PROPOSAL PENGAJUAN BANTUAN PERALATAN BANK SAMPAH UNTUK PEMBERDAYAAN EKONOMI DAN KESEHATAN MASYARAKAT SERTA KELESTARIAN LINGKUNGAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sampah yaitu dari paradigma kumpul angkut buang menjadi pengolahan yang

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. 1. Gambaran Umum Dusun Kaliabu RW 13 dan Bank Sampah Karesma

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. tahun 2012 memiliki total jumlah penduduk sebesar jiwa (BPS, 2013).

PEDOMAN PENGELOLAAN SAMPAH MELALUI 3R UNTUK KADER LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. kurang tepat serta keterbatasan kapasitas dan sumber dana meningkatkan dampak

Pengelolaan Sampah Mandiri Berbasis Masyarakat. Oleh: Siti Marwati, M. Si Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY

PERAN PEREMPUAN DAYA AIR, SANITASI DAN HIGIENE UNTUK KESEJAHTERAAN ETTY HESTHIATI LPPM UNIV. NASIONAL

PENGOLAHAN SAMPAH DENGAN SISTEM 3R (REDUCE, REUSE, RECYCLE)

BANK SAMPAH RANGGA MEKAR : BERKAT SAMPAH MENUAI BERKAH. Oleh : Budi Budiman, S.Hut, M.Sc Penyuluh Kehutanan Pusat

BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan

ADLN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. 13 tahun 2012 tentang pedoman pelaksanaan reduce, reuse, dan recycle melalui

BAB V IMPLEMENTASI PROGRAM KOMPOSTING RUMAH TANGGA

Potensi Penerapan Pengelolaan Sampah Permukiman Berbasis 3R di Kelurahan Tunjungsekar Kota Malang

Lampiran IA Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 12/SE/M/2011 Tanggal : 31 Oktober 2011

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Serta peraturan di indonesia memang agak rumit, dan tidak benar-benar

BAB III STUDI LITERATUR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KAJIAN MODEL PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT (STUDI KASUS DI KECAMATAN WONOCOLO KOTA SURABAYA)

1

1. Pendahuluan ABSTRAK:

B P L H D P R O V I N S I J A W A B A R A T PENGELOLAAN SAMPAH DI PERKANTORAN

Pengelolaan Sampah Terpadu. Berbasis Masyarakat Kelurahan Karang Anyar

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Selain karena pengelolaannya yang kurang baik, budaya masyarakat. Gambar 1.1 Tempat Penampungan Sampah

KONSEP PENANGANAN SAMPAH TL 3104

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 1. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan responden pemukiman elite

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan manusia, karena pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMILIHAN DAN PENGOLAHAN SAMPAH ELI ROHAETI

KAJIAN PELUANG BISNIS RUMAH TANGGA DALAM PENGELOLAAN SAMPAH

III. METODOLOGI PENELITIAN

Abstrak. Kata Kunci: tingkat pendidikan, status pekerjaan, usia, kesejahteraan, partisipasi

POTENSI PENGELOLAAN SAMPAH MENUJU ZERO WASTE YANG BERBASIS MASYARAKAT DI KECAMATAN KEDUNGKANDANG KOTA MALANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. pola konsumsi masyarakat menimbulkan bertambahnya volume, jenis dan

I. PENDAHULUAN. Masalah sampah memang tidak ada habisnya. Permasalahan sampah sudah

BAB I PENDAHULUAN. produktif secara sosial dan ekonomis. Masyarakat berperan serta, baik secara perseorangan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dan lingkungan merupakan satu kesatuan yang tidak dapat

SATUAN TIMBULAN, KOMPOSISI DAN POTENSI DAUR ULANG SAMPAH PADA TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) SAMPAH TANJUNG BELIT KABUPATEN ROKAN HULU

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan pengelolaan yang berkelanjutan air dan sanitasi untuk semua. Pada tahun 2030,

BAB I PENDAHULUAN. (makhluk hidup) dan abiotik (makhluk tak hidup). Kedua komponen itu akan

Kajian Timbulan Sampah Sistem Pengelolaan Sampah Berbasis 3R Studi Kasus RW 17 Kelurahan Cilengkrang Kabupaten Bandung

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A.

