Analisisi Data (Reliabilitas)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. yang hati hati, teratur dan terus menerus, sedangkan untuk mengetahui bagaimana

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. tersebut dapat dipertanggungjawabkan hasilnya. Berdasarkan metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Identifikasi variable penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu

BAB III METODE PENELITIAN

Uji Validitas dan Reliabilitas

BAB III METODE PENELITIAN

Validitas dan Reliabilitas

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan di bahas enam hal yang meliputi, identifikasi variabel

VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN

ANALISA VALIDITAS DAN RELIABILITAS TES KESABARAN VERSI KEDUA PADA MAHASISWA

Keterangan : = Sampel = Populasi e = Nilai Kritis / batas ketelitian 5 %

BAB III METODE PENELITIAN. informasi yang bermanfaat untuk meningkatakan mutu suatu hal yang menarik minat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penerapan metode penelitian, yang digunakan adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. yang banyak menggunakan angka-angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data serta penampilan dari hasilnya.

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2008 : 2), Metode Penelitian pada dasarnya

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. untuk melihat perbedaan (kepercayaan diri) ditinjau dari jenis kelamin.

RELIABILITAS (2) METODE RELIABILITAS & ERROR METODE RELIABILITAS & ERROR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif korelasional, yakni penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. banyak menggunakan angka-angka dari mulai pengumpulan data, penafsiran

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. 1) Variabel Terikat (Dependent): Konflik Kerja (Y)

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam suatu penelitian, peneliti perlu memahami variabel-variabel dan

VALIDITAS & RELIABILITAS. Sami an

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. B. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada Bulan November 2015 di MI Walisongo Semarang.

BAB III METODELOGI PENELITIAN. tersebut, serta penampilan dan hasilnya. Serta kesimpulan akhir dari penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Diolah. Data. Informasi/ Kesimpulan

BAB III METODEOLOGI DAN PENELITIAN. hasil penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini variabel-variabel yang diteliti yaitu kecerdasan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan angka-angka dari mulai pengumpulan data, penafsiran terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada Siswa-siswi SMP N 1 Besitang. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. hipotesis yang telah disusun. Dalam penelitian yang bersifat kuantitatif ini, maka

BAB III METODE PENELITIAN. metode yang digunakan. Dalam bab ini, akan diuraikan pokok-pokok bahasan

BAB III METODE PENELITTIAN. kepuasan kerja dengan komitmen organisasi. Dalam penelitian ini variabel yang diteliti yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. untuk menjawab masalah penelitian (Setiadi dkk, 2005 ). Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah : B. Definisi Operasional

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Identifikasi variabel penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu : 1. Variabel terikat : Komitmen Organisasi (Y)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pembahasan pada bab metode penelitian ini meliputi: Identifikasi variabel

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. dilakukan secar hati-hati dan sitematis menurut Syatori, (2012). Data-data

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional. Menurut Sugiyono (2009)

MANAJEMEN DATA PENGUMPULAN DATA PENGOLAHAN DATA ANALISIS DATA PENYAJIAN DATA

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 1. Variabel Tergantung : Kinerja Karyawan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

nr 1 + (n-1)r r n n = RELIABILITAS

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. analisisnya menggunakan data-data numerikal (angka) yang diolah. penelitian sampel besar (Azwar, 2012, h.5).

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kejadian dengan melihat penyebab-penyebabnya. Teknik analisis komparasional

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. independent (bebas) dan variabel dependet (terikat). Variabel bebas yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang diteliti yaitu komunikasi

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III LANDASAN TEORI. dirasakan dengan kinerja yang diharapkan. Kepuasan penumpang atau konsumen

Lita Destri Ningsih Isnani, M.Si

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel gaya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tipe penelitian korelasi,yaitu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. banyak menggunakan angka-angka dari mulai pengumpulan data, penafsiran

