BAB I PENDAHULUAN. menjalankan aktivitas ekonomi. Adapun konsep perbankan dalam Islam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Mura>bah}ah merupakan produk finansial yang berbasis ba i atau jual beli.

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi Jasa Keuangan Syari'ah (KJKS) atau yang biasa juga disebut

BAB I PENDAHULUAN. persatuan. Hal ini terlihat dari unsur-unsur yang dicapai dari inti agama Islam

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 7

BAB I PENDAHULUAN. Haji merupakan ibadah yang ada di dalam agama Islam dan dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkannya. Bank juga dikenal sebagai lembaga keuangan. yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perbankan terlihat sangat kompleks,dengan bebagai. dengan meningkatnya pembangunan nasional pada bidang ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. yang kita ketahui sistem perekonomian negara-negara di dunia. Tidak lepas dari

BAB I PENDAHULUAN. yang terdiri atas perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam berbagai bidang usaha

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan pihak yang kekurangan dana adalah pihak yang mengambil kredit pada

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya.

BAB I PENDAHULUAN. tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan bank sebagai mitra dalam mengembangkan usahanya.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk membantu kegiatan-kegiatan ekonomi. Bank dikenal

BAB I PENDAHULUAN. Konsep pemasaran muncul pada pertengahan tahun 1950-an dengan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan keuangan salahsatunya adalah sektor perbankan. Sektor perbankan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan lembaga keuangan syariah di Indonesia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. eksistensi perbankan syariah, memicu tumbuhnya bank-bank syariah di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. bagi hasil. Balas jasa atas modal diperhitungkan berdasarkan keuntungan atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembiayaan murabahan..., Claudia, FH UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. Tak kurang Lembaga Dana Moneter Internasional (International Money

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan

BAB I PENDAHULUAN. Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya

BAB I PENDAHULUAN. hukum Islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan

BAB I PENDAHULUAN. penentuan return yang akan diperoleh para depositornya. Bank syariah tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. menetapkan perbankan syariah sebagai salah satu pilar penyangga dual-banking

BAB V PENUTUP. Berdasarkan serangkaian penelitian yang telah dijelaskan didalam babbab

BAB I PENDAHULUAN. perbankan dalam mengendalikan negara tersebut. Indonesia adalah Bank Sentral Republik Indonesia sebagaimana dimaksud

BAB I PENDAHULUAN. memunculkan persaingan antar bank yang semakin ketat. Menurut Undang-

BAB I PENDAHULUAN. melayani kebutuhan masyarakat melalui jasa-jasanya. 1 Perbankan syariah. Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Subandi, Ekonomi Koperasi, (Bandung: Alfabeta, 2015), 14

Sumber Dana dan Alokasi Dana dalam Perbankan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang berbasis nilai-nilai dan prinsip syariah untuk dapat diterapkan

BAB I PENDAHULUAN. terpenuhi. Perkembangan pertumbuhan ekonomi di era globalisasi seperti

BAB I PENDAHULUAN. Melemahnya nilai tukar rupiah yang terus berubah-ubah menjadi masalah

RANGKUMAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk ditanamankan pada sektor produksi dan investasi, di samping

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha atau institusi yang kekayaannya terutama dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. dari dunia perbankan. Jika dihubungkan dengan pendanaan, hampir semua

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah penting, terutama dalam menyediakan sumber dana bagi dunia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB 1 PENDAHULUAN. popular bukan hanya di negara-negara Islam tapi bahkan juga di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga yang memiliki peranan penting dalam. perekonomian suatu negara baik sebagai sumber permodalan maupun sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan seperti perbankan merupakan instrumen penting. syariah telah memasuki persaingan berskala global,

BAB I PENDAHULUAN. kredit. Hal tersebut tentu saja berpengaruh pada perkembangan sektor perbankan

PERBANDINGAN PERHITUNGAN BAGI HASIL TABUNGAN MUDHARABAH PADA PT. BANK SYARIAH MANDIRI DENGAN PADA PT. BANK MANDIRI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perbankan syariah merupakan suatu perwujudan permintaan

PENGARUH PROFITABILITAS SISTEM BAGI HASIL TERHADAP MINAT NASABAH BERINVESTASI ( Survey Pada Bank Syari ah di Kabupaten Klaten)

Usulan Penelitian Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan periklanan (Durianto dalam Dida, 2013:1). sebaiknya disampaikan (Tinarbuko, 2007: 1). Dalam perumusan pesan iklan

