corak lukisan dengan seni dekorasi pakaian, muncul seni batik tulis seperti yang kita kenal sekarang ini. Kain batik merupakan ciri khas dari bangsa I

dokumen-dokumen yang mirip
Pengindentifikasian Batik Berdasarkan Pola Batik dan Ciri -ciri Batik Menggunakan Ekstraksi Fitur Tekstur Kain Imanuddin, Jurusa

1. PENDAHULUAN Bidang perindustrian merupakan salah satu bidang yang juga banyak menggunakan kecanggihan teknologi, walaupun pada beberapa bagian, mas

Penentuan Stadium Kanker Payudara dengan Metode Canny dan Global Feature Diameter

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI UNTUK MENDESAIN KARTU UCAPAN

DAFTAR ISI. Lembar Pengesahan Penguji... iii. Halaman Persembahan... iv. Abstrak... viii. Daftar Isi... ix. Daftar Tabel... xvi

PENDETEKSIAN TEPI OBJEK MENGGUNAKAN METODE GRADIEN

PENERAPAN METODE SOBEL DAN GAUSSIAN DALAM MENDETEKSI TEPI DAN MEMPERBAIKI KUALITAS CITRA

Klasifikasi Kualitas Keramik Menggunakan Metode Deteksi Tepi Laplacian of Gaussian dan Prewitt

SISTEM PENGKLASIFIKASIAN KUALITAS KERAMIK DENGAN MENGGUNAKAN METODE LOG DAN PREWITT

PENCARIAN CITRA BERDASARKAN BENTUK DASAR TEPI OBJEK DAN KONTEN HISTOGRAM WARNA LOKAL

BAB 2 LANDASAN TEORI

FAKULTAS TEKNIK (FT) PROGRAM TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2016

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Dalam pengerjaan tugas akhir ini memiliki tujuan untuk mengektraksi

TEKNIK PENGOLAHAN CITRA MENGGUNAKAN METODE KECERAHAN CITRA KONTRAS DAN PENAJAMAN CITRA DALAM MENGHASILKAN KUALITAS GAMBAR

Pendeteksian Tepi Citra CT Scan dengan Menggunakan Laplacian of Gaussian (LOG) Nurhasanah *)

Implementasi Morphology Concept and Technique dalam Pengolahan Citra Digital Untuk Menentukan Batas Obyek dan Latar Belakang Citra

Segmentasi Dan Pelabelan Pada Citra Panoramik Gigi

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN

Deteksi Tepi pada Citra Digital menggunakan Metode Kirsch dan Robinson

Pertemuan 2 Representasi Citra

Operasi Titik Kartika Firdausy

KLASIFIKASI TELUR AYAM DAN TELUR BURUNG PUYUH MENGGUNAKAN METODE CONNECTED COMPONENT ANALYSIS

KOMBINASI METODE MORPHOLOGICAL GRADIENT DAN TRANSFORMASI WATERSHED PADA PROSES SEGMENTASI CITRA DIGITAL

APPLICATION OF X-RAY IMAGE PROCESSING ORGANS OF THE BODY: IMPROVING THE QUALITY AND SEGMENTATION USING JAVA AND MYSQL

Analisa Perbandingan Metode Edge Detection Roberts Dan Prewitt

SEGMENTASI CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN ALGORITMA WATERSHED DAN LOWPASS FILTER SEBAGAI PROSES AWAL ( November, 2013 )

PENDETEKSI TEMPAT PARKIR MOBIL KOSONG MENGGUNAKAN METODE CANNY

Identifikasi Ciri Kain Menggunakan Fitur Tekstur dan Gray Level Difference Method

PERBANDINGAN METODE PENDETEKSI TEPI STUDI KASUS : CITRA USG JANIN

BAB II LANDASAN TEORI

Pengenalan Telur Berdasarkan Karakteristik Warna Citra Yustina Retno Wahyu Utami 2)

SEGMENTASI CITRA CT SCAN TUMOR OTAK MENGGUNAKAN MATEMATIKA MORFOLOGI (WATERSHED) DENGAN FLOOD MINIMUM OPTIMAL

KONSEP DASAR PENGOLAHAN CITRA

IMPLEMENTASI METODE CANNY DAN SOBEL UNTUK MENDETEKSI TEPI CITRA

... BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Citra

Pengenalan Jenis Pempek Menggunakan Metode Canny & K-Nearest Neighbor (KNN) Berdasarkan Bentuknya

