KLINIK HUKUM ANTI KORUPSI FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS UDAYANA

dokumen-dokumen yang mirip
SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) KLINIK HUKUM PERANCANGAN KONTRAK (CONTRACT DRAFTING LAW CLINIC) FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS UDAYANA

KLINIK HUKUM PERDATA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS UDAYANA

S I L A B I A. IDENTITAS MATA KULIAH NAMA MATA KULIAH : HUKUM PIDANA KHUSUS STATUS MATA KULIAH : LOKAL WAJIB KODE MATA KULIAH : JUMLAH SKS : 2

GARIS-GARIS BESAR PERKULIAHAN (GBPP)

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP ANAK YANG BERKONFLIK DENGAN HUKUM MELALUI DIVERSI DALAM SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK PRASYARAT GELAR

perundang-undangan tentang pemberantasan tindak pidana korupsi serta tugas dan wewenang Kejaksaan, maka dapat disimpulkan bahwa:

Klinik Hukum Perancangan Peraturan Daerah

IMPLEMENTASI PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEKERJA ANAK (CHILD LABOR) PADA USAHA AIR MINUM ISI ULANG TIRTHA SEMADHI DENPASAR UTARA

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dipaparkan pada

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Sebagaimana tertulis dalam rumusan masalah, akhirnya penulis

KLINIK HUKUM LINGKUNGAN FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS UDAYANA

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KARYAWAN BANK SEBAGAI PIHAK YANG TERAFILIASI TERKAIT DILAKUKANNYA MERGER BANK PADA P.T.

Keywords: Financial loss of countries, corruption, acquittal, policy, prosecutor

KEBIJAKAN HUKUM PIDANA MENGENAI SIFAT MELAWAN HUKUM MATERIAL DALAM PERSPEKTIF TINDAK PIDANA KORUPSI PASCA PUTUSAN MAHKAMAH KOSNSTITUSI NOMOR :

PENERAPAN SANKSI TERHADAP TINDAK PIDANA PENCURIAN DENGAN CARA PEMBOBOLANATM DI WILAYAH HUKUM PENGADILAN NEGERI DENPASAR

DAFTAR PUSTAKA. Bakhri, Syaiful, 2009, Hukum Pembuktian Dalam Praktik Peradilan Pidana, Cetakan I, P3IH FH UMJ dan Total Media, Yogyakarta.

KEDUDUKAN ALAT BUKTI DOKUMEN ELEKTRONIK SEBAGAI SISTEM PEMBUKTIAN DALAM HUKUM ACARA PERDATA DITINJAU DARI UNDANG UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008

PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP GOOD GOVERNANCE DALAM PELAYANAN PUBLIK PADA PEMERINTAH KOTA DENPASAR

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas diatas, maka dapat dikemukakan

DAFTAR PUSTAKA. Adji, Indriyanto Seno. Korupsi dan Hukum Pidana. Jakarta : Kantor Pengacara & Konsultasi Hukum Prof. Oemar Seno Adji, SH&Rekan, 2001.

Makalah Daluwarsa Penuntutan (Hukum Pidana) BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. menyatu dengan penyelenggarakan pemerintahan Negara 2. Tidak hanya di

DAFTAR PUSTAKA. A. Buku-buku Sianturi, S.R., 1996, Asas-asas Hukum Pidana di Indonesia dan Penerapannya, Jakarta: Alumni Ahaem-Patahaem.

DASAR HUKUM PERTIMBANGAN JAKSA DALAM MELAKUKAN PRAPENUNTUTAN DI KEJAKSAAN NEGERI MEDAN

KONFLIK KEWENANGAN ANTARA POLRI DAN KPK DALAM PENYIDIKAN KASUS KORUPSI SIMULATOR SIM DITINJAU DARI PRINSIP BERLAKUNYA PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN YANG MENGKONSUMSI MAKANAN KADALUWARSA

TINJAUAN YURIDIS PERANAN BUKTI FORENSIK DAN LAPORAN INTELEJEN PADA TAHAP PENYIDIKAN TINDAK PIDANA TERORISME DI KOTA MEDAN (STUDI DI POLRESTA MEDAN)

BAB III PENUTUP. Berdasarkan analisa kasus diatas dapat disimpulkan bahwa ada. keterkaitan antara jumlah kerugian negara dengan berat ringannya pidana

KATA PENGANTAR. rahmat dan karunia-nya skripsi yang berjudul Peranan Awig-Awig Sebagai

KEWENANGAN KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI (KPK) DALAM UPAYA PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI DI INDONESIA

LAPORAN AKHIR HIBAH PENELITIAN UNGGULAN UDAYANA

1. ANALISIS KOMPETENSI

SKRIPSI PERANAN TEKNIK UNDERCOVER BUY DALAM PENGUNGKAPAN TINDAK PIDANA NARKOTIKA (STUDI DI POLRESTA DENPASAR) I PUTU WISNU NUGRAHA NIM.

