Perancangan Pusat Rehabilitasi Pengguna Narkoba di Kabupaten Malang ABSTRAK Perancangan Pusat Rehabilitasi Pengguna Narkoba di Kabupaten Malang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan narkoba menjadi salah satu faktor banyaknya terjadi kasus

BAB VI HASIL RANCANGAN. Hasil Rancangan menggunakan konsep Serenity in Fluidity yang dijelaskan

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode tersebut berisi tentang penjelasan atas fenomena-fenomena yang terjadi dan

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Tema Healing Environment tidak hanya diterapkan pada desain bagian luar

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

BAB III METODE PERANCANGAN. perancang dalam mengembangkan ide rancangan. Metode yang digunakan dalam

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif, karena penelitian ini bertujuan membuat deskripsi, gambaran atau

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN. Bab ini membahas dengan cara mengumpulkan dan menguraikan yang

BAB III METODE PERANCANGAN. Ide perancangan ini muncul dikarenakan tidak adanya suatu tempat untuk

BAB III METODE PERANCANGAN. dalam mengembangkan ide sebuah rancangan. Langkah-langkah ini meliputi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rancangan

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. pengumpulan data, analisis, dan proses sintesis atau konsep perancangan.

BAB III METODE PERANCANGAN. daksa yang dapat menerima segala umur dan kelas sosial, memudahkan

BAB 3 METODE PERANCANGAN. cukup dan dapat di olah kembali sehingga menjadi uraian yang lebih terperinci.

BAB III METODE PERANCANGAN. ingin dibuat sebelum kita membuatnya, berkali-kali sehingga memungkinkan kita

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. harus diperhatikan dengan teliti agar menghasilkan hasil yang maksimal.

PUSAT REHABILITASI BAGI PENGGUNA NARKOBA DI PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

HOTEL RESORT DI DAGO GIRI, BANDUNG

BAB III METODE PERANCANGAN. sebuah proses perancangan, metode ini dibutuhkan untuk memudahkan perancang

BAB III. Metode Perancangan. Perancangan sentra industri batu marmer di Kabupaten Tulungagung

BAB III METODE PERANCANGAN. Pada perancangan pusat seni tradisi Sunda ini banyak metode yang

BAB V. Konsep. bangunan. memaksimalkan potensi angin yang dapat mengembangkan energi

BAB III METODE PERANCANGAN. untuk mencapai tujuan penelitian dilaksanakan untuk menemukan,

2015 PUSAT REHABILITASI KORBAN PENYALAHGUNAAN NARKOBA PRIA

BAB III. Metode Perancangan. sarana atau tempat untuk refreshing. Hal ini tidak terlepas dari metode

BAB V KONSEP PERANCANGAN. konsep dasar yang digunakan dalam Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Boom Di

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. Pembahasan yang dikemukakan dalam bagian bab ini ditujukan untuk

BAB III METODE PERANCANGAN. perancangan ialah merupakan metode dalam sebuah perancangan. Yang hal ini bisa

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. seseorang pernah melakukan hal yang berkaitan dengan rancang-merancang, tentu

BAB V I APLIKASI KONSEP PADA RANCANGAN. karena itu, dalam perkembangan pariwisata ini juga erat kaitannya dengan

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode perancangan ini merupakan langkah perancang dalam merancang

BAB III METODE PERANCANGAN. Ide perancangan muncul setelah melihat potensi kebudayaan di Madura

BAB III METODE PERANCANGAN. permasalahan terkait dengan objek rancangan. Setelah itu akan dirangkum dalam

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB 3 METODE PERANCANGAN. Metode perancangan yang digunakan dalam perancangan Convention and

BAB 3 METODE PERANCANGAN. berisi sebuah paparan deskriptif mengenai langkah-langkah dalam proses

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PENERAPAN KONSEP PADA RANCANGAN. memproduksi, memamerkan dan mengadakan kegiatan atau pelayanan yang

BAB 3 METODA PERANCANGAN. Lingkup metoda penyusunan rencana Pembangunan Pusat Sains dan Teknologi di

BAB 3 METODE PERANCANGAN. khas, serta banyaknya kelelawar yang menghuni gua, menjadi ciri khas dari obyek

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. dengan objek perancangan. Kerangka rancangan yang digunakan dalam proses

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG PENGADAAN PROYEK

BAB III METODE PERANCANGAN. Perancangan Tempat Pemrosesan Akhir(TPA) tentunya membutuhkan beberapa metode guna

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. sebagai alat visual metode merancang arsitektur. Adapun tahapan dan kerangka dari

BAB III METODE PERANCANGAN. atas permasalahan dan potensi yang bersumber dari dari data data dan isu-isu

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. Dalam proses perancangan Kepanjen Education Park ini dibutuhkan

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR DIAGRAM...

