2014 PENGGUNAAN MEDIA KARAOKE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHAFAL BACAAN SHALAT PADA SISWA TUNAGRAHITA RINGAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Dalam bahasa Arab, kata shalat mengandung dua pengertian. Pertama, shalat

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad SAW dan membaca kitab suci Al-Qur an merupakan suatu. memahami, mengamalkan dan mengajarkan kitab suci Al-Qur an kepada

BAB I PENDAHULUAN. A. Judul Perancangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Dalam kegiatan komunikasi ini manusia menyampaikan pikiran dan

PROGRAM PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM KELAS I - SEMESTER 1

BAB I PENDAHULUAN. demi detik sejak manusia lahir sampai mati. Manusia sejak lahir belajar untuk

1. Pendahuluan 1.1 Latar belakang

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNARUNGU

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pelajaran 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lain-lain. Ketrampilan berbahasa (atau language atrs, language skills) dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Suhartoyo, 2014

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS PEMANFAATAN TEKNIK MENYANYI DALAM PEMBELAJARAN HAFALAN KOSAKATA BAHASA ARAB SISWA MIS KERTIJAYAN BUARAN PEKALONGAN

AGAMA ISLAM KOMPETENSI YANG DIUJIKAN INDIKATOR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM) KELAS I (SATU) TAHUN PELAJARAN 2010/2011

BAB I PENDAHULUAN. Ingatan adalah salah satu bagian dalam kognisi. Kata ingatan merupakan

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM) KELAS II (DUA) SEMESTER 1 DAN II. KKM Semester 1 Semester 2. Mata Pelajaran. Keterangan. 1.

BAB II PEMETAAN STANDAR KOMPETENSI, KOMPETENSI DASAR, INDIKATOR DAN TEMA SDLB TUNAGRAHITA SEDANG KELAS I SEMESTER 1

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI METODE LAGU DALAM PENGAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DI TK ISLAM TERPADU PELITA HATI

PEDOMAN WAWANCARA Kepala Play Group Islam Terpadu Permata Hati Ngaliyan Semarang Guru SKI

2015 PENERAPAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PADUAN SUARA DI SMPN 1 BANTARUJEG KABUPATEN MAJALENGKA

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pelajaran 4

BAB IV HASIL PENELITIAN

SILABUS. Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian Bahan. Siswa Dapat: iman) iman) iman)

BAB I PENDAHULUAN. Shalat telah diwajibkan pada malam Isra sebanyak lima puluh kali dalam

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB VI SHALAT WAJIB. Standar Kompetensi (Fiqih) 6. Mema hami Tatacara. Kompetensi Dasar 6.1 Menjelaskan. Indikator

BAB IV ANALISIS METODE PEMBELAJARAN BACA TULIS AL QUR AN. (BTQ) PADA SISWA KELAS III MI Al FUTUHIYYAH SUMURKIDANG

PROGRAM TAHUNAN MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) KELAS I SEMESTER 1 SEKOLAH DASAR (SD)/MADRASAH IBTIDAIYAH (MI)

BAB I PENDAHULUAN. tunarungu kelas satu SDLB sebanyak enam orang belum mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. sendiri mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya. Salah

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SD, MI, DAN SDLB

BAB I PENDAHULUAN. bahasa pemikiran dan perasaan dinyatakan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah amanat dari Allah SWT dan sudah seharusnya orang tua. mendampingi dan mengawali perkembangan anak, sehingga anak dapat

BAB I PENDAHULUAN. sebab itu, Islam dan pendidikan mempunyai hubungan yang sangat erat. 1

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, non formal dan informal. Taman Kanak-kanak adalah. pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Inggris merupakan bahasa yang digunakan sehari-hari di negara

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran matematika mempunyai peran penting dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN. maupun artis, lagu ini mengandung makna yang sangat menarik untuk diteliti dan

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) bukan hanya kumpulan fakta-fakta dan

BAB IV HASIL PENELITIAN

PERANCANGAN APLIKASI PEMBELAJARAN VISUALISASI TATA CARA SHOLAT JENAZAH BERBASIS MULTIMEDIA DENGAN METODE COMPUTER BASED INSTRUCTION (CBI)

BAB II KAJIAN TEORITIS. Istilah tunarungu berasal dari dua kata yaitu tuna dan rungu. Tuna berarti

A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dan persaingan kualitas dalam dunia pendidikan. Salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Kompetensi Dasar : 1. IPS : Menunjukkan sikap hidup rukun dalam kemajemukan keluarga.

