BAB I PENDAHULUAN Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), Cet 4,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. nasional, pasal 1 ayat (1) dikemukakan bahwa :

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS III SMA SRIJAYA NEGARA PALEMBANG MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN TEAM GAMES TOURNAMENTS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. dikarenakan dalam pembelajaran sejarah di berbagai sekolah lebih menekankan

BAB I PENDAHULUAN. proses pendidikan pada umumnya yang bertujuan membawa anak didik atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hlm Teacher centered merupakan sebuah pendekatan yang menggunakan pola komunikasi

ABSTRAK. Kata Kunci : Metode Ceramah, Metode Team Game Tournament (TGT), dan Prestasi Belajar.

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI

NASKAH PUBLIKASI. Disusun sebagai persyaratan Guna mencapai Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Diajukan Oleh: WAHYUNINGSIH A

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING

ARTIKEL. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. oleh : Nur Aeni Ratna Dewi

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang mendukung perkembangan tersebut adalah pendidikan. pembelajaran, sumber-sumber belajar dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan pemerintah melalui kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Pendidikan. Menurut Undang-Undang No 20 Tahun 2003:

PENGGUNAAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik agar peserta didik mendapatkan pengalaman belajar dari kegiatan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PEMBELAJARAN MENGUBAH PECAHAN. Hardini Setya Sukapti

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT)

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-hari. Usaha untuk mencapai tujuan. yang melibatkan siswa aktif dalam proses pembelajaran.

BAB 1 PENDAHULUAN. dijenjang pendidikan formal mulai dari tingkat SD sampai pada tingkat SMA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games-Tournament (TGT) dapat

DATAR MELALUI METODE STAD. Winarni

BAB II KAJIAN TEORI. Sehubungan dengan keberhasilan belajar, Slameto (1991: 62) berpendapat. bahwa ada 2 faktor yang mempengaruhi belajar siswa.

PUBLIKASI ILMIAH DYAH LUSIANA A54F ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. diberikan di tingkat dasar dan menengah. IPS tidak hanya mendengarkan,

BAB I PENDAHULUAN. dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Devi Astuti Alawiyah, 2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN ARIAS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA

Charlina Ribut Dwi Anggraini

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan UPI (2009:171) mengemukakan

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran, Prestasi Pustaka, Jakarta, 2013, hlm Muhammad Rohman dan Sofan Amri, Strategi & Desain Pengembangan Sistem

BAB I PENDAHULUAN. mana yang benar dan salah, dengan pikiran manusia dapat berpikir bahwa dia

II. KAJIAN TEORI. 2.1 Belajar dan Pembelajaran Pengertian Belajar dan Pembelajaran. Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui

BAB I PENDAHULUAN. Peneliti menjelaskan di dalam bab ini tentang: latar belakang masalah,

I. PENDAHULUAN. proses tersebut diperlukan guru yang memberikaan keteladanan, membangun

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Oleh karena itu, dalam sejarah pertumbuhan masyarakat, pendidikan senantiasa

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNEMENTS (TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA

BAB I PENDAHULUAN. manusia, sedangkan kualitas sumber daya manusia tergantung pada kualitas

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan pengalamannya kepada siswa pada setiap mata pelajaran.

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan yang umumnya dihadapi oleh guru adalah bagaimana

PENERAPAN MODEL TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SDN TAMAN 3 MADIUN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar yang

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pemebelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang mempunyai peran sangat besar dalam kehidupan sehari-hari

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA

BAB 1 PENDAHULUAN. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual,

PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT PADA SISWA KELAS V SDN 07 SUMBERPUCUNG MALANG

Scaffolding 4 (1) (2015) Scaffolding.

BAB I PENDAHULUAN. yang diterapkan supaya hasil belajar siswa semakin meningkat.

PENINGKATAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI TEAMS GAMES TOURNAMENTS SISWA KELAS VIID SMP NEGERI 2 DUKUN, MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. semakin tinggi pula tingkat keberhasilan pembelajaran. dasar untuk pengembangan materi lebih lanjut.