BAB III PENUTUP. bersifat yuridis adalah pertimbangan yang didasarkan pada fakta - fakta yang

I. PENDAHULUAN. kemajuan dalam kehidupan masyarakat, selain itu dapat mengakibatkan perubahan kondisi sosial

PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN SEWA MENYEWA KAMAR RUMAH KOST DI KECAMATAN KUTA

PELANGGARAN ASAS-ASAS HUKUM HUMANITER DALAM SENGKETA BERSENJATA DI PALESTINA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebagaimana diuraikan dalam bab sebelumnya dapat dikemukakan kesimpulan

RENCANA PROGRAM DANKEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER/RENCANA PEMBELAJARAN/GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN &SATUAN ACARA PERKULIAHAN

PERANAN KEJAKSAAN DALAM UPAYA PENGEMBALIAN KERUGIAN KEUANGAN NEGARA DALAM TINDAK PIDANA KORUPSI (Studi kasus di Kejaksaan Negeri Singaraja)

BAB III PENUTUP. terdahulu, maka penulis menyimpulkan beberapa hal yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. Korupsi sebagai bentuk kejahatan luar biasa (extra ordenary crime) telah

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMEGANG UANG ELEKTRONIK (ELECTRONIC MONEY) PADA BANK DALAM MELAKUKAN TRANSAKSI PEMBAYARAN NON TUNAI

BAB V P E N U T U P. hasil penelitian maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENANAM MODAL ASING DALAM SENGKETA HUKUM PENANAMAN MODAL DI INDONESIA

KEWENANGAN JAKSA PENUNTUT UMUM DALAM PROSES PRA PENUNTUTAN MENURUT KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM ACARA PIDANA 1 Oleh : Richard Olongsongke 2

SANKSI PIDANA PELANGGARAN KEWAJIBAN OLEH APARATUR HUKUM DALAM SISTEM PERADILAN PIDANA ANAK DI INDONESIA 1 Oleh: Wailan N. Ransun 2

PERTANGGUNG JAWABAN PIDANA PENGANIAYAAN TERHADAP HEWAN DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN DAN KUHP

PEMBERIAN SURAT TANDA PENERIMAAN LAPORAN OLEH PIHAK KEPOLISIAN KEPADA PIHAK PELAPOR. (Studi di Polres Kota Batu) PENULISAN HUKUM

DAFTAR PUSTAKA. Abdul Kadir Muhammad, 2004, Hukum dan Penelitian Hukum, PT. Citra

BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA BAGI PEMBELI BARANG HASIL KEJAHATAN DITINJAU DARI PASAL 480 KUHP TENTANG PENADAHAN

Lex Privatum Vol. V/No. 8/Okt/2017

I. PENDAHULUAN. kali di dalam peraturan penguasa militer nomor Prt/PM-06/1957, sehingga korupsi

BAB III PENUTUP. pada bab-bab sebelumnya maka dapat dijabarkan kesimpulan sebagai berikut:

Korupsi dan Peran Serta Masyarakat dalam Upaya Penanggulangannya. Oleh : Dewi Asri Yustia. Abstrak

SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TERHADAP TUGAS DAN KEWENANGAN JAKSA DALAM MELAKSANAKAN PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan uraian analisis data dan wawancara dengan narasumber

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dapat. disimpulkan sebagai berikut:

TINJAUAN YURIDIS MENGENAI KEWENANGAN PENYIDIKAN DALAM TINDAK PIDANA KORUPSI

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

ANALISA PUTUSAN HAKIM DALAM TINDAK PIDANA PENGGELAPAN

PENCABUTAN KETERANGAN TERDAKWA DALAM BAP DI MUKA SIDANG PENGADILAN (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI DENPASAR)

WEWENANG KEPOLISIAN DALAM PROSES PENYIDIKAN TINDAK PIDANA KORUPSI DI POLDA BALI

BAB III PENUTUP. maka penulis menarik kesimpulan sebagai berikut :

PRAKTEK PERADILAN PIDANA Kode Mata Kuliah : MI 020

KONSEKUENSI RANCANGAN UNDANG-UNDANG INISIATIF DEWAN PERWAKILAN RAKYAT YANG TIDAK MENDAPAT PENGESAHAN DARI PRESIDEN

LAPORAN PENELITIAN ANALISA YURIDIS TERHADAP TINDAKAN TANGKAP TANGAN PELAKU DUGAAN TINDAK PIDANA GRATIFIKASI

BAB IV PENUTUP. A. Simpulan

ALHAMDULILLAH, PENUNTUT UMUM MENYETUJUI PENDAPAT TERDAKWA

I. PENDAHULUAN. Tindak pidana korupsi merupakan salah satu kejahatan yang merusak moral

BAB III PENUTUP. pidana pembunuhan berencana yang menggunakan racun, yaitu: b. Jaksa Penuntut Umum membuat surat dakwaan yang merupakan dasar

ANALISIS HUKUM PIDANA HAK IMUNITAS ADVOKAT DALAM MELAKSANAKAN PROFESINYA SEBAGAI PENEGAK HUKUM DI INDONESIA SKRIPSI. Oleh :

