QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN ACEH TIMUR

dokumen-dokumen yang mirip
QANUN KOTA LANGSA NOMOR 18 TAHUN 2004 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA LANGSA

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2004 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA TASIKMALAYA

DENGAN RAHMAT ALLAH SUBHANAHUWATA ALA WALIKOTA LANGSA,

QANUN KOTA LANGSA NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS KOPERASI, PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KOTA LANGSA

LAMPIRAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

BUPATI LAHAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAHAT NOMOR 04 TAHUN 2013 T E N T A N G

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 64 TAHUN 2008 TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN SITUBONDO

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2007 NOMOR 9 SERI D

PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN

TAHUN : 2005 NOMOR : 04

PERATURAN DAERAH KOTA BANJAR NOMOR 19 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA BANJAR

PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN MADIUN

BUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 37 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS, FUNGSI, KEWENANGAN, HAK DAN KEWAJIBAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 5 TAHUN 2016 SERI D.5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SIDOARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA BALIKPAPAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

NOMOR 5 TAHUN 2008 BUPATI MUSI RAWAS,

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO

QANUN KOTA LANGSA NOMOR 9 TAHUN 2004 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN DAN KESEJAHTERAAN SOSIAL KOTA LANGSA

PEMERINTAH KOTA MADIUN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 06 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

PEMERINTAH KOTA BATU

BUPATI SUKAMARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN BANYUWANGI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 8 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2006 NOMOR 4 SERI D

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 3 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI KECAMATAN DALAM LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR : 5 TAHUN : 2005 SERI : D NOMOR : 5 QANUN KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR : 18 TAHUN : 2005 SERI : D NOMOR : 18 QANUN KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR 18 TAHUN 2005 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 7 TAHUN 2005 SERI : D PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 7 TAHUN 2005 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG

BUPATI BANDUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN BANDUNG

BUPATI JAYAPURA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JAYAPURA,

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G NOMOR : 14 TAHUN 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 14 TAHUN 2006 TENTANG

BUPATI KONAWE UTARA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA A KERJA POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN KONAWE UTARA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

PEMERINTAH KOTA KEDIRI KEDIRI KEDIRI

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR : 5 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI BANTEN

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 63 TAHUN 2009 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR : 4 TAHUN : 2005 SERI : D NOMOR : 4

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA

- 1 - PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

NOMOR : 27 TAHUN : 2005 SERI : D NOMOR : 27

NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG BUPATI PURWAKARTA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR : 21 TAHUN : 2005 SERI : D NOMOR : 21

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN

PEMERINTAH KABUPATEN BENGKALIS

PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 09 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2007 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PROVINSI JAWA TIMUR

PEMERINTAH KOTA SAMARINDA

WALIKOTA AMBON PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH KOTA AMBON NOMOR - 5 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JAYAPURA NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DISTRIK DI KABUPATEN JAYAPURA

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR : 2 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT DAERAH KABUPATEN ACEH TIMUR

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 91 TAHUN : 2008 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 10 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA BAUBAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR : 24 TAHUN : 2005 SERI : D NOMOR : 2 4

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN PONOROGO

Mengingat. 1. Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten dalam lingkungan Propinsi Sumatera Tengah Jis Undang-Undang Nomor 21 Drt. Tahun 1957 Jo Undang- 2.

BUPATI WAY KANAN PROVINSI LAMPUNG

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR : 3 TAHUN : 2005 SERI : D NOMOR : 3

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR : 25 TAHUN : 2005 SERI : D NOMOR : 25

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 09 TAHUN 2005 T E N T A N G PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

b. bahwa untuk maksud tersebut perlu diatur dalam suatu Qanun.

