III. KERANGKA PEMIKIRAN. Kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini berisi teori-teori yang

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS MANFAAT EKONOMI PENGOLAHAN LIMBAH POHON JATI (Studi Kasus Kecamatan Jiken, Kabupaten Blora, Jawa Tengah) CITRA ANGGUN PRAMITHASARI

III. METODE PENELITIAN

VI. ANALISIS NILAI TAMBAH INDUSTRI PENGGERGAJIAN KAYU (IPK)

dan produktivitasnya sehingga mampu memenuhi kebutuhan IPS. Usaha

.VI. KARAKTERISTIK USAHA DAN RANTAI PEMASARAN. Usaha pengolahan limbah tunggak pohon jati di Kecamatan Jiken

II. TINJAUAN PUSTAKA. (hardwood). Pohon jati memiliki batang yang bulat lurus dengan tinggi mencapai

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional meliputi pengertian yang digunakan

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar merupakan pengertian yang digunakan untuk memperoleh

IV. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini adalah di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng,

III. METODE PENELITIAN. untuk mendapatkan data melakukan analisa-analisa sehubungan dengan tujuan

I. PENDAHULUAN. Salah satu sumberdaya yang melimpah di Indonesia adalah sumberdaya hutan.

IDENTIFIKASI NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI MINYAK KAYU PUTIH DI KPHL TARAKAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ANALISIS NILAI TAMBAH. Julian Adam Ridjal PS Agribisnis Universitas Jember

Lampiran 1. Analisis Nilai Tambah Metode Hayami Kerajinan Meja Akar pada Bulan Maret 2011

III. KERANGKA PEMIKIRAN

Oleh : Iif Latifah 1, Yus Rusman 2, Tito Hardiyanto 3. Fakultas Pertanian Universitas Galuh 2. Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

ANALISIS NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI KECAP (Studi Kasus pada Pengusaha Kecap Cap Jago di Desa Cibenda Kecamatan Parigi Kabupaten Pangandaran)

METODE PENELITIAN. Klaster adalah konsentrasi spasial dari industri industri yang sama atau

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini persaingan dalam dunia bisnis terasa semakin ketat, hal tersebut juga dapat

III. KERANGKA PEMIKIRAN. usahatani, pendapatan usahatani, dan rasio penerimaan dan biaya (R-C rasio).

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

PRAKTEK PENCAPAIAN EKO-EFISIENSI DI KLASTER INDUSTRI TAPIOKA DESA SIDOMUKTI KABUPATEN PATI TUGAS AKHIR. Oleh: SAIFILLAILI NUR ROCHMAH L2D

Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Penjualan Dan Laba Operasi Pada Perusahaan Manufaktur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR Latar Belakang Penelitian Identifikasi Masalah Tujuan Penelitian 5

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Karakterisik Umum Pelaku Usaha yang Memanfaatkan Limbah Serbuk Gergaji Menjadi Bag Log

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I HARGA POKOK PRODUKSI

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang

III. KERANGKA PEMIKIRAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Kerangka pemikiran teoritis meliputi penjelasan-penjelasan mengenai halhal

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Kecil Menengah

BAB III METODE PENELITIAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III KERANGKA PEMIKIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Limbah penggergajian adalah potongan kayu dalam bentuk dan ukuran tertentu

Kajian Biaya, Penerimaan & Keuntungan Usahatani

III. METODE PENELITIAN

Riwan Cipta Januariawan Manajemen Ekonomi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB 2 LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II LANDASAN TEORI

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Lampung Timur. Lokasi penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN. mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis data

8. NILAI TAMBAH RANTAI PASOK

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan adanya perusahaan-perusahaan yang mampu menawarkan produk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III KERANGKA PEMIKIRAN

KINERJA USAHA AGROINDUSTRI KELANTING DI DESA KARANG ANYAR KECAMATAN GEDONGTATAAN KABUPATEN PESAWARAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. banyak dibicarakan dan dianjurkan. Hal ini terjadi karena munculnya isu

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Biaya Pengertian Biaya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENDAPATAN DAN NILAI TAMBAH USAHA KOPI BUBUK ROBUSTA DI KABUPATEN LEBONG (STUDI KASUS PADA USAHA KOPI BUBUK CAP PADI)

ANALISIS NILAI TAMBAH PELAKU RANTAI PASOK GAMBIR DENGAN METODE HAYAMI TERMODIFIKASI ABSTRAK

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Perhitungan Harga Pokok Produksi dalam Menentukan Harga Jual pada

