PENGARUH SENAM AEROBIK TERHADAP TEKANAN DARAH IBU-IBU PENDERITA HIPERTENSI DI DESA KWARASAN NOGOTIRTO SLEMAN YOGYAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. lansia meningkat secara konsisten dari waktu ke waktu (Dinkes, 2011).

Komunitas Senam Sehat di Desa Bener, Purworejo

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi ke penyakit tidak menular ( PTM ) meliputi penyakit


BAB I PENDAHULUAN. pembunuh diam diam karena penderita hipertensi sering tidak. menampakan gejala ( Brunner dan Suddarth, 2002 ).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pemeriksaan tekanan darah dengan menggunakan sphygmomanometer

BAB I PENDAHULUAN. normal yang ditunjukkan oleh angka bagian atas (systolic) dan angka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan untuk dapatbertahan hidup. (Nugroho,2008). struktur dan jumlah penduduk lanjut usia setelah RRC, India, dan Amerika

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tekanan darah tinggi menduduki peringkat pertama diikuti oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan sebutan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan Usia Harapan Hidup penduduk dunia dan semakin meningkatnya

Disusun Oleh : MIA JIANDITA

PELAKSANAAN SENAM JANTUNG SEHAT UNTUK MENURUNKAN TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PANTI SOSIAL TRESNA WHERDA KASIH SAYANG IBU BATUSANGKAR

BAB 1 PENDAHULUAN. Lansia (lanjut usia) adalah seseorang yang usia 65 tahun keatas (Potter

BAB 1 PENDAHULUAN. dikenal juga sebagai heterogeneous group of disease karena dapat menyerang

2014 GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN LANSIA TENTANG HIPERTENSI DI RW 05 DESA DAYEUHKOLOT KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kardiovaskuler (PKV) (Kemenkes RI, 2012). World Health Organization. yang berpenghasilan menengah ke bawah (WHO, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia karena prevalensi yang masih tinggi dan terus meningkat.

PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA PENDERITA HIPERTENSI DI POSYANDU LANSIA DUSUN BANARAN 8 PLAYEN GUNUNGKIDUL

Kata kunci : Tekanan darah, Terapi rendam kaki air hangat, Lansia.

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi adalah tekanan darah tinggi dimana tekanan darah sistolik lebih

BAB 1 PENDAHULUAN. masalah kesehatan untuk sehat bagi penduduk agar dapat mewujudkan derajat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular yang

BAB I PENDAHULUAN. (Armilawati, 2007). Hipertensi merupakan salah satu penyakit degeneratif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Secara individu, pada usia diatas 55 tahun terjadi proses penuaan

EFEKTIFITAS SENAM JANTUNG TERHADAP PERUBAHAN STATUS TEKANAN DARAH PASIEN HIPERTENSI PADA PENGHUNI RUMAH TAHANAN KLAS IIB PRAYA LOMBOK TENGAH ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERBEDAAN PENGARUH SENAM LANSIA DAN SENAM AEROBIC LOW IMPACT TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI POSYANDU LANSIA SEHAT NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan suatu keadaan terjadinya peningkatan tekanan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya tekanan darah arteri lebih dari normal. Tekanan darah sistolik

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan usia harapan hidup dan penurunan angka fertilitas. mengakibatkan populasi penduduk lanjut usia meningkat.

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai istilah bergesernya umur sebuah populasi menuju usia tua. (1)

BAB I PENDAHULUAN. secara Nation Wide mengingat prevalensinya cukup tinggi umumnya sebagian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bertambah dan pertambahan ini relatif lebih tinggi di negara berkembang,

BAB I PENDAHULUAN. psikologik, dan sosial-ekonomi, serta spiritual (Nugroho, 2000).

