1

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sampah merupakan suatu sisa-sisa benda yang tidak diinginkan setelah berakhirnya

1. Pendahuluan PENDAMPINGAN MASYARAKAT DALAM PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA UNTUK MENDUKUNG PROGRAM URBAN FARMING

ADLN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. 13 tahun 2012 tentang pedoman pelaksanaan reduce, reuse, dan recycle melalui

Pengelolaan Sampah Mandiri Berbasis Masyarakat. Oleh: Siti Marwati, M. Si Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA UNY

BAB I PENDAHULUAN. kurang tepat serta keterbatasan kapasitas dan sumber dana meningkatkan dampak

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan manusia, karena pada

B P L H D P R O V I N S I J A W A B A R A T PENGELOLAAN SAMPAH DI PERKANTORAN

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN. 1. Gambaran Umum Dusun Kaliabu RW 13 dan Bank Sampah Karesma

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN JEPARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA.

PENGOLAHAN SAMPAH DENGAN SISTEM 3R (REDUCE, REUSE, RECYCLE)

IbM PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA SEBAGAI UPAYA MENCIPTAKAN KAMPUNG PRO IKLIM (PROKLIM)

BAB I PENDAHULUAN. ditanggung alam karena keberadaan sampah. Sampah merupakan masalah yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (makhluk hidup) dan abiotik (makhluk tak hidup). Kedua komponen itu akan

BANK SAMPAH RANGGA MEKAR : BERKAT SAMPAH MENUAI BERKAH. Oleh : Budi Budiman, S.Hut, M.Sc Penyuluh Kehutanan Pusat

Pemberdayaan Masyarakat Rumpin Melalui Pengolahan Sampah Organik Rumah Tangga

PEMILIHAN DAN PENGOLAHAN SAMPAH ELI ROHAETI

KERJA SAMA BISNIS PENDIRIAN BANK SAMPAH MODEL BARU

KUISIONER FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUNG APUNG RT10/01 KELURAHAN KAPUK JAKARTA BARAT

Prosiding SNaPP2014Sains, Teknologi, dan KesehatanISSN EISSN

PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. PPK Sampoerna merupakan Pusat Pelatihan Kewirausahaan terpadu yang

Bagaimana Solusinya? 22/03/2017 PENGELOLAAN SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA DI KOTA CIAMIS PENGERTIAN SAMPAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latarbelakang

BAB I PENDAHULUAN. sembarangan karena tidak memenuhi persyaratan dapat menimbulkan

BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan

KUESIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mengabaikan pentingnya menjaga lingkungan hidup. Untuk mencapai kondisi

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI,

KONSEP PENANGANAN SAMPAH TL 3104

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR : 3 TAHUN 2016 TENTANG

PEDOMAN PENGELOLAAN SAMPAH MELALUI 3R UNTUK KADER LINGKUNGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manusia dalam aktivitasnya tidak terlepas dari kebutuhan terhadap ruang

VII. PEMBAHASAN UMUM 7.1. Visi Pengelolaan Kebersihan Lingkungan Berkelanjutan

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Serta peraturan di indonesia memang agak rumit, dan tidak benar-benar

BAB I PENDAHULUAN. yang belum bisa ditangani dengan tuntas, terutama dikota-kota besar. Rata-rata

BUPATI BONDOWOSO PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONDOWOSO NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN BONDOWOSO

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KOTA DENPASAR TPST-3R DESA KESIMAN KERTALANGU DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KOTA DENPASAR

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. manusia yang beragam jenisnya maupun proses alam yang belum memiliki nilai

BAB V IMPLEMENTASI PROGRAM KOMPOSTING RUMAH TANGGA

BAB I PENDAHULUAN. tinggi mengakibatkan bertambahnya volume sampah. Selama ini sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. yang dianggapnya sudah tidak berguna lagi, sehingga diperlakukan sebagai

PENGELOLAAN SAMPAH 3R BERBASIS PEMBERDAYAN MASYARAKAT MELALUI KOMBINASI BANK SAMPAH DAN TPS 3R

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan pengelolaan yang berkelanjutan air dan sanitasi untuk semua. Pada tahun 2030,

BUPATI POLEWALI MANDAR

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN NEGARA LINGKUNGAN HIDUP Sampah rumah tangga. Raperda. Pedoman. PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. kapasitas atau jumlah tonnasenya. Plastik adalah bahan non-biodegradable atau tidak

