DOKUMEN INFORMASI PROYEK (PID) TAHAP KONSEP

dokumen-dokumen yang mirip
LEMBAR DATA PENGAMANAN TERPADU TAHAP KONSEP

DANA INVESTASI IKLIM

DOKUMEN INFORMASI PROYEK (PID) TAHAP KONSEP. Proyek Persiapan Kesiapan Indonesia (Indonesia Readiness Preparation Project) Kawasan Regional EAP Sektor

TINJAUAN DAN PEMBARUAN KEBIJAKAN PENGAMANAN BANK DUNIA RENCANA KONSULTASI

DANA INVESTASI IKLIM. 7 Juli 2009 DOKUMEN RANCANG UNTUK PROGRAM INVESTASI HUTAN, PROGRAM YANG DITARGETKAN BERDASARKAN DANA PERWALIAN SCF

Panggilan untuk Usulan Badan Pelaksana Nasional Mekanisme Hibah Khusus untuk Masyarakat Adat dan Masyarakat Lokal Indonesia November 2014

Lembar Data Proyek. Pembiayaan. Tanggal Pembuatan PDS. PDS Diperbarui 2 Apr 14. Nama Proyek

STATUTA INSTITUT INTERNASIONAL UNTUK DEMOKRASI DAN PERBANTUAN PEMILIHAN UMUM*

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.

Inisiatif Accountability Framework

ATAS RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA

PRISAI (Prinsip, Kriteria, Indikator, Safeguards Indonesia) Mei 2012

Kerangka Acuan Call for Proposals : Voice Indonesia

Ringkasan Eksekutif Kamis 2 Mei 2013, jam 9.00 s/d Kantor Sekretariat Pokja, Grand Kebon Sirih, Jakarta Pusat

Pendanaan Iklim dan Kehutanan Gubernur

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

Perbaikan Tata Kelola Kehutanan yang Melampaui Karbon

Tahap Konsultasi untuk Mekanisme Akuntabilitas

Ringkasan Eksekutif. Laporan Kemajuan MDF Desember 2009 Ringkasan Eksekutif

DEKLARASI BERSAMA TENTANG KEMITRAAN STRATEGIS ANTARA PERANCIS DAN INDONESIA

BAB VI KEMITRAAN DAN KERJASAMA PERKUMPULAN

GLOBALISASI HAK ASASI MANUSIA DARI BAWAH: TANTANGAN HAM DI KOTA PADA ABAD KE-21

2017, No Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Pere

2013, No Mengingat Emisi Gas Rumah Kaca Dari Deforestasi, Degradasi Hutan dan Lahan Gambut; : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Rep

2018, No Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038); 2. Peraturan Pemerintah Republik Indo

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

- 2 - sistem keuangan dan sukses bisnis dalam jangka panjang dengan tetap berkontribusi pada pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan. Tujuan pemba

Bab 1: Konteks Menganalisis Lingkungan Indonesia

STATUTA FORUM PENGURANGAN RISIKO BENCANA JAWA BARAT PEMBUKAAN

PROGRAM HUTAN DAN IKLIM WWF

BUPATI GORONTALO PROVINSI GORONTALO

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG

Belajar dari redd Studi komparatif global

memberikan kepada peradaban manusia hidup berdampingan dengan

Masalah untuk Konsultasi Tahap 3 Pendahuluan CODE

Daftar Tanya Jawab Permintaan Pengajuan Konsep Proyek TFCA Kalimantan Siklus I 2013

CATATAN IDE PROGRAM PENGEMBANGAN PENGURANGAN EMISI DI REPUBLIK DEMOKRATIK KONGO

Menyelaraskan hutan dan kehutanan untuk pembangunan berkelanjutan. Center for International Forestry Research

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG SINKRONISASI PROSES PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN PEMBANGUNAN NASIONAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Pemerintah Republik Indonesia (Indonesia) dan Pemerintah Kerajaan Norwegia (Norwegia), (yang selanjutnya disebut sebagai "Para Peserta")

Deklarasi Rio Branco. Membangun Kemitraan dan Mendapatkan Dukungan untuk Hutan, Iklim dan Mata Pencaharian

