ARSENIK ARSENIC. Frasa Risiko, Frasa Keamanan dan Tingkat Bahaya Peringkat NFPA (Skala 0-4):

dokumen-dokumen yang mirip
MINYAK BIJI GANJA CANNABIS SATIVA SEED OIL

ARSENIK TRIOKSIDA ARSENIC TRIOXIDE

AMONIUM PARA-MOLIBDAT AMMONIUM PARA-MOLYBDATE

AMONIUM OKSALAT MONOHIDRAT AMMONIUM OXALATE MONOHYDRATE

1,2-DIBROMO-1,1-DIFLUOROETHANE 1,2-DIBROMO-1,1-DIFLUOROETANA

KARBOWAKS 300 CARBOWAX 300

1,4-DIKLOROBENZEN-D4 1,4-DICHLOROBENZENE-D4

SEMEN ALUMINA KIMIA CEMENT, ALUMINA, CHEMICALS

SELENIUM ASPARTAT SELENIUM ASPRATATE

BRUSIN SULFAT BRUCINE SULFATE

1,2-DIBROMO-3-KLOROPROPANA 1,2-DIBROMO-3-CHLOROPROPANE

SODIUM BROMAT SODIUM BROMATE

BROMASIL BROMASIL. 1. N a m a. Golongan Heterocyclic, nitrogen, halogen, aromatic

BENDIOKARB BENDIOCARB

ALIZARIN ALIZARINE. 1. N a m a. 2. Sifat Fisika Kimia. Golongan senyawa anorganik

KALSIUM KARBONAT CALCIUM CARBONATE

MINYAK JARAK CASTOR OIL

PARASETAMOL ACETAMINOPHEN

PROPILEN KARBONAT PROPYLENE CARBONATE

N - Heptana. N - heptane

KRISOIDIN ( JINGGA BASA 2 ) CHRYSOIDINE (C.I. BASIC ORANGE 2)

TRANSFLUTRIN TRANSFLUTHRIN

KALSIUM HIPOKLORIT CALCIUM HYPOCHLORITE

BRODIFAKUM BRODIFACOUM

POLIVINIL ASETAT POLYVINYL ACETATE

ASAM TARTARAT TARTARIC ACID

RHODAMIN B RHODAMINE B

ISOPROPIL MIRISTAT ISOPROPYL MYRISTATE

BUTIL FENIL METIL KARBAMAT BUTHYL PHENYL METHYL CARBAMATE (BPMC)

SERAT KERAMIK CERAMICS FIBER

AMIL ALKOHOL AMYL ALCOHOL

ASAM ANTRANILAT ANTHRANILIC ACID

BUTIL BENZIL FTALAT BUTYL BENZYL PHTHALATE

KALSIUM SIANAMIDA CALCIUM CYANAMIDE

AMMONIUM IODIDA AMMONIUM IODIDE

2,3,7,8 TETRAKLORODIBENZO P - DIOKSIN 2,3,7,8 TETRACHLORODIBENZO P DIOXIN

ATROPIN SULFAT ATROPINE SULPHATE

PIPERONAL PIPERONAL. 1. N a m a Golongan Aldehida, Heterosiklik

Asam Maleat MALEIC ACID

SODIUM HIPOKLORIT SODIUM HYPOCHLORITE

Polietilen Tereftalat (PET)

ASPIRIN ACETYL SALICYLIC ACID

KALIUM HIDROKSIDA POTASSIUM HYDROXIDE

KALSIUM KARBIDA CALCIUM CARBIDE

BENOMIL BENOMYL. 1. N a m a. 2. Sifat Fisika Kimia. Golongan Karbamat heterosiklik. Sinonim / Nama Dagang

DISODIUM OXALATE. Sinonim / Nama Dagang (1,2,3,8) Ethanedioic acid, disodium salt; Oxalic acids, disodium salt; Disodium Sodium oxalate.

ASAM ADIPAT ADIPIC ACID

LEMBAR DATA KESELAMATAN

SODIUM SULFIT SODIUM SULFITE

KARBON DIOKSIDA CARBON DIOXIDE

AMONIUM NITRAT AMMONIUM NITRATE

ASAM SALISILAT SALICYLIC ACID

PIRIDIN PYRIDINE. 2. Sifat Fisika Kimia (1,4,5,6) Nama Bahan Piridin Deskripsi

PT. TRIDOMAIN CHEMICALS Jl. Raya Merak Km. 117 Desa Gerem Kec. Grogol Cilegon Banten 42438, INDONESIA Telp. (0254) , Fax.

