PERBANDINGAN UNJUK KERJA KOMPOR METHANOL DENGAN VARIASI DIAMETER BURNER

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH VARIASI JUMLAH LUBANG BURNER TERHADAP KALORI PEMBAKARAN YANG DIHASILKAN PADA KOMPOR METHANOL DENGAN VARIASI JUMLAH LUBANG 12, 16 DAN 20

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat masih. mengandalkan bahan bakar minyak sebagai salah satu sumber

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN DENGAN AIR HEATER TANPA SIRIP

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH Pengembangan Desain Alat Produksi Gas Metana Dari Pembakaran Sekam Padi Menggunakan Filter Tunggal

PENGUJIAN KARAKTERISTIK PEMBAKARAN MODEL BURNER DENGAN TINGGI 17 MM DAN DIAMETER 21, 12.8, 10 MM PADA KOMPOR METANOL

PENGARUH JENIS BURNER TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR LPG

PENGUJIAN KARAKTERISTIK PEMBAKARAN MODEL BURNER DIAMETER 26 MM DENGAN TINGGI 5,5 MM, 9,5 MM, DAN 16 MM PADA KOMPOR METHANOL

STUDI GASIFIKASI BATU BARA LIGNITE DENGAN VARIASI KECEPATAN UDARA UNTUK KEPERLUAN KARBONASI

Laju Pendidihan. Grafik kecepatan Pendidihan. M.Sumbu 18. M.Sumbu 24. Temperatur ( C) E.Sebaris 3 inch. E.Susun 3 inch. E.Sususn 2 inch.

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN MENGGUNAKAN AIR HEATER YANG DIPASANG DIDINDING BELAKANG TUNGKU

PENGUJIAN MODEL BURNER KOMPOR BIOETANOL DENGAN VARIASI JUMLAH LUBANG BURNER CHAMBER

Studi Eksperimen Distribusi Temperatur Nyala Api Kompor Bioetanol Tipe Side Burner dengan Variasi Diameter Firewall

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN MENGGUNAKAN AIR HEATER BERSIRIP

NASKAH PUBLIKASI INOVASI TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN DENGAN VARIASI KETINGGIAN CEROBONG

PENGUJIAN KARAKTERISTIK PEMBAKARAN MODEL BURNER DENGAN DIAMETER 26 MM DENGAN JUMLAH LUBANG 8,11 DAN 16 PADA KOMPOR METANOL

KARAKTERISTIK PEMBAKARAN METHANOL

UNJUK KERJA KOMPOR BERBAHAN BAKAR BIOGAS EFISIENSI TINGGI DENGAN PENAMBAHAN REFLEKTOR

BAB I PENDAHULUAN. disegala aspek kehidupan manusia. Untuk itu pengaplikasian ilmu pengetahuan

RANCANG BANGUN BURNER KOMPOR METHANOL DIAMETER BURNER 9.5 CM DENGAN VARIASI LUBANG DIAMETER LUBANG 5 MM

BAB I PENDAHULUAN. menuntut setiap individu untuk ikut serta di dalamnya, sehingga sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Permasalahannya adalah, dengan tingkat konsumsi. masyarakat yang tinggi, bahan bakar tersebut lambat laun akan

UNJUK KERJA TUNGKU GASIFIKASI DENGAN BAHAN BAKAR SEKAM PADI MELALUI PENGATURAN KECEPATAN UDARA PEMBAKARAN

Studi Eksperimen Konversi Biomassa menjadi SynGas Pada Reaktor Bubbling Fluidized Bed Gasifier

PENGARUH VARIASI TINGGI BEBAN TERHADAP EFISIENSI KOMPOR MINYAK TANAH BERSUMBU

PENGARUH LUBANG SALURAN PEMBAKARAN PADA TUNGKU GASIFIKASI SEKAM PADI

PENGARUH PEMANASAN AWAL UDARA TERHADAP PERFORMA CROSSDRAFT GASIFIER DENGAN BAHAN BAKAR SEKAM PADI

ANALISIS PENGARUH PEMBAKARAN BRIKET CAMPURAN AMPAS TEBU DAN SEKAM PADI DENGAN MEMBANDINGKAN PEMBAKARAN BRIKET MASING-MASING BIOMASS

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN MENGGUNAKAN AIR HEATER TANPA SIRIP