BAB II TEORI PENUNJANG

Implementasi Deteksi Tepi Canny pada Citra Mammografi

PENGEMBANGAN APLIKASI PERHITUNGAN JUMLAH OBJEK PADA CITRA DIGITAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE MATHEMATICAL MORPHOLOGY

Pengenalan Bahasa Isyarat Tangan Menggunakan Metode PCA dan Haar-Like Feature

APLIKASI PENGENALAN DAUN UBI JALAR UNTUK JENIS UBI JALAR UNGU, MERAH, PUTIH DAN KUNING MENGGUNAKAN METODE PRINCIPAL COMPONENT ANALYSIS

SISTEM PENGENALAN BARCODE MENGGUNAKAN JARINGAN SYARAF TIRUAN LEARNING VECTOR QUANTIZATION

3.2.1 Flowchart Secara Umum

Peningkatan Kualitas Citra Digital Berbasis Color Constancy Menggunakan Gray World

DETEKSI NOMINAL MATA UANG DENGAN JARAK EUCLIDEAN DAN KOEFISIEN KORELASI

PERANCANGAN APLIKASI PENGURANGAN NOISE PADA CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN METODE FILTER GAUSSIAN

BAB 3 IMPLEMENTASI SISTEM

PENERAPAN METODE SOBEL UNTUK PENGUKURAN TINGGI BADAN MENGGUNAKAN WEBCAM

UJI COBA THRESHOLDING PADA CHANNEL RGB UNTUK BINARISASI CITRA PUPIL ABSTRAK

1. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

SAMPLING DAN KUANTISASI

UJI COBA PERBEDAAN INTENSITAS PIKSEL TIAP PENGAMBILAN GAMBAR. Abstrak

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Suatu proses untuk mengubah sebuah citra menjadi citra baru sesuai dengan kebutuhan melalui berbagai cara.

BAB III PERANCANGAN SISTEM. Pada dewasa sekarang ini sangat banyak terdapat sistem dimana sistem tersebut

Perbaikan Citra X-ray Gigi Menggunakan Contrast Stretching

RANCANG BANGUN APLIKASI PENGABURAN GAMBAR

BAB 2 LANDASAN TEORI

Analisa Hasil Perbandingan Metode Low-Pass Filter Dengan Median Filter Untuk Optimalisasi Kualitas Citra Digital

Identifikasi Gejala Penyakit Padi Menggunakan Operasi Morfologi Citra

BAB III METODE PENELITIAN

TEKNIK PENGKERANGKAAN CITRA DIGITAL MEMPERGUNAKAN ALGORITMA STENTIFORD PADA INPUT CITRA DOKUMEN TEKS JAWA

Algoritma Kohonen dalam Mengubah Citra Graylevel Menjadi Citra Biner

IMPLEMENTASI METODE HARMONIC MEAN FILTERDAN CANNY UNTUK MEREDUKSI NOISEPADA CITRA DIGITAL

BAB 2 DATA DAN ANALISA. 2.1 SUMBER DATA Adapun sumber data yang akan digunakan untuk proyek tugas akhir ini berasal dari :

: KONVERSI CITRA LABIRIN KE DALAM EDGE DAN VERTEX

IDENTIFIKASI SEL DARAH BERBENTUK SABIT PADA CITRA SEL DARAH PENDERITA ANEMIA

Sistem Deteksi Bola Berdasarkan Warna Bola Dan Background Warna Lapangan Pada Robot Barelang FC

IMPLEMENTASI ALGORITMA CONNECTED-LABELLING UNTUK MENDETEKSI OBJEK BINTANG PADA CITRA DIGITAL

GLOSARIUM Adaptive thresholding Peng-ambangan adaptif Additive noise Derau tambahan Algoritma Moore Array Binary image Citra biner Brightness

