BAB I PENDAHULUAN. A. LATAR BELAKANG Masa remaja merupakan suatu proses perkembangan antara masa anakanak

dokumen-dokumen yang mirip
2015 PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA

BAB I PENDAHULUAN. saja fenomena - fenomena yang kita hadapi dalam kehidupan sehari - hari dalam

BAB I PENDAHULUAN. Adiktif lainnya. Kata lain yang sering dipakai adalah Narkoba (Narkotika,

BAB I PENDAHULUAN. (NAPZA) kian mengerikan sekaligus memprihatinkan.

BAB I PENDAHULUAN. anastesi yang dapat mengakibatkan tidak sadar karena pengaruh system saraf

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lebih mudah dengan berbagai macam kepentingan. Kecepatan

BAB I PENDAHULUAN. sosialisasi, transisi agama, transisi hubungan keluarga dan transisi moralitas.

Dwi Gita Arianti Panti Rehabilitasi Narkoba di Samarinda BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia jumlah pengguna narkotika dan obat terlarang dari tahun ke

ANCAMAN NARKOBA BAGI GENERASI PENERUS BANGSA oleh Ashinta Sekar Bidari S.H., M.H

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. maupun elektronik sering menunjukkan adanya kasus penyalahgunaan NAPZA.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kepribadiannya. Sebagai bentuk pengembangan diri

CAPAIAN INDIKATOR MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN AREA MANAJEMEN TRIWULAN I TAHUN 2016

PENYALAHGUNAAN NARKOBA DI KALANGAN REMAJA Oleh: Bintara Sura Priambada, S.Sos, M.H Dosen Fakultas Hukum Universitas Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. merupakan akronim dari NARkotika, psikotropika, dan Bahan Adiktif lainnya.

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. Perancangan Interior Panti Rehabilitasi Penyalahgunaan Narkoba

BAB I PENDAHULUAN. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

persepsi atau mengakibatkan halusinasi 1. Penggunaan dalam dosis yang 2

BAB I PENDAHULUAN. kecakapan untuk menghindari penyalahgunaan narkoba. Informasi mengenai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Septa Sopiatun, 2013

2015 PENGARUH MINAT BELAJAR DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. cepat dari proses pematangan psikologis. Dalam hal ini terkadang menimbulkan

HUBUNGAN ANTARA INTERAKSI SOSIAL SISWA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG NAPZA DI SMK BATIK 1 SURAKARTA SKRIPSI

UPAYA PENCEGAHAN TERHADAP PENYEBARAN NARKOBA DI KALANGAN PELAJAR

2014 PENDAPAT PESERTA ADIKSI PULIH TENTANG PELAYANAN DAN REHABILITASI SOSIAL DI RUMAH CEMARA

Prosiding Ilmu Hukum ISSN: X

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DIPA BADAN URUSAN ADMINISTRASI TAHUN ANGGARAN 2014

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sedang berkembang (developing

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan pergaulan masyarakat di Indonesia mengalami peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Disisi lain, apabila disalahgunakan narkoba dapat menimbulkan ketergantungan dan

BAB V KINERJA PEREKONOMIAN KABUPATEN/KOTA DI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan masyarakatnya. Kondisi masyarakat yang sehat dan cerdas akan. tantangan global di masa kini dan di masa yang akan datang.

PENTINGNYA PERAN ORANGTUA DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA

BAB I PENDAHULUAN. Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif. Semua istilah ini baik narkoba atau napza

commit to user BAB I PENDAHULUAN

DUKUNGAN PSIKOSOSIAL KELUARGA DALAM PENYEMBUHAN PASIEN NAPZA DI RUMAH SAKIT JIWA PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. Panti Rehabilitasi Ketergantungan NAPZA Arsitektur Perilaku. Catherine ( ) 1

Bab I Pendahuluan. Universitas Indonesia

Bahaya Penyalahgunaan Narkoba Bagi Generasi Muda Senin, 18 Juli :29 - Terakhir Diperbaharui Selasa, 11 April :35

Ratna Indah Sari Dewi 1. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Syedza Saintika Padang 1 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. mengancam hampir semua sendi kehidupan masyarakat, bangsa dan Negara. Masalah

I. PENDAHULUAN. Narkotika selain berpengaruh pada fisik dan psikis pengguna, juga berdampak

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia telah lahir beberapa peraturan perundang-undangan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peredaran narkotika semakin mengkhawatirkan di Indonesia karena

