BAB VI HASIL PERANCANGAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KONSEP PERANCANGAN. kemudian memunculkan ide dasar dalam perancangan sekolah alam Junrejo batu, lebih ide dasar konse dari perancangan akan

BAB VI HASIL PERANCANGAN Hasil Perancangan Tata Masa dalam tapak. mengambil objek Candi Jawa Timur (cagar budaya)sebagai rujukannya, untuk

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. Redesain terminal Arjosari Malang ini memiliki batasan-batasan

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR DIAGRAM...

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Perancangan Fasilitas Pendukung Kawasan Kampung Inggris Pare

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. rancangan terdapat penambahan terkait dengan penerapan tema Arsitektur

BAB VI HASIL PERANCANGAN. terdapat pada konsep perancangan Bab V yaitu, sesuai dengan tema Behaviour

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Konsep tersebut berawal dari tema utama yaitu Analogy pergerakan air laut, dimana tema

BAGIAN 3 HASIL RANCANGAN DAN PEMBUKTIANNYA

BAB VI HASIL RANCANGAN. tema Sustainable Architecture yang menerapkan tiga prinsip yaitu Environmental,

BAB VI HASIL RANCANGAN. wadah untuk menyimpan serta mendokumentasikan alat-alat permainan, musik,

BAB VI HASIL RANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan adalah sustainable architecture

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. adalah High-Tech Of Wood. Konsep High-Tech Of Wood ini memiliki pengertian

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. merupakan salah satu pendekatan dalam perancangan arsitektur yang

BAB V I APLIKASI KONSEP PADA RANCANGAN. karena itu, dalam perkembangan pariwisata ini juga erat kaitannya dengan

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB V I KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dari permasalahan Keberadaan buaya di Indonesia semakin hari semakin

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAGIAN 4 DISKRIPSI HASIL RANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP DASAR DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB VI HASIL RANCANGAN. Hasil perancangan diambil dari dasar penggambaran konsep yang terdapat

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN. Terakota di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep tersebut

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Studi Tipologi Bangunan Pabrik Gula Krebet. Kawasan Pabrik gula yang berasal dari buku, data arsitek dan sumber-sumber lain

Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami. kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur

BAB VI HASIL PERANCANGAN. digunakan adalah menggabungkan dari aspek-aspek mendasar seperti tema,

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP. Gambar 5.1 gambar konsep bentuk bangunan (Sumber : analisis 2013)

Asrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. produksi gula untuk mempermudah proses produksi. Ditambah dengan

BAB V KONSEP. mengasah keterampilan yaitu mengambil dari prinsip-prinsip Eko Arsitektur,

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Pusat Rekreasi Peragaan IPTEK ini terletak di Batu,karena

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan adalah sustainable architecture,

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep dasar perancangan beranjak dari hasil analisis bab sebelumnya yang

SEKOLAH MENENGAH TUNANETRA BANDUNG

BAB VI HASIL RANCANGAN. mengacu pada tema dasar yaitu high-tech architecture, dengan tujuh prinsip tema

BAB V KONSEP. V.1.1. Tata Ruang Luar dan Zoning Bangunan

BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN. Dalam kajian perancangan ini berisi tentang penjelasan dari proses atau

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Konsep perancangan yang digunakan dalam perancangan kembali pasar

BAB IV : KONSEP. 4.1 Konsep Dasar. Permasalahan & Kebutuhan. Laporan Perancangan Arsitektur Akhir

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Gambar 5.1. Zoning Ruang (sumber:konsep perancangan.2012)

BAB III METODE PERANCANGAN. pengumpulan data, analisis, dan proses sintesis atau konsep perancangan.

BAB 6 HASIL PERANCANGAN. di Trawas Mojokerto ini adalah lokalitas dan sinergi. Konsep diambil dari tema Re-

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Hasil perancangan dari kawasan wisata Pantai Dalegan di Kabupaten Gresik

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Tabel 5.1. Kapasitas Kelompok Kegiatan Utama. Standar Sumber Luas Total Perpustakaan m 2 /org, DA dan AS 50 m 2

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Pengembangan tempat pelelangan ikan dan prasarana samudera dalam

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Konsep dasar rancangan yang mempunyai beberapa fungsi antara lain: 1.

BAB V KONSEP PERANCANGAN. sebagai pengembangan bakat dan minat anak adalah attaractif behavior.

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik.

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. perancangan tapak dan bangunan. Dalam penerapannya, terjadi ketidaksesuaian

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Pencapaian pejalan kaki dalam hal ini khususnya para penumpang kendaraan ang

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Konsep desain kawasan menggunakan konsep dasar transformasi yang

BAB VI HASIL RANCANGAN.

