Kata Kunci : Latihan, Rope Jump, Interval Training, kecepatan gerak lari.

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH LATIHAN ROPE JUMP DENGAN METODE INTERVAL TRAINING TERHADAP DAYA TAHAN OTOT TUNGKAI PADA CLUB SEPAK BOLA JOYO FC KOTA KEDIRI SKRIPSI

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK. Oleh :

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

PENGARUH LATIHAN ROPE JUMP SELAMA 20 DETIK DENGAN METODE INTERVAL TRAINING 1 : 5 TERHADAP DAYA LEDAK (POWER) OTOT TUNGKAI

SKRIPSI OLEH : ARGA RIZKY YUARTA NPM:

PENGARUH LATIHAN BALLNASTIC TERHADAP KELINCAHAN PADA PEMAIN SEPAKBOLA USIA TAHUN (Studi Pada SSB Bima Amora Mengganti Gresik)

Jurnal Kesehatan Olahraga Vol. 06 No. 2 Oktober 2016 hal. ( )

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

PENGARUH PELATIHAN SQUAT JUMP

PENGARUH PELATIHAN ROPE JUMP DENGAN METODE INTERVAL TRAINING TERHADAP KELINCAHAN. e - journal SHONANAR ROHMAN NIM

Pengaruh Pelatihan Air Alert Menggunakan Metode Latihan Interval terhadap Peningkatan Power Otot Tungkai

PENGARUH MODEL LATIHAN KETERAMPILAN TERHADAP PENINGKATAN DAYA TAHAN AEROBIK PEMAIN SEPAKBOLA USIA TAHUN

PENGARUH LATIHAN SKIPPING TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI JURNAL. Oleh RULIYADI S

SEMINAR NASIONAL PENINGKATAN KUALITAS PENULISAN KARYA ILMIAH STOK BINA GUNA, SABTU 16 SEPTEMBER 2017 PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SIDE SHUFFLE

Dr. Achmad Widodo, M. Kes. DOSEN S-1 Ilmu Keolahragaan, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Surabaya

KONTRIBUSI KECEPATAN DAN KELENTUKAN TERHADAP HASIL MENGGIRING BOLA (Studi Pada Ekstrakurikuler Sepakbola Di SMK Pemuda Papar)

PENGARUH LATIHAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS ATAS DALAM PERMAINAN BOLAVOLI MAHASISWA PUTRA

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI DAN KECEPATAN LARI TERHADAP KCEPATAN TENDANGAN PENALTI JURNAL. Oleh SINGGIH PRADITO

PENGARUH PELATIHAN ALTERNATE LEG BOUND TERHADAP KECEPATAN DAN POWER OTOT TUNGKAI

1. DR. NASUKA M.Kes 2. TB WIDYO ALPIES NS PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA, S1 FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG ABSTRAK

Puspa Fajar Pratomo (Prodi Ilmu Keolahragaan, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Surabaya)

Jurnal Kesehatan Olahraga Vol 07 Nomor 3 Edisi Maret Tahun 2017 halaman

Pengaruh Latihan Ladder Drills icky Shuffle Terhadap Kelincahan

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN, KELINCAHAN DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA PEMAIN SEPAKBOLA SSB BENGKULU USIA TAHUN

Riska Bhakti Utomo ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pandega wreksa 10 Jalan Kaliurang 5,6 Yogyakarta, latihan bertempat di

PENGARUH LATIHAN FORMASI BERPUSAT TERHADAP KETERAMPILAN SERVIS SEPAK TAKRAW

ANALISIS KONDISI FISIK PEMAIN SEPAK BOLA KLUB PERSEPU UPGRIS TAHUN 2016

PENGARUH PERBEDAAN LATIHAN TERHADAP KEMAMPUAN SMASH BOLA VOLI. Slamet Riyadi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FKIP UNS Surakarta

THE EFFECT OF SKIPPING ROPE EXERCISE ON THE LEG MUSCLE POWER IN MEN S BASKETBALL PLAYERS EXTRACULICULAR SMA HANDAYANI

PENGARUH LATIHAN NAIK TURUN BANGKU TERHADAP JAUH LOMPATAN PADA OLAHRAGA ATLETIK NOMOR LOMPAT JAUH SISWA KELAS X SMK PGRI WLINGI KAB.

