Jurnal Agrisistem, Desember 2012, Vol. 8 No. 2 ISSN

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KARAWANA KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG DI DESA LABUAN TOPOSO KECAMATAN LABUAN KABUPATEN DONGGALA

ANALISIS USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KEMUNING MUDA KECAMATAN BUNGARAYA KABUPATEN SIAK

VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI JALAR

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SEHAT

ANALISIS PENDAPATAN PETANI PENGGARAP PADA USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KALEKE KECAMATAN DOLO BARAT KABUPATEN SIGI

e-j. Agrotekbis 2 (2) : , April 2014 ISSN :

ANALISIS TITIK IMPAS USAHATANI KEDELAI

ANALISIS PENDAPATAN DAN EFISIENSI USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KOTA BANGUN KECAMATAN KOTA BANGUN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Umur, Tingkat Pendidikan, dan Pengalaman berusahatani

ANALISIS USAHA TANI BEBERAPA VARIETAS PADI DENGAN MENGGUNAKAN REVENUE COST RATIO (R/C RATIO) Untari 1) ABSTRACT PENDAHULUAN

ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI DI KABUPATEN KARANGANYAR COST AND REVENUE ANALYSIS OF RICE FARMING IN KARANGANYAR REGENCY

KERAGAAN USAHATANI MINA PADI

VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH

III KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA LAANTULA JAYA KECAMATAN WITAPONDA KABUPATEN MOROWALI

SURYA AGRITAMA Volume I Nomor 1 Maret 2012 KERAGAAN USAHATANI PADI SAWAH PETANI GUREM DI DESA MLARAN KECAMATAN GEBANG KABUPATEN PURWOREJO

ANALISIS KELAYAKAN USAHA TAMBAK BANDENG DI DESA DOLAGO KECAMATAN PARIGI SELATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG

ANALISIS USAHATANI UBI KAYU (Manihot esculenta) ABSTRAK

Reza Raditya, Putri Suci Asriani, dan Sriyoto Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu ABSTRACT

III KERANGKA PEMIKIRAN

Analis Pendapatan Usaha Tani Padi dengan Sistem Tanam Benih Langsung (TABELA) di Kelurahan Padangsappa Kecamatan Ponrang Kabupaten Luwu

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data

IV METODE PENELITIAN

Kata kunci: pendapatan, usahatani, jagung, hibrida Keywords: income, farm, maize, hybrid

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI BAWANG MERAH DI KECAMATAN ANGGERAJA KABUPATEN ENREKANG

IV. METODE PENELITIAN

22 ZIRAA AH, Volume 33 Nomor 1, Februari 2012 Halaman ISSN

JIIA, VOLUME 5 No. 1 FEBRUARI 2017

ANALISIS USAHATANI RUMPUT LAUT DI KECAMATAN NAGAWUTUNG KABUPATEN LEMBATA

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA BONEMARAWA KECAMATAN RIOPAKAVA KABUPATEN DONGGALA

III. KERANGKA PEMIKIRAN. usahatani, pendapatan usahatani, dan rasio penerimaan dan biaya (R-C rasio).

III KERANGKA PEMIKIRAN

EFISIENSI USAHATANI PADI BERAS HITAM DI KABUPATEN KARANGANYAR

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

ANALISIS USAHATANI KACANG PANJANG (Vigna sinensis L.) VARIETAS PARADE (Studi Kasus di Kelurahan Pataruman Kecamatan Pataruman Kota Banjar)

PENGARUH KEMITRAAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SEHAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Risiko Usahatani Kedelai Di Kecamatan Jawai Selatan Kabupaten Sambas. Abstract

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH METODE SYSTEM OF RICE INTENSIFICATION DI KECAMATAN SINDUE KABUPATEN DONGGALA

Oleh : DEDI DJULIANSAH DOSEN PRODI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SILIWANGI

