BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dan tradisi yang melekat dalam dinamika masyarakat. Air merupakan sumber daya yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang memiliki luas wilayah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kajian Pengenaan PPN atas Penyediaan Air Bersih dan Biaya Jasa Penggelolaan SDA (BPSDA)

PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BERSIH BAGI MASYARAKAT DI PERUMNAS PUCANGGADING TUGAS AKHIR

VI. POLA DAN PERILAKU PENGGUNAAN AIR BERSIH OLEH PENDUDUK. 6.1 Pola Penggunaan Air Bersih oleh Penduduk

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk berbagai macam kebutuhan dasar manusia. Oleh karena itu,

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pelayanan air bersih merupakan komponen pelayanan publik yang sangat

STUDI JARINGAN AIR BERSIH PDAM DI KECAMATAN PONTIANAK TENGGARA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

KEBIJAKAN DAN PENANGANAN PENYELENGGARAAN AIR MINUM PROVINSI BANTEN Oleh:

SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM BERBASIS MASYARAKAT REGIONAL PASIGALA SEBAGAI ANTISIPASI DEGRADASI KETERSEDIAAN AIR PERMUKAAN DI KOTA PALU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kelangsungan hidup manusia. Untuk itu diperlukan suatu instalasi pengolahan air

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bertahan hidup tanpa air. Sebanyak 50 80% di dalam tubuh manusia terdiri

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya jumlah penduduk juga berdampak pada kebutuhan air yang

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Air mempunyai peran penting dalam kehidupan. Air menjadi penopang

5 STRATEGI PENYEDIAAN AIR BERSIH KOTA TARAKAN

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... BERITA ACARA BIMBINGAN TUGAS AKHIR... MOTTO... PERSEMBAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR...

EVALUASI PEMANFAATAN AIR BERSIH PROGRAM PAMSIMAS DI KECAMATAN TEMBALANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari air. Pada tubuh orang dewasa, sekitar % berat badan terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Air bersih adalah salah satu jenis sumberdaya berbasis air yang bermutu baik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air bersih merupakan kebutuhan dasar bagi manusia sehingga menjadi hal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Forum Air Jakarta Dorong Peta Jalan Penyelamatan Air Baku

BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN UMUM BADAN PENGELOLA SARANA PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Logo PDAM Tirtawening Kota Bandung Sumber :Pambdg.co.id (di akses pada tanggal 21 Agustus 2015)

V. EVALUASI KINERJA PDAM KABUPATEN SUKABUMI. Dalam mengukur kinerja PDAM Kabupaten Sukabumi sebagai

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. World Business Council for Sustainable Development (2005), kondisi air di dunia

PENGELOLAAN PRODUKSI AIR BERSIH PDAB TIRTA UTAMA UNIT BREGAS (BREBES, TEGAL, SLAWI) Yustika Kusumawardani 1*, Wawan Triyoga 2 ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang meningkat menyebabkan kebutuhan

BAB III ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA MELAWI

Air minum adalah yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum.

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi (BPS) Kota Bima

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB II GAMBARAN UMUM DAN KONDISI EKSISTING PELAYANAN PDAM TIRTA DARMA AYU

BAB I PENDAHULUAN. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Grobogan Halaman 1 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Visi, Misi, Strategi dan Tujuan

Air Bersih Tak Kunjung Tiba, Pelanggan Menangis, PDAM Angkat Tangan

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh manusia, namun keberadaannya pada sumber-sumber air

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SAAT INI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KAJIAN ALTERNATIF PENYEDIAAN AIR BAKU UNTUK PENGEMBANGAN BUDIDAYA PERIKANAN DESA PAMOTAN KECAMATAN DAMPIT KABUPATEN MALANG

Disampaikan pada Seminar Nasional Restorasi DAS, 25 Agustus 2015

BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan manusia akan air bersih untuk domestik dan industri telah

RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KOTA SALATIGA Saddam Pradika 1), Wiharyanto Oktiawan 2), Dwi Siwi Handayani 2) ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. gas/uap. Maka dari itu, bumi merupaka satu-satunya planet dalam Tata Surya. yang memiliki kehidupan (Kodoatie, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. untuk keperluan hidup manusia sehari-harinya berbeda pada setiap tempat dan

EVALUASI KINERJA PELAYANAN PENYEDIA AIR BERSIH SISTEM PERPIPAAN DI KOTA KECIL (STUDI KASUS: KOTA SOREANG DAN BANJARAN) TUGAS AKHIR

PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. sumber daya alam yang bersifat mengalir (flowing resources), sehingga