PENGGUNAAN METODE TEMPLATE MATCHING UNTUK MENDETEKSI CACAT PADA PRODUKSI PELURU

PERBANDINGAN METODE ROBERTS DAN SOBEL DALAM MENDETEKSI TEPI SUATU CITRA DIGITAL. Lia Amelia (1) Rini Marwati (2) ABSTRAK

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS CONTRAST STRETCHING MENGGUNAKAN ALGORITMA EUCLIDEAN UNTUK MENINGKATKAN KONTRAS PADA CITRA BERWARNA

BAB III PROSEDUR DAN METODOLOGI. Pada bab ini kita akan melihat masalah apa yang masih menjadi kendala

Image Processing. Nana Ramadijanti Laboratorium Computer Vision Politeknik Elekltronika Negeri Surabaya PENS-ITS 2010

PENGOLAHAN CITRA DIGITAL MENGGUNAKAN TEKNIK FILTERING ADAPTIVE NOISE REMOVAL PADA GAMBAR BERNOISE

JURNAL ANALISIS PERBANDINGAN METODE HISTOGRAM EQUALIZATION DENGAN METODE MEDIAN FILTER UNTUK REDUKSI NOISE

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN PROGRAM APLIKASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

PENENTUAN KUALITAS DAUN TEMBAKAU DENGAN PERANGKAT MOBILE BERDASARKAN EKSTRASI FITUR RATA-RATA RGB MENGGUNAKAN ALGORITMA K-NEAREST NEIGHBOR

LANDASAN TEORI. 2.1 Citra Digital Pengertian Citra Digital

Jurnal Coding, Sistem Komputer Untan Volume 4, No. 2, Hal ISSN : x

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 3 ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

APLIKASI PENGENALAN RAMBU BERBENTUK BELAH KETUPAT

ANALISIS PERBANDINGAN METODE PREWITT DAN CANNY UNTUK IDENTIFIKASI IKAN AIR TAWAR

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

Model Citra (bag. 2)

IMPLEMENTASI METODE SPEED UP FEATURES DALAM MENDETEKSI WAJAH

Implementasi Metode Watershed Transformation Dalam Segmentasi Tulisan Aksara Bali Berbasis Histogram

PENGATURAN KECERAHAN DAN KONTRAS CITRA SECARA AUTOMATIS DENGAN TEKNIK PEMODELAN HISTOGRAM

SEGMENTASI CITRA MEDIK MRI (MAGNETIC RESONANCE IMAGING) MENGGUNAKAN METODE REGION THRESHOLD

PENGHITUNG JUMLAH MOBIL MENGGUNAKAN PENGOLAHAN CITRA DIGITAL DENGAN INPUT VIDEO DIGITAL

PENERAPAN SEGMENTASI MULTI KANAL DALAM MENDETEKSI SEL PARASIT PLASMODIUM SP. I Made Agus Wirahadi Putra 1, I Made Satria Wibawa 2 ABSTRAK

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. perangkat lunak yang sama untuk semua pengujian. analisa citra bioinformatika ini dalah sebagai berikut:

Implementasi Reduksi Noise Citra Berwarna dengan Metode Filter Median dan Filter Rata-rata

Transkripsi:

Pembuatan Perangkat Lunak Untuk Menampilkan Deskripsi Mengenai Batik dan Pola Citra Batik Berdasarkan Segmentasi Objek Maulana Sutrisna, maulanasutrisna@gmail.com Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma, Margonda Raya 100 Depok 16424 telp (021) 78881112, 7863788 ABSTRAKSI Kain batik merupakan ciri khas dari bangsa Indonesia yang merupakan warisan asli budaya Indonesia yang tidak dimiliki oleh bangsa lain. Dengan beragamnya jenis corak batik yang ada di Indonesia, tentunya akan sulit untuk mengenali semua corak batik tersebut, terlebih sejarah batik tersebut yang sangat beragam. Tidak hanya itu saja karena semakin banyak motif kain batik memicu sebagian pihak untuk mendokumentasikannya dan mengklaim motif batik tersebut merupakan dari daerah asalnya. Citra batik yang disegmentasikan berasal dari daerah Yogyakarta, Solo, Pekalongan, dan Surakarta. Proses yang dilakukan pertama yaitu input sebuah citra batik kemudian dari tahap tersebut gambar yang telah dimasukan sebelumnya diperbaiki sehingga menghasilkan sebuah derajat keabuan setelah itu pengubahan warna batik dari berwarna menjadi warna grayscale yang akan digunakan dalam tahap selanjutnya. Lalu disegmentasikan menggunakan metode morphological processing yaitu dilation dan erotion sehingga menghasilkan pola tekstur batik yang kita inginkan, setelah kita mendapatkan pola citra batik tersebut baru kita masukan deskripsi batik kedalam basis data yang telah disediakan lalu ditampilkan pada aplikasi. Kata Kunci : Perangkat Lunak, Citra, Pola Batik, Deskripsi Batik, Perbaikan Kualitas Citra, Segmentasi Objek. PENDAHULUAN Batik secara historis berasal dari zaman nenek moyang yang dikenal sejak abad XVII yang ditulis dan dilukis pada daun lontar. Saat itu motif atau pola batik masih didominasi dengan bentuk binatang dan tanaman. Namun dalam sejarah perkembangannya batik mengalami perkembangan, yaitu dari corak-corak lukisan binatang dan tanaman lambat laun beralih pada motif abstrak yang menyerupai awan, relief candi, wayang beber dan sebagainya. Selanjutnya melalui penggabungan

