Pengelolaan Sampah Mandiri Berbasis Masyarakat. Oleh: Siti Marwati, M. Si Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN UMUM PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT. Lingkungan hidup manusia adalah jumlah semua benda dan kondisi yang

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. 1. Gambaran Umum Dusun Kaliabu RW 13 dan Bank Sampah Karesma

BAB I PENDAHULUAN. Modernisasi di berbagai bidang kehidupan saat ini sangat pesat. Perubahan pola hidup yang semakin praktis menyebabkan penggunaan

ADLN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. 13 tahun 2012 tentang pedoman pelaksanaan reduce, reuse, dan recycle melalui

KONSEP PENANGANAN SAMPAH TL 3104

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEDOMAN PENGELOLAAN SAMPAH MELALUI 3R UNTUK KADER LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. mengabaikan pentingnya menjaga lingkungan hidup. Untuk mencapai kondisi

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Selain karena pengelolaannya yang kurang baik, budaya masyarakat. Gambar 1.1 Tempat Penampungan Sampah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan manusia, karena pada

PENGOLAHAN SAMPAH DENGAN SISTEM 3R (REDUCE, REUSE, RECYCLE)

B P L H D P R O V I N S I J A W A B A R A T PENGELOLAAN SAMPAH DI PERKANTORAN

1

BANK SAMPAH RANGGA MEKAR : BERKAT SAMPAH MENUAI BERKAH. Oleh : Budi Budiman, S.Hut, M.Sc Penyuluh Kehutanan Pusat

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 1. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan responden pemukiman elite

BAB I PENDAHULUAN. kurang tepat serta keterbatasan kapasitas dan sumber dana meningkatkan dampak

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Serta peraturan di indonesia memang agak rumit, dan tidak benar-benar

PEMILIHAN DAN PENGOLAHAN SAMPAH ELI ROHAETI

PERAN PEREMPUAN DAYA AIR, SANITASI DAN HIGIENE UNTUK KESEJAHTERAAN ETTY HESTHIATI LPPM UNIV. NASIONAL

MODEL BANK SAMPAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DOMESTIK BERBASIS MASYARAKAT DI PERUM CISALAK KELURAHAN SUKAMANAH KECAMATAN CIPEDES KOTA TASIKMALAYA

KAJIAN MODEL PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT (STUDI KASUS DI KECAMATAN WONOCOLO KOTA SURABAYA)

BAB V IMPLEMENTASI PROGRAM KOMPOSTING RUMAH TANGGA

Potensi Penerapan Pengelolaan Sampah Permukiman Berbasis 3R di Kelurahan Tunjungsekar Kota Malang

KUISIONER FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUNG APUNG RT10/01 KELURAHAN KAPUK JAKARTA BARAT

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. manusia yang beragam jenisnya maupun proses alam yang belum memiliki nilai

DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KABUPATEN KARANGANYAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kajian Tentang Sampah Berbasis Masyarakat

PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN MAGELANG

PERBANDINGAN EFEKTIVITAS BANK SAMPAH DI KOTA BANDUNG DAN KOTA YOGYAKARTA

Bagaimana Solusinya? 22/03/2017 PENGELOLAAN SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA DI KOTA CIAMIS PENGERTIAN SAMPAH

KEBIJAKAN PENGELOLAAN SAMPAH TERPADU UNTUK MENINGKATKAN NILAI EKONOMI BAGI MASYARAKAT DI DAERAH

BAB III PENUTUP. bahwa penerapan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle) dalam pengelolaan. sudah tidak mempunyai nilai ekonomis lagi.

