untuk menghindari hal tersebut maka diberikan penjelasan beberapa

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. eksperimen ini belu memenuhi persyaratan seperti cara eksperimen yang dapat

Pelaksanaan Tes Kemampuan Berpikir Kritis

BAB III METODE PENELITIAN. Beberapa definisi operasional dalam menghindari berbagai penafsiran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan suatu model

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Metode Penelitian dan Desain Penelitian. mengumpulkan data penelitiannnya (Arikunto, 2006: 160).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berbentuk Quasi experimental design dengan desain

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimental dengan desain

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2002). Metode yang digunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menghindari kesalahan dalam menafsirkan beberapa istilah yang

BAB III METODE PENELITIAN. pada satu kelompok siswa (kelompok eksperimen) tanpa ada kelompok

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk menghindari berbagai penafsiran terhadap definisi yang digunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini digunakan metode penelitian weak eksperimen dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Pembelajaran resiprokal (RT) dalam penelitian ini digunakan sebagai

O 1 X O 2 Pre-test Treatment Post-test

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode pre experimental (Sugiyono, 2009).

BAB III METODE PENELITIAN. penulis memberikan batasan tentang: tingkat penguasaan siswa dalam menguasai topik bahasan tentang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Definisi operasional diperlukan agar tidak terjadi salah pengertian dan

(Sugiyono, 2012: 79) Gambar3.1 Desain Penelitian Kelompok Pretes-Postes

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Weak experiment yang digunakan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Terkait dengan keperluan penelitian yaitu untuk melihat peningkatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi experiment dengan dua

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penjelasan tentang istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian. Penjelasan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. salah pengertian, berikut diberikan definisi beberapa istilah tersebut:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode Pre-eksperimen.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. digunakan penjelasan definisi operasional sebagai berikut:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan adalah Quasi Experimental dengan desain

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Kemampuan memecahkan masalah merupakan cara atau tahapan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Praktikum virtual merupakan praktikum menggunakan media komputer

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu model pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN. penguasaan konsep dan keterampilan proses sains antara siswa yang mendapatkan

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Efektivitas dari penerapan model pembelajaran berbasis masalah dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. materi, sarana, serta prasarana belajar. Variabel bebas adalah lembar kerja siswa

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari tanggal November 2012 di SMA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam bab ini diuraikan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif yang memberikan gambaran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain eksperimen semu (Quasi Experimental

BAB III METODE PENELITIAN

O X O Pretest Perlakuan Posttest

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Berikut ini adalah penjelasan operasional tentang istilah-istilah yang

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode kuasi eksperimen (quasi experiment) atau sering dikenal

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengembangan berarti proses mengembangkan dari yang sederhana menjadi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Sintaks model pembelajaran fisika konsep kapasitor keping sejajar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre Experimental Design

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional. Dalam penelitian ini definisi operasionalnya adalah

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terhadap buku teks terjemahan adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Nana (2009: 52) metode penelitian merupakan rangkaian cara

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengumpulan data, dan teknik analisis data. Penjelasan dari masing-masing

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Metode pembelajaran aktif (active learning) yang dimaksud dalam penelitian

O 1 X O 2. Gambar 3.1 One Group Pretest-Posttest Design

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Penelitian dilakukan untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pretest Perlakuan Posttest Observasi. Gambar 3.1. Desain penelitian the one-group pretest-posttest Keterangan : T 1 T 2

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Eksperimen, dan desain eksperimen yang digunakan adalah One Group Pretes- adalah pretes.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. semu dan metode deskriptif. Untuk mendapatkan gambaran peningkatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Mind Map dalam penelitian ini digunakan sebagai tugas yang harus

