FATWA MEROKOK. Oleh: Akbarizan*

dokumen-dokumen yang mirip
Menjual Rokok HUKUM SEORANG PEDAGANG YANG TIDAK MENGHISAP ROKOK NAMUN MENJUAL ROKOK DAN CERUTU DALAM DAGANGANNYA.

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor : 24 Tahun 2012 Tentang PEMANFAATAN BEKICOT UNTUK KEPENTINGAN NON-PANGAN

CONTOH IJTIHAD DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

BAB V PENUTUP. maka sampailah pada kesimpulan sebagai berikut : 1. Adapun manfaat dari segi medis adalah merokok mengurangi resiko

Membaca Sebagian Al-Quran Dalam Khutbah Jum'at

Hukum Merokok Dan Menjualnya

Berpegang kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah, dan tidak bertaqlid kepada seseorang

BAB IV ANALISIS DATA

HUKUM VAKSIN أنواع اللقاحات الطبية وح م تلطعيم بها. Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajid. Penterjemah: Pengaturan:

Berani Berdusta Atas Nama Nabi? Anda Memesan Sendiri Tempat di Neraka

Apa itu Nadzar dan Sumpah? NADZAR DAN SUMPAH

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor : 25 Tahun 2012 Tentang HUKUM MENGONSUMSI BEKICOT

HUKUM MENGENAKAN SANDAL DI PEKUBURAN

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 52 Tahun 2012 Tentang HUKUM HEWAN TERNAK YANG DIBERI PAKAN DARI BARANG NAJIS

BAB III PROSES IJMA MENURUT ABDUL WAHAB KHALLAF DAN PROSES PENETAPAN HUKUM DALAM KOMISI FATWA MUI

Engkau Bersama Orang Yang Kau Cintai

Jangan Taati Ulama Dalam Hal Dosa dan Maksiat

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor : 33 Tahun 2011 Tentang HUKUM PEWARNA MAKANAN DAN MINUMAN DARI SERANGGA COCHINEAL

BAB III ABORSI PERSPEKTIF FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA DAN UNDANG-UNDANG NO.32 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN

I TIKAF. Pengertian I'tikaf. Hukum I tikaf. Keutamaan Dan Tujuan I tikaf. Macam macam I tikaf

Munakahat ZULKIFLI, MA

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 23 Tahun 2012 Tentang MENYEMIR RAMBUT

Etimologis: berasal dari jahada mengerahkan segenap kemampuan (satu akar kata dgn jihad)

Pendidikan Agama Islam

PENGGUNAAN BULU, RAMBUT DAN TANDUK DARI HEWAN HALAL YANG TIDAK DISEMBELIH SECARA SYAR I UNTUK BAHAN PANGAN, OBAT-OBATAN DAN KOSMETIKA

BAB IV ISTINBATH HUKUM DAN NATIJAH. nash yang menerangkan tentang pembagian waris seorang transseksual yang

Riba, Dosa Besar Yang Menghancurkan

BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS MENURUT EMPAT MAZHAB TERHADAP JUAL BELI CABE DENGAN SISTEM UANG MUKA DI DESA SUMBEREJO KECAMATAN BANYUPUTIH KABUPATEN SITUBONDO

A. Pengertian Fiqih. A.1. Pengertian Fiqih Menurut Bahasa:

Lahirnya ini disebabkan munculnya perbedaan pendapat

SUNNAH SEBAGAI SUMBER AJARAN ISLAM

Oleh: Rokhmat S. Labib, M.E.I.

Hukum Puasa 6 Hari di Bulan Syawal

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 02 Tahun 2010 Tentang AIR DAUR ULANG

RISALAH AQIQAH. Hukum Melaksanakan Aqiqah

BAB IV ANALISIS PENDAPAT MAZHAB H{ANAFI DAN MAZHAB SYAFI I TENTANG STATUS HUKUM ISTRI PASCA MULA> ANAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Bayar Fidyah FIDYAH DIBAYAR SEKALIGUS DAN FIDYAH DENGAN UANG

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan penelitian penyusun sebagaimana pembahasan pada bab. sebelumnya, selanjutnya penyusun memaparkan beberapa kesimpulan