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk tabungan, giro dan deposito berjangka (Oktriani, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. terutama untuk membiayai investasi perusahaan. 1 Di Indonesia terdapat dua jenis

I. PENDAHULUAN. pendapat dikalangan Islam sendiri mengenai apakah bunga yang dipungut oleh

BAB I PENDAHULUAN. disetujuinya UU No. 10 Tahun Undang-Undang tersebut mengatur

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan prinsip Islam, yaitu aturan perjanjian (akad) antara bank dengan

BAB I PENDAHULUAN. produk bank ataupun jasa bank sehingga keberadaan bank sudah menyebar

BAB I PENDAHULUAN. Rakyat Syariah (BPRS). Menurut Undang-Undang Nomor 21 tahun dalam lalu lintas pembayaran.(salman, 2012:8).

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi suatu negara secara keseluruhan tidak dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. mikro maupun makro. Terbukti dari semakin banyak munculnya usaha baru yang

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bunga baik tabungan, deposito, pinjaman, dll.

BAB I PENDAHULUAN. dengan negara Indonesia ini. Sistem keuangan negara Indonesia sendiri terdiri

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keimanan dan ketakwaan melahirkan krisis politik sehingga

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari perkembangan perbankan di negara yang bersangkutan sebab

BAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal wat Tamwil dan Koperasi Syariah merupakan lembaga

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai aktivitas keuangan. Aktivitas keuangan yang. bank tidak hanya terbatas pada penyimpanan dana dan penyaluran

BAB I PENDAHULUAN. dengan masyarakat yang berkekurangan dana disebut bank. Tahun 1999

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank,

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh UU No.10 tahun 1998 dan undang-undang terbaru mengenai perbankan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial yang tidak mampu untuk hidup secara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kontroversi praktik bunga bank yang dilakukan pada bank bank konvensional

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam

BAB I PENDAHULUAN. Sistem perbankan di Indonesia didominasi oleh sistem bunga. Hampir semua

BAB I PENDAHULUAN. akhibat krisis moneter yang melanda pada pertengahan Penyebab dari

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya bank yang menerapkan dual banking system dimana bank-bank. perbankan syariah ini melengkapi keberadaan sistem perbankan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bank memiliki peran yang sangat penting dalam masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad Syafi i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik, Gema Insane, Jakarta, 2001, hlm. Vii

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga financial intermediary yang menjadi. kekurangan dana. Karena itu industri perbankan mempunyai peranan yang

BAB I PENDAHULUAN. Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, baik itu mencakup kelembagaan,

BAB I PENDAHULUAN. Asuransi Syariah (AS), Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), dan Unit Simpan

LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH THALIS NOOR CAHYADI, S.H. M.A., M.H., CLA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perbankan syariah merupakan suatu sistem perbankan yang

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah telah berkembang begitu pesat di Indonesia dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Al-Qur an dan As-Sunnah, termasuk dari segi ekonominya. Upaya

BAB I PENDAHULUAN. (riba), serta larangan untuk berinvestasi pada usaha usaha berkategori terlarang

This document was created by Unregistered Version of Word to PDF Converter BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. akan sistem operasionalnya, telah menunjukkan angka kemajuan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Obyek Studi Gambaran Umum Bank BNI dan Unit Usaha Syariah

BAB 1 PENDAHULUAN. Selain memiliki peran penting dalam proses perekonomian, bank juga

dari Bank adalah sebagai lembaga perantara dalam arus dana, baik dalam pasar uang

BAB I PENDAHULUAN. dengan lahirnya UU No 7 Tahun1992 tentang perbankan nasional Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur dan jasa. Sedangkan sektor moneter ditumpukan pada sektor

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih besar dibandingkan dengan negara-negara muslim lainnya. Haji

BAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah menerapkan sistem bebas bunga (interest free) dalam

I. PENDAHULUAN. negaranya, yaitu sebagai pemicu pertumbuhan ekonomi, inovasi, dan progres

BAB I PENDAHULUAN. lebih tersendiri yang coba ditawarkan oleh Bank Syariah. 1. Adapun akad yang digunakan dalam produk penghimpunan dana adalah

