1. Undang undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia;

dokumen-dokumen yang mirip
SOP (STANDART OPERASIONAL PROSEDUR) Tentang

SOP (STANDART OPERASIONAL PROSEDUR) Tentang

: PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TENTANG

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH LAMPUNG DIREKTORAT PEMBINAAN MASYARAKAT

STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR TENTANG TIPIRING

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP ) PENANGANAN KONFLIK SOSIAL

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR BHABINKAMTIBMAS

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SAT BINMAS POLRES BIMA KOTA TAHUN 2016

MAKALAH PERAN POLISI DALAM PEMBINAAN KEAMANAN SWAKARSA DI WIL DIY. Oleh: Dewi Emiliana Sakti, SH.

PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI POLRI TAHUN 2013 POLRES DHARMASRAYA

PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI POLRI TAHUN 2014 POLRES DHARMASRAYA

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) SATUAN SABHARA

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) SATUAN PEMBINAAN MASYARAKAT POLRES LOMBOK TENGAH

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP ) Tentang

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH SUMATERA BARAT RESOR PARIAMAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

Restorica Vol. 1, Nomor 01, April 2015 ISSN:

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) BAG OPS POLRES PARIAMAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Polri merupakan salah satu institusi pemerintah yang bertanggung

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMBINAAN DAN PENYULUHAN TERHADAP ANGGOTA SATUAN PENGAMANAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR SATUAN BINMAS POLRES MATARAM

MEMORANDUM OF UNDERSTANDING ( KESEPAKATAN BERSAMA )

BAB II GAMBARAN UMUMTENTANG LOKASI PENELITIAN. A. Sejarah Berdirinya Polsek Tampan kota Pekanbaru

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) SATUAN SABHARA POL R E S B I M A K O T A

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR TENTANG POLMAS PERAIRAN

TARGET KINERJA DAN PENDANAAN POLRES BIMA KOTA TAHUN

INDIKATOR KINERJA UTAMA RENSTRA POLRES SIDOARJO TAHUN (PERUBAHAN)

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN POLMAS DI WILAYAH DUSUN BUNCIT DESA LEMBAR SELATAN KEC. LEMBAR KAB. LOMBOK BARAT TANGGAL 29 SEPTEMBER 2016

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

PEDOMAN STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) INISIATIF. Tentang SISTEM PENGUNGKAPAN KASUS SAT RESKRIM DENGAN TEAM ELITE SAT SABHARA POLRES LOMBOK TIMUR

LAPORAN KEGIATAN KAPOLRES MUSI RAWAS DARI TANGGAL 29 AGUSTUS S/D 02 SEPTEMBER 2016

PENGARUSUTAMAAN HAM DALAM PELAYANAN PUBLIK DI POLRES METRO JAKARTA UTARA

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN POLMAS DI DESA GUNUNG MALANG KEC. PRINGGABAYA LOMBOK TIMUR TANGGAL 28 JANUARI 2016

STANDAR OPERSIONAL PROSEDUR PAM OBVIT

INDIKATOR BIDANG KEAMANAN DAN KETERTIBAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

DAFTAR SOP SATUAN BINMAS

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN POLMAS DI PANTAI INDUK DESA TAMAN AYU KAB. LOMBOK BARAT BULAN MARET 2016

PERATURAN KEPALA BADAN PEMELIHARA KEAMANAN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN LINGKUNGAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Banyaknya tawuran antar pelajar yang terjadi di kota kota besar di

Pembentukan Forum Kemitraan Polisi dan Masyarakat Sebagai Upaya Reduksi Gejala Gangguan Kamtibmas

I. PENDAHULUAN. peraturan-peraturan yang harus ditaati oleh setiap masyarakat agar keseimbangan

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN KETENTERAMAN, KETERTIBAN UMUM DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT

KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA AMANAT PADA APEL GELAR PASUKAN OPERASI KETUPAT 2014 TANGGAL 21 JULI 2014

Kesatuan Bangsa dan Politik.