INDONESIA PERFORMANCE JOURNAL

KONTRIBUSI KELINCAHAN DAN KECEPATAN TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

PENGARUH LATIHAN PLYOMETRIC BOX JUMP DAN BARRIER HOPS TERHADAP TINGGI RAIHAN BLOCK PADA PERMAINAN BOLAVOLI DI KLUB PATRIA KOTA BLITAR TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH PELATIHAN SIDE HOPE SPRINT TERHADAP KELINCAHAN DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI

HUBUNGAN ANTARA WAKTU REAKSI DAN KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN KEMAMPUAN SERVIS BAWAH BOLA VOLI PADA MAHASISWA PUTRA SEMESTER II STKIP-PGRI PONTIANAK

Bayu Puspayuda*,Made Darmada**, Putu Citra Permana Dewi***

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gorontalo. Waktu penelitian selama 6 minggu, Treatmen atau perlakuanlatihan high

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH LATIHAN PUSH-UP DAN LATIHAN BEBAN DUMBBEEL TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN JODAN TZUKI PADA KENSHI KEMPO DI DOJO TADULAKO JUMAIN

PERBANDINGAN PENGARUH LATIHAN ANTARA SINGLE LEG HOP DENGAN DOUBLE LEG HOP TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI

PENGARUH LATIHAN PLYOMETRIC TERHADAP KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK

PERBEDAAN PENGARUH HASIL BELAJAR SMASH SEPAK TAKRAW DENGAN MENGGUNAKAN METODE BOLA DIGANTUNG DAN BOLA DIUMPAN PADA MAHASISWA PKO

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. metode yang tepat sehingga dapat memberikan kemudahan untuk memecahkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Journal of Sport Sciences and Fitness

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan tersebut ada beberapa hal yang dibutuhkan oleh. satu faktor yang penting lainnya adalah faktor fisik.

PENGARUH METODE LATIHAN PLYOMETRIC

HUBUNGAN KEKUATAN TUNGKAI PANJANG TUNGKAI DAN LINGKAR PAHA TERHADAP AKURASI PASSING. Jurnal. Oleh CAHYO PRASETYO

PENGARUH LATIHAN PLYOMETRIC SPLIT SQUAT JUMP DAN DEPTH JUMP TERHADAP POWER OTOT TUNGKAI PADA PEMAIN BOLAVOLI

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

PENGARUH METODE KOOPERATIF DAN KOMANDO TERHADAP KETERAMPILAN TEKNIK DASAR BERMAIN SEPAKBOLA

Riono Agung Wibowo 1 *, Agustiyanto 2,

Abstrak. Kata kunci: Kebugaran jasmani, sepakbola gawang bergerak, permainan

PERBEDAAAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PESERTA LATIH EKSTRAKURIKULER SEPAKBOLA DAN BOLABASKET DI SMPN 14 YOGYAKARTA.

Gde Ryan Saputra, Gede Doddy Tisna MS, Made Budiawan. Jurusan Ilmu Keolahragaan Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

PENGARUH METODE LATIHAN DAN INDEKS MASSA TUBUH TERHADAP DAYA TAHAN AEROB PEMAIN BULUTANGKIS PUTRA PB PG MRICAN KEDIRI

III. METODOLOGI PENELITIAN. dihadapi. Menurut Arikunto (1998 : 3) penelitian eksperimen adalah suatu

PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. artinya penelitian yang bertujuan untuk mencari hubungan kausalita atau

PENDEKATAN TAKTIS UNTUK MENINGKAT KEMAMPUAN SHOOTING KE GAWANG PADA CABANG OLAHRAGA SEPAKBOLA JURNAL. Oleh GATOT WIDYA ANGGARA

OLEH : YULI HARIANTO ANDRIANSYAH NPM :