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai salah satu cara untuk memantau kinerja produksinya. Pengukuran

BAB II TINJAUAN UMUM PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT. Lingkungan hidup manusia adalah jumlah semua benda dan kondisi yang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA,

PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo ± 4 km. Jumlah penduduk pada tahun 2011 adalah Jiwa

Henita Rahmayanti. Dosen Jurusan Teknik Sipil Universitas Negeri Jakarta, Jl. Rawamangun Muka, Jakarta

1. Pendahuluan ABSTRAK:

POTENSI PENGELOLAAN SAMPAH MENUJU ZERO WASTE YANG BERBASIS MASYARAKAT DI KECAMATAN KEDUNGKANDANG KOTA MALANG ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGELOLAAN SAMPAH BOTOL MINUMAN OLEH IBU PKK DESA BANTRUNG

BAB I PENDAHULUAN. kompleks. Selain karena pengelolaannya yang kurang baik, budaya masyarakat. Gambar 1.1 Tempat Penampungan Sampah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

pendahuluan dilakukan untuk memperoleh hasil pengolahan atau daur ulang yang mengefektifkan pengolahan sampah selanjutnya, termasuk upaya daur ulang.

PEMBERDAYAAN KELOMPOK PKK DALAM PENGOLAHAN SAMPAH PLASTIK MENJADI PRODUK KERAJINAN TANGAN

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyebar luas baik di daerah perkotaan maupun pedesaan.limbah atau

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SATUAN ACARA PENYULUHAN. Sub Pokok Bahasan : Pegelolaan Sampah : Masyarakat RW 04 Kelurahan Karang Anyar

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari semua pihak, karena setiap manusia pasti memproduksi sampah, disisi lain. masyarakat tidak ingin berdekatan dengan sampah.

BAB I PENDAHULUAN 6% 1% Gambar 1.1 Sumber Perolehan Sampah di Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan penduduk dan aktivititas masyarakat di daerah perkotaan makin

I. PENDAHULUAN. anorganik terus meningkat. Akibat jangka panjang dari pemakaian pupuk

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

Lampiran IA Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 12/SE/M/2011 Tanggal : 31 Oktober 2011

BAB I. Pendahuluan. peningkatan sebesar jiwa. Pada tahun 2015, diperkirakan jumlah penduduk akan mencapai

PELESTARIAN LINGKUNGAN MELALUI TATAJER

PERBANDINGAN EFEKTIVITAS BANK SAMPAH DI KOTA BANDUNG DAN KOTA YOGYAKARTA

KARYA ILMIAH USAHA DAUR ULANG SAMPAH

PELATIHAN PENGOLAHAN SAMPAH SKALA RUMAH TANGGA DI DESA PENYARING. Universitas Samawa

ISO untuk meminimalkan limbah, by Sentral Sistem Consulting

I. PENDAHULUAN. Manusia dalam menjalani aktivitas hidup sehari-hari tidak terlepas dari

KAJIAN MODEL PENGELOLAAN SAMPAH BERBASIS MASYARAKAT (STUDI KASUS DI KECAMATAN WONOCOLO KOTA SURABAYA)

Bab I PENDAHULUAN Latar Belakang

BANK SAMPAH: UPAYA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PENANGANAN LINGKUNGAN. Munawir STIMA IMMI Jakarta

PERAN PEREMPUAN DAYA AIR, SANITASI DAN HIGIENE UNTUK KESEJAHTERAAN ETTY HESTHIATI LPPM UNIV. NASIONAL

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. tahun 2012 memiliki total jumlah penduduk sebesar jiwa (BPS, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Kebersihan lingkungan merupakan salah satu hal yang sangat penting

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGESAHAN PROPOSAL PKM

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

DAMPAK SAMPAH TERHADAP KESEHATAN LINGKUNGAN DAN MANUSIA

LOMBA KEBERSIHAN ANTAR RUKUN TETANGGA SE- BOGOR

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 6 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DINAS KEBERSIHAN DAN PERTAMANAN KABUPATEN KARANGANYAR

Prosiding SNaPP2011 Sains, Teknologi, dan Kesehatan.