LEMBAR DATA KESELAMATAN

ISOAMIL ASETAT ISOAMYL ACETATE

LEMBAR DATA KESELAMATAN

ASAM BORAT BORIC ACID

LEMBAR DATA KESELAMATAN

DIETILTOLUAMIDA N,N-DIETHYLTOLUAMIDE

LEMBAR DATA KESELAMATAN

Material Safety Data Sheet. : Resin Pinus Oleo

TIMBAL ASETAT LEAD ACETAT

LEMBAR DATA KESELAMATAN

PT. TRIDOMAIN CHEMICALS Jl. Raya Merak Km. 117 Desa Gerem Kec. Grogol Cilegon Banten 42438, INDONESIA Telp. (0254) , Fax.

KALOMEL CALOMEL. 1. N a m a Golongan Garam anorganik

ALUMUNIUM N a m a Golongan Sinonim / Nama Dagang Nomor Identifikasi : Sifat Fisika Kimia Nama bahan Deskripsi

2,4,5-TRIKLOROFENOL 2,4,5-TRICHLOROPHENOL

PENTAERITRITOL PENTAERYTHRITOL

Material Safety Data Sheet (MSDS) Benzena BAGIAN 1: KIMIA IDENTIFIKASI PRODUK DAN PERUSAHAAN

KARBON HITAM CARBON BLACK

Data Keracunan Rumah Sakit Tahun

BESI (II) GLUKONAT ANHIDRAT FERROUS GLUCONATE, ANHYDROUS

AlCl₃ (Aluminium Klorida) Ishmar Balda Fauzan ( ) Widya Fiqra ( ) Yulia Endah Permata ( )

LEMBAR DATA KESELAMATAN

IDENTIFIKASI BAHAYA B3 DAN PENANGANAN INSIDEN B3

ALUMINIUM HIDROKSIDA ALUMINUM HYDROXIDE

ISOOKTANA ISOOCTANE. 2. PENGGUNAAN Digunakan dalam menentukan bilangan oktan bahan bakar, sebagai pelarut. (2)

TOKSIKOLOGI BEBERAPA ISTILAH. Toksikologi Toksisitas Toksin / racun Dosis toksik. Alfi Yasmina. Sola dosis facit venenum

MERKURI MERCURY. Sinonim / Nama Dagang (5, ) Air raksa (Liquid Silver); logam merkuri (Metal Silver); Hydrargyrum; Quick Silver, Colloidal Mercury

PAPARAN PESTISIDA DI LINGKUNGAN KITA

Material Safety Data Sheet

MELAMIN MELAMINE (1, 2, 3, 5, 6, 8)

11/9/2011 TOKSIKOLOGI. Alfi Yasmina BEBERAPA ISTILAH. Toksikologi Toksisitas Toksin / racun Dosis toksik. Sola dosis facit venenum

LEMBAR DATA KESELAMATAN

Lenkote Alkali Resisting Primer

VINIL ASETAT VINIYL ACETATE

T-BUTIL ALKOHOL T-BUTYL ALCOHOL

WASPADAI BAHAYA ASAM KUAT DALAM PRODUK YANG DIGUNAKAN DI RUMAH TANGGA

HEKSAKLOROBENZEN HEXACHLOROBENZENZE

KAPTAN CAPTAN. 1. N a m a. 2. Sifat Fisika Kimia. Golongan Thioftalimida; Sulfenimida

PROPOKSUR PROPOXUR. 2. PENGGUNAAN Insektisida untuk mengontrol nyamuk penyebab malaria (12).

PROPILEN GLIKOL PROPYLENE GLYCOL

NATRIUM TIOSULFAT SODIUM THIOSULFATE

: Prevathon 50 SC Insektisida

Material Safety Data Sheet MAXFORCE Forte Gel0,05 20X(4X30GR) BOX 4 Nopember 2012

ALIL ALKOHOL. Alil Alcohol

LEMBARAN DATA KESELAMATAN BAHAN menurut Peraturan (UE) No. 1907/2006

Lem Vip. Lembar Data Keselamatan. 1. Deskripsi Produk dan Perusahaan : 2. Identifikasi Bahaya : 3. Komposisi / Informasi dari zat zat yang digunakan :