BAB I PENDAHULUAN. dalam penyelenggaaraan pemerintah yang menjadi kewajiban aparatur. pemerintah. Berdasarkan PERMENPAN No. 38 Tahun 2012 pengertian

Analisis Perencanaan dan Pengembangan Jaringan Distribusi Air Bersih di PDAM Tulungagung

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang terus menerus dengan melakukan perbaikan-perbaikan serta

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Secara geografis Kota Bekasi berada posisi 106º55 BT dan 6º7-6º15

PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam terutama dari

BAB I PENDAHULUAN. besar kedua di Jawa Timur setelah Kota Surabaya. Kota Malang merupakan salah

I. PENDAHULUAN. Jawa Barat. Daerah Irigasi Jatiluhur dibangun oleh Pemerintah Republik

KAJIAN KEMAMPUAN DAN KEMAUAN MASYARAKAT KOTA LUBUK BASUNG DALAM MENDAPATKAN PELAYANAN AIR BERSIH

meter, kesalahan pencatatan angka meter, pemakaian yang tidak tercatat misalnya untuk pengurasan dan pemadam kebakaran.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB 5 KESIMPULAN TERHADAP EVALUASI KINERJA PENYEDIA AIR BERSIH PERPIPAAN DI KOTA KECIL (SOREANG DAN BANJARAN)

BAB I PENDAHULUAN. oleh semua lapisan masyarakat yang memenuhi syarat kuantitas dan kualitasnya.

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... ABSTRAK...

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB 8 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 30 TAHUN 2014


KERANGKA PEMIKIRAN. 3.1 Komponen Biaya Produksi dan Biaya Pengelolaan Air PDAM

KAJIAN MANAJEMEN AIR BAKU STRATEGI ANTISIPATIF TERHADAP DAMPAK PERUBAHAN IKLIM GLOBAL ( STUDI KASUS KECAMATAN KOTABUNAN, SULAWESI UTARA)

IDQAN FAHMI BUDI SUHARDJO

BULETIN ORGANISASI DAN APARATUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BUKU PUTIH SANITASI KABUPATEN TANGERANG PROVINSI BANTEN. Program Percepatan Pembangunan Sanitasi (PPSP) Tahun 2012 POKJA AMPL KABUPATEN TANGERANG

STUDI TENTANG PPRODUKTIVITAS PENDISTRIBUSIAN AIR BERSIH OLEH PDAM TIRTA TAMAN KOTA BONTANG

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. wilayah yang merupakan daerah Non-CAT. Sehingga tidak terdapat air tanah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Air adalah sumber kehidupan mahluk hidup termasuk manusia yang

INFRASTRUKTUR AIR MINUM BERKELANJUTAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Yogi S, dan M. Ikhsan. Standar Pelayanan Publik di Daerah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Air merupakan sumber kehidupan manusia. Ketersediaan air yang aman untuk dikonsumsi adalah sangat penting dan merupakan kebutuhan dasar bagi semua manusia di bumi. Tiga persen air tawar global cukup besar untuk memenuhi kebutuhan air manusia selama jutaan tahun. Air tidak hanya merupakan faktor lingkungan yang penting untuk semua kehidupan, tetapi juga memiliki peranan besar dalam pembangunan kehidupan sosial-ekonomi manusia (El Emami et al., 2012). Di seluruh dunia, kepedulian dan kekhawatiran terhadap kekurangan air minum dewasa ini semakin meningkat. Hal ini dikarenakan semakin meningkatnya permintaan untuk air sedangkan jumlah pasokan air mengalami penurunan (Pal et al., 2010). Meningkatnya permintaan terhadap air seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk. Untuk daerah perkotaan dengan pembangunan yang pesat dan pertumbuhan penduduk yang tinggi, ketersediaan air bersih menjadi sangat langka dan mahal. Mengingat pentingnya peran air bersih bagi kehidupan manusia, maka pengelolaannya menjadi wewenang negara yang telah diatur dalam pasal 33 UUD 1945 ayat 2 dan ayat 3. Pemerintah Pusat melalui Pemerintah Daerah menyerahkan wewenang pengelolaan air bersih ini kepada Pemerintah Daerah dalam suatu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yaitu Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). PDAM bertujuan untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat terhadap penyediaan sarana dan prasarana air bersih yang berkualitas, dan memenuhi persyaratan kesehatan. Peran dari PDAM ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan akan air bagi masyarakat sehingga dapat mewujudkan masyarakat yang sehat dan meningkatkan akses masyarakat terhadap air bersih. Hal ini sejalan dengan komitmen Indonesia dalam paradigma pembangunan global yakni Millenium Development Goals (MDGs) atau Tujuan Pembangunan Millenium. Salah satu tujuan dari MDGs ini adalah memastikan keberlanjutan lingkungan hidup dengan target penurunan sebesar separuh proporsi penduduk 1