I. PENDAHULUAN. transparan dan dapat dipertanggungjawabkan. Kemampuan ini tentunya sangat

SKRIPSI PENEGAKKAN PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 26 TAHUN 2001 TENTANG PENYELENGGARAAN PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR

MADE GEDE JUSTAM WIDHYATMA NIM.081

SKRIPSI PENYIDIKAN DENGAN CARA KONFRONTASI OLEH PENYIDIK KEPOLISIAN MENURUT UU RI NO. 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN O L E H :

KEKUATAN HUKUM AKTA NOTARIS BERKENAAN DENGAN PENANDATANGANAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM (RUPS) PERSEROAN TERBATAS MELALUI MEDIA TELEKONFERENSI

DAFTAR PUSTAKA. Admasasmita Romli, Sistem Peradilan Pidana Kontemporer. Jakarta: Kencana

SKRIPSI PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA KORUPSI DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DANA DESA DI BALI

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA BAGI TUKANG GIGI KARENA KELALAIAN DALAM MELAKUKAN PEKERJAANNYA DITINJAU DARI KITAB UNDANG- UNDANG HUKUM PIDANA

PENYIDIKAN TERHADAP ANGGOTA POLRI YANG MELAKUKAN TINDAK PIDANA MENURUT PP Nomor 3 Tahun 2003 (Studi di Polres Batu) PENULISAN HUKUM/SKRIPSI

SILABI A. IDENTITAS MATA KULIAH

BAB I PENDAHULUAN. Tindak pidana korupsi merupakan kejahatan luar biasa (extra ordinary crimes),

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 8/PUU-XVI/2018 Tindakan Advokat Merintangi Penyidikan, Penuntutan, dan Pemeriksaan di Sidang Pengadilan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap manusia yang ada di muka bumi ini. Maka dalam. membicarakan hukum tidak dapat lepas dari membicarakan tentang

SKRIPSI PENGATURAN ASAS REBUS SIC STANTIBUS

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan analisis pembahasan, hasil penelitian yang penulis

BAB III PENUTUP. menyimpulkan mengenai Penerapan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor

1. ANALISIS KOMPETENSI

BAB III PENUTUP. Berdasarkan pembahasan diatas Pembuktian Cyber Crime Dalam. di dunia maya adalah : oleh terdakwa.

BAB III PENUTUP. (Berita Acara Pelaksanaan Putusan Hakim) yang isinya. dalam amar putusan Hakim.

BAB II MEKANISME PENETAPAN STATUS TERSANGKA TINDAK PIDANA KORUPSI OLEH KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI (KPK)

DAFTAR PUSTAKA. Adami Chazawi, 2008, Hukum Pembuktian Tindak Pidana Korupsi, Bandung, Alumni,

BAB I PENDAHULUAN. kepada Bishop Mabadell Creighton menulis sebuah ungkapan yang. menghubungkan antara korupsi dengan kekuasaan, yakni: power tends

Lex Privatum, Vol. IV/No. 3/Mar/2016. PENYITAAN SEBAGAI OBJEK PRAPERADILAN 1 Oleh: Arif Salasa 2

PERLINDUNGAN HUKUM ATAS HAK TERHADAP TERSANGKA DI TINGKAT PENYIDIKAN OLEH KEPOLISIAN

URGENSI PENERBITAN SURAT PERINTAH PENGHENTIAN PENYIDIKAN (SP3) OLEH KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI DALAM PERKARA TINDAK PIDANA KORUPSI DI INDONESIA

PENGARUH PASAL 2 UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1974 TENTANG PENERTIBAN PERJUDIAN TERHADAP PRAKTIK PERJUDIAN PENULISAN HUKUM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara berkembang yang dari waktu ke waktu

Transkripsi:

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP) KLINIK HUKUM ANTI KORUPSI FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS UDAYANA PROF. DR. I KETUT RAI SETIABUDHI, SH. MS DR. I GST KETUT ARIAWAN, SH. MH DR. GDE ARTHA, SH. MH WAYAN SUARDANA, SH. MH I GST AA DIKE WIDHIYAASTUTI, SH. MH I MADE WALESA PUTRA, SH. MKN PUTU RASMADHI ARSA PUTRA, SH. MH MADE DIAH SEKAR MAYANG SARI, SH. MH DEWA GEDE DANA SUGAMA, SH. MH Didukung oleh : E2J-The Asia Foundation-USAID DENPASAR BALI 2015

KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat rahmat-nya akhirnya Tim Pengajar Klinik Hukum Anti Korupsi dapat menyelesaikan penyusunan SAP Klinik Hukum Anti Korupsi. Penyusunan SAP ini bertujuan untuk memberikan bimbingan keilmuan dasar bagi mahasiswa Klinik Hukum Anti Korupsi. Secara garis besar SAP ini memuat materi-materi dasar tentang korupsi, tindak pidana korupsi dan peradilan tindak pidana korupsi. Materi-materi dasar ini merupakan bagian dari planning component yang akan memberikan dasar-dasar teoritis kepada mahasiswa dalam melakukan experiential component sehingga nantinya mahasiswa diharapkan mampu menerapkan ilmu yang diperolehnya dalam praktik ex house clinic maupun in house clinic. Harapan kami, Mahasiswa Klinik Hukum Anti Korupsi akan dapat mengembangkan pengetahuannya tentang Anti Korupsi dengan memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa sosialisasi Anti Korupsi. Melalui sosialisasi Anti Korupsi ini diharapkan akan tercipta suatu keadilan sosial bagi seluruh masyarakat bangsa Indonesia. SAP Klinik Hukum Anti Korupsi tidak akan tersusun tanpa adanya dukungan dari para pihak yang telah turut membantu. Oleh karena itu kami ingin menyampaikan terimakasih kepada: 1. Mrs. Kala M. Finn selaku E2J Chief of Party 2. Prof.Tomy Suryo Utomo, SH., LLM, PHD selaku CLE Expert of E2J 3. Manajemen E2J dan The Asia Foundation dan USAID 4. Prof. Dr. I Gusti Ngurah Wairocana, SH. MH selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Udayana beserta Bapak I Ketut Sudiarta, SH. MH selaku PD 1 Fakultas Hukum Universitas Udayana Akhir kata, kami menyadari bahwa SAP Klinik Hukum Anti Korupsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu segala bentuk kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan demi untuk pengembangan ilmu pengetahuan Anti Korupsi dan juga proses pembelajaran Klinik Hukum Anti Korupsi di masa yang akan datang. Denpasar, 30 Mei 2015 TIM PENYUSUN

SATUAN ACARA PERKULIAHAN 4. PERTEMUAN KE 1 (satu) 5. INDIKATOR PENCAPAIAN Mahasiswa dapat memahami, menjelaskan, mencirikan, mengkategorikan, dan mengemukakan konsep CLE, Tujuan CLE, karakteristik CLE, Pendekatan Social Justice dalam CLE dan perbedaannya dg mata kuliah praktek lainnya, modelmodel CLE serta kode etik CLE 6. MATERI POKOK Pendahuluan, Konsep CLE atau Pendidikan Klinik Hukum, Tujuan CLE, Karakteristik CLE, Pendekatan Social Justice dalam CLE, Perbedaan Mata Kuliah Klinik Hukum Anti Korupsi dengan Mata Kuliah Praktek Lain, Modelmodel CLE dan Kode Etik CLE 7. PENGALAMAN BELAJAR Mempelajari konsep CLE atau Klinik hukum berbasis pendidikan hukum, Tujuan Pendidikan Klinik, Karakteristik Klinik Hukum, Pendekatan Social Justice dalam CLE, perbedaannya dengan mata kuliah praktek, model-model pelaksanaan klinik dan etika klinik TAHAPAN KEGIATAN DOSEN KEGIATAN MAHASISWA PERANGKAT DAN Pembukaan Menyampaikan Silabus, SAP, SOP Melihat, mendengar Klinik Hukum Anti Korupsi penjelasan dan mencatat 1. Mengulas tentang Konsep CLE atau Pendidikan Klinik Hukum, Tujuan CLE, Karakteristik CLE< Pendekatan Social Justice dalam CLE, Perbedaan Mata Kuliah Klinik Hukum Anti Korupsi dengan mata kuliah praktek lainnya, model-model CLE dan kode etik CLE 2. Memotivasi mahasiswa dalam mewujudkan pelaksanaan Klinik Hukum Anti Korupsi agar interaktif. Penutup Merangkum pokok bahasan, memberikan evaluasi. Mendengar, mencatat dan berdiskusi tanya jawab Menyimak, mengajukan pertanyaan dan pendapat, menjawab pertanyaan evaluasi 1. Klinik Manual 2. Buku Ajar Klinik Hukum Anti Korupsi Bahan ajar Klinik Hk Anti Korupsi, SAP, Silabus. Media belajar : white board, LCD