R.R. Vienna Sona Saputri Soetadi Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Ir. H. Djoko Sungkono K, M.Eng. Sc

Studi Eksperimen Distribusi Temperatur Nyala Api Kompor Bioetanol Tipe Side Burner dengan Variasi Diameter Firewall

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup dimasa mendatang. Jumlah penduduk yang. sangat tinggi membuat kebutuhan bahan bakar fosil semakin

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari. Hampir setiap manusia memerlukan bahan. Sekarang ini masih banyak digunakan bakan bakar fosil atau bahan

PENGARUH VARIASI KOMPOSISI BIOBRIKET CAMPURAN ARANG KAYU DAN SEKAM PADI TERHADAP LAJU PEMBAKARAN, TEMPERATUR PEMBAKARAN DAN LAJU PENGURANGAN MASA

PERBANDINGAN UNJUK KERJA KOMPOR BIOETANOL TIPE SIDE BURNER DENGAN VARIASI DIAMETER FIREWALL 3 INCI DAN 2.5 INCI

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dibumi ini, hanya ada beberapa energi saja yang dapat digunakan. seperti energi surya dan energi angin.

PERBANDINGAN BIDANG API ISOTHERMAL KOMPOR ENGKEL DINDING API TUNGGAL DAN DINDING API GANDA BERBAHAN BAKAR BIOETHANOL

RANCANG BANGUN BURNER KOMPOR METHANOL DENGAN VARIASI JUMLAH LUBANG 16, 20, 22 DIAMETER BURNER 9,5 CM DAN LETAK LUBANG ZIG-ZAG

TUGAS AKHIR. Tugas Akhir ini Disusun Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta

NASKAH PUBLIKASI KARYA ILMIAH

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN DENGAN AIR HEATER TANPA SIRIP

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali Indonesia. Selain terbentuk dari jutaan tahun yang lalu dan. penting bagi kelangsungan hidup manusia, seiring dalam

PENGUJIAN MODEL BURNER KOMPOR BIOETANOL DENGAN VARIASI VOLUME BURNER CHAMBER 50 cm 3, 54 cm 3, 60 cm 3, 70 cm 3

Bab IV Data Percobaan dan Analisis Data

PERENCANAAN KETEL UAP PIPA AIR SEBAGAI PENGGERAK TURBIN DENGAN KAPASITAS UAP HASIL. 40 TON/JAM, TEKANAN KERJA 17 ATM DAN SUHU UAP 350 o C

Kinerja Kompor Gasifikasi Turbo Stove

Pemanfaatan Limbah Sekam Padi Menjadi Briket Sebagai Sumber Energi Alternatif dengan Proses Karbonisasi dan Non-Karbonisasi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Peningkatan Kualitas Pembakaran Tungku Briket Batu Bara Yang Ramah Lingkungan Untuk Aplikasi di Rumah Tangga

PENGARUH VARIASI RASIO UDARA-BAHAN BAKAR (AIR FUEL RATIO) TERHADAP GASIFIKASI BIOMASSA BRIKET SEKAM PADI PADA REAKTOR DOWNDRAFT SISTEM BATCH

PENGARUH PEMANASAN BAHAN BAKAR DENGAN RADIATOR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KINERJA MESIN BENSIN

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI BEJANA PENGUAP DENGAN PIPA API MENGGUNAKAN VARIASI DEBIT GELEMBUNG UDARA PADA TUNGKU PEMBAKARAN SEKAM PADI DENGAN AIR HEATER

4.1.1 Nilai Kalor (Heating value)

NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR

PERANCANGAN, PEMBUATAN, DAN PENGUJIAN ALAT PEMURNIAN BIOGAS DARI PENGOTOR H2O DENGAN METODE PENGEMBUNAN (KONDENSASI)

SEMINAR TUGAS AKHIR. Oleh : Wahyu Kusuma A Pembimbing : Ir. Sarwono, MM Ir. Ronny Dwi Noriyati, M.Kes

PENGARUH PENAMBAHAN SALURAN UDARA PEMANAS DENGAN PIPA LURUS PADA TUNGKU BATUBARA TERHADAP KARAKTERISTIK PEMBAKARAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Sumber energi alternatif dapat menjadi solusi ketergantungan

