Pertemuan 3 Perbaikan Citra pada Domain Spasial (1) Anny Yuniarti, S.Kom, M.Comp.Sc

dokumen-dokumen yang mirip
Pengolahan Citra Digital: Peningkatan Mutu Citra Pada Domain Spasial

Peningkatan Kualitas Citra. Domain Spasial

STMIK AMIKOM PURWOKERTO PENGOLAHAN CITRA ABDUL AZIS, M.KOM

(IMAGE ENHANCEMENT) Peningkatan kualitas citra di bagi menjadi dua kategori yaitu :

Kuantisasi Gray Level untuk Enhancement Citra

Pertemuan 2 Dasar Citra Digital. Anny Yuniarti, S.Kom, M.Comp.Sc

Simulasi Teknik Image Enhancement Menggunakan Matlab Yustina Retno Wahyu Utami 3)

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

SAMPLING DAN KUANTISASI

Operasi Titik Kartika Firdausy

Perbaikan Kualitas Citra Menggunakan Metode Contrast Stretching (Improvement of image quality using a method Contrast Stretching)

BAB II LANDASAN TEORI

TEKNIK PENGOLAHAN CITRA. Kuliah 4 Pengolahan Titik (2) Indah Susilawati, S.T., M.Eng.

Modifikasi Histogram

Analisa Hasil Perbandingan Metode Low-Pass Filter Dengan Median Filter Untuk Optimalisasi Kualitas Citra Digital

Modifikasi Algoritma Pengelompokan K-Means untuk Segmentasi Citra Ikan Berdasarkan Puncak Histogram

PERBAIKAN CITRA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PROBABILITY DISTRIBUTION HISTOGRAM EQUALIZATION (PDHE)

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI UNTUK MENDESAIN KARTU UCAPAN

BAB II TI JAUA PUSTAKA

Modifikasi Algoritma Pengelompokan K-Means untuk Segmentasi Citra Ikan Berdasarkan Puncak Histogram

APLIKASI IMAGE THRESHOLDING UNTUK SEGMENTASI OBJEK

Histogram. Peningkatan Kualitas Citra

Pendekatan Statistik Pada Domain Spasial dan Frekuensi untuk Mengetahui Tampilan Citra Yustina Retno Wahyu Utami 1)

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


Klasifikasi Kualitas Keramik Menggunakan Metode Deteksi Tepi Laplacian of Gaussian dan Prewitt

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

APLIKASI IMAGE THRESHOLDING UNTUK SEGMENTASI OBJEK

PENINGKATAN MUTU CITRA (IMAGE ENHANCEMENT) PADA DOMAIN SPATIAL

GRAFIK KOMPUTER DAN PENGOLAHAN CITRA. WAHYU PRATAMA, S.Kom., MMSI.

Perbaikan Citra dengan Menggunakan Metode Histogram Equalization

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS CONTRAST STRETCHING MENGGUNAKAN ALGORITMA EUCLIDEAN UNTUK MENINGKATKAN KONTRAS PADA CITRA BERWARNA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Konvolusi. Esther Wibowo Erick Kurniawan

TEKNIK PENGOLAHAN CITRA. Kuliah 5 Neighboorhood Processing. Indah Susilawati, S.T., M.Eng.

BAB II LANDASAN TEORI

LANDASAN TEORI. 2.1 Citra Digital Pengertian Citra Digital

TEKNIK PENGOLAHAN CITRA. Kuliah 4 Neighborhood Processing. Indah Susilawati, S.T., M.Eng.

Peningkatan Mutu Citra (Image Enhancement) pada Domain Spasial

MAKALAH PENGOLAHAN CITRA DIGITAL. ( Histogram Citra ) Disusun Oleh : : 1. Agus Riyanto (2111T0238) 2. M. Yazid Nasrullah ( 2111T0233 )

PENAJAMAN DAN SEGMENTASI CITRA PADA PENGOLAHAN CITRA DIGITAL. Moehammad Awaluddin, Bambang Darmo Y *)

KOMPRESI CITRA (2) & SEGEMENTASI CITRA. Pertemuan 13 Mata Kuliah Pengolahan Citra

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERBAIKAN CITRA DENGAN METODE POWER LAW TRANSFORMATION

TEKNIK PENGOLAHAN CITRA. Kuliah 2 Point Processing. Indah Susilawati, S.T., M.Eng.

