BAB I PENDAHULUAN. (surplus dana) dengan pihak-pihak yang memerlukan dana (defisit dana) serta

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan ( financial. intermediaries) yang menyalurkan dana dari pihak kelebihan dana ( surplus

BAB II LANDASAN TEORI. meminimalkan risiko dan menjamin tersedianya likuiditas yang cukup.

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008:

BAB I PENDAHULUAN. sejak adanya Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi (financial intermediary) yaitu lembaga keuangan yang berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan bank syariah di Indonesia menunjukan arah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan penting. Menurut Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi dapat bermanfaat untuk pertumbuhan ekonomi, perlu disalurkan. kegiatan yang produktif. (AnggrainiPutri,2011)

BAB I PENDAHULUAN. Keseimbangan antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. besar karena peluang pasarnya yang luas sejurus dengan mayoritas. harus hati-hati dalam mengelola kegiatan operasionalnya.

BAB I PENDAHULUAN. dasarkan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, bahwa Sistem

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian perbankan secara umum menurut Undang-Undang No.10 Tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, perbankan menghimpun dana dari masyarakat yang memiliki kelebihan dana

BAB I PENDAHULUAN. alokasi sumber-sumber dana secara efektif dan efisien, bank juga memberikan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi.dasar utama kegiatan perbankan adalah kepercayaan (trust), baik dalam hal

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, bank syariah telah muncul semenjak awal tahun 1990-an dengan

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya sebagai lembaga intermediasi, penyelenggara transaksi

BAB 1 PENDAHULUAN. bunga yang sangat tinggi. Hingga saat ini, sistem pengkreditan bank sudah merata

BAB I PENDAHULUAN. intermediary) antara pihak yang mempunyai dana (surplus unit) dengan pihak

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan di Indonesia memiliki peranan penting bagi pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. perbankan nasional. Bank Islam telah berkembang pesat pada dekade terakhir

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan

BAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. kepada pihak yang kekurangan dana pada waktu yang ditentukan (Dendawijaya,

BAB I PENDAHULUAN. bank yang sehat dan dapat beroperasi secara optimal. syariah atau bank yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil, sebenarnya

BAB I PENDAHULUAN. sepenuhnya secara syariah atau dengan membuka cabang khusus syariah.

BAB V PENUTUP. dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1 Rasio FDR, NPF, PDN, BOPO, FBIR secara simultan mempunyai pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan ( Financial Intermediales )

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sistem perekonomian dan sebagai alat dalam pelaksanakan kebijakan moneter

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Berkembanya perbankan Indonesia dapat dilihat dari jumlah bank yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak yang membutuhkan tambahan dana atau uang tidak hanya dapat

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK MUAMALAT INDONESIA DENGAN BANK SYARIAH MANDIRI

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki peran sebagai lembaga perantara antara unit-unit yang memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. peranan dunia perbankan semakin dibutuhkan oleh seluruh lapisan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. pihak lain untuk pembiayaan dengan prinsip bagi hasil (mudharabah),

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ditengah kondisi perekonomian yang masih dalam tahap pemulihan, membuktikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberadaan sektor perbankan sebagai subsistem dalam perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan terbesar didunia asal Amerika Lehman Brother, kredit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Keuangan Bank Syariah membutuhkan kajian teori sebagai berikut :

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Penelitian tentang bagaimana perbandingan antara kinerja perbankan syariah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit.

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang berfungsi sebagai perantara (financial intermediary) antara

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN FINANSIAL BANK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO CAMEL PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PERIODE TAHUN

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dijelaskan

BAB I PENDAHULUAN. 1 /perkembangan-perbankan-syariah. Diunduh pada tanggal 24 Desember 2013.

BAB I PENDAHULUAN. Tentang Perubahan atas Undang Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan uang.

