BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting. Guru tidak hanya dituntut untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan adalah sebaik-baik sesuatu yang disukai, sepenting-penting

BAB I PENDAHULUAN. jawab. 3 Penyampaian pelajaran pada peserta didik di sekolah akan menjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. proses optimalisasi yang memerlukan waktu serta tahapan-tahapan tertentu. yang memiliki ilmu pengetahuan yang luas dan berprestasi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Masalah. perkembangan zaman yang berdasarkan Undang-undang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi dan melengkapi syarat Guna memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. Allah swt. kepada Nabi Muhammad saw. sebagai salah satu rahmat yang tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem pendidikan Nasional Bab

BAB II. mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif, psikomotorik maupun sikap.12 Ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak

hlm Nana Sudjana, Cara Belajar Peserta didikaktif, (Bandung: Sinar Baru Algensind, 1996),

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan pendidikan tinggi. Pengajaran sebagai aktivitas operasional pendidikan. dilaksanakan oleh tenaga pendidik dalam hal ini guru.

BAB I PENDAHULUAN. Sebab pendidikan tidak pernah terpisah dengan kehidupan manusia. 1 Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Cet VIII, 2001, hlm M. Arifin, M. Ed, Filsafat Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 1993, hlm. 17.

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari guru, guru merupakan sebagai pendidik atau pelaksana dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. menyelenggarakan suatu kehidupan yang penuh kedamaian dan kebahagiaan

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda yang menjadi perhatian utama adalah masalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai. Maka yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini telah menjadi perhatian yang sangat besar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan agama merupakan salah satu bidang studi yang. dimasukkan dalam setiap kurikulum formal dan tingkat dasar hingga

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Meningkatkan kemajuan di negara Indonesia, maka ada berbagai langkah

BAB I PENDAHULUAN. Rosdakarya, 1892, hlm.1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guru merupakan pendidik di sekolah yang menjalankan tugas

BAB I PENDAHULUAN. membawa kemaslahatan bagi umat manusia (rahmat lil alamin), baik di dunia

BAB I PENDAHULUAN. seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia; ajaran itu dirumuskan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Syahruddin El-Fikri, Sejarah Ibadah, (Jakarta: Republika, 2014), hlm

BAB I PENDAHULUAN. kondisi sosial kultural masyarakat Indonesia( Hamalik, 2001: 1)

BAB I PENDAHULUAN. asing yang semakin menggeser minat untuk belajar membaca Al-Qur an. yang dampaknya akan menghancurkannya umat islam.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diciptakan dalam bentuk yang paling sempurna. Disamping manusia. terjadi karena manusia dianugerahi akal oleh Allah Swt, sebagai

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga

BAB I PENDAHULUAN. melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai. keterampilan-keterampilan pada siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia ini, sebagian adalah berisi pelaksanaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah konsep Pembelajaran Berbasis Kecedasan, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2009, hlm. 108.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia merupakan suatu kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek yang mempunyai peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diadakan di Negara tersebut. Pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN. Islam yang akan menjadikan pendidikan berkualitas, individu-individu yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. di antara makluk-nya yang lain. Allah memberi banyak kelebihan kepada

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pengetahuan dan keterampilan menjadi tanggung jawab satuan

BAB I PENDAHULUAN. dalam keluarga, masyarakat, maupun kehidupan berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk membina budi pekerti luhur seperti kebenaran, keikhlasan, kejujuran,

BAB I PENDAHULUAN. Grafindo Persada, 2012),hlm Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja

BAB I PENDAHULUAN. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, PT Remaja Rosdakarya : Bandung, 2008, hlm.1. 2

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin mengglobal dan kompetitif memunculkan tantangan-tantangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pendidikan adalah proses perubahan sikap dan tingkah laku

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, nonformal, dan informal di sekolah, dan luar sekolah yang

BAB I PENDAHULUAN. menjamin kelangsungan hidup bangsa tersebut 2. Pendidikan pula yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengetahuan dan teknologi serta mampu bersaing pada era global ini.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini,