Material Safety Data Sheet Alpha-Pinene

Transkripsi:

ARSENIK ARSENIC 1. N a m a Golongan Logam Sinonim / Nama Dagang Arsenic black, arsenicals, arsenic-75, colloidal arsenic, grey arsenic, metallic arsenic Nomor Identifikasi : Nomor CAS : 7440-38-2 Nomor EINECS : 231-148-6 Nomor RTECS : CG0525000 Nomor EC : 033-001-00-X UN : 1558 ICSC : 0013 2. Sifat Fisika Kimia Nama bahan Arsen Deskripsi Berbentuk serbuk atau pelet, berwarna abu-abu metalik, tidak berbau, berat molekul: 74,92 g/mol; titik didih: tidak tersedia; titik lebur: 817 C; titik sublimasi: 615ºC. Kerapatan= 5,7 g/cm 3. Tidak larut dalam air. Rumus molekul: As. Frasa Risiko, Frasa Keamanan dan Tingkat Bahaya Peringkat NFPA (Skala 0-4): (4, 5) Kesehatan 3 = Tingkat keparahan sangat tinggi Kebakaran 1 = Dapat terbakar Reaktivitas 2 = Reaktif Klasifikasi EC: T N = Beracun = Berbahaya untuk lingkungan

R 23/25 R 50/53 S (1/2) S 20/21 S 28 S 45 S 60 S 61 = Beracun bila terhirup dan tertelan = Sangat beracun bagi organisme perairan, dapat menyebabkan efek yang merugikan jangka panjang di lingkungan perairan = Jaga agar wadah pada posisi menghadap ke atas dan jauhkan dari jangkauan anak-anak = Jika sedang menggunakan bahan ini jangan makan, minum atau merokok = Setelah kontak dengan kulit, cuci segera dengan air yang banyak (lihat label pada kemasan bahan) = Jika terjadi kecelakaan atau jika anda tidak sehat, jika memungkinkan segera bawa ke dokter/rumah sakit/puskesmas (perlihatkan label kemasan) = Bahan ini dan wadahnya harus dibuang sebagai limbah berbahaya = Hindari/cegah pembuangan ke lingkungan. Rujukan pada lembar dara keamanan/instruksi khusus 3. Penggunaan Pada metalurgi sebagai bahan pengeras tembaga, timbal, atau senyawa bukan besi lainnya; sebagai body solder pada bidang otomotif. Pada bahan semikonduktor. Pada proses pembuatan gelas jenis low-melting. Pada bahan pengawet kayu, herbisida dan pestisida. (3) 4. Identifikasi Bahaya Risiko utama dan sasaran organ Bahaya utama terhadap kesehatan: -. Organ sasaran: ginjal, paru-paru, sistem saraf pusat, dan membran mukosa. Rute paparan Paparan jangka pendek Terhirup Jika terhirup, bahan ini dapat menyebabkan iritasi pada saluran pernafasan. Kontak dengan kulit

Dapat menyebabkan iritasi. Kontak dengan mata Dapat menyebabkan iritasi. Tertelan Jika tertelan, dapat menyebabkan efek terhadap saluran pencernaan, sistem kardiovaskuler, sistem saraf pusat, dan ginjal. Efek yang terjadi meliputi gastroenteritis berat, kehilangan cairan tubuh dan elektrolit, gangguan jantung, syok, kejang dan gangguan ginjal. Paparan jangka panjang Terhirup Kontak dengan kulit Paparan yang panjang atau berulang dapat menimbulkan dermatitis. Bahan ini dapat memiliki efek terhadap membran mukosa, kulit, sistem saraf perifer/tepi, hati, dan sumsum tulang, dapat menimbulkan hiperpigmentasi, hiperkeratosis, perforasi septum nasal, neuropati, gangguan hati, dan anemia. Kontak dengan mata Tertelan 5. Stabilitas dan reaktivitas Reaktivitas Tancampurkan Arsenik dengan Halogen Kondisi asam Pengoksidasi (kuat) Bahaya dekomposisi Polimerisasi : Stabil pada tekanan dan suhu normal : halogen, asam, bahan pengoksidasi : Dapat menyebabkan reaksi yang hebat : Dapat menyebabkan reaksi yang hebat : Dapat menyebabkan reaksi yang hebat : Produk dekomposisi termal: oksida metalik : Tidak terpolimerisasi. 6. Penyimpanan