SATUAN ACARA PERKULIAHAN 4. PERTEMUAN KE 2 (dua) 5. INDIKATOR PENCAPAIAN Mahasiswa dapat menjelaskan dan menguraikan pengertian korupsi dan anti korupsi, mengidentifikasi ciri dan tipologi korupsi, mengenal peraturan korupsi di Indonesia dan memahami UU Korupsi sebagai UU Khusus 6. MATERI POKOK Pendahuluan, Pengertian Korupsi dan Anti Korupsi, Ciri dan Tipologi Korupsi, 7. PENGALAMAN BELAJAR Peraturan Korupsi di Indonesia dan UU Korupsi : UU Khusus Mempelajari dan mendiskusikan tentang pengertian korupsi dan anti korupsi, ciri dan tipologi korupsi, peraturan korupsi di Indonesia dan UU Korupsi : UU Khusus TAHAPAN KEGIATAN DOSEN KEGIATAN MAHASISWA PERANGKAT DAN Pembukaan Menyampaikan Silabus, SAP, Melihat, mendengar penjelasan dan mencatat 1. Mengulas tentang korupsi secara umum, pengertian korupsi dan anti korupsi, ciri dan tipologi korupsi, peraturan korupsi di Indonesia dan UU Korupsi sebagai UU Khusus 2. Memotivasi mahasiswa berdiskusi secara interaktif reflektif dalam perkuliahan 3. Meresponsi diskusi Penutup Merangkum pokok bahasan, memberikan evaluasi. Mendengar, mencatat dan berdiskusi tanya jawab Bahan ajar Klinik Hk Anti Korupsi, SAP, Silabus. Media belajar : white board, LCD Menyimak, mengajukan pertanyaan dan pendapat, menjawab pertanyaan evaluasi 1. Moeljatno, Asas-Asas Hukum Pidana, Rineka Cipta 2. Andi Hamzah, Asas-Asas Hukum Pidana, Rineka Cipta 3. Elwi Danil, Korupsi, Konsep, Tindak Pidana dan Pemberantasannya, PT. RajaGrafindo Persada 4. KUHP 5. UU No. 31 Tahun 1999 Jo. UU No. 20 Tahun 2001 tentang Tindak Pidana Korupsi

SATUAN ACARA PERKULIAHAN 2. KODE MATA NA 6214 KULIAH 3. WAKTU 100 MENIT PERTEMUAN 4. PERTEMUAN KE 3 (tiga) 5. INDIKATOR PENCAPAIAN Mahasiswa mampu mendeskripsikan tentang peradilan tipikor, prinsip-prinsip umum peradilan tipikor dan hukum acara dalam peradilan tipikor 6. MATERI POKOK Pengantar Eksistensi Peradilan Tipikor, Prinsip-prinsip Umum Peradilan Tipikor dan Hukum Acara Peradilan Tipikor 7. PENGALAMAN BELAJAR Mempelajari dan mendiskusikan tentang eksistensi peradilan tipikor, prinsip-prinsip umum peradilan tipikor dan Hukum Acara Peradilan Tipikor TAHAPAN KEGIATAN DOSEN KEGIATAN MAHASISWA PERANGKAT DAN Pembukaan 1. Membacakan SAP dan silabus Melihat dan mendengar, 2. Mengajukan pertanyaan review tentang menjawab review dosen korupsi Bahan ajar Klinik Hk Anti Korupsi, SAP, Silabus. 1. Memberikan ulasan umum tentang peradilan tipikor, prinsip-prinsip umum peradilan tipikor dan hukum acara peradilan tipikor Mendengar, mencatat dan berdiskusi tanya jawab, mengajukan pendapat Media belajar : white board, LCD 2. Memfasilitasi diskusi agar interaktif Penutup Merangkum pokok bahasan, memberikan evaluasi. Menyimak, mengajukan pertanyaan dan pendapat, menjawab pertanyaan evaluasi 1. Moeljatno, Asas-Asas Hukum Pidana, Rineka Cipta 2. Andi Hamzah, Asas-Asas Hukum Pidana, Rineka Cipta 3. Elwi Danil, Korupsi, Konsep, Tindak Pidana dan Pemberantasannya, PT. RajaGrafindo Persada 4. KUHP 5. UU No. 31 Tahun 1999 Jo. UU No. 20 Tahun 2001 tentang Tindak Pidana Korupsi

SATUAN ACARA PERKULIAHAN 4. PERTEMUAN KE 4 (empat) 5. INDIKATOR PENCAPAIAN Mahasiswa dapat mengidentifikasi lembaga-lembaga pemberantasan tipikor, menjelaskan dasar hukum lembaga-lembaga tipikor, menyimpulkan tentang dualism kewenangan antara lembaga-lembaga pemberantasan tipikor 6. MATERI POKOK Lembaga-Lembaga Pemberantasan Tipikor : kepolisian, kejaksaan dan lembaga independen KPK Dualisme Kewenangan antara lembaga-lembaga pemberantasan tipikor 7. PENGALAMAN BELAJAR Mendiskusikan tentang Lembaga-Lembaga Pemberantasan Tipikor : kepolisian, kejaksaan dan lembaga independen KPK mendiskusikan dan mengemukakan pendapat tentang dualisme kewenangan antara lembaga-lembaga pemberantasan korupsi TAHAPAN KEGIATAN DOSEN KEGIATAN MAHASISWA PERANGKAT DAN Pembukaan 1. Membacakan SAP dan silabus 2. Mereview pengetahuan mahasiswa 1. Memberikan ulasan Lembaga- Lembaga Pemberantasan Tipikor : kepolisian, kejaksaan dan lembaga independen KPK serta mengulas dualisme kewenangan antara lembaga-lembaga pemberantasan korupsi 2. Memfasilitasi diskusi agar interaktif Penutup Merangkum pokok bahasan, memberikan evaluasi. Melihat dan mendengar, mencatat dan menjawab review Mendengar, mencatat dan berdiskusi tanya jawab, mengajukan pendapat Bahan ajar Klinik Hk Anti Korupsi, SAP, Silabus. Media belajar : white board, LCD Menyimak, mengajukan pertanyaan dan pendapat, menjawab pertanyaan evaluasi 1. Elwi Danil, Korupsi, Konsep, Tindak Pidana dan Pemberantasannya, PT. RajaGrafindo Persada 2. Baharudin Lopa, 1989, Kejahatan Korupsi dan Penegakan Hukum, Pradnya Paramita 3. Adami Chazawi, 2006, Hukum Pembuktian Tindak Pidana Korupsi 4. Firman Wijaya, 2008, Peradilan Korupsi Teori dan Praktek, Maharani Press 5. Andi Hamzah, 2001, Korupsi di Indonesia Masalah dan Pemecahannya, Gramedia 6. KUHP 7. UU No. 31 Tahun 1999 Jo. UU No. 20 Tahun 2001 tentang Tindak Pidana Korupsi