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAKSANAAN TUGAS SUBDIT KERMA TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. dari Sabang hingga ke Merauke. Masyarakat majemuk adalah masyarakat yang

LAPORAN HASIL KEGIATAN KAMSELTIBCAR LANTAS KEPADA SISWA SMK RIGOMASI BONTANG PADA HARI SELASA TGL 12 JULI 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BUTON NOMOR 54 TAHUN 2008

BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 48 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN KEWASPADAAN DINI MASYARAKAT DI KABUPATEN JEMBER

I. PENDAHULUAN. pokok memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, melakukan penegakan

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH KEPULAUAN RIAU RESORT KARIMUN

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 41 TAHUN 2010 TENTANG

DAFTAR PERTANYAAN BIDANG JEMEN OPSNAL WASRIK ITWASUM POLRI TAHAP II ASPEK LAK & DAL TAHUN 2014

NASKAH SEMENTARA STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR KEGIATAN PENGENDALIAN MASSA SAT SABHARA POLRES SUMBAWA BARAT BAB I PENDAHULUAN

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)

STANDARD OPERATION PROCEDURE (SOP)

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 (PERUBAHAN) POLRES SIDOARJO. NO Sasaran Indikator Kinerja Target (1) (2) (3) (4)

TUGAS DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DAN PEMADAM KEBAKARAN

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAKSANAAN TUGAS SUB BIN POLMAS BAB I PENDAHULUAN

MOU SAT BINMAS POLRES SUMBAWA DENGAN DINAS PENDIDIKAN NASIONAL SDN 06 SUMBAWA

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TENTANG SATUAN POLAIR POLRES PARIAMAN

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR NO. DOKUMEN : SOP-SAMBANG NUSA/ / /2016

KEBIJAKAN KEPALA POLISI DAERAH LAMPUNG DALAM UPAYA MEMBERIKAN PERLINDUNGAN KEPADA MASYARAKAT LAMPUNG. (Jurnal Ilmiah) Oleh SEPTIAN ALAM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP ) PENGAWALAN TAHANAN POLRES MATARAM

LAPORAN HASIL PELAKSANAAN GIAT CIPTA KONDISI PATROLI & GIAT RAZIA TANGGAL : 23 S/D 31 OKTOBER 2014

7. PENUTUP Kesimpulan

DINAS KETENTRAMAN, KETERTIBAN UMUM DAN PERLINDUNGAN MASYARAKAT KABUPATEN MAHAKAM ULU

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

DATA PILUN SAT. INTELKAM POLRES LOBAR

BUPATI SEMARANG SAMBUTAN BUPATI SEMARANG PADA ACARA SOSIALISASI PAM LINMAS BAGI PEMBINA LINMAS KECAMATAN KABUPATEN SEMARANG

STANDAR OPRASIONAL PROSEDUR ( SOP ) PELETON PENGURAI MASSA (RAIMAS) SATUAN SABHARA SETINGKAT POLRES

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

STANDART OPERASIONAL PROSEDURE ( SOP ) PENGAWASAN SENJATA API DAN BAHAN PELEDAK

- 1 - PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAHAN DESA

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PELAYANAN SIM NO. REVISI 00 TANGGAL TERBIT: 2016 DIPERIKSA OLEH KASAT LANTAS T T D

BAB I PENDAHULUAN. birokrasi modern. Hal ini setidaknya sejalan dengan pandangan Etzioni (1986: 35)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR : 6 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 33 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 12TAHUN 2006 TENTANG KEWASPADAAN DINI MASYARAKAT DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Negara memiliki kewajiban untuk melindungi tiap-tiap warga negaranya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam teknologi informasi dengan penyebaran norma-norma dan nilai-nilai

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG FORUM KEWASPADAAN DINI MASYARAKAT ( FKDM ) PROVINSI JAMBI

BUPATI MEMPAWAH, PROVINSI KALIMANTAN BARAT

IV. GAMBARAN UMUM. A. Gambaran Umum Polresta Bandar Lampung. Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) meru pakan merupakan alat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penegak hukum, tetapi lebih memberikan rasa aman kepada masyarakat.