corak lukisan dengan seni dekorasi pakaian, muncul seni batik tulis seperti yang kita kenal sekarang ini. Kain batik merupakan ciri khas dari bangsa Indonesia yang merupakan warisan asli budaya Indonesia yang tidak dimiliki oleh bangsa lain. Dengan beragamnya jenis corak batik yang ada di Indonesia, tentunya akan sulit untuk mengenali semua corak batik tersebut, terlebih sejarah batik tersebut yang sangat beragam. Tidak hanya itu saja karena semakin banyak motif kain batik memicu sebagian pihak untuk mendokumentasikannya dan mengklaim motif batik tersebut dari daerah asalnya. Sebelumnya penelitian ini telah dilakukan oleh saudara Imanuddin (2010). Kekurangan penelitian sebelumnya, field dari deskripsi batik tersebut hanya nama batik, daerah, nama pola dan data tersebut tidak ditampilkan pada aplikasinya. Untuk itu pada penelitian ini penulis membuat aplikasi yang dapat menampilkan isi dari deskripsi batik, yaitu motif atau nama batik, nama daaerah, jenis batik, teknik pembuatan batik, bahan pembentuk batik, warna, fungsi batik, dan sejarah suatu batik dari setiap daerah, sehingga dapat memberikan informasi yang jelas tentang ciri-ciri kain batik tersebut. METODE PENELITIAN Penelitian ini disusun dengan tahapan pertama pengumpulan data-data yang diperlukan kemudian dilanjutkan dengan perancangan program sampai tahapan akhirnya adalah segmentasi pola kain batik beserta deskripsi batik tersebut. Data dari penelitian ini diambil langsung dari koleksi Museum Tekstil Jakarta berupa masing-masing corak batik daerah Solo, Yogyakarta, Surakarta dan Pekalongan. Selain dari itu data diambil dari buku-buku tentang pengolahan citra. Proses yang dilakukan pertama yaitu input sebuah gambar kain batik kemudian dari tahap tersebut gambar yang telah dimasukan sebelumnya diperbaiki sehingga menghasilkan sebuah derajat keabuan setelah itu pengubahan warna batik dari berwarna menjadi warna grayscale yang nanti nya akan kita gunakan dalam tahap selanjutnya. Lalu disegmentasikan menggunakan metode morphological processing yaitu dilation dan erotion sehingga menghasilkan pola tekstur batik yang kita inginkan, setelah kita mendapatkan pola citra batik tersebut baru kita masukan deskripsi batik kedalam basis data yang telah disediakan lalu ditampilkan pada aplikasi. TINJAUAN PUSTAKA Pengolahan Citra Pengolahan citra adalah suatu metode yang digunakan untuk memproses atau memanipulasi gambar dalam bentuk 2 dimensi (Gonzalez, 2002). Pengolahan citra dapat juga dikatakan segala operasi untuk memperbaiki, menganalisa, atau mengubah suatu gambar. Pada umumnya, objektifitas