BAB IV. METODE PENELITIAN

EFISIENSI FAKTOR PRODUKSI DAN PENDAPATAN PADI SAWAH DI DESA MASANI KECAMATAN POSO PESISIR KABUPATEN POSO

Asda Rauf; Amelia Murtisari Jurusan Agribisnis Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanian Universitas Negeri Gorontalo

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS PENDAPATAN PETANI PADI LAHAN RAWA LEBAK DI KABUPATEN MUKO-MUKO, PROVINSI BENGKULU. Ahmad Damiri dan Herlena Budi Astuti

ANALISIS TITIK PULANG POKOK USAHATANI BAWANG MERAH (Allium ascolinicum L) VARIETAS LEMBAH PALU DI KELURAHAN TAIPA KECAMATAN PALU UTARA KOTA PALU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisis Imbalan Faktor Produksi Usahatani Padi Sawah di Kabupaten Banjar

II. TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, sumber daya alam hayati yang didominasi oleh pepohonan dalam

ANALISIS KELAYAKAN USAHATANI NANAS DI DESA DODA KECAMATAN KINOVARO KABUPATEN SIGI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

ANALISIS PENGARUH INPUT PRODUKSI TERHADAP PRODUKSI USAHATANI UBI KAYU DI DESA SUKASARI KECAMATAN PEGAJAHAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

CURAHAN WAKTU KERJA PETANI PADA USAHATANI PADI SAWAH DI KECAMATAN PAGUYAMAN KABUPATEN BOALEMO JURNAL

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KEDELAI EDAMAME PETANI MITRA PT SAUNG MIRWAN

Oleh: 1 Haris Hermawan, 2 Soetoro, 3 Cecep Pardani

e-j. Agrotekbis 1 (3) : , Agustus 2013 ISSN :

KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

ANALISIS USAHATANI JAGUNG( Zea Mays) DI DESA DOSROHA KECAMATAN SIMANINDO KABUPATEN SAMOSIR PROVINSI SUMATERA UTARA

KELAYAKAN USAHATANI KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) DAN KEDELAI (Glycine max L.) Muh. Fajar Dwi Pranata 1) Program Studi Agribisnis Fakultas

59 ZIRAA AH, Volume 43 Nomor 1, Pebruari 2018 Halaman ISSN ELEKTRONIK

ANALISIS BIAYA, PENDAPATAN DAN R/C USAHATANI JAHE ( Zingiber officinale ) (Suatu Kasus di Desa Kertajaya Kecamatan Panawangan Kabupaten Ciamis)

ANALISIS USAHATANI PEPAYA DI KABUPATEN MUARO JAMBI. Refa ul Khairiyakh. Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SIDERA KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Faidah, Umi., dkk. Faktor-faktor Yang...

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. yang tidak mengalami kelangkaan pupuk dilihat berdasarkan produktivitas dan

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SIDONDO 1 KECAMATAN SIGI BIROMARU KABUPATEN SIGI

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tanaman pangan, perkebunan, kehutanan, perikanan dan peternakan dengan tujuan

VI. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI

Oleh : 1 Ahmad Jaelani Siddik, 2 Soetoro, 3 Cecep Pardani

STUDI KOMPARATIF USAHATANI PADI ORGANIK DAN PADI KOVENSIONAL DI KECAMATAN BENER KABUPATEN PURWOREJO

III KERANGKA PEMIKIRAN

Kajian Biaya, Penerimaan & Keuntungan Usahatani

III. METODE PENELITIAN. langsung terhadap gejala dalam suatu masyarakat baik populasi besar atau kecil.

PERAN PROGRAM PUAP TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SAWAH PENERIMA DANA PROGRAM DI KECAMATAN KAMPAR TIMUR KABUPATEN KAMPAR

KONTRIBUSI PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH, ITIK PETELUR, DAN IKAN AIR TAWAR TERHADAP PENDAPATAN TOTAL USAHATANI DI KABUPATEN LEBONG

STUDI PEMASARAN WORTEL (Daucus carota L.) DI DESA CITEKO KECAMATAN CISARUA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT

III KERANGKA PEMIKIRAN

KAJIAN PRODUKSI DAN PENDAPATAN PADA PROGRAM GERNAS KAKAO DI SULAWESI TENGGARA

Nelfita Rizka*), Salmiah**), Aspan Sofian**)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KAJIAN USAHATANI TANAMAN TOMAT TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI,

ANALISIS PENDAPATAN DAN KELAYAKAN USAHATANI PADI SAWAH DI DESA SINEI KECAMATAN TINOMBO SELATAN KABUPATEN PARIGI MOUTONG

ANALISIS SENSITIVITAS PENDAPATAN USAHATANI KAKAO DI DESA BURANGA KECAMATAN AMPIBABO KABUPATEN PARIGI MOUTONG

III. METODE PENELITIAN

ANALISIS KOMPARATIF USAHATANI BERAS MERAH ORGANIK (ORYZA NIVARA) DAN BERAS PUTIH ORGANIK (ORYZA SATIVA)

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADA KOPI TRADISIONAL DAN KOPI SAMBUNG DI DESA LUBUK KEMBANG, KEC. CURUP UTARA, KAB. REJANG LEBONG

PENGELOLAAN USAHA TANI JAHE PUTIH DI KELURAHAN SEMPAJA KECAMATAN SAMARINDA UTARA KOTA SAMARINDA

PRODUKSI DAN KONSUMSI BERAS PADA TINGKAT KELUARGA TANI (Studi Kasus di Desa Bukit Raya Kecamatan Tenggarong Seberang Kabupaten Kutai Kertanegera)

PERBEDAAN PENDAPATAN USAHATANI PADI (Oryza Sativa L) KULTIVAR PADI HITAM LOKAL CIBEUSI DENGAN PADI CIHERANG

Sosio Ekonomika Bisnis Vol 18. (1) 2015 ISSN ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI KENTANG DI KECAMATAN JANGKAT KABUPATEN MERANGIN

BUDIDAYA DAN KEUNTUNGAN PETANI PADI (Oryza sativa L) DI DESA KIRAM KECAMATAN KARANG INTAN KABUPATEN BANJAR PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

METODE PENELITIAN. merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi

SURYA AGRITAMA Volume 2 Nomor 2 September KELAYAKAN USAHATANI UBI JALAR (Ipomoea batatas L) DI LAHAN PASIR KECAMATAN MIRIT KABUPATEN KEBUMEN

ANALISIS PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH LOKAL TINOMBO DI DESA LOMBOK KECAMATAN TINOMBO KABUPATEN PARIGI MOUTONG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

ANALISIS FINANSIAL USAHATANI SAWI

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

MOTIF PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM BERUSAHATANI PADI SAWAH (Studi Kasus di Desa Tondongkura, Kecamatan Tondong Tallasa, Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan) Motives of civil servant to farming effort of paddy rice (Case Study in Tondongkura village, District of Tondong Tallasa, Pangkep Regency, South Sulawesi) Muh. Ridwan 1, Darmawan Salman 2,3, dan Rahmadanih 2,3 1 Lembaga Bimbingan Belajar Ranu Prima College (RPC). 2 Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin 3 sosekta@agri.unhas.ac.id ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji motif dan pendapatan usahatani padi sawah bagi petani yang berstatus sebagai pegawai negeri sipil di Desa Tondongkura, Kecamatan Tondong Tallasa, Kabupaten Pangkep, Provinsi Sulawesi Selatan. Pengumpulan data berlangsung selama tiga bulan, yaitu dari bulan Agustus - Oktober 2010. Hasil penelitian menunjukkan bahwa motif pegawai negeri sipil dalam berusahatani padi yaitu motif memenuhi kebutuhan, motif sosial dan motif memperoleh keuntungan. Adapun keuntungan (pendapatan bersih) yang diperoleh dari usahatani padi selama setahun adalah sebesar Rp. 4.058.073,10 yang bersumber dari rata-rata produktivitas lahan sebesar 2.340,34 kg ha -1. Kata kunci: motif berusahatani, pegawai negeri sipil, usahatani padi ABSTRACT This research aims to studying the motives and farming effort of paddy rice income on farmers whose status as a civil servant in Tondongkura village, District of Tondong Tallasa, Pangkep Regency, Province of South Sulawesi. Data was collected from August until October 2010. The results of research showed that the motives of civil servants in rice effort farming, i.e.: fulfilling requirement motives, social motives and profit motives. The profit (net income) was derived from farming effort of paddy rice during in one year was Rp. 4,058,073.10 and was derived from the average productivity of the land was 2340.34 kg ha -1. Keywords: motives to rice effort farming, civil servant, rice effort farming PENDAHULUAN Profesi pegawai negeri sipil (PNS) merupakan profesi yang terkait dengan status sosial pada lapisan atas (elit) masyarakat Indonesia khususnya di perdesaan. Jumlah pendapatan yang diterima PNS termasuk tunjangan sudah ditetapkan setiap bulan oleh pemerintah tergantung golongan atau tingkatannya sehingga memiliki kepastian. Walaupun demikian tidak sedikit dari mereka mencari sumber pendapatan tambah- 92