BAB II LANDASAN TEORI

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI UNTUK MEMPERBAIKI CITRA DIGITAL

MKB3383 TEKNIK PENGOLAHAN CITRA Pemrosesan Citra Biner

BAB II LANDASAN TEORI. Pengolahan Citra adalah pemrosesan citra, khususnya dengan menggunakan

Perbaikan Citra X-ray Gigi Menggunakan Contrast Stretching

BINERISASI CITRA DOKUMEN DENGAN FILTERISASI HOMOMORPHIC

Sesi 3 Operasi Pixel dan Histogram. : M. Miftakul Amin, S. Kom., M. Eng.

BAB II LANDASAN TEORI

APLIKASI DETEKSI MIKROKALSIFIKASI DAN KLASIFIKASI CITRA MAMMOGRAM BERBASIS TEKSTUR SEBAGAI PENDUKUNG DIAGNOSIS KANKER PAYUDARA

BAB III PENGOLAHAN DATA

Suatu proses untuk mengubah sebuah citra menjadi citra baru sesuai dengan kebutuhan melalui berbagai cara.

BAB 2 LANDASAN TEORI

Pengolahan Citra Digital FAJAR ASTUTI H, S.KOM., M.KOM

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP )

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Meter Air. Gambar 2.1 Meter Air. Meter air merupakan alat untuk mengukur banyaknya aliran air secara terus

PERBAIKAN CITRA MELALUI PROSES PENGOLAHAN PIKSEL

BAB II LANDASAN TEORI

TEKNIK PENGOLAHAN CITRA. Kuliah 6 Restorasi Citra (Image Restoration) Indah Susilawati, S.T., M.Eng.

PENERAPAN METODE SOBEL DAN GAUSSIAN DALAM MENDETEKSI TEPI DAN MEMPERBAIKI KUALITAS CITRA

BAB II LANDASAN TEORI

PERBANDINGAN METODE ROBERTS DAN SOBEL DALAM MENDETEKSI TEPI SUATU CITRA DIGITAL. Lia Amelia (1) Rini Marwati (2) ABSTRAK

Representasi Citra. Bertalya. Universitas Gunadarma

PENDAHULUAN. Latar Belakang

Muhammad Zidny Naf an, Lc., S.Kom., M.Kom. Genap 2015/2016

KONSEP DASAR PENGOLAHAN CITRA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. perangkat komputer digital (Jain, 1989, p1). Ada pun menurut Gonzalez dan Woods

Segmentasi Dan Pelabelan Pada Citra Panoramik Gigi

BAB II TEORI PENUNJANG

A. Aras Komputasi. 1. Aras Titik. 1. Aras Titik. 1. Aras Titik. 1. Aras Titik 3/18/2017

Operasi Bertetangga (1)

Konsep Dasar Pengolahan Citra. Pertemuan ke-2 Boldson H. Situmorang, S.Kom., MMSI

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL

Operasi-Operasi Dasar pada Pengolahan Citra. Bertalya Universitas Gunadarma

IMPLEMENTASI METODE HISTOGRAM EQUALIZATION UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS CITRA DIGITAL

BAB 2 LANDASAN TEORI

Rika Oktaviani

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISA PERBANDINGAN METODE VEKTOR MEDIAN FILTERING DAN ADAPTIVE MEDIAN FILTER UNTUK PERBAIKAN CITRA DIGITAL

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMBIMBING : Dr. Cut Maisyarah Karyati, SKom, MM, DSER.

PRAPROSES CITRA MENGGUNAKAN KOMPRESI CITRA, PERBAIKAN KONTRAS, DAN KUANTISASI PIKSEL

Algoritma Kohonen dalam Mengubah Citra Graylevel Menjadi Citra Biner

TEKNIK PENGOLAHAN CITRA. Kuliah 7 Restorasi Citra (Image Restoration) Indah Susilawati, S.T., M.Eng.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

Implementasi Image Enhancement Menggunakan Homomorphic Filtering

BAB 2 LANDASAN TEORI

NORMALISASI DAN PEMBOBOTAN UNTUK KLONING MULUS PADA PENCAMPURAN CITRA MENGGUNAKAN METODE POISSON

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL ( DIGITAL IMAGE PROCESSING )