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Dan Subjek Penelitian 1. Lokasi penelitian Penelitian dilakukan di SMA SWASTA KARTIKA XIX-1 Bandung. Peneliti memilih sekolah ini karena model pembelajaran yang akan diteliti belum pernah digunakan oleh guru biologi di sekolah tersebut khususnya pada subkonsep pencemaran air. Selain itu, sekolah tersebut juga memiliki laboratorium IPA yang lumayan memadai untuk digunakan untuk mendukung kegiatan penelitian ini. 2. Subyek Penelitian Dalam penelitian ini sampel diambil satu kelas eksperimen. Pengambilan sampel dilakukan berdasarkan secara random sampling, yaitu pengambilan sampel dengan acak. Dari 3 kelas X MIIA, sampel yang diambil adalah kelas X MIIA 1 dengan jumlah siswa 38 orang. Hal ini berdasarkan kesesuaian jadwal ketika peneliti melakukan observasi. B. Desain Penelitian Adapun desain penelitian dalam penelitian ini adalah One Group Pretest Posttest Design (Sugiono, 2009:78). Dengan desain ini, hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat karena dapat membandingkan data pretest sebelum perlakuan dengan data posttest setelah perlakuan. Secara umum desain penelitian yang akan digunakan dapat digambarkan sebagai berikut: 27

28 Tabel 3.1 Desain Penelitian One Group Pretest Postest Kelas Pretest Pembelajaran Posttest Eksperimen O1 X O2 Keterangan: O1 O2 X = Pretest pada kelas ekperimen = Posttest pada kelas eksperimen = Perlakuan dengan melakukan Guided Inquiry C. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre Experimental Design (weak experimental design) karena penelitian ini belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh. Pada metode ini masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel terikat. Jadi hasil eksperimen yang merupakan variabel terikat itu bukan semata-mata pengaruh oleh variabel bebas (Sugiono, 2009). Metode ini tidak mempunyai kelompok kontrol untuk membahas validitas eksternal. D. Definisi Operasional 1. Kemampuan berpikir kritis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan berpikir kritis siswa dalam bentuk persentase indikator kemampuan berpikir kritis yang diperoleh melalui instrumen yang memuat lima kelompok keterampilan berpikir kritis. Kelima kelompok tersebut mengacu pada kelompok keterampilam berpikir menurut Ennis (1985). a. Elementary clarification (memberikan penjesalan sederhana) b. Basic Support (membangun keterampilan dasar) c. Inference (membuat inferensi) d. Advance clarification (membuat penjelasan lanjutan)

29 e. Strategy and tactics (mengatur strategi dan taktik) Keterampilan berpikir kritis didefinisikan sebagai kemampuan memberikan alasan (reasonable) dan berfikir reflektif yang difokuskan pada apa yang diyakini dan apa yang akan dikerjakan. Reflektif artinya mempertimbangkan secara aktif, tekun dan hati-hati terhadap segala alternatif sebelum mengambil keputusan. Menurut Ennis, berpikir kritis secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi dua aspek, yaitu disposisi/kecenderungan (disposition) dan keterampilan (ability). Dalam penelitian ini hanya ditinjau aspek keterampilan (ability) yang terdiri dari 5 indikator, 12 subindikator. Dari ke 12 subindikator, peneliti menggunakan semuanya untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa dalam penelitiannya. Kemampuan berfikir kritis berdasarkan subkonsep pada penelitian ini diukur melalui pemberian soal berpikir kritis berbentuk uraian. 2. Pembelajaran Guided inquiry dalam penelitian ini merupakan pembelajaran yang memberikan kesempatan lebih kepada siswa dalam mempelajari penyebab pencemaran air dengan banyak diperlihatkan pada fenomena yang terjadi sehari-hari, merumuskan masalah penyebabnya bersama teman kelompok dalam pembelajaran, kemudian siswa dalam kelompok mereka merumuskan kesimpulan dari hasil penyelidikan yang dibimbing oleh guru. E. Instrumen Penelitian Untuk memperoleh data yang diperlukan, dalam penelitian ini digunakan instrumen atau alat pengumpul data. Instrumen penelitian adlah alat yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data ahar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dlam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah (Arikunto, 2006 :160). Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk memperoleh sejumlah data penelitian. Dlam sejumlah penelitian, dayta

