BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, tetapi kenyataannya pemenuhan hak-hak anak seringkali diabaikan, karena kondisi keluarga yang tidak memungkinkan.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

KEKUATAN MENGIKATNYA SURAT PENETAPAN PENGANGKATAN ANAK DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. tetapi kadang-kadang naluri ini terbentur pada Takdir Illahi, di mana kehendak

PENGANGKATAN ANAK SECARA LANGSUNG DALAM PERSPEKTIF PERLINDUNGAN ANAK

BAB I PENDAHULUAN. hidup rumah tangga setelah masing-masing pasangan siap untuk melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan keberadaan anak sebagai anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa.

DAFTAR REFERENSI BUKU :

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan gizi tetapi juga masalah perlakuan seksual terhadap anak (sexual abuse),

BAB I PENDAHULUAN. tangga dan keluarga sejahtera bahagia di mana kedua suami istri memikul

BAB I PENDAHULUAN. sebagai makhluk sosial dan merupakan kelompok masyarakat terkecil yang

BAB I. Tuhan telah menciptakan manusia yang terdiri dari dua jenis yang berbedabeda

III. METODE PENELITIAN. upaya memahami persoalan dengan tetap berada atau bersandarkan pada lapangan

I. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya, matipun manusia masih memerlukan tanah. berbagai persoalan dibidang pertanahan khususnya dalam hal kepemilikan

DIPONEGORO LAW JOURNAL Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016 Website :

BAB I PENDAHULUAN. gamelan, maka dapat membeli dengan pengrajin atau penjual. gamelan tersebut dan kedua belah pihak sepakat untuk membuat surat

BAB I PENDAHULUAN. di atas selanjutnya akan diatur dalam Peraturan Pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. sekali terjadi, bahkan berjumlah terbesar diantara jenis-jenis kejahatan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. hidup seluruh umat manusia, sejak zaman dahulu hingga kini. Perkawinan

BAB I PENDAHULUAN. memanfaatkan tanah untuk melangsungkan kehidupan. Begitu pentingnya tanah

BAB I PENDAHULUAN. bersama-sama dengan orang lain serta sering membutuhkan antara yang satu

BAB I PENDAHULUAN. publik terhadap kehidupan anak anak semakin meningkat. Semakin tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. agar kehidupan dialam dunia berkembang biak. Perkawinan bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang satu ke orang lain.tanah sebagai benda yang bersifat permanen tetap, banyak

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan usahanya seperti untuk tempat perdagangan, industri, pendidikan, pembangunan sarana dan perasarana lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. mengenai tanah yaitu karunia Tuhan Yang Maha Esa kepada bangsa. tanah itu dalam batas-batas menurut peraturan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. etnis,suku, agama dan golongan. Sebagai salah satu negara terbesar di dunia,

BAB I PENDAHULUAN. haknya atas tanah yang bersangkutan kepada pihak lain (pembeli). Pihak

PENGANGKATAN ANAK BERDASARKAN PENETAPAN PENGADILAN SERTA PERLINDUNGANNYA MENURUT UU NO. 23 TAHUN 2002 (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Pacitan)

III. METODE PENELITIAN. permasalahan-permasalahan yang timbul di dalam gejala bersangkutan. 24

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keinginan untuk mempunyai anak adalah naluri manusiawi dan

SKRIPSI. Ditulis untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. pula harta warisan beralih kepada ahli waris/para ahli waris menjadi. Peristiwa pewarisan ini dapat terjadi ketika :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk sosial yang tidak dapat lepas dari hidup

BAB I PENDAHULUAN. (hidup berkelompok) yang biasa kita kenal dengan istilah zoon politicon. 1

PENGATURAN MENGENAI PENGANGKATAN ANAK YANG DILAKUKAN OLEH SESEORANG YANG TIDAK KAWIN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan satu macam

KEWENANGAN PENYELESAIAN SENGKETA WARIS ATAS TANAH HAK MILIK DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA DAN PENGADILAN AGAMA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. positif Indonesia lazim diartikan sebagai orang yang belum dewasa/

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dilahirkan, maka ia dalam hidupnya akan mengemban hak dan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman, UUD 1945 telah empat kali mengalami perubahan. atau amandemen. Di dalam bidang hukum, pengembangan budaya hukum