DZIKIR PAGI & PETANG dan PENJELASANNYA

Barang Dagangan Yang Haram Diperjual-Belikan

Sumber sumber Ajaran Islam

Janganlah Berlaku Zalim

Fidyah. "Dan orang-orang yang tidak mampu berpuasa hendaknya membayar fidyah, dengan memberi makanan seorang miskin." (Al Baqarah : 184)

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 43 Tahun 2012 Tentang PENYALAHGUNAAN FORMALIN DAN BAHAN BERBAHAYA LAINNYA DALAM PENANGANAN DAN PENGOLAHAN IKAN

BAB I PENDAHULUAN. kalangan rumah tangga sendiri. Kebiasaan merokok dimulai dengan adanya rokok

Bahaya Minuman Keras. Khutbah Pertama:

BAB IV ANALISIS JUAL BELI MESIN RUSAK DENGAN SISTEM BORONGAN DI PASAR LOAK DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

Penetapan Awal Ramadhan dan Syawal

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK JUAL BELI EMAS DI TOKO EMAS ARJUNA SEMARANG

menyangkut tentang hukum merokok dalam fatwa Muhammad Jamil Zainu, M. merokok, maka dapat dikemukakan suatu analisis sebagaimana yang telah

Waris Tanpa Anak. WARISAN ORANG YANG TIDAK MEMPUNYAI ANAK Penanya: Abdul Salam, Grabag, Purworejo. (disidangkan pada hari Jum'at, 10 Februari 2006)

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 17 Tahun 2013 Tentang BERISTRI LEBIH DARI EMPAT DALAM WAKTU BERSAMAAN

Rasulullah saw. memotong tangan pencuri dalam (pencurian) sebanyak seperempat dinar ke atas. (Shahih Muslim No.3189)

FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL Nomor: 55/DSN-MUI/V/2007 Tentang PEMBIAYAAN REKENING KORAN SYARIAH MUSYARAKAH

KAIDAH FIQHIYAH. Pendahuluan

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 40 Tahun 2011 Tentang BADAL THAWAF IFADHAH (PELAKSANAAN THAWAF IFADHAH OLEH ORANG LAIN)

Hari ini adalah hari Asyura, dan saya puasa pada hari tersebut, siapa yang suka maka hendaklah dia puasa dan siapa yang suka dia berbuka

Kekhususan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam Yang Tidak Dimiliki Oleh Umatnya

Menjadi Hakim Zhalim ????????????:

Suap Mengundang Laknat

Al-Hadits Tuntunan Nabi Mengenai Islam. Presented By : Saepul Anwar, M.Ag.

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 09 Tahun 2014 Tentang JUAL BELI TANAH UNTUK KUBURAN DAN BISNIS LAHAN KUBURAN MEWAH

Barangsiapa yang dikaruniai seorang anak, lalu ia menyukai hendak membaktikannya (mengaqiqahinya), maka hendaklah ia melakukannya.

Adab Membaca Al-Quran, Membaca Sayyidina dalam Shalat, Menjelaskan Hadis dengan Al-Quran

Hukum Berkabung Atas Kematian Raja dan Pemimpin

BAB IV ANALISIS HEDGING TERHADAP KENAIKAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK-BBM DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

Pada dasarnya setiap persoalan yang berkaitan dengan mu amalah hukumnya halal, sehingga ada dalil yang mengharamkannya. (Lihat: Muhammad bin

BAB IV ANALISIS TENTANG SANKSI PENGGELAPAN PAJAK DALAM PERSPEKTIF HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS KETENTUAN KHI PASAL 153 AYAT (5) TENTANG IDDAH BAGI PEREMPUAN YANG BERHENTI HAID KETIKA MENJALANI MASA IDDAH KARENA MENYUSUI

Perdagangan Perantara

Alhamdulillah Was Shalaatu Was Salaamu Alaa Rasuulillah, adapun setelah ini:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Roswilda Hadianti, 2013

Bukti Cinta Kepada Nabi

Biografi Singkat Empat Iman Besar dalam Dunia Islam

Berhati-Hati Dalam Menjawab Permasalahan Agama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

B A B I P E N D A H U L U A N. Puasa di dalam Islam disebut Al-Shiam, kata ini berasal dari bahasa Arab

Pendidikan Agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

: :