an dengan melaksanakan usaha lain baik di sektor perdagangan dan jasa maupun di sektor pertanian secara umum. Di daerah perdesaan Sulawesi Selatan terdapat fenomena masyarakat desa yang berstatus sebagai PNS mengelola usahatani, termasuk padi sawah. Fenomena ini banyak pula dijumpai di Kabupaten Pangkaje ne dan Kepulauan, terutama di Desa Tondongkura, Kecamatan Tondong Tallasa. Sehubungan dengan hal ini maka tujuan penelitian adalah untuk mengetahui motif PNS dalam berusahatani padi sawah dan pendapatan usahatani padi sawah yang diperoleh bagi petani yang berstatus PNS tersebut. BAHAN DAN METODE Penelitian ini dilakukan dengan metode survai. Pemilihan lokasi dilakukan dengan pertimbangan bahwa desa tersebut merupakan salah satu daerah perdesaan yang penduduknya terdiri dari 74,7 % melaksanakan kegiatan usahatani, dan 22,6 % di antaranya merupakan PNS (Kantor Desa Tondongkura, 2010). Pemilihan responden dilakukan secara sensus (Sugiyono, 2008), yakni terhadap 42 petani yang berprofesi sebagai PNS. Pengumpalan data berlangsung dari bulan Agustus sampai Oktober 2010. Pengolahan dan interpretasi terhadap data dilakukan dengan pembuatan tabel silang, sedangkan pendapatan usahatani dianalisis dengan menggunakan rumus (Soekartawi, 1990): Pendapatan kotor: TR = Hy.Y Dimana: TR = Total Penerimaan (Rp), Hy = Harga Produksi, dan Y = Total Produksi (Kg) Pendapatan bersih (Keuntungan): π = TR-TC Dimana: π = Pendapatan bersih/keuntungan (Rp), TR = Total Penerimaan (Rp), TC = Total Biaya (Rp) HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Petani Berstatus PNS PNS di Desa Tondongkura tidak bisa dipisahkan dari usahatani khususnya padi sawah. Hal ini disebabkan oleh karena wilayah Desa Tondongkura yang berada di daerah pegunungan dan termasuk wilayah pertanian. PNS dari berbagai tingkatan umur tetap terlibat dalam kegiatan usahatani walaupun ada sebagian kecil PNS yang sudah jarang terlibat langsung dalam setiap kegiatan usahatani khususnya padi sawah. Dalam hal pendidikan formal, ternyata petani yang berprofesi sebagai PNS mempunyai tingkat pendidikan formal mulai dari SLTP hingga perguruan tinggi dengan persentase tertinggi adalah sarjana (45,23%). Kondisi ini dapat menunjang sistem usahatani menjadi lebih baik, sebagai mana hasil studi Trianti (2007) bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan petani maka pola pikir juga semakin luas dan tentunya akan lebih cepat menerima inovasi yang disampaikan. Meskipun demikian, pengalaman dalam berusahatani tidak kalah pentingnya dalam menunjang keberhasilan usahatani. Pengalaman berusahatani padi terhadap petani yang berstatus sebagai PNS di Desa Tondongkura cukup bervariasi, namun pengalaman di atas 15 tahun memperlihatkan persentase dominan (61,90 %). Selain pengalaman berusahatani, luas lahan yang dikelola oleh petani turut pula mempengaruhi besarnya produksi usahatani. Sebagai mana hasil penelitian yang disimpulkan oleh Marsudi dan Usman (2009) bahwa faktor luas lahan berpengaruh nyata terhadap pendapatan usahatani padi sawah hibrida Arize Hibrindo R-1. Khususnya petani yang berstatus sebagai 93