MARPION SAPUTRA NIM

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Lokasi, Populasi, dan Waktu Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. tua, orang muda, bahkan anak-anak. Banyak diantara anak-anak yang ingin

PENGARUH CIRCUIT TRAINING TERHADAP KELINCAHAN PEMAIN PUTRA FUTSAL SMA MUHAMMADIYAH KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN 2016/2017 SKRIPSI

Key Word : Speed Rate, Agility, Dribbling. Perbedaan Tingkat Kecepatan...(Rahmad Dany B)

HUBUNGAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN DENGAN KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA. Jurnal. Oleh. Chandra Sasongko

THE EFFECT BOW JUMPS EXERCISE TOWARD EXPLOSIVE POWER OF LEG MUSCLE OF MUSTANK PEKANBARU VOLLEYBALL CLUB

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT PERUT DENGAN KEMAMPUAN MENYUNDUL BOLA PADA PEMBELAJARAN SEPAK BOLA PADA SISWA KELAS XI SMK PGRI 3 KEDIRI

PENGARUH PELATIHAN DOWN THE LINE DRILL TERHADAP KELINCAHAN DAN POWER OTOT TUNGKAI

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH METODE LATIHAN TERHADAP MINAT MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLAVOLI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 DONOROJO KECAMATAN DONOROJO

Penerapan Modifikasi Permainan Dalam Pembelajaran Dribbling Terhadap Keterampilan Motorik

III. METODE PENELITIAN. diinginkan. Menurut Arikunto (2006 : 3) penelitian eksperimen adalah suatu penelitian

PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS RIAU

PENGARUH LATIHAN KNEE-TUCK JUMP

BAB III METODE PENELITIAN

Oleh : MUHAMMAD NUR SOLIKIN

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 1 : Hal , Januari 2017

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola

PENGARUH KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KETEPATAN SERVICE ATAS BOLAVOLI PADA SISWA PUTRA SMP PGRI 1 KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015 ARTIKEL SKRIPSI

PENGARUH CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI DAN VO2MAX DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA. Jurnal. Oleh. Arif Cahyanto

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH LATIHAN FINDERS KEEPERS TERHADAP KECEPATAN LARI PADA ATLET ATLETIK KABUPATEN SIAK

PENGARUH LATIHAN NAIK TURUN TANGGA DAN LATIHAN HURDLE JUMP

SKRIPSI PERBEDAAN LATIHAN PLIOMETRIK DEPTH JUMP DAN JUMP TO BOX TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN LARI PADA PEMAIN SEPAK BOLA DI SMA N 1 MANGGIS

PERBANDINGAN EFEKTIFITAS LATIHAN ZIG-ZAG RUN DENGAN CARIOCA EXERCISE UNTUK MENINGKATKAN AGILITY PADA PEMAIN BULUTANGKIS PEMULA

Transkripsi:

Jurnal Kesehatan Olahraga Vol 06 No 2 Edisi Oktober 2016 halaman 523-529 ARTIKEL E-JOURNAL UNESA PENGARUH LATIHAN ROPE JUMP SELAMA 20 DETIK DENGAN METODE INTERVAL TRAINING 1 : 5 TERHADAP KECEPATAN GERAK LARI Bayu Angga Prayuda S1- Ilmu Keolahragaan, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Surabaya Bayugeje10@gmail.com Dr. Achmad Widodo. M,Kes. Jurusan Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Surabaya Abstrak PENGARUH LATIHAN ROPE JUMP SELAMA 20 DETIK DENGAN METODE INTERVAL TRAINING 1 : 5 TERHADAP KECEPATAN GERAK LARI Kecepatan adalah kemampuan seseorang untuk melakukan gerak atau serangkaian gerak secepat mungkin sebagai jawaban terhadap rangsang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan sebelum dan sesudah pelatihan rope jump dengan metode interval training terhadap kecepatan. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen dengan menggunakan pre test dan post test. Sampel penelitian sebanyak 15 sampel. Penelitian ini menggunakan rancangan " One Group Pre-test and Post-test Desaign. Hasil penelitian diperoleh rata-rata kecepatan pada pre test sebesar 5,494 dan pada post test sebesar 5,456. Berdasarkan uji normalitas data pre test diperoleh tabel lebih besar dari hitung (5,991> 3,985) dan post test (5,991>2,097), sehingga data berdistribusi normal. Perhitungan uji t perbedaan rata-rata kecepatan sebelum dan sesudah diberi latihan menggunakan rope jump diperoleh t hitung nilai t tabel dengan taraf signifikasi 0,05 dengan df = 14 adalah 2,977. Karena t hitung lebih kecil dari t tabel ( <2,977), maka Ho diterima yang berarti tidak terdapat perbedaan kecepatan sebelum dan sesudah diberi perlakuan atau latihan rope jump. Kata Kunci : Latihan, Rope Jump, Interval Training, kecepatan gerak lari. Abstract Speed is the ability to perform a series of motion or the motion as soon as possible in response to stimuli. Purpose of this study was to determine the effect before treatment (pre test) and after treatment (post test) the rope jump training with interval training method to the speed. This study uses the type of experimental research using the pretest and posttest samples are 15. This study with One Group Pret test and Post test Desaign. Average of the results obtained in the pretest speed of pre test 5,494 and post test 5,456. Based on the pre test normality data derived x 2 table is smaller than x 2 count (5,991 > 3,985) and post test (5,991 > 2,097), so the data were normally distributed. Test calculations the average difference before treatment and after treatment is obtained t by and the value t table with a significance level of 0.05 with df = 14 is 2,977. Because t is smaller than t table ( < 2.977), then Ho is accepted which means that there is no differences for leg muscle strength before and after given treatment or rope jump treatment. Keywords : Exercise, Rope Jump, Interval Training, Gound Speed Run. 1

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Olahraga adalah proses sistematik yang berupa segala kegiatan atau usaha yang dapat mendorong mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat dalam bentuk permainan, perlombaan/pertandingan, dan kegiatan jasmani yang intensif untuk memperoleh rekreasi, kemenangan, dan prestasi puncak dalam rangka pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan Pancasila (Mutohir, 1992). Meningkatkan prestasi yang lebih tinggi dibutuhkan kondisi fisik yang baik pula. Secara umum hampir semua cabang olahraga membutuhkan unsur fisik, terutama cabang olahraga permainan misalnya sepakbola, bolabasket, bolavoli, hoki, dan sebagainya. Sepakbola merupakan cabang olahraga yang berbentuk permainan beregu, yang masing-masing regu terdiri dari sebelas pemain, dan salah satunya adalah seorang penjaga gawang. Permainan sepakbola dapat dimainkan di luar ruangan (outdoor) dan di dalam ruangan tertutup (indoor). Tujuan dari permainan ini adalah memasukkan bola sebanyak-banyaknya ke gawang lawan dan mencegah lawan memasukkan bola ke gawang sendiri (Sucipto, dkk. 2000 : 7). Bermain sepakbola dengan baik diperlukan komponen kondisi fisik yang baik. Komponen kondisi fisik merupakan salah satu hal yang diutamakan untuk dilatih, karena sepakbola menuntut kondisi fisik yang prima untuk menghadapi pertandingan selama 2x45 menit waktu normal. Sementara disaat bertanding para pemain senantiasa selalu bergerak, seperti berlari dengan kecepatan penuh, melompat, berbenturan dengan pemain lawan, dan menghindari pemain lawan. Adanya komponen kondisi fisik sendiri ada bermacammacam. Menurut pendapat Sajoto (1988 : 10 ) Kondisi fisik dibagi menjadi 10 komponen yaitu kekuatan, daya tahan, power, kecepatan, kelentukan, kelincahan, koordinasi, keseimbangan, ketepatan, dan reaksi Namun, tidak semua komponen kondisi fisik tersebut menjadi kebutuhan pemain sepakbola. Komponen kondisi fisik dari anggota badan yang diperlukan dalam cabang olahraga sepak bola pada otot tungkai, yaitu kekuatan otot, daya tahan otot, kelincahan, kelentukan dan power (Harsono. 1988 : 204) Berdasarkan pada pendapatpendapat tersebut maka komponen kondisi fisik dalam permainan sepak bola meliputi kekuatan, daya ledak otot, kondisi fisik, kecepatan, kelincahan, ketahanan aerobik dan anaerobik serta kelentukan. Komponen fisik utama bagi pemain sepakbola antara lain adalah kecepatan dan kelincahan yang dapat dibentuk dari dalam diri atau pembawaan atau dari luar diri karena mampu mengkombinasikan dari semua teknik yang dimiliki. Dengan kemampuan kecepatan dan kelincahan akan memudahkan pemain untuk menggiring bola ke hadapan gawang lawan, bola yang digiring tetap lekat dikaki, mudah melewati halangan dan agar tidak mudah bola diambil oleh lawan. Kecepatan sering kali merupakan komponen kondisi fisik yang utama dalam sepak bola, karena semua pemain beradu kecepatan untuk menguasai bola (Widodo, 2007:22). Bermain sepakbola dengan baik harus melakukan latihan yang teratur, dan 2