Transkripsi:

Pertemuan 3 Perbaikan Citra pada Domain Spasial (1), S.Kom, M.Comp.Sc

Tujuan Memberikan pemahaman kepada mahasiswa mengenai berbagai teknik perbaikan citra pada domain spasial, antara lain : Transformasi negatif/identitas, log/inverse log, pangkat/akar Transformasi linier sepotong-sepotong untuk contrast stretching Gray-level slicing Bit-plane slicing Histogram Equalization Penggunaan nilai statistik dari histogram 2

Gambaran Umum Tujuan perbaikan adalah memproses citra sehingga didapatkan hasil yang lebih sesuai dibandingkan citra aslinya, untuk dipergunakan pada aplikasi tertentu. Metode-metode perbaikan citra dikelompokkan menjadi dua, yaitu: Metode-metode pada domain spasial Metode-metode pada domain frekuensi 3

Gambaran Umum Teknik pemrosesan pada domain spasial didasarkan pada manipulasi piksel dalam citra secara langsung. Teknik pemrosesan pada domain frekuensi didasarkan pada manipulasi terhadap transformasi Fourier dari suatu citra. 4

Gambaran Umum Proses-proses pada domain spasial dinyatakan dengan ekspresi berikut: g(x,y) = T [ f(x,y) ] f(x,y) adalah citra input g(x,y) adalah citra output T adalah operator terhadap f, yang didefinisikan pada ketetanggaan (neighborhood) dari (x,y). 5

Gambaran Umum Tetangga di sekitar titik (x,y) didefinisikan sebagai sub citra berupa segi empat dengan titik pusat pada (x,y). Pusat dari sub citra dipindahkan piksel demi piksel, mulai dari sudut kiri atas citra. Operator T diaplikasikan pada setiap lokasi (x,y) untuk menghasilkan output g pada lokasi tersebut. Perhitungan hanya menggunakan piksel-piksel pada area citra yang direntang oleh neighborhood. 6

Gambaran Umum 7

Gambaran Umum Bentuk paling sederhana dari T adalah ketika ukuran neighborhood 1x1 (piksel tunggal). Dalam kasus tersebut, g hanya tergantung pada nilai f pada (x,y), dan T menjadi fungsi transformasi tingkat keabuan (atau intensitas) berbentuk: s = T(r) r dan s adalah variabel yang menyatakan tingkat keabuan dari f(x,y) dan g(x,y) pada sembarang titik (x,y). 8

Gambaran Umum Efek dari transformasi (a) akan menghasilkan citra dengan kekontrasan yang lebih tinggi dibandingkan citra asal. Hal ini dilakukan dengan cara menggelapkan intensitas di bawah m dan memperterang intensitas di atas m. Teknik seperti ini disebut contrast stretching. Transformasi (b) akan menghasilkan citra dua level (biner). Pemetaan semacam ini disebut fungsi thresholding. Dua teknik di atas termasuk kategori point processing, yaitu teknik perbaikan di mana intensitas sembarang piksel pada citra output hanya tergantung pada intensitas piksel pada citra input pada lokasi yang sama. 9

Gambaran Umum Jika ukuran neighborhood lebih besar dari 1x1, biasanya digunakan filter (disebut juga kernel atau window). Filter biasanya berukuran kecil (mis, 3x3). Setiap elemen dari filter memiliki koefisien tertentu. Intensitas dari sembarang piksel pada citra output tergantung pada intensitas dari piksel-piksel pada citra input dalam neighborhood yang direntang oleh filter, dengan bobot seperti koefisien yang tercantum pada filter. Teknik perbaikan dengan model seperti ini disebut mask processing atau filtering. 10

Transformasi Tingkat Keabuan Dasar Tiga tipe transformasi tingkat keabuan dasar yang sering digunakan untuk perbaikan citra adalah: Linear (transformasi negatif dan identitas) Logaritmik (transformasi log dan inverse-log) Pangkat (transformasi pangkat n dan akar n) 11