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang Perkawinan Tahun 1974, melakukan perkawinan adalah untuk menjalankan kehidupannya dan

BAB I PENDAHULUAN. sebut tanah, selain memberikan manfaat namun juga melahirkan masalah lintas sektoral

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keluarga mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan manusia

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. metode, sistematika dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk mempelajari

III. METODE PENELITIAN. beberapa gejala hukum tertentu dengan cara menganalisa (Soerjono Soekanto,

III. METODE PENELITIAN. penulis akan melakukan pendekatan secara yuridis normatif dan yuridis empiris.

BAB III METODE PENELITIAN. normatif adalah penelitian hukum yang meletakkan hukum sebagai sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jumlah penduduk yang meningkat dan semakin. akhirnya berimplikasi pula terhadap kebutuhan akan tanah.

III. METODE PENELITIAN. yang digunakan dalam kerangka penulisan ini adalah :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Didalam proses perkara pidana terdakwa atau terpidana

BAB III METODE PENELITIAN. ilmiah adalah proses analisa yang meliputi metode-metode penelitian untuk

PERANAN NOTARIS DALAM PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS. (Studi di Kantor Notaris Sukoharjo) S K R I P S I

III. METODE PENELITIAN. dirumuskan dengan kemungkinan-kemungkinan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Hukum Perdata (Burgerlijkrecht) ialah rangkaian peraturan-peraturan

BAB I PENDAHULUAN. sayang keluarga, tukar pikiran dan tempat untuk memiliki harta kekayaan. 3 apa yang

III. METODE PENELITIAN. permasalahan-permasalahan yang timbul di dalam gejala bersangkutan. 73

BAB I PENDAHULUAN. keluarga, perkawinan tidak hanya mengandung unsur hubungan manusia. harus memenuhi syarat maupun rukun perkawinan, bahwa perkawinan

III. METODE PENELITIAN. dalam melakukan penelitian ini dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya agar berjalan tertib dan lancar, selain itu untuk menyelesaikan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 perkawinan adalah ikatan

BAB I PENDAHULUAN. berlakunya Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana

BAB I PENDAHULUAN. masih tetap berlaku sebagai sumber utama. Unifikasi hak-hak perorangan atas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya jumlah penduduk, kebutuhan akan tanah terus

BAB I PENDAHULUAN. merupakan investasi, hak, dan kewajiban setiap manusia. Kutipan tersebut juga

BAB I PENDAHULUAN. hidup manusia baik secara langsung maupun tidak langsung selalu memerlukan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah, yang didasarkan pada

AKIBAT HUKUM PENGANGKATAN ANAK MELALUI ADOPSI TERHADAP HAK WARIS ANAK DI PENGADILAN NEGERI KUDUS SKRIPSI HUKUM WARIS

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan serta penghidupan masyarakat baik dari segi sosial, ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. penerbangan yang diukur dari pertumbuhan penumpang udara.1

III. METODE PENELITIAN. beberapa gejala hukum dan masyarakat, dengan jalan menganalisisnya. Yang

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan dalam Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa sepanjang masa dalam mencapai sebesar-besar kemakmuran rakyat yang

BAB I PENDAHULUAN. insan manusia pria dan wanita dalam satu ikatan suci dengan limpahan dari

BAB 1 PENDAHULUAN. kebijakan dan saling menyantuni, keadaan seperti ini lazim disebut sakinah.

BAB I PENDAHULUAN. satu dengan yang lainnya untuk dapat hidup bersama, atau secara logis

BAB III METODE PENELITIAN. Penyusunan skripsi ini yang berjudul Tindakan Amerika Serikat dalam

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan bahwa Negara Indonesia merupakan negara agraris, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 bahwa negara hukum (rechtsstaat)

BAB I PENDAHULUAN. Hidup bersama di dalam bentuknya yang terkecil itu dimulai dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. jumlah suku bangsa atau kelompok etnik yang ada. Akan tetapi ahli hukum adat

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai hubungan yang erat sekali dengan agama/kerohanian sehingga

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Fenomena minuman keras saat ini merupakan permasalahan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. Allah menciptakan makhluk-nya di dunia ini berpasang-pasangan agar mereka bisa

BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang Penelitian. Pada dasarnya setiap manusia ingin melangsungkan pernikahan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu saat di lahirkan dan meninggal dunia, dimana peristiwa tersebut akan

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara pada umumnya. Sebuah keluarga dibentuk oleh suatu. tuanya dan menjadi generasi penerus bangsa.