BAB I PENDAHULUAN. atau kesulitan lainnya dan sampai kepada kematian tahun). Data ini menyatakan bahwa penduduk dunia menggunakan

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 08 /PMK.07/2011 TENTANG

Bab IV Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Pengaruhnya Terhadap Ketahanan Pangan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

Tabel 17.1 Jumlah Perguruan Tinggi, Mahasiswa dan Tenaga Edukatif Negeri dan Swasta Provinsi Jawa BaratTahun 2010/2011

BAB I PENDAHULUAN. (NAPZA) atau yang lebih sering dikenal masyarakat dengan NARKOBA

BAB I PENDAHULUAN. jika masuk kedalam tubuh manusia akan mempengaruhi tubuh terutama otak/susunan

BAB VII AKSI BERSAMA MENUJU MASANGAN BEBAS NARKOBA

BAB IV GAMBARAN UMUM DAN OBJEK PENELITIAN. Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara Lintang

BAB I PENDAHULUAN. ketimpangan dan pengurangan kemiskinan yang absolut (Todaro, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif lainnya. juga dianggap sebagai pelanggaran hukum.

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN AKTUALISASI DIRI PADA REMAJA PECANDU NARKOBA DI PANTI REHABILITASI

BAB II PEMAHAMAN PUSAT REHABILITASI NARKOBA DENGAN METODE THERAPEUTIC COMMUNITY

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat bagi pengobatan, tetapi jika dikonsumsi secara berlebihan atau tidak. rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan penyalangunaan narkoba di Indonesia telah menjadi ancaman

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA (TRANSAKSI KAS) BELANJA WILAYAH MELALUI KPPN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2014 (dalam rupiah)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional Indonesia bertujuan mewujudkan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang untuk mencapai tujuannya

BAB V KINERJA PEREKONOMIAN KABUPATEN/KOTA DI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. serta tempat menerima dan memberi pelajaran.1 Sebagai mana yang kita ketahui

BAB I PENDAHULUAN. adalah penyebab sepertiga kematian pada anak-anak muda di beberapa bagian

BAB 1 PENDAHULUAN. NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lain) adalah bahan/zat/obat

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dengan pesat, secara garis besar masalah kesehatan jiwa. Masalah psikososial membutuhkan kemampuan penyesuaian dan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan antara masa anak-anak dan masa dewasa. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Penyalahgunaan dan ketergantungan NAZA (Narkotika, alkohol dan zat

BAB 1 PENDAHULUAN. lainnya) bukan merupakan hal yang baru, baik di negara-negara maju maupun di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan masa seorang individu mengalami peralihan dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB 1 : PENDAHULUAN. remaja. Perubahan yang dialami remaja terkait pertumbuhan dan perkembangannya harus

REHABILITASI MEDIS DAN SOSIAL TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA. (STUDI KASUS PUTUSAN NOMOR 22/PID.B/2014/PN.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seseorang yang mengkonsumsinya (Wikipedia, 2013). Pada awalnya, alkohol

BAB I PENDAHULUAN. sosial, dan politik dalam dunia internasional, Indonesia telah ikut berpatisipasi

BAB I PENDAHULUAN. serius. Hal ini dibuktikan dengan jumlah kasus narkoba yang meningkat setiap tahun.

BAB 1 PENDAHULUAN. kondisi ketertiban, keamanan, kejahatan dan kekerasan pelakunya menyadari

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada program pengalihan narkoba, yaitu program yang mengganti heroin yang. dipakai oleh pecandu dengan obat lain yang lebih aman.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Narkotika, Psikotropika dan Bahan Adiktif lainnya yang lebih dikenal dengan

KATA PENGANTAR. Pendahuluan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Sejak kebijakan pemerintah Indonesia tentang Otonomi Daerah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyalahgunaan NAPZA merupakan suatu pemakaian obat yang bukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perkembangan antara masa anak dan masa dewasa. Masa ini juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gangguan fungsi mental berupa frustasi, defisit perawatan diri, menarik diri

BAB I PENDAHULUAN. lainnya, ketiga hal tersebut dapat mempengaruhi kehidupan manusia baik secara

BERITA RESMI STATISTIK

BAB 1 : PENDAHULUAN. sekedar untuk, misalnya bersenang-senang, rileks atau relaksasi dan hidup mereka tidak

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, remaja, dan generasi muda pada umumnya (Waluyo, 2011).

