III. METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dokumen-dokumen yang mirip
METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November Proses ekstraksi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental laboratorium. dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) atau completely randomized

III. METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) atau completely randomized design yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental laboratorik dengan

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan konsentrasi

III. METODE PENELITIAN. Desain Penelitian pada penelitian ini adalah eksperimental dengan

III. METODE PENELITIAN. menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Syaratnya adalah hanya ada

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian pada penelitian ini adalah eksperimental dengan

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan konsentrasi

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi Fakultas

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan September - Oktober 2014 di

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan konsentrasi ekstrak daun

III. METODE PENELITIAN. menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL ). Perlakuan yang diberikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimental dengan

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan konsentrasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian daya tolak ekstrak daun pandan wangi (P. amaryllifolius) terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan menggunakan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian penentuan daya tolak ekstrak daun sirih (Piper bettle L.) terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian RAL (Rancangan Acak Lengkap), dengan 7 perlakuan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan September 2012

Universitas Lampung. Abstrak. Larvacide Effects of Leaf Extract Aloe vera (Aloe vera) Against Third Instar larva of Aedes aegypti.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitan the post test only control group design. 1) Larva Aedes aegypti L. sehat yang telah mencapai instar III

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian the post test only control group design. Yogyakarta pada tanggal 21 Desember Januari 2016.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Juli 2013.

BAB III METODE PENELITIAN

UJI EFEKTIVITAS FRAKSI N-HEKSANA EKSTRAK BATANG KECOMBRANG (Etlingera elatior) SEBAGAI LARVASIDA TERHADAP LARVA INSTAR III Aedes aegypti

BAB III METODE PENELITIAN

I. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari-Mei 2014 di Laboratorium. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Komponen Bioaktif, Jurusan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. post test only controlled group design. Reservoir Penyakit (B2P2VRP) Salatiga, Jawa Tengah.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zoologi, Jurusan Biologi, FMIPA

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari - Februari 2014 bertempat di

III. METODE PENELITIAN. Molekuler dan Laboratorium Botani Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Hama Jurusan Proteksi Tanaman

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini berbentuk eksperimen semu (Quasi ekspperiment) yaitu meneliti

BAB III METODE PENELITIAN. (BALITTAS) Karangploso Malang pada bulan Maret sampai Mei 2014.

BAB III METODA PENELITIAN. pengaruh ekstrak daun pepaya (Carica papaya) dalam menghambat proses

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Laboratorium Farmasetika Program

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang beriklim tropis, dimana negara

Universitas Lampung ABSTRAK. Efektivitas Pemberian Ekstrak Ethanol 70% Akar Kecombrang (Etlingera elatior)

METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan Pengadaan dan Pemeliharaan Nyamuk Aedes aegypti Pemeliharaan Nyamuk Aedes aegypti

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan dan

EFFECTIVENESS OF THE PEPAYA LEAF (Carica papaya Linn)ETHANOL EXTRACT AS LARVACIDE FOR AEDES AEGYPTI INSTAR III

III. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Penelitian evaluasi ketahanan beberapa aksesi bunga matahari (Halianthus

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Lokasi dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PERCOBAAN. Kelompok (RAK) Faktorial dengan 2 faktor perlakuan, yaitu perlakuan jenis

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Acak Lengkap (RAL) yang disusun secara faktorial terdiri dari 2 faktor dengan 3

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian dengan pemberian ekstrak daun pepaya (Carica papaya L.)

PENGARUH EKSTRAK ETANOL CABAI MERAH

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini akan dilaksanakan di Rumah Kasa Sentral Pengembangan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biocontrol, Divisi Research and

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only

Keywords: Aedes aegypti, binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis), larvasida

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen, karena

BAHAN DAN METODE Lokasi Pengambilan Sampel

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari Maret 2017 di

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium Proteksi Tanaman dan di Green

BAB III METODE PENELITIAN. atau percobaan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan 4. A1 = Daun Tembelekan Konsentrasi 3%

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan menggunakan rancangan penelitian Post Test. Randomized Control Group Design.