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan perekonomian yang sangat pesat membuat kebutuhan akan lembaga keuangan ikut meningkat. Salah satu lembaga keuangan yang memiliki fungsi vital dalam perkembangan perekonomian ialah sektor perbankan. Bank 1 merupakan salah satu lembaga keuangan yang aktivitasnya melayani jasa menyimpan dan menyalurkan dana. Hal inilah yang membuat bank saat ini bisa dikatakan menjadi gaya hidup masyarakat dunia dalam menjalankan aktivitas ekonomi. Adapun konsep perbankan dalam Islam bersandar pada keadilan dan keharmonisan antara realita dengan keinginan manusia. Artinya, perekonomian dalam Islam khususnya perbankan mencoba untuk menjembatani antara realita dan hasrat manusia untuk mendapatkan keuntungan namun dalam kerangka yang adil. Dalam perbankan syariah, fungsi intermediasi 2 merupakan fungsi utama di mana bank menjadi jembatan antara pihak yang memiliki dana dengan pihak yang membutuhkan dana. Bank sendiri dapat berperan ganda sebagai pihak yang menyalurkan dana. 3 1 Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentukbentuk lain dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Lihat Buchari Alma, Donni Juni Priansa, Manajemen Bisnis Syariah, Bandung: Alfabeta, 2009, h. 7. 2 Intermediasi merupakan perhubungan antara satu dengan yang lain; perataraan. Lihat Pius A. Partanto & M. Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer, Surabaya: Arkola, 1994, h.266. 3 Masyhuri, Teori Ekonomi Dalam Islam, Yogyakarta: Kreasi Wacana, 2005, h. 138. 1

2 Kemunculan sistem ekonomi dan bank syariah dalam pencaturan ekonomi dan perbankan moderen merupakan upaya menghadirkan dekontruksi aspek lain yang telah termaginalkan dalam ilmu dan sistem ekonomi modern, yakni terjadinya erosi nilai-nilai spiritual. Bank syariah sendiri lahir pertama kali pada 1 Mei 1992 diikuti dengan lahirnya UU No. 7 Tahun 1992 yang sekarang telah di ubah menjadi Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan yang mengakomodasi perbankan dengan prinsip bagi hasil baik bank umum maupun Bank Pengkreditan Rakyat Syariah (BPRS) sebagai media baru dan terpercaya serta memberikan solusi lebih baik bagi masyarakat yaitu kemunculan Bank Muamalat Indonesia (BMI). Perkembangan perbankan syariah di Indonesia tidak terlepas dari peranan dan kebijakan Bank Indonesia. Bank Indonesia dapat melaksanakan pengendalian moneter 4 berdasarkan prinsip syariah sebagaimana diamanatkan dalam pasal 10 ayat 2 Undang-undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peratuan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2008. Dan kemudian dengan disahkannya Undang-undang Nomor 21 Tahun 2008 khusus tentang perbankan syariah semakin memperkuat keberadaan dan eksistensi lembaga perbankan syariah di Indonesia. 5 Hal ini juga dapat terealisasikan tidak terlepas dari andil besar saat disahkannya fatwa MUI Nomor 1 Tahun 2004 tentang bunga bank. Bank syariah sebagaimana fungsinya menghimpun dan menyalurkan dana 4 Moneter adalah segala yang berkenaan dengan keuangan. Lihat Ahmad A.K. Muda, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Reality Publisher, 2006, h. 377. 5 Andri Soemitra, Bank & Lembaga Keuangan Syariah, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2009, h. 55. 2

3 berdasarkan prinsip-prinsip syariah, yang tertuang dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 9/19/2007. Perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank syariah dan unit usaha syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Menurut Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 yang tercantum di dalam Ketentuan Umum Pasal 1 bahwa Bank syariah adalah Bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan Prinsip Syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. 6 Sedangkan sumber dana bank syariah adalah diantaranya berasal dari berbagai macam produk alternatif yang ditawarkannya yakni berupa giro, tabungan, dan deposito. Di dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 Perbankan Syariah pada pasal 19 ayat 1 bahwa setiap produk yang disebutkan di atas harus berdasarkan akad wadi ah dan mudharabah. 7 Pada sistem operasi bank syariah, pemilik dana menanamkan uangnya di bank tidak dengan motif mendapatkan bunga, tetapi dalam rangka mendapatkan keuntungan bagi hasil. Hal ini terdapat dalam prinsip-prinsip operasional bank syariah, diantaranya yakni prinsip simpanan giro yang diimplementasikan dalam bentuk akad al-wadiah dimana dana simpanan nasabah bukan untuk diinvestasikan seperti tabungan dan deposito. Kemudian prinsip bagi hasil yang diperuntukkan bagi nasabah penyimpan dana yang mana dana milik nasabah tersebut dapat digunakan sebagai dasar untuk 6 Ismail, Perbankan Syariah, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2011, h. 32-33. 7 Ibid.,h. 65-66. 3

