PENAMBAHAN REAKTOR PLASMA DBD (DIELECTRIC-BARRIER DISCHARGE)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. campuran beberapa gas yang dilepaskan ke atmospir yang berasal dari

I. PENDAHULUAN. Motor bensin dan diesel merupakan sumber utama polusi udara di perkotaan. Gas

ANALISA EMISI GAS BUANG MESIN EFI DAN MESIN KONVENSIONAL PADA KENDARAAN RODA EMPAT

KAJIAN EKSPRIMENTAL PENGARUH BAHAN ADITIF OCTANE BOSTER TERHADAP EMISI GAS BUANG PADA MESIN DIESEL

KAJIAN EKSPERIMENTAL TENTANG PENGARUH INJEKSI UAP AIR PADA SALURAN INTAKE DAN EXHAUST TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN 2 LANGKAH 110 CC

CATALITYC CONVERTER JENIS KATALIS KAWAT KUNINGAN BERBENTUK SARANG LABA-LABA UNTUK MENGURANGI EMISI KENDARAAN BERMOTOR

BAB I PENDAHULUAN. udara terbesar mencapai 60-70%, dibanding dengan industri yang hanya

BAB I PENDAHULUAN. Emisi dari pembakaran bahan bakar fosil mengandung berbagai macam polutan yang

ANALISIS PERBANDINGAN KADAR GAS BUANG PADA MOTOR BENSIN SISTEM PENGAPIAN ELEKTRONIK (CDI) DAN PENGAPIAN KONVENSIONAL

PENGARUH MEDAN ELEKTROMAGNET TERHADAP EMISI GAS BUANG PADA MOTOR BENSIN 4 TAK 1 SILINDER

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari saluran pembuangan kendaraan bermotor, sehingga industri industri

PENGARUH VARIASI LARUTAN WATER INJECTION PADA INTAKE MANIFOLD TERHADAP PERFORMA DAN EMISI GAS BUANG SEPEDA MOTOR

BAB II LANDASAN TEORI. didalam udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari

BAB I PENDAHULUAN.

KAJI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN MEDAN MAGNET TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN CATALYTIC CONVERTER TERHADAP EMISI GAS BUANG PADA MOTOR YAMAHA Rx-King TAHUN PEMBUATAN 2006

VARIASI PENGGUNAAN IONIZER DAN JENIS BAHAN BAKAR TERHADAP KANDUNGAN GAS BUANG KENDARAAN

PENGARUH PEMANASAN BAHAN BAKAR PADA RADIATOR TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN KADAR EMISI GAS BUANG DAIHATSU HIJET Suriansyah Sabaruddin 1)

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN FILTER ASAP PADA INCINERATOR SAMPAH (RJ01)

BAB I PENDAHULUAN. berpacu untuk menginovasi produk produk kendaraan yang mereka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ma ruf Ridwan K

KONTROL SISTEM BAHAN BAKAR PADA ELECTRONIC FUEL INJECTION (EFI) Oleh Sutiman, M.T

BAB III METODE PENGUJIAN DAN PEMBAHASAN PERHITUNGAN SERTA ANALISA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas lingkungan yang baik merupakan hal penting dalam menunjang kehidupan manusia di dunia.

Pengaruh Penambahan Senyawa Acetone Pada Bahan Bakar Bensin Terhadap Emisi Gas Buang

Pemanfaatan Elektrolisis Sebagai Alternatif Suplemen Bahan Bakar Motor Diesel Untuk Mengurangi Polusi Udara

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu campuran komplek antara hidrokarbon-hidrokarbon sederhana

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang .

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PEMANASAN BAHAN BAKAR DENGAN RADIATOR SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KINERJA MESIN BENSIN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

CATALYTIC CONVERTER BERBAHAN TEMBAGA BERBENTUK SARANG LABA-LABA UNTUK MENGURANGI EMISI GAS BUANG PADA SUPRA X 125

EMISI GAS CARBON MONOOKSIDA (CO) DAN HIDROCARBON (HC) PADA REKAYASA JUMLAH BLADE TURBO VENTILATOR SEPEDA MOTOR SUPRA X 125 TAHUN 2006

BAB I PENDAHULUAN. orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan

KONTRIBUSI BENGKEL SEBAGAI LEMBAGA UJI EMISI KENDARAAN BERMOTOR DALAM MENGURANGI POLUSI UDARA DARI KENDARAAN BERMOTOR

BAB IV ANALISA DATA DAN PERHITUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya pembangunan fisik kota dan pusat-pusat industri, kualitas udara

berbagai cara. Pencemaran udara terutama datang dari kendaraan bermotor, industri,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Setiawan M.B., et al., Pengaruh Molaritas Kalium Hidroksida Pada Brown Hasil Elektrolisis Terhadap.


PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN BAKAR SOLAR, BIOSOLAR DAN PERTAMINA DEX TERHADAP PRESTASI MOTOR DIESEL SILINDER TUNGGAL

PENGARUH LETAK MAGNET TERHADAP KONSUMSI BAHAN BAKAR DAN EMISI GAS BUANG PADA ELECTRONIC FUEL INJECTION PADA SEPEDA MOTOR ABSTRAK

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

PENGUJIAN PENGGUNAAN KATALISATOR BROQUET TERHADAP EMISI GAS BUANG MESIN SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH

BAB I PENDAHULUAN. beracun dan berbahaya terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. kendaraan bermotor dan konsumsi BBM (Bahan Bakar Minyak).

ANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN SISTEM HYBRID TERHADAP EFISIENSI DAN TINGKAT EMISI GAS BUANG PADA MOTOR BAKAR DIESEL SKRIPSI

ANALISIS PENCAMPURAN BAHAN BAKAR PREMIUM - PERTAMAX TERHADAP KINERJA MESIN KONVENSIONAL

PENGARUH PEMANASAN BAHAN BAKAR BIODIESEL (MINYAK JARAK-SOLAR) TERHADAP KANDUNGAN EMISI GAS BUANG MESIN DIESEL

Analisa Pengaruh Penggunaan Sensor Oksigen Terhadap Kandungan Emisi Gas Buang CO Dan HC

CONTOH SOAL UJIAN SARINGAN MASUK (USM) IPA TERPADU Institut Teknologi Del (IT Del) Contoh Soal USM IT Del 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Latar belakang Meningkatnya harga minyak mentah dunia secara langsung mempengaruhi harga bahan bakar minyak (BBM) di dalam negeri. Masyarakat selalu r

Journal of Electrical Electronic Control and Automotive Engineering (JEECAE)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PENGGUNAAN THREE WAY CATALYTIC CONVERTER TERHADAP EMISI GAS BUANG PADA KENDARAAN TOYOTA KIJANG INNOVA

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kota lebih banyak mencerminkan adanya perkembangan

BAB III DATA DAN PEMBAHASAN

PENGARUH SISTEM PEMBAKARAN TERHADAP JENIS DAN KONSENTRASI GAS BUANG PADA SEPEDA MOTOR

II. TEORI DASAR. kelompokaan menjadi dua jenis pembakaran yaitu pembakaran dalam (Internal

KARAKTERISTIK EMISI JELAGA MESIN DISEL MENGGUNAKAN VENTURI SCRUBBER EGR DENGAN BAHAN BAKAR SOLAR

BAB I PENDAHULUAN I-1

PENGARUH PENAMBAHAN ZAT ADITIF PADA BAHAN BAKAR TERHADAP EMISI GAS BUANG MESIN SEPEDA MOTOR

BAB I PENDAHULUAN. utama pencemaran udara di daerah perkotaan. Kendaraan bermotor merupakan

Imam Mahir. Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Jakarta Jalan Rawamangun Muka, Jakarta

4.1 Konsentrasi NO 2 Tahun 2011

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Hal ini disebabkan karena manusia memerlukan daya dukung unsur unsur

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

LAPORAN TUGAS AKHIR. PERUBAHAN CO YANG BERAKIBAT TERHADAP BATAS NYALA PADA MESIN AVANZA 1300 cc

KAJI EKSPERIMENTAL GEET REACTOR SEBAGAI PENGGANTI KARBURATOR DALAM UPAYA PERBAIKAN KADAR EMISI GAS BUANG MOTOR SATU SILINDER 4-TAK

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup lainnya (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41. Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara).

