INOVASI ALAT PENGATUR CATU DAYA TEGANGAN TINGGI PADA PESAWAT SINAR-X DIAGNOSTIK

dokumen-dokumen yang mirip
INOVASI ALAT PENGATUR CATU DAYA TEGANGAN TINGGI PADA PESAWAT SINAR-X DIAGNOSTIK

BAB III KARAKTERISTIK SENSOR LDR

BAB IV SISTEM KONVERSI ENERGI LISTRIK AC KE DC PADA STO SLIPI

CATU DAYA MENGGUNAKAN SEVEN SEGMENT

Mekatronika Modul 5 Triode AC (TRIAC)

NAMA : WAHYU MULDAYANI NIM : INSTRUMENTASI DAN OTOMASI. Struktur Thyristor THYRISTOR

DIODA KHUSUS. Pertemuan V Program Studi S1 Informatika ST3 Telkom

BAB I SEMIKONDUKTOR DAYA

Mekatronika Modul 2 Silicon Controlled Rectifier (SCR)

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Politeknik Gunakarya Indonesia

PENGATUR CATU DAYA TEGANGAN TINGGI PERANGKAT MAMMOGRAFI MX-13 BERBASIS PULSE WIDTH MODULATION

controlled rectifier), TRIAC dan DIAC. Pembaca dapat menyimak lebih jelas

VOLTAGE PROTECTOR. SUTONO, MOCHAMAD FAJAR WICAKSONO Program Studi Teknik Komputer, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer Universitas Komputer Indonesia

PENGEMBANGAN MODUL CATU DAYA TEGANGAN TINGGI PERANGKAT SCINTIGRAFI UNTUK TIROID SC-12

KENDALI FASA THYRISTOR DAN TRIAC TANPA TEGANGAN EKSTERNAL UNTUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DAYA. Oleh: Drs. S u n o m o, M.T.

ANALISIS TEGANGAN TINGGI PADA PESAWAT SINAR-X

THYRISTOR. SCR, TRIAC dan DIAC. by aswan hamonangan

Perancangan Pembuatan Pengasut Pada Motor Kapasitor 1 Phase

BAB III PERANCANGAN. pembuatan tugas akhir. Maka untuk memenuhi syarat tersebut, penulis mencoba

TUGAS DAN EVALUASI. 2. Tuliska macam macam thyristor dan jelaskan dengan gambar cara kerjanya!

RANCANG BANGUN TEGANGAN TINGGI DC DAN PEMBALIK PULSA PADA SISTEM PENCACAH NUKLIR DELAPAN DETEKTOR

RANGKAIAN INVERTER DC KE AC

BAB III PERAGAAN Topik 1. Rangkaian Pemicu SCR dengan Menggunakan Rangkaian RC (Penyearah Setengah Gelombang dan Penyearah Gelombang penuh).

Sistem Perlindungan menggunakan Optical Switching pada Tegangan Tinggi

LAB SHEET ILMU BAHAN DAN PIRANTI

Rangkaian Dimmer Pengatur Iluminasi Lampu Pijar Berbasis Internally Triggered TRIAC

OPERASI DAN APLIKASI TRIAC

PENGERTIAN THYRISTOR

RANCANG BANGUN INVERTER PENGENDALI KECEPATAN MOTOR AC PADA KONVEYOR MENGGUNAKAN MIKROKONTROLER AT89S51

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS

TEORI DASAR. 2.1 Pengertian

Gambar 2.1. Rangkaian Komutasi Alami.

RANCANG BANGUN OTOMASI SISTEM PENGONTROLAN INTENSITAS PENERANGAN LAMPU PIJAR MENGGUNAKAN PENGATURAN FASA SILICON CONTROLLED RECTIFIER (SCR)

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka

Mekatronika Modul 8 Praktikum Komponen Elektronika

Penyusun: Isdawimah,ST.,MT dan Ismujianto,ST.,MT Prodi D-IV Teknik Otomasi Listrik Industri

Elektronika Daya ALMTDRS 2014

RANGKAIAN PENYEARAH GELOMBANG (RECTIFIER) OLEH: SRI SUPATMI,S.KOM

REKAYASA SISTEM PENGATUR PARAMETER PESAWAT SINAR-X DIAGNOSTIK BERBASIS MIKROKONTROLER KELUARGA MCS 51

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Pengendali Kecepatan Motor Induksi 3-Phase pada Aplikasi Industri Plastik

