2015 PENCIPTAAN KARAKTER SUPERHERO SEBAGAI SUMBER GAGASAN BERKARYA SENI LUKIS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENCIPTAAN

2014 GENDERANG BARATAYUDHA VISUALISASI NOVEL PEWAYANGAN KE DALAM BENTUK KOMIK SEBAGAI MEDIA PENYAMPAIAN CERITA PEWAYANGAN

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidupnya. Manusia yang memiliki sifat Human Society (sosialisasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Adi Khadafi, 2013

BAB IV ANALISIS DATA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Larasita Puji Daniar, 2014 Legenda Ciung Wanara Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anggiana Puspa Dewi, 2014 Ayo, Menari Jaipong Dengan Nyi Iteung

III. METODE PENCIPTAAN TOPENG SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI RUPA. A. Implementasi Teoritis

VHANY AGUSTINI WITARSA, 2015 EKSPLORASI APLIKASI ALAS KAKI YANG TERINSPIRASI DARI KELOM GEULIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sekarang ini keberadaan teko keramik telah mengalami banyak pergeseran

BAB I PENDAHULUAN. yang modern, membuat seorang kreator film akan lebih mudah dalam

BAB I PENDAHULUAN. memprihatinkan. Norma norma dan nilai nilai yang mencerminkan jati diri

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. budaya dan sejarah yang dimiliki masing-masing bangsa. Pada umumnya, cerita

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Raymond Williams dalam Komarudin (2007: 1).

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Jika kita berbicara tentang peradaban manusia, tidaklah akan lepas dari persoalan seni dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Elwin Adlian Raharja, 2015

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritis

BAB I PENDAHULUAN. Desain grafis pada awalnya hanya terbatas pada media cetak dwi matra

BAB I PENDAHULUAN. faktor penting untuk menghidupkan seorang tokoh. dalam bahasa Inggris character berarti watak atau peran, sedangkan karakterisasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENCIPTAAN

W, 2015 #INSTAMOMENT KARYA CIPTA FOTOGRAFI MENGGUNAKAN MEDIA SMARTPHONE ANDROID DENGAN APLIKASI INSTAGRAM

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh bagaimana ia memperoleh pendidikan, perlakuan, dan. kepengasuhan pada awal-awal tahun kehidupannya (Santoso, 2002)

RENCANA PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ibu adalah wanita yang telah melahirkan seseorang. Sebutan ibu mungkin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

A. LATAR BELAKANG PENCIPTAAN

BAB III METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Nisa Apriyani, 2014 Objek Burung Hantu Sebagai Ide Gagasan Berkarya Tenun Tapestri

Bagan 3.1 Proses Berkarya Penulis

BAB I PENDAHULUAN. gagasan, ekspresi atau ide pada bidang dua dimensi.

III. PROSES PENCIPTAAN

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

2015 APLIKASI KARAKTER MONSTER DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK CROCHET PADA PRODUK TAS REMAJA PUTRI

BAB III METODE PENCIPTAAN

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kesatuan yang memiliki keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan

BAB I PENDAHULUAN. Seni grafis sudah jarang diminati, terutama yang masih menggunakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN. kebenaran, hal ini terkait sekali dengan realitas.

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan bahwa sastra adalah institusi sosial

Munandar dalam Satriani (2011, hlm. 2) bahwa Kreativitas merupakan

III. METODE PENCIPTAAN

BAB I PENDAHULUAN. Kaligrafi ialah suatu corak atau bentuk seni menulis secara indah

BAB I PENDAHULUAN. Anak pada zaman sekarang umumnya lebih banyak menghabiskan waktu

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Nelson Mandela 1960 Sumber:

BAB I PENDAHULUAN. karya dihasilkan dari imajinasi dan temporer seniman. Batasan dari cetak tradisional,

III. METODE PENCIPTAAN. A. Implementasi Teoritik

BAB III METODE PENCIPTAAN

HARAJUKU STYLE : KREATIVITAS DAN NILAI-NILAI HIDUP PARA PELAKU SENI COSPLAY PADA KOMUNITAS HARJUKJA DI KOTA SOLO

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat luas. Budaya populer Jepang beragam, ia mempresentasikan cara

BAB I DEFINISI OPERASIONAL. Seni merupakan salah satu pemanfaatan budi dan akal untuk menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. adat istiadat, agama dan kesenian. Namun di era globalisasi ini banyak budayabudaya