SATUAN ACARA PERKULIAHAN 4. PERTEMUAN KE 5 (lima) 5. INDIKATOR PENCAPAIAN Mahasiswa mampu mendiskusikan dan menganalisis kode etik profesi polisi, jaksa, dan hakim serta KPK dan memberikan pendapat tentang strategi dan optimalisasi pemberantasan korupsi di Indonesia 6. MATERI POKOK Kode Etik Profesi Polisi, Jaksa, Hakim dan KPK Strategi dan Optimalisasi Pemberantasan Korupsi di Indonesia 7. PENGALAMAN BELAJAR TAHAPAN KEGIATAN DOSEN KEGIATAN MAHASISWA PERANGKAT DAN Pembukaan Penutup 1. Membacakan SAP dan silabus 2. Mereviem pengetahuan mahasiswa tentang lembaga-lembaga pemberantasan tipikor 1. Memberikan ulasan umum kode etik profesi secara umum 2. Memfasilitasi diskusi tentang kode etik profesi polisi, jaksa, hakim dan KPK dengan metode PBL 3. Memfasilitasi diskusi tentang strategi dan optimalisasi pemberantasan korupsi di Indonesia Merangkum pokok bahasan, memberikan evaluasi. Melihat dan mendengar, mencatat serta menjawab Mendengar, mencatat dan berdiskusi tanya jawab, mengajukan pendapat Bahan ajar Klinik Hk Anti Korupsi, SAP, Silabus. Media belajar : white board, LCD Menyimak, mengajukan pertanyaan dan pendapat, menjawab pertanyaan evaluasi 1. Darwan Prinst, 2002, Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung 2. Syaiful Ahmad Dinar & Syarif Fadillah Chaerudin, 2008, Strategi Pencegahan dan Penegakan Hukum Tindak Pidana Korupsi, Refika Aditama, Bandung 3. Deni Setiawan, 2008, KPK memburu Koruptor, Pustaka Timur, Jakarta 4. Diana Napitupulu, 2010, KPK in Action, Raih Asa Sukses, Jakarta 5. Ermansyah Djaja, 2009, Memberantas Korupsi bersama KPK 6. Andi Hamzah, 2001, Analisis dan Evaluasi Hukum Tentang Wewenang Kepolisian dan Kejaksaaan Di bidang Penyidikan 7. O.C Kaligis, 2006, Pengawasan Terhadap Jaksa selaku Penyidik Tindak Pidana Khusus dalam Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, Alumni, Bandung 8. KUHP 9. KUHAP 10. UU No. 31 Tahun 1999 Jo. UU No. 20 Tahun 2001 tentang Tindak Pidana Korupsi 11. Kode Etik Polisi

12. Kode Etik Jaksa 13. Kode Etik Hakim 14. Kode Etik KPK

SATUAN ACARA PERKULIAHAN 4. PERTEMUAN KE 6 (enam) 5. INDIKATOR PENCAPAIAN Mahasiswa mampu mendiskusikan, merembugkan dan menganalisis serta memecahkan kasus-kasus Korupsi di Indonesia 6. MATERI POKOK Kasus-kasus tindak pidana korupsi di Indonesia 7. PENGALAMAN BELAJAR Melatih kemampuan mahasiswa mendiskusikan, merembugkan, menganalisis dan memecahkan kasus-kasus korupsi di Indonesia TAHAPAN KEGIATAN DOSEN KEGIATAN MAHASISWA PERANGKAT DAN Pembukaan 1. Membacakan SAP dan silabus Melihat dan mendengar 1. Memberikan ulasan umum tentang kasus-kasus korupsi di Indonesia 2. Memfasilitasi diskusi tentang kasus-kasus korupsi di Indonesia dengan metode PBL Membaca, menganalisa, mendiskusikan Penutup Memberikan evaluasi Menyimak, mengajukan pertanyaan Bahan ajar Klinik Hk Anti Korupsi, SAP, Silabus. Media belajar : white board, LCD, ruang moot court dan pendapat, menjawab pertanyaan evaluasi 1. KUHP 2. KUHAP 3. UU No. 31 Tahun 1999 Jo. UU No. 20 Tahun 2001 tentang Tindak Pidana Korupsi 4. Literature bebas terkait