PEREKAYASAAN PROTOTIP PESAWAT SINAR-X DIAGNOSIS BERBASIS MIKROKONTROLER

THYRISTOR & SILICON CONTROL RECTIFIER (SCR)

Rancang Bangun Penerangan Otomatis Berdasarkan Gerak Tubuh Manusia

KOMPONEN DASAR ELEKTRONIKA. Prakarya X

TINJAUAN PUSTAKA. Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan,

UNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY MENGGUNAKAN INVERTER PWM 3 LEVEL. oleh Roy Kristanto NIM :

MAKALAH DASAR TEKNIK ELEKTRO SCR, DIAC, TRIAC DAN DIODA VARAKTOR NAMA : NIM : JURUSAN : PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN PRODI : TEKNIK ELEKTRO

Gambar 11. susunan dan symbol dioda. Sebagai contoh pemassangan dioda pada suatu rangkaian sebagai berikut: Gambar 12. Cara Pemasangan Dioda

ANALISIS SISTEM KONTROL MOTOR DC SEBAGAI FUNGSI DAYA DAN TEGANGAN TERHADAP KALOR

Pertemuan 10 A. Tujuan 1. Standard Kompetensi: Mempersiapkan Pekerjaan Merangkai Komponen

BAB I SEMIKONDUKTOR DAYA

Aplikasi Gerbang Logika untuk Pembuatan Prototipe Penjemur Ikan Otomatis Vivi Oktavia a, Boni P. Lapanporo a*, Andi Ihwan a

Adaptor/catu daya/ Power Supply

KENDALI FASA THYRISTOR SEBAGAI SISTEM PENYEARAH TIGA FASA DENGAN PENYINKRON DISKRIT UNTUK PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DAYA

Jenis-jenis Komponen Elektronika, Fungsi dan Simbolnya

² Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri 3 Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri

Herlambang Sigit Pramono Staf Pengajar Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

PERTEMUAN KE 3 KOMPONEN ELEKTRONIKA. Create : Defi Pujianto, S,Kom

BAB III RANCANGAN SMPS JENIS PUSH PULL. Pada bab ini dijelaskan tentang perancangan power supply switching push pull

1. PRINSIP KERJA CATU DAYA LINEAR

semiconductor devices

REKAYASA CATU DAYA MULTIGUNA SEBAGAI PENDUKUNG KEGIATAN PRAKTIKUM DI LABORATORIUM. M. Rahmad

MODUL PRAKTIKUM ELEKTRONIKA DAYA

PENDIDIKAN PROFESI GURU PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO

PEREKAYASAAN SISTEM DETEKSI PERANGKAT SCINTIGRAPHY MENGGUNAKAN PSPMT

1 DC SWITCH 1.1 TUJUAN

SISTEM KONVERTER DC. Desain Rangkaian Elektronika Daya. Mochamad Ashari. Profesor, Ir., M.Eng., PhD. Edisi I : cetakan I tahun 2012

LAPORAN PRATIKUM TEKNOLOGI DISPLAY DAN TELEVISI OLEH : MUHAMMAD HUSIN 2005 / PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA

Nama Praktikan :... NIM :... Program Studi :... Kelas :... Dosen Pengampu :...

BAB II KONSEP DASAR SISTEM PENGISIAN DAYA AKI

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB II LANDASAN TEORI

PENGANTAR ELEKTRONIKA DAYA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV HASIL PENGUJIAN DAN ANALISA. Pada bab ini akan dibahas hasil pengujian dan analisa dari system buck chopper

PENGATUR AKSELERASI MOTOR AC SATU PHASA BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S52

RANCANGAN SISTEM CATU DAYA DAN RUMAH PENANGKAP CITRA PADA PESAWAT SINAR-X FLUOROSCOPY

BAB 1 PENDAHULUAN. pada gelombang listrik dari pada peralatan yang dimaksudkan ialah X-Ray (sinar-

DASAR PENGUKURAN LISTRIK

PRAKTEK TV & DISPLAY

KOMPONEN AKTIF. Resume Praktikum Rangkaian Elektronika

Politeknik Negeri Bandung

BAB III SISTEM EKSITASI TANPA SIKAT DAN AVR GENERATOR

VERONICA ERNITA K. ST., MT. Pertemuan ke - 5

SEMIKONDUKTOR. Komponen Semikonduktor I. DIODE

BAB II DASAR TEORI. arus dan tegangan yang sama tetapi mempunyai perbedaan sudut antara fasanya.

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT

I. PENDAHULUAN. Catu daya DC (power supply) merupakan suatu rangkaian elektronik yang. energi listrik untuk satu atau lebih beban listrik.