UJI COBA REKAYASA KOMPOR BERBAHAN BAKAR BIJI JARAK

Pengembangan Desain dan Konstruksi Alat Produksi Gas Metana Dari Pembakaran Sampah Organik Sekam Padi

PENGARUH KECEPATAN UDARA TERHADAP PERFORMA CROSSDRAFT GASIFIER DENGAN BAHAN BAKAR SEKAM PADI

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus akan mengakibatkan menipisnya ketersediaan bahan. konsumsi energi 7 % per tahun. Konsumsi energi Indonesia tersebut

PENGARUH VARIASI KECEPATAN UDARA TERHADAP TEMPERATUR PEMBAKARAN PADA TUNGKU GASIFIKASI SEKAM PADI

OLEH : NANDANA DWI PRABOWO ( ) DOSEN PEMBIMBING : Dr. Bambang Sudarmanta, ST. MT.

Modifikasi Ruang Panggang Oven

PEMANFAATAN LIMBAH SEKAM PADI MENJADI BRIKET SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF DENGAN PROSES KARBONISASI DAN NON-KARBONISASI

Perbandingan Bidang Api Isothermal Kompor Engkel Dinding Api Tunggal Dan Dinding Api Ganda Berbahan Bakar Bioetanol

Peningkatan Kualitas Pembakaran Tungku Briket Batu Bara yang Ramah Lingkungan Untuk Aplikasi di Rumah Tangga

PENGARUH KOMPOSISI BATUBARA TERHADAP KARAKTERISTIK PEMBAKARAN DAUN CENGKEH SISA DESTILASI MINYAK ATSIRI

PENINGKATAN EFISIENSI KOMPOR MINYAK TANAH BERSUMBU DENGAN CARA MENINGKATKAN LUAS AREA API SEKUNDER

Disusun Sebagai Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik. Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik. Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pengembangan Desain dan Pengoperasian Alat Produksi Gas Metana Dari pembakaran Sampah Organik

PENGARUH PENAMBAHAN SALURAN UDARA PEMANAS DENGAN PIPA SPIRAL PADA TUNGKU BATUBARA TERHADAP KARAKTERISTIK PEMBAKARAN

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH PENGEMBANGAN TUNGKU PEMBAKARAN MENGGUNAKAN AIR HEATER DAN TANPA AIR HEATER UNTUK BEJANA PENGUAP PIPA API

BAB I PENDAHULUAN. Sampah menjadi masalah bagi sebagian besar masyarakat. indonesia, di daerah perdesaan banyak sekali sampah organik kebun

Pengaruh Penggunaan Bahan Bakar Premium, Pertamax, Pertamax Plus Dan Spiritus Terhadap Unjuk Kerja Engine Genset 4 Langkah

METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

Gambar 3.1. Plastik LDPE ukuran 5x5 cm

BAB V PENUTUP Perancangan Tungku Pengecoran Alumunium dilakukan mulai dari. samping, rangka burner, rangka tungku, dan instrument.

BAB VI PEMBAHASAN. 6.1 Pembahasan pada sisi gasifikasi (pada kompor) dan energi kalor input dari gasifikasi biomassa tersebut.

Oleh : Dimas Setiawan ( ) Pembimbing : Dr. Bambang Sudarmanta, ST. MT.

BAB II LANDASAN TEORI

Pemanfaatan Limbah Tongkol Jagung dan Tempurung Kelapa Menjadi Briket Sebagai Sumber Energi Alternatif dengan Proses Karbonisasi dan Non Karbonisasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan sesuai dengan diagram alir dibawah ini;

INOVASI TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN DENGAN VARIASI KETINGGIAN CEROBONG

PEMANFATAN LIMBAH SERBUK GERGAJI ULIN DAN KAYU BIASA SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF PENGGANTI BAHAN BAKAR MINYAK

PENELITIAN NILAI KALOR BIOMASSA : PERBANDINGAN ANTARA HASIL PENGUJIAN DENGAN HASIL PERHITUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Ketika ketergantungan manusia terhadap bahan bakar tak terbarukan

UJI KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BRIKET BIOMASSA ONGGOK-BATUBARA DENGAN VARIASI KOMPOSISI

ANALISA PEMAKAIAN BAHAN BAKAR DENGAN MELAKUKAN PENGUJIAN NILAI KALOR TERHADAP PERFOMANSI KETEL UAP TIPE PIPA AIR DENGAN KAPASITAS UAP 60 TON/JAM