PENGARUH JENIS ALIRAN SILENCER MUFFLER KNALPOT TERHADAP TINGKAT KEBISINGAN DAN EMISI GAS BUANG PADA KENDERAAN RODA EMPAT KAPASITAS 1600 CC

II. TINJAUAN PUSTAKA. terjadinya perpindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lain.

PEGARUH SISTEM PEMBAKARAN TERHADAP JENIS DAN KONSENTRASI GAS BUANG PADA SEPEDA MOTOR

Emisi gas buang Sumber bergerak Bagian 1 : Cara uji kendaraan bermotor kategori M, N, dan O berpenggerak penyalaan cetus api pada kondisi idle

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan sektor transportasi berjalan sangat cepat. Perkembangan di bidang industri

Emisi gas buang Sumber bergerak Bagian 3 : Cara uji kendaraan bermotor kategori L Pada kondisi idle SNI

BAB IV HASIL DAN ANALISA. 4.1 Perhitungan konsumsi bahan bakar dengan bensin murni

M.Mujib Saifulloh, Bambang Sudarmanta Lab. TPBB Jurusan Teknik Mesin FTI - ITS Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kesehatan manusia. Hal ini disebakan karena gas CO dapat mengikat

UJI KERJA INJEKTOR TERHADAP PUTARAN DAN JENIS SEMPROTAN MENGGUNAKAN ALAT UJI INJEKTOR ABSTRAK

Pengaruh Penggunaan Bahan Bakar Biogas terhadap Emisi Gas Buang Mesin Generator Set. Influence Of Biogas Fuel Usage On Generator Set Exhaust Emission

Andersen Karel Ropa, Naif Fuhaid, Nova Risdiyanto Ismail, (2012), PROTON, Vol. 4 No 2 / Hal 1-4

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

PENGARUH EXHAUST GAS RECIRCULATION (EGR) TERHADAP PERFORMA DAN EMISI JELAGA MESIN DIESEL DIRECT INJECTION

BAB IV HASIL DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERENCANAAN MOTOR BAKAR DIESEL PENGGERAK POMPA

Seminar Nasional (PNES II), Semarang, 12 Nopember 2014

PROFIL VOLUME LALU LINTAS DAN KUALITAS UDARA AMBIEN PADA RUAS JALAN IR. SOEKARNO SURABAYA

ANALISA EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR 4 TAK BERBAHAN BAKAR CAMPURAN PREMIUM DENGAN VARIASI PENAMBAHAN ZAT ADITIF

ANALISIS GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR DENGAN MEDIA ABSORBSI KARBON AKTIF JENIS GAC DAN PAC

kesehatan. Udara sebagai komponen lingkungan yang penting dalam kehidupan perlu

Transkripsi:

PENAMBAHAN REAKTOR PLASMA DBD (DIELECTRIC-BARRIER DISCHARGE) PADA METODE SNCR (SELECTIVE NON-CATALYTIC REDUCTION) UNTUK REDUKSI EMISI GAS BUANG MOTOR DIESEL Sutoyo 1, M. Imron Rosyidi 2 1 Program Studi Mesin Otomotif FT UM-Magelang 2 Program Studi Teknik Industri FT UM-Magelang Jalan Mayjend. Bambang Sugeng Km.5 Magelang. Telp/Fax (+62)293 326 945 e-mail : ummsmart@yahoo.com Abstrak Kendaraan dengan motor diesel yang sudah tidak layak pakai masih banyak kita jumpai dipaksakan sebagai penggerak kendaraan. Sebagai contoh adalah motor diesel pada Truk dan Bus/ minibus angkutan umum yang sebagian besar kondisinya cukup memprihatinkan. Akibatnya adalah polusi udara yang disebabkan motor diesel tersebut cukup tinggi. Pengendalian polusi udara khususnya emisi motor diesel tentu saja sangat diperlukan demi menjaga kelestarian lingkungan dan kesehatan makhluk hidup. Salah satu caranya adalah dengan menambahkan treatmen ammonia (NH 3 ) dan water (H 2 O) yang disemprotkan ke saluran gas buang.. Teknologi dengan perlakuan reaksi kimia ini dikenal dalam dua jenis yaitu SCR (Selective Catalytic Reduction) yang menggunakan tambahan katalis (catalytic converter), dan SNCR (Selective Non-catalytic Reduction) yaitu sistem reduksi kimia tanpa katalis. Perkembangan teknologi yang lain yaitu pada bidang fisika berupa suatu reaktor Plasma yang salah satu jenisnya adalah DBD (Dielectric-barrier Discharge), reactor ini dapat mereaksikan senyawa-senyawa menjadi senyawa baru atau bahkan unsur yang lebih sederhana. Teknologi tersebut memungkinkan sebagai pengganti katalis. Tujuan dalam penelitian ini adalah membuat sebuah sistem untuk mereduksi salah satu emisi motor diesel yang memiliki unsur sama dengan oksidan amonia yaitu NOx. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah membuat campuran dengan komposisi 25% NH 3 dan 75% H 2 O untuk diinjeksikan ke saluran gas buang. Dalam temperatur gas yang tinggi maka akan terjadi reaksi kimia antara emisi NOx dengan campuran tersebut, selanjutnya gas buang akan melalui unit reaktor plasma sebagai pengganti fungsi katalis. Dari reaksi tersebut emisi NOx akan terurai menjadi molekul nitrogen, uap air, dan gas karbondioksida. Motor yang diuji adalah Diesel Engine 4 silinder VE Mitsubishi. Pengujian emisi dilakukan dengan tiga tahapan yaitu sebelum treatment, treatment SNCR, dan treatment SNCR-Plasma. Dalam pembahasan hasil tidak dilakukan pembandingan kadar emisi terhadap peraturan batasan emisi yang ditetapkan. Hal ini beralasan bahwa secara umum kadar emisi motor diesel sangat terkait dengan kondisi engine parts dan komponen sistem bahan bakar itu sendiri. Oleh sebab itu perlu dilakukan maintenance and repair sesuai prosedur untuk mencapai kondisi engine yang baik dan rendah emisi. Hasil pengujian menunjukkan bahwa kadar NOx sebelum treatment SNCR adalah 346 ppm, setelah menggunakan SNCR kadar turun menjadi 277 ppm dan terakhir dengan treatment SNCR-Plasma sedikit mengalami penurunan kembali mencapai 272 ppm. Kesimpulannya adalah produk penelitian ini terbukti mampu mereduksi 21,4% emisi NOx dari gas buang motor diesel. Dengan demikian pengembangan penelitian terkait pemanfaatan SNCR dan Plasma lebih lanjut perlu dilakukan Kata kunci : Dielectric-Barrier Discharge; SNCR; Nox; Ammonia. Pendahuluan Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk cukup besar dengan tingkat mobilitas yang tinggi. Dapat dilihat pada aktivitas jalan raya setiap hari yang semakin padat menunjukkan adanya peningkatan lalu lintas pengguna alat transportasi. Dengan demikian alat transportasi menjadi cukup banyak baik dalam sisi jumlah maupun ragamnya. Berbeda dengan kendaraan tradisional yang ramah lingkungan, maka motormotor penggerak akan menghasilkan efek polusi udara yang tinggi. Polusi udara tersebut berasal dari kerja motor, dimana sebagian besar alat transportasi saat ini menggunakan motor-motor pembakaran dalam (internal combustion engines). Salah satu jenis dari motor pembakaran dalam adalah motor diesel (diesel engine) atau disebut juga motor CI (compression ingnition). Sebagai motor penggerak, motor diesel memiliki emisi gas buang yang berbahaya bagi kesehatan makhuk hidup. M-36

Kendaraan dengan motor-motor diesel yang sudah tidak layak pakai masih banyak kita jumpai dipaksakan sebagai penggerak kendaraan. Sebagai contoh adalah motor diesel pada Truk dan Bus/ minibus angkutan umum yang sebagian besar kondisinya cukup memprihatinkan terlihat dari kepekatan asap gas buangnya. Akibatnya adalah polusi udara yang disebabkan motor diesel tersebut cukup tinggi. Pengendalian polusi udara khususnya emisi motor diesel tentu saja sangat diperlukan demi menjaga kelestarian lingkungan dan kesehatan makhluk hidup. Sampai saat ini telah dikenal berbagai upaya teknologi untuk mereduksi emisi motor diesel. Sebagai contoh dengan menambahkan treatmen ammonia (NH 3 ) dan water (H 2 O) yang disemprotkan ke saluran gas buang. Cara ini pernah dikembangkan pada motor diesel untuk generator industri dan beberapa stasiun pembangkit tenaga. Teknologi dengan perlakuan reaksi kimia ini dikenal dalam dua jenis yaitu SCR (Selective Catalytic Reduction) yang menggunakan tambahan katalis (catalytic converter), dan SNCR (Selective Non-catalytic Reduction) yaitu sistem reduksi kimia tanpa katalis (Gambar 1). Gambar 1. Sistem SNCR Pada sisi lain perkembangan teknologi pada bidang fisika berupa suatu reaktor plasma yang dapat mereaksikan senyawa-senyawa menjadi senyawa baru atau bahkan unsur yang lebih sederhana. Teknologi tersebut dikenal dengan Reaktor Plasma yang salah satu jenisnya adalah DBD (Dielectric-barrier Discharge) seperti terlihat pada Gambar 2. Reaktor plasma DBD menjanjikan sebagai pengganti fungsi katalis converter. Gambar 2. Konsep Plasma DBD Proses reduksi emisi dengan treatmen senyawa ammonia (NH 3 ) dan water (H 2 O) pada metode SNCR memungkinkan diterapkan pada alat transportasi. Sedangkan penambahan reaktor plasma DBD akan membantu proses reaksi kimia antara senyawa oksidan (amoniak dan air) dengan senyawa beracun (emisi gas buang motor diesel). Dengan penerapan kedua teknologi di atas diharapkan akan menurunkan tingkat polusi udara khususnya emisi dari beberapa jenis kendaraan bermotor diesel. Injektor Aliran emisi gas buang Elektroda Probe HV Coil Pencampur amonia+air Control unit Pompa Gas analyzer Gambar 3. Skema treatment emisi NO x Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah membuat campuran dengan komposisi 25% NH 3 dan 75% H 2 O untuk diinjeksikan ke saluran gas buang. Amonia yang didapatkan merupakan senyawa tak murni yaitu (NH 2 )2CO. Hasil campuran tersebut akan menjadi senyawa seperti diperlihatkan pada Persamaan 1. ( )2 + 2 + (1) M-37

