HUBUNGAN PEMERINTAH DAERAH, KECAMATAN DAN DESA. Bagian Pemerintahan Setda Kab. Lamongan

dokumen-dokumen yang mirip
PERAN GUBERNUR SEBAGAI WAKIL PEMERINTAH PUSAT (BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Direktorat Jenderal Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri

BUPATI KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KULON PROGO NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN PROVINSI JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PERANGKAT DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PARADIGMA BARU PEMBANGUNAN DAERAH 1

PELAKSANAAN UU. NO. 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

PEMBAGIAN KEKUASAAN SECARA VERTIKAL Hubungan Pusat dan Daerah

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

ANATOMI URUSAN PEMERINTAHAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PADA MUSRENBANG RPJMD PROVINSI KALIMANTAN TENGAH TAHUN TJAHJO KUMOLO

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 9 TAHUN 2008

KEMENTERIAN DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN INOVASI DAN DAYA SAING DAERAH BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAH DAERAH

PERAN PEMERINTAH KOTA DALAM ADAPTASI PERUBAHAN IKLIM

PEMERINTAH KOTA BLITAR

LEMBARAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG

PERAN GWPP DAN ISU- ISU AKTUAL RPP TENTANG PELAKSANAAN TUGAS DAN WEWENANG GWPP

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2007 TENTANG PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN ANTARA PEMERINTAH, PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI, DAN

U NDANG UNDANG NO. 23 TAHUN 2014 DLM KONTEKS KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN MINERAL DAN BATUBARA

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG Nomor : 21 Tahun 2008

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BIMA NOMOR 2 TAHUN 2008

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN REMBANG

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

KOORDINASI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH DALAM PELAKSANAAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PENATAAN RUANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PAPARAN MENTERI DALAM NEGERI PENYUSUNAN ANGGARAN DAN PENGENDALIAN PEMBANGUNAN DAERAH

PENATAAN KELEMBAGAAN URUSAN PANGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR... TAHUN... TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN KOTA TANGERANG SELATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 11 TAHUN 2008

PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KEBUDAYAAN MENURUT UNDANG- PEMERINTAHAN DAERAH

PERATURAN DAERAH SULAWESI BARAT NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI SULAWESI BARAT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG

GUBERNUR BANTEN PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI BANTEN

PENATAAN KELEMBAGAAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH. (Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 Tentang Perangkat Daerah)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG

BUPATI LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 07 Tahun :2010 Seri : E

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG KEWENANGAN PEMERINTAH YANG BERSIFAT NASIONAL DI ACEH

BUPATI GUNUNGKIDUL BUPATI GUNUNGKIDUL,

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 63 TAHUN 2016

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2007 TENTANG PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN ANTARA PEMERINTAH, PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI, DAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

BUPATI TIMOR TENGAH UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TIMOR TENGAH UTARA NOMOR 12 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG KEWENANGAN PEMERINTAH YANG BERSIFAT NASIONAL DI ACEH

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

GUBERNUR RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI RIAU NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI RIAU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT NOMOR 12 TAHUN 2008

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 38 TAHUN 2007 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 207 TAHUN 2016 PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN NOMOR : 4 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 7 TAHUN 2008 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR : 7 TAHUN TAHUN 2004 TENTANG

MEWUJUDKAN PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN YANG SINERGIS ANTARA PUSAT DAN DAERAH MELALUI NSPK PENYELENGGARAAN URUSAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 11 TAHUN 2008 SERI : E NOMOR : 6

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BREBES

PEMERINTAHAN DAERAH. Harsanto Nursadi

SKEMA KELEMBAGAAN PATROLI TERPADU PENCEGAHAN KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN DI TINGKAT TAPAK TERKAIT DENGAN SATLINMAS DESA

RINGKASAN APBD MENURUT ORGANISASI DAN URUSAN PEMERINTAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN SAMBAS

Oleh: Drs. Hamdani, MM, M.Si, Ak, CA,CIPSAS Staf Ahli Mendagri Bidang Ekonomi dan Pembangunan

BUPATI ASAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI ASAHAN NOMOR 32 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROPINSI LAMPUNG NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BREBES

LEMBARAN DAERAH KOTA SEMARANG

TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAHAN DAERAH.