LEMBAR DISKUSI SISWA MATER : INDUKSI ELEKTROMAGNETIK IPA TERPADU KELAS 9 SEMESTER 2

KOMPONEN PASIF. TK2092 Elektronika Dasar Semester Ganjil 2015/2016. Hanya dipergunakan untuk kepentingan pengajaran di lingkungan Universitas Telkom 1

BAB III METODE PENELITIAN. Alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan penelitian ini, yaitu :

BAB II SISTEM PENGONTROLAN MOTOR LISTRIK PADA INDUSTRI. pengendalian terhadap operasi motor listrik yang di pergunakan untuk

BAB III PERENCANAAN. 3.1 Perencanaan kerja alat Secara Blok Diagram. Rangkaian Setting. Rangkaian Pengendali. Rangkaian Output. Elektroda. Gambar 3.

SIMBOL DAN STRUKTUR DIODA

PERANCANGAN RELE ARUS LEBIH DENGAN KARAKTERISTIK INVERS BERBASIS MIKROKONTROLER ATMEGA 8535

BAB IV HASIL KERJA PRAKTEK. perlu lagi menekan saklar untuk menyalakan lampu, sensor cahaya akan bernilai 1

Transkripsi:

SEMINAR NASIONAL V YOGYAKARTA, 5 NOVEMBER 2009 INOVASI ALAT PENGATUR CATU DAYA TEGANGAN TINGGI PADA PESAWAT SINAR-X DIAGNOSTIK SUJATNO, WIRANTO BUDI SANTOSO PRPN-BATAN Kawasan Puspiptek Serpong Abstrak INOVASI ALAT PENGATUR CATU DAYA TEGANGAN TINGGI PADA PESAWAT SINAR-X DIAGNOSTIK. Telah dilakukan inovasi alat pengatur catu daya tegangan tinggi pada pesawat sinar-x diagnostik. Inovasi dilakukan dengan menggunakan rangkaian elektronik sebagai alat pengatur catu daya tegangan tinggi. Pada umumnya pesawat sinar-x diagnostik menggunakan transformator atau autotransformator sebagai alat pengatur catu daya tegangan tinggi. Pesawat sinar-x diagnostik berdaya besar memerlukan transformator berdaya besar yang memiliki ukuran fisik yang besar. Karena itu kontrol boks untuk menempatkan transformator tersebut berukuran besar pula. Selain itu harga transformator berdaya besar cukup mahal dan sulit didapatkan di pasaran lokal. Pada inovasi ini, transformator digantikan dengan sebuah rangkaian elektronik. Komponen utama rangkaian elektronik ini adalah triac BTA-40. Sebagai alat pengatur, triac dikendalikan oleh resistor variabel yang dihubungkan dengan motor langkah (stepper motor). Pergerakan dari stepper motor mengubah nilai resistor. Nilai resistor menentukan besarnya tegangan pada gerbang (gate) triac. Selanjutnya triac akan membuka sesuai besarnya arus listrik yang mengalir ke gerbang. Ketika grabang terbuka, tegangan dan arus listrik akan mengalir dari katoda ke anoda pada triac. Besarnya tegangan dan arus listrik tergantung dari besarnya bukaan gerbang. Kemudian tegangan keluaran triac dialirkan ke catu daya tegangan tinggi pesawat sinar-x diagnostik. Dengan demikian besarnya tegangan tinggi pesawat sinar-x diagnostik dapat diatur oleh tegangan keluaran rangkaian elektronik. Dengan menggunakan rangkaian elektronik ini, ukuran fisik boks kontrol dari pesawat sinar-x diagnostik dan harga peralatan dapat dikurangi. Kata kunci: tegangan tinggi, transformator, triac, pesawat sinar-x Abstract INNOVATION OF HIGH VOLTAGE SUPPLY ADJUSTMENT DEVICE ON DIAGNOSTIC X-RAY MACHINE. Innovation of high voltage supply adjustment device on diagnostic x-ray machine has been carried out. The innovation is conducted by utilizing an electronic circuit as a high voltage adjustment device. Usually a diagnostic x-ray machine utilizes a transformer or an auto-transformer as a high voltage supply adjustment device. A high power diagnostic x-ray machine needs a high power transformer which has big physical dimension. Therefore a box control where the transformer is located has to have big physical dimension. Besides, the price of the transformer is expensive and hardly found in local markets. In this innovation, the transformer is replaced by an electronic circuit. The main component of the electronic circuit is Triac BTA-40. As adjustment device, the triac is controlled by a variable resistor which is coupled by a stepper motor. A step movement of stepper motor varies a value of resistor. The resistor value determines the triac gate voltage. Furthermore the triac will open according to the value of electrical current flowing to the gate. When the gate is open, electrical voltage and current will flow from cathode to anode of the triac. The value of these electrical voltage and current depend on gate open condition. Then this triac output voltage is feeded to diagnostic x-ray machine high voltage supply. Therefore the high voltage value of diagnostic x-ray machine is adjusted by the output voltage of the electronic circuit. By using this electronic circuit, the physical dimension of diagnostic x-ray machine box control and the price of the equipment can be reduced. Keywords: high voltage, transformer, triac, x-ray machine 311