ABSTRAK. Oleh : Muhamad Saepuloh Universitas Pendidikan Indonesia

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diselenggarakan di lembaga pendidikan. Dengan demikian, pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. yang ditanamkan agar iman dan taqwa menjadi tumpuan harapan bagi

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNADAKSA

BAB I PENDAHULUAN. berjalan dengan baik. Sarana itu berupa bahasa. Dengan bahasa masyarakat

Kompetensi Dasar : 1. IPS : Menunjukkan sikap hidup rukun dalam kemajemukan keluarga. 2. IPA : Membedakan lingkungan sehat dan tidak sehat.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik

BAB I PENDAHULUAN. muda, yaitu masa kanak-kanak. Sebagaimana diungkapkan oleh Syaiful Bahri

BAB III METODE PENELITIAN

A. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI SDLB TUNANETRA

STIKOM SURABAYA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Musik adalah suatu bentuk ungkapan seni yang berhubungan dengan

SILABUS PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Artinya : Hanya milik Allah Asmaa ul Husna, maka bermohonlah kepada-

BAB I PENDAHULUAN. budayanya dan budaya orang lain, serta mengemukakan gagasan dan

PERANCANGAN INTERIOR FAMILY KARAOKE PROPOSAL PENGAJUAN TEMA TUGAS AKHIR

Nama Sekolah :... : Lingkungan Kelas/Semester : I / 2 Alokasi Waktu : 3 minggu

Lembar Observasi/ Pedoman Panduan Observasi. No Variabel Sub Variabel Deskripsi. cara yang benar

1. lebih menitikberatkan pencapaian kompetensi secara utuh selain penguasaan materi;

PENERAPAN PENDEKATAN MULTISENSORI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHAFAL BACAAN SHALAT PADA ANAK TUNARUNGU

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN. Setelah data dipaparkan dan menghasilkan beberapa temuan, maka perlu

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT mengutus Nabi Muhammad SAW membawa agama yang suci. kehidupan, menjamin bagi manusia berkehidupan bersih lagi mulia, dan

BAB IV ANALISIS STRATEGI DALAM PEMBELAJARAN PAI UNTUK MENGATASI GANGGUAN KONSENTRASI ANAK TUNAGRAHITA DI SDLB NEGERI WIRADESA KABUPATEN PEKALONGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

SILABUS TEMATIK KELAS I

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP ) PRA SIKLUS

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan guru untuk meningkatkan keterampilan memeragakan dinamika lagu

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sangat penting dalam kehidupan manusia, baik komunikasi. kehidupan masyarakat. Manusia membutuhkan bahasa sebagai alat untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang telah Allah turunkan kepada Rasul-Nya, Nabi mulia Muhammad SAW. Kitab suci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Risma Rosyanti,2013

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN. Atau lebih dari seperdua itu. dan bacalah Al Quran itu dengan perlahanlahan.

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN A.T. MAHMUD

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Dangdut merupakan musik asli Indonesia yang memiliki banyak peminat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sri Lestari, 2013

BAB V UPAYA PELESTARIAN NYANYIAN RAKYAT KAU-KAUDARA DI SEKOLAH. Pada bagian ini membahas tentang upaya pelestarian kau kaudara yang

SILABUS PEMBELAJARAN TEMATIK SEKOLAH DASAR KELAS 1 SEMESTER 2 TEMA: LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB V PEMBAHASAN. Siswa Kelas Unggulan di SMP Negeri 1 Gondang Tulungagung. berkaitan dengan indera pendengar, dimana pesan yang disampaikan

BAB I PENDAHULUAN. Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan kata Pembelajaran

PROGRAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA DAN KETRAMPILAN SEKOLAH DASAR KELAS I - SEMESTER 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Standar Kompetensi 1. Memahami bunyi bahasa, perintah, dan dongeng yang dilisankan.

PROGRAM TAHUNAN PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS I SEMESTER 2 SEKOLAH DASAR (SD)/MADRASAH IBTIDAIYAH (MI)

