BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan konsep pendidikan sepanjang hayat (lifelong education) yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sekedar memberikan pengetahuan atau nilai-nilai atau melatihkan keterampilan.

I. PENDAHULUAN. kecerdasan, (2) pengetahuan, (3) kepribadian, (4) akhlak mulia, (5)

BAB I PENDAHULUAN. mungkin agar proses kegiatan belajar mengajar berlangsung efektif. Seperti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. yang baik (Hamalik, 2009, h. 60). Dalam UU No. 20 Tahun 2003 pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dianggap sebagai sesuatu yang harus dimiliki oleh setiap individu karena

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya yang terorganisir, berencana dan

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang. memungkinkannya untuk berfungsi secara menyeluruh dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang- Undang tentang sistem pendidikan nasional No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

I. PENDAHULUAN. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. dengan aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah yang melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik,

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor penunjang yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dengan cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah adalah suatu lembaga formal yang merupakan tolok ukur

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang sesuai dengan kebutuhan. Pendidikan selalu mengalami pembaharuan

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. penyampaian pengetahuan, keterampilan, dan sikap kepada siswa, akan tetapi guru

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan. memanfaatkan semua komponen yang ada secara optimal.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu hal penting bagi kehidupan manusia. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mendorong berbagai upaya dan perhatian seluruh lapisan masyarakat terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003:

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu upaya dalam meningkatkan sumber daya manusia dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peningkatan mutu pendidikan khususnya di sekolah dasar (SD) menjadi fokus perhatian dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk menjadikan manusia memiliki kualitas yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. usaha yang dilakukan secara sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. dari bangsa itu sendiri. Hal itu sesuai dengan ketentuan umum Undang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pemebelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. prestasi belajar siswa dengan berbagai upaya. Salah satu upaya tersebut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyelenggaraan pendidikan tidak lepas dari kegiatan belajar dan mengajar (KBM). Salah satunya pelaksanaan

BAB 1 PENDAHULUAN. berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. observasi, eksperimen, penyimpulan, penyusunan teori dan seterusnya. mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lainnya.

I. PENDAHULUAN. media pembelajaran juga dalam penggunaan metode pembelajar. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. formal maupun informal. Fakta seperti pada Tabel 1.1. Apabila ingin terlepas. manusia melalui meningkatkan mutu pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran. Pendidikan bertujuan agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Melalui pendidikan manusia akan dapat menyesuaikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pradja. AL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat dikatakan sebagai salah satu kebutuhan manusia yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. maka dari itu perlu dilakukan peningkatan mutu pendidikan. Negara Kesatuan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. Nasional :

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang mempunyai tujuan, yang dengan. didik (Sardiman, 2008: 12). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

memegang peranan yang sangat besar dalam kehidupan.

1. PENDAHULUAN. dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang berkaitan dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan investasi yang paling utama bagi setiap bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. mendorong berbagai upaya dan perhatian seluruh lapisan masyarakat terhadap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia, di situ pasti ada pendidikan (Driyarkara dalam Karisma,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini sangat mempengaruhi berbagai aspek kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN. dapat dirasakan oleh setiap warga negara. Dengan adanya pendidikan terjadi

BAB I PENDAHULUAN. agar menjadi manusia yang cerdas, kreatif, berakhlak mulia dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ASEP MUNIR HIDAYAT, 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia khususnya dalam bidang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. yang ada di Indonesia. Banyak permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mewujudkan upaya tersebut, Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31. Ayat (3) mengamanatkan agar pemerintah mengusahakan dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan kebutuhan mutlak manusia sepanjang hayat, tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan bahkan akan terbelakang. Hal ini sesuai dengan konsep pendidikan sepanjang hayat (lifelong education) yang dicanangkan oleh organisasi pendidikan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan PBB (UNESCO) (Aprilia, 2010, h. 1). Pedidikan tidak lepas dari kegiatan belajar. Hal ini disebutkan dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003, yang menyatakan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memilih kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, dan kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (http://diforifaldo.blogspot.com). Belajar memiliki peran utama dalam dunia pendidikan, dengan belajar seseorang mengalami pendidikan. Proses pembelajaran yang baik adalah terjadi komunikasi dari berbagai arah, bukan hanya teacher center, tetapi siswa harus ikut aktif dan berinteraksi didalamnya (Student Center). Pembelajaran dimaksudkan agar terjadi suatu interaksi, komunikasi, timbal balik antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa. Proses Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang melibatkan seseorang dalam upaya memperoleh pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai positif 1