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT berfirman pada Al Quran surat Az-Zuhruf ayat 43 :

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II PADA POKOK BAHASAN SEGIEMPAT DITINJAU DARI POLA BELAJAR SISWA KELAS VII SEMESTER 2

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pribadi maupun bagian dari masyarakat serta memiliki nilai-nilai moral

BAB I PENDAHULUAN. dengan melalui wahyu Allah yang disampaikan oleh Malaikat jibril. Islam itu

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat. Hal ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas,

BAB I PENDAHULUAN. terus berkembang pesat sekarang ini, akan membawa berbagai dampak

BAB I PENDAHULUAN. didik. Untuk menghadapi dampak negatif globalisasi, agar anak didik berkualitas,

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sangat penting dalam kehidupan manusia baik individu, maupun sebagai anggota

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah amanat dari Allah SWT dan sudah seharusnya orang tua. mendampingi dan mengawali perkembangan anak, sehingga anak dapat

BAB I PENDAHULUAN. b. Aspek Aqidah: Menjelaskan pengertian Malaikat, Menyebutkan namanama Malaikat, Menyebutkan tugas-tugas malaikat

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia dan makhluk lainnya. Al-Qur an merupakan bukti tanda. kebesaran/kemahaluasan ilmu Allah bagi orang-orang yang berilmu.

BAB I. tujuan pendidikan nasional menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sedang berkembang, maka pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. secara menyeluruh bagi seseorang. Tidak terkecuali bagi seorang siswa dalam

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang diharapkan. Metode pembelajaran merupakan cara yang

BAB VI PENUTUP. Optimalisasi Pendidikan Holistik di Sekolah Dasar untuk Mencapai

BAB I PENDAHULUAN. M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm

Kerangka Dasar Agama dan Ajaran Islam

BAB I PENDAHULUAN. tenaga pendidik/ tenaga pengajar yang tugas utamanya adalah mengajar. 1

BAB I PENDAHULUAN. hlm U. Saefullah, Psikologi Perkembangan dan Pendidikan, CV Pustaka Setia, Bandung, 2012,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, dunia pendidikan dituntut untuk lebih maju dan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mencapai tujuan tersebut, salah satu bidang studi yang harus dipelajari oleh peserta didik di Madrasah adalah Pendidikan Agama Islam, yang dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Pendidikan Agama Islam di Madrasah Tsanawiyah terdiri dari empat mata pelajaran yaitu : Al- Qur an Hadis, Akidah Akhlak, Fiqih dan Sejarah Kebudayaan Islam. Masing masing mata pelajaran tersebut pada dasarnya saling terkait, isi mengisi dan melengkapi. Syari ah Fiqih merupakan sistem norma (aturan) yang mengatur hubungan manusia dengan Allah, sesama manusia dengan makhluk lainnya (muamalah) Pendidikan shalat kewajiban bagi mukallaf, artinya baru wajib melaksanakan shalat sudah akil balig, akil artinya berakal, yaitu akalnya berkembang sedemikian rupa sehingga sudah adanya kewajiban shalat. Sedangkan balig artinya sampai pertumbuhan dan perkembangan tertentu yaitu telah keluarnya mani bagi anak laki-laki dan menstruasi bagi anak perempuan, untuk mempersiapkan mereka agar mereka dapat melaksanakan shalat dengan baik maka nabi Muhammad SAW menyuruh anak-anak berumur 7 tahun mulai dilatih dan dibiasakan shalat. Dan pada umur 10 tahun hendaklah mendisiplinkan shalat secara lebih ketat, bahkan diperintahkan dipukul jika dengan sengaja meninggalkannya. 1