30 mempunyai kedudukan yang sangat penting karena merupakan penggambaran variabel yang diteliti serta befungsi sebagai alat pembuktian hipotesis. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis yaitu tes dan non tes. 1. Instrumen Keterampilan Berpikir Kritis Tes ini digunakan untuk mengukur keterampilan berpikir kritis siswa pada subkonsep pencemaran air dengan 12 indikator keterampilan berfikir kritis yang meliputi: memfokuskan pertanyaan, menganalisis argumen, bertanya dan menjawab pertanyaan tentang suatu penjelasan dan menjawab pertanyaan tentang suatu penjelasan dan tantangan, mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber, mengobservasi dan mempetimbangkan hasil observasi, membuat deduksi dan memepertimbangkan kredibilitas suatu sumber, mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi, membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi, membuat induksi dan mempertimbangkan hasil induksi, membuat dan mempertimbangkan nilai keputusan, mendefinisikan istilah dan mempertimbangkan definisi, mengidentifikasi asumsi, memutuskan suatu tindakan, berinteraksi dengan orang lain (Ennis, 1985). Dari 12 indikator, yang digunakan adalah 10 indikator. Tes dalam penelitian ini dilaksanakan dua kali yaitu sebelum pembelajaran dan setelah pembelajaran. Tes yang digunakan berupa uraian dengan jumlah soal dengan skor maksimal 4. Kisi-kisi instrumen soal berdasarkan indikator keterampilan berpikir kritis dapat dilihat pada tabel 3.2

31 Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Soal Keterampilan Berpikir Kritis Keterampilan Berpikir Kritis Sub-keterampilan Berpikir kritis No. Soal Jumlah soal Elementary clarification (memberikan penjesalan sederhana) 1.Memfokuskan pertanyaan 1,2 2 2.Menganalisis argumen 3,4 2 3.Bertanya dan menjawab pertanyaan tentang suatu penjelasan atau tantangan. 5,6 2 Basic Support (membangun keterampilan dasar) 4.Mempertimbangkan kredibilitas suatu sumber 7,8 2 Inference (membuat inferensi) Advance Clariffication (memberikan penjelasan lebih lanjut) 5.mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi. 6. Membuat dan mempertimbangkan nilai keputusan 7.Membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi 8.Membuat induksi dan memepertimbangkan hasil induksi 9.Mendefinisikan istilah dan mempetimbangkan hasil induksi 10.Membuat dan mempertimbangkan hasil keputusan. 9,10 2 11,12 2 13,14 2 15,16 2 17,18 2 19,20 2 Strategy andtactics (mengatur strategi dan taktik) 11.Memutuskan suatu tindakan 21,22 2 12.Berinteraksi dengan orang lain 23,24 2 (Sumber : Ennis :1985)

32 2. Lembar Penilaian Diskusi Lembar penilaian diskusi sebagai panduan bagi peneliti mengamati kegiatan yang dilakukan oleh siswa selama pembelajaran berlangsung. Untuk menjaring tingkat kemampuan berpikir kritis siswa, digunakan indikator kemampuan berpikir kritis siswa menurut Ennis (1985). Indikator yang diamati tercermin pada kegiatan siswa dalam diskusi kelas. Tingkat kemampuan berpikir siswa diukur melalui rubrik penilaian dalam bentuk pernyataan sesuai dengan indikator-indikator tersebut. Kisi-kisi format rubrik penilaian diskusi dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut. Tabel 3.3 Kisi-kisi Lembar Penilaian Diskusi Siswa Aspek yang diamati Penjelasan Terlaksana Ya Tidak Memfokuskan pertanyaan Berpartisipasi dalam merumuskan pertanyaan Mengingatkan untuk tetap fokus pada topik diskusi Tetap fokus pada topik diskusi Menganalisis argumen Berpartisipasi dalam mengidentifikasi argumen Memberikan alasan terhadap pendapat yang dikemukakan Bertanya dan menjawab tentang suatu penjelasan atau tantangan Mempertimbangkan kredibilitas sumber Mengobservasi dan mempertimbangkan hasil observasi Membuat deduksi dan mempertimbangkan hasil deduksi Membuat induksi dan mempertimbangkan hasil induksi Membuat dan Menjawab pertanyaan teman dalam kelompok Mengajukan pertanyaan untuk mengklarifikasi atau menjelaskan Memperkuata alasan dengan menggunakan informasi dari berbagai sumber Ikut serta dalam mencari buktibukti yang lain Dapat menginterpretasikan pertanyaan Menyimpulkan atau mengemukakan ide kembali jika diperlukan Ikut serta dalam menentukan