Transkripsi:

Ethos (Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat): 161-170 PENINGKATAN PERAN SERTA MASYARAKAT DALAM PENGURANGAN TIMBULAN SAMPAH 1 Yanti Sri Rejeki, 2 M. Dzikron, 3 Nugraha, 4 Dewi Shofi M., 5 Chaznin R.M, 6 Jefri Khairunnas, 7 Hilda Syaidatul Ulfah, 8 Aef Saefurrohman 1,2,3,4,5,6,7,8 Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Industri, Unisba Email : 1 ysrejeki@yahoo.com Abstrak. Bank sampah adalah salah satu strategi penerapan 3R (Reuse,Reduce,Recycle) dalam pengelolaan sampah pada sumbernya di tingkat masyarakat. Pelaksanaan bank sampah pada prinsipnya adalah satu rekayasa sosial (social engineering) untuk mengajak masyarakat memilah sampah. Pelaksanaan bank sampah dapat memberikan output nyata bagi masyarakat berupa kesempatan kerja dalam melaksanakan manajemen operasi bank sampah dan investasi dalam bentuk tabungan (Kementrian Lingkungan Hidup, 2011). Masalah utama yang dihadapi mitra saat ini adalah bank sampah yang telah terbentuk sejak tahun 2012 belum berkembang sesuai harapan dan dinilai belum optimal. Hal ini dapat dilihat dari penurunan jumlah nasabah. Analisis awal penyebab perkembangan Bank Sampah yang kurang optimal karena manajemen Bank Sampah belum dilakukan dengan baik dikarenakan keterbatasan sumber daya. Oleh k arena itu diperlukan kegiatan untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam mengurangi sampah. Kegiatan yang dilakukan adalah pelatihan, pendampingan, monitoring dan evaluasi. Pelatihan yang diberikan mengenai pemilahan sampah dan pembuatan kompos skala rumah tangga. Hasil dari kegiata n tersebut menunjukkan adanya peningkatan jumlah nasabah. Kata Kunci : Penerapan 3R (Reduce, Reuse, Recycle), Bank Sampah, Pelatihan 1. Pendahuluan Sampah menjadi masalah sehari-hari, jika mendengar istilah sampah yang terlintas dalam benak adalah setumpuk limbah yang menimbulkan aroma busuk yang menyengat. Sampah diartikan sebagai material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses penggunaan. Sampah terdiri atas zat kimia, sisa energi atau makhluk hidup yang tidak mempunyai nilai guna dan cenderung merusak.sampah dapat berupa materi padat, cair, atau gas.untuk jenis materi cair dan gas terjadi emisi, terutama bila dikaitkan dengan polusi. Bila sampah masuk ke dalam lingkungan (ke air, ke udara dan ke tanah) maka kualitas lingkungan akan menurun. Peristiwa munculnya sampah ke lingkungan inilah yang dikenal sebagai pencemaran lingkungan. Berdasarkan sumbernya sampah terbagi menjadi sampah alam, sampah manusia, sampah konsumsi, dan sampah produk industri. Sedangkan berdasarkan sifatnya sampah dibagi menjadi dua yaitu 1) sampah organik atau sampah yang dapat diurai contohnya daun-daunan, sayuran, sampah dapur dan lain-lain, 2) sampah an-organik atau sampah yang tidak terurai contohnya plastik, botol, kaleng dan lain-lain. Di lokasi 161