III. METODE PENCIPTAAN

BAB III. METODE PENCIPTAAN

BAB III PROSES DAN TEKNIK PENCIPTAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan hasil dialog manusia dengan

BAB I PENDAHULUAN. cerita rakyat buatan Indonesia, masyarakat juga dibanjiri oleh cerita-cerita dari

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

2015 PEMBELAJARAN TARI KREASI UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII DI SMPN 45 BANDUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang memiliki tradisi dan hasil budaya yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penciptaan Karya

2015 ABSTRAK SUPREMATISME SEBAGAI GAGASAN BERKARYA SENI PATUNG DENGAN MEDIA KAYU

BAB I PENDAHULUAN. Popularitas dari buku komik bertema superhero telah mendefinisikan buku komik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ><

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penciptaan

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkannya sering kali berhasil memukau banyak orang, baik dari negara

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab pendahuluan ini akan diberikan gambaran mengenai latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cintya Iftinan, 2014 Manfaat Hasil Belajar Costume Performing Art Sebagai Kesiapan Menjadi Costume D esigner

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia lekat dengan cerita rakyat. Salah satu cerita rakyat yang

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, kiranya. telah cukup menjawab berbagai permasalahan yang diajukan

DESKRIPSI KARYA TARI KREASI S O M Y A. Dipentaskan pada Festival Nasional Tari Tradisional Indonesia di Jakarta Convention Centre 4-8 Juni 2008

BAB I PENDAHULUAN. kebudayaan. Kata komik berasal dari bahasa Inggris comic yang merupakan

BAB III CELENG SEBAGAI TEMA DALAM KARYA SENI LUKIS. A. Implementasi Teoritis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seorang pengarang yang dituangkan melalui kata-kata yang indah sehingga. berbentuk tulisan dan karya sastra berbentuk lisan.

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu. Film digunakan untuk memenuhi suatu kebutuhan umum yaitu. mengkomunikasikan suatu gagasan, pesan atau kenyataan.

BAB I PENDAHULUAN FAJRI BERRINOVIAN 12032

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penciptaan Tokoh pahlawan atau superhero Indonesia sepertinya sudah lama sekali hilang di dunia perfilman dan media lainnya di tanah air. Tidak bisa dipungkiri, hal ini pula yang membuat kita larut hingga mengagumi superhero dari negara lain. Banyaknya cerita superhero dari negara lain, seharusnya menjadi dorongan bagi Indonesia untuk menciptakan superhero sendiri, yang bisa mencerminkan kearifan lokal serta memiliki nilai-nilai keragaman Indonesia. Superhero lebih dikenal sebagai pahlawan super dari negara-negara bagian barat. Pahlawan super adalah karakter yang menggunakan kemampuannya untuk menghalangi kejahatan yang dilakukan oleh karakter antagonis yang kekuatannya digunakan untuk tindak kejahatan. Negara-negara bagian barat telah banyak menghasilkan karya superhero yang sudah sering diadaptasi menjadi film atau animasi. Ciri khas cerita pahlawan super adalah membela kebenaran dan memberantas kejahatan, dan memiliki musuh utama yaitu penjahat super atau supervillain Ferdiana (2013, hlm. 2). Seperti fenomena yang kini terjadi di kalangan anak-anak, remaja, kaum muda laki-laki, dan bahkan sampai dewasa banyak yang menyukai dan mengidolakan superhero dari luar negeri. Mereka lebih menyukai Ironman, Spiderman, Masked Rider, Gundam, dan lain-lain, dari pada kebudayaan mereka sendiri. Kesukaan mereka terhadap figur-figur superhero tersebut secara tidak langsung membuat mereka perlahan meninggalkan budayanya sendiri untuk kemudian mencintai juga budaya lain. Seperti kini maraknya komunitas-komunitas anak muda yang berdandan ala superhero, kostum budaya jepang, korea dan lain-lain. Namun bila kita cermati dan gali lebih dalam mengenai superhero Indonesia, maka akan nampak gambaran-gambaran bahan cerita dasar tentang tokoh-tokoh heroik yang sudah ada sebelumnya yang mungkin untuk dapat dikembangkan menjadi superhero yang tidak kalah dengan superhero-superhero luar. Selain itu