33 Aspek yang diamati Penjelasan Terlaksana Ya Tidak mempertimbangkan keputusan hasil diskusi nilai keputusan Mendefinisikan istilah,dan Menjelaskan istilah-istilah yang terkait dengan permasalahan mempetimbangkan defenisi Mengidentifikasi asumsi Memutuskan suatu tindakan Berinteraksi dengan orang lain Menyesuaikan pendapat yang dikemukakan dengan teori/merenkonstruksi argumen Ikut serta dalam merumuskan alternatif Menggunakan bahasa yang baik dan intonasi yang jelas, Menolak pendapat dengan tetap menghargai, Mendorong orang lain untuk ikut serta dalam diskusi 3. Lembar Observasi Keterlaksanaa Pembelajaran Guided Inquiry Tabel 3.4 Lembar Observasi Keterlaksanaa Pembelajaran Guided Inquiry No Tahap Guided Inquiry Kelas Eksperimen 1 Introduction (Pendahuluan) Ya Tidak 2 Materials 3 Procedure a) Guru memberikan permasalahan dan memberikan pertanyaan-pertanyaan b) Siswa membuat hipotesis dengan dibimbing guru a) Guru mengemukakan alat dan bahan percobaan a) Siswa merencanakan langkah kerja percobaan

34 No Tahap Guided Inquiry Kelas Eksperimen 4 b) Siswa menentukan variabel percobaan c) Siswa melakukan percobaan dengan bimbingan guru d) Siswa mengumpulkan data sesuai panduanyang terdapat dalam LKS a) Beberapa kelompok memppresentasikan hasil pengamatan di depan kelas b) Beberapa kelompok lainnya menanggapi hasil presentasi kelompok yang tampil c) Siswa dalam kelompok berdiskusi dan mengisi pertanyaan yang terdapat LKS d) Siswa membuat kesimpulan e) Guru memberikan koreksi dan penguatan terhadap pembahasan siswa Jumlah Kemunculan indikator 4. Angket Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari resfonden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang dia ketahui (Arikunto, 2006:151). Angket ini digunakan untuk mengetahui ketertarikan siswa terhadap model pembelajaran dan materi, tanggapan pada saat proses pembelajaran,dan penilainan terhadap model pembelajaran. Angket didistribusikan setelah pembelajaran berlangsung dan menggunakan pertanyaan terbuka yang tujuannya agar siswa lebih bebas menggunakan pertanyaan terbuka yang tujuannya agar siswa lebih bebas memberikan pendappatnya.

35 Adapun kisi-kisi angket yang digunakan dapat dilihat pada pada tabel 3.3 berikut. Tabel 3.5 Aspek Pengelompokan Kriteria Angket NO Kriteria Nomor Pertanyaan 1 Ketertarikan siswa terhadap model pembelajaran 1,2,3,4 2 Ketertarikan siswa terhadap konsep materi 5,6,7,8 3 Tanggapan pada saat proses pembelajaran 9,10,11,12 3 Penilaian terhadap model pembelajaran 13,14,15 F. PROSEDUR PENELITIAN Prosedur penelitian yang dilakukan meliputi beberapa tahapan, tahapan tersebuat adalah: 1. Tahap Persiapan a) Studi kepustakaan, mencari bahan-bahan/ buku yang mendukung melaksanakan penelitian. b) Melakukan bimbingan pada dosen pembimbing skripsi tentang proposal penelitian. c) Membuat proposal penelitian. d) Melaksanakan seminar proposal penelitian e) Revisi proposal penelitian berdasarkan masukan pada saat seminar proposal. f) Menyusun instrumen dan RPP penelitian berdasarkan indikator kemampuan berpikir kritis (indikator Ennis) dan pustaka-pustaka

36 tentang metode Guided Inquiry serta pembuatan soal dan angketnya. g) Melakukan judgement kepada dosen ahli untuk mengetahui layak tidaknya instrument sebelum dicobakan. h) Memperbaiki instrument berdasarkan hasil judgment hingga layak diujicobakan. i) Observasi lapangan ke SMA X j) Mengurus surat ijin penelitian k) Uji coba instrument l) Pengujian instrument, kemudian dianalisis yang meliputi validitas, reabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran m) Memperbaiki instrument berdasarkan hasil uji coba instrument. 2. Tahap Pelaksanaan a) Menentukan kelas yang akan dijadikan sampel penelitian b) Melakukan pretest (berpikir kritis) untuk mengetahui kemampuan awal siswa c) Melaksanaknan proses belajar mengajar berdasarkan skenario pembelajaran yang ada, di kelas Eksperimen. Selama siswa melakukan kegiatan pembelajaran baik dalam diskusi kelompok maupun diskusi kelas, diamati dan dicatat observer dengan mengacu pada rubrik dalam lembar penilaian siswa. d) Pemberian post test kemampuan berpikir siswa setelah pembelajaran e) Pemberian angket kepada siswa