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. bebas dan satu variabel tergantung. Variabel-variabel tersebut adalah sebagai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. data dilakukan sebelum dilakukan intervensi penkes (pre test) dan setelah dilakukan pendidikan kesehatan (post test).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. menjadi objek pengamatan penelitian atau faktor- faktor yang berperan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian juga didasarkan pada hasil pengolahan angka-angka pada data hasil

BAB II KAJIAN TEORETIK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. yang lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel, yaitu syukur sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika (Azwar,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. metode yang menekankan analisis pada data-data numerikal (angka)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. matematis berdasarkan permasalahan dan tujuan yang ingin dicapai. Variabel dalam penelitian ini ada dua, yaitu:

BAB III METODE PENELITIAN. dalam penelitian ini adalah model korelasional (Newman, 2000). Maksud korelasional dari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. kolektif dari responden dengan mempergunakan kuesioner. Penelitian survei adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ketepatan dan ketelitian dalam menentukan metode yang dipergunakan. penelitian merupakan hal yang sangat penting artinya. Bila ada kesalahan pada

BAB III METODE PENELITIAN. bisa dikatakan sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala

BAB III METODE PENELITIAN. untuk menjelaskan hubungan antara dua atau lebih variabel. 39 Lebih lanjut jenis

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. didalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan penelitian. Berdasarkan

1. Variabel bebas (X) : Dukungan sosial teman sebaya. 1. Variabel terikat (Y) : Kemampuan bersosialisasi. 1. Kemampuan Bersosialisasi

BAB III LANDASAN TEORI. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009

Transkripsi:

Analisisi Data (Reliabilitas)

Reliabilitas (reliability) adalah sejauh mana hasil suatu proses pengukuran dapat dipercaya. Reliabilitas dapat pula disebut dengan konsistensi, keterandalan, keterpercayaan, kestabilan, keajegan, dan sebagainya. Hasil suatu pengukuran akan dapat dipercaya hanya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan tes (pengukuran) terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah. Apabila perbedaan yang terjadi sangat besar dari waktu ke waktu maka hasil pengukuran tersebut tidak dapat dipercaya dan dikatakan tidak reliabel. Pengukuran yang hasilnya tidak reliabel tentu saja tidak dapat dikatakan akurat karena konsistensi menjadi sayarat bagi akurasi.

Validitas berasal dari kata validity yang berarti sejauhmana akurasi suatu tes atau skala dalam menjalankan fungsi pengukurannya. Pengukuran dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila pengukuran tersebut menghasilkan data yang secara akurat memberikan gambaran mengenai variabel yang diukur apakah sudah seperti yang dikehendaki oleh tujuan pengukuran tersebut atau belum. Akurat dalam hal ini berarti tepat dan cermat sehingga apabila tes (pengukuran) menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran maka dikatakan sebagai pengukuran yang memiliki validitas rendah.

Misalkan, suatu tes yang dirancang untuk mengungkap atribut A dan kemudian menghasilkan informasi mengenai atribut A maka tes tersebut dikatakan sebagai alt ukur yang hasilnya valid. Sebaliknya, suatu tes yang dirancang untuk mengukur atribut A tetapi menghasilkan data mengenai atribut A1 atau B, dikatakan alat ukur tersebut tidak valid untuk mengukur atribut A tetapi valid untuk mengukur atribut A1 dan B.

Dalambidang pengukuran fisik, untuk dapat mengetahui berat suatu cincin emas maka harus digunakan alat penimbang berat emas agar hasilnya valid yaitu memberikan gambaran berat yang tepat dan cermat. Sebuah alat penimbang badan memang juga tepat untuk megukur variabel berat AKAN TETAPI tidaklah cukup cermat untuk untuk menimbang berat cincin emas dikarenakan perbedaan berat yang sangat kecil (tapi penting) pada berat emas tidak dapat terlihat pada alat ukur penimbang badan tersebut.

