BAB I PENDAHULUAN. daya saing yang kuat agar tetap mampu bertahan di tengah persaingan yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Negara (BUMN) adalah badan usaha yang sebagian atau seluruh kepemilikannya. umumnya dan penerimaan Negara pada khususnya.

BAB I PENDAHULUAN. semakin bertambah ketika diberlakukannya Kawasan Perdagangan Bebas

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam bidang perekonomian khususnya dalam bidang usaha

BAB I PENDAHULUAN. BUMN sebagai badan usaha milik pemerintah banyak bergerak dalam

BAB I PENDAHULUAN. PT. PINDAD (persero) merupakan perusahaan industri manufaktur dalam

BAB I PENDAHULUAN. Badan Usaha Perseorangan (Persero) adalah BUMN yang berbentuk

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya perekonomian Indonesia pada tahun-tahun terakhir ini

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini, persaingan persaingan antara perusahaan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Laba merupakan salah satu tujuan organisasi perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. dan koperasi. BUMN merupakan entitas ekonomi yang harus menjadi perhatian

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan melakukan kegiatan operasinya untuk mencapai tujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. cepat. Sumber ekonomi yang dimanfaatkan secara maksimal baik pada sektor

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Gambaran Umum BUMN

BAB I PROFIL PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini sangat

BAB I PENDAHULUAN. pada umumnya adalah untuk memperoleh laba atau keuntungaan yang. optimal dalam rangka mempertahankan kelangsungan usahanya.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi dunia saat ini memasuki era globalisasi dan

BAB I PENDAHULUAN. usaha yang seluruhnya atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia saat ini sedang berusaha sebaik mungkin untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. pembentuk perekonomian nasional. Sejalan dengan kebijaksanaan pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini, telah mendorong perusahaan-perusahaan yang ada untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini sektor perekonomian dan industri mengalami perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan baru yang terjadi pada era globalisasi saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Situasi perekonomian dunia yang mengalami perubahan atas krisis dan

BAB 1 PENDAHULUAN. persaingan antar perusahaan menjadi semakin ketat. Persaingan perusahaan bisa

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai salah satu bentuk organisasi pada umumnya memiliki

PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS), RETURN ON ASSET (ROA) DAN NET PROFIT MARGIN (NPM) TERHADAP HARGA SAHAM PADA PT. BAKRIE SUMATERA PLANTATIONS, TBK

BAB I PENDAHULUAN. ada habisnya dan semakin berkembang. Apabila orientasi perusahaan adalah

IMAS SITI NURHASANAH, 2015 PENGARUH AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN TERHADAP PENGENDALIAN BIAYA

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan industri manufaktur setiap tahun semakin berkembang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia pada tahun 2013 tumbuh sebesar 5,78 persen

JURNAL AKUNTANSI. PENGARUH MODAL KERJA DAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA TERHADAP LABA OPERASIONAL PERUSAHAAN (Studi Kasus di Konveksi Daniel Setiadi)

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi pasar modal semakin banyak mendapat perhatian,

BAB I PENDAHULUAN. Semakin banyaknya perusahaaan-perusahaan sejenis yang bermunculan,

BAB I PENDAHULUAN. Era abad dua puluh satu, perusahaan harus berkompetisi dalam konteks

BAB I PENDAHULUAN. mana hal ini menimbulkan persaingan yang sangat ketat antar perusahaanperusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Tio Sulistyanto, 2015

2015 PENGARUH PERPUTARAN MOD AL KERJA TERHAD AP LABA OPERASI PAD A PERUSAHAAN MANUFAKTUR BAN YANG TERD AFTAR D I BURSA EFEK IND ONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahan-perusahaan tertentu terutama perusahaan yang Go-Publik, guna

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan karena harga tanah yang cenderung naik, supply tanah bersifat tetap

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dewasa ini menuntut agar setiap perusahaan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. membentuk badan usaha. Salah satu badan usaha yang mendukung perekonomian

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. pencapaian tujuan perusahaan. Keberadaan manajemen sumber daya manusia