BAB III METODE PENELITIAN. Lengkap (RAL) yang terdiri atas kontrol positif dan lima perlakuan variasi

Uji Toksisitas Potensi Insektisida Nabati Ekstrak Kulit Batang Rhizophora mucronata terhadap Larva Spodoptera litura

Keterangan : Yijk = H + tti + Pj + (ap)ij + Sijk. Sijk

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Entomologi Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat (BALITTAS) Karangploso,

EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN RAMBUTAN (Nephelium lappaceum L.)TERHADAP KEMATIAN LARVA NYAMUK Aedes aegypti INSTAR III

III. BAIIAN DAN METODE

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Proteksi Fakultas Pertanian

BAB III METODE PENELITIAN. faktorial yang terdiri dari dua faktor dengan 4 kali ulangan. Faktor pertama adalah

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan pada bulan Mei-Juni 2016 di Laboratorium Proteksi

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental laboratoris post test with control group design. 1. Populasi : Mahasiswa Pendidikan Dokter Angkatan 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pengambilan sampel buah Debregeasia longifolia dilakukan di Gunung

BAB III METODE PENELITIAN

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. ayam broiler berumur hari dengan bobot badan 1,0-1,3 kg. berasal dari pedagang sayur pasar Cileunyi.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni hingga Juli 2015 di Laboratorium

METODE PENELITIAN. test design. Pretest adalah pengukuran kadar kolesterol total darah

BAHAN DAN METODE. Pestisida, Medan Sumut dan Laboratorium Fakultas Pertanian Universitas Medan

I. PENDAHULUAN. Demam berdarah dengue (DBD) merupakan penyakit menular yang. disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh vektor nyamuk betina

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan November Februari 2017, di

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan Universitas Diponegoro, Semarang untuk pembuatan

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tanaman dan Laboratorium

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai dari Juni 2013 sampai dengan Agustus 2013.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. motilitas spermatozoa terhadap hewan coba dilaksanakan di rumah hewan,

3 MATERI DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Nyamuk Uji 3.3 Metode Penelitian

UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN PANDAN WANGI (Pandanus amarylifolius) SEBAGAI LARVASIDA TERHADAP LARVA Aedes aegypti

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

III. METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). B. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian efek ekstrak daun lidah buaya (Aloe vera) sebagai larvasida terhadap larva Aedes aegypti instar III dilaksanakan pada bulan November 2012. Pembuatan ekstrak daun lidah buaya dilaksanakan di Laboratorium MIPA Kimia Universitas Lampung, dan pelaksanaan uji efektivitas dilaksanakan di Laboratorium Parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. C. Alat dan Bahan Penelitian 1. Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Alat untuk Preparasi Bahan Uji

28 1) Nampan plastik ukuran 30 x 15 cm untuk tempat memelihara larva 2) Kain kasa untuk memisahkan larva dengan air 3) Gelas plastik ukuran + 400 ml untuk tempat meletakkan larva uji 4) Sangkar nyamuk untuk meletakkan gelas tersebut pada waktu dilakukan uji b. Alat untuk membuat ekstrak daun lidah buaya 1) Timbangan untuk menimbang daun Lidah buaya (Aloe vera) yang diperlukan 2) Oven untuk mengeringkan daun Lidah buaya (Aloe vera) 3) Blender untuk menghaluskan daun Lidah buaya (Aloe vera) 4) Saringan untuk mengayak daun Lidah buaya (Aloe vera) sehingga dihasilkan serbuk daun Lidah buaya(aloe vera) kering 5) Baskom sebagai tempat atau wadah untuk merendam serbuk dengan etanol 96% sebagai pelarut 6) Toples sebagai wadah penyimpan hasil ekstrak daun Lidah buaya (Aloe vera) c. Alat untuk Uji efektifitas 1) Gelas ukur 250ml untuk mengukur jumlah air yang diperlukan 2) Batang pengaduk untuk mengetahui jumlah larva yang mati 3) Pipet larva untuk mengambil larva 4) Pipet tetes untuk mengambil ekstrak daun Lidah buaya 5) Kasa nilon untuk menutup gelas pertumbuhan larva