Transformasi Tingkat Keabuan Dasar 12

Negatif dari Citra Negatif dari suatu citra dengan tingkat keabuan antara [0, L-1] dapat dihitung menggunakan transformasi negatif dengan rumus berikut: s=l 1 r L adalah jumlah intensitas citra r adalah nilai intensitas input s adalah nilai intensitas output Contoh sederhana: L = 2 (citra hitam putih), jika inputnya: r = 0 maka outputnya: s = 2 1 0 = 1. Membalik intensitas citra dengan rumus seperti di atas akan menghasilkan negatif dari photo. Pencarian negatif dari suatu citra cocok untuk memperbaiki gambar yang memiliki rincian sub citra terang pada area yang gelap, khususnya jika ukuran dari area gelap cukup dominan. 13

Negatif dari Citra 14

Transformasi Log Bentuk umum dari transformasi log adalah: s = c log (1+r) dengan c adalah konstanta, dan diasumsikan bahwa r 0. Transformasi log memetakan rentang yang sempit dari nilai-nilai tingkat keabuan gelap pada citra input ke dalam rentang yang lebih luas pada citra output. Kebalikannya berlaku untuk tingkat keabuan terang. Transformasi inverse log memperbanyak jumlah piksel bernilai gelap dan mengurangi jumlah piksel bernilai terang. Pada transformasi log, yang terjadi adalah kebalikannya. 15

Transformasi Log 16

Transformasi Pangkat Transformasi pangkat dirumuskan sbb: s = crγ dengan c dan γ adalah konstanta positif. 17

Transformasi Pangkat 18

Transformasi Pangkat 19

Fungsi Transformasi Linier Sepotongsepotong Selain tiga fungsi transformasi dasar yang dibahas sebelumnya, fungsi transformasi linear sepotong-sepotong juga biasa digunakan. Keuntungannya, bentuk dari fungsi sepotongsepotong bisa lebih kompleks dibandingkan fungsi transformasi dasar. 20

Contrast stretching Salah satu di antara fungsi linier sepotong-sepotong yang paling sederhana adalah transformasi contrast stretching. Citra dengan kekontrasan rendah bisa disebabkan oleh kurangnya pencahayaan, kurangnya rentang dinamis dari peralatan sensor citra, atau setting lensa yang salah pada saat pengambilan citra. Ide dibalik contrast stretching adalah meningkatkan rentang dinamis tingkat keabuan dari citra. 21

Contrast stretching Lokasi titik-titik (r1,s1) dan (r2,s2) mengontrol bentuk dari fungsi transformasi. 255 Jika r1=s1 dan r2=s2, transformasi adalah fungsi linear yang tidak mengubah tingkat keabuan. (r2,s2) Jika r1=r2, s1=0 dan s2=l-1, transformasi menjadi s fungsi thresholding yang akan menghasilkan citra biner. Nilai-nilai di antara (r1,s1) dan (r2,s2) menghasilkan berbagai derajat penyebaran tingkat keabuan dari citra output, sehingga mempengaruhi kekontrasan citra. T(r) (r1,s1) 0 r 255 Secara umum, r1 r2 dan s1 s2 diasumsikan sedemikian sehingga fungsi bernilai tunggal dan monotonically increasing. 22

Contrast stretching 23

Contrast stretching Gambar (c) menunjukkan hasil contrast stretching yang didapat dengan men-set (r1,s1)=(rmin,0) dan (r2,s2)=(rmax,l-1) dengan rmin dan rmax menyatakan tingkat keabuan minimum dan maksimum pada citra asal. Jadi, fungsi transformasi menarik tingkat keabuan secara linier dari rentang asal ke rentang penuh [0, L-1]. Gambar (d) menunjukkan hasil penggunaan fungsi thresholding dengan r1 = r2 = m, m adalah tingkat keabuan rata-rata dari citra. 24

Gray-level slicing Terkadang diperlukan untuk menonjolkan rentang tertentu dari tingkat keabuan yang ada dalam citra. Misalnya, menonjolkan gumpalan air yang ada pada citra satelit dan menonjolkan cacat yang ada pada citra sinar X. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan menampilkan secara lebih terang semua tingkat keabuan dalam range yang ingin ditonjolkan, dan menampilkan secara lebih gelap semua tingkat keabuan lainnya. Cara lain adalah dengan menampilkan secara lebih terang semua tingkat keabuan dalam range yang ingin ditonjolkan, dengan tetap mempertahankan proporsi tingkat keabuan lainnya. 25