Dalambidang pengukuran fisik, untuk dapat mengetahui berat suatu cincin emas maka harus digunakan alat penimbang berat emas agar hasilnya valid yaitu memberikan gambaran berat yang tepat dan cermat. Sebuah alat penimbang badan memang juga tepat untuk megukur variabel berat AKAN TETAPI tidaklah cukup cermat untuk untuk menimbang berat cincin emas dikarenakan perbedaan berat yang sangat kecil (tapi penting) pada berat emas tidak dapat terlihat pada alat ukur penimbang badan tersebut.

Tinggi rendahnya reliabilitas dan validitas pengukuran dunyatakan secara empirik oleh suatu koefisien dalam hal ini koefisien reliabilitas dan koefisien validitas. Secara teoritik, koefisien reliabilitas dan validitas berkisar dari 0,0 sd 1,0, dengan mengabaikan tanda negatif dari hasil perhitungan. Koefisien reliabilitas dan validitas akan sulit untuk mencapai angka maksimal 1,0. Dbanding dengan reliabilitas, koefisien validitas yang tinggi sangatlah jauh lebih sulit untuk dicapai.

RELIABILITAS

Berdasarkan prosedur yang dilakukan dan sifat koefisien yang dihasilkan, ada 3 macam reliabilitas yaitu: 1. Metode tes-ulang / retest 2. Metode bentuk paralel 3. Metode penyajian tunggal

Metode Tes-Ulang / Retest Metode ini dilakukan dengan menyajikan satu tes pada satu kelompok subjek sebanyak dua kali dengan tengganng waktu yang cukup diantara kedua penyajian tersebut. Reliabilitas pengukuran diperlihatkan oleh koefisien korelasi antara distribusi skor subjek pada pemberian tes yang pertama dan distribusi skor pada pemberian tes yang kedua. Koefisien reliabilitas yang diperoleh merupakan indikator kestabilan pengukuran yang dilakukan oleh tes dari waktu ke waktu.

No Subjek X1 X2 1 A 15 16 2 B 15 7 3 C 9 8 4 D 5 9 5 E 5 14 6 F 11 12 7 G 11 9 8 H 10 7 9 I 12 5 10 J 5 8 11 K 7 7 12 L 15 16 13 M 15 7 14 N 9 8 15 O 5 9 16 P 5 14 17 Q 11 12 18 R 11 9 19 S 10 7 20 T 12 5 21 U 5 8 22 V 7 7 Korelasi Pearson / Product Moment digunakan untuk data rasio atau interval. Korelasi Tau-Kendall digunakan untuk data ordinal. Korelasi Spearman digunakan untuk data ordinal

Metode Bentuk Paralel Metode ini dilakukan dengan memberikan sekaligus dua bentuk tes yang paralel / kembar kepada kelompok subjek. Apabila jumlah item dalam tes tidak terlalu banyak, kedua tes yg paralel dapat digabungka terlebih dahulu sehingga seakan-akan hanya merupakan satu bentuk tes saja. Setelah seluruh tes selesai dikerjakan, barulah dikembalikan ke bentuk semula untuk diperiksa dan diberi skor sehingga diperoleh dua distribusi skor X1 dan X2. Apabila penggabungan kedua tes tidak dimungkinkan karena masing-masing tes terdiri dari banyak item, maka kedua tes hendaknya diberikan berturut-turut dengan waktu yang relatif singkat.

No Subjek X1 X2 1 A 125 120 2 B 117 118 3 C 120 117 4 D 122 119 5 E 122 103 6 F 100 102 7 G 111 100 8 H 100 107 9 I 115 110 10 J 110 108 11 K 117 117 12 L 125 116 13 M 117 118 14 N 120 117 15 O 122 115 16 P 111 103 17 Q 111 102 18 R 111 100 19 S 115 107 20 T 115 110 21 U 115 108 22 V 125 116 Tes yang akan dihitung reliabilitasnya harus tersedia paralelnya yaitu tes lain yang sama tujuan ukurnya, dan setara itemnya baik secara kualitas maupun kuantitas. Dengan kata lain, tersedia dua tes yang kembar. Tes X1 dikatakan paralel/kembar dengan tes X2 apabila mean skor dan variansnya setara. Selain itu (optional) koefisien korelasi dengan suatu variabel ketiga juga harus setara.