PNS di Desa Tondongkura, luas lahan yang dikelola berkisar dari 0,25 ha hingga lebih dari satu hektar. Data karakteristik petani disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Karakteristik petani berstatus PNS di Desa Tondongkura. No Karakteristik Jumlah Responden Persentase (Orang) (%) < 40 10 23,79 40-54 4 54,77 1 Umur (tahun) 55 9 21,44 2 3 4 Pendidikan Formal Pengalaman berusahatani (tahun) Luas lahan (ha) Total 42 100,00 SMP 2 4,76 SMA 11 26,21 DIPLOMA 10 23,80 S1 19 45,23 Total 42 100,00 15 16 38,10 > 15 26 61,90 Total 42 100,00 0,5 12 28,57 0,6 1,0 21 50,00. 1,0 9 21,43 Total 42 100,00 Motif Pegawai Negeri Sipil Berusahatani Padi Sawah 1. Motif Memenuhi Kebutuhan Setiap orang mempunyai kebutuhan. Kebutuhan itu harus dipenuhi sehingga orang melakukan berbagai usaha untuk memenuhi kebutuhan itu. Motif memenuhi kebutuhan bagi PNS dalam usahatani yang dilakukannya terutama terkait dengan kebutuhan pangan untuk keluarga. Dengan motif memenuhi kebutuhan itu petani berstatus PNS bersemangat untuk tetap berusahatani walaupun dari segi finansial mereka lebih mampu memenuhi kebutuhan pangan dari pendapatan atau gaji sebagai PNS. Adapun tanggapan responden terhadap kecukupan konsumsi pangan dari hasil panen usahatani padi sawah dalam satu tahun sebagai indikator motif memenuhi kebutuhan dalam berusahatani padi sawah bagi PNS, terlihat pada Tabel 2. Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa lebih dari separuh responden (52,38 %) yang menyatakan cukup dalam hal konsumsi pangan dari hasil usahatani yang dilakukannya selama satu tahun atau sampai panen berikutnya. Hal ini berarti usahatani yang dilakukan PNS pada umumnya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan makan sehingga dapat menekan biaya yang 94