Gray-level slicing 26

Bit-plane slicing Selain menonjolkan range tingkat keabuan tertentu, menonjolkan kontribusi dari bit tertentu pada kemunculan citra, terkadang juga dilakukan. Misalkan intensitas tiap piksel dalam citra dinyatakan dengan 8 bit. Sehingga citra tersusun atas 8 bidang 1-bit, mulai dari bidang bit 0 untuk least significant bit sampai bidang bit 7 untuk the most significant bit. 27

Bit-plane slicing 28

Bit-plane slicing 29

Bit-plane slicing 30

Pemrosesan Histogram Histogram dari suatu citra digital dengan range tingkat [0 L-1] adalah sebuah fungsi diskrit h(rk)=nk, dengan rk adalah tingkat keabuan ke-k dan nk adalah jumlah piksel dalam citra yang memiliki tingkat keabuan rk. Histogram: diagram yang menunjukkan jumlah kemunculan grey level (0-255) pada suatu citra Normalisasi histrogram dilakukan dengan membagi setiap nilai nk dengan total jumlah piksel dalam citra, yang dinyatakan dengan n. Histogram yang sudah dinormalisasi dinyatakan dengan p(rk)= nk/n, untuk k=0,1,,l-1. p(rk) menyatakan estimasi probabilitas kemunculan tingkat keabuan rk. Jumlah dari semua komponen normalized histogram sama dengan 1. 31

Pemrosesan Histogram Empat tipe citra: gelap, terang, kekontrasan rendah dan kekontrasan tinggi, beserta histogramnya. 32

Pemrosesan Histogram Sumbu horisontal dari histogram menyatakan nilai tingkat keabuan rk. Sumbu vertikal menyatakan nilai dari h(rk)=nk atau p(rk) = nk/n (jika nilainya dinormalisasi). Histogram adalah dasar dari sejumlah teknik pemrosesan citra pada domain spasial, seperti perbaikan, kompresi dan segmentasi citra. 33

Histogram Equalization Histogram equalization digunakan untuk memperlebar range tingkat keabuan, sehingga akan meningkatkan kekontrasan citra. Transformation berikut: sk = T ( rk ) = = k j=0 nj k j= 0 pr ( r j ) n untuk k=0,1,2,,l-1 disebut histogram equalization atau histogram linearization. 34

Histogram Equalization Ide: mengubah pemetaan greylevel agar sebarannya (kontrasnya) lebih menyebar pada kisaran 0-255 Sifat: Grey level yang sering muncul lebih dijarangkan jaraknya dengan grey level sebelumnya Grey level yang jarang muncul bisa lebih dirapatkan jaraknya dengan grey level sebelumnya Histogram baru pasti mencapai nilai maksimal keabuan (contoh: 255) 35

Histogram Equalization 36

Contoh Citra Akhir: 19 9 95 95 9 55 91 5 55 5 9 10 10 1 Citra awal: 35554 54544 53444 45663 Contoh : citra dengan derajat keabuan hanya berkisar 0-10 Derajat Keabuan 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Kemunculan 0 0 0 3 8 7 2 0 0 0 0 Probabilitas Kemunculan 0 0 0 0.15 0.40 0.35 0.1 0 0 0 0 Sk 0 0 0 0.15 0.55 0.90 1 1 1 1 1 SK * 10 0 0 0 1.5 5.5 9 10 10 10 10 10 Derajat keabuan baru 0 0 0 1 5 9 10 10 10 10 10 37

Perbaikan Lokal Metode pemrosesan histogram yang sudah dibahas, yaitu histogram equalization bersifat global, karena piksel-piksel dimodifikasi menggunakan fungsi transformasi berbasis pada intensitas seluruh piksel pada citra. Seringkali diperlukan perbaikan pada suatu daerah yang kecil pada di dalam citra. 38

Perbaikan Lokal Teknik histogram equalization bisa diterapkan untuk perbaikan lokal. Caranya, definisikan daerah ketetanggaan (neighborhood), dan pindahkan pusat neighborhood piksel demi piksel pada keseluruhan citra. Pada setiap lokasi piksel, histogram dari piksel-piksel dalam neighborhood dihitung. Selanjutnya dispesifikasikan fungsi transformasi histogram equalization dan fungsi ini digunakan untuk memetakan intensitas piksel pada pusat neighborhood. Ulangi langkah tersebut pada seluruh piksel dalam citra. 39

