JURNAL KEBIDANAN DAN KESEHATAN (JOURNAL OF MIDWIFERY AND HEALTH)

dokumen-dokumen yang mirip
Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Asi Ekslusif Di Desa Rambah Samo Kecamatan Rambah Samo I Kabupaten Rokan Hulu

KARYA ILMIAH HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA BARATAN KECAMATAN BINAKAL KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB) dan angka kematian balita. jangkauan maupun kualitas pelayanan (Novia ika, 2011).

JURNAL KEBIDANAN DAN KESEHATAN (JOURNAL OF MIDWIFERY AND HEALTH)

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI ESKLUSIF DI PUSKESMAS 7 ULU PALEMBANG TAHUN 2013

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI DENGAN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS UNGARAN KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

ABSTRAK. meninggal sebanyak 49 bayi dan 9 bayi diantaranya meninggal disebabkan karena diare. 2 Masa pertumbuhan buah hati

Hubungan Pengetahuan, Pendidikan, Paritas dengan Pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Bahu Kecamatan Malalayang Kota Manado

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS TEGALREJO YOGYAKARTA TAHUN 2015

ASTRID FARMAWATI SINIPAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Makanan pertama dan utama bagi bayi adalah air susu ibu (ASI). Air susu ibu sangat cocok untuk memenuhi kebutuhan

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERAN PETUGAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU PEKERJA YANG MEMPUNYAI BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS RAWASARI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. obstetrik dan ginekologi di suatu wilayah adalah dengan melihat Angka

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BEKERJA TENTANG ASI PERAH TERHADAP PEMBERIAN ASI DI PUSKESMAS SIMPANG BARU

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

BAB 1 PENDAHULUAN. biskuit, bubur nasi dan nasi tim. Setelah 6 bulan baru dimulai diberikan. berusia 2 tahun atau lebih. ( Weni, 2009 : 23 )

PERAN SERTA SUAMI DALAM PROSES MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JOGONALAN KLATEN. Sugita Dosen Poltekkes Surakarta Jurusan Kebidanan ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN TINDAKAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN

JURNAL KESEHATAN DAN KEBIDANAN (JOURNAL OF MIDWIFERY AND HEALTH)

Volume 3 / Nomor 2 / November 2016 ISSN : HUBUNGAN PEKERJAAN IBU MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS MOJOLABAN SUKOHARJO

JoH Volume 4 Nomor 1 Januari 2017

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan zat gizi bagi bayi usia sampai 2 tahun merupakan hal yang

BAB I PENDAHULUAN. ASI eksklusif menurut World Health Organization (WHO, 2011) adalah

BAB I PENDAHULUAN Millennium Develepment Goals (MDG s) Indonesia menargetkan

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI UMUR 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KASIHAN I BANTUL YOGYAKARTA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo. Kelurahan Tomulabutao memiliki Luas 6,41 km 2 yang berbatasan

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR DI PUSKESMAS PAKUALAMAN YOGYAKARTA

E-Jurnal Obstretika. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Makanan Bergizi Dengan Pemberian Makanan Pendamping Asi

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEGAGALAN IBU DALAM MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI PUSKESMAS BANGETAYU SEMARANG

Stikes PKU Muhammadiyah Surakarta Abstrak. Abstract

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pengetahuan,Pekerjaan,Pendidikan,Pemberian ASI Eksklusif

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA KARYAWAN DI YAYASAN NGUDI WALUYO UNGARAN ARTIKEL

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN ASI EKSLUSIF PADA BAYI DI KELURAHAN WARNASARI KECAMATAN CITANGKIL KOTA CILEGON

HOSPITAL MAJAPAHIT Vol 9 No. 1 Pebruari 2017

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PEMANFAATAN BUKU KESEHATAN IBU DAN ANAK BERDASARKAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL

SKRIPSI. Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat. Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh : RATNA MALITASARI J PROGRAM STUDI S1 GIZI

