1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cabang olahraga bola voli dewasa ini sudah merupakan bagian dari olahraga yang bersifat kompetitif, artinya cabang olahraga tersebut sudah merupakan bagian dari pembinaan olahraga ke arah prestasi. Pada sebuah masyarakat yang berkembang, keterlibatan aktivitas olahraga sudah merupakan bagian rutinitas yang tidak bisa dihilangkan termasuk di dalamnya adalah aktivitas olahraga bola voli. Pembinaan-pembinaan cabang olahraga bola voli sudah mulai banyak dilakukan dalam masyarakat, baik dalam pembinaan untuk usia dini sampai pada pembinaan untuk kelas senior dengan tujuan yang diarahkan pada kompetisi yang memiliki target prestasi. Mengenai batasan permainan bola voli, Kosasih (1985:123), menjelaskan bahwa: Bola voli merupakan permainan beregu, tetapi meskipun demikian kemampuan perorangan yang tinggi akan mempermudah untuk menggalang suatu kerjasama yang memberikan hasil akhir yang bermutu dan baik. Untuk menunjang kesempurnaan bermain bola voli perlu ditunjang dengan keterampilan teknik dasar bermain bola voli. Berkenaan dengan hal ini Kosasih (1985:135), mengatakan bahwa: Dalam mempertinggi prestasi bola voli, teknik ini erat hubungannya dengan kemampuan gerak, kondisi fisik, taktik dan mental. Teknik dasar bola voli harus betul-betul dikuasai terlebih dahulu guna dapat mengembangkan mutu prestasi bola voli. Yang dimaksud dengan teknik dasar adalah proses melahirkan kegiatan jasmani yang ditampilkan dalam bentuk gerakan untuk mencapai sesuatu secara efesien dan efektif. Dari batasan tersebut dapat disebutkan bahwa beberapa macam teknik dasar dalam bermain bola voli di antaranya adalah servis, pasing (bawah dan atas), spike dan block. Salah satu teknik dasar yang memegang peranan penting dalam mencapai kemenangan adalah Spike. Spike adalah suatu pukulan yang kuat disaat tangan kontak dengan bola secara penuh pada bagian atas, sehingga jalannya bola tajam dengan kecepatan yang tinggi, apabila pukulan bola lebih tinggi berada diatas net,
2 maka bola dapat dipukul tajam ke bawah. Untuk menunjang teknik spike diperlukan dukungan dari kemampuan fisik. Salah satu kemampuan fisik yang memberikan keberhasilan dalam melakukan spike adalah power. Secara analisis gerak mekanika pada cabang olahraga bola voli, dalam melakukan spike terbentuk melalui keterlibatan beberapa otot tubuh. Salah satu otot tubuh yang paling dominan dan diperlukan dalam melakukan spike adalah otot bahu dan otot lengan. Power diperlukan hampir pada semua cabang olahraga. Power terdiri dari dua komponen kondisi fisik, yaitu kekuatan dan kecepatan. Mengenai power diungkapkan oleh Bompa (1999:279), bahwa: Power is the product of two abilities strength and speed. Begitu pula pendapat Harsono (1988:199), bahwa: Dalam power kecuali strength terdapat pula kecepatan. Selanjutnya Harsono (1988:200), menjelaskan bahwa: Power adalah kemampuan untuk mengerahkan kemampuan maksimal dalam waktu yang singkat. Salah satu bentuk latihan untuk meningkatkan power adalah dengan weight training. Weight training merupakan salah satu bentuk latihan untuk melatih kondisi fisik. Dalam hal ini Purba (2007:33) mengatakan bahwa: Latihan beban (weight training) adalah latihan yang menggunakan barbell, dumbell dan peralatan mekanis (mesin-mesin) yang mengaplikasikan prinsip-prinsip latihan dan pelaksanaannya serba terukur. Juga Menurut Harsono (1988:186) bahwa : Latihan beban (weight training) apabila dilaksanakan dengan benar dapat memperbaiki kesehatan fisik secara keseluruhan, juga dapat memperkembangkan kecepatan, power, kekuatan, dan daya tahan yaitu faktor penting bagi setiap atlet. Dari hasil weight training terdapat banyak perubahan yang terjadi atas sikap dan pandangan seseorang dalam latihan kekuatan. Sebagian besar pelatih telah memasukkan latihan kekuatan dalam tahap persiapan umum sebagai komponen penting dalam program latihan atlet. Hampir semua atlet merasakan manfaat yang sangat besar dari weight training yaitu untuk meningkatkan kekuatan, power dan daya tahan otot yang akan memberikan dukungan terhadap proses penguasaan teknik, termasuk mereka yang bukan atlet atau sekedar menjaga kesehatan dengan memperoleh manfaat dari weight training. Dalam weight training terdapat perbedaan yang jelas pada pembebanan serta pengulangan (repetisi). Berkaitan dengan pembebanan dalam weight training