2 Dipilihnya beberapa metode tertentu dalam suatu pembelajaran bertujuan untuk memberi jalan atau cara sebaik mungkin bagi pelaksanaan dan kesuksesan operasional pembelajaran. Sedangkan dalam konteks lain metode dapat merupakan sarana untuk menemukan, menguji dan menyusun data yang diperlukan bagi pengembangan disiplin suatu ilmu. Dalam hal ini metode bertujuan untuk lebih memudahkan proses dan hasil dalam pembelajaran sehingga apa yang direncanakan bisa diraih dengan sebaik dan semudah mungkin. Dengan demikian, jelas bahwa metode sangat berfungsi dalam menyampaikan materi pembelajaran. Perlu juga menjadi peretimbangan bahwa ada materi yang berkenaan dengan demensi afektif dan psikomorik, yang kesemuanya itu menghendaki pendekatan metode yang berbeda- beda. Madrasah pada dasarnya suatu pendidikan yang memberikan pendidikan ganda karena pendidikan lembaga ini memberikan agama dan umum. Madrasah Negeri Loano Kabupaten Purworejo menampakkan unsur unsur agama yang lebih luas dibanding SMP/SLTP, maka perlu pembenahan yang lebih mantap agar bidang studi agama tersebut agar dapat diserap oleh peserta didik berpegang teguh pada ukuran norma atau nilai yang diyakini sesuatu yang baik. MTs Negeri Loano Kabupaten Purworejo peserta didiknya berasal dari daerah pegunungan, dan mereka berjalan kaki, fenomena di MTs Negeri Loano masih banyak peserta didik yang belum benar dalam pengamalan tata cara shalat karena berbagai faktor diantaranya cara penyampaian pembelajaran yang masih bersifat tradisional, dan menjadi kebiasaan yang terjadi peserta didik hanya mendengarkan apa yang disampaikan oleh pendidik tanpa adanya suatu praktek atau pemeragaan dan faktor keluarga dimana bahwa dalam pelaksanaan dan pengamalan tata cara ibadah shalat orang tua tidak meneliti dan mengontrol anaknya. Kurangnya pengawasan dari orang tua, masalah ibadah terutama sholat, disamping itu model pembelajaran yang dilaksankan proses pembelajaran di Madrasahpun juga serupa tanpa adanya pemeragaan atau praktek. Sedangkan pembelajaran, seperti yang didifisinikan Oemar Hamalik adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi,

3 internal material fasilitas perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran 1 Pada poses pembelajaran guru dihadapkan pada keragaman karakteristik dan dinamika perkembangan siswa yang berbeda beda. Oleh karena itu mengajar adalah ilmu sekaligus seni. Ada ilmu mengajar saja belum cukup maka diperlukan seni dalam mengajar. Dalam proses belajar mengajar seorang guru harus mampu menentukan metode pembelajaran dengan tepat. Pemilihan metode harus disesuaikan dengan maksud dan tujuan kegiatan belajar mengajar. Metode pembelajaran mempunyai peranan yang penting untuk mencapai tujuan pendidikan. Metode sebagai seni dalam mentransfer ilmu pengetahuan kepada siswa dianggap lebih signifikan dibanding dengan materi itu sendiri. Dengan menyampaian yang komunikatif lebih disenangi oleh siswa, meskipun materinya kurang manarik. Sebaiknya materi yang cukup menarik, karena penyampaianya kurang menarik maka materi itu kurang dapat diterima oleh siswa. Dipilihnya beperapa metode tertentu dalam suatu pembelajaran bertujuan untuk memberi jalan atau cara sebaik mungkin bagi pelaksanaan dan kesuksesan operasional pembelajaran. 2 Dari permasalahan di atas, peneliti melalui studi tindakan kelas akan melakukan penelitian dengan judul UPAYA MENINGKATKAN KETRAMPILAN PENGAMALAN IBADAH SHALAT DENGAN STRATEGI DEMONSTRASI PADA MATA PELAJARAN FIQIH KELAS VII MTs NEGERI LOANO KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2010-2011. 1 Ismail SM, Stategi Pembelajaran Agama Islam Berbasir PAIKEM,( Semarang: Ra SAIL Media Group.2008) hlm, 9. 2 Ibid, hlm.18