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP DASAR. Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan Kepanjen Educaion. Prinsip-prinsip tema Arsitektur Perilaku

BAB III METODE PERANCANGAN. meliputi pengumpulan data, analisis, sintesis konsep,

BAB III METODE PERANCANGAN. Dalam metode perancangan ini, berisi tentang kajian penelitian-penelitian

BAB V KONSEP PERANCANGAN. kemudian memunculkan ide dasar dalam perancangan sekolah alam Junrejo batu, lebih ide dasar konse dari perancangan akan

BAB VI HASIL PERANCANGAN

Perancangan Convention and Exhibition di Malang

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB III METODE PERANCANGAN. perancangan merupakan paparan deskriptif mengenai langkah-langkah di dalam

BAB III. Ide Rancangan. pengganti material kayu yang semakin susah diperoleh dan semakin mahal harga

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode perancangan ini banyak penelitian yang dilakukan, baik

BAB III METODE PERANCANGAN. Metode yang digunakan dalam perancangan ini adalah metode survei, yaitu

BAB III METODE PERANCANGAN. di Kota Malang dibutuhkan suatu metode yang merupakan penjelas tentang

BAB VI KONSEP RANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN

PERANCANGAN HOTEL RESORT WISATA ORGANIK DI KOTA BATU Tema : Sustainable Architecture TUGAS AKHIR FANBRIAN RACHMAT SEJATI NIM.

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Proyek. 1.2 Tujuan Proyek

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,

BAB V. KONSEP PERANCANGAN

PUSAT PENDIDIKAN DAN TERAPI AUTIS BATU MALANG. Tema: Environmental Behavior TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Fenomena Narkoba di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

SEKOLAH TINGGI SENI TEATER JAKARTA

BAB 5 KONSEP. Tema arsitektur biomorfik menggunakan struktur dari sistem dan anggota

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. Terakota di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut

BAB V. Konsep Perancangan

BAB III METODE PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN

International Fash on Institute di Jakarta

BAB III METODE PERANCANGAN. kualitatif. Dimana dalam melakukan analisisnya, yaitu dengan menggunakan konteks

BAB III METODE PERANCANGAN. perancangan Pasar Wisata Holtikultura Batu dijelaskan sebagai berikut:

BAB IV: KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB III METODE PERANCANGAN. Berdasarkan obyek yang akan dirancang yaitu Perancangan Pusat

BAB III METODE PERANCANGAN. Metoda perancangan dalam Pengembangan Tempat Pelelangan Ikan dan

Structure As Aesthetics of sport

Gedung Rehabilitasi Narkoba Provinsi Jawa Tengah di Kota Semarang BAB I PENDAHULUAN

Transkripsi:

Perancangan Pusat Rehabilitasi Pengguna Narkoba di Kabupaten Malang Tema: Healing Environment Khikmatus Amaliyah Jurusan Teknik Arsitektur Fakultas Sains dan Teknologi UIN MALIKI Malang Jl.Gajayana no. 50 Malang 65144 Telp/faks (0341) 588933 E-mail: Key_amaliyah@ymail.com ABSTRAK Amaliyah, Khikmatus. 2014, Perancangan Pusat Rehabilitasi Pengguna Narkoba di Kabupaten Malang. Dosen Pembimbing; Luluk Maslucha, MSc. dan A. Gat Gautama, MT. Kata Kunci: Healing Environment, Rehabilitasi Pengguna Narkoba, Serenity in Fluidity Narkoba menyebabkan rusaknya generasi bangsa yang dapat mempengaruhi kerusakan moral dan hilangnya akhlak para pemuda. Usia produktif memiliki jumlah pengguna yang besar dan meningkat setiap tahunnya. Dalam agama Islam pemakaian obatobatan terlarang sangat dilarang karena termasuk pada golongan yang memabukkan. Faktor lingkungan tempat para pengguna narkoba tinggal juga dapat mempengaruhi proses penyembuhan ketergantungannya. Pengguna narkoba memerlukan wadah serta lingkungan yang dapat mengurangi penggunaan narkoba secara bertahap hingga terlepas dari narkoba berupa Pusat Rehabilitasi Pengguna Narkoba di Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang dengan menerapkan tema healing environment. Kondisi tapak yang memiliki view baik, kondisi iklim yang nyaman, serta akses yang mudah dicapai dapat sesuai dengan prinsip-prinsip healing environment. Pusat Rehabilitasi Pengguna Narkoba diharapkan mampu memberikan dampak positif berupa berkurangnya tingkat kecanduan narkoba, berkurangnya tingkat kejahatan di masyarakat serta menambah daya kreativitas para rehabilitan Konsep yang dipakai adalah serenity in fluidity yang menciptakan lingkungan yang mengambil unsur-unsur alam sebagai ketenangan pada tiap proses penyembuhan yang secara langsung dapat dikaitan dengan healing environment dan kajian keislaman. Konsep serenity in fluidity diaplikasikan pada tapak dengan membentuk zoning yang menunjukkan aliran dari awal pengguna datang hingga berada di area peristirahatan. Pada bentuk, mengaplikasikan unsur lengkung yang melembutkan dan unsur tegas yang menguatkan, serta membuat optimisme hidup pengguna lebih meningkat. Pada ruang, mengaplikasikan dengan menciptakan suasana ruang yang lebih tenang dan segar. Pendahuluan Narkoba harus dijauhkan dari semua kalangan masyarakat dan semua umur, karena narkoba merupakan salah satu penyebab rusaknya generasi bangsa. Banyak dari pengguna narkoba berasal dari umur produktif yang diharapkan mampu membawa nama baik negara. Rusaknya generasi bangsa akan menyebabkan kerusakan moral dan hilangnya akhlak para pemuda.