LAPORAN REALISASI ANGGARAN BELANJA (TRANSAKSI KAS) BELANJA WILAYAH MELALUI KPPN UNTUK BULAN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2013 (dalam rupiah)

BAB I PENDAHULUAN. pasar narkoba terbesar di level Asean. Menurut United Nation Office on Drugs and

U R A I A N JUMLAH PENDAPATAN 26,690, BELANJA BELANJA TIDAK LANGSUNG 52,901,364, BELANJA LANGSUNG 94,937,760,000.00

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masa remaja merupakan suatu proses perkembangan antara masa anakanak menuju masa dewasa. Perkembangan seseorang dalam masa anak-anak dan remaja akan membentuk perkembangan diri orang tersebut di masa dewasa. Oleh karena itu bila masa remaja telah rusak karena narkoba maka akan menghancurkan masa depannya. Narkoba yang pada awal kemunculannya sebagai zat yang dapat meringankan dan meredakan rasa sakit berubah fungsi menjadi zat yang menbahayakan dan penggunaan zat atau obat tanpa petunjuk dokter merupakan penyalahgunaan. Dewasa ini permasalahan penyalahgunaan narkoba di Jawa Barat masih relatif tinggi, karena permasalahan ini merupakan fenomena gunung es, yang muncul di permukaan hanya sedikit akan tetapi di dalam lautan terdapat bongkahan es yang amat besar. Permasalahan remaja dalam penyalahgunaan narkoba tidak boleh diabaikan begitu saja, mau tidak mau harus ditangani. Hal ini terkait dengan dampaknya terhadap masa depan generasi muda kita. Jika permasalahan ini tidak ditangani dikhawatirkan akan hilangnya suatu generasi (lost generation) yang menjadi penerus bangsa kita. Hasil survey Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia dan Universitas Indonesia tahun 2005 menunjukkan bahwa prevalensi penyalahguna narkoba di Indonesia kurang lebih 1,5% dari total penduduk atau sekitar 3 juta jiwa dari sekitar 200 jiwa penduduk Indonesia, dewasa ini prevalensi

2 penyalahguna narkoba hasil survey tahun 2008 di Indonesia siestimasikan mengalami peningkatan mencapai 1,99% dari total penduduk Indonesia atau sekitar 4 juta jiwa. Jumlah penyalahgunan narkoba di Jawa Barat sendiri saat ini diestiminasikan sekitar 850.000 orang atau sekitar 43 juta orang total penduduk Jawa Barat (sensus daerah tahun 2010). Sedangkan angka kematian akibat penyalahgunaan narkoba di Indonesia sekarang ini diperkirakan mencapai 15.000 orang pertahun, atau antara 40-42 orang meninggal karena narkoba setiap harinya atau 3 orang per lima menit. Diagram 1.1 di bawah menunjukkan pengungkapan kasus narkoba periode tahun 2003 sampai dengan 2009. Diagram 1.1 Pengungkapan Kasus Narkoba Periode Tahun 2003-2009 Sumber: Satgas BNP DIT Narkoba Polda Jabar Grafik di atas menunjukkan peningkatan yang sangat tajam. Dari tahun ke tahun pengungkapan kasus narkoba semakin meningkat. Di mulai dari tahun 2003 yang terdapat 580 kasus, tahun 2004 dengan 688 kasus, tahun 2005 terdapat 859 kasus dan semakin tahun semakin menaik. Tahun 2006 jumlah kasus menjadi 1121, tahun 2008 ada 2006 kasus, dan pada tahun 2009 terjadi peningkatan yang sangat tajam dari tahun-tahun sebelumnya yaitu 5254 kasus. Ini artinya

3 menunjukan pula bahwa semakin banyak masyarakat Indonesia yang menggunakan narkoba. Tabel 1.1 di bawah ini menunjukkan jumlah korban penyalahgunaan narkoba tahun 2009 di seluruh kecamatan di Provinsi Jawa Barat. Tabel 1.1 Jumlah Korban Penyalahgunan Narkoba Tahun 2009 Jumlah Desa\Kel NO Kabupaten Jumlah Kec Korban Napza 1 Kab. Kuningan 32 375 158 2 Kab. Sumedang 26 227 119 3 Kab.Purwakarta 17 192 39 4 Kota Banjar 4 25 6 5 Kota Tasikmalaya 10 69 113 6 Kota Cimahi 3 15 68 7 Kab Cirebon 37 424 84 8 Kota Bogor 6 68 36 9 Kab. Tasikmalaya 39 351 53 10 Kota Depok 6 43 15 11 Kab Indramayu 31 313 41 12 Kab Karangan 30 303 36 13 Kota Sukabumi 7 33 64 14 Kab Garut 42 424 9.565 15 Kab Sukabumi 45 367 220 16 Kab Bogor 40 426-17 Kab Majalengka 26 324 137 18 Kab Bandung 31 275 721 19 Kab Subang 30 253 15 20 Kab Bekasi 32 187 56 21 Kab Ciamis 36 350 23 22 Kota Bandung 30 151 118 23 Kota Cirebon 5 22 7 24 Kab Cianjur 32 348 185 25 Kota Bekasi 12 56 20 26 Kab Bandung Barat 15 165 189 Jumlah 615 5842 12.088 Sumber : Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat Tahun 2009 Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa jumlah korban penyalahgunaan narkoba terbanyak peringkat pertama terdapat di Kabupaten Garut dengan jumlah 9.565 orang, peringkat kedua terdapat di Kabupaten Bandung dengan jumlah 721