1. Lantai a. kuat/ utuh b. bersih c. pertemuan lantai dan dinding berbentuk konus/lengkung d. kedap air e. rata f. tidak licin

Pemberdayaan Masyarakat Rumpin Melalui Pengolahan Sampah Organik Rumah Tangga

BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sampah merupakan suatu sisa-sisa benda yang tidak diinginkan setelah berakhirnya

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA,

Lampiran IA Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 12/SE/M/2011 Tanggal : 31 Oktober 2011

Profil Orgic's Home Generasi Muda Peduli Sampah

KONSEP PENGELOLAAN SAMPAH MANDIRI OLEH RUKUN WARGA DIKOTA YOGYAKARTA. Program Magister Ilmu Lingkungan UNDIP,

BAB III PERAN DINAS LINGKUNGAN HIDUP KOTA CIREBON DALAM PENGOLAHAN SAMPAH TAHUN 2016

pendahuluan dilakukan untuk memperoleh hasil pengolahan atau daur ulang yang mengefektifkan pengolahan sampah selanjutnya, termasuk upaya daur ulang.

BAB III STUDI LITERATUR

BAB I PENDAHULUAN. ditanggung alam karena keberadaan sampah. Sampah merupakan masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. barang maka semakin besar pula volume sampah yang dihasilkan. 1. dan volumenya akan berbanding lurus dengan jumlah penduduk.

PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo ± 4 km. Jumlah penduduk pada tahun 2011 adalah Jiwa

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG

PENGELOLAAN SAMPAH 3R BERBASIS PEMBERDAYAN MASYARAKAT MELALUI KOMBINASI BANK SAMPAH DAN TPS 3R

BUPATI POLEWALI MANDAR

PELAKSANAAN PROGRAM BANK SAMPAH DALAM SISTEM PENGELOLAHAN SAMPAH DI DESA JOGODALU KECAMATAN BENJENG KABUPATEN GRESIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Permukiman Sehat Yang Bersih Dari Sampah

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat. dimana saja karena bersih, praktis, dan aman.

BAB II. DAUR ULANG SAMPAH BOTOL PLASTIK

PEMERINTAH KOTA DENPASAR TPST-3R DESA KESIMAN KERTALANGU DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KOTA DENPASAR

NOTULENSI KOORDINASI DAN PENDATAAN PENGELOLAAN SAMPAH DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA (PPS) BELAWAN NO SUMBER INFORMASI HASIL KOORDINASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang

Abstrak. Kata Kunci: tingkat pendidikan, status pekerjaan, usia, kesejahteraan, partisipasi

TEKNOLOGI TEPAT GUNA PENGOLAHAN SAMPAH ANORGANIK

BAB I PENDAHULUAN. sembarangan karena tidak memenuhi persyaratan dapat menimbulkan

IMPLEMENTASI PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Sampah merupakan sisa aktivitas manusia yang belum dimanfaatkan

WALIKOTA PROBOLINGGO

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

KERJA SAMA BISNIS PENDIRIAN BANK SAMPAH MODEL BARU

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB IV HASIL PENLITIAN DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan data yang diperoleh dari developer Perumahan Cendana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAMPAK KEBERADAAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) TERHADAP KONDISI LINGKUNGAN DI DESA SUKOSARI KECAMATAN JUMANTONO KABUPATEN KARANGANYAR

Pengelolaan Sampah Terpadu. Berbasis Masyarakat Kelurahan Karang Anyar

LAMPIRAN-LAMPIRAN 108

TEKNIK PENGELOLAAN SAMPAH DI TPA PIYUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR PENGELOLAAN LIMBAH PADAT *) Oleh : Suhartini **) Abstrak

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN

EVALUASI SISTEM PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH DI KOTA TRENGGALEK

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. kapasitas atau jumlah tonnasenya. Plastik adalah bahan non-biodegradable atau tidak

PROPOSAL PENGAJUAN BANTUAN PERALATAN BANK SAMPAH UNTUK PEMBERDAYAAN EKONOMI DAN KESEHATAN MASYARAKAT SERTA KELESTARIAN LINGKUNGAN

Mulai. Perumusan Masalah. Lengkap? Ya. Menentukan Tujuan Sistem. Identifikasi Output dan Evaluasi Aspek. Interpretasi Black Box Diagram.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. tahun 2012 memiliki total jumlah penduduk sebesar jiwa (BPS, 2013).