III. METODE PENELITIAN. penelitian guna mendapatkan, mengolah, dan menyimpulkan data yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang memiliki persaingan usaha yang sangat ketat

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini dikarenakan bahwa negara Indonesia merupakan negara agraris, terdapat simbol status sosial yang dimilikinya.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Setiap anak pada dasarnya memiliki hak dan kewajiban sebagai seorang anak dalam keluarga, tetapi kenyataannya pemenuhan hak-hak anak seringkali diabaikan, karena kondisi keluarga yang tidak memungkinkan. Permasalahan pengangkatan anak atau adopsi bukanlah suatu masalah baru dalam sistem hukum negara kita. Meskipun eksistensi adopsi di Indonesia sebagai suatu lembaga hukum masih belum sinkron dan masih menimbulkan berbagai problema dalam masyarakat, pengangkatan anak atau adopsi tersebut masih banyak dilakukan oleh masyarakat kita. Sejak jaman dahulu sudah banyak dilakukan pengangkatan anak yang disertai dengan cara dan motivasi yang berbeda-beda yang dilakukan diberbagai negara di Dunia, termasuk salah satunya adalah Indonesia. Pada dasarnya pengangkatan anak dilakukan dengan tujuan yang sama, yaitu agar anak yang diangkat tersebut nantinya akan memiliki kehidupan yang lebih baik. Hanya saja yang membedakan dalam pengangkatan anak adalah apa saja yang menjadi penyebab dan motivasi atau tujuan yang mendorong dilakukannya pengangkatan anak tersebut. Karena tidak mungkin antara keluarga yang satu mengangkat anak mempunyai alasan yang sama dengan keluarga lain yang mengangkat anak juga. Dalam perkembangan masyarakat di Indonesia ada berbagai tujuan atau motivasi 1

yang mendorong untuk pengangkatan anak baik dalam faktor politik, ekonomi sosial, budaya dan sebagainya. Dalam melakukan adopsi atau pengangkatan anak harus benar-benar memperhatikan masa depan anak yang diangkat tersebut, karena dalam pengangkatan anak diharapkan kesejahteraan anak tersebut terpenuhi. Hal ini berakibat pada orang tua yang akan mengangkat anak harus disyaratkan cukup materi dan cukup in-materi (misalnya pendidikan di bidang agama), sehingga anak tersebut tidak terlantar dan menjadi anak yang berguna bagi negaranya. Hal lain yang harus dipertimbangkan dalam pengangkatan anak adalah bagaimana kedudukan anak angkat tersebut di mata hukum. Baik dalam hal mendaptakan hak kasih sayang dari orang tua angkatnya, pemenuhan kebutuhan hidupnya baik secara materi maupun in-materi, maupun kedudukan anak adopsi dalam hal pembagian dan pengurusan harta. Berdasarkan uraian diatas terlihat bahwa Salah satu naluri manusia adalah mempertahankan keturunan. Cara mempertahankan keturunan dilakukan dengan jalan perkawinan. Oleh karena itu perkawinan penting dalam kehidupan manusia karena dengan perkawinan dimungkinkan seseorang akan meneruskan kelangsungan hidup generasinya. Kadang-kadang ada sebagian orang yang dalam perkawinan mereka tidak dikaruniani keturunan.pada umumnya mereka yang tidak mempunya keturunan tidak akan puas dengan apa yang dialaminya, sehingga akan dilakukan berbagai usaha untuk memenuhi keingnannya tersebut. Salah satu usaha yang mereka lakukan adalah dengan cara mengangkat anak atau adopsi. Masalah pengangkatan anak di 2