Otopsi Jenazah Dalam Tinjauan Syar'i

KOPERASI SIMPAN PINJAM

Anuraga Jayanegara Tanda-tanda kiamat Tanda-tanda kiamat

Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku`lah beserta orangorang yang ruku (Al Baqarah : 43)

Jika Beragama Mengikuti Kebanyakan Orang

JABAT TANGAN ANTARA PRIA DAN WANITA

BATASAN TAAT KEPADA ORANG TUA Secara umum kita diperintahkan taat kepada orang tua. Wajib taat kepada kedua orang tua baik yang diperintahkan itu sesu

IRSYAD AL-HADITH SIRI KE-222: DAGING UNTA MEMBATALKAN WUDHUK

Kewajiban berdakwah. Dalil Kewajiban Dakwah

Istri-Istri Rasulullah? Adalah Ibunya Orang-Orang Beriman

pemanfaatan kulit binatang buas, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai

Keutamaan Bulan Dzulhijjah

Ternyata Hari Jum at itu Istimewa

FATWA FIQIH JINAYAH : BOM BUNUH DIRI Oleh: Nasruddin Yusuf ABSTRAK

BID AH SHALAT RAGHAIB

dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus be

Kewajiban Seorang Muslim Terhadap Alquran

BAB II KONSEPSI DASAR TENTANG JUAL BELI DALAM ISLAM.. yang berarti jual atau menjual. 1. Sedangkan kata beli berasal dari terjemahan Bahasa Arab

Transkripsi:

FATWA MEROKOK Oleh: Akbarizan* Dalam Ijtima Ulama Komisi Fatwa MUI se Indonesia di Padang Panjang Sumatera Barat tanggal 24-26 Januari 2009 telah dibahas masalah hukum merokok. Dalam Ijtima Ulama ini muncul perbedaan pendapat ulama tentang aktivitas merokok ini. Dalam konteks ini, banyak muncul perbedaan pendapat ulama yang mewakili masing MUI di Indonesia. Sebagaian menyatakan bahwa hukum merokok adalah haram secara mutlak, sebagian lain menyatakan makruh secara mutlak, dan sebagian lain adalah mubah secara mutlak.. Dari sidang-sidang yang berlansung, dapat dikatakan bahwa ulama yang berkumpul berusaha membahas secara serius untuk membahas mengenai merokok ini. Tidak ada kepentingan-kepentingan yang membonceng pembahasan ini. Pembahasan dilakukan dari dari berbagai sisi dan perspektif yang berbeda-beda. Ulama memilik idoim bahawa bukan ulama yang menentukan atau menetapkan hukum tetapi Allah lah yang menetapkan hukum, ulama hanyalah menggali dan menjelaskan hukum yang mungkin. Di dalam tulisan ini, akan disampaikan bagaimana argumentasi (istidlal) tentang hukum merokok tersebut baik yang mengharamkan, memakruhkan atau yang memubahkan. Dalail syar yyah yang dikemukakan oleh mereka yang berpendapat bahwa merokok hukumnya makruh atau mubah, bukan haram dengan istidlal berikut; pertama, Allah swt. dan Rasul-Nya saw. tidak pernah menegaskan bahwa tembakau atau rokok itu haram. Kedua, hukum asal setiap sesuatu adalah halal kecuali ada nash yang dengan tegas mengharamkan. Ketiga, sesuatu yang haram bukanlah yang memudlaratkan, dan sesuatu yang halal bukanlah yang memiliki banyak manfaat, akan tetapi yang haram adalah yang diharamkan oleh Allah dan Rasul-Nya walau bermanfaat, dan yang halal adalah yang dihalalkan oleh Allah dan Rasul-Nya walau memudlaratkan. Keempat, tidak setiap yang memudlaratkan itu haram, yang haram adalah yang diharamkan oleh Allah dan