29 2. Bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun lidah buaya sebanyak 4 kg yang dikeringkan menggunakan oven kemudian diblender untuk dijadikan serbuk, etanol 96% sebagai pelarut saat pembuatan stock ekstrak, dan aquadest 100 ml sebagai pengencer stock ekstrak untuk mendapat konsentrasi yang diinginkan. Penelitian ini juga memerlukan pelet kelinci dalam bentuk padat sebagai makanan larva. Pakan berupa pelet kelinci digunakan untuk menghindari terjadinya kekeruhan pada tempat pertumbuhan larva. D. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah larva instar III Aedes aegypti. Telur nyamuk ini diperoleh dari Loka Litbang P2B2 Ciamis dalam bentuk kering dengan media kertas saring. 2. Sampel Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah larva instar III Aedes aegypti, karena larva instar III berukuran besar (4-5mm) sehingga lebih mudah diamati dibandingkan dengan larva instar I atau II. Larva instar IV berukuran lebih besar dibandingkan larva instar III, namun waktu yang dibutuhkan oleh larva instar IV untuk berkembang menjadi nyamuk dewasa lebih cepat yaitu 1 hari. Oleh karena itu dipilih larva instar III yang

30 berukuran cukup besar dan memiliki waktu lebih lama untuk berkembang menjadi nyamuk dewasa (3 hari/4320 menit). a. Kriteria Inklusi 1) Larva Aedes aegypti instar III 2) Larva begerak aktif b. Kriteria Eksklusi 1) Larva sudah mati sebelum pengujian c. Besar Sampel Berdasarkan acuan WHO (2005) untuk penelitian yang menggunakan larva nyamuk dibutuhkan jumlah larva 20-30 ekor untuk tiap kelompok perlakuan dengan pengulangan sebanyak 4-5 kali, maka pada penelitian ini dibutuhkan total larva sebanyak 480 larva dengan rincian sebagai berikut: Tabel 1. Jumlah sampel yang digunakan pada penelitian Perlakuan Jumlah larva x jumlah Total pengulangan Kontrol (-) : 0% 20 larva x 4 80 larva Perlakuan I : 1% 20 larva x 4 80 larva Perlakuan II : 0,75% 20 larva x 4 80 larva Perlakuan III : 0,5% 20 larva x 4 80 larva Perlakuan IV : 0,25% 20 larva x 4 80 larva Kontrol (+) : Abate 20 larva x 4 80 larva Jumlah total larva yang dipakai dalam penelitian 480 larva

31 d. Tahapan Penentuan Larva Instar III adalah sebaga berikut: 1) Memilih larva yang berumur 4-5 hari sejak telur direndam dalam air. 2) Memilih larva berukuran sedang (4-5mm). 3) Melihat duri dada pada larva sudah mulai jelas, larva yang memiliki duri dada sudah sangat jelas dan banyak disingkirkan, karena kemungkinan larva tersebut adalah larva instar IV. 4) Melihat corong pada kepala larva berwarna kecoklatan, larva yang memiliki corong berwarna coklat kehitaman disingkirkan, karena kemungkinan larva tersebut adalah larva instar IV. E. Prosedur Penelitian 1. Preparasi bahan uji Telur Aedes aegypti yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Ruang Insektarium Loka Penelitian dan Pengembangan Pemberantasan Penyakit Bersumber Binatang Ciamis, Pangandaran, Jawa Barat. Telur Aedes aegypti kemudian diletakkan di dalam nampan plastik yang berisi air untuk pemeliharaan larva. Telur akan menetas menjadi larva dalam waktu 1-2 hari. Larva akan berkembang dari stadium I sampai stadium III selama 4 5 hari. Dalam masa perkembangannya larva diberi makan berupa pelet. Pada saat larva sudah mencapai instar III, larva tersebut dipindahkan kedalam gelas plastik yang berisi ekstrak daun Lidah buaya (Aloe vera) dengan menggunakan pipet larva.