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

1. Membangun kemitraan dengan masyarakat dan pemangku kepentingan

MEMBUAT HUTAN MASYARAKAT DI INDONESIA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2018, No Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

Permintaan Aplikasi Hibah (Request for Applications) Knowledge Sector Initiative. Untuk. Judul Kegiatan: Skema Hibah Pengetahuan Lokal

Perubahan ini telah memberikan alat kepada publik untuk berpartisipasi dalam pembuatan keputusan ekonomi. Kemampuan untuk mengambil keuntungan dari

-2- Mengingat : Pasal 20 dan Pasal 21 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REP

PERATURAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBANGUNAN KAWASAN PERDESAAN

Outline Presentasi. PRB dan API dalam Draft Sasaran Pembangunan Berkelanjutan Pasca 2015 dan HFA II. Proses Penyusunan SDGs. Proses Penyusunan SDGs

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

KAIDAH PERUMUSAN KEBIJAKAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

AIDS dan Sistem Kesehatan: Sebuah Kajian Kebijakan PKMK FK UGM

DEKLARASI BANGKOK MENGENAI AKTIVITAS FISIK UNTUK KESEHATAN GLOBAL DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN

BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA

MEMBANGUN INKLUSIVITAS DALAM TUJUAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN Pedoman Penyusunan Rencana Aksi yang Transparan dan Partisipatif

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PENANAMAN MODAL

Pemerintahan Desa diselenggarakan oleh Pemerintah Desa

HELP A B C. PRINSIP CRITERIA INDIKATOR Prinsip 1. Kepatuhan hukum dan konsistensi dengan program kehutanan nasional

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG JASA KONSTRUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Sebuah Kota bagi Semua Menuju Sydney yang tangguh dan berkeadilan sosial

BUPATI KOTABARU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 09 TAHUN 2013 TENTANG

1. Melakukan pendekatan terhadap peluang pendanaan dari donatur potensial. 2. Menyerahkan proposal pendanaan. 3. Memenuhi persyaratan kontrak

FCPF CARBON FUND DAN STATUS NEGOSIASI TERKINI

Deklarasi Dhaka tentang

Terjemahan Tanggapan Surat dari AusAID, diterima pada tanggal 24 April 2011

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2010 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 8 TAHUN 2015 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG TENTANG MUSYAWARAH DESA

KERANGKA DAN STRATEGI PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG DALAM PROGRAM KARBON HUTAN BERAU (PKHB)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Pemerintah Indonesia GGGI Program Green Growth

PROVINSI RIAU BUPATI KEPULAUAN MERANTI PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI NOMOR 07 TAHUN 2014 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Peningkatan kapasitas Pertumbuhan ekonomi Kelestarian lingkungan Perubahan iklim

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG

Catatan Informasi mengenai Proses Multi-Stakeholder

MENUJU KERANGKA KERJA STRATEGIS MENGENAI PERUBAHAN IKLIM DAN PEMBANGUNAN UNTUK KELOMPOK BANK DUNIA RANGKUMAN

Indonesia Climate Change Trust Fund Usulan Program Adaptasi & Ketangguhan

Memanfaatkan Data Terbuka untuk Peningkatan Keterbukaan Fiskal

Respon Pemantauan IFC ke. Audit CAO mengenai investasi IFC di

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN LAPORAN PEMANTAUAN PELAKSANAAN ANGGARAN TRIWULAN III TAHUN 2016

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN KEWENANGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

PERMOHONAN PROPOSAL PELUANG HIBAH. Kemitraan Bentang Alam Berkelanjutan (SLP) Indonesia

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG

PEMERINTAH KOTA KEDIRI

Draft Dokumen Panduan: Kebijakan Keterlibatan Stakeholder Untuk Satgas Iklim dan Kehutanan [Governors Climate and Forest (GCF) Task Force]

PROTOKOL KYOTO ATAS KONVENSI KERANGKA KERJA PBB TENTANG PERUBAHAN IKLIM

Climate and Land Use Alliance (CLUA) Evaluasi independen atas hibah kepada. Satuan Tugas Hutan dan Iklim Gubernur (GCF) Michael P. Wells & Associates