GIAT HARIAN SAT BINMAS POLRES WAY KANAN

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH LAMPUNG RESORT LAMPUNG TENGAH Jalan Negara No. 01 Gunung Sugih Gunung Sugih, 27 Mei 2017

II. TINJAUAN PUSTAKA. merupakan peranan atau role. Hak sebenarnya merupakan wewenang sedangkan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 5 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG BIMBINGAN PENYULUHAN KEAMANAN DAN KETERTIBAN MASYARAKAT

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM OPERASIONAL KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERAN UNITBINMAS (UNIT PEMBINAAN MASYARAKAT) DALAM MENANGGULANGI KENAKALAN REMAJA PELAJAR. (Studi Kasus Pada Polsek Kerjo Kabupaten Karanganyar)

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAERAH NUSA TENGGARA BARAT RESORT SUMBAWA BARAT Jalan Telaga Baru - Taliwang 84355

PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

Transkripsi:

REFORMASI BIROKRASI POLRES DHARMASRAYA DALAM MENJAGA SITUASI KAMTIBMAS DENGAN PEMBINAAN SISKAMLING MELALUI PROGRAM RUNDO BASAMO POLISI / KAPOLRES (RONDA BERSAMA POLISI DENGAN MASYARAKAT) DI LINGKUNGAN POLRES DHARMASRAYA I. PENDAHULUAN A. UMUM 1. Sebagaimana arah kebijakan Kapolri tentang Revitalisasi Polri menuju Pelayanan Prima guna meningkatkan kepercayaan masyarakat, dimana salah satunya yang termasuk dalam kerangka Revitalisasi adalah agar Polri yang berada diwilayah dapat membuat Terobosan Kreatif (Creative Breaktrough) dalam memelihara dan menciptakan stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat yang mantap guna menunjang lancarnya Pembangunan Nasional, mencakup masalah yang sangat luas dan komplek yang perlu diwaspadai dan diatasi; 2. Terkait dengan Terobosan Kreatif (Creative Breaktrough) yang sekaligus merupakan komitmen Revitalisasi, maka Polres Dharmasraya (Sat Binmas) berupaya membuat suatu Terobosan Kreatif dengan Program / Kegiatannya dinamakan Rundo Basamo Polisi / Kapolres atau Polisi dengan masyarakat bersama-sama melaksanakan Siskamling dengan melalui kegiatan Ronda Kampung yang merupakan perpolisian dengan mengadopsi Kearifan Budaya Lokal untuk menghadapi masalah - masalah Kamtibmas yang luas dan komplek tersebut dan dihadapkan dengan keterbatasan - keterbatasan yang ada di aparatur Kamtibmas dimana Polri sebagai intinya mutlak memerlukan peran serta masyarakat dan juga ikut serta mengatasi masalah - masalah gangguan Kamtibmas, bahkan diharapkan agar masyarakat mampu untuk mengamankan diri dan lingkungannya sendiri dari gangguan Kamtibmas (Kamtibmas Swakarsa);