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dengan sumberdaya hutan yang

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan disebut sebagai kegiatan produksi. Yang dimaksud produksi

III. METODOLOGI PENELITIAN Metodologi Penelitian dan Pengumpulan Data. tempat dan waktu btertentu. Metode pengumpulan dengan melakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. Melinjo (Gnetum gnemon, L.) termasuk tumbuhan berbiji terbuka

ANALISIS EFEKTIFITAS PENGGUNAAN SOCIAL MEDIA TERHADAP TINGKAT PENJUALAN KPR GRIYA PT BNI (PERSERO) TBK.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, sumber daya alam hayati yang didominasi oleh pepohonan dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab 1. Konsep Biaya dan Sistem Informasi Akuntansi Biaya Hubungan Akuntansi Biaya dengan Akuntansi Keuangan

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II BAHAN RUJUKAN

ANALISIS NILAI TAMBAH USAHA AGROINDUSTRI DAN PEMASARAN PRODUK GULA AREN DI KECAMATAN GUNUNGSARI KABUPATEN LOMBOK BARAT ABSTRAK

3. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan usaha, perusahaan tidak saja beroperasi di lingkungan. perusahaan, yaitu adanya cabang, agen, dan sebagainya.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

konsumen, dan tiap kegiatan menambah nilai pada produk akhir.

III. METODE PENELITIAN. Tanaman kehutanan adalah tanaman yang tumbuh di hutan yang berumur

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi, para pelaku bisnis manufaktur semakin bersaing untuk

BAB II LANDASAN TEORI

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN. konsep efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi, serta konsep penerimaan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

DIVERSIFIKASI NILAI TAMBAH DAN DISTRIBUSI KEREPIK UBI KAYU DI KECAMATAN SARONGGI KABUPATEN SUMENEP

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Perubahan lingkungan bisnis yang semakin tidak menentu dan situasi bisnis

BAB II UKM DAN BIAYA

BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN. Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi

KONSEP EKO EFISIENSI DALAM PEMANFAATAN KELUARAN BUKAN PRODUK DI KLASTER INDUSTRI MEBEL KAYU BULAKAN SUKOHARJO TUGAS AKHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Teoritis Kerangka pemikiran teoritis dalam penelitian ini berisi teori-teori yang dipakai dalam penelitian ini. Teori-teori ini merupakan landasan untuk menjawab tujuan-tujuan penelitian. 3.1.1 Konsep Pemasaran dan Rantai Pemasaran a. Konsep Pemasaran Pemasaran merupakan proses dimana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan, dengan tujuan menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya. Konsep pemasaran menyatakan pencapaian tujuan organisasi tergantung pada pengetahuan akan kebutuhan dan keinginan target pasar dan memberikan kepuasan yang diinginkan dengan lebih baik daripada pesaing. Konsep pemasaran dan konsep penjualan berbeda. Perbedaan konsep pemasaran dan konsep penjualan akan diuraikan pada Gambar 1 di bawah ini : Konsep Penjualan Pabrik Produk yang sudah ada Penjualan dan promosi Keuntungan melalui volume penjualan Konsep Pemasaran Pasar Kebutuhan pelanggan Pemasaran yang terintegrasi Keuntungan melalui kepuasan pelanggan Sumber : Kotler (2008) Gambar 1. Konsep pemasaran dan konsep penjualan Gambar 1 di atas menggambarkan bahwa konsep pemasaran lebih menekankan pasar yang terintegrasi dibandingkan dengan konsep penjualan yang menekankan

pada penjualan dan promosi. Pasar yang terintegrasi membutuhkan rantai pemasaran yang menghubungkan antara produsen dengan konsumen akhir. Menurut firdaus (2008) pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan pokok yang harus dilakukan oleh para pengusaha dalam mendapatkan laba, dan untuk berkembang. Proses pemasaran meliputi aspek fisik dan nonfisik. Aspek fisik meliputi perpindahan barang-barang ke tempat dimana mereka dibutuhkan. Sedangkan aspek non fisik dalam arti bahwa para penjual harus mengetahui apa yang diinginkan oleh para pembeli dan pembeli harus pula mengetahui apa yang dijual. b. Rantai Pemasaran Perekonomian dewasa ini, sebagian besar produsen tidak menjual langsung barang-barang mereka kepada pemakai akhir. Antara produsen dan pemakai akhir terdapat sekelompok pemasaran (saluran distribusi) yang memerankan bermacam-macam fungsi dan memakai berbagai macam nama. Saluran distribusi pada sistem pemasaran digambarkan pada gambar 2 di bawah ini: Pemasok bahan baku Perusahaan (pemasar) Perantara pemasaran Pengguna akhir Sumber : Kotler (2008) Gambar 2. Aliran Rantai Pemasaran 3.1.2 Konsep Pendapatan Usaha Pendapatan usaha tani adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya. Penerimaan tunai usaha tani adalah nilai uang yang diterima dari penjualan semua produk usaha, yaitu perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga jual. 18