dari pengolahan citra adalah mentransformasikan atau menganalisis suatu gambar sehingga informasi baru tentang gambar dibuat lebih jelas. Umumnya, operasi-operasi pengolahan citra diterapkan pada citra bila : Perbaikan atau modifikasi citra untuk meningkatkan kualitas visual atau menonjolkan beberapa aspek informasi yang terkandung dalam citra. Elemen di dalam citra perlu di kelompokkan,dicocokkan atau diukur. Sebagian citra perlu di gabung dengan bagian citra yang lain. Grayscaling Grayscaling adalah proses perubahan nilai piksel dari warna (RGB) menjadi gray-level (Gonzalez, 2002). Pada dasarnya proses ini dilakukan dengan meratakan nilai piksel dari 3 nilai RGB menjadi 1 nilai. Untuk memperoleh hasil yang lebih baik, nilai piksel tidak langsung dibagi menjadi 3 melainkan terdapat persentasi dari masing-masing nilai. Salah satu persentasi yang sering digunakan adalah 29,9% dari warna merah (Red), 58,7% dari warna hijau (Green), dan 11,4% dari warna biru (Blue). Nilai piksel didapat dari jumlah persentasi 3 nilai tersebut. Proses grayscaling memerlukan alokasi memori yang lebih besar karena tiap titik atau piksel di-representasikan oleh 4 hingga 8 bit pada resolusi 300 dpi, sehingga dibutuhkan lebih dari 8Mb memori untuk merepresent sebuah 8.5 dari 11 inch halaman menggunakan 256 tingkat keabuan. Segmentasi Citra Segmentasi objek dilakukan untuk menganalisis objek di dalam citra biner yang bertujuan mengelompokan piksel-piksel objek menjadi wilayah (region) yang mempresentasikan objek. Tujuan akhir dari segmentasi adalah menyederhanakan dan atau merubah representasi suatu citra ke dalam gambaran yang lebih mempunyai arti dan lebih mudah untuk di analisa. Segmentasi citra secara khusus digunakan untuk melokalisasi objek atau batas (bisa berupa garis, kurva, dll) Terdapat tiga pendekatan utama dalam segmentasi citra yaitu: 1. Classification-based: segmentasi berdasarkan kesamaan suatu ukuran dari nilai piksel. Salah satu cara paling mudah adalah thresholding. 2. Segmentasi yang didasarkan pada wilayah (region-based) bekerjanya berdasarkan keseragaman yang ada pada sub-wilayah tersebut. Dalam computer vision, segmentasi mengacu pada proses pembagian citra digital ke dalam multiple region (himpunan piksel). 3. Didasarkan pada tepi (edge-based). Segmentasi didasarkan pada tepi membagi citra berdasarkan diskontinuitas di antara sub-wilayah (sub-region).

Deteksi Tepi Untuk menentukan lokasi titik-titik yang merupakan tepi obyek citra sangat beragam, contohnya algoritma canny. Proses deteksi tepi canny dilakukan dengan proses konvolusi menggunakan kernel atau filter Laplacian of Gaussian berukuran 5x5. Algoritma Canny yaitu penyesuaian untuk berbagai lingkungan. Parameter memungkinkan untuk disesuaikan dengan pengakuan dari ujung yang berbeda tergantung pada karakteristik persyaratan tertentu dari implementasi yang diberikan. Proses Morphological Kata morphology disini dihubungkan dengan konteks mathematical morphology yang berarti proses yang menggunakan matematika sebagai tool untuk mengambil komponen gambar yang berguna untuk menampilkan ulang dan deskripsi dari region shape (seperti boundaries, skeletons dan convex hull). Juga dapat digunakan sebagai preprocessing ataupun post processing seperti filtering, thinning. PEMBAHASAN Alur Tahap Penelitian Secara garis besar Gambar dibawah ini menunjukkan alur tahapan pada penelitian ini. Gambar Alur Tahap Penelitian