SEBUAH AWAL BARU: PERTEMUAN TINGKAT TINGGI TENTANG KEWIRAUSAHAAN

Transkripsi:

Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized Nama Proyek Wilayah Negara DOKUMEN INFORMASI PROYEK (PID) TAHAP KONSEP Mekanisme Hibah Program Investasi Hutan untuk Masyarakat Pribumi & Masyarakat Lokal (P128748) LAIN-LAIN Dunia Sektor Kehutanan (100%) Instrumen Pinjaman ID Proyek Kategori Lingkungan Tanggal PID Disiapkan Tanggal Perkiraan Penyelesaian Penilaian Tanggal Perkiraan Persetujuan Dewan Pinjaman Program yang Dapat Disesuaikan P128748 Penilaian Perantara Keuangan-F (F-Financial Intermediary Assessment) 08-Mei-2012 26-Nov-2012 24-Jan-2013 Keputusan Peninjauan Konsep Jalur II Berdasarkan peninjauan, persiapan diizinkan untuk dilakukan Keputusan lainnya 70298 I. Pendahuluan dan Latar Belakang 1. Program Investasi Hutan (FIP) merupakan salah satu dari tiga program yang disusun berdasarkan Dana Strategis Iklim (SCF), suatu dana Trust multi donor yang didirikan pada tahun 2009, sebagai salah satu dari dua dana di bawah Dana Investasi Iklim (CIF) untuk menyediakan pembiayaan iklim jalur cepat. FIP mendukung upaya negara berkembang untuk mengatasi penyebab utama dari terjadinya penebangan hutan dan penurunan hutan dan untuk mengatasi hambatan yang menghambat upaya untuk melaksanakan hal tersebut di masa lalu. Program ini mendanai investasi sektor publik dan swasta untuk mengurangi emisi yang dihasilkan oleh proses penebangan hutan dan penurunan hutan, meningkatkan manajemen hutan berkelanjutan dan peningkatan cadangan karbon, sekaligus memberikan manfaat kelestarian keanekaragaman hayati, pengurangan tingkat kemiskinan dan peningkatan penghidupan. Untuk informasi lebih lanjut tentang FIP, silakan lihat Lampiran A untuk PID ini atau gunakanlah tautan web yang diberikan pada akhir dokumen ini. 2. Dana yang diberikan untuk FIP saat ini mencapai $611 juta. Program ini sedang dilaksanakan di delapan negara Brazil, Burkina Faso, Republik Demokratik Kongo, Ghana, Indonesia, Republik Rakyat Demokratis (RRD) Laos, Meksiko dan Peru dimana pemerintahnya sedang mempersiapkan rencana investasi FIP yang didukung oleh Bank Pembangunan Multilateral (MDB). FIP diatur oleh Sub Komite (SC), yang memiliki anggota yang berhak mengambil keputusan dari negara-negara penyumbang dan penerima dan, pengamat secara luas mewakili Masyarakat Pribumi, Organisasi Masyarakat Sipil, sektor swasta dan MDB. 3. Salah satu tujuan FIP adalah untuk memfasilitasi partisipasi efektif Masyarakat Pribumi dan Masyarakat Lokal (IPLC) dalam merancang dan melaksanakan rencana investasi FIP dan untuk memperkuat kapasitas kelompok-kelompok ini dalam memainkan peran informasi dan aktif pada FIP, serta proses nasional dan global REDD (pengurangan emisi dari penebangan hutan dan penurunan hutan) lainnya. Bagian dari Dokumen Rancangan FIP mengenai Masyarakat Pribumi dan Masyarakat Lokal menyatakan bahwa, "diperlukan partisipasi penuh, efektif dan berkesinambungan dari Masyarakat Pribumi dan Masyarakat Lokal dalam merancang dan melaksanakan strategi investasi FIP. Partisipasi ini akan sangat tergantung pada penguatan kapasitas kelompok-kelompok ini dalam memainkan peran yang terinformatif dan aktif dalam proses REDD nasional pada umumnya dan proses FIP khususnya, serta mengakui dan mendukung hak kepemilikan mereka, peran pelayanan, hutan dan sistem manajemen hutan tradisional. Untuk memfasilitasi partisipasi tersebut dan peningkatan kapasitas, dinyatakan bahwa: "mekanisme hibah khusus (PGD) harus ditetapkan berdasarkan FIP untuk memberikan hibah kepada masyarakat pribumi dan masyarakat lokal di negara atau daerah percontohan untuk mendukung partisipasi mereka dalam pengembangan strategi,