PENGARUH PEMBERIAN REBUSAN DAUN ALPUKAT TERHADAP TEKANAN DARAH PASIEN HIPERTENSI DI BANGUNTAPAN BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kondisi alam dan masyarakat yang sangat kompleks, menyebabkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih dari 90 mmhg (World Health Organization, 2013). Penyakit ini sering

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan penduduk serta meningkatkan umur harapan hidup manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit saat ini telah mengalami perubahan yaitu adanya transisi

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tahun. Menurut data dari Kementerian Negara Pemberdayaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada beban ganda, disatu pihak penyakit menular masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana diketahui, ketika manusia mencapai usia dewasa, ia

: ANISSA PUTRI PERTIWI

BAB I PENDAHULUAN. Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII) tahun

BAB I PENDAHULUAN. terjadi peningkatan secara cepat pada abad ke-21 ini, yang merupakan

HUBUNGAN OLAHRAGA TERHADAP TEKANAN DARAH PENDERITA HIPERTENSI RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri dari orang laki-laki dan orang perempuan.

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak terdeteksi meskipun sudah bertahun-tahun. Hipertensi dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik dengan

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

PENGARUH JUS TOMAT TERHADAP TEKANAN DARAH LANSIA DI DUSUN NITEN NOGOTIRTO GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA

I. PENDAHULUAN. satu sasaran dalam pembangunan di Indonesia. Hal ini ditandai dengan salah satu

PENGARUH POSISI TIDUR MIRING TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA HIPERTENSI DI POSYANDU LANSIA PERMADI KELURAHAN TLOGOMAS MALANG ABSTRAK

Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)

BAB I PENDAHULUAN. Depkes (2008), jumlah penderita stroke pada usia tahun berada di

The 6 th University Research Colloquium 2017 Universitas Muhammadiyah Magelang. Wahyuni, Ferti Estri Suryani 1) 1 STIKES Aisyiyah Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. setelah stroke dan tuberkulosis dan dikategorikan sebagai the silent disease

BAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).

PENGARUH SENAM ERGONOMIK TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA YANG MENGALAMI HIPERTENSI DI UPT PANTI SOSIAL PENYANTUN BUDI AGUNG KOTA KUPANG

BAB 1 PENDAHULUAN. melaksanakan tugasnya dengan baik (Depkes, 2006). Dalam sebuah negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan

PENGARUH SENAM HIPERTENSI LANSIA TERHADAP PENURUNAN TEKANAN DARAH LANSIA DENGAN HIPERTENSI DI PANTI WREDA DARMA BHAKTI KELURAHAN PAJANG SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan masalah kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. dan kematian yang cukup tinggi terutama di negara-negara maju dan di daerah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. diwaspadai. Hipertensi menjadi masalah kesehatan masyarakat yang terjadi

BAB.I PENDAHULUAN. biologis, fisiologis, psikososial, dan aspek rohani dari penuaan. Penuaan

PENGARUH AKTIVITAS FISIK SENAM AEROBIK LOW IMPACT TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA HIPERTENSI DI LINGKUNGAN KELURAHAN TONJA

HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. kasus yang belum terselesaikan. Disisi lain juga telah terjadi peningkatan

I. PENDAHULUAN. akan mencapai lebih dari 1,5 milyar orang (Ariani,2013). Hipertensi telah

BAB I PENDAHULUAN. suatu kondisi dimana pembuluh darah secara terus-menerus mengalami

memberikan gejala yang berlanjut untuk suatu target organ seperti stroke, Penyakit ini telah menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. banyak, akan menimbulkan persoalan-persoalan yang sangat beragam. dalam kehidupan masyarakat Indonesia, salah satunya dalam hal

BAB I PENDAHULUAN. merealisasikan tercapainya Millenium Development Goals (MDGs) yang

EFEKTIFITAS SENAM LANSIA TERHADAP PERUBAHAN TEKANAN DARAH PADA LANSIA YANG MENDERITA HIPERTENSI DI PSTW BUDHI LUHUR YOGYAKARTA

PENGARUH RELAKSASI BENSON TERHADAP TEKANAN DARAH PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS DENPASAR TIMUR II TAHUN 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian kerena payah jantung, infark miocardium, stroke, atau gagal. ginjal (Pierece, 2005 dalam Cahyani 2012).