Perbaikan Lokal 40

Perbaikan Lokal 41

Penggunaan Nilai Statistik dari Histogram untuk Perbaikan Citra Selain menggunakan histogram secara langsung untuk perbaikan citra, dapat pula digunakan parameter-parameter statistik yang didapat dari histogram. Untuk keperluan perbaikan citra, parameter statistik yang bisa digunakan adalah mean, yaitu rata-rata tingkat keabuan dalam citra, dan variance (atau deviasi standard), yaitu rata-rata kekontrasan citra. Deviasi standard didefinisikan sebagai akar dari variance. 42

Penggunaan Nilai Statistik dari Histogram untuk Perbaikan Citra Misalkan r adalah variabel random diskrit yang menyatakan tingkat keabuan diskrit dalam range [0, L-1], dan p(ri) adalah komponen normalized histogram pada nilai ke-i dari ri. Bisa diasumsikan bahwa p(ri) adalah estimasi probabilitas kemunculan tingkat keabuan ri. Mean dari r bisa dihitung dengan: L 1 m= i= 0 ri p( ri ) Variance dari r bisa dihitung dengan: σ 2 L 1 2 ( r ) = ( ri m ) p( ri ) i= 0 43

Penggunaan Nilai Statistik dari Histogram untuk Perbaikan Citra Mean dan variance global diukur terhadap seluruh citra dan digunakan untuk menilai intensitas dan kekontrasan citra secara keseluruhan. Mean dan variance lokal digunakan sebagai dasar untuk membuat perubahan di dalam citra, dimana perubahan tersebut tergantung pada karakteristik di suatu sub daerah di dalam citra. 44

Penggunaan Nilai Statistik dari Histogram untuk Perbaikan Citra Misalkan (x, y) adalah koordinat piksel, dan Sxy menyatakan neighborhood (subimage) dengan ukuran tertentu serta berpusat di (x, y). Mean msxy dari piksel-piksel dalam Sxy dapat dihitung sebagai berikut: ms xy = ) rs,t p ( rs,t ) ( s,t S xy rs,t adalah tingkat keabuan pada koordinat (s,t) dalam neighborhood, dan p(rs,t) adalah komponen normalized histogram pada neighborhood untuk tingkat keabuan rs,t. 45

Penggunaan Nilai Statistik dari Histogram untuk Perbaikan Citra Variance dari piksel-piksel pada daerah Sxy dapat dihitung dengan: σ 2 S xy = ) [r ( s,t S xy s,t ] ms xy p ( rs,t ) 2 Mean lokal adalah ukuran tingkat keabuan rata-rata dalam neighborhood Sxy dan variance adalah ukuran kekontrasan dalam neighborhood. 46

Penggunaan Nilai Statistik dari Histogram untuk Perbaikan Citra Permasalahan adalah bagaimana mempertajam daerah gelap dengan tetap mempertahankan daerah terang. 47

Penggunaan Nilai Statistik dari Histogram untuk Perbaikan Citra Misalkan f(x,y) menyatakan intensitas piksel pada koordinat (x,y), dan g(x,y) menyatakan piksel yang sudah diperbaiki pada koordinat yang sama. Maka: E. f ( x, y ) jika ms xy k0 M G dan k1dg σ g ( x, y ) = f ( x, y ) lainnya S xy k 2 DG E, k0, k1, k2 adalah parameter-parameter yang harus ditentukan. MG adalah mean global dan DG adalah deviasi standard global. 48

Penggunaan Nilai Statistik dari Histogram untuk Perbaikan Citra Citra yang sudah diperbaiki dengan pemilihan parameter E=4.0, k0=0.4, k1=0.02, k0 k2=0.4 dan daerah lokal berukuran (3x3). 49

Referensi Bab 3, Image Enhancement in Spatial Domain, Digital Image Processing, edisi 2, Rafael C. Gonzales dan Richard E. Woods, Prentice Hall, 2002 Nanik Suciati, S.Kom, M.Kom, Slide kuliah PCD Teknik Informatika ITS. 50