Pengelolaan Sampah Berbasis Zero Waste Skala Rumah Tangga Secara Mandiri

I. PENDAHULUAN. Masalah sampah memang tidak ada habisnya. Permasalahan sampah sudah

BAB V DINAMIKA PROSES AKSI. A. Menumbuhkan Kreativitas dalam Pengelolaan Sampah menjadi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN

STUDI PENGELOLAAN SAMPAH BANDARA HASANUDDIN. Yemima Agnes Leoni 1 D Mary Selintung 2 Irwan Ridwan Rahim 3 1

MAKALAH PROGRAM PPM. Pemilahan Sampah sebagai Upaya Pengelolaan Sampah Yang Baik

KAJIAN PELUANG BISNIS RUMAH TANGGA DALAM PENGELOLAAN SAMPAH

TPST Piyungan Bantul Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR : 3 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. (makhluk hidup) dan abiotik (makhluk tak hidup). Kedua komponen itu akan

Sampah manusia: hasil-hasil dari pencernaan manusia, seperti feses dan urin.

BAB I PENDAHULUAN. penduduk yang banyak dan terbesar ke-4 di dunia dengan jumlah penduduk

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI,

Transkripsi:

Pengelolaan Sampah Mandiri Berbasis Masyarakat Pendahuluan Oleh: Siti Marwati, M. Si Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY siti_marwati@uny.ac.id Sampah merupakan suatu barang yang dihasilkan dari aktivitas manusia dan makhluk hidup lainnya yang tidak digunakan lagi. Sampah akan menjadi persoalan lingkungan jika tidak dikelola dengan baik. Berbagai jenis sampah dihasilkan dari aktivitas manusia berupa sampah plastik, kertas, kaleng, kaca, styrofoam, kayu, daun dan lain-lain. Masing-masing jenis sampah memerlukan pengelolaan yang tepat agar tidak menyebabkan timbulnya permasalahan lingkungan. Jumlah sampah akan terus meningkat seiring dengan meningkatnya pertumbuhan jumlah penduduk. Jumlah penduduk yang semakin meningkat maka konsumsi masyarakat juga meningkat sehingga jumlah sampah pun akan semakin meningkat. Pertumbuhan volume sampah di Kota Yogyakarta berdasarkan data tercatat 532 m 3 per hari pada tahun 2001, kemudian meningkat menjadi 1.571 m 3 per hari pada tahun 2007. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa di Kota Yogyakarta meningkat rata-rata 11,53 % per tahun (Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta, 2008). Dengan demikian dapat diperkirakan bahwa sampai tahun 2013 ini volume sampah terus meningkat. Semakin menigkatnya volume sampah dari tahun ke tahun ini maka menjadi alasan yang kuat bahwa masalah sampah merupakan masalah utama yang harus dipecahkan baik dalam jangka pendek, menengah maupun jangka panjang. Berbagai upaya pemerintah untuk menangani sampah telah dilakukan antara lain adanya anggaran untuk biaya operasional dan sarana prasarana pengelolaan sampah. Anggaran tersebut dialokasikan untuk pengelolaan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah dan infrastruktur untuk mengelola sampah. Akan tetapi permasalahan sampah masih menjadi masalah yang cukup serius untuk ditangani. Hal ini karena TPA mempunyai keterbatasan penampungan. Saat ini hampir seluruh sampah berakhir di TPA sehingga beban TPA menjadi sangat berat, 1