Indonesia masih merupakan problema bagi masyarakat terutama dalam masalah yang menyangkut ketentuan hukumnya. Pengangkatan anak atau adopsi adalah suatu hal yang relatif baru, bahkan dapat dikatakan masih belum banyak dikenal dalam masyarakat di Indonesia. Sejak jaman dulu telah dilakukan pengangkatan anak dengan cara dan motivasi yang berbeda-beda, sesuai dengan sistem hukum yang hidup dan berkembang di daerah yang bersangkutan. Menurut pengamatan Mahkama Agung permohonan pengesahan pengangkatan anak yang diajukan kepada Pengadilan Negeri yang kemudian diputuskan tampak kian bertambah. Ada yang merupakan suatu bagian tuntunan gugatan perdata dan ada yang merupakan permohonan khusus pengesahan pengangkatan anak. Berdasarkan Pasal 1 angka 2 Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan Pengangkatan Anak adalah : Suatu perbuatan hukum yang mengalihkan seorang anak dari lingkungan kekuasaan orang tua, wali yang sah, atau orang lain yang bertanggung jawab atas perawatan, pendidikan dan membesarkan anak tersebut, ke dalam lingkungan keluarga orang tua angkat. 3

Sedangkan pada Pasal 1 angka 9 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan pasal 1 angka 1 Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2007 yang berbunyi : Anak angkat adalah anak yang haknya dialihkan dari lingkungan kekuasaan keluarga orang tua, wali yang sah, atau orang lain yang bertanggung jawab atas perawatan, pendidikan, dan membesarkan anak tersebut, ke dalam lingkungan keluarga orang tua angkatnya berdasarkan putusan atau penetapan pengadilan. Dari kedua pasal tersebut tampak bahwa Undang-undang RI Nomor 23 tahun 2002 ini dapat disebut sebagai suatu ketentuan hukum yang menciptakan perlindungan anak, karena kebutuhan anak menjadi pokok perhatian dalam Undang-undang tersebut, ketentuan hukum mengenai pengangkatan anak atau adopsi yang berlaku di Indonesia perlu dipahami sejauh mungkin sehingga akan mampu melindungi kepentingan anak. Sebetulnya lembaga pengangkatan anak sejak dahulu sudah dikenal oleh masyarakat Indonesia. Masalah pengangkatan anak pada saat ini banyak diperbincangkan dalam masyarakat kita dan telah mendapatkan perhatian pula dari pemerintah, sebab eksistensi pengangkatan anak di Indonesia sebagai satu lembaga hukum, sehingga masalah pengangkatan anak merupakan problem bagi masyarakat, terutama dalam masalah yang menyangkut ketentuan hukumnya. 4

Ketidaksinkronan tersebut jelas terlihat kalau kita mempelajari ketentuan hukum tentang eksistensi lembaga adopsi itu sendiri dalam sumber-sumber hukum yang berlaku di Indonesia, baik Hukum Barat yang bersumber dari ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam Burgerlijk Wetboek (BW), Hukum Adat yang bersumber dari kebiasaan yang berlaku di masyarakat, maupun Hukum Islam yang merupakan kosekuensi logis dari masyarakat Indonesia yang mayoritas memeluk agama Islam. Yang diatur dalam peraturan Perundang-undangan RI yang dibuat dan berlaku sesudah Indonesia merdeka tanggal 17 Agustus 1945. Dalam BW tidak diatur tentang masalah adopsi atau lembaga pengangkatan anak. Dalam beberapa pasal BW hanya menjelaskan mengena masalah pewarisan dengan istilah anak luar kawin atau anak yang diakui (erkendknd). Pengangkatan anak menurut Hukum Adat, terdapat keanekaragaman hukum yang berbeda antara daerah yang satu dengan daerah lainnya, sesuai dengan perbedaan lingkungan Hukum Adat. Prof.Van Vollenhoven Hukum Adat yang berlaku di Indonesia sebagai berikut: Di Indonesia terdapat 19 lingkungan Hukum Adat (Rechtskring), sedang tiap-tiap rechtskring pun terdiri dari beberapa kukuban hukum (Rechtsgouw) Dengan demikian tentunya akan terdapat beberapa perbedaan pada masing-masing daerah hukum di Indonesia mengenai masalah anak angkat. 5