2 dalam sejarah seni lukis Indonesia seniman-seniman lukis seperti Basuki Abdullah, Nyoman Masriadi dan generasi-generasi selanjutnya seperti Dede Eri Supria, dan Radit sudah pernah menghasilkan karya-karya lukisan dengan tema ksatria pewayangan dan superhero yang menarik dan memiliki nilai seni yang sangat tinggi dengan mengangkat tokoh-tokoh pahlawan super Indonesia dengan berbagai jenis aliran seni lukisnya. Diawali dari maraknya fenomena tersebut, penulis kemudian merasa tertarik dan kemudian bertujuan untuk membuat figur superhero modern berlatar belakang Indonesia yang divisualisasikan lewat lukisan. Tidak terbayangkan apabila masyarakat Indonesia semakin hari semakin cinta akan kebudayaan luar lewat figur-figur superhero luar negeri dan semakin meninggalkan kebudayaan Indonesia yang dinilai ketinggalan, terlebih dengan era global yang kian hari kian menggerus kebudayaan kita. Berangkat dari kekhawatiran itu, penulis berusaha memunculkan gagasannya mengenai figur superhero ciptaan yang diwujudkan ke dalam lukisan yang dikemas dengan kostum superhero moderen sebagai salah satu strategi untuk memunculkan rasa kagum, mengidolakan, dan memunculkan rasa kecintaan terhadap sosok superhero idola yang diadaptasi dari kebudayaan dan kearifan asli negaranya. Penulis membuat tiga lukisan dengan tiga karakter yang diadaptasi dari tiga tokoh Jagoning Dewa dalam cerita pewayangan yaitu Gatotkaca, Hanoman, dan Arjuna dengan tujuan untuk mengenalkan tiga karakter ini secara satu persatu dengan bentuk dan ukuran kanvas yang sama sehingga menimbulkan kesan dan tema yang sama antar tokoh. Perbedaan dari karya seniman-seniman yang sebelumnya sudah menciptakan lukisan dengan tema pahlawan super jika dibandingkan dengan karya penulis adalah pada figur atau tokoh utamanya, yang merupakan tokoh atau karakter ciptaan penulis hasil dari pengembangan tipe kostum dan transformasi dari tokoh pewayangan ke tokoh modern yang mengandung unsur fantasi atau tema cyborg, humanoid, dan robotic. Sedangkan persamaannya adalah tokoh-tokoh yang diambil pada dasarnya mengandung unsur tokoh dari cerita pewayangan.

3 Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk mengaplikasikan ide melalui karya lukisan dalam skripsi penciptaan, dengan mengangkat tema dan judul Penciptaan Karakter Superhero sebagai Sumber Gagasan Berkarya Seni Lukis. B. Fokus Penciptaan Berdasarkan latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan fokus penciptaan karya seni lukis ini adalah Penciptaan Karakter Superhero sebagai Sumber Gagasan Berkarya Seni Lukis. Fokus penciptaan ini dijabarkan dalam pertanyaan penciptaan sebagai berikut: 1. Bagaimana mengembangkan gagasan lukisan dengan karakter superhero yang berkarakter Nusantara? 2. Bagaimana visualisasi dan analisis tokoh superhero yang berkarakter Nusantara dalam karya lukisan karakter atau figur superhero? C. Tujuan Penciptaan Tujuan dari pembuatan karya tugas akhir yang menggunakan media lukis ini adalah sebagai salah satu upaya untuk mengasah kemampuan serta pengalaman yang didapatkan selama mengikuti kuliah seni lukis dan sebagai bentuk pengembangan dari teknik dan media yang dipergunakan, sekaligus ingin mengetahui dan mengembangkan imajinasi lebih jauh tentang figur atau karakter super hero. Adapun tujuan dari penciptaan karya tugas akhir ini, diantaranya sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan proses pengembangan gagasan lukisan dengan objek superhero. 2. Memvisualisasikan kajian makna lukisan dengan objek superhero ciptaan sendiri.