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 4 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN ORGANISASI KELURAHAN DALAM LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

RANCANGAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2011 NOMOR 11 PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERUYAN NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG

SALINAN. Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

BUPATI BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA KECAMATAN DALAM KABUPATEN ACEH TIMUR BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR : 9 TAHUN : 2005 SERI : D NOMOR : 9

MEMUTUSKAN : BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

Kecil dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Selatan (Lembaran Negara RI Tahun 1956 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 1091) ; 3.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 07 TAHUN 2003 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN TAPIN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN MERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR : 17 TAHUN : 2005 SERI : D NOMOR : 17

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN S U M E D A N G NOMOR 18 TAHUN 1999 SERI D.13 PERATURAN DAERAH KABUPATEN S U M E D A N G NOMOR 3 TAHUN 1999

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

*40931 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 32 TAHUN 2004 (32/2004) TENTANG PEDOMAN SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA BENGKULU dan WALIKOTA BENGKULU MEMUTUSKAN:

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATUAN POLISI PAMONG PRAJA

PEMERINTAH KOTA KEDIRI KEDIRI KEDIRI

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 53 Tahun : 2016

PERATURAN DAERAH KOTA MAKASSAR NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KOTA MAKASSAR

Transkripsi:

QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN ACEH TIMUR BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH SUBHANAHUWATA ALA BUPATI ACEH TIMUR, Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan ketentuan Pasal 11 Ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2003 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pedoman Satuan Polisi Pamong Praja maka Susunan Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Aceh Timur perlu adanya penyesuaian ; b. bahwa untuk maksud tersebut perlu menetapkan dalam suatu Qanun. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Drt Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten-kabupaten dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Utara ; 2. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian yang telah diubah dengan Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 ; 3. Undang-undang Nomor 44 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Keistimewaan Provinsi Daerah Istimewa Aceh ; 4. Undang-undang Nomor 18 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Daerah Istimewa Aceh sebagai Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam ; 5. Undang-undang Nomor 10 tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan ; 6. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; 7. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah ; 8. Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai Daerah Otonom ; 9. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2003 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah ; 10. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil ; 11.Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pedoman Satuan Polisi Pamong Praja ; 12.Keputusan Bersama Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Menteri Dalam Negeri Nomor 01/SKB/M.PAN/4/2003 dan Nomor 17 Tahun 2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2003 tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil ;

13.Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2003 tentang Pedoman Pembinaan Penyidik Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Pemerintah Daerah ; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN ACEH TIMUR dan BUPATI ACEH TIMUR MEMUTUSKAN : Menetapkan : QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR TENTANG PEMBENTUKAN SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN ACEH TIMUR. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Qanun ini yang dimaksud dengan : a. Daerah Otonom selanjutnya disebut Daerah adalah Daerah Kabupaten Aceh Timur ; b. Pemerintah Daerah adalah Bupati beserta Perangkat Daerah Otonom yang lain sebagai Badan Eksekutif Daerah ; c. Bupati adalah Bupati Aceh Timur ; d. Sekretaris Daerah Kabupaten selanjutnya disebut Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kabupaten Aceh Timur ; e. Satuan Polisi Pamong Praja adalah Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Aceh Timur ; f. Kepala Satuan Polisi Pamong Praja adalah Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Aceh Timur. BAB II PEMBENTUKAN Pasal 2 Dengan Qanun ini dibentuk Susunan Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Aceh Timur. BAB III ORGANISASI Bagian Pertama Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi, Wewenang, Hak, Kewajiban dan Susunan Organisasi Pasal 3 (1) Satuan Polisi Pamong Praja adalah Perangkat Pemerintah Daerah dalam memelihara dan menyelenggarakan ketenteraman dan