162 Yanti Sri Rezeki, et al. tempat pembuangan sementara (TPS), sampah terus meningkat jumlahnya menuju ke tempat pembuangan akhir (TPA). Dengan semakin bertumpuknya sampah di TPS-TPA, akan menimbulkan bencana seperti pencemaran air dan pencemaran udara yang merugikan kesehatan secara umum. Selain dampak yang telah disebutkan, sampah yang menumpuk akan berpengaruh pada perubahan iklim akibat adanya kenaikan temperatur bumi atau yang lebih dikenal dengan istilah pemanasan global. Seperti yang kita ketahui adanya fenomena pemanasan global akibat peningkatan gas-gas rumah kaca seperti emisi gas karbondioksida (CO2), metana (CH4), dan dinitrooksida (N2O).Oleh karena itu, kita harus berusaha agar bencana tidak terjadi di lingkungan sekitar kita.sudah saatnya sampah harus dikelola dengan prinsip dasar pengelolaan sampah yang ramah lingkungan yaitu diawali oleh perubahan cara pandang dan cara memperlakukan sampah. Pola Pembuangan sampah yang lama seperti kumpul, angkat baru buang tidaklah efisien karena dapat menimbulkan lingkungan menjadi tidak ramah dan menjadi sumber penyakit seperti malaria dan diare.paradigma lama yang bertumpu pada tumpukan akhir sudah saatnya ditinggalkan dan diganti dengan paradigma baru.paradigma baru yaitu memandang sampah sebagai sumber daya bernilai ekonomis untuk dimanfaatkan, misalnya untuk bahan an-organik di daur ulang atau dijadikan produk kerajinan, sedang bahan organik dijadikan kompos. Prinsipnya adalah meminimasi timbulnya sampah, memanfaatkan-ulang, dan mendaur-ulang sampah (prinsip 3R, reduce, reuse, recycle) merujuk Peraturan Pemerintah Nomor 81 tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sejenis Sampah Rumah Tangga, pasal 1 ayat 7. Terdapat pula Undang-Undang RI No. 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, jika prinsip tersebut dijalankan akan mendatangkan output nyata, yaitu mengurangi beban polutan, mendatangkan manfaat ekonomi dan menjadikan lingkungan bersih, yang pada akhirnya menghasilkan outcome yang dapat langsung dirasakan, yaitu kesehatan dan penghasilan. Bank sampah adalah salah satu strategi penerapan 3R (Reuse,Reduce,Recycle) dalam pengelolaan sampah pada sumbernya di tingkat masyarakat. Pelaksanaan bank sampah pada prinsipnya adalah satu rekayasa sosial (social engineering) untuk mengajak masyarakat memilah sampah. Pelaksanaan bank sampah dapat memberikan output nyata bagi masyarakat berupa kesempatan kerja dalam melaksanakan manajemen operasi bank sampah dan investasi dalam bentuk tabungan (Kementrian Lingkungan Hidup, 2011). Pembangunan bank sampah sebenarnya tidak dapat berdiri sendiri tetapi harus disertai integrasi dengan gerakan 3R secara menyeluruh di kalangan masyarakat. 1.1 Analisis Situasi Bank Sampah Mekar Sakinah Sampah di perumahan Unisba Mandala Mekar Sakinah selama ini belum dikelola dengan baik, dimana sampah hanya menumpuk di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sampah di dalam komplek dan menimbulkan kekhawatiran akan menjadi masalah dikemudian hari. Berkaitan dengan hal tersebut, beberapa warga berinisiatif ISSN 1693-699X EISSN 2502-065X

Peningkatan Peran Serta Masyarakat Dalam Pengurangan... 163 untuk mendirikan Bank Sampah di lingkungan komplek Perumahan Unisba. Bank sampah Mekar Sakinah diresmikan pada tanggal 4 Maret 2012 oleh Bapak Lurah Desa Mandala Mekar Kecamatan Cimenyan yaitu Bapak Ijang Suryana dan dihadiri oleh ketua RW 12 Bapak Asep Sugriatna dan ketua RT di lingkungan komplek Perumahan Unisba. Kegiatan pengumpulan sampah dilakukan setiap minggu ke-2 dan ke-4 setiap bulannya. Saat ini nasabah Bank Sampah Mekar Sakinah tercatat berjumlah 65 orang.sedangkan untuk sampah organik/basah dibuat percontohan pembuatan pupuk kompos di dekat areal tempat pembuangan sampah. Berkaitan dengan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah melalui pembentukan Bank Sampah, berikut beberapa potensi serta kendala yang dihadapi mitra (Tabel 1). 1.2 Permasalahan Mitra Dari latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya dapat diketahui bahwa masalah utama yang dihadapi mitra saat ini adalah bank sampah yang telah terbentuk sejak tahun 2012 belum berkembang sesuai harapan dan dinilai belum optimal. Analisis awal penyebab perkembangan Bank Sampah yang kurang optimal karena manajemen Bank Sampah belum dilakukan dengan baik. Ide dan inisiatif pendiri Bank Sampah yang sangat baik mengenai peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah melalui pembentukan Bank Sampah belum diiringi dengan manajemen Bank Sampah yang ada dengan baik pula.selain itu juga kurangnya sosialisasi dan arahan kepada masyarakat menyebabkan rendahnya tingkat partisipasi masyarakat terhadap program Bank Sampah ini. Berikut beberapa perumusan mengenai permasalahan yang ada berkaitan dengan manajemen Bank Sampah : 1) Bagaimana proses bisnis yang diterapkan pada Bank Sampah Mekar Sakinah saat ini dan bagaimana proses bisnis yang tepat untuk Bank Sampah Mekar Sakinah? 2) Pelatihan apa yang diperlukan untuk meningkatkan kemampuan manajemen para pengurus Bank Sampah? 3) Upaya apa yang harus dilakukan untuk mengembangkan Bank Sampah dan meningkatkan partisipasi masyarakat terhadap keberadaan Bank Sampah? Tabel 1: Potensi dan Kendala yang Dihadapi Potensi dan sumber daya yang dimiliki Inisiatif masyarakat untuk berperan aktif dalam pengelolaan sampah dengan membentuk BankSampah Jumlah sampah yang dihasilkan dari lingkungan sekitar cukup besar Kendala / masalah yang dihadapi - Keterbatasan sumber daya pengelola (pengurus maupun fasilitas bank sampah) - Keterbatasan pengetahuan pengurus Bank Sampah mengenai bagaimana seharusnya Bank Sampah dikelola - Kemampuan masyarakat dalam mengelola sampah rumah tangga (memilah sampah, mengurangi sampah) belum merata - Kegiatan pengelolaan sampah organik menjadi kompos masih dalam uji coba dan belum dikembangkan secara optimal - Kurangnya kemampuan masyarakat mengenai bagaimana memanfaatkan kembali sampah anorganik atau mengubah sampah anorganik menjadi berbagai produk yang bernilai ekonomis (kerajinan tangan). Vol 4, No.1, Januari 2016