Pada tahun 2010 terjadi penurunan jumlah kasus pemakaian narkoba sebesar 13,81%, akan tetapi pada tahun 2011 terjadi peningkatan kasus pemakaian narkoba kembali sebesar 11,64%. Peningkatan tersebut menunjukkan adanya kecenderungan para pemakai untuk terus menggunakan obat-obatan terlarang. Untuk jenis narkotika terjadi penurunan kasus pemakaian hanya pada tahun 2008 dan terus mengalami peningkatan hingga tahun 2011. Tingkat pemakaian narkoba masih tergolong tinggi meskipun pemerintah melakukan antisipasi terhadap para pengguna narkoba. Akan tetapi kecenderungan masyarakat yang masih menyukai cara-cara negatif untuk menghadapi permasalahan hidup ataupun penyebab lain adalah aspek yang mendorong penggunaaan narkoba masih tinggi di kalangan para remaja ataupun dewasa. Berbagai cara dilakukan pemerintah untuk mengurangi tingkat pemakaian narkoba yang semakin meningkat. Pemerintah bertindak tegas untuk memberantas narkoba di Indonesia, salah satu cara yang dilakukan adalah membuat UU No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dan UU No. 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika. Pada UU tersebut terlihat bahwa narkoba dilarang dan akan dijatuhi hukuman pidana bagi penggunanya. Tapi hukuman pidana tanpa rehabilitasi dan pelatihan pasca rehabilitasi akan membuat para pengguna narkoba memiliki kecenderungan untuk kembali menggunakan obat-obatan terlarang. Dalam agama islam pun pemakaian obat-obatan terlarang sangat dilarang karena obat-obatan terlarang tersebut termasuk pada golongan yang memabukkan. Sesuatu yang memabukkan diharamkan dan tidak boleh dimasukkan pada tubuh. Larangan tersebut disebutkan pada Al-Qur'an dan Hadits. Seperti pada Al-Qur'an surat Al- Baqarah ayat 219 serta di beberapa ayat lainnya di dalam Al-Qur'an. Mereka bertanya kepadamu (Wahai Muhammad) mengenai arak dan judi. Katakanlah: Pada keduanya ada dosa besar dan ada pula beberapa manfaat bagi manusia tetapi dosa keduanya lebih besar daripada manfaatnya dan mereka bertanya pula kepadamu: Apakah yang mereka akan belanjakan (dermakan)? Katakanlah: Dermakanlah - apa-apa) yang berlebih dari keperluan (kamu). Demikianlah Allah menerangkan kepada kamu ayat-ayatnya (keterangan-keterangan hukumnya) supaya kamu berfikir. (Surah Al-Baqarah, Ayat 219)