program dan proyek investasi FIP. A. Pengembangan DGM 4. Pengembangan rancangan DGM telah dipimpin oleh kelompok-kelompok IPLC itu sendiri, dengan dukungan logistik dari Unit Administrasi CIF (CIF AU). Seperti terlihat pada Tabel 1, diskusi dimulai pada tahap awal perancangan FIP pada tahun 2009. Diskusi ini diikuti oleh presentasi CIF AU pada Sidang Kesembilan dari Forum Permanen Persatuan Bangsa-bangsa untuk Masyarakat Pribumi (23 April 2010) tentang tujuan dari mekanisme hibah, proses perancangan dan prospek Pelaksanaan yang secara bersamaan melindungi hutan dan mata pencaharian masyarakat pribumi, serta nilai-nilai dan gaya hidup mereka. Selanjutnya, pertemuan regional diselenggarakan, dengan dipimpin oleh wakil IPLC dan dengan dukungan logistik dari IUCN, di bawah naungan CIF AU. 5. Empat pertemuan wilayah di Afrika, Asia, Pasifik dan Amerika Latin dan dua pertemuan global di Bangkok dan Washington DC diselenggarakan selama 2010-2011 dengan partisipasi perwakilan IPLC dari negara percontohan maupun negara non-percontohan FIP (lihat Tabel 1). Rekan-rekan Pemerintah dari negara percontohan juga turut berpartisipasi dalam pertemuan wilayah tersebut. Dalam pertemuan ini, mereka membahas prinsip, isi dan unsur struktural dari PGD tersebut. Pertemuan untuk wilayah Pasifik diselenggarakan dengan tujuan untuk mengakomodasi permintaan dari wakil-wakil daerah yang, meskipun sepenuhnya menyadari bahwa investasi DGM tidak dapat dilaksanakan di negara non-fip, menginginkan kesempatan untuk terlibat dalam prakarsa global stretegi pertama dan memperoleh manfaat dari pelajaran yang dihasilkannya. Tabel 1: Jadwal Konsultasi dan Perencanaan Partisipasi Penjelasan Waktu Konsultasi Awal mengenai Rancangan FIP 2009 Presentasi Sidang ke-9 dari Forum Permanen PBB mengenai Masalah Pribumi 23April 2010 Pertemuan Wilayah (diselenggarakan oleh CIF AU): Afrika (Agra) 18-20 November 2010 Asia (Vientiane) 25-27 Januari 2011 Amerika Latin (Lima) 2-4 Februari, 2011 Pasifik (Sydney) 7-8 Februari 2011 Pertemuaan Global: Bangkok, Thailand 8-10 April, 2011 Washington D.C., AS 24 May 2011 Persetujuan Proposal Rancangan oleh FIP SC 31 Oktober 2011 6. Setiap pertemuan regional menghasilkan kesimpulan dan rekomendasi secara mufakat yang dituangkan dalam dokumen tertulis sebagai bentuk kontribusi terhadap pertemuan global, dan untuk ditinjau luas, melalui pencantuman di web (web-posting). Pertemuan ini juga menghasilkan pemilihan wakil untuk Kelompok Kerja global IPLC, yang dipercayakan dengan finalisasi Proposal Rancangan DGM (lihat Lampiran B dari PID ini gunakanlah tautan web yang disediakan pada akhir dokumen ini). Konsultasi selanjutnya dalam Kelompok Kerja global IPLC dan revisi bahan material tertulis yang dikembangkan dalam dua pertemuan global yang menghasilkan rancangan kerja dari Proposal Rancangan, yang telah dibahas dan dikaji oleh MDB dan disetujui oleh SC FIP pada tanggal 31 Oktober 2011. Proposal Rancangan menetapkan prinsip-prinsip menyeluruh, kerangka kerja tata kelola dan daftar potensi kegiatan yang akan dibiayai. Dalam menyetujui Proposal Rancangan, Sub-Komite FIP juga memperhatikan amplop pendanaan sebesar $ 50 juta untuk keseluruhan program. FIP SC juga menyetujui catatan konsep yang menguraikan prinsip-prinsip dimana Bank Pembangunan Multilateral (MDB) akan memfasilitasi akses IPLC terhadap hibah di bawah DGM, sementara berpegang pada kebijakan dan prosedur operasional MDB dan meminta IPLC dan MDB untuk tetap bekerja sama melaksanakan operasional MDB tersebut. 7. Sebagaimana terkait dengan seluruh investasi CIF, dana DGM harus disalurkan melalui satu atau lebih MDB. Menyusul permintaan yang diajukan oleh FIP SC, dengan meminta MDB untuk mengembangkan mekanisme pelaksanaan DGM, Bank Dunia mengusulkan pendekatan program. Konsep ini didasarkan pada Proposal Rancangan (Lampiran B) dan diskusi dengan Kelompok Kerja IPLC global, dan harus dibaca