diperlukan lahan yang cukup luas dan diperlukan fasilitas perlindungan lingkungan yang relatif mahal. Permasalahan sampah tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah akan tetapi menjadi tanggung jawab seluruh lapisan masyarakat. Berbagai upaya masyarakat dalam mengelola sampah telah banyak dipelopori oleh tokoh-tokoh masyarakat yang peduli lingkungan. Sampah telah dikelola melalui 3 prinsip yaitu reduce, reuse dan recycle atau pengurangan, penggunaan kembali dan daur ulang sampah (Faizah, 2008). Salah satu upaya pengelolaan sampah dengan 3 prinsip tersebut adalah pengelolaan sampah yang dilakukan di Dusun Sukunan Banyuurip Gamping Sleman yang dikenal dengan pengelolaan sampah berbasis masyarakat. Pengelolaan sampah ini dilakukan oleh masyarakat dan hasilnya juga untuk masayarakat. Masyarakat dihimbau untuk meminimalkan menghasilkan sampah misalnya penggunaan kantong plastik seminimal mungkin. Masyarakat juga dihimbau untuk menggunakan kembali sampah-sampah menjadi bahan yang berguna misalnya menggunakan kaleng-kaleng bekas untuk pot bunga. Masyarakat juga dilatih untuk mendaur ulang sampah dengan memilah sampah dan mengolahnya menjadi benda-benda yang bermanfaat. Kesadaran tentang pengelolaan sampah ini pantas untuk ditiru dan dikenalkan kepada masyarakat di wilayah lainnya. Berbagai metode pengelolaan sampah mandiri berbasis masyarakat misalnya seperti yang telah dilakukan di Dusun Sukunan tersebut dan metode bank sampah di Bantul. Meskipun metode-metode ini telah dilakukan tetapi belum semua masyarakat mengetahui dan mempraktekan metode-metode ini. Selain itu, ada beberapa lokasi yang telah melakukan metode-metode ini namun belum terlaksana secara maksimal. Salah satu lokasi yang belum melaksanakan metode pengelolaan sampah ini adalah di Dusun Danen Sinduadi Ngaglik Sleman. Dusun ini cukup padat penduduknya dan permasalahan yang dihadapi adalah tidak tersedianya lokasi untuk pembuangan sampah. Adanya pengepul-pengepul barang bekas menjadi salah satu pendukungnya karena sampah-sampah yang dapat didaur ulang dapat dibeli oleh pengepul bekas tersebut sehingga dapat mengurangi volume sampah. 2

Oleh karena itu pengelolaan sampah mandiri berbasis masyarakat perlu dikenalkan kepada masyarakat dengan harapan masyarakat menyadari bahwa permasalahan sampah akan menjadi tanggung jawab semua warga masyarakat. Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat Pengelolaan sampah berbasis masyarakat merupakan pengelolaan sampah yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat. Masyarakat dilibatkan pada pengelolaan sampah dengan tujuan agar mayarakat menyadari bahwa permasalahan sampah merupakan tanggung jawab seluruh lapisan masyarakat (Cecep Dani Sucipto, 2012). Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk merintis pengelolaan sampah mandiri berbasis masyarakat yaitu: 1. Sosialisasikan gagasan kepada masyarakat dan tokoh Sosialisai ini dilakukan oleh penggagas terbentuknya pengelolaan berbasis masyarakat kepada sebagian kcil masyarakat yang bersedia untuk ikut andil dalam pengelolaan sampah dan tokoh masyarakat misalnya kepala dusun, ketua RT maupun ketua RW. 2. Bentuk tim pengelola sampah Tim pengelola sampah ini dapat terdiri dari pelindung biasanya oleh kepala dusun, ketua RT atau ketua RW. Ketua pelaksana biasanya dipegang oleh penggagas, sekretaris, bendahara, seksi penerimaan sampah, seksi pemilahan, seksi humas dan seksi-seksi lain yang diperlukan sesuai kesepakatan bersama. 3. Mencari pihak yang bersedia membeli sampah (pengepul sampah) Pihak-pihak yang bersedia membeli sampah adalah orang-orang yang mengumpulkan barang-barang rongsokan berupa sampah-sampah yang dapat didaur ulang. 4. Sosialisasi dengan seluruh masyarakat Jika tim telah terbentuk dan terdapat kesepakatan bersama bahwa akan dilaksanakan program pengelolaan sampah mandiri maka dilakukan sosialisasi dengan seluruh masyarakat. Masyarakat diberi informasi tentang keuntungan ikut serta dalam pengelolaan sampah mandiri, peranan masyarakat dan manfaatnya terhadap lingkungan. 3