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI PURWOREJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 66 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA MALANG NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAHAN DAERAH

BUPATI BANGLI PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGLI NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH

DAFTAR ISI PENGANTAR... I DAFTAR ISI... II DAFTAR TABEL... V DAFTAR GAMBAR... VI BAB I PENDAHULUAN... I-1

Pembagian Urusan Pemerintah Dalam Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan

PEMERINTAH KABUPATEN KEDIRI

WALIKOTA SAMARINDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN WALIKOTA SAMARINDA NOMOR 20 TAHUN 2016

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG KEWENANGAN PEMERINTAHAN KABUPATEN BELITUNG

LEMBARAN DAERAH KOTA SUNGAI PENUH NOMOR 17 TAHUN 2010

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 130 TAHUN 2016 T E N T A N G POLA KOORDINASI PERANGKAT DAERAH

2016, No Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republ

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG

Transkripsi:

HUBUNGAN PEMERINTAH DAERAH, KECAMATAN DAN DESA Bagian Pemerintahan Setda Kab. Lamongan

DASAR HUKUM UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa

FILOSOFI PEMERINTAHAN DAERAH Terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat Peningkatan daya saing daerah dengan Peningkatan daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan dan kekhasan suatu daerah dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia

7 ELEMEN DASAR PEMERINTAHAN DAERAH Urusan pemerintahan Kelembagaan Personil Keuangan daerah Perwakilan Pelayanan publik Pengawasan

STATUS KAB/KOTA (Pasal 4) Status Kab/Kota 1. Sebagai daerah otonom yang melaksanakan urusan konkuren yang menjadi kewenangannya 2. Wilayah administratif yang menjadi wilayah kerja bagi Bupati/Walikota dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan umum di wilayah daerah Kab/Kota Instansi Vertikal CAMAT APBN SKPD Kab/Kota APBD (Pasal 25)

URUSAN PEMERINTAHAN (UU 23/2014) URUSAN PEMERINTAHAN adalah kekuasaan pemerintahan yang menjadi kewenangan Presiden yang pelaksanaannya dilakukan oleh Kementerian Negara dan Penyelenggara Pemerintahan Daerah untuk melindungi, melayani, memberdayakan dan menyejahterakan masyarakat. Urusan Pemerintahan terdiri atas Urusan Pemerintahan Absolut, Urusan Pemerintahan Konkuren, dan Urusan Pemerintahan Umum. Urusan Pemerintahan Absolut adalah Urusan Pemerintahan yang sepenuhnya menjadi kewenangan Pemerintah Pusat Urusan Pemerintahan Konkuren adalah Urusan Pemerintahan yang dibagi antara Pemerintah Pusat dan Daerah Provinsi dan Daerah Kab/Kota Urusan Pemerintahan Umum adalah Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Presiden sebagai kepala pemerintahan

KLASIFIKASI URUSAN PEMERINTAHAN URUSAN PEMERINTAHAN ABSOLUT KONKUREN PEMERINTAHAN UMUM 1. Politik Luar Negeri 2. Pertahanan 3. Keamanan 4. Yustisi 5. Moneter & Fiskal Nasional 6. Agama WAJIB PELAYANAN DASAR PILIHAN NON PELAYANAN DASAR 1. Pembinaan Wawasan Kebangsaan; 2. Pembinaan Persatuan & Kesatuan Bangsa; 3. Pembinaan Kerukunan Antar SARA; 4. Penanganan Konflik Sosial; 5. Koordinasi Tugas Antar Instansi Yang Ada di Daerah; 6. Pengembangan Demokrasi; 7. Pelaksanaan Urusan Pemerintahan Yang Bukan Kewenangan Daerah / Tidak Dilaksanakan Instansi Vertikal;