ketertiban umum serta menegakkan Qanun - qanun Daerah sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang - undangan yang berlaku ; (2) Satuan Polisi Pamong Praja dipimpin oleh seorang Kepala yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah. Pasal 4 Satuan Polisi Pamong Praja adalah Aparatur Pemerintah Daerah yang mempunyai tugas melaksanakan tugas Bupati dalam memelihara dan menyelenggarakan ketenteraman dan ketertiban umum, penegakan Qanun dan Keputusan Bupati. Pasal 5 Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada pasal 4, Satuan Polisi Pamong Praja mempunyai fungsi : a. Perumusan, pengkordinasikan dan pelaksanaan kebijaksanaan dibidang ketenteraman dan ketertiban umum serta Qanun yang berlaku ; b. Penyusunan pedoman dan petunjuk operasional penertiban Qanun yang berlaku ; c. Pelaksanaan kebijakan pemeliharaan dan penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban umum daerah ; d. Penyusunan program kegiatan pembinaan ketenteraman dan ketertiban masyarakat ; e. Pelaksanaan kebijakan penegakan Qanun dan Keputusan Bupati ; f. Pembinaan dalam rangka pengembangan kapasitas yang meliputi pembinaan personil ketatalaksanaan, sarana dan prasarana kerja satuan polisi pamong praja ; g. Pelaksanaan koordinasi pembinaan, pemeliharaan dan penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban umum serta penegakan Qanun, Keputusan Bupati dengan Aparat Kepolisian Negara, Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) dan atau Aparatur lainnya ; h. Pengawasan terhadap masyarakat agar mematuhi Qanun dan Keputusan Bupati ; i. Pembinaan dan pengelolaan Administrasi umum yang meliputi pelaksanaan ketatausahaan, Kepegawaian. Keuangan, Perlengkapan, Organisasi dan Ketatalaksanaan ; j. Pengevaluasian pelaksanaan tugas dan pelaporan ; k. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan bidang tugasnya. Bagian Kedua Wewenang, Hak dan Kewajiban Pasal 6 Polisi Pamong Praja berwenang : a. Menertibkan dan menindak warga masyarakat atau badan hukum yang mengganggu ketenteraman dan ketertiban umum ; b. Melakukan pemeriksaan terhadap warga masyarakat atau badan hukum yang melakukan pelanggaran atas Qanun dan Keputusan Bupati ; c. Melakukan tindakan represif non yustisial terhadap warga masyarakat atau badan hukum yang melakukan pelanggaran atas Qanun dan Keputusan Bupati.

Pasal 7 Polisi Pamong Praja mempunyai hak kepegawaian sebagai Pegawai Negeri Sipil dan mendapatkan fasilitas lain sesuai dengan tugas dan fungsinya berdasarkan peraturan perundang-undagan yang berlaku. Pasal 8 Dalam melaksanakan tugasnya, Polisi Pamong Praja berkewajiban: a. Menjujung tinggi norma hukum, norma agama, hak asasi manusia dan norma-norma sosial lainnya yang hidup dan berkembang dimasyarakat; b. Membantu menyelesaikan perselisihan warga masyarakat yang dapat mengganggu ketentraman dan ketertiban umum ; c. Melaporkan kepada Kepolisian Negara atas ditemukannya atau patut diduga adanya tindak pidana ; d. Menyerahkan kepada PPNS atas ditemukannya atau patut diduga adanya pelanggaran terhadap Qanun dan Keputusan Bupati. Pasal 9 Sebagian anggota Polisi Pamong Praja ditetapkan menjadi Penyidik Pegawai Negeri Sipil sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bagian Ketiga Susunan Organisasi Pasal 10 (1) Susunan Organisasi Satuan Polisi Pamong Praja terdiri dari : a. Kepala Satuan Polisi Pamong Praja ; b. Sub Bagian Tata Usaha ; c. Seksi Bina Program ; d. Seksi Pembinaan Operasional ; e. Seksi Penyidikan dan Penindakan ; f. Kelompok Jabatan Fungsional. (2) Bagan Struktur Organsiasi Satuan Polisi Pamong Praja sebagaimana tercantum dalam lampiran ini, merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Qanun ini. Paragraf Pertama Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Pasal 11 (1) Kepala Satuan Polisi Pamong Praja berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah; (2) Kepala Satuan Polisi Pamong Praja mempunyai tugas : a. Memimpin dan membina Satuan Polisi Pamong Praja dalam pelaksanaan tugas yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku dan kebijakan Pemerintah Daerah ; b. Menyiapkan kebijakan umum daerah dibidang ketenteraman dan ketertiban umum ;