GAMBARAN PARITAS DAN PENGETAHUAN IBU BERSALIN TENTANG PELAKSANAAN INISIASI MENYUSU DINI (IMD) DI BPM HUSNIYATI PALEMBANG

STUDI DESKRIPTIF TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS CILACAP UTARA

Gambaran Pengetahuan dan Sikap Ibu Terhadap Pemberian Kolostrum pada Bayi di Desa Leyangan, Kecamatan Ungaran Timur, Kabupaten Semarang

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014

HUBUNGAN ANTARA PEKERJAAN DAN PENDIDIKAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI

HUBUNGAN PIJAT OKSITOSIN TERHADAP KELANCARAN PRODUKSI ASI IBU POST PARTUM

Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Kemaraya Kota Kendari

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU DAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WOLAANG KECAMATAN LANGOWAN TIMUR

Oleh: Anna Nur Hikmawati 2 ABSTRACT

Debby Yolanda, S.ST 1. Bukittinggi, 26136, Indonesia Abstrak

HUBUNGAN FAKTOR BUDAYA DENGAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA ANAK USIA 7-36 BULAN DI POSYANDU BINA PUTRA TIRTO TRIHARJO PANDAK BANTUL

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Ibu Hamil Menyusui secara Eksklusif di Puskesmas Kasihan I Bantul Yogyakarta

Nisa khoiriah INTISARI

BAB I PENDAHULUAN. yaitu 98 kematian per kelahiran hidup. Tingginya angka kematian bayi

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN AIR SUSU IBU (ASI) EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CILACAP TENGAH I KABUPATEN CILACAP TAHUN 2017

Prosiding Pendidikan Dokter ISSN: X. Prodi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bnadung 2

Kata Kunci: Pendidikan, Pekerjaan, Dukungan Suami dan Keluarga, ASI Eksklusif.

STUDI KOMPARATIF PENAMBAHAN BERAT BADAN BAYI UMUR 0-6 BULAN YANG DIBERI MP-ASI DAN TANPA DIBERI MP-ASI

PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TEHNIK MENYUSUI YANG BENAR DI DESA SEI KOPAS KECAMATAN BANDAR PASIR MANDOGE

JURNAL KEBIDANAN DAN KESEHATAN (JOURNAL OF MIDWIFERY AND HEALTH)

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Nifas Tentang Perawatan Payudara dengan Motivasi Menyusui di RSUD Datu Sanggul Rantau Tahun 2012

Nabila Suleman 1, Rahma 1,.A.Ummu Salmah )

KARAKTERISTIK IBU YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF

Ika Endar Ariyana 1,Machmudah 2,

HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN PENGHASILAN IBU MENYUSUI DENGAN KETEPATAN WAKTU PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI)

FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0 6 BULAN Di Desa Karangan Kecamatan Badegan Kabupaten Ponorogo

Sri Janatri* STIKES Kota Sukabumi ABSTRAK

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI (0-6 BULAN) DI KELURAHAN BANTAN KECAMATAN MEDAN TEMBUNG TAHUN 2013

Riska Vyronica * ) Wagiyo ** ), Purnomo ** ) ABSTRAK. Kata kunci : ASI ekslusif, pengetahuan sebelum dan setelah diberikan Penkes ABSTRACT

PENDAHULUAN Makanan pertama dan utama bagi bayi adalah air susu ibu (ASI). Air susu ibu sangat cocok untuk memenuhi kebutuhan bayi (Arisman,

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BERSALIN DENGAN INISIASI MENYUSU DINI DI BIDAN PRAKTEK SWASTA BENIS JAYANTO NGENTAK KUJON CEPER KLATEN. Wahyuningsih ABSTRAK

HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN PALEBON KECAMATAN PEDURUNGAN KOTA SEMARANG

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG ASI EKSKLUSIF PADA IBU BEKERJA DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

STIKES Husada Borneo, Jl. A. Yani Km 30,5 No.4 Banjarbaru, Kalimantan Selatan

PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF BERDASARKAN STATUS BEKERJA IBU YANG MEMILIKI BAYI USIA 6-11 BULAN DI WILAYAH KERJAPUSKESMAS KARANGAWEN 1 KABUPATEN DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal serta melindungi anak dari