4 orang dan peringkat Ketiga terdapat di kabupaten Bandung Barat yang berjumlah 189 orang. Sedangkan korban penyalahgunaan narkoba dengan jumlah terkecil peringkat pertama ditempati oleh di Kota Banjar yang mempunyai jumlah 6 orang, sedangkan Kota Cirebon terdapat di peringkat kedua dengan jumlah 7 orang dan peringkat Ketiga terdapat di Kota Depok yang mempunyai jumlah 15 orang. Hasil survey BNN pada tahun 2006 menyebutkan bahwa terdapat 6% pelajar dan mahasiswa yang pernah memakai narkoba. Angka tersebut kemudian makin meningkat pada tahun 2008 menjadi 8% (BNN Provinsi Jawa Barat). Kebanyakan pengguna narkoba adalah remaja ini diakibatkan karena kurangnya kegiatan pembinaan serta terbatasnya jumlah dan ragam wadah penyaluran minat dan bakat pemuda sehingga mereka terjerumus dalam berbagai tindakan kekerasan dan kesesatan. Penyalahgunaan narkoba merupakan masalah serius karena di samping merusak kesehatan pemakainya juga berdampak pada masalah moral. Narkoba merubah moral dan prilaku penggunanya baik secara fisik psikologis maupun sosial. Perubahan fisik diantaranya jalan sempoyongan, terdapat tanda-tanda bekas sayatan atau suntikan. Perubahan psikologi antara lain menjadi malas belajar, mudah tersinggung, sulit konsentrasi. Sedangkan perubahan moral dan prilaku sosial adalah menghindari kontak mata langsung, berbohong atau memanipulasi keadaan serta mengabaikan keadaan disekitarnya. Remaja adalah generasi yang paling berpengaruh dalam mewujudkan citacita suatu bangsa, sebagai generasi penerus suatu bangsa dan suatu generasi yang

5 diharapkan oleh suatu bangsa bisa merubah keadaan bangsanya menjadi bangsa yang lebih baik. Di Indonesia sendiri keadaan remajanya saat ini sangat memprihatinkan, hal tersebut dapat dilihat dari kondisi remaja saat ini yang cenderung lebih bebas dan jarang meperhatikan nilai moral yang terkandung dalam setiap perbuatan yang mereka lakukan. Remaja mempunyai sifat yang cenderung lebih agresif, emosi tidak setabil, dan tidak bisa menahan dorongan nafsu. Rusaknya moral remaja dipengaruhi oleh beberapa hal dan yang paling dominan mempengaruhi perubahan moral remaja adalah faktor pergaulan. Banyak remaja di Indonesia yang salah dalam memilih pergaulan sehingga mereka terjerumus dalam pergaulan bebas diantaranya mengkonsumsi obat-obatan terlarang (narkotika), dan lain sebagainya. Mereka tidak mengetahui apa dampak buruk dari perbuatan yang mereka lakukan, mereka hanya berfikir jangka pendek, yang terpenting dan yang terlintas dalam pikiran mereka sekarang hanyalah bersenang-senang saja, tanpa memikirkan apa akibat buruk yang akan mereka terima jika terjerumus dalam pergaulan bebas. Semua dampaknya akan sangat merugikan diri mereka sendiri, keluarga dan orang-orang di sekitar mereka. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa semua tingkahlaku anak lebih mudah terpengaruh pada lingkungan sekitar, oleh sebab itu dalam menghadapi hal ini peranan orangtua sangat dibutuhkan untuk memonitoring sekaligus memberikan pengarahan kepada anaknya tentang bahayanya pergaulan bebas. Tidak dapat dipungkiri bahwa anak sejak dini membutuhkan pembinaan moral. Dengan pembinaan moral diharapkan dapat bersikap dan berprilaku yang