bersamaan dengan dokumen ini serta Rancangan dokumen FIP (Lampiran A). Program yang diusulkan bersama dengan amplop sebesar $ 25.5 juta akan mencakup Burkina Faso, Republik Demokratik Kongo (DRC), Ghana, Republik Rakyat Demokratis Laos (Laos), selain berbagi pengetahuan global dan bagian jaringan. Pertemuan Pembagian Informasi akan diadakan selama pertengahan 2012 di percontohan Amerika Latin dan Indonesia agar IPLC dapat menyepakati pilihan MDB dalam menyalurkan dana PGD di Brazil, Meksiko, Peru dan Indonesia. Apabila berdasarkan hasil keputusan dari rapat tersebut, Bank diminta untuk melaksanakan program di negara percontohan tersebut, program ini akan diusulkan untuk perluasan FIP SC berdasarkan kerangka kerja dan rancangan yang diberikan dalam PCN ini. II. Tujuan(-tujuan) Pembangunan yang Diusulkan Tujuan(-tujuan) Pembangunan yang Diusulkan 8. Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan kapasitas dan mendukung inisiatif spesifik Masyarakat Pribumi dan Masyarakat Lokal di negara Percontohan FIP untuk memperkuat partisipasi mereka dalam FIP dan proses REDD+ di tingkat lokal, nasional dan global. B. Hasil Utama Prakarsa penanggulangan dan/atau penyesuaian Iklim (REDD+) telah diluncurkan di paling tidak 25% dari masyarakat calon penerima hibah. Kapasitas IPLC untuk berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan FIP dan REDD+ di tingkat lokal, sub-nasional dan nasional di negara-negara percontohan FIP dimulai dan / atau ditingkatkan. (data dari survei). Kolaborasi dan pertukaran antara IPLC di negara percontohan dan seterusnya tentang REDD+. III. Penjelasan Awal A. Prinsip-prinsip Dasar 9. Program yang diusulkan didasarkan pada Proposal Rancangan (Lampiran B) yang dikembangkan oleh Kelompok Kerja Global IPLC untuk memberikan akses hibah pada kelompok tersebut. Sejalan dengan dasar-dasar konseptual dari PGD tersebut, prinsip-prinsip berikut akan memandu program selama penyusunan dan pelaksanaan: kepemilikan IPLC dan pengambilan keputusan bersama: Sebagai pemangku kepentingan utama, kepemilikan dari dan partisipasi mereka dalam keputusan-keputusan kunci selama persiapan dan pelaksanaan akan terjamin. Transparansi dan akuntabilitas: Pemilihan mitra pelaksana, anggota badan pemerintah dan penerima manfaat akan dilakukan secara partisipatif dan transparan dan mekanisme untuk memastikan akuntabilitas akan dikembangkan. Fleksibilitas, efisiensi dan kesederhanaan administrasi: Proses akses hibah oleh penerima manfaat akan dilaksanakan dengan mengingat aspek kemudahan dan kesederhanaan, dan segala upaya akan dilakukan untuk memastikan bahwa prosedur untuk permintaan hibah dan persetujuan akan bersifat fleksibel, efisien dan sederhana. B. Bagian Program 10. Uraian berikut ini didasarkan pada Proposal Rancangan (Lampiran B). Penjelasan ini akan dijabarkan lebih lanjut dan disesuaikan selama persiapan, dalam diskusi dengan Kelompok Kerja Global IPLC. Program ini akan memiliki dua bagian. Bagian 1 akan fokus pada pembangunan kapasitas masyarakat tentang REDD+ dan inisiatif dukungan untuk meningkatkan ketahanan masyarakat terhadap perubahan iklim. Bagian ini akan dilaksanakan oleh Bank Dunia di empat negara percontohan, yaitu RRD Laos, Burkina Faso, Ghana dan Republik Demokratik Kongo. Dalam hal Brazil, Meksiko dan Peru, maka pelaksanaan akan dilakukan baik melalui Bank Dunia ataupun Inter-American Development Bank (IADB), dan dalam hal Indonesia, pelaksanaka akan dilakukann baik oleh Bank Dunia ataupun Bank Pembangunan Asia (ADB). Bagian 2 akan berfokus pada pertukaran pengetahuan global terkait dengan REDD+ antara IPLC dari negaranegara percontohan dan seterusnya, serta meningkatkan keikutsertaan mereka dalam forum-forum iklim