Dalam temperatur gas yang tinggi maka akan terjadi reaksi kimia antara emisi NO x dengan campuran tersebut, selanjutnya gas buang akan melalui unit reaktor plasma sebagai pengganti fungsi katalis. 4 + 4( )2 + 4 7 + 12 + 4 (2) Dari reaksi tersebut emisi NO x akan terurai menjadi molekul nitrogen, uap air, dan gas karbondioksida (Persamaan 2).Motor yang diuji adalah Diesel Engine 4 silinder VE Mitsubishi. Pengujian emisi dilakukan dengan tiga tahapan yaitu sebelum treatment, treatment SNCR, dan treatment SNCR-Plasma. Gambar 3 memperlihatkan skema pengujian penelitian treatment terhadap emisi NO x. Penelitian ini mengambil tempat di laboratorium Motor Bensin dan Diesel Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Magelang. Sebagai tahapan penelitian maka sistem SNCR dan reaktor plasma akan dibuat dalam sebuah unit knalpot dengan desain yang memungkinkan dipasang pada saluran exhaust manifold motor diesel yang diuji. Motor diesel dinyalakan beberapa saat sampai mencapai temperatur kerja. Pada tahap selanjutnya motor diesel dijaga konstan pada ± 1500 RPM dan dilakukan uji emisi tanpa treatment, dengan treatment SNCR, dan terakhir dengan treatment SNCR-Plasma. Pada unit SNCR maka campuran air dan amonia akan dipompa berkala setiap 20 detik sejumlah 5 cc. Pembahasan Hasil pengujian yang diamati dari hasil pengujian emisi menggunakan gas analyzer MRU OPTIMA 7 menunjukkan rerata pengurangan kadar emisi yang signifikan. Selain kadar NO x maka emisi lain yang dapat diamati dari printout alat uji adalah kadar karbon monoksida (CO). Gambar 4 memperlihatkan grafik penurunan kadar emisi CO berdasarkan treatment yang dilakukan. Gambar 4. Grafik emisi CO Penurunan emisi CO tertinggi dicapai setelah kedua sistem SNCR dan Plasma difungsikan. Nilai penurunan tersebut dari nilai 108 ppm (100%) menjadi 59 ppm (54,6%) yaitu berkurang sebesar 45,4%. Dalam penelitian ini CO bukan merupakan objek penelitian yang dituju sehingga tidak dilakukan analisa hubungan treatment terkait dengan perubahan kadarnya dalam gas buang. Pembahasan utama adalah emisi NO x yang dalam hal ini memiliki pengertian kadar emisi NO dan NO 2 yang terbentuk dari reaksi nitrogen dan oksigen dalam pembakaran. Penurunan kadar NO diperlihatkan Gambar 5, dimana penggunaan treatment mampu menurunkan nilainya hingga 259 ppm atau turun 21,5 % dari nilai tanpa treatment. Gambar 5. Grafik emisi NO M-38