Perhatikan bahwa: Mean X1 = 115,7273 relatif sama dengan mean X2 = 110,5909. Demikian pula varians X1 = 49,351 relatif sama dengan varians X2 = 47,491. Sehingga kedua tes dikatakn paralel. Tidak perlu dicek kesetaraan koefisien korelasi masingmasing dengan ukuran lain.

Metode Penyajian Tunggal Metode ini biasa disebut dengan pendekatan konsistensi internal. Data skor diperoleh melalui prosedur satu kali tes kepada sekelompok individu sehingga lebih praktis dan efisien dibandingkan dengan bentuk tes ulang dan bentuk paralel. Karena hanya satu distribusi skor yang diperoleh, maka perhitungan koefisien reliabilitasnya harus dilakukan melalui analisis terhadap distribusi skor item atau kelompok item, BUKAN melalui analisis terhadap skor tes secara keseluruhan sebagaimana 2 metode sebelumnya. Ada banyak rumus yang dapat digunakan misalnya dengan formula Spearman-Brown, Alpha Cronbach, Rulon, Kuder-Richardson, Hoyt, dsb.

Subjek Item 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 A 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 B 0 0 2 0 1 0 0 0 1 2 2 2 C 0 0 2 0 1 2 0 2 0 0 1 2 D 2 2 1 2 1 1 2 1 0 1 2 2 E 2 2 1 1 2 2 2 2 0 1 1 0 F 0 0 2 1 1 1 1 2 1 2 2 0 G 1 0 1 2 2 1 2 0 0 1 0 0 H 0 0 2 0 1 2 2 0 0 1 0 1 I 2 2 0 0 0 2 1 0 2 2 2 2 J 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0

Seberapa Tinggi Nilai Reliabilitas? Nilai koefisien reliabilitas hanya berlaku bagi skor kelompok subjek yang dijadikan dasar perhitungan itu saja. Tes standar yang taruhannya tinggi serta disusun secara profesional harus memiliki koefisien r = 0,90, sedangkan yg tidak begitu tinggi taruhannya harusnya memiliki koefisien r antara 0,80 sd 0,85. Untuk tes yg digunakan di kelas hendaknya paling kecil memiliki koefisien r 0,70. Skala Guilford:

Dalam kaitannya dengan konsep penelitian analisis isi, konsep reliabilitas terbagi menjadi 3 yaitu 1. Stabilitas 2. Reproduksibilitas 3. Akurasi

Jenis Definisi Desain Uji Kekuatan Kepraktisan Stabilitas Derajat sejauh mana alat ukur menghasilkan temuan yg tidak berbeda sepanjang waktu Tesretes Kuat Mudah Reproduk sibilitas (Inter coder) Akurasi Derajat sejauh mana sebuah alat ukur dapat menghasilkan temuan yg sama dalam berbagai keadaan yg berbeda, dilokasi yg berbeda-beda, dan menggunakan pengkode/coder yang berbeda-beda Derajat sejauh mana sebuah alat ukur mamapu menghasilkan temuan yg tidak berebda dengan standar yg telah dikenal, atau menghasilkan apa yg memang dituntut untuk dihasilkan. Tes-tes Sedang Sedang Tesstandar Lemah Sulit

Stabilitas Penilai (coder) diberikan dua kali tes yakni tes dan retest. Hasilnya dibandingkan kemudian dilihat apakah ada perbedaan atau tidak. Alat ukur disebut reliabel apabila dari dua kali pengukuran tidak ditemukan adanya perbedaan hasil. Stabilitas biasa juga disebut dengan intracoder reliability karena data yang dibandingkan adalah data dari coder yang sama. Bukan dengan membandingkan data hasil beberapa coder. Stabilitas adalah jenis reliabilitas yang paling lemah sehingga sebaiknya tidak digunakan untuk menguji reliabilitas dari suatu alat ukur.