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB VI HASIL RANCANGAN. perancangan agrowisata ini menggunakan empat prinsip yakni building as nature,

BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TAMAN PINTAR DI KOTA SOLO DENGAN METAFORA ARSITEKTUR

BAB VI HASIL PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. tema perancangan dan karakteristik tapak, serta tidak lepas dari nilai-nilai

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SEKOLAH ALAM

by NURI DZIHN P_ Sinkronisasi mentor: Ir. I G N Antaryama, PhD

BAB VI HASIL PERANCANGAN

Bab V Konsep Perancangan

BAB V KONSEP 5.1 Konsep Dasar

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. konsep dasar yang digunakan dalam Pengembangan Kawasan Wisata Pantai Boom Di

BAB 6 HASIL RANCANGAN

BAB 6 HASIL RANCANGAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN PASAR. event FESTIVAL. dll. seni pertunjukan

4 BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV ANALISIS PERANCANGAN. 4.1 Analisis Obyek Rancangan Terhadap Kondisi Eksisting

1.4. BATASAN DAN LINGKUP PEMBAHASAN 1.7. SISTEMATIKA PEMBAHASAN DAFTAR ISI BAB IPENDAHULUAN1

dan perancangan Pasar Seni di Muntilan adalah bagaimana wujud rancangan sebagai tempat pemasaran dan wisata berdasarkan kontinuitas antar ruang

BAB III METODE PERANCANGAN. daksa yang dapat menerima segala umur dan kelas sosial, memudahkan

BAB VI HASIL RANCANGAN. Perancangan Kembali Citra Muslim Fashion Center di Kota Malang ini

BAB VI HASIL PERANCANGAN. Penerapan Tema dasar Arsitektur Islam yang berwawasan lingkungan pada

BAB VI HASIL RANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun

BAB V KONSEP. marmer adalah Prinsip Sustainable Architecture menurut SABD yang terangkum

Transkripsi:

BAB VI HASIL PERANCANGAN 6.1. Hasil Perancangan Tapak Perancangan Sekolah alam Junrejo di Batu ini menggunakan tema Arsitektur Hijau yang mengacu pada ide dasar pemikiran perancangan : 1. Respect For Site yang dapat dilihat dari persyaratan yang mengharuskan memperhatikan ikilim dan energi (efesiensi penggunaan energi), memperhatikan tata letak bangunan, bentuk dengan area sekitar, keberlanjutan tapak, penggunaan material yang sehat dan tidak mengkontaminasi lingkungan, serta efesiensi penggunaan air dalam perancangan arsitektural. 2. Respect For User yang pemanfaatan material yang berkelanjutan agar memberikan efek nyaman pada pengguna, keterlibatan masyarakat lokal, keterkaitan antara transit dengan tempat tinggal, kualitas lingkungan ruang dalam (Indoor Enveronmental Quality), kenyamanan fisik dan kualitas udara di dalam bangunan, pencahayaan dan penghawaan alami. Dalam hal ini, akan dijelaskan lebih lengkap mengenai hasil perancangan yang telah memperhatikan kondisi iklim seperti angin, dan matahari, bentuk dan kontur tapak serta memperhatikan kenyamanan pengguna di dalam dan di luar ruangan.

6.1.1 Hasil Perancangan Tata Masa dalam Tapak Konsep Tata Masa dalam Tapak yang di terapkan dalam perancangan mengacu pada konsep Respect For Site yaitu yang memperhatikan kondis iklim pada tapak, dengan meletakkan bangunanan pada area yang terlintasi oleh matahari pagi serta menghadapkan bangunan pada arah datangnya angin, agar dapat memasukkan angin kedalam bangunan. Serta Membagi area bangunan berdasarkan tingkatan kemampuan berjalan anak, hal ini berdasarkan konsep Respect For User. Area belajar Outdoor SMP, di letakkan pada tapak yang berkontur, karena pada arae ini tidak diperuntukkan untuk bangunan yang digunakan dalam jangka waktu lama. Menempatkan tata masa bangunan area belajar indoor SMP berdasarkan iklim, hal ini dapat dilihat dari bentuk masa bangunan yang merepon datangnya angin serta memasukkan cahaya pagi di dalam ruang. Menempatkan tata masa bangunan area belajar indoor SMP berdasarkan iklim, hal ini dapat dilihat dari bentuk masa bangunan yang merepon datangnya angin serta memasukkan cahaya pagi di dalam ruang. Area belajar Outdoor SMA, di letakkan pada tapak yang berkontur, karena pada arae ini tidak diperuntukkan untuk bangunan yang digunakan dalam jangka waktu lama. Area publik SMP dan SMA diletakkan lebih dekat dengan sirkulasi kendaraan di dalam tapak, halini berdasarkan pertimbangan pengguna sendiri yang tidak hanya anak sekolah namun orang tua murid. Gambar 6.1 Desain Perletakan Masa Kawasan Meletakkan area kebun organik pada sisi yang dekat dengan sungai hal ini bertujuan untuk membatasi area belajar indoor anak SD, berdasarkan pertimbangan keamanan, Respect For User.. Perletakan masa bangunan belajar Indoor SD di rancang berdasarkan iklim, yaitu dengan memasukkan matahari pagii sebagai pencahayaan serta merespon datangnya angin. Meletakkan masa bangunan belajar Indoor TK berdasarkan iklim, yaitu dengan memasukkan matahari pagi sebagai pencahayaan serta merespon datangnya angin sebagai penghawaan. Membatasi area belajar indoor TK dengan jalan dengan kebun organik, untukkenyamanan dan keselamatan pengguna. Area parkir lebih dekat dengan area publik untuk memudahkan transit kendaraan ke area publik, untuk berjalan kaki tidak terlalu jauh.