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam pembangunan nasional yang berfungsi sebagai financial. pihak-pihak yang memerlukan dana (Mahardian, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. pertama kali yang berdiri di Indonesia yaitu Bank Muamalat dapat membuktikan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan jasa bank lainnya (Martono, 2010 : 37). Tujuan fundamental bisnis

BAB I PENDAHULUAN. triwulan I dan II 2012, dimana ekonomi tumbuh secara berturut turut sebesar

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan perekonomian mencakup semua sektor, baik sektor industri. (manufaktur), jasa, dan perbankan. Perkembangan perekonomian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di PT. Bank Sahabat Sampoerna karena pada tanggal 9 Mei

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut UU No.21 Tahun 2008, Bank Syariah adalah bank yang

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri

BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA BANK KONVENSIONAL DAN BANK SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi utama dari perbankan adalah intermediasi keuangan, yakni proses

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sistem keuangan merupakan salah satu hal yang krusial dalam masyarakat

kemaslahatan, Keseimbangan, dan Universalisme.

BAB 1 PENDAHULUAN. proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. prinsip bagi hasil dan risiko (profit and loss sharing). Sebagai bagian dari sistem

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan perbankan syariah di Indonesia telah muncul pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perbankan merupakan lembaga keuangan yang berintensitas misal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Non. membutuhkan kajian teori sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya pertumbuhan ekonomi suatu negara (Dietrich dkk, 2014). Dimana Bank

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. Sektor perbankan berfungsi sebagai perantara keuangan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan pada umumnya, bank juga berorientasi untuk mendapatkan laba yang

BAB I PENDAHULUAN. menunjang berjalannya roda perekonomian mengingat fungsinya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dengan metode pendekatan syariah Islam yang dapat menjadi alternatif bagi masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Bank berperan sebagai perantara keuangan (financial

BAB I PENDAHULUAN. pada kegiatan ekonomi baik di negara maju maupun negara berkembang. Negara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kegiatan perekonomian suatu negara tidak lepas dari transaksi keuangan.

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan yang sangat penting dalam

melakukan penelitian yang berkaitan dengan rasio keuangan khususnya pada perusahaan perbankan syariah di Indonesia. BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, peranan perbankan sangat mempengaruhi kegiatan ekonomi. Artinya, keberadaan dunia perbankan semakin dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kurangnya inisiatif perbankan. Perkembangan bank yang makin pesat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akan digunakan dalam penelitian ini. Variabel-variabel tersebut diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. lain yang ditopang oleh bank tersebut. Fungsi bank sebagai perantara (financial

BAB I PENDAHULUAN. ketika Bank Muamalat pertama kali berdiri dan beroperasi tahun Lalu. banking system, yakni sistem konvensional dan syariah.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sistem keuangan dunia. perkembangan perekonomian dunia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang tercantum dalam UU perbankan No. 10 Tahun 1998 pasal 4 yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang masih mengalami gejolak-gejolak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank Islam (Islamic Bank) adalah bank yang pengoperasiannya

BAB III PEMBAHASAN. Menurut Veithzal et al (2012:616), laporan keuangan adalah laporan periodik

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap Return On Asset

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting dalam menunjang kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. (Nopirin, 2009:34). Kelangkaan dana yang dimiliki dunia perbankan memicu

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbankan merupakan lembaga keuangan yang memiliki peranan dalam sistem keuangan di Indonesia. Keberadaan sektor perbankan memiliki peranan cukup penting, dimana dalam kehidupan masyarakat sebagian besar melibatkan jasa dari sektor perbankan. Hal ini dikarenakan sektor perbankan merupakan suatu lembaga yang mengemban fungsi utama sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihakpihak yang memiliki dana (surplus dana) dengan pihak-pihak yang memerlukan dana (defisit dana) serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar aliran lalu lintas pembayaran. 1 Sejak diberlakukanya UU No. 10 Tahun 1998, sistem perbankan yang digunakan oleh Indonesia adalah dual system, artinya sistem perbankan ganda yang mengizinkan bank konvensional dan bank syariah beroperasi berdampingan. Undang-undang tersebut mendorong pertumbuhan bank syariah, dimana bank umum yang bersistem konvensional diizinkan beroperasi berdasarkan prinsip syariah Islam, yaitu melalui pendirian Unit Usaha Syariah (UUS). 1 Veithzal Rivai, Andria Permata Veithzal dan Ferry N. Idroes, Bank and Financial Institution Mangement (Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada, 2007), 109 1

