BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hukum dan pelanggaran hukum dapat dikatakan merupakan satu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Sejarah telah mencatat bahwa Kepolisian Republik Indonesia telah terbukti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Kesatuan Republik Indonesia sesuai dengan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kepolisian sebagai badan pemerintah yang diberi tugas memelihara

BAB I PENDAHULUAN. fungsi dan wewenang, sebagai suatu organisasi yang baik dan kuat memiliki

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan atas kekuasaan belaka, maka segala kekuasaan negara harus

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia selalu erat kaitannya dengan etika, baik ketika manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seperti yang kita ketahui, semua Negara pasti mempunyai peraturanperaturan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini rasanya cukup relevan untuk membicarakan masalah polisi

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-Undang Dasar Pasal 1 angka 3 UUD 1945 merumuskan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam Penjelasan Undang Undang Dasar 1945, telah dijelaskan

BAB I PENDAHULUAN. dengan pemeriksaan oleh Ankum yang menangani pelanggaran disiplin.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kepolisian merupakan salah satu lembaga pemerintah yang

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS INDONESIA. Fungsi bidang pembinaan..., Veronica Ari Herawati, Program Pascasarjana, 2008

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di Indonesia secara normatif-konstitusional adalah negara

BAB I PENDAHULUAN. merefleksikan tugas dan wewenang serta tanggung jawab kepolisian, sebagaimana

ANALISA DAN EVALUASI BULAN JUNI TAHUN 2010 TENTANG KEJADIAN /PELANGGARAN YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA /PNS POLRI

BAB I PENDAHULUAN. 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 amandemen ke-iii. Dalam Negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekarang ini masyarakat sangat membutuhkan peran Polisi sebagai pelindung

BAB I PENDAHULUAN. mampu memimpin serta memelihara kesatuan dan persatuan bangsa dalam. dan tantangan dalam masyarakat dan kadang-kadang dijumpai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan bermasyarakat, setiap anggota masyarakat selalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kepolisian Negara Republik Indonesia, adalah salah satu institusi

BAB I PENDAHULUAN. pidana yang diancamkan terhadap pelanggaran larangan 1. Masalah pertama

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TENTANG PEMERIKSAAN DAN PEMBERKASAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI POLRI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah : Anak adalah bagian yang tidak terpisahkan dari keberlangsungan

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) TENTANG PEMERIKSAAN DAN PEMBERKASAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI POLRI

ANALISA DAN EVALUASI BULAN APRIL TAHUN 2010 TENTANG KEJADIAN /PELANGGARAN YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA /PNS POLRI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses peradilan yang sesuai dengan prosedur menjadi penentu

BAB I PENDAHULUAN. hubungan dengan sesamanya dalam kegiatan sehari-hari..manusia selalu bertindak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Polri merupakan salah satu lembaga penegak hukum serta merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pemasyarakatan yang berperan penting dalam proses penegakan hukum. Untung S. Radjab (2000 : 22) menyatakan:

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang Undang Dasar Repubik Indonesia (UUD 1945) Pasal 1 ayat (3).

BAB I PENDAHULUAN. makmur yang merata materiil dan spirituil berdasarkan Pancasila dan Undang-

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kepolisian Negara Republik Indonesia (POLRI) adalah Kepolisian

1. BAB I PENDAHULUAN. tentang kebebasan umat beragama dalam melaksanakan ibadahnya. Dasar hukum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara hukum, hal ini telah dinyatakan dalam

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NO. POL. : 7 TAHUN 2006 TENTANG KODE ETIK PROFESI KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan bersalah dan dijatuhi pidana. hubungan seksual dengan korban. Untuk menentukan hal yang demikian

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, sehingga harus diberantas 1. hidup masyarakat Indonesia sejak dulu hingga saat ini.

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehidupan bangsa Indonesia tidak bisa luput dari masalah hukum yang

yang tersendiri yang terpisah dari Peradilan umum. 1

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian hukum menurut Soerjono Soekanto, 1 merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. pidana menjadi sorotan tajam dalam perkembangan dunia hukum.