6.1.2 Hasil Perancangan Sirkulasi dalam tapak Konsep sirkulasi dalam tapak yang diterapkan pada perancangan Sekolah alam Junrejo Batu menggunakan pola sirkulasi linier. Pola sirkulasi ini diambil berdasarkan konsep Respect For User dan objek perancangan sendiri. Hal ini telah di analisis berdasarkan fakta-fakta di lapangan. Garis kuning merupakan area sirkulasi bagi kendaraan pengangkut sampah dan pemadam kebakaran, area sirkulasi ini diletakkan pada area yang jauh dari jangkaun user. Pada area TK jarak tempuh lebih singkat di banding area SD, SMP dan SMA. Hal inidibuat berdasarkan pertimbangan umur dan konsep konsep Respect For User. Garis biru adalah sirkulasi didalam tapak, hal ini di buat berdasarkan konsep Respect For User. Dimana hal ini di pertimbangkan berdasarkan tingkat kemampuan jalan dari pengguna. Garis biru untuk pejalan kaki dari luar tapak seperti halte dan perumahan penduduk sekitar dari arah kota Batu. AREA TK Sirkulasi dari arah Malang Garis biru untuk pejalan kaki dari luar tapak seperti halte dan perumahan penduduk sekitar dari arah kota Malang. Garis merah merupakan area entrance dan exit dari arah Malang, perletakan ini dilihat berdasarkan jarak lihat kedekatan dengan arah datang kendaraan dari Malang. Sirkulasi dari arah Batu Garis biru untuk pejalan kaki dari luar tapak seperti halte dan perumahan penduduk sekitar dari arah kota Batu.halini berdasarkan konsep keterkaitan antara transit dengan tempat tinggal Garis merah merupakan area entrance dan exit dari arah batu, perletakan ini dilihat berdasarkan jarak lihat kedekatan dengan arah datang kendaraan dari Batu. Sirkulasi kendaraan Sirkulasi pejalan kaki Sirkulasi darurat, sampah dll Gambar 6.2 Desain Sirkulasi pada Kawasan

6.2. Hasil perancangan pada Tata Bangunan Hasil perancangan tata bangunan berdasarkan konsep perancangan, Respect For Site yang dapat dilihat dari persyaratan yang mengharuskan memperhatikan ikilim, bentuk dengan area sekitar,, penggunaan material yang sehat dan tidak mengkontaminasi lingkungan, serta memeprhatikan kenyamanan pengguna. 6.2.1. Bentuk dan Tampilan Bangunan Hasil perancangan Bentuk dan Tampilan Bangunan berdasaran acuan konsep respect For User dan Respect For site, yang telah di paparkan di atas. Adapun penerapan dari konsep rancangan kedalam bentuk dan tampilan bangunan memperhatikan dua ide dasar pemikiran di atas. 6.2.1.1.Eksterior Dalam perancangan ini, material-material yang digunakan menggunakan material-material alami sehingga tidak mengkontaminasi lingkungan yang ada pada tapak, dengan menggunakan material-material alami juga dapat menghargai alam dengan memanfaatkan meterial secara baik dan benar. View bangunan mengarah pada bangunan yang saling berkaitan langsung serta tidak mengarahkan bangunan keluar tapak, karena hal ini dapat mengganggu konsentrasi belajar siswa serta bentukbangunan merespo kondisi iklim kota Batu dengan bentuk atap bangunan serta bukaan-bukaan pada bangunan. Gambar 6.3 Desain Tampilan Kawasan