6 bermoral, tidak hanya mengetahui norma-norma yang ada dimasyarakat, tetapi juga melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari. Menurut pendekatan organobiologi (susunan sraf pusat/otak) gangguan penggunaan narkoba menyoroti tentang berbagai kelainaan prilaku (Behavior Disorder) yang berkaitan dengan penggunaan narkoba yang mempengaruhi susunan saraf pusat (otak). Berdasarkan teori kuratif (Dinas sosial Provinsi Jawa Barat, 2006) menjelaskan bahwa upaya penyembuhan narkoba ditunjukkan pada korban penyalahgunan narkoba adalah kegiatan untuk menghilangkan atau menyembuhkan ketergantungan fisik, psikis maupun sosial penderita atau klien terhadap narkoba. Penanggulangan masalah korban penyalahgunaan narkoba memerlukan keterpaduan berbagai pihak profesional dan kompeten, karena dampak yang ditimbulkan bersifat kompleks dan sangat merugikan. Selain itu diperlukan pula komitmen baik dari unsur pemerintah maupun masyarakat untuk keberhasilan penanganan masalah ini. Untuk menangulangi korban penyalahgunaan narkoba, berbagai upaya telah dilakukan baik oleh pemerintah maupun masyarakat (Yayasan/Orosos/LSM) mulai dari upaya pencegahan sampai dengan rehabilitasi sosial. Balai Rehabilitasi Sosial Pamardi Putra (BRSPP) Merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Sosial Propinsi Jawa Barat yang melaksanakan program pelayanan rehabilitasi sosial bagi korban penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya) yang masih addict. Balai

7 Rehabilitasi Sosial Pamardi Putra terletak di Jalan Maribaya No.22 Lembang Kabupaten Bandung Barat di atas tanah 50.900 M 2 dan bangunan 1.843,7 M 2. Dengan didukung 20 orang tenaga PNS, 1 orang CPNS, 12 orang tenaga honoren, 2 orang dokter, 2 orang tenaga perawat kesehatan serta tenaga psykolog melalui metode bimbingan fisik, mental, sosial dan latihan keterampilan bagi korban NAPZA yang masih ketergantungan (addict). Pendekatan yang digunakan melalui metode Therapeutic Community (TC), bimbingan keagamaan dan keterampilan. Balai Rehabilitasi Sosial Pamardi Putra ini dibiaya langsung oleh APBD Provinsi Jawa Barat dan yang lebih utama lagi Balai Rehabilitasi Sosial Pamardi Putra bekerja sama dengan pemerintah yaitu Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat sehingga pembinaan yang dilakukan panti ini tepat sasaran. Panti memberikan pelayanan kepada korban penyalahgunaan narkoba yang masih addict memalui bimbingan fisik, sosial dan keterampilan. Tujuan diberikan pelayanan ini agar setelah keluar dari panti dapat melakukan fungsi sosialnya dengan wajar di masyarakat. Dapat menyalurkan keterampilannya selama di panti. Sistem pelayanan dan pembinaan di Balai Rehabilitasi Sosial Pamardi Putra bersifat profesional dalam arti pembinan tersebut dilaksanakan oleh ahli terdidik dan terlatih secara khusus berdasarkan metode dan teknis pekerja sosial. Balai Rehabilitasi Sosial Pamardi Putra merupakan yayasan sosial yang bergerak dalam bidang pelayanan masyarakat yaitu memberikan pelayanan pemulihan korban penyalahgunaan narkoba. Panti rehabilitasi ini dalam perkembanganya sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Sosial Provinsi Jawa Barat pada pelaksanaanya mengalami permasalahan yang sering muncul