2 Di Indonesia, pengembangan ekonomi islam telah diadopsi ke dalam kerangka besar kebijakan ekonomi. Bank Indonesia sebagai otoritas perbankan di tanah air telah menetapkan perbankan syariah sebagai salah satu pilar penyangga dual-banking system dan mendorong pangsa pasar bank-bank syariah yang lebih luas sesuai cetak biru perbankan syariah, begitu juga dengan departemen keuangan melalui Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM LK) telah megakui keberadaan lembaga keuangan syariah non bank seperti asuransi dan pasar modal syariah, sementara itu departemen agama telah mengeluarkan akreditasi bagi organisasi-organisasi pengelola zakat, baik di tingkat pusat maupun daerah. Perkembangan bank syariah diawali dengan berdirinya bank Muamalat pada tahun 1991, tepatnya pada tanggal 1 November dengan akta pendirian atas nama PT. Bank Muamalat indonesia dan resmi beroperasi pada tahun 1992. Semenjak ditetapkanya UU No. 7 tahun 1992 dan diubah menjadi UU No.10 tahun 1998, bank syariah baru mulai berdiri dan berkembang antara lain bank mega syariah, bank syariah mandiri, dan lain-lain. Serta unit usaha syariah dan bank perkreditan rakyat syariah. Selain itu kinerja perbankan syariah menunjukan peningkatan yang signifikan terlihat dari permodalan dan profitabilitas yang semakin meningkat. Karena bisnis perbankan adalah bisnis kepercayaan, maka kinerja bank menjadi sangat penting. Bank harus mampu menunjukan kredibilitasnya sehingga akan berdampak pada kepercayaan masyarakat untuk menaruh

3 dananya di bank syariah, yaitu melalui peningkatan profitabilitas. Kemampuan bank dalam menghasilkan laba dapat menjadi tolok ukur kinerja bank tersebut. Semakin tinggi profitabilitas sebuah bank, artinya semakin baik pula kinerja keuangan bank tersebut. Untuk mengukur kinerja profitabilitas adalah Return On Equity (ROE) dan Return On Asset (ROA). Return On Equity (ROE) menunjukan kemampuan bank dalam mengelola modal yang tersedia untuk mendapatkan net income, sedangkan Return On Asset (ROA) menunjukan kemampuan bank dalam menghasilkan income dari pengelolaan aset yang dimilikinya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Return On Aset (ROA) fokus pada kemampuan bank dalam memperoleh pendapatan dalam operasi usahanya. Dalam menentukan tingkat kesehatan bank yang pada akhirnya dapat mencerminkan keberlanjutan kinerja keuangan suatu bank, bank Indonesia lebih mementingkan penilaian besarnya laba berdasarka Return On Asset (ROA) karena bank Indonesia lebih mementingkan profitabilitas suatu bank yang diukur dengan aset yang sebagian besar dananya dihimpun dari simpanan masyarakat. Alasan dipilihnya Return on Asset (ROA) sebagai ukuran kinerja adalah karena ROA digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan. Semakin besar ROA bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi

4 penggunaan aset. Pada penelitian ini rasio-rasio keuangan yang digunakan adalah Return On Asset (ROA) sebagai proksi dari profitabilitas,capital Adequacy Ratio (CAR) sebagai proksi dari permodalan, Non Performing Financing (NPF) sebagai proksi dari pembiayaan sedangkan Non Performing Loan (NPL) sebagai proksi dari kredit di bank konvensional. Pada bank konvensional rasio keuangan yang bekaitan dengan risiko kredit, Financing to Deposit Ratio (FDR) sebagai proksi dari likuiditas sedangkan dalam bank konvensional adalah Loan to Deposit Ratio (LDR). 2 Dalam penelitian yang dilakukan oleh Daris dan Luciana menunjukkan bahwa yang mempengaruhi Return On Asset (ROA) adalah Kecukupan Modal, pembiayaan dan Efisiensi Operasional. Hal ini didukung oleh yulianto bahwa Profitabilitas merupakan ukuran kemampuan suatu entitas usaha dalam menghasilka laba. Profitabilitas sangat penting karena profitabilitas merupakan tujuan utama entitas usaha melakukan usahanya. Permodalan berfungsi sebagai sumber utama pembiayaan terhadap kegiatan operasional, penyangga terhadap kemungkinan terjadinya kerugian, dan menjaga kepercayaan masyarakat terhadap kemampuan bank dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga intermediasi. Menurut Ferry untuk memastikan bahwa industri perbankan memiliki permodalan yang cukup dalam mendukung kegiatan usahanya, Bank Indonesia bertanggungjawab menentukan jumlah minimum permodalan yang harus dimiliki bank dan 2 Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan., (Jakarta : Ghalia Indonesia, 2005), 54

5 mengeluarkan ketentuan mengenai permodalan minimum (regulatory capital). Pemenuhan regulatory capital tersebut menjadi salah satu komponen penilaian dalam pengawasan bank yang tercermin dari pemenuhan rasio permodalan. 3 Dalam pemanfaatan dana untuk aktifitas pengembangan modalnya, bank memiliki dua kemungkinan untung dan kemungkinan rugi. Adanya modal sangat penting artinya bagi perkembangan investasi, guna mendapatkan hasil yang besar. Semakin banyak modal yang ada semakin banyak pula hasil investasi yang diraup. Namun disisi lain, adanya modal juga menjadi sangat penting untuk menjaga berbagai kemungkinan terjadinya resiko kerugian pada investasi yang dilakukan perbankan. 4 Manajemen permodalan bank syariah adalah bagaimana mengatur modal sedemikian rupa sehingga masyarakat mau memberikan dananya untuk menambah modal bagi suatu bank. Jika demikian berarti semakin tinggi tingkat kepercayaan masyarakat kemungkinan makin besar pula modal yang bisa diserap oleh perbankan. Sehingga bisa dikatakan bahwa tingkat kepercayaan masyarakat sangat mempengaruhi permodalan bagi suatu bank. 5 Penilaian aspek permodalan merupakan penilaian terhadap kecukupan modal bank untuk mengantisipasi resiko saat ini dan yang akan datang. Modal merupakan aspek penting bagi suatu unit bisnis bank. Hal itu dikarenakan 3 Ferry Nidroes, Manajemen Perbankan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008), 66 4 Ismail Nawawi, Manajemen Oerbankan Syariah, (Jakarta: VIV Press, 2014), 200 5 Ibid, 200

6 beroperasi atau tidaknya dan dipercaya atau tidaknya suatu bank salah satunya di pengaruhi oleh kondisi kecukupan modal. Kecukupan modal berkaitan dengan penyediaan modal sendiri yang diperlukan untuk menutup resiko kerugian yang mungkin timbul dari pergerakan aktiva bank yang pada dasarnya sebagian besar dana berasal dari dana pihak ketiga atau masyarakat. Tingginya resiko modal dapat melindungi deposan, dan memberikan dampak meningkatnya kepercayaan masyarakat kepada bank yang pada akhirnya dapat meningkatkan ROA. Pembentukan dan peningkatan peranan aktiva bank sebagai penghasil keuntungan harus memperhatikan kepentingan pihakpihak ketiga sebagai pemasok modal bank. 6 Rasio permodalan perbankan salah satunya diukur dengan Capital Adequacy Ratio (CAR). Didukung oleh penelitian yang telah dilakukan oleh Luciana yang menghasilkan bahwa Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh terhadap Return On Asset (ROA). Oleh karena itu dalam penelitian ini diharapkan mendapatkan hasil uji yang menunjukkan pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR) sebagai proksi dari rasio permodalan terhadap Return On Asset (ROA). Likuiditas adalah kemampuan bank untuk memenuhi kewajibannya, terutama kewajiban jangka pendek maka likuiditas mempunyai peranan yang sangat penting dalam keberhasilan pengelolaan bank. likuiditas adalah kemampuan bank untuk memenuhi kemungkinan ditariknya deposito atau 6 Sinungan, Muchdarsyah : Manajemen Dana Bank. Edisi Kedua. (Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2000), 35