HUBUNGAN STATUS EKONOMI ORANGTUA DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI BAKI SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI

Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang 2)

HUBUNGAN PERSEPSI DAN PRAKTEK PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 0-6 BULAN DI KABUPATEN KAMPAR RIAU

Liva Maita, Na imatu Shalihah : Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pemberian Kolostrum Pada Ibu Nifas Di Ruang Camar I Rsud Arifin Achmad Provinsi Riau

Sri Wahyuni, Endang Wahyuningsih ABSTRAK

HUBUNGAN RIWAYAT PEMBERIAN ASI DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 7 BULAN (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Kahuripan Kota Tasikmalaya 2015)

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Air Susu Ibu dan Pekerjaan Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif di Kelurahan Fajar Bulan

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013

Jurnal Akademi Keperawatan Husada Karya Jaya, Volume 2, Nomor 2, September 2016 ISSN X

Daniel 1, Murniati Manik 2. Pengetahuan Wanita tentang ASI Eksklusif

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PRAKTIK IBU POST NATAL TERHADAP KUNJUNGAN NEONATUS DI BPS Hj SRI WAHYUNI KOTA SEMARANG TAHUN 2013

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GODEAN II SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN TAMAMAUNG KOTA MAKASSAR

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU TENTANG INISIASI MENYUSU DINI (IMD) KARYA TULIS ILMIAH

PENELITIAN. MOTIVASI PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA PRIMIPARA Di Wilayah Kerja Puskesmas Jetis, Ponorogo. Oleh: NIA TRI HIDAYANA NIM:

BAB I PENDAHULUAN. (AKB) atau Infant Mortality Rate (IMR). Angka Kematian Bayi tidak berdiri sendiri,

HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF TERHADAP PERKEMBANGAN BAYI USIA 6-9 BULAN DI DESA PODOSOKO KECAMATAN SAWANGAN KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2013

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI PADA BAYI 6-12 BULAN DI TLOGOMAS KOTA MALANG ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. menetapkan empat sasaran pembangunan kesehatan, satu diantaranya menurunkan prevalensi

HUBUNGAN KUNJUNGAN KEHAMILAN DAN KUNJUNGAN NIFAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI KOTA PADANG

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG NUTRISI YANG DAPAT MENINGKATKAN PRODUKSI ASI DI BPS EDI SURYANINGRUM GODEAN SLEMAN YOGYAKARTA

PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU IBU MENYUSUI TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA PESERTA TALKSHOW

BAB I PENDAHULUAN. terbaik yang bersifat alamiah. Menurut World Health Organization (WHO),

Transkripsi:

JURNAL KEBIDANAN DAN KESEHATAN (JOURNAL OF MIDWIFERY AND HEALTH) TINGKAT PENGETAHUAN IBU BEKERJA DALAM MEMBERIKAN ASI EKSLUSIF DI BPM PUJI RAHAYU UNDAAN KUDUS TAHUN 2013 KNOWLEDGE LEVEL WORK IN GIVING IN EXCLUSIVE BREASTFEEDING BPM PUJI RAHAYU UNDAAN HOLY YEAR 2013 Yohana Susilowati 1, Ika Sari Kristiani 2, Kadek Yuli Hesti 3 1,2,3 AKBID Mardi Rahayu Kudus ikasari_05@yahoo.com, k_dekyuli@yahoo.co.id ABSTRACT The background is the exclusive breastfeeding infants fed breast milk only, without additional other liquids such as infant formula, orange, honey, water, tea, water, and without the addition of solid foods such as bananas, papaya, milk porridge, biscuits, rice porridge, and teams up 6 months. phenomenon of the lack of exclusive breastfeeding is caused by several factors, including inadequate maternal knowledge about exclusive breastfeeding. The purpose of the study to determine the level of knowledge of working mothers in giving praise ation bpm exclusive sanctuary in 2013 rahayu Undaan research method used descriptive cross sectional approach. Sampling with a total sampling univariate data analysis. The results of the study characteristics of most junior high education (69%), aged 20-35 years (94%), type of work laborers (83%), parity one (58%). The level of knowledge of good definition of exclusive breastfeeding (83%), good benefits of exclusive breastfeeding (97%), which is true enough breastfeeding techniques (41%), breast milk storage technique is less (90%). Conclusion The level of knowledge of mothers working in exclusive breastfeeding is good (59%). Keywords: Knowledge, Working Mother, exclusive breastfeeding ABSTRAK Latar belakang ASI Ekslusif adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biscuit, bubur nasi, dan tim sampai 6 bulan. fenomena kurangnya pemberian ASI eksklusif disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya pengetahuan ibu yang kurang memadai tentang ASI eksklusif. Tujuan penelitian untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu bekerja dalam memberikan asi ekslusif di bpm puji rahayu undaan kudus tahun 2013. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan Cross sectional. Pengambilan sampel dengan teknik total sampling analisa data univariat. Hasil penelitian karakteristik pendidikan terbanyak SMP (69%), umur 20-35 tahun (94%), jenis pekerjaan buruh (83%), paritas satu (58%). Tingkat pengetahuan tentang definisi ASI ekslusif baik (83%), 10