Rasul-Nya baik itu memudlaratkan atau tidak. Cabe, daging kambing, gula, asap mobil, dll. juga memudlaratkan tapi tidak haram, mengapa justru rokok saja yang haram padahal masih banyak yang lain yang juga memudlaratkan? Segala jenis ikan di dalam laut hukum memakannya halal sebagaimana yang diterangkan dalam hadits. Padahal banyak jenis ikan yang memudlaratkan di dalam laut tersebut, tetapi tetap halal walau memudlaratkan. Kalau kita mengharamkannya maka kita telah mentaqyid hadits yang berbunyi "Yang suci airnya dan yang halal bangkainya". Kelima, Kalau rokok dikatakan bagian dari khaba'its maka bawang juga termasuk khaba'its, mengapa rokok saja yang diharamkan sementara bawang hanya sekedar makruh (itupun kalau akan memasuki masjid)? Keenam, hadits La dlarara wala dlirar masih umum, dan bahaya-bahaya rokok tidak mutlak dan tidak pasti, kemudian ia bergantung pada daya tahan dan kekuatan tubuh masing-masing. Ketujuh, boros adalah menggunakan sesuatu tanpa membutuhkannya, dari itu jika seseorang merokok dalam keadaan membutuhkannya maka ia tidaklah pemboros karena rokok ternyata kebutuhan sehari-harinya juga. Kedelapan, realita menunjukkan bahwa rokok ternyata memberi banyak manfaat terutama dalam menghasilkan uang, di pulau Lombok misalnya, hanya tembakaulah yang membuat para penduduknya dapat makan, jika rokok diharamkan maka mayoritas penduduk Lombok tidak tahan hidup. Allah berfirman: "Katakanlah hai Muhammad: Terangkanlah kepadaku tentang rezki yang diturunkan Allah kepadamu, lalu kamu jadikan sebagiannya haram dan sebagiannya halal. Katakanlah: Apakah Allah telah memberikan izin kepadamu tentang ini atau kamu mengada-adakan saja terhadap Allah?" Kesembila, Qiyas kepada khamr tidak benar karena rokok tidak memabukkan dan tidak menghilangkan akal, justru seringnya melancarkan daya berfikir. Yang paling penting adalah haramnya khamr karena ada nash, dan tidak haramnya rokok karena tidak ada nash. Kemudian qiyas tidak boleh digunakan dengan sembarangan. Kesepuluh, rokok tidak ada hubungannya sama sekali dengan ayat "Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan" karena ayat tersebut membicarakan hal lain. Adapun ayat "Dan janganlah kamu membunuh dirimu" maksudnya adalah bunuh diri, maka adakah orang yang sengaja membunuh dirinya dengan menghisap rokok? kalaupun ada jenis rokok yang sengaja dibuat untuk bunuh diri maka tetap yang haram bukan rokoknya

akan tetapi yang haram adalah bunuh dirinya. Sebagaimana seseorang membunuh dirinya dengan pisau, maka yang haram bukan menggunakan pisaunya tetapi bunuh dirinya. Kesebelas, banyak ulama' yang tidak mengharamkan rokok seperti : Syekh Syehristani, Syekh Yasin al-fadani, Syekh al-sistani, Syekh Muhammad al-salami, Syekh al-dajawi, Syekh Alawi al-saqqaf, Syekh Muhammad bin Isma'il, Syekh al- Ziadi, Syekh Mur'i al-hanbali, Syekh Abbas al-maliki, Syekh Izzuddin al-qasysyar, Syekh Umar al-mahresi, Syekh Muhammad Alawi al-maliki, Syekh Hasan al- Syennawi, Syekh Ahmad bin Abdul-Aziz al-maghribi, Syekh Abdul-Ghani al- Nabulsi ra., Syekh Muhammad Utsman Abduh al-burhani ra., Maulana Syekh Mukhtar ra., dll. Pendapat yang menyatakan bahwa merokok hukumnya haram berargumentasi sebagai berikut: pertama, merokok haram hukumnya berdasarkan makna yang terindikasi dari zhahir ayat Al-Qur an surat Al-Baqarah: 195 yang artinya: Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan. Wajhud dilalah (aspek pendalilan) dari ayat tersebut adalah bahwa merokok termasuk perbuatan mencampakkan diri sendiri ke dalam kebinasaan. Dunia kedokteran telah membuktikan bahwa mengkonsumsi barang ini dapat membahayakan, jika membahayakan maka hukumnya haram. Dalil lainnya adalah firman Allah ta ala yang artinya: Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya, harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan. (An Nisa:5) Kedua, dalil dari As-Sunnah adalah hadits yang berasal dari Rasulullah secara shahih bahwa beliau melarang menyia-nyiakan harta. Makna menyia-nyiakan harta adalah mengalokasikannya kepada hal yang tidak bermanfaat. Sebagaimana dimaklumi, bahwa mengalokasikan harta dengan membeli rokok adalah termasuk pengalokasiannya kepada hal yang tidak bermanfaat bahkan pengalokasian kepada hal yang di dalamnya terdapat kemudharatan. Dalil dari As-Sunnah yang lainnya, sebagaimana hadits-hadits dari Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam yang berarti: Tidak boleh (menimbulkan) bahaya dan juga tidak oleh membahayakan (orang lain) [Hadits Riwayat Ibnu Majah, kitab Al-Ahkam 2340] Jadi, menimbulkan bahaya (dharar)dalam syari at, baik bahayanya terhadap badan, akal ataupun harta.