dikeluarkan untuk membeli beras. Sedangkan 47,62 % responden yang kurang cukup pemenuhan pangannya merupakan PNS yang memiliki lahan sempit sehingga hasil usahatani padi sawah tidak cukup untuk dikonsumsi sampai masa panen berikutnya dan harus membeli beras. Motif PNS dalam berusahatani untuk memenuhi kebutuhan juga tidak lepas dari kecenderungan manusia untuk memiliki pekerjaan lain selain pekerjaan utama yang sudah dimilkinya. Tidak diragukan lagi bahwa kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan paling kuat. Hal ini berarti bahwa pada diri manusia yang selalu merasa kurang dalam kehidupannya, kebutuhan fisiologislah yang merupakan motivasi terbesar. Seseorang yang kekurangan makanan, keamanan, kasih sayang dan penghargaan besar kemungkinannya akan lebih banyak membutuhkan makanan dari yang lainnya (Maslow, 1994). Tabel 2. Tanggapan responden terhadap pemenuhan konsumsi beras keluarga selama satu tahun. No. 1. 2. Pemenuhan Konsumsi beras dalam setahun Cukup kurang Jumlah (Orang) Persentase (%) 22 20 52,38 47,62 Jumlah 42 100 2. Motif Sosial Motif sosial yang dimaksud dalam hal ini adalah motif melakukan kegiatan usahatani padi sawah untuk membantu orang lain atau keluarga yang kurang mampu dalam memenuhi kebutuhannya terutama kebutuhan pangan, khususnya beras. Hal ini terkait dengan rasa kemanusiaan yang selalu ada pada setiap orang. Selain ingin memenuhi kebutuhan, manusia punya keinginan untuk menolong orang lain atau ingin membantu sesama manusia. Terbukti, bahwa dalam studi ini 100% responden sewaktu-waktu memberikan hasil panen dalam bentuk beras kepada orang lain baik keluarga maupun masyarakat yang membutuhkan. Motif sosial tersebut terkait pula dengan budaya tolong-menolong dan gotong royong yang sudah terjadi secara turun temurun di desa Tondongkura, misalnya ketika ada salah satu keluarga yang mengadakan acara besar seperti pesta pernikahan, sunatan, aqikah, dan lain sebagainya. Pada kondisi ini, masyarakat terutama ibu rumah tangga tanpa diminta akan berbondong-bondong membantu kesuksesan acara serta membawakan beras dalam jumlah yang tidak ditentukan. Pada umumnya, masing-masing keluarga membawa dua sampai lima liter beras. Budaya ini juga menjadi alasan kuat bagi para pegawai negeri sipil untuk tetap berusahatani padi sawah karena walaupun mereka mempunyai kemampuan untuk membeli beras untuk dikonsumsi ataupun diberikan kepada orang lain, tetapi ketika beras hasil panen sendiri yang diberikan kepada orang lain maka ia memiliki makna tersendiri. Hasil studi ini mendukung pemikiran Heckhausen pada tahun 1980 (Sarwono, 2002), dan Ahmadi (2002) bahwa motif sosial adalah motif yang menunjukan bahwa tujuan yang ingin dicapai mempunyai interaksi dengan orang lain. 95

3. Motif Memperoleh Keuntungan Motif paling penting yang mendorong manusia melakukan kegiatan ekonomi adalah memenuhi kebutuhan untuk mencapai kemakmuran. Setiap aktivitas yang dilakukan manusia diharapkan dapat memperoleh penghasilan. Penghasilan itulah yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan. Seorang PNS melakukan kegiatan usahatani padi sawah untuk memperoleh keuntungan berupa tambahan pendapatan dari hasil usahataninya. Hal ini dapat diketahui dari ada tidaknya hasil panen yang diperoleh (apakah dijual atau tidak) untuk membantu keuangan keluarga dalam memperoleh sesuatu selain dari penghasilan sebagai PNS. Adapun banyaknya responden yang menjual hasil usahatani padi sawah mereka, terlihat pada Tabel 3 berikut. Tabel 3. Sebaran responden berdasarkan motif memperoleh keuntungan dalam berusahatani padi. No. 1. 2. Motif Memperoleh Keuntungan Menjual hasil Panen Tidak menjual hasil panen Jumlah (Orang) 13 29 Persentase (%) 30,96 69,04 Jumlah 42 100 Terlihat pada Tabel 3 bahwa terdapat 69,04% tidak menjual atau hanya 30,96% yang menjual hasil panen padi. Alasan sebagian besar PNS tidak menjual hasil panennya adalah karena kebutuhan pangan sendiri yang ingin terlebih dahulu dipenuhi. Selain itu sebagian besar mereka yang tidak menjual hasil panennya adalah mereka yang telah memprediksi bahwa hasil panen yang diperoleh tidak mencukupi hingga memasuki panen padi berikutnya. Analisis Produksi dan Pendapatan Usahatani Produksi merupakan kombinasi faktorfaktor produksi yang dibutuhkan untuk menghasilkan satuan-satuan produksi. Produksi dianggap sebagai suatu aktivitas yang bersifat teknologi ekonomi yang di dalamnya berbagai input dipadukan untuk menghasilkan output dengan suatu hubungan tertentu yang dapat diramalkan (Suratiyah, 2006). Faktor produksi sangat menentukan besar kecilnya produksi yang diperoleh. Faktor produksi adalah semua korbanan yang diberikan pada tanaman agar tanaman tersebut mampu tumbuh dan menghasilkan dengan baik. Faktor produksi dikenal pula dengan istilah input, production factor atau korbanan produksi. Faktor produksi berupa lahan, modal untuk membeli bibit, pupuk, obat-obatan tenaga kerja dan aspek manajemen sangat penting dalam menunjang kegiatan produksi usahatani (Soekartawi, 2005). Biaya yang dikeluarkan PNS dalam proses produksi sehingga menghasilkan produk disebut sebagai biaya produksi, yang meliputi biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel (variable cost). Biaya variabel adalah biaya yang jumlah penggunaannya berpengaruh terhadap produksi yang dihasilkan, yang meliputi biaya benih, pupuk, pestisida dan tenaga kerja. Biaya tetap adalah biaya yang jumlah penggunaannya tidak berpengaruh terhadap produksi yang dihasilkan, yang meliputi pajak lahan dan 96