PEMBAGIAN URUSAN KONKUREN PELAYANAN DASAR 1. Pelayanan Dasar 2. Kesehatan 3. Pekerjaan Umum & Tata Ruang 4. Perumahan Rakyat & Kawasan Permukiman 5. Ketentraman, Ketertiban Umum, & Perlindungan Masyarakat 6. Sosial WAJIB NON PELAYANAN DASAR 1. Tenaga Kerja 2. Pemberdayaan Perempuan & Perlindungan Anak 3. Pangan 4. Pertanahan 5. Lingkungan Hidup 6. Administrasi Kependudukan & Catatan Sipil 7. Pemberdayaan Masyarakat & Desa 8. Pengendalian Penduduk & Keluarga Berencana 9. Perhubungan 10. Komunikasi & Informatika 11. Koperasi, Usaha Kecil & Menengah 12. Penanaman Modal 13. Kepemudaan & Olahraga 14. Statistik 15. Persandian 16. Kebudayaan 17. Perpustakaan 18. Kearsipan PILIHAN 1. Kelautan & Perikanan 2. Pariwisata 3. Pertanian 4. Kehutanan 5. Energi & Sumber Daya Mineral 6. Perdagangan 7. Perindustrian 8. Transmigrasi 32 URUSAN

UU 32/2004 VS UU 23/2014 UU 32 / 2004 jo. PP 38 / 2007 UU 23 / 2014 1. Urusan terdiri atas : Absolut dan Konkuren 1. Urusan terdiri atas : urusan absolut, urusan konkuren dan urusan pemerintahan umum 2. Pembagian urusan antar 2. Pembagian urusan diatur tingkatan pemerintahan dalam lampiran UU diatur dalam PP 3. Sistematika pengaturan penyelenggaraan urusan dijabarkan secara rinci sampai dengan rumusan unsur manajemen dan fungsi manajemen 3. Sistematika pengaturan penyelenggaraan urusan merupakan substansi yang di dalamnya sudah termasuk unsur manajemen dan fungsi manajemen, kecuali ketentuan khusus

UU 32/2004 VS UU 23/2014 UU 32 / 2004 jo. PP 38 / 2007 UU 23 / 2014 Pusat : menyiapkan cangkir Provinsi : menyiapkan air panas Kab/Kota : menyiapkan kopi & gula Kab/Kota : menyiapkan cangkir Kab/Kota : menyiapkan air panas Kab/Kota : menyiapkan kopi & gula Pusat : buat panduan membuat kopi Provinsi : awasi kab/kota dlm proses & hasil membuat kopi

KONSEKUENSI PERUBAHAN 1. Kewenangan yang dimiliki oleh Kab/Kota 2. Tugas pokok & fungsi 3. Peraturan Daerah tentang urusan pemerintahan 4. Kelembagaan / struktur organisasi 5. Personil 6. Pendanaan 7. Sarana & prasarana 8. Dokumen

KEWAJIBAN PEMERINTAH DAERAH Dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan, maka pemerintah daerah : 1.Melaksanakan urusan pemerintahan konkuren yang menjadi dasar pelaksanaan otonomi daerah yang terdiri atas urusan pemerintahan wajib dan urusan pemerintahan pilihan; (pasal 9 dan 11) 2.Melaksanakan pemetaan Urusan Pemerintahan Wajib yang tidak berkaitan dengan Pelayanan Dasar dan Urusan Pemerintahan Pilihan yang diprioritaskan oleh setiap Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota bersama Kementerian atau lembaga pemerintah Non Kementerian; (pasal 24) 3.Melaksanakan serah terima personil, pendanaan, sarana & prasarana, serta dokumen sebagai akibat pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah Pusat, Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota yang diatur berdasarkan UU 23/2014 paling lambat 2 (dua) tahun terhitung sejak Undang-Undang ini diundangkan; (pasal 404)

KECAMATAN SEBAGAI PERANGKAT DAERAH KAB/KOTA Perangkat Daerah Kab/Kota terdiri atas : Sekretariat daerah Sekretariat DPRD Inspektorat Dinas Badan, dan KECAMATAN (Ps. 209 ayat 2 UU 23/2014)

TUJUAN DIBENTUKNYA KECAMATAN Daerah Kab/Kota membentuk Kecamatan dalam rangka meningkatkan koordinasi penyelenggaraan pemerintahan, pelayanan publik, dan pemberdayaan masyarakat Desa/Kelurahan. (Ps. 221 ayat 1 UU 23/2014)