Sebagaimana dimaklumi pula, bahwa merokok adalah berbahaya terhadap badan dan harta. Ketiga, dalil dari i tibar (logika) yang benar, yang menunjukkan keharaman merokok adalah karena (dengan perbuatannya itu) si perokok mencampakkan dirinya sendiri ke dalam hal yang menimbulkan hal yang berbahaya, rasa cemas dan keletihan jiwa. Orang yang berakal tentunya tidak rela hal itu terjadi terhadap dirinya sendiri. Alangkah tragisnya kondisi dan demikian sesak dada si perokok, bila dirinya tidak menghisapnya. Alangkah berat dirinya berpuasa dan melakukan ibadah-ibadah lainnya karena hal itu meghalangi dirinya dari merokok. Bahkan, alangkah berat dirinya berinteraksi dengan orang-orang yang shalih karena tidak mungkin mereka membiarkan rokok mengepul di hadapan mereka. Karenanya, anda akan melihat dirinya demikian tidak karuan bila duduk-duduk bersama mereka dan berinteraksi dengan mereka. Keempat, pendapat ulama yang mengharamkan rokok, seperti dalam Mazhab Hanafi di antaranya Najmuddin az-zahidi, Syekh Mahmud al- Ini, Abu al-hasan al- Mishri al-hanafi, dan Muhammad al-mar isyi yang dikenal dengan nama Sajaqli Zadah. Dari Mazhab Maliki seperti Abd al-malik al-islami, Syekh Ibrahim Allaqqani, dan Syekh Khalid bin Ahmad al-maliki. Dari mazhab Syafi i seperti Syekh Najmuddin al-ghazzi. Dari Mazhab Hanbali seperti Syekh Muhammad bin Abdul Wahhab dan Syekh Muhammad bin Ibrahim Mufti Arab Saudi. Kelima, nash umum merupakan dalil qath i (dilalah qathi ah). Qaidah ini untuk menjawab pendapat yang menyatakan bahwa tidak ditemukan nash, baik di dalam Kitabullah ataupun Sunnah RasulNya perihal haramnya merokok. Nash-nash Kitabullah dan As-Sunnah terdiri dari dua jenis. Pertama, Satu jenis yang dalildalilnya bersifat umum seperti Adh-Dhawabith (ketentuan-ketentuan) dan kaidahkaidah di mana mencakup rincian-rincian yang banyak sekali hingga Hari Kiamat. Kedua, satu jenis lagi yang dalil-dalilnya memang diarahkan kepada sesuatu itu sendiri secara langsung. Dalil yang bersifat umum tersebut merupakan dalil qath i. Masing-masing peserta Ijtima Ulama tidak dapat menyatukan dua argumentasi tersebut di atas. Masing-masing berpegang dengan keras terhadap

argumentasi tersebut. Akhirnya peserta Ijtima Ulama sepakat memutuskan beberapa hal. Pertama, hukum asal merokok adalah khilaf (terjadi perbedaan pendapat) antara makruh dan haram. Kedua, merokok di muka umum (wilayah publik) hukumnya haram, Ketiga, merokok bagi wanita hamil hukumnya haram. Ke empat, merokok bagi anak-anak hukumnya haram. Kelima, merokok bagi pengurus MUI hukumnya haram. *Dr. H. Akbarizan MA., M.Pd. Peserta Ijtima Ulama dan Ketua Komisi Fatwa MUI Kota Pekanbaru