7 simpanan oleh deposan atau penitip. Maksudnya suatu bank dikatakan likuid apabila dapat memenuhi kewajiban penarikan uang dari para deposan dana maupun dari para peminjam. 7 Menurut sugiarso Likuididas yaitu menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk segera menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. Suatu perusahaan yang memiliki alat-alat likuid pada suatu saat tertentu dengan jumlah yang sedemikian besar sehingga mampu memenuhi segala kewajiban finansialnya yang harus segera dipenuhi maka perusahaan tersebut dapat dikatakan likuid, namun jika keadaan sebaliknya yang terjadi maka dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut tidak likuid atau illikuid. 8 Ketidakmampuan perusahaan membayar kewajibannya terutama jangka pendek (yang sudah jatuh tempo) disebabkan oleh berbagai faktor yaitu bisa dikarenakan memang perusahaan sedang tidak memiliki dana sama sekali atau bisa mungkin saja perusahaan memiliki dana, namun saat jatuh tempo perusahaan tidak memiliki dana (tidak cukup dana secara tunai sehingga harus menunggu dalam waktu tertentu, untuk mencairkan aktiva lainnya seperti menagih piutang, menjual surat-surat berharga, atau menjual sediaan atau aktiva lainnya). 9 7 Muhammad Muslich, Manajemen Keuangan Modern: Analisis, Perencanaan dan Kebijakan, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2003), 48 8 Sugiarso, G dan Winarwi, Manajemen Keuangan, Cetakan kedua, (Yogyakarta : Media Persindo, 2006), 114 9 Kashmir, Manajemen Perbankan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), 128

8 Likuiditas bank adalah kemampuan bank untuk memenuhi kewajibannya, terutama kewajiban bank dalam jangka pendek. 10 Menurut Kashmir rasio likuiditas atau sering juga disebut rasio modal kerja merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa likuidnya suatu perusahaan. Caranya adalah dengan membandingkan seluruh komponen yang ada di aktiva lancar dengan komponen di passiva lancar (utang jangka pendek). 11 Didukung oleh penelitian yang telah dilakukan oleh Riyadi yang menghasilkan bahwa Financing Deposit Rasio (FDR) berpengaruh terhadap Profitabilitas. Oleh karena itu dalam penelitian ini diharapkan mendapatkan hasil uji yang menunjukkan pengaruh Financing Deposit Rasio (FDR) sebagai proksi dari rasio pembiayaan terhadap Return On Asset (ROA). Pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. Menurut Antonio pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok bank, yaitu pemberian fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan 10 Zainul Arifin, Dasar-dasar Manajemen Bank Syariah,( Jakarta: Rajawali Pers, 2012), 154 11 Kashmir, Manajemen Perbankan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), 110