Pengeluaran atau biaya tunai usaha adalah jumlah uang yang dibayarkan untuk pembelian barang dan jasa bagi usaha. Biaya usaha tani diklasifikasikan menjadi dua, yaitu biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap (variable cost). Biaya tetap didefinisikan sebagai biaya yang relatif tetap jumlahnya, dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit. Sehingga besarnya biaya tetap tidak tergantung pada besar kecilnya produksi yang diperoleh. Biaya variabel adalah biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh (Soekartawi, 2002). Rahim, Abd dan Diah R.D.Hastuti (2002) menyebutkan bahwa pendapatan usaha merupakan selisisih antara penerimaan dan pengeluaran, atau dengan kata lain pendapatan meliputi pendapatan kotor atau penerimaan total dan pendapatan bersih. Pendapatan kotor adalah nilai produksi secara keseluruhan sebelum dikurangi biaya produksi. Pengeluaran usaha merupakan pengorbanan yang dilakukan oleh produsen dalam mengelola usahanya untuk mendapatkan hasil yang maksimal. 3.1.3 Konsep Nilai Tambah Menurut Hayami et. al (1987) dalam Maimum (2009) menyatakan bahwa nilai tambah adalah selisih antara komoditas yang mendapat perlakuan pada tahap tertentu dan nilai korbanan yang digunakan selama proses berlangsung. Sumbersumber dari nilai tambah tersebut adalah dari pemanfaatan faktor-faktor tenaga kerja, modal, sumberdaya manusia dan manajemen. Besaran nilai tambah yang dihasilkan dapat digunakan untuk menduga/menaksir besarnya balas jasa yang diterima faktor produksi yang digunakan dalam proses perlakuan tersebut. Analisis nilai tambah memiliki tiga 19

komponen pendukung, yaitu faktor konversi yang menunjukkan banyaknya output yang dihasilkan dari satu satuan input, faktor koefisien tenaga kerja yang menunjukkan banyaknya tenaga kerja langsung yang diperlukan untuk mengolah satu satuan input, dan nilai yang menunjukkannilai output yang dihasilkan dari satu satuan input. Distribusi nilai tambahan berhubungan dengan teknologi yang diterapkan dalam proses pengolahan, kualitas tenaga kerja berupa keahlian dan ketrampilan, serta kualitas bahan baku. Apabila penerapan teknologi cenderung padat karya maka proporsi bagian tenaga kerja yang diberikan lebih besar dari proporsi bagian keuntungan bagian perusahaan, sedangkan apabila diterapkan pada teknologi padat modal, maka besarnya proporsi bagian manajemen lebih besar dari proporsi bagian tenaga kerja. Nilai tambah dipengaruhi oleh faktor teknis dan non teknis (faktor pasar). Faktor teknis terdiri dari jumlah dan kualitas bahan baku serta input penyerta, kualitas produk, penerapan teknologi, kapasitas produksi dan penggunaan unsur tenaga kerja. Sedangkan faktor pasar meliputi harga bahan baku, harga jual output, upah tenaga kerja, modal investasi, informasi pasar dan nilai input lain (selain bahan bakar). Dengan demikian fungsi dari nilai tambah yang menggambarkan imbalan bagi tenaga kerja, modal dan manajemen dapat dirumuskan sebagai berikut : Nilai Tambah = f ( K, B, T, U, H, h, L) Dimana : K = Kapasitas produksi unit usaha (Unit) B = Jumlah bahan baku yang digunakan (Unit) T = Jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan (HOK) 20