37 3. Tahap pengolahan data dan pengambilan kesimpulan a) Mengumpulkan data meliputi data hasil tes kemampuan berpikir kritis siswa, data hasil penilaian diskusi siswa, dan data hasil angket tanggapan siswa. b) Melakukan analisis data hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian melalui kajian pustaka yang menunjang. c) Penarikan kesimpulan G. Analisis Instrumen Syambasri (1997:25) menyebutkan bahwa kualitas dari informasi atau data-data yang dikumpulkan ditentukan oleh kualitas alat pengambil data (instrumen) dan pengumpul data. Mengingat pentingnya kualitas alat pengambil data maka instrumen yang digunakan harus teruji misalnya darri segi validitas, reliabilitas, memiliki daya pembeda dalam membedakan mana siswa yang memiliki kemampuan tinggi, rendah dan juga tingkat kesukarannya sudah teruji dilapangann. 1. Validitas Butir Soal Pengertian umum untuk validitas butir soal dikatakan valid apabila mempunyai dukungan yang besar terhadap skor total. Skor pada item menyebabkan skor total menjadi tinggi atau rendah. Rumus yang digunakan untuk menguji validitas item adalah rumus korelasi produk momen dengan angka kasar yang dikemukakam oleh person, yaitu: Keterangan : r xy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

38 N X Y = jumlah siswa uji coba = skor satu butir soal = skor total tiapsisa uji coba Sumber: Arikunto (2006:75) Tabel 3.6 Koefisien Validitas Butir Soal No Koefisien Kriteria Korelasi 1 0.801-1,000 Sangat tinggi 2 0,601-0,800 Tinggi 3 0,401-0,600 Cukup 4 0,201-0,400 Rendah 5 0,000-0,200 Sangat rendah Sumber: Arikunto (2009:75) Tabel 3.7 Hasil Validitas Butir Soal No. Soal Koefisien Korelasi Interpretasi 1 0,971 Sangat Tinggi 2 0,753 Tinggi 3 0,904 Sangat Tinggi 4 0,757 Tinggi 5 0,886 Sangat Tinggi 6 0,718 Tinggi 7 0,654 Tinggi 8 0,737 Tinggi 9 0,839 Sangat Tinggi 10 0,786 Tinggi 11 0,750 Tinggi 12 0,634 Tinggi 2. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah ukuran sejauh mana suatu alat ukur yang dapat memberikan gambaran yang benar-benar dapat dipercaya tentang kemampuan seseorang. Rumus yang digunakanuntuk menentukan reliabilitas soal uraian adalah sebagai berikut:

39 Sumber: Arikunto (2006:75) Table 3.8 Klafikasi Nilai Reliabilitas Butir Soal Koefisien korelasi Kriteria 0.801-1,000 Sangat tinggi 0,601-0,800 Tinggi 0,401-0,600 Cukup 0,201-0,400 Rendah 0,000-0,200 Sangat rendah Sumber: Arikunto (2006:75) 3. Daya Pembeda Daya pembeda adalah kemampuan suatu butir soal untuk membedakan siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dengan siswa yang kemampuannya rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi (D), yang berkisar antara 0-1 dengan rumus sebagai berikut:

40 Bilangan yang menunjukka sukar dan mudanya sesuatu disebut indeks kesukaran. Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sama dengan 1,0. Indeks kesukaran ini menunjukkan taraf kesukaran soal. Rumus yang digunakan adlah sebagai berikut: Adapun kriteria acuan Tingkat kesukaran yang digunakan adalah sebagai berikut: Tabel 3.9 Kriteria Daya Pembeda Rentang Kriteria 0,00-0,020 Jelek 0,20-0,40 Cukup 0,40-0,70 Baik 0,70-1,00 Baik sekali Sumber: Arikunto (2009:211) Keterangan: DP BA BB = daya pembeda soal = jumlah jawaban benar pada kelompok atas = jumlah jawaban benar pada kelompok bawah