SEMINAR NASIONAL IV YOGYAKARTA,5 NOVEMBER 2009 PENDAHULUAN Catu daya tegangan tinggi (High Voltage -HV) pada pesawat sinar-x diagnostik berfungsi untuk mencatu tegangan kerja pada tabung sinar-x. Besarnya tegangan ini mempengaruhi intensitas sinar-x yang dihasilkan oleh tabung. Pada pesawat sinar-x diagnostik konvensional pengaturan besarnya tegangan tinggi ini dilakukan dengan menggunakan transformator atau auto-transformator yang mendapat masukan dari sumber listrik PLN. Sayangnya transformator atau auto-transformator yang mempunyai daya besar hingga sanggup untuk mencatu tegangan yang diperlukan sangat sulit dicari di pasaran lokal. Selain itu dimensi fisik dari transformator tersebut cukup besar sehingga boks kontrol untuk menempatkan transformator tersebut juga menjadi besar. Pada inovasi ini, pengaturan catu daya tegangan tinggi pesawat sinar-x diagnostik dilakukan tidak dengan menggunakan transformator melainkan dengan menggunakan rangkaian elektronik. Komponen utama rangkaian elektronik pengatur catu daya tegangan tinggi pesawat sinar-x diagnostik adalah triac (triode alternating current). Komponen ini berdimensi kecil namun mempunyai daya besar. Selain itu harga komponen ini lebih murah dan mudah didapatkan di pasaran lokal. TEORI Pengaturan catu daya tegangan tinggi pada pesawat sinar-x diagnostik konvensional dilakukan dengan mengunakan autotransformer. Tegangan masukan autotransformer berasal dari catu PLN. Blok diagram sistem tegangan tinggi pada pesawat sinar-x diagnostik konvensional dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar 1. Blok diagram sistem hv Pesawat sinar-x diagnostik [1]. Pada inovasi ini pengaturan catu daya tegangan tinggi dilakukan tidak menggunakan auto-transformator melainkan dengan menggunakan rangkaian elektronik. Komponen utama rangkaian elektronik ini adalah triac (triode alternating current). Triac adalah alat yang dalam operasinya sangat mirip dengan SCR (Silicon Controlled Rectifier) [2]. Pada SCR, jika dihubungkan ke dalam rangkaian ac maka tegangan output disearahkan menjadi arus searah. Namun pada triac, arus keluaran tetap merupakan arus bolak-balik. Triac dirancang untuk menghantarkan arus pada kedua belahan bentuk gelombang. Triac mempunyai tiga terminal, yaitu: terminal utama MT2 dan MT1 serta gerbang G. Proses pemicuan (trigerring) akan dibahas dengan mengacu pada rangkaian yang terdapat pada gambar 2. Kapasitor C akan mengisi muatannya melewati R1 dan R2 setiap setengah perioda. Gambar 2. Rangkaian pemicu triac [1] Selama setengah perioda positip, MT2 akan akan lebih positip dari MT1, sehingga pelat atas kapasitor akan bermuatan positip. Jika tegangan pada kapasitor muncul hingga mencapai harga yang mencukupi untuk pemenuhan arus gate, maka Triac akan ON. Kecepatan pengisian kapasitor diatur oleh potensiometer R2, dimana jika hambatannya besar, maka pengisiannya akan lambat sehingga terjadi penundaan penyalaan. Jika nilai R2 kecil, maka pengisian kapasitor akan lebih cepat dan arus yang mengalir ke beban akan tinggi. Proses pemicuan dapat juga dilakukan dengan menggunakan diac (dioda alternating current). Diac mempunyai dua buah elektroda 312