3. Prakarsa sendiri masyarakat yang tumbuh sebagai perwujudan sifat kegotong-royongan/goro masyarakat dalam mengamankan diri dan lingkungan perlu dibimbing, digerakkan, didorong dan diarahkan agar potensi masyarakat tersebut secara maksimal dapat dimanfaatkan untuk menunjang penanggulangan masalah - masalah Kamtibmas. B. DASAR 1. Undang undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia; 2. Peraturan Kapolri Nomor 23 Tahun 2007 tentang Sistem Keamanan Lingkungan; 3. Peraturan Kapolri Nomor 7 Tahun 2008 tentang Pedoman Dasar Strategi dan Implementasi Pemolisian Masyarakat Dalam Penyelenggaraan Tugas Polri. C. MAKSUD DAN TUJUAN 1. Maksud untuk memberikan arahan umum tentang pelaksanaan program / kegiatan Rundo Basamo Polisi / Kapolres. 2. Tujuan penyelenggaraan Rundo Basamo Polisi / Kapolres ( Ronda bersama Polisi dengan Masyarakat ) adalah tercapainya kondisi lingkungan pemukiman yang sehat dan kemantapan ketahanan lingkungan pemukiman di bidang Kamtibmas yang ditandai ciri-ciri: a. Norma-norma Agama, hukum dan adat dihayati serta ditaati dan diamalkan dengan baik oleh masyarakat; b. Adanya mentalitas masyarakat yang mampu menjadi daya tangkal terhadap setiap ancaman, gangguan dan hambatan terhadap keamanan dan ketertiban masyarakat; c. Kepekaan masyarakat terhadap masalah-masalah Kamtibmas yang terjadi di lingkungan disertai Response Profesional sesuai normanorma yang berlaku; d. Masyarakat dapat menikmati rasa bebas dari gangguan maupun ancaman, rasa dilindungi dan rasa ketentraman lahiriah dan bathiniah sehingga masyarakat dapat melaksanakan segala kegiatan usahanya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan (Tata Tentram Kerta Raharja); e. Masyarakat dapat berperan aktif sesuai peran dan fungsinya masing-masing dalam mengimplementasikan sistem Kamtibmas Swakarsa di lingkungannya yang mencakup informasi maupun pengidentifikasikan masalah-masalah Kamtibmas yang terjadi di lingkungannya dan upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam rangka menyelesaikan melalui Forum Kemitraan Polisi dan

Masyarakat maupun kegiatan - kegiatan Sistem Keamanan Lingkungan (Siskamling). II. PELAKSANAAN RUNDO BASAMO POLISI / KAPOLRES (RONDA BERSAMA POLISI DENGAN MASYARAKAT) A. PENGERTIAN-PENGERTIAN 1. Pembinaan terpadu sistem keamanan lingkungan selanjutnya disingkat Binsiskamling adalah segala usaha dan kegiatan secara bersama antara aparat keamanan, aparat Pemerintahan lainnya, unsur - unsur swasta dan dengan warga masyarakat pada umumnya, yang berhubungan dengan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian serta pedoman bagi penyelenggaraan siskamling yang diarahkan pada terwujudnya keadaan yang Aman, Tertib dan Tentram dalam suatu lingkungan; 2. Lingkungan Pemukiman adalah kawasan dimana sekelompok atau golongan warga masyarakat menetapkan dan atau bertempat tinggal. B. PEMBINAAN SISTEM KEAMANAN LINGKUNGAN DENGAN KEGIATAN RUNDO BASAMO POLISI / KAPOLRES (RONDA BERSAMA POLISI DENGAN MASYARAKAT) 1. Sasaran yang ingin dicapai Agar tujuan penyelenggaraan pengamanan lingkungan pemukiman tersebut tercapai, maka perlu diadakan upaya-upaya pembinaan dengan sasaran : a. Agar setiap anggota Masyarakat (sebagai individu) selalu mawas diri dan waspada untuk tidak melanggar hukum (pelaku) atau tidak menjadi korban kejahatan; b. Agar anggota masyarakat (sebagai keluarga) dapat mengamankan keluarga dan rumah (tempat tinggalnya) masingmasing; c. Agar masyarakat secara teroganisir dapat mengamankan lingkungan pemukiman sendiri. Oleh sebab itu dalam rangka Siskamling Pemukiman, masyarakat (baik sebagai Individu, Keluarga dan masyarakat lingkungan Pemukiman) diharapkan memiliki kemampuan kemampuan : a. Keamanan untuk mendeteksi kerawanan - kerawanan sosial di lingkungannya sebagai sumber utama penyebab gangguan Kamtibmas; b. Kemampuan untuk mengambil langkah-langkah guna meniadakan kerawanan kerawanan sosial tersebut agar tidak berkembang menjadi keresahan dan ketegangan sosial dilingkungannya;