9 pihak-pihak yang merupakan deficit unit. Istilah pembiayaan pada intinya berarti I Believe, I trust, saya percaya atau saya menaruh kepercayaan. 12 Menurut Muhammad pembiayaan atau financing, yaitu pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan. 13 Salah satu alat yang digunakan untuk mengukur pembiayaan adalah Non Performing Financing (NPF) yang analog dengan Non Performing Loan (NPL) pada bank konvensional merupakan rasio keuangan yang bekaitan dengan risiko kredit. Non Performing Financing (NPF) menunjukan kemampuan manajemen bank dalam mengelola pembiayaan bermasalah yang diberikan oleh bank. Sehingga semakin tinggi rasio ini maka akan semakin semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar maka kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin besar. Didukung oleh penelitian yang telah dilakukan oleh Slamet dan Agung yang menghasilkan bahwa NPF berpengaruh terhadap Profitabilitas. Oleh karena itu dalam penelitian ini diharapkan mendapatkan 12 Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik, ( Jakarta: Gema Insani Press, 2001), 90 13 Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syari ah, (Yogyakarta: Akademi Manajemen Perusahaan YKPN, 2005), 17

10 hasil uji yang menunjukkan pengaruh Non Performing Financing (NPF) sebagai proksi dari rasio pembiayaan terhadap Return On Asset (ROA). Setiap aktivitas perdagangan berorientasi pada laba atau bisa juga disebut dengan profit. Profit atau kemampulabaan merupakan tujuan akhir dalam aktivitas produksi, terutama pada tahap penetapan harga barang, dengan menaikkan harga barang yang melampaui penurunan dalam penjualan, maka akan memberikan laba. Profitabilitas adalah kemampuan manajemen untuk memperoleh laba. Laba terdiri dari laba kotor, laba operasi dan laba bersih. Untuk memperoleh laba di atas rata-rata, manajemen harus mampu meningkatkan pendapatan dan mampu mengurangi semua beban atas pendapatan. Itu berarti manajemen harus memperluas pangsa pasar dengan tingkat harga yang menguntungkan dan menghapuskan aktivitas yang tidak bernilai tambah. 14 Profitabilitas juga dapat diartikan sebagai ukuran spesifik performa sebuah bank dimana merupakan tujuan dari manajemen perusahaan dengan memaksimalkan nilai perusahaan dimata para pemegang saham, optimalisasi nilai return pada setiap operasional perusahaan, dan meminimalisasi tingkat resiko yang ada. Return on Asset merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank memperoleh laba atas pemanfaatan asset yang dimiliki. Rasio ini diperoleh dengan cara membagi laba sebelum pajak pada tahun berjalan dengan rata- 14 Darsono, Manajemen Keuangan Pendekatan Praktis Kajian Pengambilan Keputusan Bisnis Berbasis Analisis Keuangan, (Jakarta: Diadit Media, 2006), 55

11 rata total asset yang dimiliki. Semakin besar nilai ROA maka akan semakin baik, Karena rasio ini menunjukan kinerja perusahaan yang semakin efektif karena tingkat pengembaliannya yang besar. 15 Bank Muamalat Indonesia sebagai satu-satunya bank syariah yang tidak memiliki induk konvensional terus berupaya untuk meningkatkan market sharenya di industri perbankan syariah. Dalam strategi manajemen Bank Muamalat, maka di dalamnya terdapat unsur-unsur yaitu: 1. Perencanaan (Planning) Yaitu rangkaian kegiatan untuk menetapkan tujauan terlebih dahulu pada suatu jangka waktu / langkah-langkah yang harus di tempuh untuk mencapai tujuan tersebut. 2. Pengorganisasian (Organizing) Yaitu rangkaian kegiatan dalam pembagian kerja yang direncanakan untuk diselesaikan oleh anggota kelompok pekerjaan,penentuan hubungan pekerjaan yang baik di antara mereka, sertapemberian lingkungan dan fasilitas pekerjaan yang kondusif. 3. Pengarahan (Actuating) Adalah instruksi dari atasan kepada bawahan dalam kelompokformal dan untuk mencapai tujuan bersama. 4. Pengawasan (Controlling) Adalah proses kegiatan untuk mengusahakan agar suatu pekerjaan dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana yang telah ditetapakan dan tahapan yang harus dilalui. 15 Ibid, 159