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan tuntunan rukun dan tatacara shalat yang diajarkan Nabi Muhammad SAW, memiliki gerakan-gerakan dan tatacara yang harus dilakukan sesuai urutannya. Tuntunan dan tatacara shalat tersebut diantaranya : bacaan shalat yang dilafalkan dengan menggunakan bahasa Arab, bacaan tersebut berisi do a-do a yang ditujukan hanya kepada Allah SWT, bacaan shalat yang dilafalkan harus sesuai dengan gerakan shalat yang dilakukan, dan lain-lain. Agar shalat yang dilaksanakan sesuai dengan tuntunan dan tatacara yang diajarkan Nabi Muhammad SAW, maka setiap muslim harus hafal setiap bacaan shalat dalam setiap gerakan shalat. Menghafal bacaan shalat merupakan kegiatan yang berusaha meresapkan ke dalam pikiran agar bacaan-bacaan shalat selalu diingat. Untuk itu dalam menghafal bacaan shalat diperlukan daya ingat yang kuat. Di sisi lain siswa tunagrahita ringan memiliki rentang cukup pendek dalam kemampuan mengingat. Begitu pula kemampuan mereka dalam berbahasa seringkali dikatakan lemah, baik dari struktur maupun pelafalan. Hal lain yang dapat memperburuk keadaan terkait dengan bahasa yang dipelajari dalam bacaan shalat adalah bahasa Arab yang mungkin memiliki struktur dan pelafalan yang sangat berbeda disamping pemahaman terhadap bahasa Arab itu sendiri menjadi sangat abstrak. Namun demikian bukan berarti siswa tunagrahita tidak memiliki potensi untuk dapat mempelajari dan melafalkan bahasa Arab dengan baik, dalam hal ini bacaan shalat. Dari hasil studi pendahuluan di SLB Negeri Sungailiat, peneliti menemukan bahwa dari semua siswa tunagrahita ringan yang duduk di kelas V SDLB tahun pelajaran 2012/2013 yaitu sebanyak lima siwa, ketika diminta mempraktikkan shalat dengan bacaannya secara nyaring, kelima siswa tersebut kurang mampu melafalkan hafalan bacaan shalat secara keseluruhan. Satu dari lima siswa mampu Sumiyati, 2014 PENGGUNAAN MEDIA KARAOKE UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHAFAL BACAAN SHALAT PADA SISWA TUNAGRAHITA RINGAN Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

2 melafalkan beberapa hafalan bacaan, seperti bacaan Surat Al Fatihah, bacaan ketika ruku, i tidal, sujud, dan salam, bacaan yang lainnya meskipun masih terbalik/tertukar urutan pelafalannya dan terkadang tidak sesuai dengan gerakan shalat. Dua siswa mampu mengingat dan melafalkan hafalan berupa surat Al Fatihah, bacaan takbir, dan salam, sedangkan dua siswa lainnya hanya mampu mengingat dan mengucapkan bacaan takbir yaitu Allahu akbar. Kebanyakan dalam setiap gerakan shalat yang dilakukan mereka hanya bacaan takbir saja yang sangat jelas dan benar dilafalkan, padahal sebelumnya materi menghafalkan bacaan shalat telah dibelajarkan. Dari pengakuan kelima siswa tersebut terungkap bahwa bahasa Arab sulit diucapkan seiring bacaan shalat, dan semua itu membuat mereka malas belajar menghafalkan bacaan shalat. Ketidakmampuan siswa melafalkan hafalan bacaan salat merupakan masalah yang harus segera ditemukan pemecahannya, bila tidak siswa tidak dapat berkembang potensinya secara optimal terutama dalam mata pelajaran PAI, selain itu siswa juga tidak dapat menjadi seorang muslim yang dapat menunaikan kewajibannya melaksanakan shalat sesuai syariat Islam dan rukun shalat yang ditetapkan. Dalam penelitian Aprillia, Somad, dan Ristian (2007) didapatkan kesimpulan bahwa penerapan pendekatan multisensori dapat meningkatkan kemampuan menghafal bacaan shalat pada siswa tunarungu. Penelitian lainnya oleh Afdrikah (2010) membuktikan secara signifikan bahwa media audiovisual dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi menghafal surat pendek Al Quran dan meningkatkan aktivitas dan kreatifitas siswa kelas II MI dalam pembelajaran. Hasil penelitian tersebut juga dijelaskan bahwa, media audiovisual dapat digunakan untuk menyampaikan pesan mata pelajaran PAI yang sifatnya verbalis, misalnya dalam bentuk kata-kata atau bahasa lisan seperti cara melafalkan bacaan Al Quran yang harus dibaca saat melaksanakan shalat, selain itu melalui media ini siswa mengggunakan indera penglihatannya untuk melihat langsung pesan melalui gambar di proyektor, sehingga memungkinkan siswa secara tepat dan benar dapat memahami pembelajaran secara efektif dan efisien. Selanjutnya dalam penelitian Waluyandari dan Arthana (2011) ditemukan hasil bahwa