TUGAS CAMAT Menyelenggarakan urusan pemerintahan umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat 6; Mengoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat; Mengoordinasikan upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum; Mengoordinasikan penerapan dan penegakan Perda dan Perkada; Mengoordinasikan pemeliharaan prasarana dan sarana pelayanan umum; Mengoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan yang dilakukan oleh Perangkat Daerah di Kecamatan

TUGAS CAMAT Membina dan mengawasi penyelenggaraan kegiatan Desa dan/atau Kelurahan; Melaksanakan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah Kabupaten/Kota yang tidak dilaksanakan oleh unit kerja Perangkat Daerah Kabupaten/Kota yang ada di Kecamatan; dan Melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (Ps. 225 ayat 1 UU 23/2014) Selain melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 225 ayat 1, Camat mendapatkan pelimpahan sebagian kewenangan Bupati/Walikota untuk melaksanakan sebagian urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah Kabupaten/Kota. (Ps. 226 ayat 1 UU 23/2014)

KEWENANGAN/URUSAN PROVINSI/KAB/KOTA KE DESA (PASAL 20 UU NO. 23 TAHUN 2014) Penyelenggaraan urusan pemerintahan konkuren yang menjadi kewenangan Daerah provinsi dilakukan dengan cara: diselenggarakan sendiri oleh provinsi; menugasi kabupaten/kota berdasarkan asas Tugas Pembantuan; atau menugasi Desa. Penyelenggaraan urusan pemerintahan konkuren yang menjadi kewenangan Daerah kabupaten/kota dilakukan dengan cara: diselenggarakan sendiri oleh kabupaten/kota; atau dapat ditugaskan sebagian pelaksanaannya kepada Desa.

PENUGASAN PEMERINTAH KAB/KOTA KEPADA DESA (Pasal 372 UU No 23 tahun 2014) Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kab/Kota dapat menugaskan sebagian Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangannya kepada Desa. (ayat 1) Pendanaan untuk melaksanakan Urusan Pemerintahan yang ditugaskan kepada Desa oleh Pemerintah Daerah Kab/Kota dibebankan kepada APBD Kab/Kota. (ayat 4)

PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA (Penjabaran Lebih Lanjut Pasal 12 ayat 2 huruf g dalam Lampiran UU No.23/2014) NO SUB URUSAN PEMERINTAH PUSAT DAERAH PROVINSI DAERAH KAB/KOTA 1 2 3 4 5 1. Penataan Desa 2. Kerja Sama Desa a. Pembentukan Desa di kawasan yang bersifat khusus dan strategis bagi kepentingan nasional. b. Penerbitan kode Desa berdasarkan nomor registrasi dari Gubernur sebagai Wakil Pemerintah Pusat. Fasilitasi kerja sama antar- Desa dari Daerah provinsi yang berbeda. Penetapan susunan kelembagaan, pengisian jabatan, dan masa jabatan kepala desa adat berdasarkan hukum adat. Fasilitasi kerja sama antar-desa dari Daerah kab/ kota yang berbeda dalam 1 (satu) Daerah provinsi. Penyelenggara an penataan Desa. Fasilitasi kerja sama antar- Desa dalam 1 (satu) Daerah kab/ kota.

PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA (Penjabaran Lebih Lanjut Pasal 12 ayat 2 huruf g dalam Lampiran UU No.23/2014)...Lanjutan NO SUB URUSAN PEMERINTAH PUSAT DAERAH PROVINSI DAERAH KAB/KOTA 1 2 3 4 5 3. Administrasi Pemerintahan Desa 4. Lembaga Kemasyarakat an, Lembaga Adat, dan Masyarakat Hukum Adat ---- ---- Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan adm pemerintahan Desa. Pemberdayaa lembaga kemasyarakatan yang bergerak di bidang pemberdayaan Desa tingkat nasional. Pemberdayaan lembaga kemasyarakatan yang bergerak di bidang pemberdayaan Desa dan lembaga adat tingkat Daerah provinsi serta pemberdayaan masy hukum adat yang masy pelakunya hukum adat yang sama berada di lintas Daerah kab/kota. a. Pemberdayaan lembaga kemasyarakatan yang bergerak di bidang pemberdayaan Desa dan lembaga adat tingkat Daerah kab/kota dan pemberdayaan masy hukum adat yang masy pelakunya hukum adat yang sama dalam Daerah kab/kota. b. Pemberdayaan lembaga kemasyarakatan dan lembaga adat tingkat Desa.