MODEL BANK SAMPAH DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DOMESTIK BERBASIS MASYARAKAT DI PERUM CISALAK KELURAHAN SUKAMANAH KECAMATAN CIPEDES KOTA TASIKMALAYA

DAMPAK SAMPAH TERHADAP KESEHATAN LINGKUNGAN DAN MANUSIA

KEBIJAKAN PENGELOLAAN SAMPAH TERPADU UNTUK MENINGKATKAN NILAI EKONOMI BAGI MASYARAKAT DI DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Kebersihan lingkungan merupakan salah satu hal yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. Sampah merupakan sisa aktivitas manusia yang belum dimanfaatkan

pendahuluan dilakukan untuk memperoleh hasil pengolahan atau daur ulang yang mengefektifkan pengolahan sampah selanjutnya, termasuk upaya daur ulang.

Konsep penanganan sampah dengan sistem koperasi. Oleh Kelompok 9

BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang

KERJA SAMA BISNIS PENDIRIAN BANK SAMPAH MODEL BARU

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. penduduk yang banyak dan terbesar ke-4 di dunia dengan jumlah penduduk

DAMPAK KEBERADAAN TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) TERHADAP KONDISI LINGKUNGAN DI DESA SUKOSARI KECAMATAN JUMANTONO KABUPATEN KARANGANYAR

2016 ANALISIS DESKRIPTIF POTENSI EKONOMI BANK SAMPAH DI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sampah merupakan suatu sisa-sisa benda yang tidak diinginkan setelah berakhirnya

KAJIAN MODEL PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT DI KECAMATAN WONOCOLO KOTA SURABAYA

PEMBANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN ( Pertemuan ke-7 ) Disampaikan Oleh : Bhian Rangga Program Studi Pendidikan Geografi FKIP -UNS 2013

BAB I PENDAHULUAN. ditanggung alam karena keberadaan sampah. Sampah merupakan masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. sembarangan karena tidak memenuhi persyaratan dapat menimbulkan

BAB II. DAUR ULANG SAMPAH BOTOL PLASTIK

ABSTRAK. Kata Kunci : Kabupaten Tabanan, Peran serta masyarakat, pengelolaan sampah, TPS 3R

2015 STUDI TENTANG PEMBERDAYAAN PARTISIPATIF DALAM MEMBANGUN KEMANDIRIAN EKONOMI DAN PERILAKU WARGA MASYARAKAT

E. Manfaat Penelitian 1. Memberikan informasi mengenai sistem pengelolaan sampah yang dilakukan di

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

INVENTARISASI SARANA PENGELOLAAN SAMPAH KOTA PURWOKERTO. Oleh: Chrisna Pudyawardhana. Abstraksi

DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KABUPATEN KARANGANYAR

PERBANDINGAN EFEKTIVITAS BANK SAMPAH DI KOTA BANDUNG DAN KOTA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. berwarna hitam merupakan salah satu jenis plastik yang paling banyak beredar di

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

Kajian Timbulan Sampah Domestik di Kelurahan Sukamenak Kecamatan Margahayu Kabupaten Bandung

BAB I PENDAHULUAN. sampah. Meningkatnya pertumbuhan penduduk dan aktivitasnya, memberi

KUISIONER FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUNG APUNG RT10/01 KELURAHAN KAPUK JAKARTA BARAT

Prosiding SNaPP2011 Sains, Teknologi, dan Kesehatan.

Bagaimana Solusinya? 22/03/2017 PENGELOLAAN SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA DI KOTA CIAMIS PENGERTIAN SAMPAH

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dan memberikan pengaruh satu sama lain, mulai dari keturunan,

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

PENGELOLAAN SAMPAH PERMUKIMAN DI KAWASAN PERDESAAN KABUPATEN PONOROGO ( STUDI KASUS KECAMATAN BUNGKAL )

Pemberdayaan Masyarakat Rumpin Melalui Pengolahan Sampah Organik Rumah Tangga

I. PENDAHULUAN. Manusia dalam menjalani aktivitas hidup sehari-hari tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Jumlah Penduduk dan Timbulan Sampah di Provinsi DKI Jakarta Tahun

BAB I PENDAHULUAN. mengabaikan pentingnya menjaga lingkungan hidup. Untuk mencapai kondisi

BAB I PENDAHULUAN. barang maka semakin besar pula volume sampah yang dihasilkan. 1. dan volumenya akan berbanding lurus dengan jumlah penduduk.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

NOTULENSI KOORDINASI DAN PENDATAAN PENGELOLAAN SAMPAH DI PELABUHAN PERIKANAN SAMUDERA (PPS) BELAWAN NO SUMBER INFORMASI HASIL KOORDINASI