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia terus mengalami pertumbuhan dan perkembangan sejak bayi,

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia, karena dalam jangka panjang peningkatan tekanan darah yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. orang yang memiliki kebiasaan merokok. Walaupun masalah. tahun ke tahun. World Health Organization (WHO) memprediksi

Pengaruh Pendidikan Kesehatan 1

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit jantung koroner (PJK) atau di kenal dengan Coronary Artery

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Insiden hipertensi mulai terjadi seiring bertambahnya usia. Pada

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun terus meningkat, data terakhir dari World Health Organization (WHO)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tyas Kusuma Dewi, 2013

Transkripsi:

PENGARUH SENAM AEROBIK TERHADAP TEKANAN DARAH IBU-IBU PENDERITA HIPERTENSI DI DESA KWARASAN NOGOTIRTO SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: DESY PUSPITA ANGGRAINI 201110201081 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH YOGYAKARTA 2015 i

PENGARUH SENAM AEROBIK TERHADAP TEKANAN DARAH IBU-IBU PENDERITA HIPERTENSI DI DESA KWARASAN NOGOTIRTO SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Sebagaian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan Pada Program Pendidikan Ners-Program Studi Ilmu Keperawatan Di Sekolah Tinggi Ilmu Kesahatan Aisyiyah Yogyakarta Disusun oleh: DESY PUSPITA ANGGRAINI 201110201081 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH YOGYAKARTA 2015 ii

Scanned by CamScanner

PENGARUH SENAM AEROBIK TERHADAP TEKANAN DARAH IBU-IBU PENDERITA HIPERTENSI DI DESA KWARASAN NOGOTIRTO SLEMAN YOGYAKARTA Desy Puspita Anggraini, Ruhyana Program Studi Ilmu Keperawatan STIKES Aisyiyah Yogyakarta Email: desy_puspitaanggraini@yahoo.com Abstrack: The purpose of the study is to explore effect of aerobic on blood pressure of hypertensive womens in Kwarasan village, Nogotirto Sleman Yogyakarta. This study was a pre-experimental design with one group pre-test post test was used in this research. The population are 27 of the hypertensive womens in Kwarasan village whith a samples were taken purposively. Wilcoxon Signed Rank Test was used in analyzing the data. Before doing aerobics the result are average 145.18 mmhg of systolic, 92.60 mmhg of diastolic and after doing aerobic for 12 times a month the result are average 130,67 mmhg of systolic, 84.07 mmhg of diastolic. Test results analysis used Wilcoxon Signed Rank Test were obtained the value of symp sig (2- tailed) 0.001 (p<0.05) for systolic blood pressure and 0.000 (p<0.05) for diastolic blood pressure. Keywords: hypertensive, blood pressure, aerobic Abstrack: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh senam aerobik terhadap tekanan darah ibu-ibu penderita hipertensi di Desa Kwarasan Nogotirto Sleman Yogyakarta. Jenis penelitian ini menggunakan pre-eksperiment dengan desain one group pre-test post-test. Subjek penelitian ini adalah ibu-ibu di Desa kwarasan yang mengalami hipertensi sebanyak 27 orang dengan total sampling. Analisa data menggunakan Wilcoxon Signed Rank Test. Hasil penelitian sebelum senam rerata sistolik 145.18 mmhg, diastolik 92.60 mmhg dan setelah melakukan senam selama 12 kali dalam sebulan rerata sistolik 130.67 mmhg, diastolik 84.07 mmhg. Hasil uji analisis dengan Wilcoxon Signed Rank Test didapatkan nilai Asymp. Sig (2-tailed) 0,001 (p<0,05) untuk tekanan darah sistolik dan 0,000 (p<0,05) untuk tekanan darah diastolik. Kata Kunci : Hipertensi, Tekanan Darah, Senam Aerobik iv