Jurnal Kesehatan Olahraga Vol 06 No 2 Edisi Oktober 2016 halaman 523-529 berkesinambungan. Latihan pengembangan tubuh baik secara mental maupun fisik merupakan subyek yang menentukan prestasi yang lebih cepat. Maka dari itu semakin teratur pemain melakukan latihan maka semakin baik pula tingkat keterampilan bermain sepakbolanya. Rope jump adalah salah satu dari bentuk latihan plyometric yang digunakan untuk meningkatkan kondisi fisik terutama yang mengarah pada kemampuan daya ledak (Hannam, 1985). Sedangkan interval adalah suatu latihan yang di selang selingi antara pemberian beban dengan waktu istirahat (Harianto, 2010:41). Jadi pengertian interval adalah melakukan suatu kerja dengan diselingi waktu-waktu istirahat, dan berulang-ulang. Peneliti mencoba untuk menggabungkan latihan rope jump dengan metode interval, untuk meningkatkan kecepatan pada pemain sepakbola. Oleh karena itu, perlu adanya penelitian dengan menggunakan pendekatan latihan rope jump dengan metode interval terhadap kecepatan gerak lari. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Peneltian Terdahulu yang Relevan Latihan yang dapat mendukung dan mempersiapkan perkembangan pemain sangat diperlukan. Melakukan berbagai latihan yang bertujuan meningkatkan keterampilan adalah sifatnya wajib, karena sesungguhnya sukses tidak didapat dengan cara pintas. Model latihan rope jump dengan metode interval training dapat meningkatkan daya tahan otot tungkai pada pemain sepakbola, maka perlu penyusunan program latihan. Didalam penyusunan program latihan diperhatikan frekuensi latihan, intensitas latihan, dan lama latihan. Frekuensi latihan adalah beberapa hari latihan per minggunya (Suharno, 1993;22). Untuk memperoleh kemajuan dan perkembangan yang memuaskan frekuensi latihan perminggunya sebaiknya tidak kurang dari 4 kali. Sedangkan menurut (Suharno, 1993 : 31) frekuensi latihan 4 kali perminggu untuk ciri-ciri latihan intensif. Jadi frekuensi latihan yang ideal yaitu frekuensi latihan 4 kali satu minggu untuk dapat meningkatkan kecepatan. Pollock, dalam tesis (Widodo, 1988:47) menyatakan telah melakukan penelitian dimana setiap seminggu dibagi menjadi: satu kali, tiga kali, dan lima kali. Dalam eksperimennya intensitas latihan disarankan sebesar 85% - 90% denyut maksimal dan lama latihan juga sama, yaitu selama 30 menit setiap kali latihan. Intensitas latihan adalah takaran yang menunjukkan tingkat pengeluaran energi alat dalam aktivitas baik dalam latihan maupun dalam pertandingan (Suharno, 1993;29). Lama latihan adalah jumlah waktu yang digunakan dalam setiap kali latihan. Para ahli olahraga berpendapat bahwa atlet yang mengikuti suatu program latihan kondisi fisik pre-season yang intensif selama 6-10 minggu akan memiliki kekuatan, daya tahan dan stamina yang lebih selama musim latihan. Sehingga penelitian ini selama 8 minggu dengan setiap minggunya dilakuakan 3 hari latihan. Agar pelaksanaan latihan dapat mencapai hasil yang diharapkan peneliti menggunakan metode ulangan. Dimana metode ini menurut Yusuf dan Syarifuddin (1992;143) dianjurkan untuk memperaktekkan terutama pada kelompok remaja yang tujuan umumnya adalah pertumbuhan fisik, ulangan latihan-latihan teknik dasar, dan belajar skill. METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan 3

Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimen. Menurut Arikunto (2013 : 3) Eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi faktor-faktor lain yang mengganggu. Jadi metode eksperimen ini digunakan untuk mengungkapkan ada atau tidaknya pengaruh dari variabel - variabel yang telah dipilih untuk dijadikan penelitian. Menurut Nasir (2014 : 60) Jenis Eksperimen terdapat 2 macam, yaitu Eksperimen semu dan Eksperimen murni. Eksperimen semu adalah rancangan percobaan yang belum secukupnya mempunyai sifat sifat suatu percobaan sebenarnya, namun eksperimen yang memiliki perlakuan. Dan Eksperimen Murni adalah rancangan dimana aturan untuk menempatkan perlakuan pada unit percobaan dibuat sedemikian rupa, sehingga memungkinkan membuat perbandingan antar kelompok dengan validitas tinggi dan dapat mengontrol sumber sumber variasi pada percobaan tersebut. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis eksperimen semu, karena eksperimen yang memiliki perlakuan, dan bertujuan untuk menjelaskan hubunganhubungan, mengklarifikasi penyebab terjadinya suatu peristiwa. A. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini yang diteliti adalah mengenai pengaruh latihan rope jump dengan metode interval training terhadap kecepatan gerak lari. Penelitian ini menggunakan rancangan "One Group Pre-test and Post-test Desaign" (Arikunto, 2013). Ket : 01 = Tes Awal (Pretest) Rope Jump X = Perlakuan Latihan Metode Interval Training 02 = Tes Akhir (Post test) Rope Jump Rancangan ini merupakan rancangan eksperimen yang paling sederhana, karena hanya menggunakan satu kelompok eksperimen dan menghitung denyut nadi sebagai kelompok kontrol. Dilakukan pre test (01) pada subyek, langsung diberikan perlakuan (X), dan kemudian diberikan post test (02). B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Penetapan populasi, yaitu diambil dari mahasiswa angkatan 2014 Jurusan Pendidikan Kesehatan dan Rekreasi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Surabaya. Pada penelitian ini yang menjadi populasi sasaran (target populasi) adalah mahasiswa yang mempunyai karakteristik sebagai berikut : a. Aktif menjadi mahasiswa b. Mengisi Form kesediaan menjadi sample penelitian c. Jenis kelamin pria / laki-laki d. Umur 18-20 tahun e. Berbadan sehat (dengan mengukur denyut nadi pertama kali setelah bangun tidur pagi) f. Tidak cacat mental dan fisik 2. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Jumlah sampel 15 orang mahasiswa yang tidak mengalami cedera dari 50 populasi. Dalam pengambilan sampel dari populasi yaitu dengan teknik Random sampling. C. Variabel Penelitian Adapun variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas (independent variable) dan 4