Simpan dan tangani sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan standard yang berlaku. Simpan pada ruangan yang jauh dari sumber air atau saluran pembuangan Jauhkan dari sumber nyala atau panas Jauhkan dari bahan tancampurkan Jauhkan dari jangkauan anak-anak Jauhkan dari makanan, minuman, dan bahan makanan hewan. 7. Toksikologi Toksisitas Data pada manusia : Penelanan sejumlah 100-300 mg arsenik trivalent dapat berakibat fatal. Batas terendah toksisitas pada manusia adalah 0,05 mg/kg, dimana dosis ini dihubungkan dengan kejadian distress saluran cerna pada individu. Data pada hewan LD 50 oral tikus (rat), akut: 763 mg/kg. LD 50 oral mencit, akut: 145 mg/kg, LD50 intraperitoneal tikus (rat): 13 mg/kg, LD50 intraperitoneal mencit: 46 mg/kg. Karsinogenik ACGIH: A1 diklasifikasikan sebagai karsinogen pada manusia. Mutagenik Tidak tersedia data. Teratogenik Tidak tersedia data. Data Reproduksi Dicurigai merusak fertilitas atau menyebabkan keguguran. Informasi Ekologi Sangat toksik terhadap kehidupan perairan. 8. Efek Klinis Keracunan akut

Terhirup Iritasi saluran pernafasan, berupa batuk, nyeri tenggorok, nafas dangkal, tubuh lemah, gejala lainnya serupa dengan efek klinis keracunan akut melalui penelanan. Kontak dengan kulit Sama seperti pada keracunan akut terhirup, iritasi, kulit kemerahan. Kontak dengan mata Iritasi dan kemerahan. Tertelan Nafas berbau seperti bawang, dapat kita konfirmasi dengan pemeriksaan cairan lambung dan juga feses yang mengandung arsen. Gejala saluran cerna dapat berupa mual, muntah, nyeri perut, dan diare. Setelah 1-2 hari kemudian, dapat ditemukan dampak dari arsen inorganik terhadap organ lainnya. Gejala kardiovaskular: hipotensi, takikardia, syok, dan kematian. Dapat terjadi asidosis metabolik dan rhabdomiolisis. Gejala dapat berkembang menjadi aritmia jantung (elektrokardiografi menunjukkan adanya perubahan pada gelombang QT dan T), kardiomiopati, serta edema pulmoner. Gejala neurologis: letargi, agitasi, atau delirium. Jarang sekali terjadi kejang. Gejala hematologi: muncul 1-2 minggu pasca paparan, dapat berupa pansitopenia, terutama leucopenia dan anemia. Bila korban bisa bertahan dari gagal jantung, dan setelah mencapai stadium pemulihan, dapat ditemukan gejala sisa, terutama neuropati periferal dan garis Mee s pada kuku jari. Gejala dermatologis: biasanya muncul terlambat, 1-6 minggu pasca paparan, berupa deskuamasi pada telapak tangan dan kaki; bercak makulopapular, edema periorbital, dan striae putih pada kuku yang dikenal dengan sebutan garis Aldrich-Mees. Keracunan kronik Terhirup Kontak dengan kulit Kontak dengan mata

Tertelan Fatigue, malaise, gastroenteritis, leucopenia dan anemia, sensorik perifer neuropati, peningkatan enzim transaminase dari hati, non sirosis hipertensi portal, gangguan pembuluh darah perifer, gejala dermatologis, dan kanker. Gejala dermatologis yang sering timbul adalah pigmentasi pada batang tubuh (torso), hyperkeratosis pada telapak tangan dan kaki, kanker kulit yang terdiri dari karsinoma sel basal, Bowen s disease, karsinoma sel skuamosa, yang terjadi pada kulit yang tidak terpapar sinar matahari. 9. Pertolongan Pertama Terhirup Bila aman memasuki area, segera pindahkan dari area pemaparan. Bila perlu, gunakan kantong masker berkatup atau pernafasan penyelamatan. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. Kontak dengan kulit Segera tanggalkan pakaian, perhiasan, dan sepatu yang terkontaminasi. Cuci dengan sabun atau detergen ringan dan air dalam jumlah yang banyak sampai dipastikan tidak ada bahan kimia yang tertinggal (selama 15-20 menit). Bila perlu segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. Kontak dengan mata Segera cuci mata dengan air yang banyak atau dengan larutan garam normal (NaCl 0,9%), selama 30 menit, atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata dan dengan sesekali membuka kelopak mata atas dan bawah sampai dipastikan tidak ada lagi bahan kimia yang tertinggal. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat. Tertelan Segera hubungi Sentra Informasi Keracunan atau dokter setempat. Jangan sekali-kali merangsang muntah atau memberi minum bagi pasien yang tidak sadar/pingsan. Bila terjadi muntah, jaga agar kepala lebih rendah daripada panggul untuk mencegah aspirasi. Bila korban pingsan, miringkan kepala menghadap ke samping. Segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.