Reproduksibilitas Penilai (coder) terdiri dari dua orang atau lebih. Alat ukur dinayatakan reliabel apabila alat ukur tersebut dinilai oleh beberapa coder dan dalam waktu yang berbeda, dan ternyata menghasilkan temuan yang sama. Reproduksibiltas biasa juga disebut dengan intercoder reliability atau reliabilitas antar coder. Hal ini karena reliabilitas jenis ini melihat kecocokan hasil pemeriksaan coder ketika diperbandingkan satu sama lain. Apabila terjadi ketidak cocokan, hal tersebut menunjukkan inkonsistensi intrakoder sekaligus ketidakcocokan intercoder.

Akurasi Pengukuran disebut mempunyai akurasi (reliabel) apabila hasil pengukruan yg dilakukan tidak berbeda dengan hasil tes standar. Akurasi menggabungkan tiga hal sekaligus yakni inkonsistensi intracoder, ketidakcocokan antar-coder, dan penyimpangan dari bentk standar. Sehingga akurasi merupakan jenis reliabilitas yang paling kuat. HANYA SAJA, akurasi membutuhkan sebuah data standar sebagai pembanding.

Stabilitas Reproduksibiltas Akurasi Pengujian Alat Ukur Alat ukur menghasilkan temuan yg sama dari waktu yg berbeda Alat ukur menghasilkan temuan yg sama oleh orang yg berbeda Alat ukur menghasilkan temuan yg sama dari bentuk standar Kesalahan yang Dinilai Inkonsistensi intracoder Ketidakcocokan intercoder Penyimpangan dari standar

Pengukuran disebut mempunyai akurasi (reliabel) apabila hasil pengukruan yg dilakukan tidak berbeda dengan hasil tes standar. Akurasi menggabungkan tiga hal sekaligus yakni inkonsistensi intracoder, ketidakcocokan antar-coder, dan penyimpangan dari bentk standar. Sehingga akurasi merupakan jenis reliabilitas yang paling kuat. HANYA SAJA, akurasi membutuhkan sebuah data standar sebagai pembanding. Hal ini menyebabkan, konsep reliabilitas ini jarang digunakan. Reproduksibiltas merupakan konsep reliabilitas yang paling sering digunakan. Konsep ini biasa disebut dengan reliabilitas antar coder. Berikut diberikan beberapa formula untuk melihat derajat reliabilitas dari suatu alat ukur.

Persentase Persetujuan (Percent Agreement) Perhitungan reliabilitas yang paling sederhana. Formulanya adalah sebagai berikut: A Reliabilitas Antar-Coder N Dengan A = jumlah persetujuan dari dua orang coder, N = jumlah unit yang dites. Instrumen dikatakan reliabel apabila nilai reliabilitas antar-coder-nya tidak lebih kecil dari 0,8.

Misalkan diberikan hasil dari coding atas 10 berita dari dua coder berikut: Berita Coder A Coder B Setuju (S) atau Tidak Setuju (TS) 1 1 1 S 2 2 2 S 3 2 3 TS 4 1 3 TS 5 3 3 S 6 1 1 S 7 2 2 S 8 3 3 S 9 2 1 TS 10 2 2 S Total S = 7, Total TS = 3. Reliabilitas = 7/10 = 0,70 (70%).

Formula Holsti Formulanya adalah sebagai berikut: 2M Reliabilitas Antar-Coder N1 N2 Dengan M adalah jumlah coding yang sama, N1 adalah jumlah coding yang dibuat oleh coder 1, N2 adalah jumlah coding yang dibuat oleh coder 2. Instrumen dikatakan reliabel apabila nilai reliabilitasnya tidak kurang dari 0,70.