Tempat-tempat yang digunakan untuk rehabilitasi para pengguna banyak disediakan di rumah sakit hingga pesantren yang juga menerima para pengguna narkoba untuk di rehabilitasi melalui pendekatan secara spiritual. Badan Narkotika Nasional juga menyediakan tempat rehabilitasi gratis yang dibiayai pemerintah. Akan tetapi pusat rehabilitasi yang khusus digunakan untuk para pengguna narkoba di Indonesia hanya ada di Lido Jawa Barat dan Makasar Sulawesi Selatan (Sulsel). Sehingga pihak BNN Jawa Timur perlu merujuk pengguna narkoba ke Jawa Barat. Ketiadaan panti rehabilitasi di jawa timur yang memadai berdampak pada bertambahnya para pengguna obat-obatan terlarang yang minim pengawasan. Banyak aspek yang mempengaruhi kesehatan manusia diantaranya adalah faktor genetis, faktor medis, faktor lingkungan dan faktor-faktor lainnya. Akan tetapi faktor lingkungan adalah aspek dominan yang mempengaruhi kesehatan manusia karena sisi psikologis manusia menempati prosentase yang lebih banyak. Metode penyembuhan yang lebih mengoptimalkan aspek lingkungan adalah healing environment. Konsep healing environment tidak hanya diterapkan pada desain bagian luar tapi juga bagian dalam bangunan. Inti dari konsep ini adalah membangun suasana melalui penyesuaian semua elemen desain untuk dapat memberikan rangsangan positif bagi kelima panca indera manusia (Kurniawati, 2011). Pada faktor lingkungan alami dan lingkungan buatan dapat saling memberikan dampak secara psikologis kesehatan para pengguna yang akan juga berdampak pada perilaku keseharian mereka sehingga pengguna narkoba dapat mengurangi penggunaan narkoba secara bertahap hingga sembuh dan terlepas dari narkoba. Metode Perancangan Pengumpulan Data Proses pengumpulan merupakana tahapan dalam pencarian data-data pendukung tentang tema ataupun objek agar mempermudah proses perancangan. Pada proses ini terdapat dua kategori pengumpulan data yaitu data primer ataupun data sekunder. Adapun penjelasan tentang kategori pengumpulan data primer maupun data sekunder.

1. Data Primer Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari sumbernya, diamati dan dicatat. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data diantaranya sebagai berikut: a. Survei Lokasi Perancangan Melalui survei lokasi perancangan didapatkan data-data yang berkaitan dengan kondisi tapak ataupun kawasan kota batu yang dipilih sebagai lokasi peranacangan. Dari survei juga dapat dirasakan kodisi tapak secara visual. Melalui survei lokasi perancangan akan didapatkan kondisi eksisting lahan yang berhubungan dengan objekberupa ukuran tapak, keadaan vegetasi, batas, batas lahan, kondisi lingkungan di sekitar tapak, kondisi geologis yang berhubungan dengan topografi ataupun jenis tanah, Serta kondisi iklim yang juga berhubungan dengan matahari, angin, hujan. b. Dokumentasi Fungsi dari proses dokumentasi adalah mendapatkan gambaran yang jelas dan lengkap mengenai lokasi perancangan sebagai kelanjutan proses analisis. Diperlukan beberapa data melalui proses dokumentasi, diantaranya adalah gambaran kondisi eksisting tapak yang sebenarnya yang terdapat keadaan topografi ataupun kondisi vegetasi. 2. Data Sekunder Data sekunder tidak berhubungan langsung dengan proses perancangan akan tetapi berpengaruh pada setiap aspek perancangan seperti studi pustaka. Studi Pustaka merupakan pengumpulan data berupa teori-teori yang dikemukakan oleh para beberapa ahli dibidangnya ataupun peraturan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Data tersebut berupa data dari buku, internet, Al-Qur an, ataupun keputusan pemerintah. Analisis Perancangan Analisis perancanagan merupakan tahapan selanjutnya dari pengumpulan data-data yang berhubungan dengan objek. Analisis digunakan untuk mengetahui berbagai fungsi dari objek perancangan, diantara lain adalah untuk mengetahui aktivitas-aktivitas apa saja yang akan terjadi di kawasan perancangan, untuk memperoleh jenis pengguna objek rancangan, untuk memperoleh ukuran ruang