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia segala sesuatu atau seluruh aspek kehidupan diselenggarakan

BAB I PENDAHULUAN. ditegaskan dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-undang Dasar Tahun Setiap

LAPORAN ANALISA DAN EVALUASI BULAN MARET DIBANDING BULAN FEBRUARI TAHUN 2010 TENTANG KEJADIAN /PELANGGARAN YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA /PNS POLRI

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus termasuk derajat kesehatannya. dengan mengusahakan ketersediaan narkotika dan obat-obatan jenis tertentu

BAB I PENDAHULUAN. penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 yang mengatur bahwa Negara

I. PENDAHULUAN. profesi maupun peraturan disiplin yang harus dipatuhi oleh setiap anggota Polri.

BAB I PANDAHULUAN. berusaha memposisikan secara positif kedudukan, fungsi dan peranan. sendiri, merupakan sejarah yang unik.

A. Penerapan Bantuan Hukum terhadap Anggota Kepolisian yang. Perkembangan masyarakat, menuntut kebutuhan kepastian akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi seperti sekarang ini, perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. besar peranannya di dalam mewujudkan cita-cita pembangunan. Dengan. mewujudkan suatu masyarakat yang adil dan makmur.

BAB I PENDAHULUAN. yang bertujuan mengatur tata tertib dalam kehidupan masyarakat.

I. PENDAHULUAN. dirasakan tidak enak oleh yang dikenai oleh karena itu orang tidak henti hentinya

BAB I PENDAHULUAN. kelompok masyarakat, baik di kota maupun di desa, baik yang masih primitif

BAB I PENDAHULUAN. suatu kegiatan untuk menjaga dan mengawal hukum agar tetap tegak sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemberantasan tindak pidana korupsi di negara Indonesia hingga saat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penegakan hukum dan ketertiban merupakan syarat mutlak dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia Tahun 2004 Nomor 117, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4432, Penjelasan umum.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam penjelasan Undang-Undang Dasar 1945, telah ditegaskan bahwa

PENEGAKAN HUKUM TERHADAP ANGGOTA MILITER YANG MELAKUKAN TINDAK PIDANA NARKOTIKA DI WILAYAH HUKUM PENGADILAN MILITER II 11 YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-Undang Dasar Hal ini dapat dibuktikan dalam Pasal

BAB III ORGANISASI POLDA JAWA TENGAH

PENGGUNAAN METODE SKETSA WAJAH DALAM MENEMUKAN PELAKU TINDAK PIDANA

III. METODE PENELITIAN. Penelitian hukum merupakan kegiatan ilmiah yang didasarkan kepada metode,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia merupakan negara yang kepadatan penduduknya

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sorotan masyarakat karena diproses secara hukum dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. paling dominan adalah semakin terpuruknya nilai-nilai perekonomian yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem transportasi adalah suatu hal yang penting bagi suatu kota,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam konsep Negara hukum, Negara berdiri di atas hukum dan

BAB I PENDAHULUAN. kondisi sosial, diatur dalam Undang-undang No 2 Tahun 2002 Tentang

I. PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat. Sebagai bagian dari sistem transportasi nasional, Lalu. dalam rangka mendukung pembangunan ekonomi.

cenderung meningkat, juga cukup besar dibandingkan komponen pengeluaran APBN yang lain,

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan norma hukum tentunya tidaklah menjadi masalah. Namun. terhadap perilaku yang tidak sesuai dengan norma biasanya dapat

STANDAR OPERATION PROCEDURE (SOP) BID PROPAM POLDA BENGKULU TENTANG PENYUSUNAN LAPORAN BERKALA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2002 TENTANG KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

berlandaskan pada pancasila dan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 yang Indonesia harus taat dan patuh terhadap hukum yang ada di Indonesia dan

METODE PENELITIAN. yuridis normatif dan yuridis empiris. Untuk itu diperlukan penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. kematian dan cedera ringan sampai yang berat berupa kematian.

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. 1. Upaya yang dilakukan Polisi DIY dalam Penanggulangan Tindak. pidana Kesusilaan

BAB I PENDAHULUAN. wilayahnya dan berbatasan langsung dengan beberapa negara lain. Sudah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Maraknya tindak pidana yang terjadi di Indonesia tentu

SOP (STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR) TENTANG PENYELIDIKAN DI LINGKUNGAN SIPROPAM POLRES BIMA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berkembangnya arus modernisasi serta cepatnya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. yang berbeda. Itu sebabnya dalam keseharian kita dapat menangkap berbagai komentar

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara hukum. Hal ini merupakan landasan. kokoh agar hukum dapat berjalan, instansi ini adalah Kepolisian Negara

BAB I PENDAHULUAN. kekerasan. Tindak kekerasan merupakan suatu tindakan kejahatan yang. yang berlaku terutama norma hukum pidana.