164 Yanti Sri Rezeki, et al. Potensi dan sumber daya yang dimiliki Pelatihan-pelatihan keterampilan yang telah dilakukan berkaitan dengan pengelolaan sampah Kendala / masalah yang dihadapi - Kemampuan atau keterampilan hasil pelatihan tidak termanfaatkan menjadi sebuah modal untuk memulai melakukan hal yang sama di lingkungan tempat tinggal - Kemampuan untuk mengimplementasikan hasil pelatihan menjadi kegiatan yang terjadwal dan dikelola dengan baik 2. Metode Pelaksanaan Solusi yang ditawarkan untuk menyelesaikan masalah dengan memanfaatkan potensi yang ada adalah memberikan pelatihan dan pendampingan. Kegiatan transfer knowledge akan dilakukan melalui kegiatan pelatihan maupun kegiatan pendampingan. Kegiatan atau langkah-langkah yang akan dilakukan dalam peningkatan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah melalui manajemen bank sampah adalah sebagai berikut: 1) Studi pendahuluan dan identifikasi kegiatan yang dibutuhkan Pada tahap awal akan dilakukan studi pendahuluan mencakup identifikasi lebih lengkap mengenai kondisi sosio ekonomi masyarakat mitra, kondisi bank sampah yang telah ada, serta identifikasi jenis kegiatan yang dibutuhkan mitra. 2) Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan Tahap selanjutnya adalah menyusun rencana dan jadwal pelaksanaan kegiatan berdasarkan kesepakatan dengan mitra PKM sehingga diharapkan seluruh kegiatan yang diusulkan dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dan waktu yang ditentukan. 3) Melaksanakan Pelatihan Jenis pelatihan yang akan diberikan kepada mitra pada dasarnya terdiri dari pelatihan mengenai pemilahan, pengelolaan sampah organik (kompos), dan Kerajinan daur ulang apabila diperlukan. Selain dilakukan kepada pengurus Bank Sampah mitra, pelatihan juga diberikan kepada masyarakat sekitar sebagai calon nasabah dalam mengelola sampah yang akan ditabung ke Bank Sampah. 4) Melakukan Pendampingan Kegiatan pendampingan dilakukan untuk memastikan bahwa kegiatan pelatihan yang diberikan dapat memberikan dampak pada peran aktif masyarakat untuk melakukan semua hal yang sesuai dengan materi pelatihan. Kegiatan pendampingan meliputi memberikan bantuan dan bimbingan pada proses penyiapan peralatan dan tempat, melakukan praktek adminstrasi Bank Sampah, serta mendampingi mitra untuk mengelola Bank Sampah. 5) Monitoring dan Evaluasi program Pada tahap ini akan dilakukan evaluasi mengenai hasil kegiatan yang telah dilakukan dan mengidentifikasi kendala-kendala yang dihadapi serta upaya untuk menyelesaikannya termasuk juga mengidentifikasi peluang-peluang untuk perluasan kegiatan yang lainnya seperti ke pengolahan sampah anorganik atau potensi pembentukan Bank Sampah. ISSN 1693-699X EISSN 2502-065X