2 tanpa akses terhadap sumber air minum yang aman dan berkelanjutan pada tahun 2015. Hingga saat ini, akses masyarakat terhadap air minum secara nasional baru mencapai 47,71% atau jauh dari target MDGs pada tahun 2015 yaitu sebesar 68,87% (Pokja AMPL, 2012), sehingga dalam laporan pencapaian MDGs di Indonesia target MDGs dalam bidang akses sumber air minum yang aman ini berstatus perlu perhatian khusus. Keadaan dan kecenderungan yang terjadi dalam bidang air minum di Indonesia adalah belum terpenuhinya pelayanan kualitas air minum yang baik serta masih rendahnya cakupan dan tingkat pelayanan air minum. Saat ini, kualitas air yang dialirkan PDAM hingga sampai ke pelanggan tidak/belum memenuhi kualitas standar air minum, tetapi dalam batas kualitas air bersih. Salah satu faktor penyebab terkontaminasinya air dalam proses pengaliran adalah karena jaringan distribusi yang kurang layak dan kondisi perpipaan yang buruk sehingga menyebabkan tingginya angka kebocoran air secara teknis pada PDAM di Indonesia. Dalam laporan Perkembangan Pencapaian Tujuan Pembangunan Milenium Indonesia dipaparkan juga mengenai tingginya tingkat un-accounted for water yaitu tingkat kebocoran air. Data menunjukkan sampai saat ini tingkat kebocoran air untuk PDAM seluruh Indonesia mencapai 22% - 43% dengan rata-rata 36% (Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, 2012). Angka ini jauh dari indeks kebocoran yang diizinkan menurut standar nasional yang dikeluarkan Departemen Pekerjaan Umum sebesar 20%. Salah satu solusi untuk mengatasi masalah kebocoran adalah dengan mengendalikan jumlah kehilangan air di jaringan distribusi. Kehilangan air terutama terjadi karena kebocoran pada jaringan distribusi. Pada tahun 1991, IWSA (International Water Supply Association) melaporkan pada kebanyakan sistem distribusi air di dunia, kebocoran merupakan permasalahan utama. Persentase kehilangan air sangat besar terjadi saat proses distribusi air dari Instalasi Pengolahan Air (IPA) ke konsumen. Jumlah air yang hilang atau unaccounted biasanya mencapai 20%-30% dari jumlah produksi air (Pal et al., 2010; Hunaidi, 2000). Hunaidi (2000), juga mengatakan pada sistem jaringan yang lebih tua, kehilangan bisa mencapai sebanyak 50%. Kehilangan air dapat

3 disebabkan oleh beberapa penyebab, termasuk kebocoran, kesalahan meteran, penggunaan publik misalnya untuk keperluan pemadam kebakaran dan pembilasan, serta pencurian. Kebocoran biasanya merupakan penyebab utama. Angka kebocoran distribusi PDAM Kota Singkawang pada tahun 2008 mencapai 52%. Pada tahun 2013 angka kebocoran meningkat menjadi 53,12% (PDAM Kota Singkawang, 2013). Tingginya angka kebocoran ini karena masih lemahnya PDAM menangani masalah kebocoran secara teknis terutama karena pipa di jaringan distribusi yang telah tua sehingga rentan terhadap kerusakan. Pipa distribusi yang rusak menjadi faktor utama tingginya angka kebocoran air secara teknis. Kerusakan pada pipa distribusi tidak hanya menyebabkan kehilangan air tetapi juga menimbulkan risiko bagi kesehatan masyarakat; kerugian ekonomis akibat tingginya biaya dan energi yang terbuang pada instalasi pengolahan dan pemompaan dan risiko terhadap infrastruktur seperti pondasi bangunan dan jalan. Dengan demikian, pengurangan kebocoran air dari jaringan distribusi adalah strategi penting dalam peningkatan pemanfaatan air yang berkelanjutan (Pal et al., 2010). Berlatar belakang keaadaan tersebut diatas, untuk merealisasikan pelayanan yang maksimal dalam menyediakan air bersih dengan kualitas dan kuantitas yang memenuhi persyaratan maka perlu dilakukan analisis risiko kerusakan pada jaringan pipa distribusi dan dampaknya terhadap pelanggan, PDAM, masyarakat sekitar dan lingkungan. Dengan demikian didapatkan gambaran nyata tentang permasalahan dan konsep menerapkan langkah-langkah strategis dalam menangani permasalahan dalam sistem penyediaan air bersih di Kota Singkawang. 1.2 Permasalahan penelitian PDAM Kota Singkawang berdasarkan penilaian kinerja PDAM 2012 oleh Badan Pendukung Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (BPPSPAM) merupakan PDAM dengan status sakit, yaitu PDAM yang mempunyai masalah dalam aspek pelayanan, keuangan dan operasional. Sebagai PDAM yang masih baru pada tahun 2008 dikelola oleh Pemerintahan Kota Singkawang, PDAM Kota