BAB I PENDAHULUAN. pengadilan yang dilakukan oleh aparat penegak hukum. pemeriksaan di sidang pengadilan ada pada hakim. Kewenangan-kewenangan

BAB I PENDAHULUAN. melanggar hukum, termasuk anak bisa melakukan tindakan yang melawan

BAB I PENDAHULUAN. profesi advokat dinamai sebagi officum Nobile,jabatan mulia. Penamaan itu terjadi karena

III. METODE PENELITIAN. skripsi ini dan pendekatan masalah yang digunakan dalam penulisan skripsi ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profesi sebagai polisi mempunyai nilai penting dalam menentukan tegaknya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan masyarakat di Indonesia perjudian masih menjadi

LAPORAN BULAN JANUARI TAHUN 2010 TENTANG KEJADIAN /PELANGGARAN YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA /PNS POLRI

BAB I PENDAHULUAN. media atau alat peraganya pun bermacam- macam. Airsoft gun merupakan

PERANAN SIDIK JARI DALAM PROSES PENYIDIKAN SEBAGAI SALAH SATU ALAT BUKTI UNTUK MENGUNGKAP SUATU TINDAK PIDANA. (Studi Kasus di Polres Sukoharjo)

BAB III PENGATURAN PENEGAKAN HUKUM TERHADAP APARAT KEPOLISIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tentara Nasional Indonesia (TNI) adalah tiang penyangga

BAB I PENDAHULUAN. Tercatat 673 kasus terjadi, naik dari tahun 2011, yakni 480 kasus. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-undang Dasar 1945 menjelaskan dengan tegas, bahwa

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hukum dan pelanggaran hukum dapat dikatakan merupakan satu kesatuan ibarat orang berjalan diikuti oleh bayangannya, begitu pula dengan hukum di negara kita yang selalu menjadi buah bibir warga negaranya. Masyarakat enggan mengakui bahwa hukum adalah panglima, karena banyaknya tindak pelanggaran hukum yang dilakukan penegak hukum itu sendiri. Semakin berkembangnya jaman semakin kompleks pula pelanggaran hukum yang terjadi. Kepolisian yang seharusnya menjadi pilar pertama dalam penegakan hukum seperti kehilangan taring, ibarat singa yang ompong. Banyak kasus tindak pelanggaran hukum yang melibatkan anggota kepolisian di dalamnya tidak diproses dengan semestinya karena polisi cenderung melindungi anggotanya (esprit de corp ) sehingga keadilan tidak terwujud. Bila dikaji lebih dalam tentang fungsi dan peran polisi, sudah jelas diatur di dalam Undang Undang Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia di dalam Pasal 2 dan Pasal 5. Pasal 2 menentukankan Fungsi kepolisian adalah salah satu fungsi pemerintahan negara di bidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum, perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat. Selanjutnya di dalam Pasal 5 ditentukan : 1

2 (1) Kepolisian Negara Republik Indonesia merupakan alat Negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakan hukum, serta memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri. (2) Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah Kepolisian nasional yang merupakan satu kesatuan dalam melaksanakan peran sebagaimana dimaksud dalam ayat (1). Seharusnya berdasarkan ketentuan Pasal 5 di atas Kepolisian sudah tidak bingung menentukan fungsi dan perannya. Berbagai tindakan pengawasan kepolisian pun sudah ditegaskan. Pengawasan kepolisian dapat dilakukan dalam bentuk-bentuk : pengawasan preventif dan pengawasan represif, pengawasan preventif artinya pengawasan yang dilakukan sebelumnya untuk mencegah terjadinya penyimpangan terhadap pelaksanaan tugas dan wewenang yang diberikan; dan pengawasan represif artinya pengawasan yang dilakukan kemudian karena telah ada indikasi terjadinya penyimpangan dalam pelaksanaan tugas dan wewenang 1 Salah satu organisasi Polri yang sangat bertanggung jawab dalam pengawasan anggota kepolisian adalah divisi profesi dan pengamanan ( Divropam ). Propam merupakan bagian dari struktur organisasi Polri sejak 27 Oktober 2002 yang diatur di dalam Keputusan Kapolri Nomor : Kep /54/X/2002 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Satuan-satuan Organisasi pada Tingkat Kepolisian Negara, yang sebelumnya dikenal dengan sebutan Dinas Provost atau Satuan Provost POLRI yang organisasinya masih bersatu dengan TNI/Militer sebagai ABRI, dimana Provost POLRI merupakan satuan fungsi pembinaan dari Polisi Organisasi Militer / POM atau istilah Polisi 1 Dr. Sadjijono, Memahami Hukum Polisi, (Yogyakarta: LaksBang PRESSindo, 2010), hlm. 153.