Dalam Hukum Islam lebih tegas dijelaskan bahwa pengangkatan seorang anak dengan pengertian menjadikanya sebagai anak kandung di dalam segala hal, tidak dibenarkan. Yang perlu digaris bawahi disini adalah bahwa larangan yang dimaksud adalah pada status pengangkatan anak menjadi anak kandung sendiri dengan menempati status yang sama persis dengan anak kandung dalam segala hal. Pengangkatan anak harus dilakukandengan proses hukum dengan produk penetapan pengadilan. Jika hukum berfungsi sebagai penjaga ketertiban dan sebagai rekayasa sosial, maka pengangkatan anak yang harus dilakukan melalui penetapan pengadilan merupakan kemajuan ke arah penertiban praktik hukum pengangkatan anak yang hidup di tengah-tengah masyarakat, agar peristiwa pengngkatan anak di kemudian hari memiliki kepastian hukum baik bagi anak angkat mupun bagi orang tua angkat. Dari apa yang dikemukakan diatas maka jelaslah bahwa terdapat ketidaksinkronan dari sistem hukum positif yang berlaku di Indonesia mengenai pengangkatan anak. Berangkat dari ketidaksinkronan ini maka penulis tertarik untuk mengangkat permasalahan ini dalam skripsi penulisan dengan judul TINJAUAN NORMATIF TERHADAP ADOPSI ANAK DI INDONESIA 6

B. RUMUSAN PERMASALAHAN Dari uraian yang telah penulis jelaskan pada latar belakang masalah, terdapat permasalahan yang timbul yaitu, sebagai berikut : 1. Bagaimana hukum positif Indonesia mengatur mengenai pelaksanaan atau tata cara pelaksanaan pengangkatan anak di Indonesia sebelum dan sesudah berlakunya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2007 Tentang Pelaksanaan Pengangkatan Anak? 2. Apa akibat hukum dari proses pengngkatan anak yang tidak sesuai dengan aturan hukum di Indonesia? 3. Bagaimana permasalahan hukum yang timbul dari pengangkatan anak terhadap hubungan kewarisan antara orang tua angkat terhadap anak adopsi tersebut? C. TUJUAN PENELITIAN Adapun tujuan dari penelitian yang ingin dicapai adalah : 1. Untuk mengetahui bagaimana hukum positif Indonesia mengatur mengenai pelaksanaan atau tata cara pelaksanaan pengangkatan anak di Indonesia sebelum dan sesudah berlakunya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2007 Tentang Pelaksanaan Pengangkatan Anak. 2. Untuk mengetahui apa akibat hukum dari proses pengngkatan anak yang tidak sesuai dengan aturan hukum di Indonesia. 7

3. Untuk mengetahui bagaimana permasalahan hukum yang timbul dari pengangkatan anak terhadap hubungan kewarisan antara orang tua angkat terhadap anak adopsi. D. MANFAAT PENELITIAN Pembuatan suatu penulisan hukum mengenai TINJAUAN NORMATIF TERHADAP ADOPSI ANAK DI INDONESIA diharapkan hasil penelitiannya mempunyai kegunaan yaitu : 1. Secara Teoritis Dapat menambah pengetahuan hukum di bidang hukum perdata, khususnya yang menyangkut masalah pengangkatan anak, dan berusaha untuk mencoba menerapkan ilmu pengetahuan yang telah didapat oleh penulis dengan kenyataan-kenyataan yang ada dalam masyarakat. 2. Secara Praktis Diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan gambaran pada masyarakat dan dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi mahasiswa fakultas hukum dalam menambah pengetahuan hukum di bidang hukum perdata, khususnya mengenai pengangkatan anak serta dapat dipergunakan dalam mengambil kebijaksanaan yang lebih baik bagi pihak-pihak yang terkait. 8

E. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian yuridis normatif yang berarti bahwa penelitian ini mengacu dan berbasis pada analisa norma hukum dengan tujuan untuk menemukan kebenaran berdasarkan logika keilmuan dari sisi normatifnya. 1 Baik hukum dalam arti law as it is written in the books (dalam bentuk peraturan perundang-undangan), maupun hukum dalam arti law as it is decided by judge trough judicial process (putusan-putusan pengadilan). 2 Penulis akan melakukan penelitian dengan melalui berbagai bahan kepustakaan. Dalam studi kepustakaan ini diharapkan agar dapat memberikan sudut pandang yang lebih luas mengenai adopsi atau pengangkatan anak di Indonesia ini. Selain penelitian terhadap buku-buku kepustakaan, penulis juga melakukan penelitian terhadap peraturan perundangan yang berkaitan dengan adopsi atau pengangkatan anak di Indonesia dan segala permasalahan yang terdapat dalam adopsi tersebut. Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dan data primer. Untuk data sekunder dapat diperoleh melalui studi pustaka (penelitian kepustakaan), yang bersumber dari : a. Bahan hukum primer, adalah bahan-bahan hukum yang mempunyai kekuatan mengikat, yang berupa peraturan perundang-undangan, yaitu : 1 Johny Ibrahim, Teori Dan Metode Penelitian Hukum Normatif, Cet.II, (Malang: Bayumedia Publisihing, 2005), hlm. 47. 2 Ronal Dworkin, Legal Research, (Daedalus, Spring 1973), hlm. 250. 9

1. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2007 tentang Pelaksanaan Pengangkatan Anak 2. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak. 3. Surat Edaran Ketua Mahkamah Agung Tentang Penyempurnaan Surat Edaran No. 2 Tahun 1979. b. Bahan hukum sekunder adalah bahan-bahan hukum yang erat hubungannya dengan bahan hukum primer dan dapat menganalisis serta memahami bahan hukum primer, yaitu buku-buku, artikel ilmiah, makalah, jurnal dan laporan penelitian. Bahan hukum sekunder tersebut terdiri dari : 1. Soedharyo Soemin, S.H dengan judul Himpunan Dasar Hukum Pengangkatan Anak. 2. Muderiz Zaini, S.H dengan judul Adopsi Suatu Tinjaian dari Tiga Sistem Hukum. 3. Hilman Hadikusuma dengan judul Hukum Perkawinan Adat. 4. Soerjono Soekanto dengan judul Penelitian Hukum Normatif. 5. Wawancara di Pengadilan Negeri Semarang. 10

c. Bahan hukum tersier, yaitu bahan hukum yang memberikan penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder yaitu, kamus. 3 Sedangkan dalam pengolahan data maupun analisis data yang digunakan adalah metode kualitatif. Dimana metode ini berlandaskan atas penafsiran empiris terhadap peristiwa yang terjadi dan berkembang di masyarakat metode ini juga menghasilkan data deskriptif dengan menggunakan pendekatan fenomenologis yang berusaha memahami subyek dari segi pandang mereka sendiri. 4 Dengan melakukan hal tersebut penulis berharap dapat memperoleh pemahaman yang lebih mendalam terhadap peristiwa yang terjadi. Semua data yang telah dikumpulkan disusun kembali secara sistematis dan kemudian diambil suatu kesimpulan. F. SISTEMATIKA PENULISAN Untuk memberikan gambaran secara umum mengenai materi keseluruhan dan guna mempermudah pengkajian dan pemahaman hasil penulisan yang dilakukan maka secara garis besarnya penulisan ini dilakukan dengan sistematika sebagai berikut: Bab I Pendahuluan terdiri dari: latar belakang masalah, perumusan masalah, metode penelitian dan sistematika penulisan. 3 Soerjono Soekanto, Penelitian Hukum Normatif: Suatu Tinjauan Singkat, (Jakarta: Rajawali Press, 1990), hlm. 27. 4 Lexy J. Moleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,1993), hlm. 27. 11

Bab II Tinjauan pustaka yang terdiri atas Hukum Positif Indonesia Mengenai Adopsi Setelah Berlakunya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2007 Tentang Pelaksanaan Pengangkatan Anak. Terdiri dari tinjauan umum sekilas mengenai adopsi (pengangkatan anak) di Indonesia, Pengertian-pengertian tentang pengangkatan anak dilihat dari hukum perdata, hukum agama dan hukum adat. Permasalahan-permasalahan yang terjadi dan timbul akibat dari terjadinya adopsi tersebut. Hukum apa saja yang mengatur masalah adopsi dan berlaku di Indonesia yang termasuk dalam Hukum Positif Indonesia. Serta dibahas pula mengenai analisa dari pokok permasalahan, yaitu bagaimana hukum positif Indonesia mengatur mengenai masalah adopsi, akibat hukum dari proses pengngkatan anak yang tidak sesuai dengan aturan hukum di Indonesia serta pengangkatan anak dan hubungan kewarisan antara anak angkat, orang tua angkat dan orang tua kandung anak angkat tersebut. Bab III Hasil Penelitian mengenai tinjauan normatif terhadap adopsi anak di Indonesia Bab IV Penutup Bab ini merupakan bab penutup yang terdiri atas : kesimpulan dari hasil penelitian mengenai tinjauan normatif terhadap adopsi anak di Indonesia, serta beberapa saran yang akan diberikan. 12