c. Menetapkan kebijakan teknis dibidang ketenteraman dan ketertiban umum di daerah yang menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan kebijakan umum yang ditetapkan oleh Bupati ; d. Melaksanakan kerjasama dengan Instansi dan Organisasi lain yang menyangkut bidang ketenteraman, ketertiban, Penyidikan Pegawai Negeri Sipil dan Aparatur lainnya ; e. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan bidang tugasnya. Paragraf Kedua Sub Bagian Tata Usaha Pasal 12 (1) Sub Bagian Tata Usaha adalah unsur pembantu Kepala Satuan Polisi Pamong Praja dibidang pembinaan dan pengelolaan administrasi ; (2) Sub Bagian Tata Usaha dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Satuan Polisi Pamang Praja. Pasal 13 Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan pembinaan dan pengelolaan administrasi umum, perlengkapan, keuangan, kepegawaian, penataan arsip, organisasi dan tatalaksana serta hubungan masyarakat. Pasal 14 Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana tersebut pada pasal 13, Sub Bagian Tata Usaha mempunyai fungsi : a. Pengelolaan dan pembinaan administrasi umum, kepegawaian, keuangan, perlengkapan, rumah tangga, penataan arsip dan dokumentasi ; b. Penyiapan data, informasi dan hubungan masyarakat, organisasi dan ketatalaksanaan ; c. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Satuan Polisi Pamong Praja sesuai dengan bidang tugasnya. Paragraf Ketiga Seksi Bina Program Pasal 15 (1) Seksi Bina Program adalah unsur pelaksana teknis di bidang penyusunan program ; (2) Seksi Bina Program dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Satuan Polisi Pamong Praja. Pasal 16 Seksi Bina Program mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan bimbingan dan pelayanan, petunjuk teknis penyusunan program, kegiatan ketentraman dan ketertiban umum serta pengembangan kapasitas.

Pasal 17 Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana tersebut pada pasal 16, Seksi Bina Program mempunyai fungsi: a. Pelaksanaan penyusunan program dan kegiatan, rencana strategi jangka pendek dan jangka panjang ketentraman dan ketertiban umum serta pengkajian dan evaluasi secara berkala; b. Pelaksanaan pengumpulan dan pengolahan data serta penyusunan laporan pelaksanaan program dan kegiatan ; c. Pelaksanaan pengawasan dan monitoring serta evaluasi terhadap pelaksanaan program dan kegiatan ; d. Pelaksanaan pembinaan pengembangan kapasitas yang meliputi pembinaan personil ketatalaksanaan, sarana dan prasarana kerja Satuan Polisi Pamong Praja ; e. Pelaksanaan koordinasi dengan Sub Bagian dan Seksi dalam bidang penyusunan program dan evaluasi serta pelaporan ; f. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Satuan Polisi Pamong Praja sesuai dengan bidang tugasnya. Paragraf Keempat Seksi Pembinaan Operasional Pasal 18 (1) Seksi Pembinaan Operasional adalah unsur pelaksana teknis di bidang pembinaan operasional ketenteraman dan ketertiban umum ; (2) Seksi Pembinaan Operasional dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Satuan Polisi Pamong Praja. Pasal 19 Seksi Pembinaan Operasional mempunyai tugas melakukan persiapan bahan bimbingan, pelayanan dan petunjuk teknis pembinaan operasional ketenteraman dan ketertiban umum. Pasal 20 Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada pasal 19, Seksi Pembinaan Operasional mempunyai fungsi: a. Pelaksanaan pengumpulan dan penyusunan pedoman dan petunjuk teknis operasional penertiban Qanun Daerah yang berlaku ; b. Pelaksanaan pengumpulan, persiapan dan penganalisaan informasi yang menyangkut bidang ketentraman dan ketertiban umum ; c. Pelaksanaan koordinasi pembinaan ketenteraman dan ketertiban masyarakat sesuai dengan program, pedoman dan petunjuk teknis ; d. Pemberian pelayanan pengamanan umum kepada Kepala Daerah dan tamu - tamu penting Daerah ; e. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Satuan Polisi Pamong Praja sesuai dengan bidang tugasnya.