1 PENDAHULUAN Hipertensi adalah penyebab berbagai komplikasi terhadap beberapa penyakit lain, bahkan penyebab timbulnya penyakit jantung, stroke dan ginjal. Di seluruh dunia, hipertensi merupakan masalah yang besar dan serius. Disamping karena prevalensinya yang tinggi dan cenderung meningkat dimasa yang akan datang, juga karena tingkat keganasannya yang tinggi berupa kecacatan permanen dan kematian memdadak. Tekanan darah tinggi atau hipertensi sering disebut sabagai silent kiler (pembunuh diam-diam), sebab seseorang dapat mengidap hipertensi selama bertahun-tahun tanpa menyadari sampai terjadi kerusakan organ vital yang cukup berat bahkan dapat membawa kematian (Adib, 2009). Kebijakan kesehatan yang telah dibuat Pemerintah Indonesia sebagai salah satu cara mencegah dan mengendalikan penyakit tidak menular atau NCD (Non Communicable Disease) meliputi: (1) PP No 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan bahan yang mengandung zat adiktif berupa produk tembakau bagi kesehatan. (2) Permenkes No 28 Tahun 2013 tentang pencantuman peringatan kesehatan dan informasi kesehatan pada kemasan produk tembakau. (3) Permenkes No 30 Tahun 2013 tentang Pencantuman informasi kandungan gula, garam dan lemak serta pesan kesehatan untuk pangan olahan dan pangan siap saji guna menekan konsumen dari penyakit tidak menular. Indonesia melakukan pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular atau NCD dengan multi sektoral yaitu (1) mengurangi faktor risiko yang dimodifikasi melalui intervensi yang cost-effective; (2) mengembangkan dan memperkuat kegiatan pelayanan kesehatan berbasis masyarakat untuk meningkatkan partisipasi dan pemberdayaan masyarakat dalam pengendalian faktor risiko NCD. Program NCD yang dilakukan seperti (1) promosi kesehatan melalui pos pembinaan terpadu pada masyarakat yaitu menjelaskan perilaku hidup sehat (tidak merokok, makan makanan yang sehat, melakukan aktivitas yang sehat); (2) pengendalian terpadu pada faktor risiko NCD (hipertensi, perokok, obesitas) melalui dokter keluarga dan puskesmas; (3) rehabilitasi pada kasus NCD melalui home care, monitoring & controlling (Armiatin, 2013). Penyakit tekanan darah tinggi merupakan penyakit yang ditakuti masyarakat. Selain karena penyakit ini kadang-kadang tidak terdeteksi sejak dini, penyakit hipertensi bisa menyebabkan komplikasi atau penyakit lanjutan dampak yang sering terjadi akibat tekanan darah tinggi yang berlanjut dan tidak ditangani secara cepat

2 antara lain: stroke, serangan jantung, edema paru, gagal ginjal, kebutaan, pendengaran menurun (Soeryoko, 2010). Prevalensi hipertensi diseluruh dunia, diperkirakan sekitar 15-20%. Dan jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat seiring dengan jumlah penduduk yang membesar (Depkes RI, 2003). Berdasarkan data World Health Organization (WHO) menyebutkan 40% negara ekonomi berkembang memiliki penderita hipertensi, sedangkan negara maju hanya 35%. Di kawasan Asia Tenggara, 36% orang dewasa menderita hipertensi dan telah membunuh 1,5 juta orang setiap tahunnya. Hal ini menandakan satu dari tiga orang di Asia Tenggara menderita tekanan darah tinggi. Untuk pria maupun wanita terjadi peningkatan jumlah penderita, dari 18% menjadi 31% dan 16 menjadi 29% (Ririn, 2008). Masyarakat saat ini cenderung menggunakan terapi non farmakologi dengan alasan besarnya efek samping yang ditimbulkan dari terapi farmakologi. Terapi non farmakologi tersebut meliputi menghentikan merokok, menurunkan berat badan berlebihan, menurunkan konsumsi alkohol berlebihan, memperbanyak latihan fisik menurunkan asupan garam, dan meningkatkan konsumsi buah dan sayur serta menurunkan asupan lemak (Sudoyo, 2006). Latihan fisik yang dianjurkan bagi penderita hipertensi salah satunya ialah senam aerobik dengan cara berkelompok. Pada senam aerobik misalnya dari variasi gerakan-gerakan yang banyak terutama gerakan dasar pada kaki dan jalan dapat memenuhi kriteria continous, rhytmical, interval, progresif dan endurance (CRIPE) bisa melakukan olahraga secara continue untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh (Harber dan Scott, 2009). Senam aerobik sendiri merupakan senam yang gerakannya menggunakan seluruh otot, terutama otot-otot besar sehingga memicu kerja jantung dan paru, gerakan badan secara berkesinambungan pada bagian-bagian badan. Bentuk gerakan dengan satu atau dua kaki tetap menempel di lantai serta diiringi musik. Untuk kebugaran tubuh, senam aerobik memberi manfaat banyak antara lain meningkatkan daya tahan jantung, paru-paru, menguatkan otot-otot tubuh, kelenturan dan membakar kalori (Susanto, 2008).