BAB I PENDAHULUAN. dan mutlak. Peran penting pemerintah ada pada tiga fungsi utama, yaitu fungsi

PENGESAHAN PROPOSAL PKM

BAB I. PENDAHULUAN. Pengelolaan lingkungan hidup merupakan bagian yang tak terpisahkan

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Temuan Utama

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pertumbuhan penduduk dan perkembangan Kota

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

STUDI EMISI KARBON DARI SAMPAH PEMUKIMAN DENGAN PENDEKATAN METODE US-EPA DAN IPCC DI KECAMATAN TEGALSARI SURABAYA PUSAT

BAB I PENDAHULUAN. diistilahkan dengan Environmental Impact Analysis, telah secara luas digunakan oleh banyak

BAB I PENDAHULUAN. Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan (KSNP-SPP),

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 6% 1% Gambar 1.1 Sumber Perolehan Sampah di Kota Bandung

Transkripsi:

PROPOSAL PENGAJUAN BANTUAN PERALATAN BANK SAMPAH UNTUK PEMBERDAYAAN EKONOMI DAN KESEHATAN MASYARAKAT SERTA KELESTARIAN LINGKUNGAN DIAJUKAN OLEH: KELOMPOK USAHA BANK SAMPAH KELURAHAN TEGALREJO LEMBAGA PENDAMPING: PARAHITA FOUNDATION JL. SUMATRA NO. 144 MAGERSARI TEGALREJO SALATIGA 50733 TELP/FAX. 0298-315404 NOVEMBER 2011 99

JUDUL: Proposal Pengajuan Bantuan Peralatan Bank SampahUntuk Pemberdayaan Ekonomi dan Kesehatan Masyarakat Serta Kelestarian Lingkungan LATAR BELAKANG Sampah adalah limbah padat yang berasal dari hasil sisa-sisa yang tidak termanfaatkan oleh kegiatan manusia baik di perkotaan maupun pedesaan yang makin konsumtif.salah satu cara mengubah perilaku masyarakat (social behavior) agar tidak membuang sampah ke sungai, selokan, membakar dengan cara penerapan strategi 3R (reuse, reduce dan recycle). Namun konsep ini tidak berjalan dengan baik karena image yang tertanam bagi masyarakat sampah itu adalah barang tidak berharga, tidak bermanfaat, tidak mempunyai nilai ekonomi. Lalu jalan keluarnya yang paling mudah dan gampang adalah buang atau asal tak berada di lingkungan sendiri. Image atau stigma ini diyakini dapat diubah dengan menjadikan sampah menjadi berkah dengan upaya mengembangkan ekonomi kerakyatan diperkotaan melalui pengembangan bank sampah. Hal ini yang kemudian menjadi sumber penyebab banjir dan sumber penyebaran penyakit. Sampah masih merupakan permasalahan yang hingga kini belum terselesaikan bagi bangsa Indonesia dan Salatiga khususnya. Jumlah sampah setiap hari dan rata-rata yang terangkut ke tempat pembuangan akhir (TPA) hanya sekitar 30 50%, maka sisanya akan berakhir di tempat pembakaran atau sampah akan berada di sungai-sungai sambil menunggu musim hujan. Menurut data Dinas Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH) Kota Salatiga (2011), volume sampah di Kota Salatiga mencapai 100 ton/hari atau meningkat sebanyak 13 ton/hari dari tahun 2008. Sebanyak 70% sampah berasal dari rumah tangga. Komposisi sampah yang ada terdiri dari sampah organik sekitar 70,70%, disusul sampah plastik (19,65%), sampah kertas (7,28%), selebihnya berupa sampah kayu, kain, logam dan sebagainya. Dari jumlah ini hanya 300 m3/hari yang berhasil diangkut ke pembuangan terakhir. Namun sampah ini sebagian besar sampah ini belum diproses atau didaur ulang menjadi produk yang bermanfaat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi sampah rata-rata diperkotaan mencapai 0,5 kg/orang/hari sampai 0,8 kg/orang/hari. Dari konstanta tersebut, maka sudah dapat diperkirakan berapa banyak volume sampah yang dihasilkan oleh sebuah kota setiap hari dengan mengalikan dengan jumlah penduduk yang ada. Penduduk Kelurahan Tegalrejo kurang lebih 10.800 jiwa (Lurah Tegalrejo, 2012). Menurut hasil penelitian setiap orang menghasilkan sampah 0,5 kg per hari, sehingga masyarakat Kelurahan Tegalrejo menghasilkan kurang lebih 5.400 kg sampah per hari. Pemasalahan sampah semakin meningkat seiring bertambahnya penduduk dan adanya perubahan gaya hidup dan pola konsumsi masyarakat yang menghendaki segala sesuatu yang bersifat simple dan praktis. Persoalan sampah yang tidak teratasi akan mengancam kehidupan manusia dan lingkungan secara umum, seperti gangguan kesehatan, pencemaran lingkungan (tanah, air, maupun udara). Pentingnya hal ini maka sejak 2008 sudah ditetapkan Undang-Undang Pengelolaan Sampah No.18 Tahun 2008. Juga adanya kebijakan presidenterkait pencanangan gerakan Menuju Indonesia Bersih. Disamping dampak buruk dari sampah, sebenarnya sampah mempunyai potensi yang cukup besar sebagai aset usaha apabila dapat dikelola dengan baik. Sampah yang dikelola 100