2 dengan memanfaatkan berbagai sumber untuk belajar, yang terpenting dalam pembelajaran adalah terjadinya proses belajar (Learning process) menurut susilana, Rudi dan Cepi Riyana. (dalam Aprilia, 2010, h. 2). IPA adalah ilmu pengetahun yang membahas tentang alam. Dalam kamus bahasa Indonesia disebutkan bahwa IPA berhubungan dengan alam menurut Hugeford dkk 1990 (dalam Nurhasanah, 2010, h. 17). IPA dibagi menjadi dua eleman yaitu proses dan produk. IPA sebagai proses difokuskan pada cara yang digunakan untuk memperoleh produk IPA. Prosesnya terdiri dari mengamati, bereksperimen, menggolongkan, mengukur, memprediski, mengkomunikasikan dan sebagainya. Menunjuk pada pandangan tersebut, pembelajaran IPA membutuhkan keaktivan siswa baik dalam berdialog, melakukan diskusi maupun melakukan percobaan percobaan. Berdasarkan Hasil wawancara dengan Bapak Sarwo Subekti, S. Pd. MM. guru biologi di SMA Pasundan 2 Bandung, memaparkan bahwa di SMA Pasundan 2 Bandung, hasil belajar siswa pada materi Percemaran lingkungan masih dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 75 untuk kelas reguler dan 78 untuk kelas unggulan. Siswa yang mencapai KKM sebesar 50%. Hal tersebut dikarenakan permasalahan umum yang ditemukan pada pembelajaran Biologi yaitu kurangnya pemahaman siswa pada materi tersebut. ditandai bahwa mereka menghafal konsep tanpa memahami maknanya dan kurang mampu menjelaskan ide-ide atau gagasan yang dimilikinya. Fenomena ini memperlihatkan masih terdapat siswa yang memiliki nilai di bawah rata-rata

3 KKM (Kriteria Ketuntasan Minimum), yang menjadikan pembelajaran belum mampu tercapai ketuntasan maksimum. Kenyataan di lapangan banyak yang menunjukan kurangnya variasi dalam pembelajaran Biologi sebagai bagian dari IPA, baik dari segi strategi pembelajaran, media dan alat bahan pembelajaran, maupun kreativitas guru dalam menerapkan pembelajaran. kurangnya variasi dalam pembelajaran dapat menghambat proses pembelajaran. Metode pembelajaran yang biasa digunakan guru dalam proses pembelajaran materi biologi di sekolah masih didominasi oleh metode ceramah dan diskusi. Metode tersebut membuat siswa cepat bosan dan jenuh dengan proses pemebelajaran. Karena menyajikan materi dengan metode ceramah hanya berpusat pada guru dan tidak melibatkan aktivitas dan kemampuan berpikir siswa secara langsung dalam proses pembelajaran. Dalam artian siswa hanya diam mendengar penjelasan guru sehingga siswa hanya menghapal sebatas konsep dan tidak menggali maknanya lebih dalam. Hal tersebut mengurangi motivasi belajara siswa dalam proses pembelajaran biologi dan mengakibatkan proses pembelajaran tidak berlangsung secara efektif. Peran guru menjadi faktor yang cukup menentukan hasil belajar siswa, karena guru terlibat langsung dalam upaya membina dan mengembangakan kemampuan peserta didik dalam proses pembelajaran. Guru dituntut kreatif dalam melaksanakan proses pemebelajaran, diantaranya dengan memilih dan menentukan strategi, model, pendekatan maupun metode pembelajaran yang cocok untuk setiap materi pelajaran agar tujuan pembelajaran tercapai. (dalam