3 Berdasarkan hasil studi pendahuluan di Desa Kwarasan Nogotirto Sleman Yogyakarta, pada tanggal 5 Oktober 2014, dari 65 ibu-ibu didapat 27 Ibu-Ibu yang mengalami hipertensi. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian pre eksperimen yaitu kegiatan pecobaan yang bertujuan untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh yang timbul sebagai akibat dari suatu adanya intervensi perlakuan tertentu (Notoatmodjo, 2010). Desain penelitian ini menggunakan pre eksperimen dengan bentuk rancangan pretestpostest dalam suatu kelompok (one group pre test posttest design), yaitu rancangan penelitian dimana tidak ada kelompok perbandingan (kontrol) (Sugiono, 2010). Yaitu untuk menguji pengaruh senam aerobik terhadap tekanan darah ibu-ibu penderita hipertensi Besarnya sampel dalam penelitian ini 27 responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik Non probability sampling dengan menggunakan metode sampling jenuh yaitu mengabil semua anggota populasi mejadi sampel (total sampling). HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan di Desa Kwarasan Nogotirto Gamaping Sleman Yogyakarta Desa yang berada di wilayah Kecamatan Gamping. Kegiatan-kegiatan yang sering dilakukan di Desa Kwarasan ini seperti arisan, pengajian, kerja bakti, posyandu balita, posyandu lansia, dan pertemuan tiap Rt dan Rw. a. Tekanan darah sebelum dan setelah diberikan senam aerobik Berdasarkan hasil penelitian maka dapat di deskripsikan Tekanan darah responden sebelum dan setelah mengikuti senam arobik sebagai berikut: Tabel 1 Tekanan Darah Pretest dan Posttest Subjek Tekanan Darah Penelitian Minggu 0 (pretest) Minggu 4 (posttest) Sistol Diastol Sistol Diastol Jumlah 3920 2500 3690 2270 Rata-rata 145.18 92.60 130.67 84.07 Sumber: data primer 2015 Berdasarkan tabel 1 menunjukan hasil bahwa ada selisih antara tekanan darah sebelum dan sesudah melakukan senan aerobik dapat dilihat rerata tekanan darah