STUDI PERBANDINGAN KINERJA MOTOR STASIONER EMPAT LANGKAH SATU SILINDER MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR GAS LPG DAN BIOGAS

BAB III PROSES PEMBAKARAN

diharapkan dapat membantu pemerintah dalam mengatasi ketergantungan masyarakat terhadap penggunaan bahan bakar minyak yang ketersediaannya semakin

UJI KARAKTERISTIK PEMBAKARAN BRIKET BIOMASSA JERAMI-BATUBARA DENGAN VARIASI KOMPOSISI

METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Alat dan Bahan Penelitian. Prosedur Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Secara umum ketergantungan manusia akan kebutuhan bahan bakar

KALOR. Peta Konsep. secara. Kalor. Perubahan suhu. Perubahan wujud Konduksi Konveksi Radiasi. - Mendidih. - Mengembun. - Melebur.

III. METODE PENELITIAN. Desember 2011 di bengkel Mekanisasi Pertanian Jurusan Teknik Pertanian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

PERBANDINGAN UNJUK KERJA KOMPOR METHANOL DENGAN VARIASI DIAMETER BURNER Subroto Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol Pos 1 Pabelan, Kartasura E-mail: subroto.ums@gmail.com ABSTRAK Sampai saat ini sebagian masyarakat masih banyak menggunakan minyak tanah sebagai bahan bakar untuk keperluan rumah tangga maupun industri, walaupun harga minyak tanah naik cukup tinggi karena subsidi dari pemerintah dicabut. Untuk mengurangi ketergantungan minyak tanah perlu penggunaan bahan bakar alternatif yaitu methanol. Methanol mempunyai kelebihan mudah didapatkan dilapangan dan dengan harga yang lebih murah dari minyak tanah. Kompor methanol sudah dikenal masyarakat akan tetapi penggunaanya masih sangat terbatas karena unjuk kerjanya masih kurang baik dibandingkan kompor minyak tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui unjuk kerja kompor methanol melalui pengaruh variasi diameter burner. Penelitian dimulai dengan rancang bangun burner terbuat dari bahan kuningan dengan tiga macam model dengan variasi diameter burner dan tinggi burner maupun jumlah lubang tetap. Pengujian unjuk kerja berdasarkan karakteristik pembakaran dilakukan melalui water boiling test. Parameter yang diukur meliputi temperatur api pembakaran, temperatur air, konsumsi bahan bakar, dan waktu pendidihan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi diameter burner berpengaruh terhadap karakteristik pembakaran yang dihasilkan. Temperatur pembakaran yang tinggi dicapai oleh burner dengan diameter 12,8mm dan 10mm, konsumsi bahan bakar yang kecil burner diameter 12,8mm dan waktu pendidihan yang pendek dicapai burner 12,8mm. Jadi kompor methanol dengan unjuk kerja terbaik adalah kompor methanol dengan diameter burner 12,8mm Kata Kunci : Kompor, methanol, burner, diameter, unjuk kerja. PENDAHULUAN Bahan bakar telah menjadi kebutuhan yang tidak dapat terlepaskan dari kehidupan seharihari saat ini. Mulai dari kebutuhan rumah tangga, transportasi dan berbagai macam kebutuhan lainnya tidak dapat terlepas dari penggunaan bahan bakar, terutama bahan bakar minyak. Seiring dengan terus meningkatnya kebutuhan akan bahan bakar minyak fosil membuat semakin menipisnya ketersediaan bahan bakar minyak tersebut, disisi lain seperti yang kita tahu bahwa bahan bakar fosil merupakan sumber energi yang tidak terbaharukan, Methanol diharapkan dapat menjadi salah satu solusi sebagai bahan bakar alternatif untuk membantu mengurangi masalah-masalah tersebut dengan berbagai macam cara, salah satunya dengan meningkatkan effisiensi pem- 10 Perbandingan Unjuk Kerja Kompor Methanol dengan