Bentuk bangunan dibuat selaras dengan bangunan sekitar, dengan menggunakan atap prisai untuk merespon iklim. Menambahkan aksen alami batuan pada eksterior bangunan. Memberikan bukaan yang banyak pada bangunan untuk memasukkan angin dalam bangunan. Menggunakan pelanadengan atap tampilan bangunan dari material bambu yang dijajar dengan celah-celah yangberfungsi dintaranya untuk memasuukan angin dan matahari. Bangunan lebih dibuat terbuka hal ini bertujuan untuk pengawasan pada area sekolah, karena bangunan ini merupakan bangunan kantor bagi anak TK yang mengharuskan guru selalu memantau gerak anak didik. Bangunan dibuat terbuka hal ini dilihat berdasarkan fungsinya yaitu bangunan tunggu yang memerlukan pengawasan pada saan penjemputan. Bangunan merupakan disamping bangunan taman baca, dibuat terbuka pada area baca untuk lebih dekat dengan alam dan di buat tertutup pada area display Gambar 6.4 Desain Tampilan Bangunan Menggunakan atap bangunan perisai dengan meneruskan hingga kebawah pata tampak depan, dan membuka bangunan pada area tengah untuk memasukkan angin kedalam bangunan, serta membuka bangunan pada area sisi timur.

6.2.1.2. Interior Interior bangunan pada Sekolah Alam Junrejo ini berbeda pada setiap bentuk dan tampilan ruangan, hal tersebut dilihat berdasarkan pengguna sendiri. Namun tidak menghilangkan konsep alam serta keterbukaan pada interior bangunan tersebut. Material dinding bangunan menggunakan bambu yang disusun secara horizontal dengan celah-celah yang dibuka, hal ini bertujuan untuk memasukkan angin dan matahri kedalam bangunan, sehingga penghawaan dan pencahayaan dapatdari alam secara alami. Rak buku dan mainan menempel pada dinding yang dilintasi angin lebih kencanga agar pengguna merasa nyaman dan angin masuk kedalam ruang tidak secara berlebih. Memberikan plafon gantung pada interior bangunan kelas anak TK agar ruang tidak terlalu monumental mengiangat tinggi atap hingga mencapai 5 meter,maka dibuatlahatap gantung yang bentuknya meneruskan bentuk dinding,dengan diamteryang lebih besar. Menambahkan aksen gantungan atap pada interior bangunan dengan warna-warni menarik untuk merangsang motorik anak TK. Penataan kursi dibuat diskusi melingkar agar anak dapat belajar secara kelompok, dengan pemilihan warna-warna yang menarik. Gambar 6.5 Interior Belajar Indoor anak TK Memberikan plafon gantung pada interior bangunan kelas agar menimbulkan kesan proposional pada ruang, hal ini kranakan ketinggian bangunan mencapai 7 meter untuk kelas SMP dan SMA. Menutup view yang mengarah pada papan tulis, agar konsentrasi pada saat belajar tidak terganggu keluar ruang dan tetap fokus. Pola penataan bangku dibuat linier hal ini bertujuan untuk mengesankan kelas formal, hal ini dilihat dari pengguna sendiri yang lebih mandiri. Material kursidan meja menggunakan bambu, karna material bambu lebih ramah terhadap lingkungan sertamudah didapat pada sekitar kota Batu dengan mudah. Gambar 6.6 Interior Belajar Indoor anak SMP dan SMA

Plafon dibuat lebih turun pada area tengah dibanding plafon yang lain hal ini dikarnakan dibawah plafon meja rapat, selain itu juga untuk menamhbakan kesan arsitektural pada ruang, material yang digunakan bambu untuk mengesankan alami. Jendela dibuat lebih lebardan bnyak untu mengarahkan view dari dlam keluar ruang untuk membuang penat ketika melakukan rapat yang melelahkan, selain itu untuk memasukkan cahaya dan angin kedalam ruang, dengan bentuk daun jendela putar yang dapat mengalirkan angin pada sisi yang dinginkan. Pemilhan kursi rapat lebih modern dengan standar kenyamanan kursi ketika digunakan rapat, hal ini dilihat berdasarkan jangka wakturapatyangtak tentu yang bisa saja sangat lama sehingga perlu kenyamanan ketika melakukan rapat. Menggunakan material lantai parkit untuk menyelarsakan warna material alam yang lain. Gambar 6.7 Interior Ruang Rapat Membatasi area baca luar dengan sekitar menggunakan bambu dan batu alam dengan tinggi 2 meter, agar padangan saat membaca hanya berpusat pada area taman baca. Batu alam dengan ketinggian 50 cm, sebagai struktur bawah dari dinding bambu dengan motif rongga pada susunan batu alam. Vegetasi sebagai peneduh pada area baca hal ini bertujuan untuk menyatukan taman baca dengan keterbukaan alam, untuk lebih membuat pengguna meresa bebas dan nyaman ketika belajar atau membaca pada area terbuka dengan penghawaan dan pencahayaan alami. Hal ini juga merupakan penghargaan terhadap alam. Pemilihan perabot kursi dan meja menggunakan material bambu,agar lebih ringan selain itu material bambu dapat carisecaramudah dan dapat tmbuh dengan cepat. Gambar 6.8 Eksterior Taman Baca