4 sistolik sebelum senam aerobik 145.18 mmhg setelah senam aerobik terjadi penurunan yaitu 130.67 mmhg. Rerata tekanan darah diastolik sebelum senam aerobik 92.60 mmhg setelah senam aerobik terjadi penurunan yaitu 84.07 mmhg. Hal ini dapat membuktikan secara hasil rerata bahwa senam aerobik pada sistolik dan diastolik mengalami penurunan tekanan darah. Selain dilihat dari rerata tekanan darah. b. Uji Hipotesis Hasil pemeriksaan tentang pengaruh senam aerobik terhadap tekanan darah penderita hipertensi pada saat sebelum dan sesudah diberi perlakuan diuji menggunakan Uji Wilcoxon. Pengujian yang dilakukan dengan menggunakan spss 16, dan kriteria uji signifikasi 0,05. Apabila p < 0,05, maka Ho ditolak, Apabila p > 0,05, maka Ho diterima. hasil uji wilcoxon tentang pengaruh pengaruh senam aerobik terhadap tekanan darah ibu-ibu penderita hipertensi dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tekanan darah sebelun dan sesudah diberi perlakuan Tabel 2 Hasil Uji Wilcoxon Sig. (2-tailed) Sistolik 0.001-3.264 Diastolik 0.000-3.543 Sumber : data primer 2015 Berdasarkan table 2 uji wilcoxon menunjukkan bahwa p-vaule yang didapat sebesar 0,001 p-vaule < 0,05, maka Ho ditolak. Hasil tersebut menyatakan bahwa terdapat pengaruh senam aerobik terhadap tekanan darah pada ibu-ibu penderita hipertensi setelah para responden diberi perlakuan yaitu senam aerobik. PEMBAHASAN PENELITIAN Responden mengalami penurunan tekanan darah dikarenakan mereka aktif mengikuti gerakan senam dan mengikuti prosedur senam aerobik yang benar secara berkontinuitas yaitu melakukan latihan pemanasan, latihan inti serta latihan pendinginan atau latihan penutup. Responden juga memiliki berat badan yang normal sehingga memudahkan kerja jantung. Z

5 Senam aerobik juga dapat merilekskan pembuluh-pembuluh darah penurunan tekanan darah juga dapat terjadi akibat aktivitas memompa jantung berkurang. Otot jantung pada orang yang rutin berolahraga sangat kuat, maka otot jantung dari individu yang rajin berolahraga berkontraksi lebih sedikit dari pada otot jantung orang yang jarang berolahraga untuk memompakan volume darah yang sama. Karena latihan aktivitas fisik senam aerobik dapat menyebabkan penurunan denyut jantung maka akan menurunkan cardiac output, yang pada akhirnya menyebabkan penurunan tekanan darah. Peningkatan efisiensi kerja jantung dicerminkan dengan penurunan tekanan sistolik, sedangkan penurunan tahanan perifer dicerminkan dengan penurunan tekanan diastolik (Harber, 2009). Senam aerobik dapat melemaskan pembuluh-pembuluh darah, sehingga tekanan darah menurun, sama halnya dengan melebarnya pipa air akan menurunkan tekanan air. Latihan senam aerobik juga dapat menyebabkan aktivitas saraf, reseptor hormon, dan produksi hormon-hormon tertentu menurun. Bagi penderita hipertensi senam aerobik tetap cukup aman untuk senam aerobik yang dapat menurunkan tekanan sistolik maupun diastolik pada orang yang mempunyai tekanan darah tinggi tingkat ringan. Olahraga aerobik menimbulkan efek seperti: beta blocker yang dapat menenangkan sistem saraf simpatik dan melambatkan denyut jantung. Senam aerobik yang dilakukan akan mengurangi kadar hormon norepinefrin (noradrenalin) dalam tubuh, yakni zat yang dikeluarkan sistem saraf yang dapat menaikkan tekanan darah (Nanny Selamiharja: http://www.indomedia.com). KETERBATASAN PENELITIAN Penelitian ini tidak terlepas dari keterbatasan yang dimiliki peneliti diantaranya terdapat faktor-faktor yang tidak di kendalikan yaitu konsumsi garam, sters sehingga apabila tidak terkontrol maka dapat meyebabkan tekanan darah responden meningkat atau tetap. SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dengan judul pengaruh senam aerobik terhadap Tekanan darah ibu-ibu penderita hipertensi di Desa Kwarasan Nogotirto Sleman Yogyakarta maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