SATUAN ACARA PERKULIAHAN EXPERIENTIAL COMPONENT 4. PERTEMUAN KE 7 (tujuh) 5. INDIKATOR PENCAPAIAN Mahasiswa mampu menceritakan, menganalisis dan mendiskusikan proses dan mekanisme pemeriksaan pendahuluan di Peengadilan Tipikor 6. MATERI POKOK Proses dan mekanisme pemeriksaan pendahuluan dalam pengadilan tipikor 7. PENGALAMAN BELAJAR Mahasiswa mengamati dan menganalisis proses dan mekanisme pemeriksaaan pendahuluan di Pengadilan Tipikor TAHAPAN KEGIATAN DOSEN KEGIATAN MAHASISWA PERANGKAT DAN Pembukaan Membacakan SAP dan silabus Melihat dan mendengar Bahan ajar Klinik Hk Anti Korupsi, SAP, Silabus. Media belajar : white board, LCD, ruang moot court Proses dan mekanisme mendengar, mengamati, pemeriksaan pendahuluan menganalisa, mencatat, dan dalam pengadilan tipikor menyusun laporan Penutup Memberikan evaluasi Menyimak, mengajukan pertanyaan dan pendapat, menjawab pertanyaan evaluasi Bebas, disarankan lebih mengacu pada pencapaian hasil akhir riset observasi

SATUAN ACARA PENGAJARAN EXPERIENTIAL COMPONENT 4. PERTEMUAN KE 8 (delapan) 5. INDIKATOR PENCAPAIAN Mahasiswa mampu menceritakan dan menyusun surat dakwaan, berkas penuntutan, dan eksepsi di Pengadilan Tipikor 6. MATERI POKOK Proses dan mekanisme surat dakwaan, penuntutan, eksepsi dalam pengadilan tipikor 7. PENGALAMAN BELAJAR Mahasiswa mengamati, menganalisis proses penuntutan, surat dakwaan, eksepsi dalam pengadilan tipikor TAHAPAN KEGIATAN DOSEN KEGIATAN MAHASISWA PERANGKAT DAN Pembukaan Membacakan SAP dan silabus Melihat dan mendengar serta mencatat Proses dan mekanisme surat mendengar, mengamati, dakwaan, penuntutan, eksepsi dalam pengadilan tipikor mencatat, mendiskusikan di pengadilan tipikor Penutup Memberikan evaluasi Melaporkan hasil, menyimak, mengajukan pertanyaan dan pendapat, menjawab pertanyaan evaluasi Bebas Bahan ajar, SAP, Silabus Media Belajar : White board, LCD, Praktek lapangan

SATUAN ACARA PENGAJARAN EXPERIENTIAL COMPONENT 4. PERTEMUAN KE 9 (Sembilan) 5. INDIKATOR PENCAPAIAN Mahasiswa mampu mendiskusikan proses pemeriksaan saksi dan saksi ahli, keterangan terdakwa dan pembuktian di Pengadilan Tipikor 6. MATERI POKOK Proses pemeriksaan saksi dan saksi ahli, keterangan terdakwa dan pembuktian 7. PENGALAMAN BELAJAR Mahasiswa mendiskusikan proses pemeriksaan saksi dan saksi ahli, keterangan terdakwa dan pembuktian di Pengadilan Tipikor TAHAPAN KEGIATAN DOSEN KEGIATAN MAHASISWA PERANGKAT DAN Pembukaan 1. Membacakan SAP dan silabus 2. Mengulas Proses pemeriksaan saksi, saksi ahli, keterangan terdakwa dan pembuktian Melihat dan mendengar serta mencatat Bahan ajar, SAP, Silabus Media Belajar : White board, LCD, Praktek lapangan Proses pemeriksaan saksi dan saksi ahli, keterangan terdakwa dan pembuktian mendengar, mengamati, menganalisa dan mencatat di pengadilan tipikor Penutup Memberikan evaluasi Melaporkan hasil, menyimak, mengajukan pertanyaan dan pendapat, menjawab pertanyaan evaluasi Bebas