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi yang memberikan peluang bagi perusahaan-perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini persaingan bisnis semakin ketat. Setiap perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. ke berbagai sektor yang melaksanakan investasi. Dari dana tersebut dapat diubah

BAB I PENDAHULUAN. berdampak di wilayah Asia, diantaranya Asia Tenggara yaitu Indonesia. (sumber:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian saat ini berkembang pesat dan terbuka yang

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan kegiatan operasional perusahaan sehari-hari. Kebutuhan dana perusahaan dapat diperoleh dari dalam perusahaan (modal

BAB I PENDAHULUAN. dengan negara-negara maju. Hal ini tentu saja menjadi peluang tersendiri bagi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perbankan yang sangat pesat disertai dengan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi

BAB I PENDAHULUAN. Semakin terglobalisasinya perekonomian menyebabkan persaingan antar

BAB I PENDAHULUAN. laba semaksimal mungkin, menjaga kelangsungan hidup perusahaan, serta

BAB I PENDAHULUAN. optimal, dengan begitu perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan salah satu bentuk organisasi yang pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN. negara Indonesia, terutama dalam hal menjaga faktor-faktor produksi yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi perekonomian yang sedang recovery ini masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. menengah, dan panjang sebuah perusahaan. Tujuan jangka pendek umumnya

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi di dunia bisnis menuntut persaingan yang ketat. Persaingan

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan. Dari informasi laporan keuangan inilah umumnya para. investor mempertimbangkan kinerja perusahaan tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. baru serta keterbukaan dalam berbagai aspek kehidupan, salah satu hal yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

2015 PENGARUH EFISIENSI BIAYA PRODUKSI TERHADAP LABA BERSIH

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi di Amerika dan beberapa negara Eropa

BAB I PENDAHULUAN. dengan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). MEA terdiri dari 10 negara

BAB I PENDAHULUAN. dan perubahan, termasuk sektor ekonomi bisnis di dunia. Perubahan yang begitu

BAB I PENDAHULUAN. dapat diketahui kelebihan perusahaan yang harus tetap dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam perkembangan globalisasi yang terjadi saat ini,

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja perbankan di Indonesia merupakan objek sekaligus subjek yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang semakin melebarkan usahanya dalam mencapai. keuntungan. Selain itu perusahaan yang berdiri memiliki satu tujuan

BAB I PENDAHULUAN. terpaksa jatuh bangun, bahkan ada yang menutup perusahaan ditengah ketatnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Namun

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. dalam organisasi atau perusahaan yang dipengaruhi oleh faktor internal maupun faktor

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda perekonomian dunia telah memberikan

BAB I PENDAHULUAN. lalu, kita dihadapkan kepada perdagangan bebas yang menimbulkan pasar yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perkembangan industri manufaktur memicu perkembangan sektor

BAB I PENDAHULUAN. manajemen perusahaan untuk membuat strategi-strategi yang lebih baik dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era perdagangan bebas ini, perubahan dan mobilitas keuangan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengalami perbaikan. Hal tersebut dikarenakan perekonomian merupakan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sumber kehidupan bagi manusia yang tidak dapat dielakan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi pada saat ini pertumbuhan perekonomian berkembang pesat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pada era globalisasi saat ini, persaingan di dalam dunia usaha semakin

BAB I PENDAHULUAN. persaingan yang ketat. Karena itu, perusahaan dituntut untuk selalu. Perusahaan perlu mengembangkan strategi yang tepat agar mampu

BAB I PENDAHULUAN. menunjang kegiatan operasionalnya, salah satunya melalui sarana pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. sebesar 6,23% sedikit turun dibandingkan pada tahun 2011 yaitu 6,5%. Meskipun

BAB I PENDAHULUAN. akan terjadi. Dalam investasi, investor perlu terus menerus mempelajari berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi ini, perusahaan melakukan kegiatan ekonomi tanpa batas

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan pun akan menghasilkan laba yang kurang baik juga. panjang dinilai akan menggeser pusat ekonomi dunia ke Asia yang akan