32 2. Pembuatan larutan uji Pembuatan ekstrak daun Lidah buaya (Aloe vera) ini menggunakan daun lidah buaya (Aloe vera) yang didapat dari lingkungan sekitar tempat tinggal peneliti yaitu di daerah Rajabasa. Lidah buaya yang digunakan memiliki ciri tinggi 30-50cm, berdaun tunggal berwarna hijau dan terdapat duri dipinggiran daunnya. Pelarutnya berupa etanol 96%. Sebanyak 4 kg daun lidah buaya (Aloe vera) yang telah dicuci besih menggunakan air kemudian dioven sampai kering. Setelah kering, daun lidah buaya (Aloe vera) dicacah halus atau diblender tanpa menggunakan air. Setelah diblender daun lidah buaya (Aloe vera) ditimbang terlebih dahulu kemudian dikeringkan dengan cara diangin-anginkan. Setelah kering potongan daun lidah buaya (Aloe vera) direndam dalam etanol 96% selama 24 jam. Setelah direndam selanjutnya bahan tersebut disaring sehinggga diperoleh hasil akhirnya berupa ekstrak daun Lidah buaya (Aloe vera) dengan konsentrasi 100%. 3. Penentuan Dosis Ekstrak Daun Lidah Buaya (Aloe vera) Untuk membuat berbagai konsentrasi yang diperlukan dapat digunakan rumus V₁ M₁ = V₂ M₂. Keterangan: V₁ = Volume larutan yang akan diencerkan (ml) M₁ = Konsentrasi ektsrak daun Lidah buaya yang tersedia (%)

33 V₂ = Volume larutan (air + ekstrak daun Lidah buaya ) yang diinginkan (ml) M₂ = Konsentrasi ekstrak daun Lidah buaya yang akan dibuat (%) Tabel 2. Jumlah ekstrak daun Lidah buaya yang Dibutuhkan M₁ V₂ M₂ V₁ = V₂. M₂ Pengulangan M₁ (V₁ x 4) 100 % 200 ml 1 % 2 ml 8 ml 100 % 200 ml 0,75 % 1,5 ml 6 ml 100 % 200 ml 0,5 % 1 ml 4 ml 100 % 200 ml 0,25 % 0,5 ml 2 ml Total 20 ml 4. Uji Efektifitas ekstrak daun lidah buaya (Aloe vera) Larutan uji berupa ekstrak daun Lidah buaya (Aloe vera) dengan konsentrasi 0% (kontrol negatif), abate 1% (kontrol positif), 1 %, 0,75%, 0,5% dan 0,25% sebagai perlakuan yang ditambahkan ke dalam gelas ukur yang berisi larva Aedes aegypti instar III. Kontrol negatif dalam penelitian ini berupa aquades. Ekstrak daun Lidah buaya dibagi berdasarkan konsentrasi yang telah ditentukan kemudian diletakkan dalam gelas plastik. Larva diletakkan ke dalam gelas plastik yang berisi berbagai konsentrasi ekstrak daun Lidah buaya (Aloe vera) dengan menggunakan pipet larva. Perlakuan ekstrak daun Lidah buaya (Aloe vera) hanya diberikan pada kelompok eksperimen

34 sebanyak 250 ml aquades yang berisi konsentrasi dari larutan ekstrak daun Lidah buaya (Aloe vera) pada tiap ulangan. Pada masing-masing perlakuan berisi 20 larva Aedes aegypti instar III, berdasarkan WHO Guideline For Laboratory and Field Testing For Larvacide jumlah pengulangan sebanyak 4 kali. Pengukuran pada kelompok-kelompok sampel dilakukan dalam 24 jam menurut WHO (2005) dan peneliti membagi pencatatan waktu selama perlakuan yaitu dengan interval waktu 5, 10, 20, 40, 60, 120, 240, 480, 1440, 2880, 4320 menit. Pengukuran berakhir pada menit ke 4320 dengan cara menghitung larva yang mati. 5. Menentukan Nilai Lethal Concentration 50 (LC 50 ) dan Lethal Time 50 (LT 50 ) Kelompok perlakuan terdiri dari 1 kontrol negatif, 4 konsentrasi daun Lidah buaya (Aloe vera) dan 1 kontrol positif. Tiap kelompok perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak 4 kali dan diamati pada menit ke-5, 10, 20, 40, 60, 120, 240, 480, 1440, 2880 dan 4320. Pengamatan dilakukan dengan menghitung jumlah larva yang mati kemudian dicatat dan dihitung hingga diperoleh nilai LC 50 dan LT 50. F. Identifikasi Variabel dan Definisi Operasional 1. Identifikasi Variabel Variabel pada penelitian ini terdiri atas :