4 D. Manfaat Penciptaan Dari penciptaan lukisan karakter superhero ini, penulis paparkan beberapa kegunaan dari pembuatan karya seni lukis ini, diantaranya : 1. Kegunaan bagi diri sendiri: a. Menambah wawasan mengenai teknik berkarya seni lukis dengan objek superhero tokoh wayang. b. Meningkatkan kemampuan melukis. 2. Kegunaan bagi dunia pendidikan dan seni rupa: a. Dapat dijadikan bahan ajar yang berhubungan dengan pembuatan lukisan dan ilustrasi. b. Dapat dijadikan masukan dan strategi baru dalam upaya menyampaikan materi pelajaran seni dan budaya. 3. Kegunaan bagi masyarakat: a. Untuk lebih mengenalkan figur superhero yang berkarakter Nusantara khususnya wayang. b. Untuk lebih meningkatkan rasa kagum para pecinta superhero khususnya anak-anak dan remaja dengan karakter Nusantara. E. Definisi Operasional 1. Karakter Karakter merupakan sifat kejiwaan atau budi pekerti yang dapat membedakan seseorang dari yang lain. Penciptaan karakter yang dimaksud oleh penulis merupakan sifat kejiwaan dari figur fiksi superhero yang akan dibuat. Penciptaan karakter figur superhero yang dibuat merupakan hasil dari khayalan atau pikiran penulis itu sendiri. Karakter yang diciptakan dalam karya ini adalah karakter superhero yang kuat dan tangguh dengan kemampuan berbeda dari masingmasing tokoh.

5 2. Superhero Superhero merupakan istilah untuk pahlawan super dalam bahasa Inggris yang merupakan tokoh karakter fiksi yang memiliki kekuatan luar biasa untuk melakukan tindakan hebat untuk kepentingan umum. Pahlawan super ini memiliki kemampuan atau kesaktian di atas rata-rata kemampuan manusia biasa. Figur superhero biasanya memakai pakaian yang khas dan mencolok serta memiliki nama yang unik dan digambarkan sebagai penolong bagi kaum yang lemah dalam membasmi kejahatan. Ferdiana (2013, hlm. 16) 3. Seni Lukis Seni lukis merupakan sebuah karya seni rupa yang dituangkan melalui bidang dua dimensi. Karya seni lukis ini sering disebut sebagai lukisan. Biasanya suatu lukisan dibuat di atas kertas, kanvas, dan dinding besar. Lukisan juga dapat dibuat pada media alat musik, kain, kaca, kurung, payung, kendaraan atau bahkan pada tubuh. Seni lukis dapat dikatakan sebagai suatu ungkapan pengalaman estetik seseorang yang dituangkan dalam bidang dua dimensi (dua matra), dengan menggunakan medium rupa, yaitu garis, warna, tekstur, shape, dan sebagainya Kartika (2004, hlm.39). F. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan skripsi ini adalah: 1. BAB I Pendahuluan Pada bagian ini berisikan pengantar yang akan membawa dan menuntun penulis dalam penyusunan skripsi. Pada bab ini terdapat beberapa sub-bab diantaranya latar belakang yang merupakan landasan penulis mengambil judul skripsi dimana didalam latar belakang dipaparkan dengan jelas permasalahan yang ditemukan oleh penulis. Kemudian sub-bab selanjutnya terdapat rumusan dan batasan masalah, dimana sub-bab tersebut berisikan rumusanrumusan masalah yang akan dibahas oleh penulis yang ruang lingkup pembahasannya dibatasi melalui sub-bab batasan masalah. Sub-bab berikutnya adalah tujuan dan manfaat penciptaan serta definisi dari judul karya tulis.

6 2. BAB II Landasan Penciptaan Pada bagian ini dipaparkan secara rinci mengenai penjelasan tentang seni lukis, superhero, karakter superhero. Selanjutnya adalah landasan empirik dimana akan dibahas penciptaan karakter superhero sebagai sumber gagasan berkarya seni lukis. 3. BAB III Metode Penciptaan Pada bagian ini dijelaskan mengenai metode dan langkah-langkah yang dilakukan dalam proses penciptaan karya ini, meliputi ide berkarya, kontemplasi, stimulasi berkarya, pengolahan ide, dan proses berkarya. 4. BAB IV Konsep dan Analisis Karya Pada bagian ini berisikan analisis dan pembahasan karya penciptaan karakter superhero sebagai sumber gagasan berkarya seni lukis yang membahas figur, karakter, proses pembuatan sketsa, dan proses pelukisan. 5. BAB V Simpulan dan Saran Bab ini merupakan bagian terakhir dalam penyusunan karya tulis ini. Pada bab ini berisi kesimpulan dari hasil penciptaan karya dan saran atau rekomendasi yang berkenaan dengan karya yang diciptakan.