Data berupa citra dijadikan input, lalu dilakukan tahap perbaikan citra yang terdiri beberapa proses. Selanjutnya tahap segmentasi citra, dilanjutkan dengan memasukkan deskripsi batik dan disimpan dalam basis data. Tahap Perbaikan Kualitas Citra Proses yang dilakukan pada tahap perbaikan kualitas citra pada penelitian ini menggunakan proses histogram equalization dan grayscaling. Tahap perbaikan kualitas citra digambarkan dalam bentuk diagram alur seperti pada Gambar dibawah ini. Gambar Alur Tahapan Perbaikan Kualitas Citra Proses Histogram Equalization Perbaikan citra dilakukan sebelum citra dilakukan grayscaling, pada saat proses perbaikan pada citra dilakukan perataan histogram equalization yang berfungsi untuk pendistribusian nilai derajat keabuan pada suatu citra dibuat rata. Untuk dapat melakukan histogram equalization ini diperlukan suatu fungsi distribusi kumulatif yang merupakan kumulatif dari histogram. Rumusan nilai hasil histogram equalization dapat dilihat pada Gambar dibawah ini.

Gambar Perataan Histogram (Gonzalez & Woods, 2002) Proses Grayscaling Proses grayscaling adalah proses untuk mengubah gambar yang memiliki warna menjadi gambar yang memiliki tingkat warna abu-abu (gray-level). Pada Gambar dibawah ini dijelaskan bagaimana cara kerja proses ini dalam bentuk diagram alur. Gambar Diagram Alur Proses Grayscaling

Gambar yang akan di-grayscaling nilai tiap titik akan disamakan nilai Red, Green, dan Bluenya sehingga untuk tiap titik hanya memiliki 1 nilai saja yang disebut nilai gray-level-nya. Pada Gambar 3.3 proses grayscaling yang digunakan mengambil persentasi tertentu dari masing-masing warna kemudian dijumlahkan untuk mendapatkan nilai yang baru. Cara lainnya yaitu langsung membagi sama rata ketiga nilai warna tersebut untuk mendapatkan nilai yang baru (dicari rata-rata dari ketiga nilai warna Red, Green, dan Blue). Proses Segmentasi Citra Gambar Hasil Perbaikan dan Grayscaling Pada gambar diatas, bagian ini citra didapat dari perbaikan citra yang sudah di grayscalling, akan diolah kembali untuk mendapatkan citra yang diinginkan. Proses segmentasi citra terdiri dari beberapa sub proses diantaranya:, thresholding, deteksi tepi, morphology dengan erosion, dan yang

terakhir dilation seperti yang digambarkan pada diagram alur pada gambar dibawah. Pada proses citra ini akan dihasilkan sebuah citra yang berbentuk pola gambar yang diinginkan. Proses Thresholding Proses thresholding adalah proses untuk mengubah gambar yang memiliki tingkat warna abuabu menjadi gambar biner berdasarkan suatu nilai tertentu yang menjadi tolak ukurnya. Nilai batas bawah dan batas atas sudah di tentukan yaitu 2.5f, 7,5f hal ini dimaksudkan agar pengguna aplikasi nanti nya tidak perlu lagi mengatur batas dari thresholding suatu gambar sehingga nanti nya akan seragam. Proses Deteksi Tepi Pada proses ini menggunakan pendekatan deteksi tepi canny. Proses deteksi tepi canny dilakukan dengan proses konvolusi menggunakan kernel atau filter Laplacian of Gaussian berukuran 5x5. Kelas ConvolveOp menyediakan fungsi operasi konvolusi dimana penggunaannya yaitu dengan memasukkan matrik filter dalam sebuah variable array kernel. Pada prosesnya nanti method deteksitepi ini cukup dilakukan pemanggilan fungsi dan mendefinisikan variable BufferedImage yang akan dilakukan deteksi tepi. Gambar Hasil Deteksi Tepi Canny Proses Morphological Proses dilation dan erosion adalah proses morphological yang digunakan untuk menghaluskan gambar sehingga lebih mudah untuk disegmentasi. Gambar dibawah ini menjelaskan bagaimana cara kerja algoritma dari dilation.

Gambar Diagram Alur proses Dilation Proses dilation dimulai dengan mengecek nilai 4-ketetanggan tiap piksel citra apakah ada nilai piksel tetangga tersebut 0 (hitam). Jika ada salah satu atau semua nilai piksel tetangga tersebut bernilai 0, maka piksel asal diberi nilai 255 (putih). Gambar selanjutnya menjelaskan bagaimana cara kerja algoritma dari erosion.