manfaat ASI ekslusif baik (97%), teknik menyusui yang benar cukup (41%), teknik penyimpanan ASI kurang (90%). Simpulan tingkat pengetahuan ibu bekerja dalam memberikan ASI ekslusif adalah baik (59%). Kata kunci: Pengetahuan, Ibu Bekerja, ASI ekslusif PENDAHULUAN ASI adalah makanan terbaik bagi bayi karena komposisi dalam ASI telah sesuai dengan kebutuhan nutrisi bayi. ASI Ekslusif atau lebih tepat pemberian ASI secara Ekslusif adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih, dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biscuit, bubur nasi, dan tim selama 4 bulan, tetapi bila mungkin sampai 6 bulan (Roesli Utami. 2000). Penyebab Angka Kematian Bayi adalah menurut Riset Kesehatan Dasar (Rikesda) 2007 penyebab utama kematian bayi adalah gangguan pernafasan, berat lahir rendah, dan infeksi sebesar 46,2%, diare (15%), pneumonia (12,7%), kelainan kongenital (5,7%), meningitis (4,5%), tidak diketahui penyebabnya (3,7%), tetanus (1,7%). Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia 2011, Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 34/1.000 kelahiran hidup. Di Jawa Tengah sendiri AKB sebesar 10,34/1.000 kelahiran hidup, dan di Kabupaten Kudus AKB sebesar 6,72/1000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan Jawa Tengah, 2011). Dibandingkan dengan target Millenium Development Goals (MDGs) ke-4 tentang menurunkan angka kematian anak 2015 sebesar 17/1.000 kelahiran hidup, maka AKB di Provinsi Jawa Tengah 2011 sudah cukup baik karena telah melampaui target (Profil Kesehatan Jawa Tengah, 2011). Berdasarkan data SDKI 2002, angka pemberian ASI Ekslusif 0-6 bulan oleh Ibu kepada bayi di Indonesia turun dari 42,4 % menjadi 39,5%. Hal ini disebabkan oleh masih banyaknya stakeholder (tenaga kesehatan) yang tidak serius dalam melaksanakan kebijakan ini. Padahal target MDG4 adalah menurunkan angka kematian bayi dan balita menjadi 2/3 dalam kurun waktu 1990-2015. Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor 33/2012 yang telah diputuskan tang- 11