12 Cara penempatan (alokasi) dana oleh suatu bank umum dengan mempertimbangkan suatu bank umum dengan mempertimbangkan suatu dana yang diperolehnya terdiri atas dua pendekatan yang masih banyak dipergunakan / dipilih oleh eksekutif bank dan lembaga keuangan lainnya, yaitu : 16 1) Pool Of Fund Approach Penempatan (alokasi) dana tidak dengan memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan sumber dana, seperti sifat, jangka waktu dan tingkat harga perolehannya. 2) Asset Allocation Approach Penempatan dana keberbagai aktiva dengan mencocokkan masing-masing sumber dana terhadap jenis alokasi dana yang sesuai dengan sifat, jangka waktu dan tingkat harga perolehan sumber dana tersebut. B. Identifikasi dan Batasan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka peneliti melakukan identifikasi masalah dan membatasi masalah yang muncul, karena latar belakang di atas masih sangat luas memaparkan berbagai fenomena sosial, intelektual, pragmatis, dan setting penelitian. Hal ini dimaksudkan untuk menangkap permasalahan yang terdapat dalam uraian latar belakang sehingga mempermudah peneliti untuk melanjutkan pada tahap selanjutnya. 16 Ismail Nawawi, Manajemen Perbankan Syariah, (Jakarta: VIV Press, 2014), 188

13 1. Identifikasi Masalah Berdasarkan pada latar belakang masalah tersebut, maka dapat ditemukan identifikasi masalah sebagai berikut: a. Pengkajian mengenai faktor faktor yang mempengaruhi Return On Asset (ROA) agar meningkatan minat masyarakat untuk menjadi nasabah di Bank Syariah. b. Besarnya modal suatu bank akan berpengaruh pada mampu atau tidaknya suatu bank secara efisien menjalankan kegiatannya. Jika modal yang dimiliki oleh bank tersebut mampu menyerap kerugiankerugian yang tidak dapat dihindarkan, maka bank dapat mengelola seluruh kegiatannya secara efisien, sehingga kekayaan bank (kekayaan pemegang saham) diharapkan akan semakin meningkat demikian juga sebaliknya. c. Likuiditas adalah kemampuan bank untuk memenuhi kemungkinan ditariknya deposito atau simpanan oleh deposan atau penitip. Maksudnya suatu bank dikatakan likuid apabila dapat memenuhi kewajiban penarikan uang dari para deposan dana maupun dari para peminjam. Rasio likuiditas atau sering juga disebut rasio modal kerja merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa likuidnya suatu perusahaan. Financing to Deposit Ratio (FDR) atau Loan to Deposit Ratio (LDR) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas bank yang menunjukkan kemampuan

14 bank untuk memenuhi permintaan kredit dengan menggunakan total aset yang dimiliki bank. Dengan demikian besar kecilnya rasio FDR suatu bank akan mempengaruhi kinerja bank tersebut. d. Pembiayaan atau financing, yaitu pendanaan yang diberikan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah direncanakan. Non Performing Financing (NPF) atau Non Performing Loan (NPL) menunjukan kemampuan manajemen bank dalam mengelola pembiayaan bermasalah yang diberikan oleh bank. Sehingga semakin tinggi rasio ini maka akan semakin semakin buruk kualitas kredit bank yang menyebabkan jumlah kredit bermasalah semakin besar maka kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin besar. e. Return On Asset (ROA) merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank memperoleh laba atas pemanfaatan asset yang dimiliki. Rasio ini diperoleh dengan cara membagi laba sebelum pajak pada tahun berjalan dengan rata-rata total asset yang dimiliki. Semakin besar nilai ROA maka akan semakin baik, Karena rasio ini menunjukan kinerja