BAB I PENDAHULUAN. siswa. Siswa yang belajar akan mengalami perubahan baik dalam pengetahuan,

PENGOPTIMALAN LOCUS OF CONTROL INTERNAL SISWA PADA PROSES PEMBELAJARAN MATERI STATISTIKA KELAS XI IPA

BAB I PENDAHULUAN. pesan itu sendiri yang biasanya berupa materi pelajaran. Kadang-kadang

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mempelajari alam dengan

Herdian, S.Pd., M.Pd. SMAN 1 Pagelaran Kab. Pringsewu,

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

KEEFEKTIFAN METODE PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DAN JIGSAW DITINJAU DARI KECERDASAN INTERPERSONAL SISWA KELAS X TKR SMK YPT PURWOREJO

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PKN SISWA KELAS V SDN JEJANGKIT MUARA 2

SKRIPSI OLEH NURUL FITRI A1D PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI 2014

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR EKONOMI POKOK BAHASAN KETENAGAKERJAAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

tenaga (sumber daya manusia) yang memiliki pengetahuan matematika yang cukup. Menyadari pentingnya peranan matematika dalam kehidupan sehari-hari,

MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori. 1. Aktivitas Belajar. Anak senantiasa berinteraksi dengan sekitarnya dan selalu berusaha

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN TINGKAT PEMAHAMAN SISWA DALAM PELAJARAN EKONOMI SMA PADA ERA MEA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945.

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah seperti penyelidikan, penyusunan dan

PENGARUH MEDIA GAMBAR DALAM MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT TERHADAP KEMAMPUAN MENGIDENTIFIKASI SUMBER ENERGI DAN

MATA PELAJARAN PKn MELALUI METODE TEAM GAME TOURNAMENT (TGT) PADA SISWA KELAS IX-G SMP NEGERI I STABAT

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 9 ISSN X

LANDASAN TEORI. hasil belajar. Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM GAME TOURNAMENT

Wenni Hastuti Universitas PGRI Yogyakarta

METODE PEMBELAJARAN MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB I PENDAHULUAN. yang bernilai edukatif dikarenakan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan,

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. Salah satu tipe dari pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournament). Pada model ini siswa dikelompokkan dalam tim belajar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

BAB I PENDAHULUAN. menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. 1 Proses pembelajaran yang

Suherman Guru Fisika SMA Negeri 1 Stabat dan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Pascasarjana Unimed

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil

KAJIAN PUSTAKAN. yang mereka dapat dan kegiatan yang mereka lakukan. Menurut Hamalik (2001:

Oleh : SUGIYATMI NIM. A54A100088

II. TINJAUAN PUSTAKA. dibuat untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Model

BAB II KAJIAN TEORI. memeriksa informasi dengan aturan yang ada dan merevisinya bila perlu. 1

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat baik negara maupun bangsa. Pendidikan merupakan wahana untuk

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam proses belajar mengajar siswa berperan sebagai subjek dan sekaligus objek dari kegiatan pembelajaran. 1 Oleh karena itu inti dari proses pembelajaran tidak lain adalah kegiatan belajar siswa dalam mencapai tujuan akhir pembelajaran. Tujuan pembelajaran tentu saja akan tercapai jika guru melaksanakan kegiatan belajar mengajar melalui model pembelajaran yang mengaktifkan peran siswa dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat meningkatkan hasil belajar atau prestasi belajarnya. Belajar adalah suatu proses kompleks yang menyangkut interaksi individu dengan individu lain, dengan lingkungan sekitarnya yang terjadi pada diri setiap orang dan berlangsung sepanjang hidupnya. Proses belajar dapat terjadi kapan saja dan dimana saja terlepas ada yang mengajar atau tidak. Apabila proses belajar diselenggarakan secara formal di sekolah-sekolah, tidak lain ini dimaksudkan untuk mengarahkan perubahan pada diri peserta didik secara terencana, baik dari aspek pengetahuan,keterampilan, maupun sikap. 2 Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan untuk mengubah tingkah laku individu dalam kehidupan pribadinya atau kehidupan masnyarakatnya, termasuk juga kehidupan dalam alam sekitarnya. 3 Pembelajaran sendiri memiliki beberapa komponen yang terikat satu sama lain dan berhubungan secara fungsional. Komponen-komponen sistem pembelajaran itu antara lain: tujuan pembelajaran, guru, peserta didik, materi pelajaran, strategi, media, sarana, dan alat evaluasi. Semua komponen pembelajaran tersebut harus diorganisir secara baik agar menghasilkan proses pembelajaran yang menarik, dan dapat meningkatkan motivasi peserta didik untuk belajar. 1 Nana Sudjana, Cara Belajar Siswa Aktif (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 1996), hlm 21 2 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), Cet 4, hlm. 1. 3 Omar Mohammad al-toumy al-syaebani., Falsafah Pendidikan Islam, Terj. Hasan langgulung, (Jakarta : Bulan Bintang, 1979), hlm 399 1