4 produksi pendanaan (tabungan dan deposito) dalam bentuk akad almudharabah. 8 Dari sekian banyak produk alternatif bank syariah tersebut, salah satu produk yang cukup mendapat perhatian dari kalangan masyarakat khususnya masyarakat yang beragama Islam ialah produk tabungan haji. Ibadah haji termasuk dalam rukun Islam yang ke lima. Sebagai umat Islam sudah pasti memliki keinginan untuk mengunjungi rumah Allah SWT. dasar hukum menjalankan ibadah haji pun sebagaimana ibadah-ibadah lainnya dalam Islam seperti shalat, merupakan panggilan (khitab) Allah seperti yang tercantum dalam surah Ali-Imran : 97 sebagai berikut, Artinya : Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (di antaranya) maqam Ibrahim; barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) menjadi amanlah Dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah. barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya (Tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam. 9 8 Amir Machmud & Rukmana, Bank Syariah Teori, Kebijakan dan Studi Empiris di Indonesia, Jakarta: Erlangga, 2010, h. 27-28. 9 Ali Imran (3) : 97. Tafsir ayat di atas menyatakan bahwa suatu bukti lainnya bahwa Nabi Ibrahim-lah yang mendirikan kembali Ka bah, adanya maqam Ibrahim di samping Baitullah, yaitu sebuah batu yang dipergunakan sebagai tempat berdirinya oleh Nabi Ibrahim a.s. ketika mendirikan Ka bah bersama-sama putranya Ismail a.s. Bekas telapak kakinya itu tetap ada dan dapat disaksikan sampai sekarang. Barang siapa masuk ke tanah Mekah (daerah haram) terjamin keamanan dirinya dari bahaya musuh dan keamanan itu tidak hanya bagi manusia saja, tetapi juga binatang-binatangnya, tidak boleh diganggu dan pohon-pohonnya tidak boleh ditebang. Setelah Nabi Ibrahim mendirikan kembali Ka bah lalu beliau disuruh Allah menyeru umat manusia agar mereka berziarah ke Baitullah untuk menunaikan ibadah haji. Ibadah haji ini dianjurkan oleh Nabi Ibrahim dan tetap dilaksanakan umat Islam sampai sekarang sebagai rukun Islam yang kelima. 4

5 Berdasarkan penjelasan pada ayat di atas bahwa ibadah haji merupakan suatu kewajiban yang harus dijalankan umat muslim satu kali dalam hidupnya terutama bagi yang mampu untuk melaksanakannya. Oleh karena itu hukum melaksanakan ibadah haji ialah wajib dan dipersamakan dengan pelaksanaan ibadah wajib lainnya seperti yang terdapat dalam rukum Islam. Namun demikian, sudah menjadi rahasia umum bahwa dana yang dipersiapkan calon jamaah haji tidaklah sedikit untuk dapat berangkat ke Tanah Suci. Untuk itulah perbankan syariah menawarkan produk tabungan haji yang diperuntukkan bagi umat muslim sebagai solusi dalam merencanakan keberangkatan untuk menunaikan ibadah haji. Maka dari itu para calon jamaah terlebih dahulu mendaftarkan diri pada perbankan syariah yang telah bekerja sama dengan Kemenag dalam menghimpun dana untuk mendapatkan nomor porsi keberangkatan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008. Dengan demikian, produk tabungan haji digunakan untuk mempermudah umat muslim agar dapat mempersiapkan biaya penyelenggaraan ibadah haji. Berdasarkan data yang didapatkan dari Kementrian Agama R.I. Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah terlihat dari jumlah kalkulasi calon jamaah haji yang diberangkatkan khusus daerah Kalimantan Tengah saja dari tahun 2008-2011 mengalami peningkatan yang cukup Setiap Muslim yang mampu diwajibkan menunaikan ibadah haji sekali seumur hidup. Barang siapa yang mengingkari kewajiban ibadah haji, maka ia termasuk golongan kafir. Lihat Kementrian Agama RI, Al-Qur an dan Tafsirnya Jilid 2 Juz 4-5-6, Jakarta: Kementrian Agama RI, 2010, h. 9. 5