regional dan global dan akan dilaksanakan oleh Bank Dunia. Bagian 1: Pengembangan Kapasitas Masyarakat da sub-proyek di negara-negara percontohan (FIP) [$20.5 juta]. 11. Sub-bagian 1a: Komunikasi dan Koordinasi. Komunikasi dan koordinasi di setiap negara percontohan antara para pemangku kepentingan akan ditingkatkan untuk: (i) menjangkau kelompok sasaran, serta memberi mereka informasi yang diperlukan mengenai DGM; (ii) memfasilitasi proses pemilihan dari bawah ke atas untuk mengidentifikasi masyarakat penerima manfaat; dan (iii) mengidentifikasi prioritas dan kegiatan yang melengkapi investasi FIP dan proses REDD+ nasional, dan dalam kerangka program. 12. Sub-bagian 1b: Sub-proyek Masyarakat. IPLC yang berhak akan menerima hibah kecil untuk melakukan kegiatan skala kecil pilihan mereka dalam kerangka program. Berdasarkan Proposal Rancangan DGM (Lampiran B) daftar awal kegiatan akan mencakup bantuan teknis untuk memperkuat kepemilikan tanah adat dan hak-hak sumber daya dan sistem pengelolaan tradisional hutan masyarakat pribumi dan masyarakat lokal; bantuan peningkatan kapasitas, sesuai kebutuhan, untuk pengembangan Percontohan proyek proposal oleh masyarakat pribumi dan masyarakat lokal dan pelaksanaannya, dan dukungan teknis untuk keterlibatan IPLC dalam pemantauan dan evaluasi kegiatan hutan, sesuai dengan hukum nasional dan peraturan dan kebijakan operasional Bank Dunia. Bidang-bidang tematik lain yang berpotensi mendapatkan biaya termasuk: a) aktivitas pencarian nafkah dan ketahanan yang terkait REDD+ serta keterampilan manajemen usaha yang telah ditingkatkan; (b) pengintegrasian pengetahuan pribumi dan praktik kebudayaan dengan teknologi modem untuk meningkatkan adaptasi dan penanggulangan terhadap perubahan iklim; (c) keterampilan pemetaan dan teknis untuk REDD+; dan (d) peningkatan pelayanan masyarakat dan manajemen hutan. Daftar indikatif ini akan diselesaikan dan disesuaikan dengan konteks khusus negara dalam diskusi dengan Kelompok Kerja Global IPLCs selama tahap berikutnya penyusunan program. Sub Bagian ini akan dilaksanakan berdasarkan rangkaian Pedoman Operasional umum di negara pelaksanaan, setelah mereka setuju dengan IPLC dan selaras dengan konteks pemerintahan politik dan desentralisasi. Prosedur ini akan ditetapkan dalam Pedoman Operasional program. Panduan ini meliputi: (i) kriteria persyaratan; (ii) kegiatan yang memenuhi syarat atau tidak memenuhi syarat; (iii) peraturan manajemen tingkat sub-proyek; dan (iv) pemantauan dan pelaporan, termasuk digunakannya akuntabilitas sosial dan masyarakat berbasis pendekatan pembangunan masyarakat untuk memantau dan evaluasi (M & E). 