bakaran methanol. Bagi ibu rumah tangga maupun industri kecil seperti industri batik untuk pemanasan lilin batik, hal ini merupakan merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi ketergantungan khususnya minyak tanah dan juga sebagai salah satu solusi untuk menekan biaya produksi pada industri batik. Seperti yang kita tahu bahwa saat ini permintaan akan batik semakin meningkat seiring dengan penetapan batik sebagai warisan budaya dunia dari indonesia oleh UNESCO. Dalam hal peningkatan effisiensi pembakaran bahan bakar pasti tidak akan terlepas dari desain burner sehingga panas yang dihasilkan tidak banyak terbuang dan konsumsi bahan bakar menjadi lebih hemat. Tinjauan Pustaka Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat ITS (2009) telah melakukan pengujian terhadap kompor bioethanol, ditemukan bahwa efisiensi kompor bioethanol sebesar 54 persen. Sementara kompor kerosin atau minyak tanah hanya 49 persen. Dari pengkajian sampel bioethanol di laboratorium Jurusan Kimia ITS, didapatkan hasil bahwa kalor adalah 5270 kkal/kg. Dibandingkan dengan kalor kerosin, ini hanya sekitar separuhnya. Oky Norli S (2007) melakukan penelitian tentang pengaruh bentuk, penambahan reflektor dengan tekanan bahan bakar terhadap temperatur api yang dihasilkan pada kompor minyak tanah bertekanan yang menyatakan bahwa dari perbandingan masing-masing kompor dengan kondisi terbaiknya, kondisi optimal dihasilkan oleh kompor dengan menggunakan reflektor bulat pada tekanan 0.2 MPa. Kerampran et all. (2000) dalam penelitiannya mengenai masalah mekanisme perambatan api di dalam tube menyatakan bahwa pergerakan api yang berimbas pada distribusi temperatur dipengaruhi oleh dimensi burner. Hase et all. (1991) dalam penelitiannya mengenai masalah pengaruh AF ratio terhadap pembakaran gas dalam burner dengan lobang burner sejumlah 3 buah dan bersudut masingmasing 60 o mengungkapkan bahwa AF ratio memiliki efek terhadap temperatur pembakaran yang dihasilkan dan letak temperatur maksimal dalam burner. Subroto dkk (2009) melakukan penelitian peningkatan kualitas pembakaran tungku briket batubara yang ramah lingkungan untuk aplikasi rumah tangga menyatakan bahwa penambahan kecepatan udara pembakar mempengaruhi karakteristik pembakaran yang ditunjukkan oleh temperatur dan kadar polutan hasil pembakaran.. Kalor Pembakaran Nilai kalor yaitu kalor yang dihasilkan dari pembakaran sempurna 1 satuan berat bahan bakar padat atau bahan bakar cair atau 1 satuan volume bahan bakar gas pada kondisi baku (tekanan 1 atm, suhu 25 0 C atau 60 0 F) Nilai kalor atau heating value dapat dibagi menjadi dua macam yaitu: HHV (Higher Heating Value) dan LHV (Lower Heating Value) Methanol Metanol merupakan salah satu jenis bahan bakar cair yang saat ini mulai diminati untuk dijadikan sebagai bahan bakar alternatif pengganti minyak bumi dalam skala kecil dan menengah. Metanol juga dikenal sebagai metil alcohol atau wood alcohol dengan rumus kimia CH 3 OH. Metanol memiliki sifat-sifat antara lain : 1. Rumus Molekul : CH 3 OH 2. Berat Molekul : 32.04 gr/mol 3. Massa jenis : 0.7918 g/cm³, liquid 4. Titik Beku : 97 0 C 5. Titik Nyala : 11 0 C 6. Temperatur Penyalaan : 464 0 C 7. Titik Didih : 64.7 0 C 8. HHV : 726 KJ/mol atau 22,7 KJ/g LHV : 638 KJ/mol atau 19,9 KJ/g Reaksi kimia methanol yang terbakar di udara dan membentuk karbon dioksida dan air adalah sebagai berikut: 2CH 3 OH+ 3O 2! 2CO 2 +4H 2 O). MEDIA MESIN, Vol. 15, No. 1, Januari 2014, 10-16 ISSN 1411-4348 11