3 Militer / PM. Dan mengenai tugas dan fungsi Divisi propam diatur lebih lanjut di dalam Keputusan Kapolri Nomor : Kep /97/XII/2003 tentang Divisi Profesi dan Pengamanan ( DivPropam ). Sejarah panjang telah membentuk Kepolisian Indonesia menjadi Polri seperti sekarang ini. Tanpa mengurangi bobot keberhasilan yang telah dicapai Polri, karena terbukti mampu menjadi salah satu pilar penegak hukum dan keamanan yang mengawal pembangunan bangsa dan negara Polri harus tetap berjuang keras karena belum mampu menjawab tuntutan pelayanan masyarakat yang meningkat cepat sebagai hasil pembangunan dan kemajuan jaman. Kemampuan Polri relatif tidak berkembang karena banyak anggota kepolisian yang melakukan pelanggaran kode etik dan disiplin. Tidak terelakkan tumbuh dan berkembangnya celaan, cemoohan dan tudingan bahwa Polri tidak profesional dalam menjalankan fungsi dan perannya. Walaupun sudah diatur tegas di dalam Peraturan Pemerintah Nomor 2 tahun 2003 tentang Peraturan Disiplin Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Peraturan Kapolri No. Pol. : 7 Tahun 2006 tentang Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia, tetapi masih banyak anggota kepolisian yang melakukan pelanggaran kode etik dan disiplin Polri. Salah satu akar permasalahan adalah adanya kecenderungan melemahnya penghayatan dan pengamalan etika kepolisian itu sendiri. Pelanggaran kode etik dan disiplin yang dilakukan anggota kepolisian juga banyak terjadi di Daerah Istimewa Yogyakarta, karena banyak anggota

4 kepolisian Yogyakarta yang terkait masalah-masalah pelanggaran disiplin Polri seperti menjadi backing kejahatan, perkelahian dengan masyarakat, pungutan liar (pungli) dan penyalahgunaan wewenang kekuasaan dengan memeras korban dan pelaku dalam suatu kasus pidana. Penulis mengambil contoh kasus penganiayaan dan perkelahian yang dilakukan anggota kepolisian anggota Samapta Daerah Istimeawa Yogyakarta terhadap masyarakat yang kebetulan penulis menjadi saksi korban dalam perkara tersebut. Sehubungan dengan latar belakang di atas, maka penulis memilih penulisan hukum dengan judul Upaya Divisi Profesi dan Pengamanan (Divpropam) dalam mencegah pelanggaran kode etik profesi dan disiplin anggota polisi di Daerah Istimewa Yogyakarta. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut : Bagaimanakah upaya Divisi Profesi dan Pengamanan (Divpropam) dalam mencegah pelanggaran kode etik profesi dan disiplin anggota polisi di Daerah Istimewa Yogyakarta?. C. Tujuan Penelitian

5 Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan penulis adalah untuk mengetahui, mengkaji, dan menganalisis tentang upaya yang telah dilakukan Divpropam dalam mencegah pelanggaran kode etik profesi dan disiplin Polri oleh polisi di Daerah Istimewa Yogyakarta. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1. Bagi penulis Dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai tindak pelanggaran kode etik profesi dan disiplin oleh anggota kepolisian dan upaya untuk membantu Divpropam mencegah pelanggaran kode etik profesi dan disiplin polisi tersebut. 2. Bagi masyarakat Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan gambaran nyata mengenai tindak pelanggaran kode etik profesi dan disiplin oleh anggota kepolisian. 3. Bagi Kepolisian Diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi Divpropam dalam mencegah pelanggaran kode etik profesi polisi dan disiplin Polri. 4. Bagi Ilmu Hukum Pidana