secara kreatif mampu memberikan sumber pendapatan yang menjanjikan. Hanya saja masyarakat belum sadar benar bagaimana mengelola sampah dan mengolahnya menjadi sumber daya yang mampu menambah sumber pendapatan bagi keluarga. Bank sampah adalah salah satu alternatif pemecahan persoalan sampah yang dapat memberikan manfaat ganda bagi masyarakat. Secara prinsip bank sampah melaksanakan mekanisme sepert layaknya bank pada umum tetapi yang ditransaksikan adalah sampah yang berasal dari rumah tangga atau masyarakat dengan mengintegrasikan pendidikan lingkungan dan ekonomi. Bank sampah ialah bank yang melayani masyarakat menabung seperti bank-bank pada umumnya bedanya kalau di bank umum orang menabung berupa uang tetapi di bank sampah masyarakat menabung berupa barang bekas berupa: besi-besi bekas, kardus bekas, segala plastik bekas, kaleng minuman bekas, tembaga, alumunium dll. Bank sampah akan menyimpan dan mengelola sampah dari masyarakat, masyarakat yang menabung sampah akan menjadi nasabah dari bank sampah dan diberi buku tabungan. Kegiatan bank sampah ini dapat mengurangi volume sampah berupa botol plastik, kaca, kardus, koran bekas dan lain sebagainya yang dapat mengurangi sampah sampai 70-80% untuk tidak di buang ke TPA dan sampah telah dimanfaatkan sebagai sumber ekonomi kerakyatan bagi masyarakat dalam bentuk tabungan bank sampah yang merupakan tambahan penghasilan. Untuk dapat mengelola sampah menjadi sesuatu yang bermanfaat dan sumber pendapatan membutuh keterampilan dan kreativitas untuk mengolahnya. Potensi sampah/limbah yang bernilai ekonomi antara lain adalah sampah/limbah plastik, kertas, botol, kaleng yang sering tidak dilirik oleh banyak orang bahkan dibuang dan dibakar. Limbahini ternyata bisa bernilai ekonomi tinggi bila dikelola dengan ketrampilan yang tepat. Pelaksanaan bank sampah sesungguhnya mengandung potensi ekonomi (economic opportunity) kerakyatan yang cukup tinggi karena kegiatan bank sampah dapat memberikan out-put nyata bagi masyarakat dalam kesempatan kerja (job creation). Juga menjadi penghasilan tambahan bagi pegawai bank sampah dan masyarakat penabung sampah (nasabah). Sebenarnya yang paling terpenting adalah adanya pendidikan lingkungan agar lingkungan terjaga dengan baik terbebas dari sampah, penyakit malaria, sumber penyakit lainnya dan terbebas dari banjir/genangan serta tekanan volume sampah terhadap TPA semakin berkurang sehingga umur TPA bisa lebih panjang. Sebagai pembanding untuk kegiatanbank Sampah Barokah Assalam di Komplek Perumahan Dangau Teduh-Indarung Kota Padang, yang mempunyai nasabah sebanyak 44 KK telah berputar uang sebanyak lebih kurang 2 juta/bulan, kegiatan teller hanya dibuka selama 2 jam dalam seminggu, yaitu Sabtu dan Minggu dengan memperkerjakan sebanyak 5 orang tenaga kerja. Contoh lainnya adalag Bank Sampah Gemah Ripah di Kabupaten Bantul yang merupakan bank sampah pertama di Indonesia yang telah beraktifitas selama 3 tahun. Kegiatan yang sama juga telah dilaksanakan oleh Bank Sampah Hidayah di Bandar Buek dan Bank Sampah Sahabat Alam di Pangambiran Kota Padang serta telah mengembangkan kegiatan bank sampah ke arah koperasi simpan-pinjam antar anggota. Melihat permasalahan sampah dan potensi ekonomis dari sampah seperti tersebut di atas, Parahita Foundation berupaya berpartisipasi dalam memberikan kontribusi dalam memecahkan persoalan sampah di Kota Salatiga. Oleh karena itu sejak tahun 2012Parahita Foundation menyelenggarakan program pelatihan pengelolaan sampah/limbah. Dalam merealisasikan program ini Parahita Foundation bekerjasama dengan beberapa pihak, antara 101