KEWENANGAN DESA (UU No.6/2014) Pasal 19 kewenangan berdasarkan hak asal usul; kewenangan lokal berskala Desa; kewenangan yang ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah provinsi, atau Pemerintah Daerah kabupaten/kota; dan kewenangan lain yang ditugaskan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah provinsi, atau Pemerintah Daerah kabupaten/kota sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 20-22 Pelaksanaan kewenangan berdasarkan hak asal usul dan kewenangan lokal berskala Desa diatur dan diurus oleh Desa. Pelaksanaan kewenangan yang ditugaskan dan pelaksanaan kewenangan tugas lain dari Pemerintah, Pemerintah Daerah provinsi, atau Pemerintah Daerah kabupaten/kota diurus oleh Desa. Penugasan dari Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah kepada Desa meliputi penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan Pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa. Penugasan dari Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah disertai biaya.

RUANG LINGKUP PENGELOLAAN DESA (Materi Muatan Pasal 2, Pasal 3 dan Penjelasan Umum UU No.6/2014) 1. Penyelenggaraan Pemerintahan Desa 2. Pelaksanaan Pembangunan 3. Pembinaan Kemasyarakatan 4. Pemberdayaan Masyarakat Kedudukan dan Jenis Desa Penataan Desa Pembangunan Desa Pembangunan Kawasan Perdesaan Lembaga Kemasyarakatan Desa Lembaga Adat Desa Pendampingan Kewenangan Desa BUM Desa Penyelenggaraan Pemerintahan Desa Kerjasama Desa Hak dan kewajiban Desa dan Masyarakat Desa Peraturan Desa Keuangan dan Asset Desa Pembinaan dan Pengawasan

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PEMERINTAH Pembinaan Mendagri Pengawasan K/L BINWAS Secara Nas. koordinasikan Mendagri Binwas Umum Binwas Teknis Provinsi Gubernur sbg wakil Pem. Binwas umum & teknis (PP 19/2010 & PP 23/2011 Kab/Kota

Pemerintah, Pemerintah Daerah provinsi, dan Pemerintah Daerah kabupaten/kota wajib membina dan mengawasi penyelenggaraan Pemerintahan Desa. Pemerintah, Pemerintah Daerah provinsi, dan Pemerintah Daerah kabupaten/kota dapat mendelegasikan pembinaan dan pengawasan kepada perangkat daerah. Pemberdayaan masyarakat dilaksanakan dengan pendampingan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan Bangdes dan kawasan perdesaan.

Memberikan pedoman dan standar pelaksanaan. Memberikan pedoman dukungan pendanaan dari Pemerintah, Pemerintah Daerah provinsi, dan Pemerintah Daerah kabupaten/kota. Memberikan penghargaan, pembimbingan dan pembinaan kepda Lemasdes. Memberikan pedoman penyusunan perencanaan pembangunan partisipatif. Melakukan Diklat tertentu kpd aparat Pemdes dan BPD. Menyusun juknis BUMDES

BINWAS OLEH PROVINSI DAN KAB/KOTA (Pasal 114 & Pasal 115 UU No.6/2014) Pasal 114 & Pasal 115 UU No.6/2014 Pemerintah, Pemerintah Daerah provinsi, dan Pemerintah Daerah kabupaten/kota wajib membina dan mengawasi penyelenggaraan Pemerintahan Desa. Pemerintah, Pemerintah Daerah provinsi, dan Pemerintah Daerah kabupaten/kota dapat mendelegasikan pembinaan dan pengawasan kepada perangkat daerah. Pasal 225 (1) UU No.23/2014 Camat mempunyai tugas membina dan mengawasi penyelenggaraan kegiatan Desa/Kelurahan, serta mengkoordinasikan pemberdayaan masyarakat. Pemerintah desa bertanggung jawab kepada bupati/wali kota melalui camat terhadap tugas yang diserahkan kepadanya.