gal 1 Maret 2012 ini berisi tentang Pemberian ASI Eksklusif. Peraturan pemerintah ini dilahirkan guna menjamin pemenuhan hak bayi untuk mendapatkan sumber makanan terbaik sejak dilahirkan sampai berusia 6 bulan, di samping itu, kebijakan ini juga untuk melindungi ibu dalam memberikan ASI eksklusif kepada bayinya. Di dalam peraturan tersebut dibahas mengenai Program Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan ASI Eksklusif, pengaturan penggunaan susu formula dan produk bayi lainnya, sarana menyusui di tempat kerja dan sarana umum lainnya, dukungan Masyarakat, tanggung jawab pemerintah. Pendapat Utami dalam Siregar (2010) fenomena kurangnya pemberian ASI eksklusif disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya pengetahuan ibu yang kurang memadai tentang ASI eksklusif, beredarnya mitos yang kurang baik tentang ASI eksklusif, serta kesibukan ibu dalam melakukan pekerjaanya dan singkatnya pemberian cuti melahirkan yang diberikan oleh pemerintah terhadap ibu yang bekerja, merupakan faktor yang mempengaruhi pemberian ASI ekslusif. Dari data studi pendahuluan yang dilakukan di BPM Puji Rahayu, Undaan, Kudus tanggal 7 Maret 2013 diperoleh data ibu menyusui pada 3 bulan terakhir dari bulan Desember 2012 sampai dengan bulan Februari 2013 adalah 44 orang, jumlah ibu bekerja 30 orang, dan jumlah ibu tidak bekerja 14 orang. METODE PENELITIAN Rancangan penelitian yang digunakan adalah kuantitatif menggunakan pendekatan observasi. Variabel dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan ibu bekerja dalam memberikan ASI ekslusif. Sampel dalam penelitian ini yaitu ibu bekerja dan menyusui yang memiliki bayi usia 0-6 bulan yang berkunjung di BPM Puji Rahayu. Teknik sampling yang digunakan adalah accidental sampling. Tehnik pengumpulan data menggunakan angket sedang analisa data menggunakan program SPSS. HASIL DAN BAHASAN A. HASIL Berdasarkan penelitian yang dilakukan dari 29 orang ibu bekerja, maka dapat diperoleh hasil penelitian sebagai berikut: 12

1. Karakteristik Berdasarkan Pendidikan Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi karakteristik berdasarkan tingkat pendidikan Pendidikan Dasar (SD/SMP) Pendidikan Menengah (SMA) Perguruan Tinggi (PT) 20 9 0 69 31 0 Total 29 100 2. Karakteristik Berdasarkan Umur Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi kharakteristik berdasarkan umur <20 tahun 20-35 tahun >35 tahun 1 27 1 3 94 3 Total 29 100 3. Karakteristik Berdasarkan Jenis Pekerjaan Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi kharakteristik berdasarkan jenis pekerjaan Wiraswasta Buruh 5 24 17 83 Total 29 100 4. Karakteristik Berdasarkan Paritas Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi kharakteristik berdasarkan paritas 1 2 17 12 58 42 Total 29 100 13

5. Tingkat Pengetahuan Responden a. Tingkat Pengetahuan Mengenai Definisi ASI ekslusif Tabel 4. 5 Tingkat Pengetahuan Mengenai Definisi ASI ekslusif Baik Cukup Kurang 24 4 1 83 14 3 Total 29 100 b. Tingkat Pengetahuan Mengenai Manfaat ASI ekslusif Tabel 4. 6 Tingkat Pengetahuan Mengenai Manfaat ASI Ekslusif Baik Cukup Kurang 28 0 1 97% 0% 3% Total 29 100% c. Tingkat Pengetahuan Mengenai Teknik Menyusui yang Benar Tabel 4. 7 Tingkat Pengetahuan Mengenai Teknik Menyusui yang Benar Baik Cukup Kurang 11 12 6 38% 41% 21% Total 29 100% d. Tingkat Pengetahuan Mengenai Teknik Penyimpanan ASI Tabel 4. 8 Tingkat Pengetahuan Mengenai Teknik Penyimpanan ASI Baik Cukup Kurang 3 0 26 10% 0% 90% Total 29 100% 14