13. Sub-bagian 1c: Bantuan Teknis, Pemantauan & Pembelajaran. Bantuan teknis akan diberikan untuk memperkuat kapasitas kesiapan berinvestasi, termasuk dukungan untuk mendaftarkan dan menyusun proposal, keterampilan manajemen keuangan untuk investasi hutan rakyat dan Pembayaran Jasa Lingkungan dan pembayaran untuk karbon, dan meningkatkan akses untuk pendanaan hutan dan investasi. Pemantauan dan pembelajaran akan dilaksanakan melalui tinjauan sejawat (peer review) untuk mendorong pertukaran lintas negara dan berbagi informasi dan pengalaman, dan untuk mendokumentasikan pengalaman belajar dan pelaksanaan. Terakhir, sub bagian akan memastikan bahwa sub-proyek tetap berada di jalur sesuai dengan hasil dan jangka waktu yang telah disepakati. Bagian 2: Pembagian dan jaringan pengetahuan global mengenai REDD+ [$5 juta] 14. Tujuan dari bagian ini adalah untuk mengatur dan memberikan kemudahan dalam pertukaran pengetahuan dan pengalaman antara masyarakat lokal dengan masyarakat pribumi mengenai masalah REDD+, antar negara percontohan FIP dan negara-negara berkembang non-fip. Hal ini akan dilakukan dengan mengembangkan pembelajaran dan pengalaman yang muncul dari 8 negara percontohan tersebut. Dukungan tersebut akan memungkinkan bersatunya segala ide dan inisiatif yang diperoleh dari programprogram REDD+ lainnya, termasuk FCPF dan UNREDD, dan membantu memberikan 'suara' IPLC di forumforum kebijakan Perubahan Iklim dan REDD+. 15. Sub-bagian 2a: Berbagi Pengetahuan & Pengalaman Mengenai FIP dan REDD+. Hal ini akan meliputi kunjungan pertukaran, lokakarya dan program pelatihan untuk peserta dari FIP dan negara-negara percontohan FIP dan non- FIP mengenai keberhasilan pengalaman FIP lokal dan REDD+. 16. Sub-bagian 2b: Membangun dan Memperkuat Jaringan dan Aliansi. (a) memberikan dukungan untuk memperkuat integrasi vertikal kemitraan dan aliansi dari organisasi lokal dan sub-nasional masyarakat pribumi dan masyarakat hutan, serta memfasilitasi representasi mereka di forum nasional dan sub-nasional