Misalkan diberikan hasil dari coding atas 10 berita dari dua coder berikut: Berita Coder A Coder B Setuju (S) atau Tidak Setuju (TS) 1 2 2 S 2 3 1 TS 3 2 2 S 4 1 1 S 5 1 1 S 6 3 2 TS 7 2 2 S 8 2 2 S 9 3 3 S 10 1 1 S Total S = 8, Total TS = 2. Reliabilitas = 2M/(N1+N2) = 2(8)/(10+10) = 0,8 (80%).

Formula Scott (Scott Pi) Formulanya adalah sebagai berikut: %persetujuan % persetujuan Reliabilitas yg diamati yg diharapkan Antar-Coder 1 % persetujuan yg diharapkan Dengan M adalah jumlah coding yang sama, N1 adalah jumlah coding yang dibuat oleh coder 1, N2 adalah jumlah coding yang dibuat oleh coder 2. Instrumen dikatakan reliabel apabila nilai reliabilitasnya tidak kurang dari 0,70.

Misalkan diberikan hasil dari coding atas 10 berita dari dua coder berikut: Berita Coder A Coder B Setuju (S) atau Tidak Setuju (TS) 1 1 2 TS 2 2 2 S 3 4 4 S 4 5 5 S 5 3 3 S 6 2 2 S 7 2 1 TS 8 3 3 S 9 1 2 TS 10 4 4 S Total S = 7, Total TS = 3. Persetujuan = 7/10 = 0,70 (70%).

Selanjutnya, tabel persetujuan yang diharapkan adalah sebagai berikut: Kategori Coder A Frekuensi Coder B Total (A + B) Proporsi dari Seluruh Kategori 1 2 1 3 3/20 = 0,15 2 3 4 7 7/20 = 0,35 3 2 2 4 4/20 = 0,20 4 2 2 4 4/20 = 0,20 5 1 1 2 2/20 = 0,10 Jumlah 20 1,00

Persetujuan yang diharapkan adalah (0,15) 2 + (0,35) 2 + (0,20) 2 + (0,20) 2 + (0,10) 2 = 0,24. Sehingga: %persetujuan % persetujuan Reliabilitas yg diamati yg diharapkan Antar-Coder 1 % persetujuan yg diharapkan 0,70 0,24 0,61 1 0,24

Formula Cohen (Cohen Kappa) Formulanya adalah sebagai berikut: persetujuan persetujuan Reliabilitas yg diamati yg diharapkan Antar-Coder 1 persetujuan yg diharapkan

Misalkan diberikan hasil dari coding atas 10 berita dari dua coder berikut: Berita Coder A Coder B Setuju (S) atau Tidak Setuju (TS) 1 3 3 S 2 4 4 S 3 2 2 S 4 2 1 TS 5 1 1 S 6 3 3 S 7 3 3 S 8 4 3 TS 9 5 5 S 10 5 5 S Total S = 8, Total TS = 2 Persetujuan = 8/10 = 0,80 (80%).

Selanjutnya, tabel persetujuan yang diharapkan adalah sebagai berikut: Kategori Coder A Frekuensi Coder B Total (A X B) 1 1 2 2 2 2 1 2 3 3 4 12 Jadi, persetujuan yang diharapkan adalah: = (1/10 2 )(2+2+12+2+4) = (1/100)(22) = 0,22 4 2 1 2 5 2 2 4 Jumlah 10 10 22

Telah diperoleh oersetujuan yang diamati = 0,80, dan persetujuan yang diharapkan = 0,22. persetujuan persetujuan Reliabilitas yg diamati yg diharapkan Antar-Coder 1 persetujuan yg diharapkan 0,80 0,22 1 0,22 0,74

Sumber: Eriyanto, 2011. Analisis Isi, Prenada Media Group: Jakarta. Saifuddin Azwar. 2013. Reliabiltas & Validitas, Edisi Keempat. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.

NEXT: Analisis Data: Validitas