e. Tingkat Pengetahuan Mengenai ASI Ekslusif Secara Keseluruhan Tabel 4. 9 Tingkat pengetahuan mengenai ASI ekslusif Baik Cukup Kurang 17 10 2 59% 35% 6% Total 29 100% B. BAHASAN 1. Karakteristik Responden a. Berdasarkan Pendidikan Responden Di BPM Puji Rahayu terbanyak adalah tamatan SMP, karena minimal setiap orang harus sekolah sesuai dengan program pemerintah yaitu pendidikan dasar 9 tahun. Hal ini sesuai dengan UU RI Nomor 20 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional yang menerangkan bahwa pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTS), dan bentuk lain yang sederajat (Diknas, 2003). Berdasarkan tabel 1.1 tingkat pendidikan ibu menyusui yang bekerja terbanyak adalah pendidikan dasar (SD/SMP) dengan jumlah 20 responden (69%). Hal ini sesuai dengan pendapat Notoadmojo bahwa pendidikan adalah suatu bantuan yang diberikan individu dalam rangka mencapai peningkatan kemampuan (Notoadmodjo, 2003). Diharapkan dengan semakin tingginya tingkat pendidikan seseorang akan meningkatkan pengaruh seseorang pada pengetahuan seseorang. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang 15

menjadi dasar sehingga mempengaruhi pengetahuan untuk menerapkan informasi yang didapatkan. Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam memberikan respon terhadap suatu yang akan datang dari luar (Notoadmodjo, 2003). Oleh karena itu diharapkan para ibu bekerja tetap dapat memberikan ASI secara ekslusif walaupun dengan latar belakang pendidikan yang rendah dengan cara mencari sumber informasi mengenai ASI di media massa dan mengikuti kegiatan-kegiatan terkait seperti kegiatan posyandu, karena tingkat pengetahuan seseorang tidak hanya dipengaruhi oleh tingkat pendidikan namun pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi dari pengalaman dan informasi yang didapatkan. b. Berdasarkan Umur Responden Umur adalah periode penyesuaian terhadap pola kehidupan yang baru dan harapan yang baru, semakin bertambah umur semakin banyak seorang menerima respon suatu objek, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin baik (Notoadmodjo, 2003). Berdasarkan tabel 2.1 umur ibu menyusui yang bekerja terbanyak adalah 20-35 tahun dengan jumlah 27 responden (94%). Berdasarkan hasil diatas menurut Hartanto (2002) bahwa usia ibu di bawah 20 tahun adalah usia yang sebaiknya tidak hamil atau mempunyai anak dulu. Karena di usia<20 tahun adalah belum siapnya sistem reproduksi untuk dapat hamil dan melahirkan. Sedangkan periode usia ibu antara 20-35 tahun merupakan periode usia yang paling baik untuk hamil dan melahirkan.karena diusia 20-35 tahun adalah sistem reproduksi telah matang dan siap untuk hamil serta melahirkan. Untuk usia di 16

atas 35 tahun adalah usia untuk mengakhiri kehamilan karena beresiko tinggi, yaitu pada usia di atas 35 tahun akan timbul penyakitpenyakit degeneratif yang beresiko apabila terjadi kehamilan, sehingga dapat dijelaskan bahwa pada usia reproduksi maka seorang wanita lebih siap untuk hamil dan memiliki anak sehingga diharapkan dapat memberikan ASI secara eksklusif kepada bayinya. c. Berdasarkan Jenis Pekerjaan Responden di BPM Puji Rahayu memiliki jenis pekerjaan yang bervariasi meliputi: wiraswasta dan buruh. Berdasarkan tabel 3.1 jenis pekerjaan ibu menyusui yang bekerja terbanyak adalah buruh dengan jumlah 24 responden (83%). Hal ini sesuai dengan pendapat notoatmodjo bahwa Pekerjaan memiliki peranan penting dalam menentukan kualitas manusia, pekerjaan membatasi kesenjangan antara informasi kesehatan dan praktek yang memotivasi seseorang untuk memperoleh informasi dan berbuat sesuatu untuk menghindari masalah kesehatan (Notoatmodjo,2003). Seperti yang dijelaskan bahwa sebagai buruh yang sebagian besar adalah wanita yang bekerja ± 7-8 jam/hari maka akan mempengaruhi produksi ASI karena dapat dipengaruhi oleh kelelahan. Namun, harapkan bagi seorang ibu khususnya ibu bekerja tetap dapat memberikan ASI ke-pada bayinya dengan cara memerah ASI dan disimpan untuk diberikan kepada bayinya apabila ditinggal bekerja. Jenis pekerjaan seseorang dapat mempe-ngaruhi pengetahuan karena dapat dipengaruhi dari lingkungan tempat bekerja untuk memperoleh informasi. Dalam hal ini adalah sebagian besar ibu bekerja sebagai buruh sehingga dapat mempenga- 17