c. Kemampuan untuk mencegah secara fisik terjadinya pertama gangguan Kamtibmas di lingkungannya (Ronda Kampung); d. Kemampuan untuk melakukan tindakan pertama terhadap kasus tertangkap tangan yang terjadi dilingkungannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan segera menyerahkan kepada Polri; e. Kemampuan membantu Polri dalam Pengamanan TKP, melaporkan setiap kejadian, mau menjadi saksi dan mau membantu Polri dalam pelacakan Pelaku dan Barang Bukti; f. Kemampuan untuk merehabilitasi ketentraman masyarakat yang terganggu akibat konflik - konflik sosial, kecelakaan dan bencana alam yang terjadi di lingkungannya. 2. Cara Pembinaan Menggunakan tekhnik-tekhnik Bimbingan Masyarakat. 3. Cara Pengamanan lingkungan Pemukiman Secara Fisik : a. Keberhasilan Pengamanan fisik lingkungan pemukiman dipengaruhi oleh kepekaan dan rasa gotong royong/goro (kebersamaan) antar sesama warga masyarakat. b. Mengaktifkan pelaksanaan Ronda Kampung, Penjagaan tempattempat tertentu, misalnya: Gudang, Bangunan-bangunan serta selalu berupaya meningkatkan kemampuan dan ketrampilan warga masyarakat dalam bidang Kamtibmas. 4. Cara-cara pendekatan kepada masyarakat. Cara-cara pendekatan kepada masyarakat dalam rangka menanamkan pengertian, kesadaran kemampuan untuk melakukan Siskamling, dilakukan sebagai berikut : a. Kenalkan diri dan tugas kita secara lengkap dan jelas menurut tata krama yang berlaku pada masyarakat. b. Berikan informasi yang jelas dan jujur tentang arti, makna, maksud dan tujuan Siskamling (Pos Kamling) dan kemungkinan yang terjadi apabila sistem pengamanan lingkungan tidak dilaksanakan secara baik. c. Berikan dorongan kepada warga masyarakat dengan contoh teladan yang baik dan bangkitkan harapan - harapannya agar dapat masyarakat mau, mengamankan kepentingannya sendiri dan kepentingan orang lain dalam rangka kepentingan bersama bagi suatu kehidupan yang aman, tertib dan sejahtera. d. Sadarkan masyarakat agar mereka mau melakukan hal-hal yang baik dan positif bagi kepentingan keamanan dan ketertiban dirinya dan lingkungan sosialnya. e. Berikan bimbingan dan penyuluhan secara teratur kepada warga masyarakat tentang cara - cara mereka menanggulangi permasalahan yang dihadapinya, tentang cara - cara membina kerukunan hidup bermasyarakat, tentang cara - cara menghindari dan mengambil tindakan-tindakan pertama terhadap kasus-kasus kejahatan.