Jurnal Kesehatan Olahraga Vol 06 No 2 Edisi Oktober 2016 halaman 523-529 variabel terikat (dependent variable) seperti dibawah ini : 1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Latihan Rope Jump dengan metode Interval Training. 2. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Kecepatan Gerak Lari. D. Definisi Operasional a. Rope jump adalah salah satu bentuk dari latihan plyometric yang digunakan untuk meningkatkan kondisi fisik terutama yang mengarah kemampuan daya ledak (Hannam, 1985). Pada penelitian ini yang dimaksud dengan latihan rope jump adalah, latihan dengan sampel berdiri menyamping di samping tali kemudian melompat dengan dua kaki ke arah samping kanan melewati tali yang terbentang dan dilanjutkan dengan melompat ke samping kiri melewati tali yang sama, sampai batas waktu yang ditentukan. b. Kecepatan menurut Bompa & Haff (2009:315) adalah kemampuan untuk menempuh jarak dengan cepat. E. Instrumen Penelitian Dalam penelitian ini data diperoleh dengan cara tes dan pengukuran yang dilakukan terhadap sampel penelitian. Komponen kondisi fisik kecepatan yang akan diukur dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan latihan Tes Kecepatan Lari 40 meter. Latihan Rope Jump adalah latihan melompat tali dengan mengangkat kedua kaki secara bersamaan dan dilakukan secara berulang ulang. F. Teknik Analisis Data Data-data yang terkumpul kemudian akan dianalisa dengan tiga bagian, yaitu deskripsi data, persyaratan analisa, dan pengujian hipotesa. 1. Deskripsi data Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud memuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. a. Rata-rata hitung(mean) Rumus : M = Keterangan : M : rata-rata sampel X : jumlah skor dalam sampel n : jumlah skor (Sudjana, 2002 : 67) b. Untuk Menghitung Standart Deviasi Keterangan : SD : Standart Deviasi n : Jumlah Sampel X : Jumlah Nilai X ( Nasir, 1998 : 453 ) 2. Uji Persyaratan Persyaratan yang harus dipenuhi dalam menganalisa data data harus normal dan homogenitas. Maka dari itu, persyaratan analisa ditentukan oleh Uji Normalitas dan Uji Homogenitas. Uji normalitas Keterangan : = Chi kuadrat FO = Frekuensi observasi 5

FH = Frekuensi harapan (S.Arikunto, 2002:259) 3. Pengujian hipotesis Hipotesis ini merupakan analisis terakhir dalam penelitian ini. Pengujian ini bertujuan untuk menentukan kesimpulan akhir suatu program latihan dengan menghitung hasil tes awal dan tes akhir, apakah terdapat perbedaan yang signifikan atau tidak. a. Pengujian hipotesis ini menggunakan uji-t dengan rumus statistika sebagai berikut : Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan, diketahui rata-rata kecepatan sebelum diberi pelatihan Rope Jump sebesar 5,494 simpangan baku sebesar 0,0204 nilai maksimal 5,07 nilai minimal 5,77 dan rentang sebesar -0,7. 2. Data Post-test Data Post-test merupakan hasil dari tes daya ledak (power) otot tungkai dengan menggunakan tes Standing board jump setelah diberi perlakuan (Post-test) yang dilakukan oleh subjek penelitian selama pengambilan data berlangsung. TABEL 4.2 HASIL PENELITIAN POSTTEST Keterangan : MD N A. Diskripsi Data 1. Data Pre-test : perbedaan mean dari pre-test dan post-test : jumlah kuadrat deviasi : jumlah subyek Pada bab ini akan dikemukakan beberapa data yang diperoleh dari hasil penelitian. Data ini merupakan hasil dari tes kecepatan gerak lari dengan menggunakan tes lari 40 meter sebelum perlakuan (Pretest) yang dilakukan oleh subjek penelitian selama pengambilan data berlangsung. TABEL 4.1 HASIL PENELITIAN PRE-TEST DATA NILAI Mean 5,494 Nilai Minimal 5,77 Nilai Maksimal 5,07 SD 0,0204 (sumber : lampiran 3 dan 4. Hal.33) DATA NILAI Mean 5,456 Nilai Minimal 5,97 Nilai Maksimal 4,98 SD 0,311 (sumber : lampiran 3 dan 4. Hal.34) Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan, diketahui rata-rata kecepatan sebelum diberi pelatihan Rope Jump sebesar 5,456 simpangan baku sebesar 0,0204 nilai maksimal 4,98 nilai minimal 5,97 dan rentang sebesar -0,20. PEMBAHASAN Data minimal dalam pretest sebesar 5,77 dan data maksimal dalam pretest sebesar 5,07 Dan untuk data minimal dalam posttest sebesar 5,97 dan untuk data maksimal sebesar 4,98. Sebelum diberikan perlakuan yaitu pelatihan Rope Jump sampel memiliki rata rata kecepatan sebesar 5,494 dan setelah diberikan perlakuan sampel memiliki rata rata kecepatan sebesar 5,456. 6