3. Hasil Dan Pembahasan 3.1 Identifikasi kebutuhan pelatihan Peningkatan Peran Serta Masyarakat Dalam Pengurangan... 165 Bank sampah Mekar Sakinah berlokasi di Komplek perumahan Unisba RW. 12 Desa Mandala Mekar Kec. Cimenyan. Kegiatan rutin yang dilakukan Bank Sampah Mekar Sakinah adalah menampung sampah rumah tangga, barang bekas dalam bentuk kering hasil pemilahan sampah oleh warga di tiap rumah di RW 12 komplek Unisba. Tiap KK (Kepala Keluarga) yang menjadi nasabah Bank Sampah memiliki buku tabungan, berisi pencatatan banyaknya sampah dan rupiah yang dikumpulkan di Bank sampah. Sampah sampah yang terkumpul untuk kemudian dipilah-pilah berdasarkan jenisnya dan dijual kepada Bandar sampah. Nasabah Bank sampah berhak mengambil nilai uang yang ditabung minimal setelah 6 bulan. Sampah plastik kemasan (bekas bungkus makanan, cangkang kopi, bungkus softener, deterjen, dan lainnya) dikumpulkan oleh bank sampah untuk selanjutnya akan dibuat menjadi barang kerajinan. Kegiatan pengumpulan sampah dilakukan setiap minggu ke-2 dan ke-4 setiap bulannya. Sedangkan untuk sampah organik/basah dibuat percontohan pembuatan pupuk kompos di dekat areal tempat pembuangan sampah. Pada awal berdirinya bank sampah ini memiliki 55 nasabah, tetapi setiap tahun jumlah nasabah terus menurun. Data jumlah nasabah dapat dilihat pada Tabel 2.Menurunnya jumlah nasabah tersebut mengakibatkan hasil penjualan bank sampah menurun. Hal tersebut diakibatkan jumlah sampah yang terkumpul lebih sedikit (Tabel 3). Tabel 2: Jumlah Nasabah per Tahun Tahun Jumlah Nasabah 2012 55 2013 29 2014 20 Tabel 3: Hasil Penjualan per Tahun Tahun Hasil Penjualan Tahun 2012 1695.600 Tahun 2013 1485.150 Tahun 2014 1145.450 Menurunnya jumlah nasabah disebabkan oleh masih rendahnya kesadaran masyarakat terhadap lingkungan. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya tumpukan sampah yang dibuang diarea dekat bank sampah (Gambar 1). Larangan untuk membuang sampah di tempat tersebutpun masih diabaikan warga (Gambar 2). Sampah organik dan anorganik tercampur dalam satu tempat. Tempat pembuatan kompos yang telah tersedia tidak dapat difungsikan secara optimal, dikarenakan sulit memisahkan sampah yang telah tercampur. Tempat pembuatan kompos hampir terkubur oleh tumpukan sampah (Gambar 3). Vol 4, No.1, Januari 2016

166 Yanti Sri Rezeki, et al. Gambar 1: Tumpukan Sampah Gambar 2: Himbauan Larangan Pembuangan Sampah Gambar 3.: Kondisi tempat pembuatan Kompos Berdasarkan hal-hal tersebut, maka diperlukan pelatihan kepada masyarakat untuk meningkatkan keperdulian terhadap lingkungan dan meningkatkan jumlah nasabah bank sampah Mekar Sakinah. Pelatihan yang diperlukan adalah: 1. Pelatihan pemilahan sampah 2. Pelatihan pembuatan kompos skala rumah tangga Peserta pelatihan adalah warga sekitar bank sampah, yaitu warga Komplek perumahan Unisba RW. 12 Desa Mandala Mekar Kec. Cimenyan. Penyebab lain dari pengelolaan bank sampah Mekar Sakinah yang belum optimal, adalah keterbatasan sumber daya manusia dan fasilitas. Aktivitas pengelolaan sampah dilakukan di kantor Bank Sampah Mekar Sakinah, yang terdiri dari satu ruangan kantor dan toilet. Di dalam ruangan tidak terdapat fasilitas kerja seperti meja, kursi dan yang lainnya. Saat ini fungsi ruangan seperti gudang tempat penyimpanan sampah yang disetor nasabah, karena tidak memiliki wadah untuk menampung sampah tersebut. Papan nama yang terpasang di depan kantor sederhana dan kurang representatif. Oleh karena itu untuk menunjang ISSN 1693-699X EISSN 2502-065X