yang dibutuhkan, untuk membentuk ruang yang nyaman yang ditempati oleh para pengguna, untuk mengetahui kedekatan antar ruang, untuk mencari rencana zoning ruang, untuk mengetahui kekurangan dan potensi yang terdapat pada sekitar tapak, sehingga dapat diketahui aspek-aspek yang berhubungan dalam perancangan Konsep Perancangan Konsep perancangan merupakan proses kelanjutan/ sintesis dari proses analisis. Dari proses ini muncul suatu konsep yang nantinya dapat menjadi pedoman dalam perancangan. Konsep perancangan harus sesuai dengan integrasi antara obyek, kajian keislaman, dan tema Healing Environment yang dipaparkan dalam bentuk sketsa dan gambar. Adapun konsep tersebut meliputi konsep dasar, konsep tapak, konsep bentuk dan tampilan, konsep ruang, dan konsep utilitas. Hasil Rancangan 1. Hasil Rancangan Kawasan Terlihat perpaduan bentukan atap bangunan dengan elemen landscape seperti rumput, kolam ikan, slasar, berbagai jenis vegetasi dan elemen landscape lain yang ada disekitar bangunan. Rancangan siteplan juga mempertimbangkan kondisi lingkungan yang ada disekitar tapak seperti batas yang melingkupi seluruh sisi tapak. Atap yang digunakan pada tiap-tiap massa bangunan menggunakan atap tropis dengan material genteng tanah liat agar mengoptimalkan indera penglihatan manusia dengan mengurangi efek dari material dingin seperti metal ataupun besi.

2. Hasil Rancangan Tapak Zoning Terdapat 3 zoning pada Kawasan Pusat Rehabilitasi Pengguna Narkoba yaitu zona publik, zona semi privat, dan zona privatyang terlihat pada gambar 6.4. Zona publik merupakan area yang dapat digunakan oleh para pengunjung umum seperti para keluarga ataupun para tamu yaitu kantor pengelola dan penginapan tamu, masjid, gedung olahraga, dan gedung pertemuan. Sedangkan untuk zona semi privat adalah area yang lebih banyak digunakan oleh para rehabilitan dan pengurus tetapi pada saat-saat tertentu seperti pada jam jenguk, pengunjung umum diperbolehkan untuk memasuki ruang di area tersebut. PRIVAT PUBLIK SEMI PRIVAT Sirkulasi Jenis-jenis sirkulasi yang ada pada tapak terbagi atas 5 jenis sirkulasi, yaitu sirkulasi UGD, sirkulasi rehabilitan, sirkulasi pengelola, sirkulasi pengunjung. Sirkulasi kendaraan hanya berada pada sisi timur tapak sedangkan pada area dalam kawasan pusat rehabilitasi narkoba diperuntukkan bagi para pejalan kaki. Slasar diberikan pada area sirkulasi di dalam tapak agar memudahkan para rehabilitan melintasi area therapeutic garden serta memberikan kenyamanan pada para pengguna termasuk para rehabilitan da para pengelola. Pemisahan sirkulasi di luar dan didalan kawasan pusat rehabilitasi tersebut agar mengoptimalkan pengaruh dari tema healing environment pada tingkat penyembuhan ketergantungan para rehabilitan.

Bentuk dan Tampilan Bangunan pada Tapak Bentuk lengkung mendominasi setiap bentukan massa bangunan dan bentukan tatanan landscape yang ada pada healing garden. Bentukan tersebut mengacu pada salah satu prinsip yang digunakan pada tema healing environment yaitu comfortable shape. Landscape Tatanan landscape yang ada pada kawasan Pusat Rehabilitasi Pengguna Narkoba di Kabupaten Malang dimaksudkan sebagai healing garden, yaitu taman yang digunakan sebagai area penyembuhan berbadasarkan elemen-elemen yang ada pada taman. Beberapa unsur yang ada pada taman adalah vegetasi, kolam ikan, dan pedestrian.

3. Hasil Rancangan Ruang dan Bentuk Bangunan Hasil Rancangan Pusat Rehabilitasi Pengguna Narkoba di Kabupaten Malang merupakan penerapan konsep Serenity in Fluidity pada bangunan. Penerapan tersebut meliputi keseluruhan bangunan seperti penempatan ruang, bentuk bangunan, fasad bangunan yang juga terhubung dengan fungsi bangunan secara keseluruhan. Terdapat 12 bangunan pada tapak dan diantaranya erdapat 4 massa yang memiliki fungsi sama. Diantaranya adalah Kantor Pengelola dan Penginapan Tamu, Rehabilitasi Medis, Rehabilitasi Sosial, Penginapan Rehabilitan, Penginapan Pengurus, Kantin dan Area Servis, Masjid, Lapangan Olahraga, Gedung Pertemuan Penutup Perancangan ini diharapkan mampu mendorong pengguna untuk sembuh dari ketergantungannya dan memiliki keterampilan agar pada saat kembali ke masyarakat tidak akan dipandang sebelah mata ataupun dianggap buruk. Selain itu dengan adanya rancangan ini setiap pengguna ataupun manusia lain dapat menjaga kelestarian alam lingkungan karena alam memiliki banyak fungsi termasuk untuk menyembuhkan.