Jurnal Kesehatan Olahraga Vol 06 No 2 Edisi Oktober 2016 halaman 523-529 Berdasarkan hasil pengolahan data diatas, ternyata diperoleh t hitung sebesar - 0,01606 sedangkan nilai t tabel dengan taraf signifikansi 0,05 dengan df = 14 adalah 2,977 yang berarti tidak terdapat peningkatan kecepatan setelah diberi perlakuan. A. Kesimpulan SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian ini, diketahui bahwa pelatihan menggunakan Rope Jump dengan metode Interval Training bila diterapkan terbukti belum dapat meningkatkan kecepatan dan tidak dapat diterapkan oleh para pelatih untuk meningkatkan kecepatan gerak lari. B. Saran Pelatihan Rope Jump dengan menggunakan metode Interval Training tidak dapat digunakan sebagai metode pelatihan yang efektif sekaligus tidak dapat menjadi alternatif pilihan untuk meningkatkan kecepatan gerak lari. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:Rineka Cipta. Abdul Haq Habibur R. 2015. Pengaruh Latihan Rope Jump dengan Metode Interval Training 1:3. Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Surabaya. Bompa, T. 1986. Theory and Metodologi Of Training. Dubuque, iowa, Kendal:Hunt Publishing. Cholik Mutohir, 1992. UU Sistem Keolahragaan Nasional. Bandung, Sunda Kelapa Pustaka. Fox E.L, Bowers RW, dan Foss ML, 1993. The Physiological Basic of Physical Education and Athletics. Philadelphia. New York : Saunders College Publishing. Harsono, 2001. Choaching dan Aspek aspek Psikologis dalam Choacing. Jakarta: CV.Tambak Kusuma. Hannam, S. 1985. Women s Basketball Jump Training Circuit. Department Indiana University, Assembly Hall Bloomington, Indiana 47405 Hariyanto, Agus. 2010. Pengaruh Pelatihan Box Jump, Squat Thrust, dan Rope Jump, dengan Metode Interval Training Terhadap Power, Kelincahan, dan Kecepatan Reaksi. Disertasi. Surabaya : Universitas Negeri Surabaya. Lutan Rusli, 2000 Strategi Pembelajaran Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan : Pusat Penerbitan Universitas Terbuka. Muchtar, Remmy.1992. Olahraga Pilihan Sepakbola: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan. Rusly, A.W. 2007. Kontribusi Daya Ledak (Power) Otot Tungkai Pada Kemampuan Menendang Bola (Shooting) Kesasaran. Skripsi Tidak Diterbitkan. Surabaya. Universitas Negeri Surabaya Sajoto, M. 1988. Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. FPOK IKIP Semarang. Tim Penyusun. 2014. Pedoman Penulisan Skripsi. Surabaya : Universitas Negri Surabaya. Widodo, Achmad. 1988. Pengaruh Latihan Interval dan Latihan Farrtlek Terhadap Kecepatan Menggiring Bola Pada Pemain Sepak Bola Putera Siswa Sekolah Menegah Atas. Tesis Tidak Diterbitkan. Surabaya : Institut Keguruan Dan Ilmu Pendidikan. Widodo, Achmad. 2007. Pengembangan Tes Rangkaian Fisik untuk Pemain 7

Sepakbola. Disertasi Tidak Diterbitkan. Surabaya : Universitas Negeri Surabaya. 8