35 a. Variabel Terikat Larva Aedes aegypti instar III yang mati. b. Variabel Bebas Berbagai larutan konsentrasi ekstrak daun Lidah buaya (Aloe vera) dengan lima taraf konsentrasi yaitu 0%, 1%, 0,75%, 0,5% dan 0,25%. 2. Definisi Operasional Variabel Untuk memudahkan pelaksanaan penelitian dan agar penelitian tidak menjadi terlalu luas maka dibuat definisi operasional sebagai berikut: Tabel 3. Definisi Operasional Variabel Definisi Skala Ukur Variabel Bebas : Berbagai konsentrasi ekstrak daun Lidah buaya (Aloe vera) Ekstrak daun Lidah buaya (Aloe vera) dinyatakan dalam persen (%).Masing-masing konsentrasi dibuat dengan cara pengenceran. Konsentrasi yang digunakan dalam penelitian ini 1%, 0,75%, 0,5%, 0,25% dan kontrol 0% yang kemudian akan dicari dosis subletalnya yaitu LC 50 yang akan dihitung dengan analisis probit. Nominal Variabel Terikat : Larva Aedes aegypti yang mati Larva yang tidak bergerak saat disentuh dengan jarum di daerah siphon atau lehernya. Larva yang hampir mati juga dikategorikan kedalam larva yang mati dimana ciriciri larva yang hampir mati adalah larva terebut tidak dapat meraih permukaan air atau tidak bergerak ketika air digerakkan (WHO guideline, 2005). Numerik

36 G. Diagram Alir Untuk memudahkan peneliti dalam melakukan proses penelitian, maka dibuat diagram alir seperti di bawah ini: Ekstrak daun Lidah buaya 100% Abate 1% Konsentrasi 0% Konsentrasi 0,25% Konsentrasi 0,5% Konsentrasi 0,75% Konsentrasi 1% Kelompok 1 (kontrol -) Kelompok 2 Kelompok 3 Kelompok 4 Kelompok 5 Kelompok 6 (kontrol +) Diamati setiap menit ke-5, 10, 20, 40, 60, 120, 240, 480, 1440, 2880 dan 4320 Tiap kelompok perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak 4 kali Hitung jumlah larva yang mati Analisis Gambar 10. Diagram Alir Uji Efek ekstrak daun Lidah buaya (Aloe vera) sebagai Larvasida

37 H. Pengolahan dan analisis data 1. ANOVA satu arah Pada penelitian yang telah dilakukan untuk mengetahui adanya perbedaan antara perlakuan yang diberikan maka digunakan analisis ANOVA satu arah. Digunakan analisis ANOVA satu arah karena data yang dihasilkan merupakan data komparatif numerik tidak berpasangan lebih dari dua kelompok, dengan sebaran data normal dan varians data sama. Pada uji tersebut didapatkan hasil yang signifikan (bermakna) yaitu p value < 0,05 maka dilakukan analisis post-hoc Bonferroni untuk mengetahui kelompok perlakuan yang bermakna. 2. Analisis Probit Untuk menilai toksisitas suatu pestisida dapat digunakan analisis probit. Lethal consentration merupakan suatu ukuran untuk mengukur daya racun dari jenis pestisida sedangkan lethal time merupakan waktu yang dibutuhkan suatu zat untuk menimbulkan 50% kematian pada jumlah populasi. Pada uji efektifitas ditunjukan LC 50 atau persen konsentrasi yang dapat menyebabkan kematian 50% dari hewan percobaan dan LT 50 atau menunjukkan berapa waktu konsentrasi suatu zat untuk membunuh 50% dari hewan percobaan. Nilai subletal ditentukan dengan analisis probit. Analisis probit ini diolah dengan menggunakan program analisis statistik.