Penurunan kadar NO x diperlihatkan Gambar 6, dimana penggunaan treatment mampu menurunkan nilainya hingga 272 ppm atau turun 21,4 % dari nilai tanpa treatment. Penurunan tersebut setara dengan penurunan nilai NO. Gambar 6. Grafik emisi NO x Secara teoritis seharusnya sistem SNCR mampu mengurangi emisi gas NO x sebesar 75-98%. Jika dibandingkan maka hasil penelitian ini hanya menurunkan 21,4 % jauh lebih kecil dari beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan. Kemungkian penyebabnya adalah terletak pada keefektifan SNCR yang dipengaruhi oleh rasio campuran, temperatur gas buang, lama reaksi, kecepatan alir campuran yang diinjeksikan dan optimalisasi pengkabutan [6]. Tabel. 1. Temperatur gas buang terukur Perlakuan Temperatur gas buang ( C) CO 2 (%) No treatment 257 11,8 5,2 SNCR 250 12,1 4,8 SNCR-Plasma 250 12,3 4,6 Perubahan nilai NO x antara treatment SNCR dengan SNCR-Plasma tidak terlalu signifikan. Hal ini dapat disebabkan karena efek plasma yang dihasilkan reaktor tidak maksimal. Selain itu desain knalpot yang hanya memiliki dimensi pendek ±1,56 meter menyebabkan gas buang lebih cepat keluar ke udara bebas sehingga waktu reaksi yang singkat berdampak reduksi tidak optimal. Gambaran kondisi gas buang yang diukur dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1. Penambahan injeksi campuran amonia dan air menyebabkan penurunan temperatur gas buang hingga 7 C. Dari data tersebut diketahui pula bahwa kadar CO 2 naik sebesar 0,5% sedangkan O 2 turun 0,4%. Kesimpulan dan Saran Dalam menarik kesimpulan dari hasil penelitian tidak dilakukan pembandingan kadar emisi terhadap peraturan batasan emisi yang ditetapkan. Hal ini beralasan bahwa secara umum kadar emisi motor diesel sangat terkait dengan kondisi engine parts dan komponen sistem bahan bakar itu sendiri. Oleh sebab itu perlu dilakukan maintenance and repair sesuai prosedur untuk mencapai kondisi engine yang baik dan rendah emisi. Hasil pengujian menunjukkan bahwa kadar NO x sebelum treatment SNCR adalah 346 ppm, setelah menggunakan SNCR kadar turun menjadi 277 ppm dan terakhir dengan treatment SNCR-Plasma sedikit mengalami penurunan kembali mencapai 272 ppm. Kesimpulannya adalah produk penelitian ini terbukti mampu mereduksi 21,4% emisi NOx dari gas buang motor diesel. Dengan demikian pengembangan penelitian terkait pemanfaatan SNCR dan Plasma lebih lanjut perlu dilakukan. Saran untuk pengembangan penelitian lebih lanjut terletak pada optimalisasi reaksi emisi dengan campuran oksidan (amonia dan air) dengan memperhatikan rasio campuran tersebut, temperatur gas buang, lama reaksi, kecepatan alir campuran yang diinjeksikan dan optimalisasi pengkabutan. Selain itu desain reaktor plasma dapat dibuat lebih maksimal sehingga menghasilkan elektron-elektron berenergi tinggi yang lebih kuat untuk membantu reaksi kimia dalam reduksi emisi. Daftar Pustaka 1. CATC, 1999, Nitrogen Oxides (NO X ), why and how they are controlled, EPA-TECHNICAL BULLETIN, EPA-456/F-99-006 2. Depmsey, P., 2008, Throuble Shooting and Repairing Diesel Engine, 4th edition, Mc Graw Hill, USA O 2 (%) M-39

3. Istadi, 2006, Aplikasi Teknologi Hibrid Katalisis-Plasma Dalam Pengembangan Reaktor Kimia Masa Depan, Buletin of CREC, Vol.1,No.2 4. Istadi and N.A.S. Amin., 2007, Catalytic-Dielectric Barrier Discharge Plasma Reactor For Methane and Carbon Dioxide Conversion, Buletin of CREC, Vol.2,No.2-3 5. Nur, M., 2007, Usaha Mengurangi Global Warming Melalui Inovasi Knalpot Anti Polusi Berteknologi Plasma : penerapan pada kendaraan bermotor roda dua, RIPTEK, Vol.1, No.1 6. PT.Timah (persero) Tbk. Laporan Keberlanjutan 2008 7. Zang, J., _, Diesel Emission Technology Part II of Automotive After-treatment System, http://bowmannz.com. Online 18 November 2011 M-40