6 signifikan, pada tahun 2008 tercatat sebanyak (1.364) jamaah, tahun 2009 (1.396) jamaah, tahun 2010 (1.480) jamaah dan tahun 2011 (1.493) jamaah. 10 Hal tersebut di atas, semakin menegaskan bahwa tabungan haji merupakan salah satu produk yang memberikan kontribusi terhadap pengelolaan sumber dana bank. Namun sangat disayangkan karena partisipasi bank syariah masih jauh apabila dibandingkan dengan bank konvensional, padahal untuk urusan tabungan ibadah hendaknya dilakukan sepenuhnya oleh perbankan yang bernaung dalam ruang Al-Qur an dan Hadis. Apalagi jika berkaitan dengan pengelolaan sumber dana pada bank, hal ini tentu tidak terlepas dari metode bank dalam memanajerialisasi sumber dana tersebut. Manajemen sumber dana dalam setiap perbankan umum tentunya memiliki karakteristik yang berbeda, karakteristik tersebut salah satunya dapat dilihat dari metode-metode pengalokasian dana bank melalui pendekatan The Pooled of Funds Approach dan The Assets Allocation Approach. The Pooled of Funds Approach yakni konsep yang tidak membedakan sumber dana yang dapat dihimpun oleh bank baik secara kelompok dalam artian sumber rekening maupun secara individu dalam arti lembaga yang menyimpan uang di bank, seluruh sumber dana digabungkan menjadi satu dan pengalokasian dananya di utamakan untuk memenuhi kebutuhan likuiditas dan menghasilkan pendapatan sesuai yang direncanakan tanpa melihat sumber dana yang digunakan tersebut. Sedangkan The Assets Allocation Approach, berbeda dengan konsep The Pooled of Funds Approach, menurut konsep ini menunjuk pada kenyataan bahwa sumber 10 Data Kantor Kementrian Agama Palangka Raya Provinsi Kalimantan Tengah. 6

7 dana yang dihimpun terdiri dari Giro, Tabungan, Deposito Berjangka, Sertifikat Deposito Berjangka, pinjaman yang diterima dari Bank Lain dan Modal Bank mempunyai karakteristik yang berbeda satu sama lain oleh karena itu sumber dana tersebut tidak disatukan melainkan disesuaikan dengan penggunaan dana tersebut. 11 Hal inilah yang menjadi salah satu ulasan yang pada akhirnya mendasari pemikiran-pemikiran mengenai seperti apa produk tabungan haji serta pengelolaan dana tabungan haji yang dilakukan perbankan syariah. Jika di telaah lebih jauh, maka tidak banyak informasi yang bisa didapatkan berkaitan dengan produk maupun tatanan pengelolaan dana tabungan haji. Akan tetapi, dalam hal ini tabungan haji dan pengelolaan dana yang dimaksudkan bukan hanya sekedar sebuah produk serta metode apa yang digunakan dalam pengelolaan dananya, tetapi lebih kepada seperti apa hakikat yang terkandung di dalam produk dan pengelolaan dana tabungan haji pada perbankan syariah terutama ditinjau dari tatanan prinsip-prinsip ekonomi syariah. Sebab ekonomi syariah merupakan bangunan yang mendasari kokoh atau tidaknya perbankan syariah sebagai lembaga yang bernaung dalam prinsip-prinsip syariah. Sebab berbicara ekonomi syariah maka akan berhubungan dengan agama, karena ekonomi syariah merupakan salah satu bagian dari struktur agama yang akan berujung pada kepatuhan terhadap perintah dan larangan Allah SWT.. Ini berkaitan dengan kenyataan bahwa tabungan haji merupakan tabungan berjangka, saat nasabah berada dalam posisi waiting list (daftar 11 Slamet Riyadi, Banking Asset And Liability Management, Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2004, h. 26-27. 7