SINERGI DALAM PENATAAN DESA Pasal 7 UU No.6/2014 Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota dapat melakukan penataan Desa berdasarkan hasil evaluasi tingkat perkembangan Pemerintahan Desa sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Penataan Desa meliputi pembentukan, penghapusan, penggabungan, perubahan status, dan penetapan Desa. Pasal 9 dan Pasal 13 UU No.6/2014 Pemerintah dapat menghapus Desa karena bencana alam dan/atau kepentingan program nasional yang strategis. Disamping itu, Pemerintah dapat memprakarsai pembentukan Desa di kawasan yang bersifat khusus dan strategis bagi kepentingan nasional. Pasal 371 UU No.23/2014 Dalam Daerah kabupaten/kota dapat dibentuk Desa. Desa mempunyai kewenangan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai Desa.

SINERGI DALAM PEMBIAYAAN DESA Pasal 285 ayat 2 dan Pasal 294 ayat 3 UU No.23/2014 Dana Desa sebagai pendapatan daerah yang bersumber dari transfer Pemerintah Pusat dimanfaatkan untuk mendanai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, dan pembinaan kemasyarakatan, serta pemberdayaan masyarakat Desa berdasarkan kewenangan dan kebutuhan Desa sesuai dengan ketentuan undang- undang mengenai Desa. Pasal 372 UU No.23/2014 Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota dapat menugaskan sebagian Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangannya kepada Desa, dengan pengaturan untuk pendanaan urusan Pemerintahan yang ditugaskan oleh Pemerintah Pusat dibebankan kepada APBN, sedangkan urusan Pemerintahan yang ditugaskan oleh Pemerintah Provinsi/Kab/Kota dibebankan kepada APBD Provinsi/Kab/Kota.

HUBUNGAN CAMAT DAN PEMERINTAHAN DESA Camat melakukan fasilitasi, penetapan, pembinaan, Camat melakukan fasilitasi, penetapan, pembinaan, pengawasan, rekomendasi, evaluasi terhadap Pemerintahan Desa

HUBUNGAN CAMAT DAN PEMERINTAHAN DESA Camat memberikan rekomendasi mengenai perangkat desa yg akan diangkat oleh Kepala Desa (UU 6/2014 Ps. 49 ayat 2) Camat memberikan rekomendasi pemberhentian perangkat desa (UU 6/2014 Ps. 53 ayat 3) Camat melakukan pembinaan terhadap pelaksanaan dana desa (Perbub Lamongan No.4 Tahun 2016 Ps. 9 ayat 3, Ps 10 ayat 3, Ps. 24 ayat 4, 5 dan 6)

HUBUNGAN CAMAT DAN PEMERINTAHAN DESA Camat melakukan pengawasan dana desa (Perbup Lamongan No.4 Tahun 2016 Ps. 32 ayat 2, Ps. 51 ayat 2) Camat merekomendasi laporan penggunaan dana desa tiap semester (Perbup Lamongan No.4 Tahun 2016 Ps. 33) Camat merekomendasi surat permohonan penyaluran dana desa (Perbup Lamongan No.4 Tahun 2016 Ps. 15 ayat 3 huruf a & b, Ps. 15 ayat 4 huruf a & b)

HUBUNGAN CAMAT DAN PEMERINTAHAN DESA Camat melakukan pengawasan pengelolaan keuangan desa (Perbup Lamongan No.22 Tahun 2015 Ps. 42 ayat 1) Camat melakukan rekomendasi & evaluasi Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa (Perbup Lamongan No.22 Tahun 2015 Ps. 21 ayat 1, Ps. 23 ayat 1) Camat melakukan rekomendasi terhadap laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa (Perbup Lamongan No.22 Tahun 2015 Ps. 40) Camat melakukan pengawasan terhadap pengadaan barang/jasa di desa (Perbup Lamongan No.19 Tahun 2015 Ps. 16 ayat 3)

HUBUNGAN CAMAT DAN PEMERINTAHAN DESA Camat melakukan rekomendasi laporan penyelenggaraan Pemerintahan Desa (Perda Lamongan No.3 Tahun 2015 Ps. 30 ayat 1, Ps. 31 ayat 1) Camat melakukan rekomendasi terhadap penjabat kepala Desa persiapan (Perda Lamongan No.3 Tahun 2015 Ps. 9 ayat 5) Camat melakukan rekomendasi perkembangan pelaksanaan desa persiapan (Perda Lamongan No.3 Tahun 2015 Ps. 10 ayat 1)