6 1. Hasil pengukuran rerata tekanan darah sistolik responden sebelum senam aerobik yaitu 145.18 mmhg pada ibu-ibu penderita hipertensi dan setelah melakukan senam aerobik selama 4 minngu rerata tekanan darah sistolik yaitu 130.67 mmhg. 2. Hasil pengukuran rerata tekanan darah diastolik responden sebelum senam aerobik yaitu 92.60 mmhg pada ibu-ibu penderita hipertensi setelah melakukan senam aerobik selama 4 minggu rerata tekanan darah diastolik yaitu 84.07 mmhg 3. Pada pengujian statistik uji non parametrik Wilcoxon Signed Rank Test di peroleh nilai Z hitung pada tekanan darah sistolik sebesar -3.264 dan Asym. Sig sebesar 0,001. Hasil analisa pada tekanan darah diastolik di peroleh nilai Z hitung sebesar -3.543 dan Asym. Sig sebesar 0,000 hal ini menunjukkan bahwa tekanan darah sistolik dan diastolik memiliki nilai p<0,05 maka dapat di simpulkan bahwa senam aerobik berpengaruh terhadap penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik. SARAN Berdasarkan kesimpulan hasil penelelitian diatas, saran-saran yang dapat di berikan sebagai berikut: 1. Bagi Ilmu Pengetahuan Tenaga kesehatan khususnya konselor lebih aktif dalam memberikan pendidikan kesehatan dan penyuluhan tentang pentingnya penurunan hipertensi dengan cara senam aerobik. Untuk sarana pelayanan keperawatan sendiri implikasi keperawatan yang digunakan ialah senam aerobik dapat digunakan untuk terapi hipertensi sesuai dengan standar operasional prosedur yang tertera. 2. Bagi Responden Penderita hipertensi dapat menjadikan senam aerobik sebagai salah satu alternatif dalam mengatasi penyakit hiperensi, disamping penggunaan obat antihipertensi. 3. Bagi Perawat Diharapkan dapat menerima informasi ini secara ilmiah sehingga dapat menambah pengetahuan perawat khususnya untuk terapi non farmakologi dengan menggunakan senam aerobik untuk menurunkan tekanan darahnya.

7 4. Kepada peneliti selanjutnya Penelitian ini dapat menjadi referensi dan sumber rujukan untuk penelitian selanjutnya dan dapat menjadi suatu masukan bagi peneliti lain untuk dapat mengembangkan penelitian tentang senam, dalam mengatasi hipertensi khususnya senam aerobik. DAFTAR PUSTAKA Adib, M. (2009). Cara Mudah Memahami dan Menghindari Hipertensi, Jantung dan Stroke. Dianloka Pustaka. Yogyakarta. Armiatin.( 2013). Rantai Efek Peningkatan Mutu dalam Keselamatan Ibu dananak. Artikel Publikasi 4 maret 2013. Diakses pada 11 maret 2011. Harber, P.M., & Scoot, T. (2009). Aerobic exercise training improves whole muscle and single Myofiber size and function in older woman. Journal Physical Regular Integral Company Physical, Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi penelitian kesehatan. PT Rineka Cipta. Jakarta. Nanny Selamiharja. Hipertensi Terkendali, Stroke Tak Terjadi. http://www.indomedia.com/intisari/1999/september/hipertensi.htm (online 14 Juni 2015) Ririn. (2008). Hipertensi. Diakses Tanggal 16 September 2014. Http://yienmail.wordpress.com/2008/11/19/hipertensi/ Soeryoko, Hery (2010). 20 Tanaman Obat Terpopuler Penurun Hipertensi. Penerbit C.V ANDI OFFSET : Yogyakarta. Sugiono. (2010). Statistika Untuk Penelitian. CV Alfabeta. Bandung. Sudoyo, A.W., setiohadi, B.,Awali, I., K Simadibrata, M., dan Setiati, S., (2006). Ilmu Penyakit Dalam, pusat penerbitan dapartemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. jakarta Susanto, (2008). Latihan senam Aerobik untuk kesehatan. Edisi 1. Ghalia Indonesia Printing. Jakarta.