penyusutan alat. Penerimaan usahatani diperoleh dari hasil kali jumlah produksi dengan harga produk yang diterima oleh petani responden. Sedangkan pendapatan diperoleh dari selisih antara penerimaan dengan biaya usahatani yang dikeluarkan. Untuk mengetahui analisis usahatani padi dari petani responden dapat dilihat pada Tabel 4. Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui bahwa 42 PNS yang berusahatani padi sawah setelah ditotalkan, produksinya mencapai 2.340,34 kg ha -1 dengan nilai produksi hektar -1 mencapai Rp 5.616.806,72. Menurut Salman (1993), nilai produksi usahatani merupakan penerimaan tunai usahatani (farm receipt) yang ditunjukkan oleh besarnya nilai uang yang diterima petani dari penjualan produk usahataninya. Sedangkan total biaya usahatani merupakan pengeluaran tunai usahatani (farm payment) yang ditunjukan oleh jumlah uang yang dibayarkan untuk pem-belian barang dan jasa bagi usahatani. Biaya usahatani dapat dikelompokkan atas biaya variabel (variable cost) dan biaya tetap (fixed cost). Tabel 4 Rata-rata produksi, nilai produksi, total biaya dan keuntungan usahatani padi responden. No 1. 2. Uraian Produksi (Kg) Biaya Produksi a. Biaya Variabel: - Benih - Pupuk Urea (Kg) - Pupuk Phonska (Kg) - Pupuk ZA (Kg) - Spontan (Ltr) - Gromosom (Ltr) - Tenaga Kerja (HOK) Total b. Biaya Tetap - Pajak Lahan - Penyusutan alat: Pompa Semprot (unit) Cangkul (unit) Parang (unit) Sabit (unit) Traktor Total Nilai produksi Usaha tani (ha) Volume Nilai 2340.34 28,76751 254,902 76,3305322 117,6471 0,570028 1,848739 49,95376 - - - 5.616.806,72 143.837,5 1.997,199 17.6330,53 17.6470,588 3.7051,8207 9.2436,9748 732.521,01 1.360.645,623 20000 27,404 4,505 9,272 18,768 138,139 198,088 3. 4. Total Biaya (a+b) Pendapatan Kotor (1-2a) Pendapatan Bersih (3-2b) 1.558.733,623 4.256.161,097 4.058.073,097 97