lain: Pusat Penelitian dan Studi Gender-Universitas Kristen Satya Wacana, RW VII dan PKK RW VII Magersari, dan Pemerintah Kelurahan Tegalrejo mendirikan bank sampah yang dikelola dengan prinsip dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat. Melalui program ini, masyakat mempunyai akses atau kesempatan memperoleh pengetahuan dan ketrampilan tentang pentingnya pengelolaan sampah yang tepat bagi kesehatan dan kesejahteraan keluarga dan masyarakat, serta kelestarian lingkungan. Melalui kegiatan ini diharapkan terbuka peluang kerja dan sekaligus memberikan dampak positif bagi pelestarian lingkungan. Setelah mendapat pelatihan dan praktek, peserta didik merintis dan mengembangkan usaha melalui kelompok.untuk mendukung kinerja kelompok, diperlukan dukungan peralatan yang dikelola oleh kelompok. Oleh karena itu melalui proposal ini kami mengajukan permohonan bantuan peralatan. TUJUAN PROGRAM Tujuan membangun bank sampah sebenarnya bukanlah bank sampah itu sendiri, tetapi adalah strategi dalam mengembangkan dan membangun kepedulian masyarakat agar dapat berteman dengan sampah bukan bermusuhan. Melalui pengembangan ekonomi berbasis keluarga/masyarakat berupa penjualan hasil sampah serta mengembangkan kerajinan kreatif dan inovatif berupa pemanfaatan sampah menjadi kerajinan tangan, pembuatan kompos, usaha tanaman hias dan manfaat lain yang mempunyai nilai ekonomi kreatif. Melalui proposal ini, tujuan mengajuan bantuan alat ini adalah: 1. Pengadaan alat untuk mendukung usaha mengelola sampah/limbah berbasis keluarga yang berwawasan kesehatan dan lingkungan. 2. Meningkatkan kinerja kelompok usaha pengelolaansampah/limbah melalui dukungan peralatan. 3. Mengoptimalkan penggunaan peralatan melalui pelatihan dan praktek pengelolaan sampah/limbah. 4. Membangun sistem organisasi usaha untuk mendukung usaha bersama dalam bentuk Bank Sampah. OUTPUT/HASIL YANG DIHARAPKAN 1. Tersedianya alat untuk untuk mendukung usaha pengelolaan sampah/limbah berbasis keluarga yang berwawasan kesehatan dan lingkungan. 2. Meningkatnya kinerja kelompok usaha pengelolaan sampah/limbah melalui dukungan peralatan. 3. Optimalnya penggunaan peralatan melalui pelatihan dan praktek pengelolaan sampah/limbah. 5. Terbangunnyasistem organisasi usaha bersama dalam bentuk Bank Sampah. PENDEKATAN Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kelompok. 102

STRATEGI Program bersifat partisipatif dan menekankan keintegrasian dan berkesinambungan program. PROGRAM 1. Pengadaan alat. Sejak 2 tahun yang lalu Parahita Foundation melaksanakan program pelatihan pengelolaan sampah/limbah bagi warga masyarakat Kelurahan Tegalrejo. Untuk mengembangkan program pelatihan dan praktek yang sudah berjalan, diperlukan tambahan peralatan ketrampilan pengelolaan sampah/limbah, antara lain: URAIAN UNIT 1 Kendaraan pengangkut sampah 1 unit 2 Gerobak pengangkut sampah 3 unit 3 Cangkul 3 unit 4 Sekop 3 unit 5 Garuk 3 unit 7 Kantong plastic/bagor untuk pemilahan sampah plastic, kertas, kaleng, organik 1.000 buah 8 Sendok semen/cetok 5 unit NO. URAIAN UNIT 9 Parang 2 unit 10 Wearpak/seragam 10 unit 11 Sepatu boot 10 unit 12 Helm proyek 10 unit 13 Sarung tangan karet 10 unit 14 Sarung tangan kain 10 unit 15 Masker 10 unit 16 Kacamata plastic 10 unit 17 Timbangan duduk 1 unit 18 Timbangan gantung 1 unit 19 Kalkulator 1 unit 20 Rak besi 1 unit 21 Keranjang plastic 4 buah 22 Tong komposter 4 buah 23 Tong pemilah sampah 4 buah 24 Brankas 1 unit 25 Papan nama 3 unit 26 Papan struktur 1 unit 103