BAB I PENDAHULUAN. impor gula. Kehadiran gula impor ditengah pangsa pasar domestik mengakibatkan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Di era globalisasi ini, perusahaan dituntut untuk memiliki kesiapan serta daya saing yang kuat agar tetap mampu bertahan di tengah persaingan yang semakin ketat. Di Indonesia tidak sedikit perusahaan yang mengalami kebangkrutan karena tidak mampu bersaing dalam ketatnya persaingan. Persaingan yang ketat tidak hanya dirasakan oleh perusahaan swasta saja tapi dirasakan juga oleh perusahaan-perusahan milik Negara atau disebut juga dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memiliki tanggung jawab yang lebih kepada Negara dibandingkan dengan Badan Usaha Milik Swasta (BUMS). Hal itu dikarenakan seluruh atau sebagian besar modal BUMN dimiliki oleh pemerintah. Sehingga keuntungan yang dihasilkan BUMN akan berpengaruh terhadap penerimaan Negara. Hal tersebut sesuai dengan tujuan didirikannya BUMN yang tercantum dalam Undang-undang No. 19 tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara pasal 2 ayat (1) butir (a) yaitu memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional pada umumnya dan penerimaan negara pada khususnya. Dilihat dari bentuk perusahaannya BUMN terdiri dari tiga, yaitu Perusahaan Perseroan atau yang disebut dengan Persero, Perusahaan Perseroan

2 Terbuka atau yang disebut Persero Terbuka, dan Perusahaan Umum yang disebut Perum. Sedangkan untuk sektornya BUMN terdiri dari beberapa sektor misalnya sektor telekomunikasi, industri pengolahan, transportasi, pertambangan, konstruksi, pengadaan listrik, jasa keuangan, real estate dan sebagainya. Di Indonesia terdapat banyak perusahaan BUMN yang tersebar di berbagai kota. Salah satunya adalah PT. Pindad (Persero) yang berpusat di kota Bandung. PT. Pindad merupakan salah satu perusahaan BUMN yang bergerak di bidang industri pengolahan yang berbentuk Persero karena modalnya terbagi dalam saham yang seluruh atau paling sedikit 51% (lima puluh satu persen) sahamnya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia yang tujuan utamanya mengejar keuntungan. Tujuan dari PT. Pindad adalah mampu menyediakan kebutuhan Alat Utama Sistem Persenjataan (ALUSISTA) secara mandiri untuk mendukung penyelenggaraan pertahanan dan keamanan Negara Republik Indonesia. Kegiatannya meliputi desain, pengembangan, rekayasa dan pabrikasi serta pemeliharaan. Sasaran perusahaan yaitu meningkatkan potensi perusahaan untuk mendapatkan peluang usaha yang menjamin masa depan perusahaan melalui sinergi internal dan eksternal. Untuk mencapai sasarannya itu PT. Pindad memiliki prinsip dasar diantaranya loyalitas, keunggulan teknologi, kerjasama kelompok dan berbisnis untuk saling menguntungkan. Bidang usaha dari PT. Pindad meliputi kegiatan Manufaktur, Jasa, Perdagangan serta Produk dan Jasa lainnya. (www.pindad.com)