SEMINAR NASIONAL V YOGYAKARTA, 5 NOVEMBER 2009 atau terminal dan dapat menghantar dari kedua arah oleh karenanya diac dianggap sebagai homo atau non-polar. Diac tersusun dari empat lapis semikonduktor seperti dioda lapis empat. Diac mempunyai impedansi yang tinggi dalam dua arah. Untuk mencapai titik konduknya diperlukan tegangan antara 28 sampai 36 volt. Jika tegangan diberikan pada diac menyamai atau melebihi tegangan konduknya, maka salah satu saklar akan menutup, demikian sebaliknya untuk kondisi yang sama salah satu saklarnya juga akan menutup. Rangkaian pemicauan dengan memanfaatkan diac dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3. Rangkaian pemicu triac [3]. TATA KERJA Bahan utama dari penelitian ini menggunakan komponen aktip Triac BTA 40 yang menggunakan pemicu diac 1N5758 dan didukung dengan komponen pasip serta motor stepper. Peralatan yang dipakai osciloskop, pulsa generator dan beban (lampu, motor) Metode Pada pesawat sinar-x konvensional pengatur catu tegangan ke HV menggunakan auto transformator, kemudian sikat pengatur digerakan secara manual atau otomatis dengan menggunakan motor. Gambar blok diagram sistem pengatur konvensional seperti terlihat pada Gambar 1. Konstruksi auto transformator dan motor penggerak sikat pengatur seperti terlihat pada Gambar 4. Gambar 4. Konstruksi auto transformator dan motor penggerak sikat Pada saat pesawat sinar-x dioperasikan maka sumber tegangan dari PLN masuk ke auto transfomator, kemudian keluaran dari auto transfomator diseting sesuai dengan tegangan tinggi yang dibutuhkan. Tegangan di auto transformator masih berupa teganagan rendah antara 0 240 V, selanjutnya masuk ke HV dinaikkan menjadi kilo Volt. Tegangan kerja untuk tabung pesawat sinar-x diagnostik dengan daya sedang antara 50 kv - 100 kv. Jadi fungsi alat pengatur adalah untuk mengatur catu tegangan ke sistem HV. Jika alat pengatur ini menggunakan trafo atau auto-transformator dimensinya cukup besar, karena yang harus dicatu berdaya tinggi. Selain itu harganya cukup mahal dan sulit dicari dipasaran lokal, sehingga tidak efisien dan tidak ekonomis. Dengan kemajuan teknologi di bidang elektronika, maka memungkinkan dibuat alat pengatur HV dengan rangkaian elektronik. Tinggal bagaimana rangkaian elektronik tersebut dikemas sehingga dapat berfungsi dan handal. Untuk itu telah dibuat alat pengatur HV dengan menggunakan rangkaian elektronik dimana kendali utamanya digunakan triac yang mampu untuk daya tinggi. Dengan mengatur gerbang (gate) triac maka tegangan keluarannya dapat dikendalikan. Tegangan yang telah teregulasir dari keluaran triac kemudian digunakan sebagai catu tegangan ke trafo tegangan tinggi. Alat pengatur dengan menggunakan triac seperti terlihat pada gambar 5. 313

SEMINAR NASIONAL IV YOGYAKARTA,5 NOVEMBER 2009 termasuk kelompok BTA40. Triac tersebut mempunyai kemampuan yang cukup tinggi yaitu arus mampu sampai 40 A, temperatur 80 0 C dan tegangan 600 Volt [1]. Gambar blok diagram hasil disain alat pengatur secara lengkap seperti terlihat pada Gambar 7. Tabel 1. Hasil pengujian rangkaian dengan beban Gambar 5. Blok diagram alat pengatur HV [3]. HASIL DAN PEMBAHASAN Rangkaian pengatur catu daya tegangan tinggi yang dibuat dapat dilihat pada gambar 6. Gambar 6. Alat pengatur hv Dari hasil pengujian yang terlihat pada Tabel 1, jika gate triac dipicu dengan arus kecil maka tegangan yang dapat lewat juga rendah. Apabila gate dipicu dengan arus yang besar maka tegangan yang lewat dapat tinggi. Untuk mengatur arus gate digunakan potensio (VR) yang direncanakan digerakan dengan motor stepper, sehingga dapat beroperasi secara otomatis. Pengaturan catu tegangan ke HV dilakukan melalui sisi primer dari trafo HV yang merupakan tegangan rendah. Hasil setting keluaran tegangan dari triac disalurkan ke lilitan primer trafo HV, sehingga lilitan sekundernya menghasilkan tegangan tinggi yang sebanding dengan setting tersebut. Selanjutnya hasil keluaran HV digunakan sebagai catu tegangan kerja pada tabung pesawat sinar-x diagnostik [1]. Jenis triac atau SCR yang digunakan adalah yang mempunyai daya tinggi, karena beban yang harus dipikul cukup besar. Pada pengujian ini digunakan triac type RD91 yang No VR (ohm) Arus (Ig) (ma) Tegangan Vo (Volt) Beban (Watt) 1. 459 K 0,1 50 40 2. 350 K 0,2 90 3. 241 K 0,35 130 4. 111 K 0,8 175 5. 1,3 1,4 203 6. 451 K 0,1 40 100 7. 341 K 0,2 85 8. 236 K 0,3 125 9. 127 K 0,7 167 10. 32,3 1,4 204 11. 433 K 0,1 45 140 12. 337 K 0,2 85 13. 240 K 0,3 125 14. 130 K 0,6 165 15. 1,2 1,2 209,4 16. 174 K 0,15 32 400 17. 153 K 0,175 45 18. 125 K 0,2 55 19 91 K 0,3 65 20. 53 K 0,42 78 21. 1,3 2,5 98 Gambar 7. Blok diagram alat pengatur hv KESIMPULAN Dari hasil pengujian dapat disimpulkan sebagai berikut : 314