41 N = jumlah siswa yang mengerjakan tes Tabel 3.10 Daya Pembeda Butir Soal Sumber: Arikunto (2009:211) No. Soal Koefisien Korelasi Interpretasi 1 0,75 Baik 2 0,59 Baik 3 0,68 Baik 4 0,53 Baik 5 0,67 Baik 6 0,53 Baik 7 0,53 Baik 8 0,56 Baik 9 0,64 Baik 10 0,57 Baik 11 0,54 Baik 12 0,51 Baik 4. Tingkat Kesukaran Soal Rumus uji tingkat kesukaran: Tingkat Kesukaran = Mean/ Skor Maksimum Keterangan: Mean Skor Maks = skor rata-rata untuk satu butir soal = skor tertinggi untuk satu butir soal Sumber: Arikunto (2006:75) Tabel 3.11 Kriteria Daya Pembeda Soal Essay Indeks kesukaran Kriteria 0,00-,.30 Sukar 0,31-0,70 Sedang 0,71-1,00 Rendah Sumber: Arikunto (2009:211)

42 Tabel 3.12 Tingkat Kesukaran Butir Soal No. Soal Koefisien Korelasi Interpretasi 1 0,75 Mudah 2 0,59 Sedang 3 0,68 Sedang 4 0,53 Sedang 5 0,67 Sedang 6 0,53 Sedang 7 0,53 Sedang 8 0,56 Sedang 9 0,64 Sedang 10 0,57 Sedang 11 0,54 Sedang 12 0,51 Sedang H. ANALISIS DATA Setelah data terkumpul, selanjutnya dilakukan analisis terhadap data penelitian yang meliputi hasil tes kemampuan berpikir kritis, angket siswa, dan wawancara guru. Adapun langkah analisis tersebut adalah sebagai berikut: 1. Analisis Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis a. Rekapitulasi hasil tes kemampuan berpikir kritis yang didapat masing-masing siswa yang mencakup seluruh sub-indikator kemampuan berpikir kritis. b. Rekapitilasi hasil tes kemampuan berpikir kritis berdasarkan tiap sub-indikator kemampuan brpikir kritis. c. Untuk mengetahui pencapaian keterampilan berpikir kritis siswa, dihitung persentase skor tes awal (pretest) dan skor test akhir (postest) digunakan rumus sebagai berikut: Tabel 3.13 Klasifikasi Kemampuan Berpikir Kritis Berdasarkan Persentase skor Perolehan Siswa

43 Persentase Kategori 90% A 100% Sangat Baik 75% B 90% Baik 55% C 75% Cukup 40% A 55% Kurang 0% A 40% Jelek d. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dapat digunakan rumus nilai Indeks Gain (Hake, 2002) berikut: Adapun kriteria efektivitas pembelajaran menurut Hake R.R (1999) adalah: Tabel 3.14 Kategori Indeks Gain Indeks Gain G > 0,7 Klasifikasi Tinggi 0,30 < G < 0,70 Sedang G < 0,30 Rendah 2. Analisis Angket Siswa a. Tabulasi jawaban angket dari seluruh siswa b. Perhitungan persentasi jawaban siswa untuk masing-masing aspek yang ditanyakan pada siswa dengan perhitungan sebagai berikut:

44 c. Interpretasi jawaban angket dengan cara membuat tafsiran berdasarkan nilai persentase Tabel 3.15 Tafsiran Nilai Persentase Jawaban Angket Persentase Tafsiran 0% Tidak ada 1% - 25% Sebagian kecil 26% - 49% Hampir Separuhnya 50% Separuhnya 51% - 75% Sebagian besar 76% - 99% Hampir seluruhnya 100% Seluruhnya A. ALUR PENELITIAN Perumusan masalah Penyusunan proposan penelitian Seminar proposal Penyusunan instrumen penelitian Judgement dan revisi instrumen Uji coba instrumen Pengolahan data hasil uji coba instrumen

45 Pemberian tes kemampuan berpikir kritis dan angket.