5. Menyiapkan fasilitias yang diperlukan bersama-sama Fasilitas yang diperlukan dalam pelaksanaan pengelolaan sampah mandiri ini adalah tempat sebagai pengepul sampah sebelum diambil oleh pembeli sampah. Tempat ini dilengkapi dengan timbangan, buku administrasi, kantongkantong untuk pemilahan sampah. 6. Lakukan monitoring dan eveluasi Monitoring dan evaluasi dapat dilakukan sebulan sekali melalui rapat anggota pemasok sampah meliputi jenis sampah yang dipasok, sistem bagi hasil antara pengelola dan pemasok sampah dan lain-lain. Monitoring dan evaluasi dilakukan oleh penanggung jawab pelaksana. 7. Laporkan hasil-hasil program kepada komunitas Hasil-hasil pelaksanaan program pengelolaan sampah mandiri berbasis masyarakat dilakukan sebulan sekali kepada seluruh warga yang terlibat dalam program ini. Pelaporan hasil dilakukan dengan transparan tanpa ada pihakpihak yang dirugikan. 8. Kerjasama dan minta dukungan dengan pihak lain Kerjasama yang dilakukan dalam program pengelolaan sampah mandiri ini antara lain pengepul sampah skala besar, toko-toko yang bersedia untuk konsinyasi barang-barang yang dibuat dari daur ulang sampah, toko-toko pertanian yang bersedia menjualkan kompos hasil pengelolaan sampah mandiri tersebut. Dukungan yang dapat diperoleh pada pelaksanaan program ini adalah dukungan dari pemerinyah setemoat misalnya tingkat kabupaten yang turut serta menggalakkan program ini dan menyediakan dana untuk pengembangan program ini. Bank Sampah Bank sampah merupakan model pengelolaan sampah madiri seperti pada pengelolan keuangan di bank pada umumnya (Cecep Dani Sucipto, 2012). Masyarakat dihimbau untuk menabung dalam bentuk sampah. Seperti halnya bank pada umumnya, bank sampah ini juga terdapat penanggung jawab pelaksana, ketua pelaksana, teller sampah, petugas penimbang sampah, buku tabungan, bendahara pemegang keuangan. Sistem yang dilakukan pada bank sampah ini 4

adalah, masyarakat sebagai nasabah bank memasokkan sampah yang telah dipilah kemudian diterima oleh petugas penimbangan dan kemudian diterima oleh teller sampah untuk dicatat di buku tabungan. Yang tercatat dalam buku tabungan sampah adalah berat sampah yang nantinya akan dijual oleh pengelola dan masyarakat akan menerima 80 % dari hasil penjualan dan 20 % untuk pengelola. Hasil penjualan sampah ini ditabung dan biasanya baru diambil pada saat lebaran tiba. Bank sampah dapat dikelola oleh pemerintahan tingkat desa, dusun maupun organisasi yang lain misalnya organisasi pemuda, kelompok PKK, dasawisma dan dapat juga dikelola oleh personal yang peduli terhadap pengelolaan sampah. Pihak-pihak yang terkait dengan bank sampah antara lain anggota masyarakat (sebagai nasabah sampah), kepala desa/dusun/penanggung jawab program, pengepul(pembeli sampah), pelaksana operasional pengelolaan sampah, pembeli hasil daur ulang sampah dan lain-lain. Pelaksana Pengelolaan Bank sampah: 1. Penanggung jawab pelaksana program bertugas sebagai koordinator pelaksanaan program 2. Divisi Humas (1-3 orang), bertugas sebagai customer service, mensosialisasikan tentang bank sampah kepada masyarakat umum, melakukan koordinasi dan menjual sampah terpilah maupun hasil daur ulang. 3. Divisi Penimbangan Sampah (1-2 orang), menimbang sampah yang diantar oleh masyarakat ke bank. 4. Teller (1-2 0rang), bertugas mencatat keluar masuknya sampah dari para penyetor(nasabah sampah) dan pengepul sampah. 5. Divisi Quality Control (1-2 orang), bertugas mengontrol hasil pemilahan sampah yang telah disetor ke bank sampah. Contoh ketentuan-ketentuan yang harus disepakati bersama dalam bank sampah: 1. Sampah yang di setor harus terpilah dengan benar, kantong I berisi sampah kertas, kantong II berisi sampah plastik, kantong III berisi sampah logam, kantong IV berisi plastik kresek, kantong V berisi plastik bekas kemasan. 5