4 Aprilia, 2010, h. 4). Namun seperti yang telah dipaparkan sebelumnya bahwa guru cenderung masih menggunakan pembelajaran konvensional yang berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa. Upaya guru dalam meningkatkan hasil belajar siswa masih mengalami beberapa kesulitan, salah satu faktor yang belum terpenuhi dalam menciptakan proses pembelajaran yang berkualitas diantaranya memilih dan menentukan beberapa model atau pendekatan pembelajaran yang tepat. Model ataupun pendekatan pembelajaran terdapat beragam dan dapat diterapkan dalam proses pembelajaran di kelas. Pemanfaatan model atau pendekatan pembelajaran yang beragam dapat mengurangi kejenuhan siswa sehingga siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Kenyataan adanya kesulitan tersebut, maka melalui penelitian ini penulis mencoba memberikan solusi pemilihan pendekatan pembelajaran yang tepat. Salah satu materi yang di bahas dalam pembelajaran biologi adalah materi mengenai keseimbangan lingkungan dan perubahanya yang dibahas melalui konsep Pencemaran Lingkungan. Dalam konsep pencemaran lingkungan membahas bagaimana segala aktivitas yang terjadi di alam baik itu diakibatkan oleh faktor alami atau manusia yang dapat merubah lingkungan. Agar penyampaian materi berlangsung optimal siswa harus terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Upaya agar siswa dapat terlibat aktif dalam proses pembelajaran, maka harus memilih model pembelajaran atau pendekatan pembelajran yang banyak melibatkan aktivitas siswa didalamnya. Salah satu model pembelajaran yang tepat

5 adalah dengan menggunakan model/pendekatan Reciprocal Teaching. Reciprocal Teaching memiliki keuntungan menuntut keaktifan siswa dalam memperoleh pengetahuan, serta mendorong siswa mengembangkan kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh pembaca dan pembelajar efektif. Seperti merangkum, bertanya, mengkalrifikasi atau menjelasakan kembali, memprediksi dan merespon apa yang dibaca (Huda, 2014, h. 216). Pendekatan pembelajaran Reciprocal teaching ini bertujuan memahami bagaimana anak-anak berpikir, berkomunikasi, berdikusi dan belajar mandiri sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Digunakannya penerapan pendekatan Reciprocal Teaching diharapakan dapat meningkatkan keaktifan siswa dan hasil belajar siswa dengan menemukan menuliskan dan mengembangkan ide-ide yang dimiliki setiap siswa dalam memecahkan permasalahan dalam pembelajaran biologi khususnya pada materi Pencemaran Lingkungan. Serta semangat saling momotivasi dan kerja kelompok dalam memecahkann masalah, aktif dalam pembelajaran dan membuat suasana belajar yang menyenangkan. Sehubungan dengan hal tersebut penulis mencoba untuk melakukan penelitian dengan judul UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN RECIPROCAL TEACHING PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut :

6 1. Dalam pelajaran Biologi umunya masih banyak Nilai yang kurang diatas Kriteria Ketuntasan Maksimal (KKM) yaitu 75 untuk kelas reguler dan 78 untuk kelas unggulan, Siswa yang mencapai KKM sebesar 50%. 2. Materi Pencemaran Lingkungan sulit dipahami 3. Guru kurang mengembangkan strategi pembelajaran yang dapat melatih kamampuan berpikir siswa secara langsung sehingga dapat mengurangi motivasi belajar siswa yang berdampak pada kurangnya hasil belajar siswa. 4. Metode yang digunakan dalam proses pembelajaran pada umumnya masih menggunakan metode ceramah yang membuat siswa jenuh, cepat bosan dan tidak aktif pada saat pembelajaran. C. Rumusan Masalah dan Batasan Masalah 1. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumasan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah terdapat peningkatan hasil belajar siswa pada meteri Pencemaran lingkungan dengan menggunakan pendekatan Reciprocal Teaching? 2. Batasan Masalah Agar permasalahan yang diteliti tidak meluas maka penulis membatasi masalahnya sebagai berikut : a. Penelitian dilakukan di SMA Pasundan 2 Bandung b. Subjek yang diteliti adalah siswa kelas X semester II tahun ajaran 2015/2016