8 tunggu) maka dana tersebut merupakan kewenangan pihak bank untuk melakukan pengkoverisasian hingga masa tunggu berakhir. Hal inilah yang menjadi dasar akan munculnya kegelisahan penulis atas prosesi yang dilakukan pihak bank syariah terhadap produk serta pengelolaan dana tabungan haji. Didasari pada seperti apa produk tabungan haji di mulai dari akad apa yang digunakan, seperti apa operasional yang harus dipenuhi untuk menjadi nasabah dan mendapat nomor porsi sebagai calon jamaah haji yang resmi terdaftar hingga bagaimana bank mengelola dana tersebut sampai batas waktu berakhir serta keseluruhan rangkaian tersebut disoroti satu persatu berdasarkan perspektif ekonomi Islam. Berdasarkan pemaparan di atas, penulis tertarik untuk mengkaji dan membahas lebih mendalam lagi mengenai bagaimana manajerialisasi produk dan pengelolaan dana tabungan haji ditinjau dari perspektif ekonomi Islam khususnya pada produk tabungan haji Bank Syariah yang ada di kota Palangka Raya dengan spesifikasi studi pada PT. Bank BNI Syariah dan PT. Bank Syariah Mandiri (BSM) Cabang Palangka Raya dengan judul MANAJEMEN DANA TABUNGAN HAJI (ONH) DITINJAU DARI PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM (Studi Pada PT. Bank BNI Syariah dan PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Palangka Raya). B. Rumusan Masalah Dari gambaran latar belakang di atas, yang dijadikan sebagai rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 8

9 1. Apa saja produk tabungan haji pada PT. Bank BNI Syariah dan PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Palangkaraya? 2. Bagaimana pengelolaan dana tabungan haji pada PT. Bank BNI Syariah dan PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Palangkaraya? 3. Bagaimana produk dan pengelolaan dana tabungan haji pada PT. Bank BNI Syariah dan PT. Bank Syariah Mandiri ditinjau dari perspektif ekonomi Islam? C. Batasan Penelitian Penelitian yang berjudul Manajemen Dana Tabungan Haji (ONH) Di Tinjau Dari Perspektif Ekonomi Islam ini berfokus pada deksripsi produk dan tatanan pengelolaan dana yang dilakukan oleh PT. Bank BNI Syariah dan PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Palangka Raya kemudian dianalisis berdasarkan perspektif ekonomi Islam. D. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui apa saja produk tabungan haji pada PT. Bank BNI Syariah dan PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Palangkaraya. 2. Untuk mengetahui pengelolaan dana tabungan haji yang ada pada PT. Bank BNI Syariah dan PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Palangkaraya. 3. Untuk mengetahui produk dan pengelolaan dana tabungan haji pada PT. Bank BNI Syariah dan PT. Bank Syariah Mandiri ditinjau dari perspektif ekonomi Islam. 9

10 E. Kegunaan Penelitian Mengenai kegunaan penelitian ini, penelitian ini diharapkan berguna bagi pengembangan khazanah keilmuan ilmiah di lingkungan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Palangka Raya, khususnya jurusan syari ah program studi Ekonomi Syari ah. Penelitian ini merupakan salah satu titik kecil bukti yang menggambarkan tentang aktivitas Ekonomi Syari ah. Disamping itu, hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menarik para akademisi lainya untuk dapat mengembangkan tulisan ini dan menjadi salah satu bahan rujukan penelitian selanjutnya dengan memperdalam substansi penelitian serta melihat permasalahan dari sudut pandang yang berbeda. Sehingga pada nantinya bukan hanya alternatif dalam penulisan ini yang ada, akan tetapi muncul alternatif-alternatif baru yang lebih unggul serta dinamis untuk kemaslahatan bersama. F. Sistematika Pembahasan Adapun susunan dari pembahasan penelitian ini, yakni: 1. Bab satu, berisi Pendahuluan yang memasukkan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika pembahasan. 10

11 2. Bab dua, berisi tentang kajian pustaka, penelitian terdahulu, deskripsi teoritik. 3. Bab tiga, berisi tentang metode penelitian, yang mencakup masalah waktu, dan tempat penelitian, pendekatan objek, dan subjek penelitian, penentuan latar penelitian, teknik pengumpulan data, pengabsahan data, dan analisis data. 4. Bab empat, merupakan latar belakang kota Palangka Raya dan Latar belakang PT. Bank BNI Syariah serta PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Palangka Raya. 5. Bab lima, analisis mengenai produk tabungan haji pada PT. Bank BNI Syariah dan PT. Bank Syariah Mandiri dan juga pengelolaan dana produk tabungan haji tersebut di tinjau dari perspektif ekonomi Islam. 6. Bab enam, yaitu penutup. Dalam bab ini penulis akan memaparkan kesimpulan dan pembahasan skripsi ini yang dilengkapi dengan saransaran. 11