15 perusahaan yang semakin efektif karena tingkat pengembaliannya yang besar. 17 2. Batasan Masalah Berdasarkan uraian identifikasi masalah di atas. Maka peneliti memutuskan untuk membatasi masalah karena terbatasnya waktu dan daya yang tersedia. Maka identifikasi masalah dibatasi menjadi beberapa hal sebagai berikut: a. Masalah rasio permodalan (CAR), rasio pembiayaan (NPF) dan rasio likuiditas (FDR) terhadap Return On Asset (ROA). b. Masalah rasio permodalan (CAR) dan Return On Asset (ROA) c. Masalah rasio likuiditas (FDR) dan Return On Asset (ROA) d. Masalah rasio pembiayaan (NPF) dan Return On Asset (ROA) C. Rumusan Masalah Dari permasalahan yang muncul tersebut, dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut : 1. Apakah ada pengaruh yang signifikan rasio permodalan (CAR) terhadap Return On Asset (ROA) Pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk? 2. Apakah ada pengaruh yang signifikan rasio likuiditas (FDR) terhadap Return On Asset (ROA) Pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk? 17 Darsono, Manajemen Keuangan Pendekatan Praktis Kajian Pengambilan Keputusan Bisnis Berbasis Analisis Keuangan, (Jakarta: Diadit Media, 2006), 159

16 3. Apakah ada pengaruh yang signifikan rasio pembiayaan (NPF) terhadap Return On Asset (ROA) Pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk? 4. Adakah pengaruh yang signifikan yang lebih dominan antara rasio permodalan (CAR), rasio pembiayaan (NPF), rasio likuiditas (FDR) terhadap Return On Asset (ROA) Pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk? D. Tujuan Penelitian Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh rasio-rasio keuangan terhadap Return On Asset (ROA), diantaranya: 1. Menguji dan menganalisis pengaruh rasio permodalan (CAR) Return On Asset (ROA) Pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk 2. Menguji dan menganalisis pengaruh rasio likuiditas (FDR) terhadap Return On Asset (ROA) Pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk 3. Menguji dan Menganalisis pengaruh rasio pembiayaan (NPF) terhadap Return On Asset (ROA) Pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk 4. Menguji dan menganalisis pengaruh lebih dominan antara rasio permodalan (CAR), rasio pembiayaan (NPF), rasio likuiditas (FDR) terhadap Return On Asset (ROA) Pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk E. Kegunaan Penelitian Searah dengan tujuan penelitian ini, maka manfaat yang diperoleh dari penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut :

17 1. Bagi Perbankan Syariah Hasil penelitian ini diharapkan dapat dugunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan dalam bidang keuangan terutama dalam rangka memaksimumkan kinerja perusahaan. 2. Bagi Akademisi Hasil penelitian ini diharapkan dapat mendukung penelitian selanjutnya dalam melakukan penelitian yang berkaitan dengan rasio keuangan khususnya pada perbankan syariah. F. Sistematika Pembahasan Sistematika penulisan dibuat untuk memudahkan pemahaman dan memberi gambaran kepada pembaca tentang penelitian yang diuraikan oleh penulis. Bab I : Pendahuluan, Bab satu berisi pendahuluan yang menjelaskan latar belakang masalah yang mendasari diadakannya penelitian, rumusan masalah,tujuan dan kegunaan penelitian, serta sistematika penulisan. Bab II : Telaah Pustaka, Bab dua berisi tinjauan pustaka yang menjelaskan tentang landasan teori yang menjadi dasar dan bahan acuan dalam penelitian ini, penelitian terdahulu, kerangka pemikiran teoritis dan hipotesis. Bab III : Metode Penelitian, Bab tiga berisi metode penelitian yang terdiri dari paradigma Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Metode Analisis data dan Teknik analisis data.

18 Bab IV : Hasil Dan Analisis, Bab empat berisi hasil dan pembahasan yang menjelaskan deskripsi lokasi penelitian, hasil penelitian, uji statistik, analisis data, dan pembahasan hasil penelitian. Bab V : Penutup, Bab lima berisi penutup yang berisi simpulan dari hasil analisis rasio permodalan (CAR), likuiditas (FDR), dan pembiayaan (NPF), terhadap Return On Asset (ROA) Pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk keterbatasan penelitian, dan saran yang berupa tindakan-tindakan yang sebaiknya dilakukan.