3 PT. Pindad terdiri dari beberapa divisi, salah satunya yaitu divisi tempa dan cor. Tempa dan cor merupakan divisi yang bergerak di bidang produksi barang tempa dan cor serta rail fastening. Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya divisi ini didukung dengan sarana dan prasarana terbaik serta ditangani secara profesional. Hal itu demi menghasilkan produk yang berkualitas sehingga dapat memberikan dampak yang positif terhadap pendapatan yang dihasilkan divisi tempa dan cor. Peningkatan kinerja tiap divisi dapat dilihat dari laba yang dihasilkan. Oleh karena itu divisi tempa dan cor harus terus meningkatkan kinerjanya agar dapat memberikan kontribusi terhadap PT. Pindad (Persero) yaitu berupa laba yang dihasilkan oleh divisi. Laba adalah selisih lebih pendapatan atas beban sehubungan dengan usaha untuk memperoleh pendapatan tersebut selama periode tertentu (Soemarso, 2004:245). Laba merupakan tujuan utama didirikannya sebuah perusahaan, karena dengan laba perusahaan dapat memperluas usahanya, selain itu laba merupakan ukuran prestasi manajemen. Hal tersebut serupa dengan yang dikemukakan oleh Munawir (2010 : 183) bahwa Tujuan perusahaan umumnya adalah memperoleh laba dan besar kecilnya yang dapat dicapai merupakan ukuran kesuksesan manajemen dalam mengelola perusahaan. Kinerja manajemen dikatakan baik apabila manajemen dapat merencanakan serta mencapai bahkan melebihi target laba yang telah direncanakan. Atau dengan kata lain kinerja manajemen dalam jangka pendek dapat dilihat dari laba yang diperoleh (realisasi laba) apakah lebih besar atau lebih kecil dibandingkan dengan laba yang telah

4 direncanakan (anggaran laba). Rencana laba dapat berupa laba yang dianggarkan, selain itu kita dapat menentukan rencana laba dengan cara melihat perolehan laba pada periode sebelumnya. Menurut Soemarso (2004:234), ada empat jenis laba yang biasa digunakan dalam akuntansi, yaitu laba kotor (gross profit), laba operasi (income from operation), laba bersih (net income), laba ditahan (retained earning). Laba yang digunakan dalam penelitian ini adalah laba operasi (income from operation). Menurut Aliminsyah dan pandji (2003:222) bahwa laba operasi adalah selisih antara laba kotor dengan total biaya operasi. Laba operasi menunjukkan seberapa efektif dan efisien perusahaan dalam menjalankan segala kegiatan operasionalnya. Semakin efektif dan efisien kegiatan operasional itu dilakukan maka laba yang diperoleh akan maksimal. Melihat fenomena yang terjadi berdasarkan Laporan Anggaran Laba Rugi dan Laporan Laba Rugi PT. Pindad (Persero) Divisi Tempa dan Cor dapat dilihat perkembangan pencapaian laba operasional dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2012 yang disajikan dalam tabel berikut: Tabel 1.1 Perbandingan Anggaran dan Realisasi Laba Operasional PT. PINDAD (Persero) Divisi Tempa dan Cor Periode 2007 s.d 2012 Tahun Triwulan Anggaran Laba Realisasi Laba Operasi (Rp) Operasi (Rp) Keterangan 1 647.980.685 451.731.946 Di bawah anggaran 2007 2 725.591.479 780.528.182 Di atas anggaran 3 624.086.375 630.154.967 Di atas anggaran 4 451.734.828 400.735.905 Di bawah anggaran Jumlah tahun 2007 2.449.393.367 2.263.151.000 Di bawah anggaran 2008 1 109.484.209 (243.142.158) Di bawah anggaran