4 Singkawang mempunyai banyak kekurangan dan permasalahan yang harus segera dibenahi untuk memenuhi kebutuhan air yang berkualitas kepada masyarakat. Pada tahun 2013 angka kebocoran air di PDAM Kota Singkawang mencapai 53,12%. Angka ini jauh dari indeks kebocoran yang diizinkan menurut standar nasional yang dikeluarkan Departemen Pekerjaan Umum yaitu sebesar 20%. Salah satu penyebab tingginya angka kebocoran adalah permasalahan dari segi teknis. Menurut estimasi BPPSPAM, 50% dari total angka kebocoran PDAM di Indonesia dikarenakan kebocoran teknis. Pipa eksisting yang ada saat ini terbangun telah lebih dari 30 tahun. Kondisi pipa yang telah tua ini menjadi penyebab kerusakan pipa seperti korosi dan kebocoran sehingga berisiko terhadap dari kualitas dan kuantitas air. Masalah kerusakan pipa secara fisik ini menjadi risiko bagi pelanggan yang berpotensi mengganggu kesehatan baik gangguan jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Risiko juga dapat muncul bagi masyarakat sekitar jaringan pipa yang rusak dan menjadi kendala bagi PDAM dalam merealisasikan pelayanan yang optimal sesuai dengan persyaratan kualitas, kuantitas dan kontinuitas. Berdasarkan permasalahan diatas maka muncul pertanyaan dalam penelitian ini, yaitu : 1. Bagaimana kerusakan pipa jaringan distribusi PDAM Kota Singkawang? 2. Bagaimana tingkat risiko kerusakan pipa jaringan distribusi PDAM Kota Singkawang? 3. Bagaimana persepsi pelanggan terhadap kualitas dan kuantitas air PDAM Kota Singkawang? 1.3 Keaslian penelitian Sebelumnya telah ada beberapa penelitian sejenis mengenai kualitas dan kuantitas air PDAM. Ada persamaan dan perbedaan yang mendasar antara penelitian yang penulis lakukan dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Persamaannya terletak pada teknik pengumpulan data persepsi masyarakat dengan menggunakan kuisioner.

5 Perbedaan penelitian yang akan peneliti lakukan terletak pada lokasi penelitian, tujuan, metode yang digunakan dan hasil. Penelitian sebelumnya menganalisis kualitas dan kuantitas air dalam satu sistem penyediaan air bersih, sedangkan penelitian ini dibatasi pada sistem distribusi. Penelitian ini memasukkan variabel kerusakan pipa sebagai faktor yang memiliki risiko. Hasil penelitian ini peneliti akan mengkaji mitigasi risiko berdasarkan hasil analisis dari ketiga tujuan yang dicapai. Penelitian mengenai kerusakan pipa pada jaringan distribusi dan risikonya terhadap pelanggan, PDAM Kota Singkawang, masyarakat sekitar dan lingkungan dengan menggunakan analisis risiko sebelumnya belum pernah dilakukan. Gambaran penelitian - penelitian sebelumnya dapat dilihat pada Tabel 1.1.