Gambar Diagram Alur proses Erosion Proses erosion dimulai dengan mengecek nilai 4-ketetanggan tiap piksel citra apakah ada nilai piksel tetangga tersebut 0 (hitam). Jika ada salah satu atau semua nilai piksel tetangga tersebut bernilai 0, maka piksel asal diberi nilai 0 (hitam) juga. Berikut hasil dari proses dilation yang dilanjutkan dengan proses erosion. Gambar Hasil Dilation dan Erosion

Tahap Deskripsi Masukan dan Penyimpanan ke Basis Data Tahap penyimpanan ke basis data dilakukan penyimpanan hasil gambar dengan perbaikan kualitas citra, hasil segmentasi citra batik, dan masukan deskripsi batik tersebut. Setelah penyimpanan deskripsi data tersebut maka hasil gambar segmentasi dan deskripsi batik tersebut dapat ditampilkan. Berikut rancangan basis data pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel dibawah ini. Nama field Tipe data No Int(100) Nama Varchar(1000) Daerah Varchar(100) Jenis Varchar(100) Teknik Varchar(100) Bahan Varchar(150) Warna Varchar(500) Fungsi Varchar(1000) Sejarah Varchar(2000) Path Varchar(200) Tabel Perancangan Basis Data Kesimpulan Proses segmentasi citra batik dengan menampilkan deskripsi batik dari daerah Solo, Pekalongan, Jogyakarta, dan Surakarta telah dapat didokumentasikan dengan baik. Motif batik yang dapat disegmentasikan sebanyak 125 citra batik dari 147 citra batik, citra batik tersebut menampilkan dekskripsi seperti nama corak batik, nama daerah, jenis batik, teknik pembuatan batik, bahan pembentuk batik, warna, fungsi batik, dan sejarah. Masalah yang ditemukan pada penelitian ini yaitu kurang lengkapnya deskripsi batik yang didapat seperti sejarah dan nama corak dari kain batik yang ada, menyebabkan beberapa deskripsi dari kain batik informasinya kurang jelas dan sejumlah citra tidak bisa disegmentasikan dikarenakan gambar kurang jelas atau banyak noise. Dari hasil ini semoga hak kekayaan intelektual kebudayaan Indonesia bisa dilindungi dengan selalu mendokumentasikan hasil karya yang sudah ada dalam basis data yang dikhususkan untuk menyimpan file-file tersebut. Sehingga dapat mencegah orang yang tidak bertanggung jawab mengklaim motif batik yang ada. Saran Terdapat beberapa metode dalam proses segmentasi yang dirasakan perlu diperbaiki atau ditambahkan, misalnya noise removal sehingga diharapkan hasil pola kain batik yang diperoleh lebih baik lagi dari sebelumnya. Penulis menyarankan agar meningkatkan jumlah citra batik yang diteliti

dengan beragam. Pengambilan data dengan memotret langsung citra batik akan memudahkan dalam proses segmentasi citra. DAFTAR PUSTAKA Ahmad, Usman. 2005. Pengolahan Citra Digital dan Teknik Pemrogramannya, Ed.1, Graha Ilmu, Yogyakarta. Anonim. 2010. Sejarah Batik Indonesia, http://batikmarkets.com/batik.php diakses pada 28 Juli. Gonzalez, R.C. & Woods, R.E.. 2002. Digital Image Processing Second Edition, Prentice Hall, New Jersey. Hariyanto, Bambang. 2005. Esensi-Esensi Bahasa Pemograman Java, Informatika, Bandung. Imanuddin, 2010. Pengindentifikasian Batik Berdasarkan Pola Batik dan Ciri-ciri Batik Menggunakan Ekstraksi Fitur Tekstur Kain, Universitas Gunadarma, Depok. Mulyanto, E., Nurhayati, Oky D., Sutoyo, T., Suhartono, V. & Wijanarto. 2009. Teori Pengolahan Citra Digital. Andi. Yogyakarta. Purnomo, Mauridhi Hery & Muntasa, Arif. 2010. Konsep Pengolahan Citra Digital dan Ekstraksi Fitur, Graha Ilmu, Surabaya. Putra, Darma. 2010. Pengolahan Citra Digital, Andi, Yogyakarta.