5 Tahun Triwulan Anggaran Laba Realisasi Laba Operasi (Rp) Operasi (Rp) Keterangan 2 739.763.584 549.795.665 Di bawah anggaran 3 760.690.547 669.200.692 Di bawah anggaran 4 608.211.981 725.980.925 Di atas anggaran Jumlah tahun 2008 2.218.150.321 1.701.835.124 Di bawah anggaran 1 239.562.930 239.009.957 Di bawah anggaran 2009 2 669.077.439 177.030.568 Di bawah anggaran 3 663.057.672 256.803.251 Di bawah anggaran 4 579.170.971 740.511.608 Di atas anggaran Jumlah tahun 2009 2.150.869.012 1.413.355.384 Di bawah anggaran 1 1.189.554.904 1.274.295.751 Di atas anggaran 2010 2 1.535.970.866 1.357.967.113 Di bawah anggaran 3 1.571.570.919 1.678.988.723 Di atas anggaran 4 1.574.632.745 1.728.580.289 Di atas anggaran Jumlah tahun 2010 5.871.729.434 6.039.831.876 Di atas anggaran 1 2.009.602.521 1.758.858.319 Di bawah anggaran 2011 2 2.017.401.155 1.565.260.331 Di bawah anggaran 3 1.998.327.466 1.775.334.744 Di bawah anggaran 4 2.014.556.994 1.491.126.425 Di bawah anggaran Jumlah tahun 2011 8.039.888.136 6.590.579.819 Di bawah anggaran 1 1.567.727.262 1.433.582.719 Di bawah anggaran 2012 2 1.543.911.632 1.527.713.002 Di bawah anggaran 3 1.541.981.363 1.888.862.313 Di atas anggaran 4 1.833.855.329 1.944.652.825 Di atas anggaran Jumlah tahun 2012 6.487.475.586 6.794.810.859 Di atas anggaran Sumber : Dokumen Laporan Anggaran Laba Rugi dan Laporan Laba Rugi PT. PINDAD (Persero) Divisi Tempa dan Cor pada tahun 2007 s.d 2012 (diolah kembali) Adapun fluktuasi laba operasional PT. Pindad (Persero) Divisi Tempa dan Cor Periode 2007 s.d 2012 dapat digambarkan dalam bentuk grafik sebagai berikut:

6 Sumber : Tabel 1 (data diolah kembali) Gambar 1.1 Grafik Anggaran dan Realisasi Laba Operasional PT. Pindad (Persero) Divisi Tempa dan Cor Periode 2007 s.d 2012. Berdasarkan tabel dan grafik diatas dapat diketahui bahwa 79% jumlah realisasi laba operasional PT. Pindad (Persero) Divisi Tempa dan Cor Periode 2007 s.d 2012 lebih kecil dibandingkan dengan anggaran laba operasional yang telah ditetapkan oleh manajemen, dari enam tahun tersebut hanya pada periode 2010 dan periode 2012 yang jumlah realisasi laba operasional di atas anggaran. Selain itu dapat dilihat bahwa perolehan laba operasional pada tiap triwulan berfluktuatif, pada periode 2007 s.d 2012 realisasi laba operasional cenderung berada di bawah anggaran laba operasional. Adapun laba operasional yang berada di atas anggaran yaitu realisasi laba operasional pada triwulan kedua tahun 2007 yaitu sebesar Rp 780.528.182,00, triwulan ketiga tahun 2007 sebesar Rp 630.154.967,00, triwulan keempat tahun 2008 yaitu sebesar Rp 725.980.925,00, realisasi pada triwulan keempat tahun 2009 yaitu sebesar Rp 740.511.608,00,

7 realisasi pada triwulan kesatu sebesar Rp 1.274.295.751,00, triwulan ketiga tahun 2010 yaitu sebesar Rp 1.678.988.723,00, triwulan keempat tahun 2010 sebesar Rp 1.728.580.289,00, triwulan ketiga tahun 2012 sebesar Rp 1.888.862.313,00, dan pada triwulan keempat tahun 2012 sebesar Rp 1.944.652.825,00. Jadi dapat disimpulkan bahwa laba operasional pada PT. Pindad (Persero) Divisi Tempa dan Cor Periode 2007 s.d 2012 masih belum dapat dikatakan stabil karena jumlah laba operasional masih berfluktuatif dan realisasi laba operasional yang diperoleh cenderung berada di bawah atau lebih kecil dibandingkan dengan anggaran laba operasional. Hal ini dapat mengindikasikan bahwa terdapat masalah dalam divisi tempa dan cor yaitu laba yang dihasilkan oleh divisi belum optimal. Jika hal tersebut terus terjadi maka akan berdampak pada menurunnya laba PT. Pindad (Persero) secara keseluruhan. Perusahaan melalui bagian perencanaan dan pengembangan akan menganalisis faktor apa yang menyebabkan menurunnya laba yang dihasilkan oleh divisi tempa dan cor. Apabila penurunan laba disebabkan karena menurunnya kinerja divisi maka perusahaan akan menyiapkan langkah-langkah untuk mengatasi permasalahan tersebut misalnya apabila penurunan kinerja divisi perusahaan diakibatkan oleh kekurang-mampuan kepala divisi dalam mengelola usaha, maka perusahaan akan mempertimbangkan penggantian kepala divisi, selain itu bagian perencanaan dan pengembangan akan mengevaluasi secara keseluruhan serta menyiapkan langkah-langkah atau strategi untuk memperbaiki kinerja divisi agar lebih baik pada periode selanjutnya. Upaya tersebut dilakukan