4 B. IDENTIFIKASI MASALAH Dari uraian diatas penulis mengidentifikasi beperapa masalah yang timbul antara lain : 1. Sebagian siswa dalam melaksanakan gerakan shalat belum benar. 2. Kurangnya pengawasan orang tua terhadap anak masalah pengamalan ibadah shalat. 3. Cara penyampaian pembelajaran terhadap peserta didik hanya mendengarkan pendidik tanpa adanya suatu praktek atau pemeragaan. Dengan melihat fenomena inilah yang menarik penulis untuk mengadakan penelitian sehingga dapat mengetahui akurasi pengamalan ibadah shalat. C. PEMBATASAN MASALAH Untuk menghindari kesalah pahaman penafsiran dan pengertian yang benar terhadap penelitian di atas, maka peneliti berusaha menjelaskan berbagai istilah pokok yang terkandung dalam judul sebagai berikut : 1. Upaya adalah usaha (syarat) untuk menyampaikan sesuatu maksud. 3 2. Meningkatkan Berasal dari kata tingkat yang berarti menaikkan (derajat, taraf) mempertinggi, memperhebat mendapat awalan me dan akhiran an yang mengandung arti usaha untuk menuju yang lebih baik. 4 3. Pengamalan Pengamalan berasal dari kata dasar amal, yang mempunyai arti perbuatan baik yang mendatangkan pahala (menurut ketentuan agama Islam), sedangkan pengamalan itu sendiri mempunyai arti proses (perbuatan) melaksanakan; pelaksanaan; penerapan atau proses 3 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, ( Jakarta, Balai Pustaka, 1984 ), Hlm. 1132 4. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, Cet 3, 2006). hlm, 1280-1281

5 (perbuatan) menunaikan (kewajiban, tugas). 5 Dari pengertian pengamalan tersebut penulis menerangkan tentang perbuatan, gerakan dan bacaan dalam pelaksanaan ibadah shalat. 4. Ibadah shalat a. Ibadah Ibadah dilakukan untuk memenuhi kehendak Allah sedangkan bentuk dan tata cara pelaksanaannya sepenuhnya dilakukan sesuai dengan petunjuk Allah dan penjelasan yang diberikan oleh nabi Muhammad SAW. 6 Ahli lughat mengartikannya taat, menurut, mengikuti, tunduk. Dan mereka mengartikan juga tunduk yang setinggi-tinginya, dan doa. 7 b. Shalat Menurut bahasa, shalat artinya bedo a sedang menurut istilah syara ialah rangkaian kata dan perbuatan yang telah ditentukan, dimulai dengan membaca takbir dan diakhiri dengan salam, menurutsyarat dan rukun yang telah ditentukan 8. Shalat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah shalat wajib. Penulis memilih shalat wajib, karena setiap orang muslim yang sudah baligh diwajibkan untuk melaksanakan ibadah shalat. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pengamalan ibadah shalat yaitu suatu perbuatan atau amalan yang dikerjakan berdasarkan perintah dan petunjuk Allah semata-mata untuk berbakti kepada-nya. 5. Fiqih Kata Fikih secara arti kata berarti : paham yang mendalam. 9 Tetapi fiqih yang dimaksud dalam skripsi ini adalah salah satu mata pelajaran yang terdapat di kelas VII MTsN Loano Kabupaten Purworejo. Adapun ruang linkup Fiqih di Madrasah Tsanawiyah bertujuan untuk 5 Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Op.Cit hlm., 25 6 Amir Syarifuddin, Garis Garis Besar Fiqh, (Bogor: Prenada Mrdia, 2003), hlm., 13. 7 Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Kuliah Ibadah Ditinjau dari Segi Hukum dan Hikamh, ( Semarang : PT Pustaka Rizki Putra, 2000 ), hlm,1. 8 Moh Rifai, Mutiara Fiqih Jilid I (Semarang : CV Wicaksana,1998) hlm., 181. 9 Amir Syarifuddin, Garis-Garis Besar Fiqh, (Bogor : PRENADA MEDIA, 2003), hlm., 4