belajar. 5 Dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar, agar proses ini dapat Proses belajar mengajar merupakan kegiatan interaksi antara gurusiswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan belajar. Interaksi dan komunikasi timbal balik antara guru dan peserta didik merupakan ciri dan syarat utama berlangsunya proses belajar mengajar. 4 Selain itu belajar, tentu saja bukan sekedar penyerapan informasi. Lebih dari itu, belajar adalah proses pengaktifan informasi. Ia melibatkan upaya pengaksesan informasi dan penyimpanannya di dalam memori terdalam. Proses penyimpanan informasi merupakan satu bagian dari proses berjalan dengan maksimal dan tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik, maka tuntutan pertama bagi guru adalah menguasai materi yang akan dipelajari murid. 6 Dalam menyampaikan mata pelajaran peran guru sangat berpengaruh terhadap murid. Kita seringkali mendengar dari guru yang menceritakan bahwa banyak murid yang tidak tertarik mengikuti pelajaran dengan alasan merasa bosan dan ngantuk. Sebenarnya tidak ada pelajaran yang membosankan, yang benar adalah guru yang belum mengerti cara menyajikan materi yang benar, baik, menyenangkan dan menarik serta perhatian murid sehingga menyebabkan mata pelajaran tersebut membosankan bagi peserta didik. 7 Guru seharusnya tidak hanya mengandalkan verbalisme. Yang mana Penyakit verbalisme terdapat dalam setiap situasi belajar, yakni apabila peserta didik diberi kata-kata tanpa memahaminya. 8 Dalam proses belajar mengajar, para siswa perlu dilatih untuk bekerja sama dengan rekan-rekan sebayanya. Ada kegiatan belajar tertentu yang akan 4 Nuryani Y Rustama, dkk, Startegi Belajar Mengajar Biologi, ( tt.p : Universitas Pendidikan Indonesia, 2003) hlm 4 5 Mahmud, Psikologi pendidikan, ( Bandung: CV Pustaka Setia, 2010), hlm 67 6 Mahmud, Psikologi pendidikan hlm 6 7 Adi W Gunawan, Genius Learning Strategy Petunjuk Praktis Untuk Menerapkan Accelerated Learning, ( Jakarta : PT.Gramedia Pustaka Utama, 2004), hlm 152 8 Nasution S, Didaktik Asas-Asas Mengajar, ( Jakarta : Bumi Aksara, 1995), hlm 94 2

lebih berhasil jika dikerjakan secara bersama-sama, misalnya dalam kerja kelompok, daripada jika dikerjakan sendirian oleh masing-masing siswa. Latihan kerja sama sangatlah penting dalam proses pembentukan kepribadian anak. 9 Proses pembelajaran itu sendiri merupakan proses interaksi antara guru dan peserta didik dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Interaksi yang berlangsung diharapkan adalah proses motivasi. Oleh sebab itu untuk membina, membimbing dan memberikan motivasi kepada peserta didik harus bersifat edukatif. Interaksi edukatif ini adalah sebagai suatu proses hubungan timbal balik yang memiliki tujuan tertentu, yaitu untuk mendewasakan siswa agar dapat berdiri sendiri dan menemukan penderiannya secara utuh. 10 Motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Sudah sangat jelas bahwa motivasi berfungsi untuk mendorong manusia untuk berbuat, menentukan arah perbuatan untuk mencapai tujuan dan menyeleksi perbuatan yakni perbuatan mana yang akan dikerjakan. 11 Pemeliharaan motivasi belajar itu dapat dilakukan dengan memanfaatkan model pembelajaran kooperatif, karena model pembelajaran kooperatif merupakan komponen yang cukup penting dalam strategi pembelajaran untuk melatih peserta didik supaya kooperatif, dapat bertanya meskipun tidak pada guru secara langsung, mengemukakan pendapat, serta memiliki kesan terhadap materi dan mampu mengaplikasikan teori di dunia nyata. Pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang dengan struktur kelompok heterogen. Sedangkan 9 Isjoni, Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009) hlm 101 10 Sardiman, Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, (jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, cet.i, 1986), hlm. 4. 11 Sardiman, Interaksi Dan Motivasi Belajar Mengajar, hlm. 101. 3