METODOLOGI PENELITIAN Mulai Persiapan, pembuatan, dan instalasi Pengujian burner diameter 21 mm Pengujian burner diameter 12,8 mm Pengujian burner diameter 10 mm Pengambilan data meliputi : 1. Temperatur Pembakaran 2. Waktu Pendidihan Air 3. Konsumsi Bahan Bakar Pengolahan Data Kesimpulan Selesai Instalasi Pengujian Gambar 1. Diagram Aliran Penelitian Gambar 2. Skema Penelitian Keterangan : a. Thermometer b. Panci c. Thermocouple d. Thermocouple reader e. Burner diameter 21 mm, 12.8mm dan 10mm f. Selang Bahan Bakar g. Tabung Bahan Bakar h. Katup pengatur aliran bahan bakar i. Pipa tembaga 12 Perbandingan Unjuk Kerja Kompor Methanol dengan

Jalannya penelitian : 1. Pengambilan data berupa temperatur api, waktu pendidihan air, dan konsumsi bahan bakar. 2. Temperatur api diukur menggunakan Thermocouple dan Thermocouple Reader yang ditempatkan pada burner sebanyak empat titik dengan ketinggian yang sama. 3. Waktu pendidihan air diukur dengan stopwatch dan dicatat tiap menit selama 15 menit. Untuk kenaikan temperatur air diukur dengan thermometer. 4. Konsumsi bahan bakar juga dicatat tiap menit, banyaknya bahan bakar yang digunakan dapat dilihat pada tabung bahan bakar. HASIL DAN PEMBAHASAN Temperatur Pembakaran Waktu Pendidihan Air Gambar 3.Perbandingan temperatur pembakaran burner diameter 21mm, 12,8mm, 10mm Gambar 4. Perbandingan temperatur air pendidihan burner diameter 21mm, 12,8mm, 10mm MEDIA MESIN, Vol. 15, No. 1, Januari 2014, 10-16 ISSN 1411-4348 13

Konsumsi Bahan Bakar Gambar 5. Perbandingan konsumsi bahan bakar burner diameter 21mm, 12,8mm dan 10mm Dari gambar 3 dapat dilihat setiap burner memiliki temperatur pembakaran yang berbeda. Pada burner dengan diameter 21 mm temperatur terlihat lebih stabil dibanding dengan burner lain akan tetapi temperatur yang dihasilkan relatif lebih rendah dari burner lain yaitu 705 0 C. Sedangkan pada burner diameter 12,8 mm temperatur api cenderung lebih stabil pada awal pembakaran dan sedikit kurang stabil pada akhir pembakaran tetapi temperatur yang dihasilkan cukup tinggi dengan temperatur rata-rata 810 0 C. Dari hasil pengujian pendidihan air yang ditunjukkan gambar 4 dapat kita lihat secara jelas burner 12,8 mm merupakan burner yang paling cepat mendidihkan 500 ml air dengan waktu 9 menit. Sedangkan pada burner diameter 10 mm dan 21 mm memerlukan waktu yang sama untuk mengubah temperatur air hingga mencapai titik didihnya yaitu 13 menit. Pada burner dengan diameter 10 mm temperatur terlihat tidak stabil dari awal dan akhir pembakaran hanya pada menit ke-2 hingga ke-11 menunjukan emperatur yang lebih baik. Hal ini menjadi salah satu sebab lamanya waktu pendidihan air pada burner dengan diameter 10 mm meskipun temperatur yang dihasilkan cukup tinggi yaitu berada pada kisaran 825 0 C Konsumsi bahan bakar selama 15 menit ditujukkan pada gambar 5 pada burner diameter 12,8 mm dalam grafik terlihat lebih besar jika dibanding dengan burner lain. Akan tetapi jika dilihat dari waktu pendidihan air dan konsumsi bahan bakar burner dengan diameter 12,8 merupakan burner yang lebih baik karena lebih cepat untuk mendidihkan air. Hal ini dapat diketahui dengan cara membandingkan konsumsi bahan bakar dan lamanya waktu yang diperlukan untuk mendidihkan 500 ml air. Pada burner 21 mm waktu yang diperlukan untuk menaikkan temperatur air hingga mencapai titk didih adalah 13 menit dengan konsumsi bahan bakar sebanyak 23 ml, sedangkan pada burner 12,8 mm waktu yang diperlukan relatif cepat yaitu 9 menit dengan konsumsi bahan bakar 18,5 ml dan pada burner dengan diameter 10 mm waktu yang diperlukan untuk meningkatkan temperatur air adalah 13 menit dengan konsumsi bahan bakar 19,5 ml. Pada gambar 4 menunjukkan bahwa burner dengan diameter 12,8 lebih cepat menaikkan temperatur air hingga mencapai titik didih dan memerlukan bahan bakar yang sedikit dibanding dengan burner lainnya sehingga dapat disimpulkan burner dengan diameter 12,8 lebih efektif jika dibanding dengan burner lainnya pada penelitian ini. 14 Perbandingan Unjuk Kerja Kompor Methanol dengan