ruhi dalam memperoleh pengetahuan tentang ASI melalui informasi atau bertukar pengalaman dengan teman kerjanya. d. Berdasarkan Paritas Jumlah anak (paritas) responden di BPM Puji Rahayu adalah dikategorikan menjadi paritas 1 dan 2. Berdasarkan tabel di atas, paritas ibu menyusui yang bekerja terbanyak adalah 1 dengan jumlah 17 responden (58%). Tingkat paritas telah menarik perhatian para peneliti dalam hubungan kesehatan si ibu maupun anak. Dikatakan umpamanya terdapat kecenderungan kesehatan ibu yang berparitas rendah lebih baik dari yang berparitas tinggi, (Notoadmodjo, 2007) Ibu yang berparitas lebih banyak memungkinkan bahwa ibu tersebut lebih berpengalaman dalam perawatan bayi khususnya dalam menyusui bayinya. Namun tidak selalu ibu yang memiliki paritas banyak adalah memilki pengetahuan yang baik. Pengetahuan dapat diperoleh dari informasi-informasi dari media masa maupun dari tenaga kesehatan dan keaktifan dalam mengikuti kegiatan-kegiatan terkait seperti kegiatan posyandu. 2. Tingkat Pengetahuan Ibu Bekerja dalam Memberikan ASI ekslusif Penelitian mengenai tingkat pengetahuan ibu bekerja dalam memberikan ASI eksusif menunjukan bahwa tingkat pengetahuan ibu bekerja dalam memberikan ASI ekslusif di BPM Puji Rahayu Undaan, Kudus sebagian besar adalah baik dengan jumlah 17 respoden (59 %). Yang meliputi tingkat pengetahuan mengenai definisi ASI ekslusif terbanyak adalah baik dengan jumlah 24 responden (83%), untuk tingkat pengetahuan mengenai manfaat ASI ekslusif terbanyak adalah baik dengan jumlah 28 responden (97%), untuk tingkat pe- 18

ngetahuan mengenai teknik menyusui yang benar terbanyak adalah cukup dengan jumlah 12 responden (41%), dan untuk tingkat pengetahuan mengenai teknik penyimpanan ASI terbanyak adalah kurang dengan jumlah 26 responden (90%). Berdasarkan hasil tersebut menurut Notoadmodjo, (2003) bahwa pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah melakukan penginderaan dari suatu panca yang meliputi penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar penginderaan manusia diperoleh dari mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan dominan yang sangat penting untuk terbentuknya suatu tindakan seseorang. Tingkat pengetahuan yang dimulai dari sekedar tahu, memahami yang diartikan sebagai kemampuan menjelaskan secara benar, kemudian mengaplikasikanya dalam suatu dan kondisi riil, menganalisis, mensintesis yang berarti menggabungkan ke dalam suatu bentuk yang baru, dan akhirnya evaluasi, akan mempengaruhi seseorang dalam menyikapi permasalahan-permasalahan yang dihadapinya, termasuk tingkat pengetahuan ibu bekerja dalam memberikan ASI ekslusif. Berdasarkan hasil menunjukan bahwa pengetahuan ibu bekerja dalam memberikan ASI eksklusif dipengaruhi oleh informasi yang diperoleh baik melalui media masa maupun dari tenaga kesehatan, keaktifan dalam mengikuti kegiatan-kegiatan terkait seperti posyandu dan pengalaman. Hal tersebut dikarenakan bahwa jika dilihat dari letak geografis desa Undaan Kidul adalah dataran rendah dengan akses media massa yang mudah dijangkau. Bila ditinjau dari karakteristik ibu meliputi umur ibu terbanyak adalah usia reproduksi (20-35 tahun), dengan demikian maka dapat dijelaskan bahwa pada usia ini adalah usia yang baik bagi seorang ibu untuk memiliki anak dan dalam 19