3 khususnya untuk mengembangkan kekuatan, power dan daya tahan, Harsono (1988:188) menjelaskan bahwa: Range (rentang) 8 12 dipakai untuk melatih kekuatan pada cabang olahraga seperti basket, voli, renang, sepak bola dan sebagainya. Sedangkan untuk cabang olahraga yang lebih banyak membutuhkan kekuatan seperti gulat, tinju dan sebagainya 6 10 RM, kalau berlatih untuk power 12 15 RM, kalau berlatih untuk daya tahan otot antara 20 25 RM, jumlah set yang digunakan 3 set dengan rest interval 3 5 menit. Penggunaan metode latihan yang cermat dan tepat dari pelatih dapat menghilangkan kejenuhan dalam latihan. Pada saat musim pertandingan materi fisik yang diberikan hanya untuk kebugaran fisik, dengan bentuk latihan bisa dengan bentuk permainan atau metode latihan yang sifatnya tidak monoton seperti metode circuit training, taktis dan metode lainnya. Metode menurut Surakhmad (1998:21) bahwa: Cara utama yang digunakan untuk mencapai tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis dengan suatu alat tertentu. Metode merupakan pengetahuan tentang cara atau urutan penyelenggaraan yang dilakukan dari permulaan sampai akhir. Dengan memperhatikan batasan-batasan diatas bisa disimpulkan bahwa metode merupakan suatu cara jalan yang ditempuh untuk mencapai tujuan. Dalam hal ini penulis menggunakan dua metode yaitu metode latihan hypertropi dan metode latihan neural activation. Sidik (2008:51) menjelaskan mengenai metode hypertropi bahwa: Metode membuat diameter otot menjadi lebih besar disebut metode hypertropi. Jadi metode hypertropi merupakan suatu cara untuk meningkatkan kekuatan maksimal dengan cara memperbesar diameter otot. Selanjutnya Sidik (2008:63) menjelaskan metode mengenai metode neural activation bahwa: Metode yang digunakan untuk meningkatkan kekuatan maksimal otot tanpa menambah besar otot disebut neural activation. Dalam penggunaan dua metode yang diatas, diharapkan akan menambah kontribusi power lengan dalam melakukan spike yang baik dan menghasilkan atlet yang baik pula dalam bermain bola voli. Oleh karena itu peneliti ingin mengkaji lebih dalam untuk melihat perbandingan efektifitas metode latihan hypertropi dan metode latihan neural activation terhadap peningkatan power lengan.
4 B. Rumusan Masalah Sebagaimana telah diuraikan dalam latar belakang masalah dan identifikasi masalah bahwa latihan beban dengan metode hypertropi dan neural activation terhadap peningkatan power lengan, maka yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah metode hypertropi memberikan pengaruh yang signifikan dalam meningkatkan power lengan? 2. Apakah metode neural activation memberikan pengaruh yang signifikan dalam meningkatkan power lengan? 3. Manakah yang lebih baik latihan dengan metode hypertropi atau dengan metode neural activation terhadap peningkatan power lengan? C. Tujuan Penelitian Penetapan tujuan dalam suatu kegiatan adalah penting sebagai awal untuk kegiatan selanjutnya. Hal ini sesuai dengan dijelaskan oleh Sugiyono (2010:282) yaitu sebagai berikut: Tujuan penelitian berkenaan dengan tujuan peneliti dalam melakukan penelitian. Tujuan penelitian berkaitan erat dengan rumusan masalah yang ditulis. Mengacu pada rumusan masalah penelitian, maka tujuan penelitian ini sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui data yang signifikan tentang pengaruh metode latihan hypertropi terhadap peningkatan power lengan. 2. Untuk mengetahui data yang signifikan tentang pengaruh metode latihan neural activation terhadap peningkatan power lengan. 3. Untuk mengetahui apakah ada perbandingan antara metode latihan hypertropi dan metode latihan neural activation terhadap peningkatan power lengan. D. Manfaat penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan bagi berbagai pihak yang berkepentingan dengan pembinaan dan pengembangan pelatihan di klub bola voli BVC Kota Cirebon.
5 1. Manfaat Teoritis Ingin mengkaji penggunaan metode latihan hypertropi dan metode latihan neural activation terhadap peningkatan power lengan dalam melakukan spike bola voli. 2. Manfaat Praktis Terhadap pelatih sebagai bahan masukan dan perbandingan dalam mengembangkan program latihan dalam olahraga bola voli. Melalui penggunaan metode latihan hypertrophy dan metode latihan neural acivation peningkatan power lengan. E. Struktur Organisasi Skripsi Agar penelitian terancang dengan baik, maka perlu adanya penyusunan secara terstruktur. Pada bab I berisi tentang latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan dan manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi. Pada bab II berisi kajian pustaka, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian. Pada bab ini membahas tentang konsep-konsep dan teori-teori yang dikaji penelitian terdahulu yang relevan dalam bidang yang diteliti dan posisi teoretis peneliti yang berkenaan dengan masalah yang diturunkan dalam subjudul kerangka pemikiran dan hipotesis. Pada bab III metode penelitian, berisi desain penelitian, populasi dan sampel penelitian, instrumen penelitian, prosedur penelitian dan analisis data. Pada bab IV menyampaikan temuan penelitian berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data dengan berbagai kemungkinan bentuknya sesuai dengan urutan rumusan permasalahan penelitian dan pembahasan temuan penelitian untuk menjawab pertanyaan penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya. Pada bab V berisi simpulan, implikasi, rekomendasi yang menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian sekaligus mengajukan hal-hal penting yang dapat dimanfaatkan dari hasil penelitian tersebut.