SATUAN ACARA PENGAJARAN EXPERIENTIAL COMPONENT 4. PERTEMUAN KE 10 (sepuluh) 5. INDIKATOR PENCAPAIAN Mahasiswa mampu mendiskusikan proses penuntutan, pledoi, replik/duplik, simpulan dan menyusun penuntutan, pledooi, replik-duplik dan simpulan di Pengadilan Tipikor 6. MATERI POKOK Proses penuntutan dan pidana, pledoi, replik/duplik, simpulan 7. PENGALAMAN BELAJAR Mahasiswa mengamati dan mendiskusikan proses penuntutan, pledoi, replik/duplik, simpulan di Pengadilan Tipikor TAHAPAN KEGIATAN DOSEN KEGIATAN MAHASISWA PERANGKAT DAN Pembukaan 1. Membacakan SAP dan silabus 2. Mengulas Proses pemeriksaan di pengadilan dan Proses putusan pengadilan Proses penuntutan dan pidana, pledoi, replik/duplik, simpulan Melihat dan mendengar serta mencatat mengamati dan mendengarkan di Pengadilan tipikor dan menyusun Bahan ajar, SAP, Silabus Media Belajar : White board, LCD, Praktek lapangan Penutup Memberikan evaluasi Melaporkan hasil, menyimak, mengajukan pertanyaan dan pendapat, menjawab pertanyaan evaluasi Bebas

SATUAN ACARA PENGAJARAN EXPERIENTIAL COMPONENT 4. PERTEMUAN KE 11 (sebelas) 5. INDIKATOR PENCAPAIAN Mahasiswa mampu menganalisis dan membentuk pendapat, merembukkan proses putusan, upaya hukum biasa dan luar biasa di Pengadilan Tipikor 6. MATERI POKOK Proses putusan, upaya hukum biasa dan luar biasa 7. PENGALAMAN BELAJAR Mahasiswa melatih kemampuan analisis dan evaluasi terhadap proses putusan, upaya hukum biasa dan luar biasa di Pengadilan Tipikor TAHAPAN KEGIATAN DOSEN KEGIATAN MAHASISWA PERANGKAT DAN Pembukaan 1. Membacakan SAP dan silabus Proses putusan, upaya hukum biasa dan luar biasa Melihat dan mendengar serta mencatat mengamati dan menyaksikan proses putusan di Pengadilan Tipikor Bahan ajar, SAP, Silabus Media Belajar : White board, LCD Penutup Memberikan evaluasi Melaporkan hasil, menyimak, mengajukan pertanyaan dan pendapat, menjawab pertanyaan evaluasi Bebas

SATUAN ACARA PENGAJARAN REFLECTION COMPONENT 4. PERTEMUAN KE 12 (dua belas) 5. INDIKATOR PENCAPAIAN Mahasiswa mampu praktik menulis laporan hasil riset dan observasi proses penanganan kasus tindak pidana korupsi di Kepolisian (evaluasi refleksi) 6. MATERI POKOK Membuat mempraktekkan menulis laporan hasil riset dan observasi dlam penanganan kasus tindak pidana korupsi di Kepolisian 7. PENGALAMAN BELAJAR Mempelajari tentang Teknik menulis laporan hasil observasi Proses pnanganan kasus di kepolisian,kejaksaan Praktek menulis laporan hasil reset dan observasi di kantor polisi, dan kejaksaan TAHAPAN KEGIATAN DOSEN KEGIATAN MAHASISWA PERANGKAT DAN Pembukaan 1. Membacakan SAP dan silabus Melihat dan mendengar serta mencatat Bahan ajar, SAP, Silabus 2. Menerangkan aturan riset observasi Media Belajar : White board, LCD, Masyarakat Membuat mempraktekkan menulis laporan hasil riset dan observasi di Kepolisian (evaluasi refleksi Melaksanakan riset observasi di Kepolisian Penutup Memberikan evaluasi Melaporkan hasil, menyimak, mengajukan pertanyaan dan pendapat, menjawab pertanyaan evaluasi Bebas

SATUAN ACARA PENGAJARAN REFLECTION COMPONENT 4. PERTEMUAN KE 13 ( tiga belas) 5. INDIKATOR PENCAPAIAN Mahasiswa mampu menceritakan, mendeskripsikan dan mengevaluasi serta menyimpulkan pelaksanaan Experiential Component Di Pengadilan Tipikor 6. MATERI POKOK Hasil Pembelajaran Mahasiswa dalam Experiential Component di Pengadilan Tipikor, Hambatan dan Kendala 7. PENGALAMAN BELAJAR Mahasiswa melatih diri mengevaluasi, menceritakan atau mendeskripsikan serta membuat kesimpulan tentang pelaksanaan Experiential Component di Pengadilan Tipikor TAHAPAN KEGIATAN DOSEN KEGIATAN MAHASISWA PERANGKAT DAN Pembukaan 1. Membacakan SAP dan silabus Melihat dan 2. Menerangkan mekanisme mendengar serta refleksi dan evaluasi mencatat 1. Bertanya tentang pengetahuan yang diperoleh mahasiswa selama melaksanakan experiential component di Pengadilan Tipikor 2. Mengevaluasi Melaporkan hasil experiential component selama di Pengadilan Tipikor menjawab evaluasi dan refleksi dosen Bahan ajar, SAP, Silabus Media Belajar : White board, LCD, Masyarakat Penutup Memberikan evaluasi Melaporkan hasil, menyimak, mengajukan pertanyaan dan pendapat, menjawab pertanyaan evaluasi Bebas