2. Optimalisasi penggunaan alat melalui pelatihan dan praktek pengelolaan sampah/limbah. Materi pembelajaran didesain dengan prosentasi 70% praktek dan 30% teori. Diarahkan agar peserta didik bisa menggunakan ketrampilannya untuk memulai pengelolaan sampah di rumah tangganya dan di lingkungan rumah atau sekitar rumahnya. Tatap muka dilakukan 3 kali dalam seminggu selama 2 jam yang pengaturan waktunya disesuaikan bersama peserta didik sesuai dengan jenis pelatihannya. Tahapan pelatihan pengelolaan sampah/limbahantara lain: Pelatihan dan praktek pemilahan sampah/limbah organik dan non organik (plastik, kertas, kaleng, botol, besi, dsb). Pengenalan alat dan bahan pendukung pengolahan limbah organik. Pelatihan mekanisme alur masuk sampah/limbah rumah tangga ke bank sampah. Pelatihan mekanisme alur keluar sampah/limbah dari bank sampah ke pengepul. Pengenalan metode pengelolaan sampah/limbah anorganik dan organik. Pelatihan dan praktek pengelolaan sampah/limbah anorganik dan organik. Pelatihan dan praktek penyelesaian akhir. 3. Advokasi dan pendampingan untuk peningkatan kinerja kelompok usaha. Kegiatan advokasi dan pendampingan diarahkan untuk dua tujuan, yaitu: a) peserta didik mampu meningkatkan kinerja dalam usahanya, baik secara individu maupun kelompok, dan b) ada dukungan dari lingkungan (pengambil kebijakan, keluarga, dan institusi terkait) bagi pekerja/wirausahawan untuk perlindungan dan pemberdayaan mereka. SASARAN Sasaran program ini sebanyak warga masyarakat usia produktif sebanyak 20 orang yang berpotensi memperoleh dan mengembangkan ketrampilan untuk memperoleh sumber ekonomi rumah tangga. Daftar peserta didik sebagai berikut: No Nama Alamat 1 Bapak Kelik Abidin RT 01 RW 07 Magersari 2 Bapak Purnomo Sugito RT 01 RW 07 Magersari 3 Bapak Aris Susanto RT 01 RW 07 Magersari 4 Bapak Hadi Wargito RT 02 RW 07 Magersari 5 Bapak Sutarman RT 02 RW 07 Magersari 6 Bapak Suwarto RT 02 RW 07 Magersari 7 Ibu Wuryatni RT 02 RW 07 Magersari 104

8 Ibu Heruati RT 02 RW 07 Magersari 9 Bapak Sunardi RT 03 RW 07 Magersari 10 Bapak Slamet RT 03 RW 07 Magersari 11 Bapak Wuryanto RT 03 RW 07 Magersari 12 Bapak Tundjung Mahatma RT 03 RW 07 Magersari 13 Ibu Riyanto RT 04 RW 07 Magersari 14 Bapak Ayep Abidin RT 04 RW 07 Magersari 15 Bapak Suharno RT 04 RW 07 Magersari 16 Bapak Padmadi RT 04 RW 07 Magersari 17 Bapak Sutarno RT 05 RW 07 Magersari 18 Bapak Sumarsono RT 05 RW 07 Magersari 19 Bapak Suparno RT 06 RW 07 Magersari 20 Bapak Hono Wiyono RT 06 RW 07 Magersari Salatiga, 1 November 2011 Ketua Kelompok Pendamping Kelompok Mengetahui, Lurah Tegalrejo... Ir. Arianti Ina R. Hunga, M.Si. Ketua Parahita Foundation Edhi Suyatno, SH. 105