usia ini pula adalah masa seseorang dalam hal keingintahuan mengenai suatu hal lebih tinggi, sehingga umur ibu mempengaruhi pengetahuan dalam memberikan ASI eksklusif. Bila ditinjau dari karakteristik berdasarkan pendidikan terbanyak adalah tamatan SMP. Walaupun pendidikan ibu bekerja dalam penelitian ini terbanyak adalah SMP, namun diperoleh hasil bahwa pengetahuan ibu mengenai ASI ekslusif adalah baik. Hal ini dikarenakan bahwa ibu-ibu tersebut banyak mendapatkan sumber informasi mengenai ASI ekslusif melalui media massa (seperti: TV, surat kabar) dan keaktifan dalam mengikuti kegiatan-kegiatan seperti posyandu. Bila ditinjau dari jenis pekerjaan ibu terbanyak adalah buruh, dengan demikian pengetahuan ibu dipengaruhi bahwa lingkungan tempat kerja adalah sebagian besar wanita, oleh karena itu memungkinkan bahwa informasi-informasi megenai ASI ekslusif diperoleh dari teman kerja melalui pengalaman yang didapatkan oleh teman kerjanya. Bila ditinjau dari paritas ibu sebagian besar adalah paritas 1. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa ibu yang berparitas sedikit mengenai keingintahuan tentang ASI eksklusif lebih tinggi dengan demikian ibu tersebut dapat mencari materi terkait melalui media massa dan keaktifan dalam mengikuti kegiatan-kegiatan terkait seperti posyandu. Dari hasil yang diperoleh bahwa tingkat pengetahuan ibu bekerja dalam memberikan ASI ekslusif secara keseluruhan adalah baik. Akan tetapi jika ditinjau dari masingmasing aspek mengenai ASI ekslusif khususnya mengenai teknik menyusui yang benar didapatkan hasil cukup yaitu 12 responden (41%) dan tingkat pengetahuan mengenai teknik penyimpanan ASI adalah kurang yaitu 26 responden (90%). Hal ini dikarenakan para ibu belum pernah menda- 20

patkan materi tentang teknik menyusui yang benar dan teknik penyimpanan ASI dari tenaga kesehatan. SIMPULAN DAN SARAN A. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian mengenai tingkat pengetahuan ibu bekerja dalam memberikan ASI ekslusif di BPM Puji Rahayu Undaan Kudus, dapat diambil kesimpulan bahwa tingkat pengetahuan ibu bekerja dalam memberikan ASI ekslusif adalah baik dengan jumlah 17 responden (59%). B. SARAN Masyarakat khususnya ibu bekerja yang menyusui diharapkan dapat mencari informasi terkait ASI ekslusif melalui media masa serta mengikuti kegiatan-kegiatan seperti posyandu sehingga diharapkan ibu bekerja dapat memberikan ASI secara ekslusif kepada bayinya. DAFTAR PUSTAKA Retna, Eny. 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia Roesli, Utami. 2000. Mengenal ASI Ekslusif. Jakarta: Trubus Agriwidya. Jacinta F. Rini. Manfaat Bekerja Bagi Wanita. 18 Desember 2005 (diakses tanggal 16 Maret 2012 jam 15.00 WIB) didapat dari: http://www.pitoyo.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid=44 Profil Kesehatan Jawa Tengah, 2011 Riset Kesehatan Dasar (Rikesda) 2007 Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002 diambil dari http://arsip.kebijakankesehatanindonesia.net/?q=node/2 21