U = Upah tenaga kerja (Rp/HOK) H = Harga output (Rp/Unit) h = Harga bahan baku (Rp/Unit) L = Nilai input lain (Unit) Analisis input lain adalah semua korbanan yang terjadi Selama proses pelakuan untuk menambah nilai output, selain bahan baku dan tenaga kerja langsung, mencakup modal berupa bahan penolong dan biaya overhead pabrik lainnya, upah tenaga kerja tidak langsung. 3.1.4 Penyerapan Tenaga Kerja Penyerapan tenaga kerja adalah jumlah tenaga kerja yang bekerja dalam suatu unit usaha (Zamrowi, 2007). Usaha pengolahan limbah pohon jati akan menumbuhkan penyerapan tenaga kerja. Penyerapan tenaga kerja dapat terlihat dari jumlah tenaga kerja yang bertambah akibat adanya usaha tani pengolahan limbah kayu jati. Rumus penyerapan tenaga kerja dapat digambarkan dengan rumus pertumbuhan, yaitu (Fatmasari, 2007): Pertumbuhan = X t X t-1 x 100% X t-1 3.2 Kerangka Operasional Saat sekarang ini, industri kayu jati memiliki peran penting terhadap perekonomian negara. Nilai ekonomi dari kayu jati yang tinggi, menjadikan usaha industri pengolahan kayu jati begitu menjanjikan, selain itu Indonesia memiliki potensi dalam pengembangan pohon jati. Potensi tersebut mencakup iklim dan suhu di Indonesia yang mendukung daya tumbuh pohon tersebut. Industri kayu jati yang memiliki potensi di Indonesia, nilai ekonomi yang tinggi, dan 21

keunggulain kayu jati berupa kayu keras yang baik untuk dijadikan bahan bangunan maupun furniture, menyebabkan permintaan kayu dari pohon jati menjadi tinggi. Permintaan pohon jati yang tinggi, menjadikan para produsen pengolahanan kayu jati meningkatkan produksinya untuk memenuhi permintan dari produk olahan kayu jati. Setiap kegiatan produksi, akan menghasilkan limbah. Pada kegiatan produksi kayu jati, akan meninggalkan limbah atau sisaan residu yang terdiri dari limbah eksploitasi dan limbah pengolahan. Limbah eksploitasi berupa daun, batang cabang kayu, dan tunggak pohon jati. Sedangkan limbah pengolahan berupa sisa gergajian baik serpihan kayu kecil sisa olahan maupun serbuk kayu. Limbah-limbah pada kayu jati tersebut masih dapat dimanfaatkan kembali menjadi barang serba guna, seperti yang telah dilakukan oleh masyarakat Kecamatan Jiken Kabupaten Blora. Pemanfaatan yang dilakukan oleh masyarakat Kecamatan Jiken Kabupaten Blora adalah pengolahan limbah pohon jati menjadi barang serba guna seperti kerajinan, hingga barang-barang furniture. Pemanfaatan limbah pohon jati tersebut, memiliki manfaat-manfaat ekonomi yang menukung pembangunan perekonomian di wilayah Kabupaten Blora pada khususnya. Penelitian ini menganalisis manfaat-manfaat ekonomi yang dihasilkan dari kegiatan pengolahan limbah pohon jati. Penelitian ini akan membahas mengenai karakteristik profil usaha dan rantai pemasaran dari usaha pengolahan limbah pohon jati. Selain itu, dari pengolahan tersebut akan dihitung berapa nilai tambah yang dihasilkan dan berapa pendapatan yang diterima pelaku usaha. Penghitungan nilai tambah tersebut akan menggunakan metode hayami. Yang terakhir, dalam 22

menganalisis manfaat pengolahan limbah pohon jati tersebut, akan dapat diketahui seberapa banyak jumlah tenaga kerja yang dapat diserap. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna dan dapat menjadi rekomendasi kebijakan bagi pemerintah dalam usaha pengembangan masyarakat dengan usaha rakyat. Untuk lebih jelas kerangka pemikiran yang digunakan dalam penelitian ini, dapat dilihat pada Gambar 3 di bawah ini : Permintaan kayu pohon jati tinggi Produksi kayu pohon jati tinggi Limbah pohon jati tinggi Daun Tunggak Pemanfaatan limbah tunggak pohon jati Kayu dan Serbuk gergajian Dijadikan bahan bakar (kayu bakar) Daur ulang/pengolahan limbah tunggak pohon jati menjadi barang serba guna Manfat ekonomi pengolahan limbah tunggak jati Karakteristik usaha dan rantai pemasarannya Analisis nilai tambah dan analisis pendapatan usaha Analisis penyerapan tenaga kerja yang dihasilkan Rekomendasi kebijakan lebih lanjut untuk pengembangan masyarakat dengan usaha pengolahan limbah tunggak jati Keterangan : tidak dibahas dalam penelitian ini Gambar 3. Bagan Kerangka Pemikiran Operasional 23