6 Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan tambahan ilmu hukum pidana, terutama yang berkaitan dengan pelanggaran kode etik profesi polisi dan disiplin Polri. E. Batasan Konsep 1. Pengertian upaya usaha; ikhtiar (untuk mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan, mencari jalan keluar, dsb) 2 2. a. Pengertian Divisi Profesi dan Pengamanan (Divpropam) menurut Keputusan Kapolri Nomor : Kep /97/XII/2003 tentang Divisi Profesi dan Pengamanan ( DivPropam ) adalah : Divisi pertanggung-jawaban profesi dan pengamanan internal Polri disingkat Divpropam Polri adalah unsur pelaksana staf khusus Polri di tingkat Markas Besar yang berada di bawah Kapolri b. Pengertian DIVPROPAM adalah Salah satu wadah organisasi POLRI berbentuk Divisi yang bertanggung-jawab kepada masalah pembinaan profesi dan pengamanan di lingkungan internal organisasi POLRI disingkat Divisi PROPAM POLRI sebagai salah satu unsur pelaksana staf khusus POLRI di tingkat markas besar yang berada di bawah KAPOLRI 3 3. Pengertian mencegah 2 www.kamusbahasaindonesia.org, kamus bahasa Indonesia online, 14 Oktober 2010 3 www.propam.polri.com, Divisi Profesi dan Pengamanan Kepolisian Negara Republik Indonesia, 9 Oktober 2010

7 1) menahan agar sesuatu tidak terjadi 2) merintangi; melarang: 3) mengikhtiarkan supaya jangan terjadi 4 4. Pengertian pelanggaran perbuatan (perkara) melanggar; tindak pidana yg lebih ringan daripada kejahatan 5 5. a. Pengertian kode etik profesi polisi menurut Peraturan Kapolri No. Pol. : 7 Tahun 2006 tentang Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah dalam Pasal 1 angka 1 ditentukan bahwa : kode etik profesi polisi adalah norma-norma atau aturanaturan yang merupakan kesatuan landasan etik atau filosofis dengan peraturan perilaku maupun ucapan mengenai hal-hal yang diwajibkan, dilarang atau tidak patut dilakukan oleh anggota Polri b. Pengertian etika kepolisian menurut jenderal polisi (purn) Drs. Kunarto adalah Ialah serangkaian aturan dan peraturan yang ditetapkan untuk membimbing petugas dalam menentukan, apakah tingkah laku pribadinya benar atau salah. 6 norma tentang perilaku polisi untuk dijadikan pedoman dalam mewujudkan pelaksanaan tugas yang baik bagi penegakaan hukum, ketertiban umum dan keamanan masyarakat. 7 4 www.kamusbahasaindonesia.org, kamus bahasa Indonesia online, 14 Oktober 2010 5 www.kamusbahasaindonesia.org, kamus bahasa Indonesia online, 14 Oktober 2010 6 Jenderal Polisi (Purn) Drs. Kunarto, Etika Kepolisian, (Jakarta : Cipta Manunggal, 1997) hlm 91. 7 Ibid.

8 6. a. Pengertian disiplin Polri Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 2 tahun 2003 tentang Peraturan Disiplin Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah serangkaian norma untuk membina, menegakan disiplin dan memelihara tata tertib kehidupan anggota kepolisian negara Republik Indonesia b. Menurut Dr. Sadjijono, SH.M.Hum adalah merupakan sikap perilaku anggota Polri dalam bentuk ketaatan dan kepatuhan yang sungguh-sungguh terhadap norma atau kaidah yang berlaku mengikat bagi anggota Polri, maupun norma yang berlaku di masyarakat, baik norma agama, norma kesusilaan, kesopanan maupun norma hukum 8 peraturan disiplin dapat dimaknai sebagai kaidah atau norma yang mengatur dan menjadi pedoman bagi setiap anggota Polri dalam menjalankan tugas dan wewenangnya sebagai kepolisian Negara 9 7. Pengertian Kepolisian a. Menurut Undang-Undang Nomor 2 tahun 2002 adalah Kepolisian adalah segala hal ihwal yang berkaitan dengan fungsi dan lembaga polisi sesuai dengan peraturan perundangundangan b. polisi adalah 1) badan pemerintah yg bertugas memelihara keamanan dan ketertiban umum (menangkap orang yg 8 Dr. Sadjijono, Memahami Hukum Polisi, (Yogyakarta: LaksBang PRESSindo, 2010), hlm. 199 9 Ibid., hlm. 201