3 kemampuan menghafal huruf hijaiyah pada anak usia dini dapat ditingkatkan secara signifikan melalui pemanfaatan media Flashcard Hijaiyah dengan Pendekatan Beyond Centers and Circle Time. Dari ketiga hasil penelitian tersebut peneliti terinspirasi untuk melakukan penelitian guna memecahkan masalah ketidakmampuan siswa tunagrahita ringan dalam menghafalkan bacaan shalat. Berpijak dari teori belajar sosial Albert Bandura dalam Novianti (2012) bahwa perilaku siswa dapat dipengaruhi lingkungannya serta proses mengamati dan meniru perilaku dan sikap orang lain sebagai model merupakan tindakan belajar. Dalam penelitian ini peneliti ingin mempengaruhi siswa tunagrahita ringan melalui media karaoke. Dengan media karaoke diharapkan siswa dapat mengamati dan meniru gerakan dan bacaan salat secara benar, sehingga dapat belajar menghafalkan bacaan shalat. Media karaoke biasanya berisi video klip lagu yang disertai suara nyanyian dan irama musik, dan dimunculkan bacaan lirik lagu yang ditebalkan sedikit demi sedikit sesuai lirik lagu yang dinyanyikan, proses tersebut dapat digunakan untuk belajar menyanyi sambil menghafalkan liriknya. Akan tetapi untuk keperluan pembelajaran shalat, media karaoke dirancang peneliti berisi video animasi gerakan shalat yang disertai suara orang yang melafalkan bacaan shalat sesuai gerakan shalat, dan dimunculkan tulisan bacaan shalat yang menebal sedikit demi sedikit sesuai bacaan shalat yang dilafalkan, sehingga dapat digunakan untuk belajar melafalkan bacaan shalat dan menghafal bacaan shalat sesuai gerakan shalat. Media karaoke dirancang berteknologi audiovisual dan diproduksi sedemikian rupa dengan melibatkan respon pemakai secara aktif untuk menonton gambar bergerak sekaligus mendengar pemutaran suara, selain itu dengan menggunakan sistem tertentu pemakai dapat menghilangkan pemutaran suara lalu menggantinya dengan suara pemakai sendiri. Media karaoke yang berteknologi audiovisual memiliki potensi tinggi dalam penyampaian pesan maupun kemampuannya dalam menarik minat dan perhatian siswa. Dikemukakan oleh Warsito (2008:30) bahwa media berteknologi audiovisual terbukti memiliki kemampuan yang efektif (penetrasi lebih dari 70%)

4 untuk menyampaikan informasi, hiburan, dan pembelajaran. Dengan demikian salah satu media pembelajaran yang efektif dalam pencapaian tujuan pembelajaran adalah media karaoke. Dari kelebihan yang dimiliki media karaoke, maka apabila siswa tunagrahita ringan belajar melalui media karaoke, diduga mereka akan mengamati program/acaranya dengan tenang, tertarik perhatiannya untuk mengamati perubahan-perubahan gambar yang terjadi, terdorong minatnya untuk membaca susunan kata-kata /teks bacaan shalat yang ada, serta akan termotivasi untuk aktif menirukan bunyi bacaan shalat serta gerakannya seperti yang dicontohkan model/gambar. Dengan seringnya siswa mengikuti panduan melafalkan teks bacaan shalat, diharapkan siswa terbiasa melafalkan bacaan shalat dan mudah mengingat hafalan bacaan shalat secara keseluruhan. Dengan demikian apabila daya mengingat siswa tentang bacaan shalat meningkat, maka kemampuan menghafal bacaan shalat juga meningkat. Siswa mampu melaksanakan shalat dengan baik dan benar, sehingga kewajibannya sebagai umat muslim dapat ditunaikannya. Berpijak pada teori konstruktivisme Lev Semyonovich Vygotsky dalam Anis (2012) bahwa seorang siswa akan mendapatkan pengetahuannya dengan cara diberikan pengetahuan secara terbimbing (scaffolding). Pada tahap awal pembelajaran misalnya menghafal bacaan shalat, siswa diberikan sejumlah besar bantuan, yaitu siswa mendengarkan, mengamati, dan menonton sambil meniru model yang ditayangkan melalui media karaoke, pada tahap selanjutnya bantuan dikurangi, yaitu siswa hanya menonton sambil mengikuti tulisan bacaan yang muncul dan menebal melalui media karaoke, dan akhirnya siswa diberikan kesempatan untuk mengambil alih tanggung jawab yang semakin besar, yaitu mengerjakannya sendiri dengan cara siswa mempraktikkan shalat dengan melafalkan bacaannya secara nyaring. B. Identifikasi Masalah Peneliti mengidentifikasi masalah sebagai berikut:

5 Siswa tunagrahita ringan yang beragama Islam juga diwajibkan untuk melaksanakan shalat seperti umat muslim lainnya. Akan tetapi karena dampak ketunagrahitaan yang dialami siswa tunagrahita membuat daya ingatnya lemah, sehingga kemampuan mengingat hafalan bacaan shalat sangat terbatas. Selain itu bacaan shalat menggunakan bahasa Arab yang sulit dipahami artinya, sehingga menjadi hal yang abstrak untuk dipelajari, padahal kenyataannya siswa tunagrahita ringan memiliki keterbatasan dalam mempelajari hal-hal yang bersifat abstrak. Menghafal bacaan shalat tidak dapat dilakukan hanya dengan sekali mendengar dan dihafalkan bacaannya sekaligus, akan tetapi harus dilakukan dengan cara mendengar bacaannya berulang-ulang sambil membaca tulisannya dan kemudian dihafalkan sedikit demi sedikit. Belajar menghafal bacaan shalat harus di dalam lingkungan yang kondusif. Lingkungan belajar yang kondusif akan membuat siswa tunagrahita ringan tenang dan fokus dalam belajar serta termotivasi untuk belajar, sehingga memudahkan siswa tunagrahita ringan menghafal bacaan shalat. Apabila lingkungan belajar tidak kondusif, misalnya keadaan sekitar tempat belajar sangat ramai dan berisik, akan mengakibatkan ternganggunya konsentrasi belajar dan proses rekaman memori penghafalan siswa tunagrahita ringan. C. Batasan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang dan identifikasi di atas, penelitian ini di batasi hanya pada permasalahan sebagai berikut : 1. Shalat yang sesuai dengan syariat Islam terdiri dari gerakan shalat yang dilakukan secara runtun disertai bacaan shalat yang dilafalkan secara baik dan benar. Dalam penelitian ini yang diamati dan diteliti adalah kemampuan siswa dalam melafalkan hafalan bacaan shalat dengan benar, runtun, dan sesuai dengan gerakan shalat. 2. Berbagai media dapat digunakan dalam pembelajaran menghafal bacaan shalat diantaranya : kartu saku bacaan shalat, poster bergambar shalat yang disertai bacaan shalat, buku panduan shalat bergambar, dan lain-lain. Dalam penelitian

6 ini dibatasi pada penggunaan media karaoke sebagai media pembelajaran menghafal bacaan shalat yang berisi video animasi gerakan shalat yang diiringi suara orang yang melafalkan bacaan shalat sesuai gerakan shalat, dan disertai tulisan bacaan shalat yang muncul dan menebal sedikit demi sedikit sesuai bacaan shalat yang dilafalkan. 3. Siswa tunagrahita dikelompokkan menjadi tunagrahita ringan, sedang, dan berat. Dalam penelitian ini dibatasi hanya pada siswa tunagrahita ringan kelas V SDLB yang beragama Islam dan sudah mampu membaca tulisan latin. D. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah yang telah ditentukan, maka dapat diturunkan rumusan masalah. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah penggunaan media karaoke sebagai media pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan menghafal bacaan shalat siswa tunagrahita ringan kelas V SDLB? E. Tujuan dan Manfaat Penelitian Penelitian ini memiliki tujuan dan manfaat sebagai berikut : 1. Tujuan penelitian Untuk mengetahui pengaruh penggunaan media karaoke sebagai media pembelajaran terhadap kemampuan menghafal bacaan shalat siswa tunagrahita ringan kelas V SDLB. 2. Manfaat penelitian a. Bagi siswa Media karaoke diharapkan dapat membelajarkan siswa tunagrahita ringan, baik secara individu maupun bersama dengan teman yang tidak hanya terfokus kepada guru sebagai pengajar. b. Bagi sekolah dan guru-guru SLB bagian tunagarahita ringan 1) Sebagai bahan kajian untuk meningkatkan mutu pendidikan dalam mengembangkan strategi pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan

7 menyenangkan di sekolah dengan berbasis media berteknologi audiovisual. 2) Memberikan informasi tentang pengaruh media karaoke sebagai media pembelajaran dalam mengajarkan materi pelajaran yang sifatnya abstrak. c. Bagi Peneliti Lainnya Media karaoke sebagai alternatif solusi dalam memecahkan masalah penelitian yang akan memberikan pemahaman baru bagi peneliti.