8 kepermukaan adalah tidak adanya dukungan dari pihak keluarga selama anak mengikuti pembinaan, serta kurangnya karyawan yang sering mengambat pelaksanaan kerja di Balai Rehabilitasi Sosial Parmadi Putera. Dengan adanya berbagai permasalahan yang dihadapi oleh Balai Rehabilitasi Sosial Pamardi Putra menjadi kendala bagi pelaksanaan pembinaan moral anak. Oleh karena itu keberhasilan pembinaan moral anak memerlukan kesadaran, dukungan dan kejasama dari berbagai pihak yaitu masyarakat, keluarga anak, anak atau klien itu sendiri dan petugas Balai Pemulihan Sosial Pamardi Putra. Dengan demikian judul skripsi yang diambil adalah : PERANAN BALAI REHABILITASI SOSIAL PARMADI PUTRA DALAM PEMBINAAN MORAL REMAJA KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, maka yang menjadi fokus penelitian ini adalah peran Balai Rehabilitasi Sosial Parmadi Putra dalam pembinaan moral remaja korban penyalahgunaan narkoba. Untuk mempermudah penulis dalam menggunakan hasil penelitian, maka pokok permasalahan tersebut di jabarkan menjadi penelitian sebagai berikut: a. Apa saja program dalam pembinaan moral Balai Rehabilitasi Sosial Pamardi Putra bagi remaja korban penyalahgunaan dengan sistem rehabilitasi dalam panti? b. Metode apa yang diterapkan di Balai Rehabilitasu Sosial Pamardi Putra dalam melakukan pembinaan bagi remaja korban penyalahgunaan narkoba?

9 c. Bagaimana hambatan-hambatan yang di hadapi dan upaya mengatasi ketika program pembinaan moral di panti rehabilitasi tidak berjalan sebagaimana mestinya? d. Kriteria apa yang menjadi acuan dalam menilai keberhasilan dalam pembinaan moral remaja korban penyalahgunaan narkoba dengan sistem panti di Balai Rehabilitasiu Sosial Pamardi Putra? C. TUJUAN PENELITIAN Adapun tujuan dari penelitian ini terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus yaitu : 1) Tujuan umum Secara umum, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menggambarkan mengenai peranan Balai Rehabilitasi Parmadi Putra dalam pembinaan moral remaja korban penyalahgunaan narkoba. 2) Tujuan khusus Secara khusus, tujuan penelitian ini adalah. a. Untuk mengetahui program dalam pembinaan moral Balai Rehabilitasi Sosial Pamardi Putra bagi remaja korban penyalahgunaa dengan sistem rehabilitasi dalam panti. b. Untuk mengetahui Metode apa yang diterapkan di Balai Rehabilitasi Sosial Pamardi Putra dalam melakukan pembinaan bagi remaja korban penyalahgunaan narkoba.

10 c. Untuk mengetahui hambatan-hambatan yang dihadapi dan upaya mengatasi ketika program pembinaan moral di panti rehabilitasi tidak berjalan sebagaimana mestinya. d. Untuk mengetahui Kriterian yang menjadi acuan dalam menilai keberhasilan dalam pembinaan moral remaja korban penyalahgunaan narkoba dengan sistem panti di Balai Rehabilitasi Sosial Pamardi Putra. D. MANFAAT PENELITIAN Adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1) Secara Teoritis Memberikan pemahaman kondisi terakhir tentang masalah korban penggunan narkoba dan penanganan penggunan narkoba Balai Pemulihan Sosial Pamardi Putra dikaitkan dengan teori pembinaan menurut Sofyan S Willis. 2) Secara praktis Bagi keperluan praktis, dapat dijadikan sebagai acuan yang penting bagi pihak-pihak yang terkait dengan permasalahan yang menyangkut tentang peran Balai Rehabilitasi Sosial Pamardi Putra dalam pembinaan moral remaja korban penyalahgunaan narkoba. E. Penjelasan Istilah berikut : Dalam penelitian ini terdapat beberapa istilah yang dijabarkan sebagai

11 1. Rehabilitasi Yaitu suatu cara untuk memulihkan kondisi seseorang menjadi lebih baik dari segi fisik maupun mental yang dilakukan oleh suatu lembaga tertentu dan jangka waktu tertentu. 2. Kenakalan Remaja Yaitu anak di bawah 18 tahun yang berprilaku menyimpang dari normanorma masyarakat yang dapat merugikan keselamatan dirinya, serta dapat menggangu ketentraman dan ketertiban. 3. Narkoba Zat atau obat yang mempunyai resiko berbahaya dan menimbulkan dampak buruk bila digunakan dengan dosis yang berlebihan dan dapat menimbulkan ketergantungan. 4. Korban Penyalahgunaan Narkoba Adalah suatu konsidi dimana seseorang tidak dapat mengendalikakn dirinya untuk menghetikan penggunaan narkoa dan dapat membahayakan jiwa seseorang bila penggunaan dihentikan secara tiba-tiba. 5. Pembinaan Moral Suatu proses bimbingan yang dilakukan secara bertahap untuk mengubah seseorang dengan mengajarkan sesuatu yang bermanfaat serta membentuk sikap dan prilaku seseorang ke arah yang lebih positif.