6 Tabel 1.1 Ringkasan penelitian-penelitian yang sejenis Nama Peneliti Judul Penelitian Lokasi Penelitian Nurasiah (2004) Kajian kuantitas Kota dan kualitas air Tarakan Perusahaan Kalimantan Daerah Air Timur Minum (PDAM) Kota Tarakan Kalimantan Timur Andi Zakiah Wahidah (2010) Kajian terhadap kualitas air PDAM Kota Kendari Sulawesi Tenggara Kota Kendari Sulawesi Tenggara Tujuan Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian 1. Mengetahui debit PDAM yang tersedia saat ini 2. Mengetahui apakah kualitas air PDAM memenuhi syarat baku mutu lingkungan sesuai dengan peruntukannya sebagai air minum dan sejauh mana effektifitas IPA 3. Mengetahui persepsi masyarakat terhadap kuantitas dan kualitas air PDAM 4. Mengetahui keterkaitan antara kondisi lingkungan sekitar DAS dengan kuantitas dan kualitas air PDAM 1. Menganalisis faktor faktor yang berpengaruh terhadap penurunan kualitas air PDAM Kota Kendari 2. Mengetahui apakah kualitas air PDAM telah memenuhi syarat baku mutu sesuai dengan peruntukannya 3. Mengetahui dan menentukan alternatif strategi yang digunakan untuk dapat mengembangkan PDAM Kota Kendari Sulawesi Tenggara secara keseluruhan 1. Analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif dengan grafik, tabel frekuensi dan tabel silang 1. Analisis deskriptif untuk mengetahui hubungan dengan variabel terpengaruh unsur kimia dalam air bersih 2. Analisis grafik, untuk kualitas air minum 3. Analisis SWOT untuk merumuskan alternatif strategi 1. Kebutuhan air minum untuk pelanggan PDAM Kota Tarakan belum terpenuhi 2. Analisa kualitas air PDAM untuk kekeruhan, ph, warna, besi dan rasa melewati baku mutu air minum 3. Persepsi masyarakat tergantung pada tingkat sosial ekonomi 4. Terjadinya perubahan kuantitas dan kualitas air PDAM akibat rusaknya lingkungan fisik, biologi dan sosial ekonomi yang tidak memperhatikan ekosistem. 1. Turunnya kualitas air minum akibat rusaknya kondisi lingkungan sumber air baku karena aktivitas manusia dan curah hujan 2. Kualitas air PDAM belum memenuhi standart sebagai air bersih yang sehat. Air berbau dan koliform tinja melebihi ambang batas 3. Hasil SWOT yaitu melakukan penyuluhan kepada masyarakat pentingnya air bersih.

7 Wa ode Azfari azis (2011) Evaluasi kualitas dan kuantitas air di PDAM Tirta Darma Unit Kota Raha Sulawesi Tenggara Kota Raha Sulawesi Tenggara 1. Menganalisa kualitas air di PDAM tirta dharma sudah memenuhi syarat kualitas kesehatan 2. Mengevaluasi sistem penyediaan air dari sumber air baku hingga ke konsumen 3. Mengindentifikasi kebutuhan air bersih domestik pada kondisi eksisting 4. Mengetahui keterkaitan antara kondisi lingkungan sumbeer air baku dengan kualitas dan kuantitas air PDAM 5. Mengetahui persepsi masyarakat tehadap kualitas kuantitas dan kontinuitas air PDAM 1. Analisis grafik, dengan membuat grafik hasil analisis laboratorium 2. Analisia deskriptif 1. Terdapat parameter air di PDAM tirta dharma yang melewati standar yang telah ditetapkan berdasarkan KepMenKes No. 907/MENKES/2002, yaitu pada parameter bakteorologis 2. Sistem penyediaan air dari sumber air bak hingga ke konsumen belum terlaksana dengan baik dengan kondisi peralatan teknis dan tingginya angka kebocoran 3. Kebutuhan air bersih kondisi eksisting untuk wilayah unit pelayanan kota raha diketahui belum dapat terpenuhi karena jumlah air yang dibutuhkan lebih besar daripada jumlah air yang terdistribusi ik 4. Terjadi penurunan kualitas dan kuantitas air di PDAM yang dipengaruhi oleh faktor fisik, faktor biologi, dan faktor sosial 5. Persepsi pelanggan terhadap kualitas air PDAM dirasakan memuaskan walaupun air kadang keruh pada musim hujan.

8 1.4 Tujuan penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengidentifikasi kerusakan pipa jaringan distribusi PDAM Kota Singkawang 2. Menganalisis tingkat risiko kerusakan pipa jaringan distribusi PDAM Kota Singkawang 3. Menganalisis persepsi pelanggan terhadap kualitas dan kuantitas air PDAM Kota Singkawang 1.5 Manfaat penelitian 1. Memberikan masukan bagi PDAM Kota Singkawang dalam mengambil kebijakan yang berkaitan dengan perbaikan pelayanan siatem penyediaan air kepada masyarakat Kota Singkawang. 2. Penelitian ini dapat menjadi bahan informasi bagi masyarakat Kota Singkawang tentang kuantitas dan kualitas air bersih yang digunakan. 3. Penelitian ini dapat memberikan masukan bagi semua stakeholder tentang pentingnya ketersediaan air bersih yang memenuhi persyaratan kesehatan dengan memahami risiko-risiko yang dapat ditimbulkan akibat kerusakan pipa. 4. Penelitian diharapkan dapat menjadi tambahan referensi untuk penelitian penelitian selanjutnya mengenai risiko kerusakan pipa distribusi terhadap kualitas kuantitas air dan lingkungan.