7 c. Konsep yang akan dibahas dalam penelitian pada materi Pencemaran Lingkungan d. Model yang digunakan adalah Pendekatan Reciprocal Teaching sebagai suatu strategi pembelajaran e. Parameter yang diukur dalam penelitian ini yaitu hasil belajar yang diperoleh melalui post-test. Pada ranah kognitif C1 (Pengetahuan) C2 (Pemahaman) dan C3 (Aplikasi) setelah diberikan perlakuan. D. Tujuan penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah memperoleh informasi penggunaan pembelajaran Reciprocal Teaching dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada materi Pencemaran Lingkungan. E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Bagi peneliti Mendapatkan pengalaman baru dalam meneliti tentang penerapan model Pendekatan Reciprocal Teaching dalam meningkatkan hasil belajar siswa 2. Bagi Guru Menyajikan sebuah alternatif dalam memilih model belajar untuk mengatasi masalah pembelajaran

8 3. Bagi Siswa Memberikan pengalaman secara nyata kepada siswa melalui pembelajaran menggunakan pendekatan Reciprocal Teaching sebagai cara yang menyenangkan untuk menyelesaikan masalah yang ditemui dalam pembelajaran. F. Kerangka Pemikiran 1. Diagram Skema Paradigma Penelitian MASALAH Hasil belajar siswa dibawah nilai KKM Test Awal (Pengukuran Hasil belajar siswa sebelum perlakuan) SOLUSI Pendekatan Reciprocal Teaching Pembelajaran Kelas Observasi LKS Reciprocal (selama proses pembelajaran) Siswa SetelahPembelajaran Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Test Akhir (Pengukuran Hasil belajar siswa setelah perlakuan) PENYEBAB 1. pembelajaran masih didominasi oleh metode ceramah 2. siswa cenderung pasif 3. motivasi belajar siswa kurang KEUNGGULAN metode pembelajaran yang menuntut keaktifan siswa dan belajar mandiri dalam memperoleh pemahaman, Siswa dituntut untuk mampu keterampilan mengembangkan Merangkum, Membuat dan menjawab pertanyaan, mengklarifikasi, dan memprediksikan. Gambar 1.1 Skema Penelitian

9 Berdasarkan hasil wawancara di SMA Pasundan 2 Bandung didapatkan nilai rata-rata biologi kelas X pada materi pencemaran lingkungan terdapat 50% masih dibawah ketuntasan minimal (KKM) yaitu 75 untuk kelas Reguler dan 78 untuk kelas unggulan. Rendahnya hasil belajar siswa dikarenakan Proses pembelajaran masih didominasi dengan metode ceramah dan diskusi, Sementara itu siswa hanya memperhatikan dan cenderung pasif tanpa banyak terlibat dalam kegiatan pembelajaran serta lebih banyak berperan sebagai penerima informasi dari guru. Menyajikan materi dengan metode ceramah hanya berpusat pada guru dan tidak melibatkan aktivitas dan kemampuan berpikir siswa secara langsung dalam proses pembelajaran. yang menyebabkan suana pembelajaran biologi membosankan yang berdampak pada kurangnya hasil belajar siswa. Permasalahan rendahnya hasil belajar siswa dapat diatasi dengan diterapkannya Pendekatan atau model Reciprocal Teaching (Aprilia, 2010, h. 5). Menurut Pelincsar dan Brown (Huda, 2014, h. 216). Pembelajaran Berbalik atau Reciprocal Teaching Merupakan strategi atau metode pembelajaran yang mendorong siswa mengembangakan kemampuan kemampuan yang dimiliki oleh pembaca dan pembelajar efektif, menuntut keaktifan siswa dan belajar mandiri dalam memperoleh pemahaman. Siswa dituntut untuk mampu mengembangkan keterampilan Merangkum, Membuat dan menjawab pertanyaan, mengklarifikasi hal yang sulit dan memprediksikan permasalahan yang akan muncul.