6 membekali peserta didik agar dapat mengetahui dan memahami pokokpokok hukum Islam dalam mengatur dan ketentuan menjalankan hubungan manusia dengan Allah SWT. 10 Dari keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar fiqih dalam penelitian ini adalah hasil belajar yang dicapai oleh siswa yang digambarkan dalam nilai mata pelajaran fiqih. 6. Strategi Demonstrasi Yang di maksud dengan strategi demonstrasi ialah metode mengajar dengan menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana berjalannya suatu proses pembentukan tertentu pada siswa. Untuk memperjelas pengertian tersebut dalam prakteknya dapat di lakukan oleh guru atau anak didik itu sendiri. Metode Demonstrasi cukup baik apabila di gunakan dalam penyampaian bahan pelajaran fikih, misalnya bagaiamana cara, shalat. 11 Demonstrasi yang dimaksud ialah suatu metode mengajar yang memperlihatkan bagaimana proses terjadinya sesuatu. 12 Metode demonstrasi adalah metode pembelajaran yang menggunakan peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu kepada anak didik. 13. Metode demonstrasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penerapan sebuah metode dalam pembelajaran melalui proses demonstrasi pada pembelajaran shalat yang dilakukan oleh guru kelas VII MTs Negeri Loano Kabupaten Purworejo kepada peserta didiknya. Jadi penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan tindakan kelas untuk mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik kelas VII 10 Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008. Tentang Standar Kopetensi Lulusan Dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam Dan Bahasa Arab Di Madrasah. hlm,51. 11 http://www.scribd.com/doc/30424476/pengertian-metode-demonstrasi 12 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, ( Bandung : Sinar Baru Algensindo, 2009 ), hlm, 83. 13 Ismail SM, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, ( Semarang: : Rasail Media Grup, 2008 ), hlm. 20

7 MTs Negeri Loano materi Shalat dengan menggunakan metode demonstrasi. 7. Siswa Kelas VII MTs Negeri Loano Kabupaten Purworejo MTs. Negeri Loano Kabupaten Purworejo adalah Madrasah Tsanawiyah Negeri yang mempunyai dua lokasi, Lokasi Banyuasin Kembaran dan lokasi desa Kebongunung Jl. Magelang KM 9 Loano, akan tetapi peneliti memilih lokasi Banyuasin Kembaran Kecamatan Loano, Kabupaten Purworejo. D. PERUMUSAN MASALAH Berasal dari latar belakang permasalahan tersebut, maka dapat dirumuskan menjadi fokus kajian dalam skripsi yaitu : Apakah penerapan strategi demonstrasi dapat meningkatkan akurasi ketrampilan pengamalan ibadah shalat pada mata pelajaran fiqih kelas VII MTsN Loano Kabupaten Purworejo? E. MANFAAT PENELITIAN Setelah merumuskan tujuan yang ingin dicapai, penelitian ini diharapkan juga dapat memberikan manfaat, baik secara teoritis maupun praktis. 1. Secara teoritis Dapat memberi masukan dan informasi secara teori dengan tema dan judul yang sejenis. 2. Secara praktis a. Bagi Madrasah Tsanawiyah Sebagai bahan dan masukan serta informasi bagi Kepala Sekolah, guru, maupun siswa dalam meningkatkan prestasi belajar, khususnya mata pelajaran fiqih. b. Bagi Orang Tua Siswa

8 Sebaiknya, orang tua siswa memperhatikan prestasi belajar fikih kepada anaknya, karena prestasi belajar fiqih memiliki peranan yang positif untuk meningkatkan pengamalan ibadah shalat. c. Bagi siswa Untuk mengetahui ada atau tidak adanya efek pendidikan agama Islam terhadap pengamalan ibadah siswa di sekolah tersebut yakni belajar fiqih memiliki peranan yang positif untuk meningkatkan akurasi pengamalan ibadah shalat.