Effisiensi Pembakaran pada Burner Tabel 1. Perbandingan antara Kalor Metanol dengan Kalor untuk mendidihkan Air Diameter Burner (mm) Q air (KJ) Q BB (KJ) η (%) 21 143,65 413,82 35,22 12,8 143,65 333,96 43,01 10 143,65 348,48 41,22 Perhitungan effisiensi pada burner dapat diperoleh dengan cara membandingkan antara kalor yang dilepaskan oleh bahan bakar dengan kalor yang dibutuhkan untuk mendidihkan air. Dari hasil perhitungan kalor maka didapatkan hasil seperti pada Tabel 1. Dari hasil perhitungan kalor yang dihasilkan oleh bahan bakar dan kalor yang diserap air hingga mencapai titik didihnya maka diperoleh prestasi dari masing-masing burner. Burner dengan diameter 12,8 mm merupakan burner terbaik dibanding dengan burner lainnya. Hasil perhitungan dari tabel 1 menunjukkan hasil yang sesuai dengan pengujian yang telah dilakukan yaitu burner diameter 12,8 mm memerlukan bahan bakar sebanyak 18,5 ml dan waktu 9 menit untuk mengubah temperatur air hingga mencapai titik didihnya sedangkan pada burner diameter 21 memerlukan bahan bakar 23 ml dan waktu 13 menit kemudian padaburner diameter 10 mm memerlukan bahan bakar sebanyak 19,5 ml dan waktu 13 menit. Maka diameter 12,8 mm lebih efektif karena memerlukan bahan bakar yang sedikit dan waktu yang paling cepat untuk mengubah temperatur air hingga mencapai titik didihnya. KESIMPULAN Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Temperatur pembakaran tertinggi dicapai pada burner diameter 10 mm dan diameter 12,8 mm. 2. Waktu pendidihan 500 ml air tercepat dicapai pada burner diameter 12,8 mm. 3. Konsumsi bahan bakar burner terkecil dicapai burner diameter 12,8 mm. DAFTAR PUSTAKA Borman, G.L., Ragland, K.W., 1998, Combustion Engineering, Singapore, McGraw-Hill Companies Kerampran, S., Desbordes, D., Veyssiere, B., 2000, Study of The Mechanisms of Flame Acceleration in a Tube of Constant Cross Section, Combust. Sci and Tech, Vol. 158, pp 71-91. Norli, Oky, S, 2007, Pengaruh Penambahan Reflektor Terhadap Temperatur Api Yang Dihasilkan Pada Kompor Minyak Tanah Bertekanan Dengan Variasi Bentuk Reflektor Kotak, Bulat dan Melingkar, Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Prasetyo, Totok., 2003, Karakteristik Pembakaran Methanol, Makalah Pengantar Falsafah Sains, Program Pasca Sarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor. MEDIA MESIN, Vol. 15, No. 1, Januari 2014, 10-16 ISSN 1411-4348 15

Prasetyo,Totok., Effendy,Marwan., 2003, Formulasi Tinngi Nyala Bahan Bakar LPG Didaerah Stabilatas Nyala, Jurnal Teknik Gelagar, Vol 14 No 01, hal 73-79. Sutrasno, K., 2009, Methanol, Universitas Indonesia, pp 25-38. Sudarno, 2005, Pengaruh Baris Sirip Pada Reflektor Radiasi Panas Terhadap Peningkatan Efesiensi Kompor Minyak Tanah Bersumbu, Seminar Nasional Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Subroto.,2009, Pengaruh Penambahan Kecepatan Udara Terhadap Karakteristik Pembakaran Tungku Batubara, Prosiding Simposium Nasional RAPIVII ISSN:1412-9612 Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta. hal M90 - M95. 16 Perbandingan Unjuk Kerja Kompor Methanol dengan