10. Penatalaksanaan Stabilisasi a. Penatalaksanaan jalan nafas, yaitu membebaskan jalan nafas untuk menjamin pertukaran udara. b. Penatalaksanaan fungsi pernafasan untuk memperbaiki fungsi ventilasi dengan cara memberikan pernafasan buatan untuk menjamin cukupnya kebutuhan oksigen dan pengeluaran karbon dioksida. c. Penatalaksanaan sirkulasi, bertujuan mengembalikan fungsi sirkulasi darah. d. Jika ada kejang, beri diazepam dengan dosis: Dewasa: 10-20 mg IV dengan kecepatan 2,5 mg/30 detik atau 0,5 ml/30 menit, jika perlu dosis ini dapat diulang setelah 30-60 menit. Mungkin diperlukan infus kontinyu sampai maksimal 3 mg/kg BB/24 jam. Anak-anak: 200-300 µg/kg BB Dekontaminasi a. Dekontaminasi mata Dilakukan sebelum membersihkan kulit: - Posisi pasien duduk atau berbaring dengan kepala tengadah dan miring ke sisi mata yang terkena atau terburuk kondisinya. - Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan cuci dengan sejumlah air bersih dingin atau larutan NaCl 0,9% diguyur perlahan selama 30 menit atau sekurangnya satu liter untuk setiap mata. - Hindarkan bekas air cucian mengenai wajah atau mata lainnya. - Jika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama 10 menit. - Jangan biarkan pasien menggosok matanya. - Tutuplah mata dengan kain kassa steril dan segera bawa ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat dan konsul ke dokter mata. b. Dekontaminasi kulit (termasuk rambut dan kuku) - Bawa segera pasien ke air pancuran terdekat. - Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir yang dingin atau hangat serta sabun minimal 10 menit. - Jika tidak ada air, sekalah kulit dan rambut pasien dengan kain atau kertas secara lembut. Jangan digosok.

- Lepaskan pakaian, arloji, dan sepatu yang terkontaminasi atau muntahannya dan buanglah dalam wadah/plastik tertutup. - Penolong perlu dilindungi dari percikan, misalnya dengan menggunakan sarung tangan, masker hidung, dan apron. Hati-hati untuk tidak menghirupnya. - Keringkan dengan handuk yang kering dan lembut. c. Dekontaminasi saluran cerna Bila pasien sadar dapat diberikan arang aktif. Dapat dipertimbangkan kumbah lambung jika bahan tertelan dalam jumlah sedang sampai banyak. Namun, karena kemungkinan terjadi kejang atau perubahan status mental yang cepat, kumbah lambung sebaiknya hanya dilakukan setelah intubasi. Antidotum Dimercaprol (BAL, British anti-lewisite). Dosis inisial: 3-5 mg/kg intra muskular dalam (deep intramuscular injection) tiap 4-6 jam. 11. Batas Paparan dan Alat Pelindung Diri Batas paparan arsenik: 0,01 mg/m 3 ACGIH TLV (USA, 1995) Ventilasi: Sediakan sistem ventilasi penghisap udara setempat. Ventilasi harus tahan ledakan jika terjadi konsentrasi bahan yang akan meledak. Pastikan dipatuhinya batas paparan yang sudah ditentukan. Proteksi mata: Gunakan kaca mata pengaman tahan percikan. Sediakan kran pencuci mata untuk keadaan darurat serta semprotan air deras dekat dengan area kerja. Pakaian: Gunakan pakaian pelindung yang tahan bahan kimia. Sarung tangan: Gunakan sarung tangan pelindung yang tahan bahan kimia. Respirator: Pada keadaan sering digunakan atau paparan berat, proteksi pernafasan dapat digunakan. Proteksi pernafasan disusun peringkatnya mulai dari minimum hingga maksimum. Pertimbangkan ciri peringatan (warning properties) sebelum digunakan. Untuk konsentrasi yang tidak diketahui atau sangat berbahaya bagi kehidupan dan kesehatan:

Setiap respirator pemasok udara memiliki pelindung wajah penuh yang dioperasikan dalam suatu mode tekanan negatif atau positif lain digabungkan dengan pasokan pelepas terpisah. Setiap alat pernafasan serba lengkap memiliki pelindung wajah penuh. 12. Manajemen Pemadam Kebakaran Bahaya ledakan dan kebakaran: dapat terbakar pada suhu tinggi, dapat terbakar dengan adanya sumber nyala atau sumber percikan, panas, dan bahan oksidator. Media pemadaman: kimia kering, semprotan air, kabut atau busa. Jangan gunakan semprotan air bertekanan tinggi. 13. Manajemen Tumpahan Tumpahan sedikit: kumpulkan tumpahan bahan lalu dimasukkan ke dalam wadah khusus yang sesuai untuk menampung limbah bahan. Tumpahan besar: gunakan serok untuk menaruh tumpahan ke dalam wadah khusus yang sesuai untuk menampung limbah bahan. Berhati-hatilah karena tidak ada peraturan khusus tentang TLV bahan ini, selalu konfirmasi ulang kadar TLV yang diatur oleh pemerintah setempat. 14. Daftar Pustaka 1. OHS, MDL Information System, Inc., Donelson Pike, Nashville, 1997. 2. Olson K.R., Poisoning & Drug Overdose, Fourth Edition, McGraw Hill Companies, Inc., USA, 2004, p115-119. 3. Budavari, S. The Merck Index, 13 th ed. An Encyclopedia of chemicals, Drugs and Biologicals. Merck & Co., Inc, NJ, 2001. 4. http://www.inchem.org/documents/icsc/icsc/eics0013.htm (diunduh Agustus 2010) 5. http://www.cdc.gov/niosh/ipcsneng/neng0013.html (diunduh Agustus 2010) 6. http:///d:/toxinz/icsc%20arsenic.htm (diunduh Agustus 2010) 7. www.sciencelab.com/xmsds-arsenic-9922970 (diunduh Agustus 2010) 8. http://msds.chem.ox.ac.uk/ar/arsenic.html (diunduh Agustus 2010)

9. Sentra Informasi Keracunan (SIKer), et al. Pedoman Penatalaksanaan Keracunan untuk Rumah Sakit. Jakarta. 2001. 10. http://emedicine.medscape.com/article/812953-overview (diunduh Agustus 2010) 11. Richard P. Pohanish,Stanley A. Greene; dalam Wiley Guide to Chemical Incompatibilities; p 97. (diunduh dari situs http://books.google.co.id/ books?id=4ews-qdcm0c&pg=pa97&lpg=pa97&dq=arsenic+and+halogens, +incompatibilities&source=bl&ots=vugxyqkfhb&sig=sxo46vtjpecjt1p84v yadxssizg&hl=id&ei=jp44tddlm4wnrafzion0ca&sa=x&oi=book_result&ct =result&resnum=1&ved=0cbcq6aewaa#v=onepage&q=arsenic%20and%2 0halogens%2C%20incompatibilities&f=false) 12. http://www.osha.gov/pls/oshaweb/owadisp.show_document?p_id=12716&p_ table=standards (diunduh September 2010) 13. http://www.inchem.org/documents/pims/chemical/pimg042.htm (diunduh Agustus 2010) 14. http://www.inchem.org/documents/jecfa/jecmono/v18je17.htm (diunduh Agustus 2010) 15. www.emedicine.medscape.com... Toxicology (diunduh Agustus 2010) 16. http://www.cdc.gov/niosh/docs/81-123/pdfs/0038.pdf (diunduh Agustus 2010) 17. http://www.who.int/water_sanitation_health/dwq/arsenicun4.pdf (diunduh Agustus 2010) 18. http://www.dermnetnz.org/reactions/arsenic.html (diunduh Agustus 2010) ------------------------------------------------------------------------------------------------------------- Disusun oleh: Sentra Informasi Keracunan Nasional (SiKer Nas) Pusat Informasi Obat dan Makanan, Badan POM RI Tahun 2010 -------------------------------------------------------------------------------------------------------------