f. Didik dan latihkan masyarakat agar memperoleh penghayatan, pengetahuan yang lebih luas dan kemampuan atau keterampilan yang memadai untuk mencegah dan menanggulangi kejahatan serta gangguan Kamtibmas lainnya terhadap dirinya dan lingkungannya. g. Lakukan pengaturan dengan cara-cara yang baik apabila hal itu diperlukan sebagai kelanjutan dari cara-cara pendekatan yang disebutkan diatas. 5. Koordinasi Pelaksanaan a. Kepolisian setempat (Bhabinkamtibmas Polsek/petugas Polmas Polisi Maota Lamak ) merupakan inti pembinaan dan karenanya berkewajiban untuk mengkoordinasikan semua pejabat dan tokoh - tokoh Masyarakat formal dan non formal bagi penyelenggaraan Siskamling. b. Kedalam Kesatuan Polri, atas nama Kapolsek, mengkoordinasikan peran-peran Intelkam, Sabhara, dan Reskrim dalam rangka pembinaan kemampuan dan pengawasan serta pengendalian pelaksanaan Siskamling yang dilakukan oleh Masyarakat. c. Aparat Pemerintah Daerah yang bersangkutan yang sesuai dengan ketentuan Perundang - undangan yang berlaku berkewajiban membantu kelancaran penyerahan kekuatan warga masyarakat, pembiayaan dan pengadaan Sarana/Prasarana bagi penyelenggaraan Siskamling; d. Forum Kemitraan Polisi dan Masyarakat (FKPM) berperan untuk merumuskan kebijakan-kebijakan yang bersifat khusus pada lingkungan kelurahan/desa/nagari yang bersangkutan, sepanjang tidak bertentangan dengan kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan penyelenggaraan Siskamling, meliputi: a) Penentuan cara-cara pengamanan yang tepat; b) Pendanaan; c) Pengadaan Sarana dan Prasarana; d) Mekanisme pembinaan; e) Pengawasan dan Pengendalian; f) Penyelesaian administrasi. 1) Penyempurnaan administrasi kependudukan sebagai bahan untuk pengaturan pengarahan kekuatan masyarakat untuk melakukan tugas Siskamling dan penentuan objek-objek khusus pengamanan. 2) Pendataan tentang jumlah menurut kondisinya untuk pengaturan objek-objek pengamanan. 3) Penyempurnaan Administrasi keluar masuk tamu sebagai bahan pengawasan. 4) Penyempurnaan administrasi penyelenggaraan Siskamling. a.) Buku Penjagaan; b.) Daftar Jaga / daftar petugas ronda; c.) Daftar perlengkapan Inventaris / ditempelkan pada dinding bagian dalam tiap Pos Kamling;

5) Peta dan lokasi kerawanan lingkungan yang bersangkutan. III. PENUTUP Demikianlah Standart Operasional Prosedur (SOP) Pembinaan Sistem Keamanan Lingkungan melalui Kegiatan Rundo Basamo Polisi / Kapolres (Ronda Bersama Polisi dengan Masyarakat) dibuat sebagai bahan masukan kepada Pimpinan dan juga untuk diketahui oleh masyarakat luas khususnya masyarakat Kota Pariaman dan masyarakat Kab. Dharmasraya Gunung Medan, 10 September 2013 KEPALA KEPOLISIAN RESOR DHARMASRAYA BONDAN WITJAKSONO, S.H, S.I.K, M.M AJUN KOMISARIS BESAR POLISI NRP 70030452

FOTO KEGIATAN TEROBOSAN KREATIF (PELAYANAN PRIMA POLRI) TEROBOSAN KREATIF PROGRAM RUNDO BASAMO POLISI / KAPOLRES (RONDA BERSAMA POLISI DENGAN MASYARAKAT) Foto Kapolres Dharmasraya AKBP Bondan Witjaksono, S.H, S.I.K, M.M bersalaman dengan Tokoh Masyarakat dalam rangka Program Rundo Basamo Polisi / Kapolres. Foto Kapolres Dharmasraya AKBP Bondan Witjaksono, S.H, S.I.K, M.M duduk bersama dengan Tokoh Masyarakat Piruko Utara Kecamatan Koto Baru Kab Dharmasraya dalam rangka Program Rundo Basamo Polisi / Kapolres.

Foto perwakilan Tokoh Masyarakat Desa Padang Tengah dalam rangka Rundo Basamo Polisi / Kapolres memberikan pertanyaan tentang Kamtibmas kepada Kapolres Dharmasraya AKBP Bondan Witjaksono, S.H, S.I.K, M.M di Pos Ronda Kec. Sungai Rumbai Kabupaten Dharmasraya.