Paragraf Kelima Seksi Penyidikan dan Penindakan Pasal 21 (1) Seksi Penyidikan dan Penindakan adalah unsur pelaksana teknis di bidang penyidikan dan penindakan pelanggaran Qanun Daerah ; (2) Seksi Penyidikan dan Penindakan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Kepala Satuan Polisi Pamong Praja. Pasal 22 Seksi Penyidikan dan Penindakan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan bimbingan dan pelayanan serta petunjuk teknis pelaksanaan penyidikan dan penindakan terhadap pelanggaran Qanun Daerah. Pasal 23 Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud pada pasal 22, Seksi Penyidikan dan Penindakan mempunyai fungsi: a. Penyiapan bahan pedoman dan petunjuk teknis administratif penyidikan dan penindakan terhadap pelanggaran Qanun Daerah yang berlaku ; b. Penyiapan bahan bimbingan dan petunjuk teknis penyuluhan terhadap ketenteraman dan ketertiban umum ; c. Pelaksanaan pengusutan dan melakukan proses penuntutan terhadap pelanggaran Qanun Daerah yang berlaku ; d. Pelaksanaan kerjasama dengan Instansi dan Organisasi terkait yang menyangkut dalam bidang penyidikan dan penindakan pelanggaran Qanun Daerah ; e. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Satuan Polisi Pamong Praja sesuai dengan bidang tugasnya. Paragraf Keenam Kelompok Jabatan Fungsional Pasal 24 Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan sebagian tugas teknis Satuan Polisi Pamong Praja sesuai dengan bidang keahlian masing-masing. Pasal 25 (1) Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana tersebut pada pasal 24, terdiri dari sejumlah tenaga terampil dalam jenjang jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahliannya ; (2) Kelompok Jabatan Fungsional dikoordinasikan oleh pemangku jabatan fungsional senior yang di usulkan oleh Kepala Satuan Polisi Pamong Praja kepada Bupati melalui Sekretariat Daerah ; (3) Jumlah Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana disebut pada ayat (1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja ;

(4) Jenis dan jenjang kelompok jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diatur dengan Peraturan Perundangundangan yang berlaku ; (5) Penetapan Polisi Pamong Praja sebagai jabatan Fungsional, dilakukan paling lambat 5 (lima) tahun sejak ditetapkannya Qanun ini. BAB IV KEPEGAWAIAN Pasal 26 (1) Kepala Satuan Polisi Pamong Praja adalah Jabatan Eselon III.a ; (2) Kepala Sub Bagian dan Kepala Seksi adalah Jabatan Eselon IV.a. Pasal 27 (1) Kepala Satuan Polisi Pamong Praja diangkat dan diberhentikan oleh Bupati atas usul Sekretaris Daerah ; (2) Kepala Sub Bagian dan Kepala Seksi diangkat dan diberhentikan oleh Sekretaris Daerah atas pelimpahan wewenang oleh Bupati. BAB V TATA KERJA Pasal 28 (1) Satuan Polisi Pamong Praja dalam melaksanakan tugas operasional dibidang penegakan, penertiban, pengamanan dan penyuluhan diselenggarakan sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundangundangan yang berlaku ; (2) Dalam melaksanakan tugas kewenanganya Kepala Satuan Polisi Pamong Praja, Kepala Sub Bagian dan Kepala Seksi serta Kelompok Jabatan Fungsional wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik dalam lingkungan masing-masing maupun antar satuan organisasi di lingkungan Satuan Polisi Pamong Praja serta dengan instansi lain di luar Satuan Polisi Pamong Praja sesuai dengan tugas pokoknya masing-masing ; (3) Setiap pimpinan satuan organisasi di lingkungan Satuan Polisi Pamong Praja bertanggung jawab memimpin, membimbing, mengawasi dan memberi petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahan dan bila terjadi penyimpangan, mengambil langkah-langkah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 29 (1) Atas dasar pertimbangan dayaguna dan hasilguna masing-masing pejabat dalam lingkungan Satuan Polisi Pamong Praja dapat mendelegasikan kewenangan - kewenangan tertentu kepada pejabat setingkat di bawahnya sesuai dengan peraturan Perundang-undangan yang berlaku ; (2) Dalam hal Kepala Satuan Polisi Pamong Praja berhalangan, Kepala Sub Bagian atau salah seorang Kepala Seksi melakukan tugas-tugas Kepala Satuan Polisi Pamong Praja sesuai dengan peraturan Perundang-undangan yang berlaku dengan memperhatikan senioritas dan kwalitasnya ;