2. Hasil nilai ekonomi sampah yang disetor ke bank sampah akan dipotong 20 %(10 % untuk biaya operasional dan 10% masuk ke kas pengelola). 3. Penyetoran sampah hanya akan dilayani setiap hari sabtu dan minggu pada pukul 15.00-17.00 4. Uang dapat dicairkan minimal setelah menyetor sampah selama 3 bulan 5. Untuk sementara sampah berupa sampah organik masih dikelola oleh masingmasing warga. Contoh buku tabungan di bank sampah adalah sebagai berikut: DAFTAR KODE SAMPAH YANG DITABUNG DI BANK SAMPAH JENIS KODE JENIS KODE JENIS KODE PLASTIK 1. PP Bening 2. PP setengah bening 3. PP Kotor 4. PP sablon 5. Kresk/warna tipis 6. Aqua botol 7. Aqua gelas 8. PP campur 9. Bak warna 10. Bak hitam 11. Blowing 12. Kulit kabel 13. Paralon 14. Talang plastik 15. Jerigen 16. Tutup aqua botol 17. Tutup botol warna 18. PET P P1 P2 P3 P4 P5 P5 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 19. Sisa Infus 20. Botol minum warna bersih 21. Dll KERTAS 1. Buku Tulis 2. Kertas Koran 3. Kertas Buram 4. Karton 5. HVS 6. Kardus 7. dll LOGAM 1. Kaleng 2. Seng 3. Besi 4. Besi lembaran 5. Aluminium 6. dll P19 P20 P21 K1 K2 K3 K4 K5 K6 K7 L1 L2 L3 L4 L5 L6 BOTOL 1. Botol Kaca bening 2. Botol Kaca Gelap 3. dll KACA 1. Kaca bening 2. Kaca Buram 3. dll B1 B2 B3 G1 G2 G3 Buku tabungan sampah dimiliki oleh setiap nasabah sampah. Harga sampah yang tertulis pada buku tabungan sesuai dengan harga yang diberikan oleh pengepul sampah atau barang rongsokan. 6

Secara umum keuntungan pengelolaan sampah mandiri berbasis masyarakat antara lain menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk mengelola sampah dengan benar, membangun kebiasaan dalam mengurangi, memilah dan mendaur ulang sampah, membuka peluang usaha dan masyarakat tidak harus membayar iuran untuk pengambilan sampah bahkan memberikan pemasukan untuk kas dusun atau organisasi lainnya. Manfaat yang paling penting adalah pengelolaan sampah mandiri dapat mengurangi polusi air, tanah dan udara serta sumber-sumber penyakit yang berbahaya. Penutup Permasalahan sampah merupakan tanggung jawab setiap warga masyarakat dan pemerintah. Pengelolaan sampah dapat dilakukan dengan menggunakan metode pengelolaan sampah masyarakat berbasis masyarakat yaitu sampah dikelola oleh masyarakat dan untuk masayarakat. Selain itu pengelolaan sampah dapat dilakukan dengan sistem bank sampah yaitu sistem pengelolaan sampah dengan sistem menabung sampah yang identik dengan menabung uang di bank. Pengelolaan sampah ini diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan sampah dengan melibatkan seluruh warga masyarakat. Daftar Pustaka Cecep Dani Sucipto, (2012), Teknologi Pengolahan Daur Ulang Sampah, Yogyakarta: Gosyen Publishing Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta, (2008), Profil Kebersihan Lingkungan Kota Yogyakarta, Yogyakarta: DLH Yogyakarta Faizah, (2008), Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Berbasis Masyarakat (Studi Kasus di Kota Yogyakarta), Thesis, Semarang: Program Pasca Sarjana Ilmu Lingkungan Universitas Diponegoro 7

8