HUBUNGAN CAMAT DAN PEMERINTAHAN DESA Camat melakukan rekomendasi perencanaan biaya pemilihan Kepala Desa (Perda Lamongan No.3 Tahun 2015 Ps. 40 ayat 1) Camat melakukan rekomendasi terhadap pembentukan Panitia Pemilihan Kepala Desa (Perda Lamongan No.3 Tahun 2015 Ps. 40 ayat 2) Camat memberikan rekomendasi terhadap pengajuan anggaran Pemilihan Kepala Desa (Perda Lamongan No.3 Tahun 2015 Ps. 40 ayat 4)

HUBUNGAN CAMAT DAN PEMERINTAHAN DESA Camat memberikan rekomendasi terhadap proses pemberhentian Kepala Desa (Perda Lamongan No.3 Tahun 2015 Ps. 59 ayat 3) Camat memberi rekomendasi terhadap proses pengangkatan Perangkat Desa (Perda Lamongan No.3 Tahun 2015 Ps. 76 ayat 3) Camat memberikan rekomendasi mengenai calon perangkat desa (Perda Lamongan No.3 Tahun 2015 Ps. 78 huruf b s/d d ) Camat memberikan rekomendasi pemberhentian perangkat desa (Perda Lamongan No.3 Tahun 2015 Ps. 84)

HUBUNGAN CAMAT DAN PEMERINTAHAN DESA Camat memberikan rekomendasi hasil pemilihan langsung/musyawarah perwakilan dlm proses pengangkatan anggota BPD (Perda Lamongan No.3 Tahun 2015 Ps. 100 ayat 6) Camat memberikan rekomendasi hasil pemilihan langsung BPD dlm proses PAW (Perda Lamongan No.3 Tahun 2015 Ps. 102) Camat memberikan rekomendasi terhadap Rancangan PerDes APBDesa (Perda Lamongan No.3 Tahun 2015 Ps. 144 ayat 2) Camat memberikan rekomendasi laporan penyelenggaraan pemerintahan Desa (Perda Lamongan No.3 Tahun 2015 Ps. 147 ayat 2)

HUBUNGAN CAMAT DAN PEMERINTAHAN DESA Camat melakukan rekomendasi rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa (Perda Lamongan No.3 Tahun 2015 Ps. 144 ayat 3) Camat memfasilitasi pelaksanaan kerja sama antar- Desa/dengan pihak ketiga (Perda Lamongan No.3 Tahun 2015 Ps. 203 ayat 5) Camat memfasilitasi penyelesaian perselisihan kerja sama Desa (Perda Lamongan No.3 Tahun 2015 Ps. 208 ayat 2) Camat melakukan fasilitasi pembentukan Desa persiapan (Perda Lamongan No.3 Tahun 2015 Ps. 8 ayat 2)

HUBUNGAN CAMAT DAN PEMERINTAHAN DESA Camat melakukan penetapan pengurus Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan (LAMPIRAN Peraturan Gubernur Jawa Timur No.51 Tahun 2015, Bab III No. 3 Poin i) Camat melakukan pembinaan Lembaga Kemasyarakatan (LAMPIRAN Peraturan Gubernur Jawa Timur No.51 Tahun 2015 BAB IV huruf B poin d no. 1, BAB IV huruf B poin e)

KESIMPULAN Pemerintah Daerah Kab/Kota melakukan penyelenggaraan penataan desa, fasilitasi kerja sama antar desa dalam 1 daerah Kab/Kota, pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan administrasi pemerintahan desa serta pemberdayaan masyarakat desa dan lembaga kemasyarakatan yang bergerak di bidang pemberdayaan desa serta lembaga adat tingkat desa. Camat/Kecamatan melakukan fasilitasi, penetapan, pembinaan, pengawasan, rekomendasi, evaluasi terhadap penyelenggaraan Pemerintahan Desa dan mengkoordinasikan pemberdayaan masyarakat Desa.