model pembelajaran Teams-Games-Tournaments (TGT) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempetkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku kata atau ras yang berbeda. 12 Selain itu model pembelajaran TGT (teams-games-tournament) dapat diartikan juga suatu tehnik pembelajaran yang sama sperti STAD kecuali satu hal: TGT menggunakan turnamen akademik, dan menggunakan kui-kuis dan sitem skor kemajuan individu, dimana para peserta didik berlomba sebagai wakil tim mereka dengan anggota lain yang kinerja akademik sebelumnya setara seperti mereka. 13 Oleh sebab itu sebelum mengadakan proses belajar mengajar seorang guru harus menentukan model pembelajaran yang tepat yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Tetapi berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti di sekolah MA NU 03 SUNAN KATONG KALIWUNGU KENDAL, proses pembelajaran masih terpusat pada guru, karena guru menjadi sumber utama dalam proses pembelajaran, dan masih menggunakan metode ceramah sehingga membuat peserta didik merasa bosan. Melihat kondisi diatas tentunya sudah menjadi tanggung jawab guru untuk menciptakan kondisi yang menyenangkan bagi para peserta didik dalam belajar dengan menggunakan model pembelajaran yang bisa menarik perhatian dan membangkitkan motivasi mereka untuk belajar, salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif Teams-Games-Tournaments (TGT).Dari uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAMS-GAMES-TOURNAMENTS (TGT) DALAM MATA PELAJARAN BIOLOGI MATERI POKOK KINGDOM 12 Isjoni Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik. hlm 83 13 Robert E. Slavin, Cooperative Learning: Teori, Riset Dan Praktik, (Bandung: Nusa Media, 2008), hlm 163-165 4

ANIMALIA KELAS X DI MA NU 03 SUNAN KATONG KALIWUNGU KENDAL TAHUN AJARAN 2010/2011. B. Rumusan Masalah Apakah ada pengaruh motivasi belajar dengan model pembelajaran Kooperatif Teams-Games-Tournament (TGT) terhadap prestasi belajar peserta didik kelas X di MA UN 03 Sunan Katong Kaliwungu Kendal Materi Pokok Kingdom Animalia tahun pelajaran 2010-2001. C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari motivasi belajar dengan model pembelajaran Teams-Games-Tournament (TGT) terhadap prestasi belajar peserta didik pada materi pokok kingdom animalia. 2. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan setelah menyelesaikan penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Bagi Guru 1) Sebagai bahan masukan untuk memanfaatkan model pembelajaran kooperatif salah satunya TGT 2) Diperolehnya suatu variasi pembelajaran yang memberikan banyak kreatifitas dan keaktifan pada siswa dan guru sebagai fasilitator dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif salah satunya adalah TGT b. Bagi Siswa 1) Peseta didik akan lebih termotivasi untuk belajar biologi 2) Memudahkan peserta didik memahami materi pokok kingdom animalia 3) Siswa akan lebih aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran. 5

4) Memberikan suasana kelas yang menyenangkan sehingga siswa tertarik dan antusias mengikuti pelajaran. c. Bagi Sekolah 1) Meningkatkan mutu SDM sekolah dan proses pembelajaran siswa demi kemajuan pendidikan khususnya dalam mata pelajaran biologi. 2) Meningkatkan kualitas sekolah yang diwujudkan melalui hasil akhir pembelajaran yang memuaskan. d. Bagi Peneliti 1) Memberikan pengalaman kepada peneliti tentang peranan model pembelajaran kooperatif dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa. 2) Memacu peneliti untuk mengembangkan model-model pembelajaran kooperatif 6