Peningkatan Peran Serta Masyarakat Dalam Pengurangan... 167 aktivitas pada bank sampah tersebut diperlukan fasilitas kerja berupa meja dan kursi kantor, display harga untuk memberikan informasi harga kepada nasabahnya, tempat penyimpanan barang yang disetorkan oleh nasabahnya sehingga dapat dipilah berdasarkan jenisnya, dan papan nama. 3.2 Proses Bisnis Bank Sampah Mekar Sakinah Pengelolaan bisnis berbasis sampah seperti yang diterapkan pada bank sampah banyak sekali memberikan manfaat bagi masyarakat, seperti kebersihan lingkungan, kesehatan, hingga keuntungan ekonomi. Bisnis yang saat ini dikelola oleh Bank Sampah Mekar Sakinah adalah mengumpulkan dan menjual sampah anorganik. Selain itu mengelola sampah organic menjadi kompos, akan tetapi pengelolaan sampah organik ini masih belum optimal. Pengelolaan sampah organik dimulai dari nasabah menyetorkan sampahnya, selanjutnya sampah tersebut ditimbang berdasarkan jenisnya, dan dicatat. Setelah sampah organik terkumpul, sampah tersebut dijual ke bandar atau pengepul. Mekanisme secara lengkap dari kerja bank sampah ditunjukan pada Gambar 4. 1 3 4 2 Gambar 4: Mekanisme Kerja Bank Sampah 1. Penyetoran sampah ke bank Penyetoran sampah dilakukan dua minggu sekali, yaitu pada minggu ke dua dan empat. Aktivitas pertama adalah melakukan pelayanan kepada nasabah yang akan menyetorkan sampahnya, selanjutnya petugas bank sampah menerima sampah yang akan ditabung beserta buku tabungannya. 2. Penimbangan oleh petugas bank Sampah yang telah disetorkan oleh nasabah ke petugas bank selanjutnya diterima oleh divisi penimbangan untuk ditimbang. Sebelum melakukan penimbangan petugas terlebih dahulu mengecek data nasabah, selanjutnya sampah akan dipilah sesuai dengan jenisnya. Setelah dipilah sampah akan ditimbang sesuai jenisnya. 3. Pencatatan oleh petugas bank Setelah melakukan penimbangan petugas akan mencatat jenis dan bobot sampah yang disetorkan. Hasil pengukuran dan jenis sampah akan dikonversikan dalam rupiah yang kemudian akan dicatat dalam buku tabungan nasabah. 4. Penjualan sampah Vol 4, No.1, Januari 2016

168 Yanti Sri Rezeki, et al. Sampah yang telah terkumpul selanjutnya dijual ke pengepul atau Bandar. Sebelum dilakukan penjualan, petugas akan memeriksa kembali sampah peritemnya, kemudian dilakukan pengepakan sampah dan disiapkan untuk dijual. Berdasarkan mekanisme kerja bank sampah yang berjalan saat ini, dapat dilihat bahwa sistem kerja bank sampah ini tidak berbeda dengan sistem kerja pengepul, yaitu kumpul, pilah, dn angkut. Oleh karena itu diperlukan suatu proses untuk menciptakan nilai tambah pada sampah yang terkumpul di bank sampah, sehingga keberadaan bank sampah dapat menciptakan sampah dengan nilai ekonomis yang tinggi. 3.3 Pelaksanaan Pelatihan Pelatihan dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 30 Mei 2015, yang bertempat di Madrasah Nurul Mutaqien, yang berlokasi di perumahan Unisba Desa Mandala Mekar Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung. Peserta pelatihan adalah ibu rumah tangga yang berdomisili di wilayah Bank Sampah Mekar Sakinah. Undangan yang disebarkan berjumlah 50 undangan, sedangkan yang hadir berjumlah 22.orang. Materi pelatihan terdiri dari: 1. Profil Bank Sampah Mekar Sakinah Materi ini diberikan untuk memberikan informasi kepada masyarakat mengenai bank sampah Mekar Sakinah, khususnya kepada masyarakat yang belum menjadi nasabah. 2. Pemilahan sampah Pemilahan sampah merupakan hal yang sangat penting dalam proses pengelolaan sampah. Pada materi ini dijelaskan jenis-jenis sampah, dan bagaimana cara pemilahan sampah. Oleh karena itu materi ini penting diberikan pada peserta pelatihan. 3. Pembuatan kompos skala rumah tangga Pembuatan kompos skala komunal atau bersama yang dikelola bank sampah belum optimal. Hal ini dikarenakan sampah belum terpilah dengan baik dan keterbatasan tenaga kerja yang mengelola sampah organic tersebut. Oleh karena itu untuk pengelolaan sampah organik diberikan pelatihan mengenai pembuatan kompos skala rumah tangga. 3.4 Pendampingan Kegiatan pendampingan dilakukan setelah kegiatan pelatihan. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa kegiatan pelatihan dapat memberikan dampak pada peran aktif masyarakat untuk melakukan hal-hal yang sesuai dengan materi pelatihan. Kegiatan pendampingan meliputi pengadaan fasilitas kerja untuk menunjang aktivitas bank sampah dan mendampingi pengelolaan Bank Sampah. Fasilitas yang diberikan adalah papan nama, drum untuk tempat botol dan plastik, dan display untuk informasi harga (Gambar 5). ISSN 1693-699X EISSN 2502-065X