9 melanggar undang-undang dsb); 2) anggota badan pemerintah (pegawai negara yg bertugas menjaga keamanan dsb) 10 F. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian hukum normatif yang merupakan penelitian yang berfokus pada norma hukum (Law In The Book) dan penelitian ini memerlukan data sekunder sebagai data utama. 2. Sumber Data Dalam penelitian hukum normatif data utama yang digunakan berupa data sekunder yang dipakai sebagai data utama, meliputi : a. Bahan Hukum Primer: 1) Undang-Undang Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia 2) Peraturan Pemerintah Nomor 2 tahun 2003 tentang Peraturan Disiplin Anggota kepolisian. 3) Peraturan Kapolri No. Pol. : 7 Tahun 2006 tentang Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia 10 www.kamusbahasaindonesia.org, kamus bahasa Indonesia online, 14 Oktober 2010

10 4) Keputusan Kapolri Nomor : Kep /54/X/2002 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Satuan-satuan Organisasi Pada Tingkat Kepolisian Negara 5) Keputusan Kapolri Nomor : Kep /97/XII/2003 tentang Divisi Profesi dan Pengamanan ( DivPropam ) b. Bahan Hukum Sekunder Yaitu bahan hukum yang tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat secara yuridis, seperti buku literature, jurnal, dan makalah yang berhubungan dengan masalah yang diteliti, serta hasil wawancara dari narasumber. c. Bahan Hukum Tersier Bahan hukum yang memberikan petunjuk maupun penjelasan mengenai bahan hukum primer dan sekunder. 3. Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh melalui studi kepustakaan yang penjabarannya sebagai berikut : a. Studi kepustakaan merupakan metode pengumpulan data yang dilaksanakan dengan cara mempelajari buku-buku tentang kode etik profesi polisi dan disiplin Polri, literature dan karya ilmiah lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini. b. Wawancara yaitu melakukan tanya jawab langsung dengan narasumber penelitian.

11 4. Narasumber Narasumber dalam penelitian adalah Bapak Kompol Suhartono Kasubbid Propam Polda Daerah Istimewa Yogyakarta 5. Analisis Data Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif yaitu analisis yang dilakukan dengan memahami dan merangkai atau mengkaji data yang dikumpulkan secara sistematis. Penulis akan melakukan sistematisasi vertikal antara Undang Undang Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia dengan Peraturan Pemerintah Nomor 2 tahun 2003 tentang Peraturan Disiplin Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Peraturan Kapolri No. Pol. : 7 Tahun 2006 tentang Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia Dalam penelitian ini, peneliti akan menarik kesimpulan secara deduktif yaitu berawal dari proposi yang kebenarannya telah diketahui dan berakhir pada suatu kesimpulan yang bersifat khusus. G. Sistematika Penulisan Sesuai dengan judul upaya divisi profesi dan pengamanan (Divpropam) dalam mencegah pelanggaran kode etik profesi oleh polisi di Daerah Istimewa Yogyakarta yang penulis ajukan maka penulisan ini dibagi menjadi 3 (tiga) bab yang masing- masing bab terdiri dari sub- sub bagian,

12 yang merupakan pokok bahasan dari judul yang bersangkutan. Adapun sistematika penulisan adalah sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Dalam bab ini penulis menyajikan tentang Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Batasan Konsep, Metode Penelitian dan Sistematika Penulisan. BAB II : UPAYA DIVPROPAM DALAM MENCEGAH PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI DAN DISIPLIN POLRI Dalam bab ini penulis akan menguraikan bagaimanakah upaya divisi profesi dan pengamanan (Divpropam) dalam mencegah pelanggaran kode etik profesi dan disiplin anggota polisi di Daerah Istimewa Yogyakarta. BAB III : PENUTUP Dalam hal ini penulis akan megungkapkan kesimpulan dan saran dari yang sudah ditulis.