8 untuk meningkatkan perolehan laba yang dihasilkan oleh divisi tempa dan cor. Karena laba yang optimal dapat diperoleh jika divisi pada perusahaan tersebut memiliki kinerja yang baik. Besarnya perolehan laba dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti yang diungkapkan oleh Lukman Syamsudin (2007:59) Besarnya perolehan laba dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya modal kerja, biaya bahan baku, pengalaman, harga jual, dan inovasi produk. Dari pernyataan Lukman Syamsudin diketahui bahwa modal kerja menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi laba, hal tersebut diperkuat oleh Munawir (2010:116) yang menyatakan bahwa Pada dasarnya dana-dana yang dimiliki oleh suatu perusahaan akan digunakan untuk menghasilkan laba sesuai dengan usaha pokok perusahaan. Dana yang dimaksud dalam pernyataan tersebut adalah modal kerja, seperti yang diungkapkan oleh Munawir (2010:113) bahwa dana diartikan sama dengan modal kerja. Pendapat lain dikemukakan oleh Beattie dan Taylor (dalam Santika, 2006:15) menjelaskan bahwa ada empat kekuatan yang berinteraksi dalam menentukan tindakan-tindakan memaksimalkan laba perusahaan yaitu, pengetahuan teknis, permintaan produk, suplai dan modal kerja. Dari pernyataan-pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi laba adalah modal kerja. Modal kerja menurut Sutrisno (2008:43) adalah dana yang diperlukan oleh perusahaan untuk

9 memenuhi kebutuhan operasional perusahaan sehari-hari, seperti pembelian bahan baku, pembayaran upah buruh, membayar hutang, dan pembayaran lainnya. Modal kerja sangat dibutuhkan oleh setiap perusahaan untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan tersebut dan apabila terjadi kekurangan modal kerja maka kegiatan operasional perusahaan tersebut akan terhambat. Sebaliknya, apabila perusahaan memiliki kecukupan modal kerja maka kegiatan operasional akan berjalan lancar, dengan lancarnya kegiatan operasional maka perusahaan tersebut akan menghasilkan laba operasional yang maksimal, dengan demikian jumlah modal kerja yang dimiliki perusahaan akan berpengaruh pada laba yang diperoleh oleh perusahaan tersebut. Penelitian yang membahas mengenai permasalahan di atas telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya seperti Muhdin (2010) yang melakukan penelitian dengan judul: Analisis Pengaruh Kebijakan Modal Kerja terhadap Perolehan Laba. Hasil penelitian menunjukkan kebijakan modal kerja yang diterapkan PT. Indosat Tbk periode tahun 2004 sampai dengan tahun 2008 memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perolehan laba operasi. Maya Kusnita (2008) melakukan penelitian dengan judul: Pengaruh Modal Kerja terhadap Laba Perusahaan pada CV. ARMICO Bandung. Hasil penelitian menunjukkan modal kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap laba perusahaan pada CV. ARMICO Bandung. Adi Zulfikar (2012) melakukan penelitian dengan judul: Pengaruh Modal Kerja terhadap Laba Operasional studi kasus pada PT. Aksa Reksa Jaya