10 Jadi dengan dilakukannya penerapan Reciprocal Teaching diprediksi dapat memperbaiki pemahaman siswa yang rendah dalam pembelajaran biologi, yang berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa. Penelitian dengan menggunakan model atau pendekatan pembelajarrarn dan pengaruhnya terhadap hasil belajar pada umumnya melaporkan bahwa dengan pembelajaran kooperatif cenderung memberikan hasil belajar yang lebih baik (Huda, 2014, h. 64). 2. Asumsi Djamrah dan Zain (dalam Pebrianti, 2015, h. 41) Menyatakan bahwa Pemilihan model atau metode pembelajaran yang tepat maka akan meningkatkan hasil belajar siswa. 3. Hipotesis Berdasarkan Kerangka berpikir dan Asumsi di atas maka hipotesis dalam penelitian ini adalah Pengunaan Pendekatan reciprocal Teaching dapat meningkatkan hasil belajar siswa G. Definisi Operasional Untuk menghindari perbedaan persepsi maka penulis menyusun beberapa definisi terhadap variabel-variabel yang ada pada judul yaitu : 1. Hasil belajar merupakan tujuan yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran berupa skor atau nilai yang diperoleh setelah siswa menjawab post-test 2. Pembelajaran Berbalik atau Reciprocal Teaching Merupakan strategi atau metode pembelajaran yang menuntut keaktifan siswa dan belajar mandari dalam memperoleh pemahaman, karena dengan pembelajaran Reciprocal Teaching tanggung jawab belajar diambil alih siswa. Siswa dituntut untuk

11 mampu mengembangkan keterampilan Merangkum, Membuat dan menjawab pertanyaan, mengklarifikasi dan memprediksi. 3. Pencemaran Lingkungan adalah masuknya bahan-bahan pencemar kedalam lingkungan yang dapat mengganggu kehidupan mahkluk hidup di dalamnya. H. Struktur Organisasi Skripsi Terdapat lima bagian utama yang diuraikan dalam skripsi penelitian pendidikan, yaitu sistematikanya sebagai berikut : 1. Bagian Pembuka Skripsi Bagian pembuka skripsi terdiri dari halaman sampul, halaman pengesahan, halaman moto dan persembahan, halaman peryataan keaslian skripsi, kata pengantar, ucapan terima kasih, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, daftar lampiran. 2. Bagian Isi Skripsi a. Bab I Pendahuluan Bab I pendahuluan mengantarkan pembaca ke dalam pembahasan seputar permasalah. Pendahuluan merupakan bagian yang berisi pernyataan tentang permasalahan dalam penelitian. Penelitian dilakukan karena terdapat masalah yang perlu dikaji lebih mendalam. Masalah penelitian timbul karena terdapat kesenjangan antara harapan dengan kenyataan. Pendahuluan hendaknya memudahkan pembaca dalam memahami pokok-pokok isi skripsi secara ilmiah. Bagian pendahuluan skripsi meliputi, latar belakang masalah, identifikasi

12 masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka pemikiran, dan definisi operasional. b. Bab II Kajian Teoritis Bab II kajian teoritis menjelaskan tentang kajian teoritis yang berkaitan dengan variabel dalam penelitian yang ditulis sebagai dasar dalam penyusunan laporan dan penjelasan materi yang diteliti. c. Bab III Metode Penelitian Bab II metodelogi penelitian menjelaskan metode atau prosedur penelitian, secara sistematis dan terperinci yang susunanya terdiri dari metode penelitian, desain penelitian, populasi dan sampel, isntrumen penelitian, prosedur penelitian, dan rancangan analisis data. d. Bab IV Hasil dan Pembahasan Bab IV berisi pembahasan hasil penelitian yaitu deskripsi hasil dan temuan pada penelitian dan pembahasan hasil penelitian dan temuan penelitian tersebut sesuai dengan rumusan masalah. e. Bab V Kesimpulan Bab V merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dan saran yang diambil dari penelitian yang dilakukan. 3. Bagian Akhir Skripsi Pada bagian akhir skripsi terdiri dari daftar pustaka, lampiran-lampiran dan daftar riwayat hidup peneliti.