Menurut Soekartawi (1995), bahwa biaya mempunyai peranan yang amat penting dalam pengambilan keputusan usahatani. Besarnya biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi sesuatu menentukan besarnya harga pokok dari produk yang akan dihasilkan. Biaya produksi dalam usahatani terdiri dari (a) Biaya tetap (fixed cost) adalah biaya yang sifatnya tidak berubah karena pengaruh besarnya produksi. Biaya ini terdiri dari pajak lahan, penyusutan alat-alat pertanian, biaya pinjaman, sewa tanah dan lain-lain. (b) Biaya variabel (variable cost) adalah biaya yang sifatnya berubah-ubah sesuai dengan besarnya produksi. Biaya ini terdiri dari biaya pengadaan bibit, pengadaaan sarana produksi, makanan ternak dan lain-lain. Biaya ini dapat berbentuk uang tunai, barang, nilai uang, jasa dan biaya yang sesungguhnya tidak dibayarkan. (c) Biaya total adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan selama proses produksi, baik biaya tetap maupun biaya variabel. Adapun biaya usahatani yang dikeluarkan oleh PNS terdiri atas biaya tetap senilai Rp 198,088 ha -1 dan biaya variabel senilai Rp 1.360.645,623 ha -1. Jadi pendapatan kotor usahatani padi yang dikelola oleh PNS yaitu Rp 4.256.161,097 ha -1 dan pendapatan bersih adalah sebesar Rp 4.058.073,097 ha -1. Hasil analisis usahatani padi tersebut memberikan gambaran bahwa pendapatan PNS setiap bulan yang diperoleh dari kegiatan usahatani relatif rendah (kurang dari Rp. 400.000 untuk luasan satu hektar) bila dibandingkan dengan pendapatan (gaji) yang diterima setiap bulan sebagai PNS (Rp.2000.000 sampai Rp. 7.000.000 bulan -1 ), terlebih bagi mereka yang mempunyai lahan seluas 0,5 ha atau kurang dari 0,5 ha. Namun dengan adanya pertimbangan lain, terutama nilai sosial yang diperoleh dari hasil usahatani padi tersebut maka masih banyak PNS di Desa Tondongkura, Kecamatan Tondong Tallasa yang melaksanakan kegiatan usahatani padi. KESIMPULAN PNS yang mengelola usahatani padi di Desa Tondongkura Kecamatan Tondong Tallasa, Kabupaten Pangkep, didominasi oleh motif pemenuhan kebutuhan pangan pokok dan motif sosial. Motif ini secara tidak langsung memberikan pula nilai tambah kepada PNS tersebut dalam bentuk produktivitas usahatani padi sebesar 2.340,34 kg ha -1 dengan nilai pendapatan usahatani sebesar Rp 5.616.806,72. DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, A., 2002. Psikologi Sosial. PT Rineka Cipta, Jakarta. Kantor Desa Tondongkura, 2010. Profil Desa Tondongkura Tahun 2009. Marsudi E. dan M. Usman, 2009. Analisis beberapa faktor yang mempengaruhi pendapatan usahatani padi sawah varietas hibrida Arize Hibrindo R-1 di Kabupaten Aceh Besar. J. Agrisep 10 (2): xx xx. Maslow, A., 1994. Motivasi dan Kepribadian. Pustaka Binaman. Pressindo, Jakarta. Salman, M., 1993. Analisis ekonomi komoditas kapas Indonesia, pendekatan simulasi kebijakan dengan model ekonometrik. Thesis S2 IPB. Bogor. Sarwono, S., 2002. Psikologi Sosial Individu dan Teori-teori Psikologi Sosial. Balai Pustaka, Jakarta. Soekartawi, 1990. Teori Ekonomi Produksi. Rajawali Press, Jakarta Soekartawi, 1995. Analisis Usahatani. Universitas Indonesia, Jakarta 98

Soekartawi, 2005. Agribisnis: Teori dan Aplikasinya. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Sugiyono, 2008. Statistika untuk Penelitian. Alfabeta, Bandung. Suratiyah, K., 2006. Ilmu Usahatani. Penerbit CV. Yasa Guna, Jakarta. Trianti, R., 2007. Analisis pendapatan usahatani padi sawah dalam kaitannya dengan perubahan harga dasar gabah. Skripsi Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin, Makassar. 99