10 Tasikmalaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa modal kerja mempunyai pengaruh positif terhadap laba operasional. Offiq Taufiq Hidayat (2009) melakukan penelitian dengan judul: Pengaruh Modal Kerja terhadap Laba Operasional pada PT. Toko Gunung Agung, Tbk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa modal kerja mempunyai pengaruh yang positif terhadap laba operasional. Beberapa hasil penelitian diatas menyatakan bahwa modal kerja berpengaruh positif terhadap laba operasional. Berdasarkan saran dari peneliti-peneliti sebelumnya maka peneliti bermaksud untuk melakukan pengujian kembali mengenai pengaruh modal kerja terhadap laba operasional pada periode terkini. Peneliti menggunakan Modal kerja sebagai variabel dalam penelitian dikarenakan modal kerja sangat diperlukan oleh semua perusahaan untuk melakukan kegiatan operasi perusahaan dalam menghasilkan produk yang nantinya akan menghasilkan laba untuk perusahaan dan sebaliknya tanpa modal kerja perusahaan tidak dapat melakukan kegiatan operasi sehingga akibatnya perusahaan tidak akan memperoleh laba. Selain itu alasan penulis melakukan penelitian yang sama dengan penelitian sebelumnya adalah untuk melakukan pembuktian lebih lanjut dari penelitian sebelumnya. Ada beberapa perbedaan dengan penelitian sebelumnya seperti jenis perusahaan pada objek yang diteliti, peneliti memilih jenis perusahaan industri karena perusahaan industri membutuhkan modal kerja yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan jasa dan perusahaan dagang.

11 Berdasarkan uraian di atas maka penulis berniat untuk meneliti lebih lanjut mengenai pengaruh modal kerja terhadap laba operasional pada salah satu Divisi di PT. Pindad (Persero), maka judul yang diambil adalah Pengaruh Modal Kerja terhadap Laba Operasional pada PT. Pindad (Persero) Divisi Tempa dan Cor Periode 2007-2012. 1.2 Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut : 1. Bagaimana gambaran modal kerja pada PT. Pindad (Persero) Divisi Tempa dan Cor periode 2007-2012. 2. Bagaimana gambaran laba operasional pada PT. Pindad (Persero) Divisi Tempa dan Cor periode 2007-2012. 3. Bagaimana pengaruh modal kerja terhadap laba operasional pada PT. Pindad (Persero) Divisi Tempa dan Cor periode 2007-2012. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan sebelumnya, maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Maksud Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data dan informasi yang kemudian data tersebut diolah dan dianalisis untuk mengetahui pengaruh

12 modal kerja terhadap laba operasional pada PT. Pindad (Persero) Divisi Tempa dan Cor periode 2007-2012. 2. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas adapun tujuan penelitian adalah untuk mengetahui: a. Bagaimana gambaran modal kerja pada PT. Pindad (Persero) Divisi Tempa dan Cor periode 2007-2012. b. Bagaimana gambaran laba operasional pada PT. Pindad (Persero) Divisi Tempa dan Cor periode 2007-2012. c. Bagaimana pengaruh modal kerja terhadap laba operasional pada PT. Pindad (Persero) Divisi Tempa dan Cor periode 2007-2012. 1.4 Kegunaan Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang, rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka kegunaan dari penelitian ini adalah: 1. Manfaat teoritis Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi ilmu pengetahuan tentang teori modal kerja dan laba operasional khususnya

13 mengenai pengaruh modal kerja terhadap laba operasional. Selain itu diharapkan dapat menjadi salah satu referensi dalam penelitian selanjutnya bagi para akademisi dan praktisi. 2. Manfaat empiris a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan mengenai pengelolaan modal kerja yang mungkin dapat bermanfaat bagi pihak PT. Pindad (Persero) khususnya Divisi Tempa dan Cor agar pengelolaan serta penggunaan modal kerja dapat lebih efektif dan efisien. b. Memberikan masukan kepada PT. Pindad (Persero) khususnya Divisi Tempa dan Cor mengenai manajemen modal kerja guna meningkatkan laba operasional yang ingin dicapai oleh divisi tersebut. c. Memberikan gambaran mengenai tingkat laba operasional yang diperoleh perusahaan kepada pihak PT. Pindad (Persero) Divisi Tempa dan Cor sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu bahan pertimbangan bagi divisi untuk meningkatkan kinerja perusahaan dalam mencapai perolehan laba operasional yang ditargetkan oleh perusahaan.