SEMINAR NASIONAL V YOGYAKARTA, 5 NOVEMBER 2009 1. Jika gate triac dipicu dengan arus yang bervariasi, maka keluarannya (Vo) juga akan bervariasi. 2. Besar kecil keluaran triac tergantung dari besar arus pemicu. 3. Pengaturan arus pemicu tergantung dari setting tegangan geser (VR). UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih pada Kepala PRPN yang telah memberikan izin untuk menggunakan fasilitas serta peralatan untuk melakukan kegiatan ini. Tak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihakpihak yang telah membantu pelaksanaan kegiatan ini, terutama rekan-rekan di Bidang Instrumentasi Kesehatan dan Keselamatan PRPN, dan saudara Eril dalam pengambilan data percobaan. DAFTAR PUSTAKA 1. ANONIM, Manual operating x-ray, Dong Wang, China 2. FRANK.D.PETRUZELLA, 1986, Elektronika Industri, Andi, Jogjakarta. 3. RALPH J SMITH, 1992, Rangkaian Piranti dan Sistem, Erlangga, Jakarta Jawaban 1. Keandalan alat cukup untuk ukuran percobaan laboratorium. Karena belum diuji dengan beban sesungguhnya. Dalam Gambar 5 dan 7 sebetulnya sama, yang satu gambar secara elektronik dan Gambar 7 secara blok diagram. 2. Ada, karena dalam ruangan Rontgen tidak boleh ada benda-benda yang dapat terkontaminasi oleh radiasi sinar-x. Pada dasarnya harus bersih, tidak boleh paparan radiasi sinar-x menyebar kemana-mana. 3. Belum, karena di Indonesia belum mampu menyatukan antara kaca (tabung) dengan logam. Karena tabung sinar-x harus benarbenar rapat. 4. Tentu saja, jika kerjanya melampaui batasan suhu yang diijinkan. Suhu dalam referensi mampu sampai 80 o C, untuk itu harus ada tenggang waktu, tidak terus menerus dalam melakukan pencitraan. 5. Dalam rancangan ini akan menggunakan mikrokontroler. 6. Input terhadap output dapat linier dengan baik tergantung dari komponen VR nya, jika VR-nya baik, tentunya hasilnya akan linier. TANYA JAWAB Pertanyaan 1. Bagaimana keadalan Gambar 5 dibandingkan dengan Gambar 7, terutama umur alat (life time)? (Subari S). 2. Adakah pengaruh terhadap suasana asam (misal berada laboratorium kimia)? (Subari S). 3. Apakah di Indonesia sudah ada pabrik tabung X-Ray? (Anwar Budianto). 4. Apakah ada problem stabilitasi suhu alat tersebut? Dengan apa jika ada problem tersebut agar dapat teratasi? (Anwar Budianto). 5. Triac dihubungkan dengan variabel resistor yang selanjutnya digerakkan dengan motor steper. Dengan apakah motor steper tersebut dikendalikan? (Muhtadan). 6. Bagaimana dengan linieritas output terhadap inputnya (dari pengatur input)? (Joko Sumanto). 315

SEMINAR NASIONAL IV YOGYAKARTA,5 NOVEMBER 2009 316