6.3. Detail Arsitektural dan Detail Struktural Detail Arsitektural dan Detail Struktural menjelaskan secara lengkap mengenai sambungan serta bentukan-bentukan yang berbeda dengan bentukan yang lainya. 6.3.1 Detail Arsitektural Bukaan Bukaan pada bangunan menggunakan material kaca dengan warna kaca hijau, bentuk bukaan di buat tinggi rendah jika pada saat bagian tertentu yang diingkan untuk mendapatkan pengahawaan maka dapat di buka, hal merupakan terapan dari konsep 6.4.3 Detail Struktur Atap Hingga Pondasi Detail pada atap menggunanakan atap limasan dengan rangka atap menerus hingga pada pondasi, talang air untuk hujan dialirkan mengikuti bentuk kemiringan atap hingga kedalam tanah. Respect For Site yang lebih mengacu pada iklim seperti angin dan matahari. Gambar 6.9 Detail Bukaan Bangunan Gambar 6.11 Detail Struktur atap hingga pondasi 6.3.2 Detail Arsitektural Plafon Plafon dibuat lebih melandai dari sisi plafon yang lain sebagai vocal point didalam ruangan, dengan memberikan aksen alami pada lapisan plafon, yaitu dengfan menggunakan meterial bambu yang disusun menyesuaikan bentukan bangunan secara garis besar untuk aksen perulangan pada interior bangunan. Agar kesan didalam dan luar bangunan dapat menjadi satu kesatuan. 6.4.1 Detail Struktur Sambungan Pertemuan antara bambu diikat dengan tali ijuk untuk lebih menguatkan pada sambungan, struktur ini digunkanan pada sambungan-sambungan yang tertentu yang membutuhkan ikatan sederhanadan tidak bentang yang dimiliki tidak begitu lebar. Gambar 6.10 Detail Plafon Gambar 6.12 Detail Struktur Sambungan

6.4. Utilitas 6.4.1 Utilitas Pada Kawasan Sistem utilitas distribusi Listrik Bersumber dari PLN yang ada pada kawasan sekolah alam Junrejo Batu, sedangkan Air bersih dari PDAM yangada di sekitar lokasi tapak, serta perletakan hidran pada kawasan tapak untukmengantisipasi kebakaran, lebih lanjut akan dijelaskan pada gambar sebagai berikut: Garis biru merupakan saluran air bersih yang disalurkan pada titik bangunan yang memiliki toilet ataupan kamarmandi dan pantry, tandon air bersih bermuara padasatu titik pada area yangmemungkinkan dengan mudah mendistribusikan air kesetiap titiktitik bangunan padatapak kawasan. Air bersih diambil dari PDAM sekitar tapak. Garis kuning merupakan pendistribusian penyaluran listrik pada setiap bangunan, pada kawasan terdapat dua titik distributorlistrik yangdikelompokkan berdasarkan jangkau jarak yaitu diletakkan padaarea Sd dan area Smp, agar pendistribusian listrik tidak mengulur kabel secara berlebih. Garis Hijau merupakan tandon pembuan limbah pada toilet-toilet bangunan, terdapat tiga tahapan dalam pembuangan ini yakni pembuangan bawah, kemudian diresapakan pada bak pengolahan limbah dan pengalir pada bak atau tandon atas,halini untuk pengolahan bekas air yang digunakanyang dpat diolah kembalidan dapat difungsikan sedangkan untuk limbah gas lagsung dubuang pada tandon bawah. Garis merah merukakan garis hidrant padakawasan, setiap titik hidran berjarak antara10-20 meter, halini dikaranakan jarak bangunan dengan titik hidran harus terjangkau apabilaterjadi kebakaran. Sedangkan untuk evakusi pertama apabila terjadi kebakaran,userdapat dievakuasi pada areaterbuka. Gambar 6.13 Utilitas Kawasan