(3) Dalam hal Kepala Sub Bagian atau Kepala Seksi berhalangan, maka salah seorang staf Sub Bagian atau staf Seksi melakukan tugas-tugas Kepala Sub Bagian atau Kepala Seksi sesuai dengan peraturan Perundang-undangan yang berlaku dengan memperhatikan senioritas dan kwalitasnya. Pasal 30 Setiap unsur pimpinan pada unit kerja wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk-petunjuk dan bertanggung jawab kepada atasan masing-masing serta menyampaikan laporan berkala tepat pada waktunya. BAB VI KERJASAMA DAN KOORDINASI Pasal 31 (1) Satuan Polisi Pamong Praja dalam melaksanakan tugasnya dapat bekerjasama dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia dan Lembaga-lembaga lain ; (2) Kerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didasarkan atas hubungan fungional, saling membantu dan saling menghormati dengan mengutamakan kepentingan umum dan memperhatikan hirarkhi dan kode etik profesi dan birokrasi. BAB VII PEMBIAYAAN Pasal 32 Segala biaya yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan Satuan Polisi Pamong Praja dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Aceh Timur dan sumber lain yang sah dan tidak mengikat. BAB VIII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 33 Dengan berlakunya Qanun ini, maka segala Peraturan Daerah dan Peraturan lainnya yang mengatur tentang Pembentukan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Aceh Timur yang bertentangan dengan Qanun ini dinyatakan tidak berlaku lagi. BAB IX KETENTUAN PENUTUP Pasal 34 (1) Penjabaran tugas pokok, fungsi dan kewenangan akan ditetapkan lebih lanjut dengan Peraturan Bupati; (2) Hal-hal yang belum diatur dalam Qanun ini, akan ditetapkan lebih lanjut dengan Peraturan Bupati, dengan memperhatikan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 35 Qanun ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Qanun ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Aceh Timur. Ditetapkan di Langsa pada tanggal 29 J u n i 2005 M 22 Jumadil Awal 1426 H Pj. BUPATI ACEH TIMUR, ttd Drs. AZMAN USMANUDDIN, MM Diundangkan di Langsa pada tanggal 2 Juli 2005 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN ACEH TIMUR ttd Drs. T. SYAHRIL. MAP Pembina Utama Madya/ Nip. 010 081 358 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ACEH TIMUR TAHUN 2005 NOMOR 11 SERI D NOMOR 10

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI DAN Lampiran QANUN KABUPATEN ACEH TIMUR TATAKERJA SATUAN POLISI PAMONG NOMOR : 11 TAHUN 2005 PRAJA KAB. ACEH TIMUR.- - - - - - - - - TANGGAL : 29 Juni 2005 M 22 Jumadil Awal 1426 H K E P A L A KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SUB BAGIAN TATA USAHA S E K S I BINA PROGRAM S E K S I PEMBINAAN OPERASIONAL S E K S I PENYIDIKAN DAN PENINDAKAN Pj. BUPATI ACEH TIMUR, ttd Drs. AZMAN USMANUDDIN, MM