Peningkatan Peran Serta Masyarakat Dalam Pengurangan... 169 3.5 Monitoring dan evaluasi Gambar 5: Fasilitas yang diberikan Kegiatan pelatihan yang diberikan memberikan dampak positif terhadap aktivitas bank sampah. Dampak tersebut antara lain: a. Adanya peningkatan jumlah nasabah pada bank sampah Mekar Sakinah. Pada awal berdirinya bank sampah Mekar Sakinah memiliki 54 orang nasabah, tetapi setiap tahunnya mengalami penurunan (Tabel 2). Setelah dilakukan pelatihan terjadi pertambahan jumlah nasabah sebanyak sembilan nasabah. Nasabah lama yang awalnya sudah tidak aktif menjadi aktif kembali sebanyak lima nasabah, dan nasabah baru sebanyak empat nasabah. b. Sosialisasi lebih mudah Adanya bantuan alat peraga pemilahan dan takakura memudahkan pengurus bank sampah Mekar Sakinah dalam memberikan sosialisasi pemilahan sampah berdasarkan jenisnya dan pembuatan kompos skala rumah tangga. c. Proses pemilahan lebih mudah Adanya bantuan drum memudahkan pengurus bank sampah untuk memilah sampah yang akan dijual ke bandar sampah. 4. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan dari kegiatan yang telah dilaksanakan adalah sebagai berikut: 1) Berdasarkan hasil identifikasi menunjukkan bahwa masalah utama pada Bank Sampah Mekar sakinah adalah penurunan jumlah nasabah. Oleh karena itu diperlukan pelatihan kepada masyarakat untuk meningkatkan keperdulian terhadap lingkungan dan meningkatkan jumlah nasabah bank sampah Mekar Sakinah. Kegiatan yang dilakukan pada PKM ini adalah pelatihan mengenai pemilahan sampah dan pembuatan kompos skala rumah tangga. Selain itu penyediaan failitas kerja, yaitu papan nama, drum, display harga. 2) Pelatihan dilaksanakan tanggal 30 Juni 2015 di komp. Perumahan Unisba. Materi yang diberikan adalah profil Bank Sampah Mekar Sakinah, pemilahan sampah, dan pembuatan kompos skala rumah tangga. Vol 4, No.1, Januari 2016

170 Yanti Sri Rezeki, et al. 3) Kegiatan PKM ini berdampak pada peningkatan jumlah nasabah bank sampah sebanyak sembilan orang. Saran dari kegiatan PKM yang telah dilaksanakan untuk PKM berikutnya adalah sebagai berikut: 1) Bantuan fasilitas yang diberikan untuk menunjang aktivitas Bank Sampah Mekar Sakinah masih belum terpenuhi, oleh karena itu untuk memenuhi semua kebutuhan tersebut dapat dilakukan pada PKM berikutnya. 2) Pelatihan pengelolaan sampah nonorganic 3) Sosialisai, monitoring dan pendampingan terhadap kegiatan Bank Sampah sebaiknya dilakukan secara berkala. Daftar Pustaka Kementrian Lingkungan Hidup RI, 2011,Bank Sampah Dan 3R :Membangun Lingkungan Dan Ekonomi Kerakyatan ISSN 1693-699X EISSN 2502-065X