sehubungan dengan kehutanan dan keanekaragaman hayati, perubahan iklim dan REDD+; (b) dukungan untuk memperkuat aliansi horizontal (regional dan internasional) kehutanan dari masyarakat berbasis kehutanan dan masyarakat pribumi, dan untuk partisipasi langsung masyarakat tersebut dalam proses internasional tentang perubahan iklim dan REDD+. 17. Sub-bagian 2c: Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan. Dukungan untuk melacak, mendokumentasikan, dan mengkonsolidasikan pelajaran dan pengalaman dari Bagian 1 dan 2 akan diberikan. Pelajaran ini pada akhirnya akan dikumpulkan dalam sebuah laporan DGM keseluruhan yang akan disampaikan kepada Sub-komite FIP setiap tahun. Pemantauan dan evaluasi independen akan menjadi bagian dari sub-bagian. Kerangka Hasil FIP akan memandu pemantauan keseluruhan dan pelaporan hasil. C. Pembiayaan Program 18. Para Sub-komite FIP telah menyetujui amplop keseluruhan sebesar $ 50 juta dana bantuan untuk DGM yang akan disalurkan melalui satu atau lebih MDB. Bank Dunia akan menyalurkan sumber daya untuk Bagian global serta untuk Burkina Faso, Republik Demokratik Kongo, Ghana dan RRD Laos dengan total dana sebesar $ 25.5 juta. Baik Bank Dunia ataupun IADB dapat menyalurkan sumber daya untuk Brazil, Meksiko dan Peru. Masalah ini masih dalam pembahasan antara IADB dan Bank Dunia, dan IPLC. Demikian pula, baik ADB ataupun Bank Dunia akan melaksanakan program di Indonesia, tergantung dari hasil pertemuan negara awal di negara-negara. Distribusi sumber daya di antara delapan kabupaten percontohan ini akan diberikan berdasarkan acuan IPLC di bawah ini: Brazil dan Indonesia : masing-masing sebesar 13% or $6.5 j DR Congo dan Meksiko : Masing-masing sebesar 12% atau $6.0j Peru dan Ghana : Masing-masing sebesar 11% atau $5.5j Burkina Faso dan Lao PDR : Masing-masing sebesar 9% atau $4.5j Bagian Global : 10% atau $5j 19. Tim ini juga menjajaki kemungkinan pelaksanaan koordinasi dan sinergi dengan Program Pengembangan Kapasitas FCPF untuk Masyarakat Pribumi dan Penghuni Hutan yang Mandiri dengan bagian Global PGD tersebut. Ada kesamaan antara keduanya yang membawa mereka di bawah satu payung, sehingga akan menghasilkan operasional yang koheren dan memperkuat jangkauan kepada kelompok sasaran yang dimaksud. FCPF saat ini memiliki amplop pendanaan kurang lebih sebesar 4 juta dolar AS untuk Program Pembangunan Kapasitas yang meliputi Masyarakat Pribumi dan Penghuni Hutan Dependent serta CSO Selatan. 20. Biaya administrasi yang dikenakan oleh Bank Dunia dan MDB lainnya untuk persiapan dan pengawasan program ini akan dibiayai dan ditanggung dari sumber yang berbeda-dana cadangan berdasarkan FIP. Program ini akan membiayai biaya persiapan dan pengawasan Bank Dunia sesuai dengan tolok ukur CIF untuk persiapan dan pengawasan proyek. D. Cakupan Geografis 21. Sebagaimana dinyatakan di atas, program ini akan dilaksanakan oleh Bank Dunia di Burkina Faso, Ghana, DRC dan Laos. Keputusan mengenai sisa negara percontohan akan diberikan selama tahun 2012, dan sebagaimana mestinya baik Bank Dunia atau Inter-American Development Bank (IADB) (di tiga negara Amerika Latin percontohan) atau Bank Pembangunan Asia (di Indonesia) dapat melaksanakan program di negara tersebut. Identifikasi lokasi Proyek dan pihak penerima dalam setiap negara akan ditentukan melalui proses konsultasi dan perencanaan yang dirancang untuk memberikan tanggapan terhadap konteks politik dan budaya dan untuk membangun rasa kepemilikan terhadap program tersebut. E. Peran MDB dalam Pelaksanaan 22. Prosedur FIP mempersyaratkan MDB untuk bermitra satu sama lain, sementara mendukung negaranegara dalam perencanaan dan pelaksanaan investasi FIP. Selama pelaksanaan proyek investasi FIP, petunjuk yang melaksanakan kebijakan dan prosedur operasional MDB akan diberlakukan. Model yang sama akan diikuti untuk DGM yang diusulkan. Kebijakan dan prosedur operasional Bank Dunia berlaku di negara-negara dimana Bank Dunia melaksanakan program tersebut (yaitu Burkina Faso, Kongo, Ghana & Laos). Bank Dunia dan MDB lainnya akan bekerja sama dalam aspek teknis dari program seperti petunjuk pelaksanaan, dan tetap saling berkolaborasi untuk memastikan konsistensi pada program di delapan negara percontohan sebagaimana dimaksud.

F. Instrumen Pinjaman 23. Program ini akan dikembangkan seperti Pinjaman Program yang Dapat Disesuaikan (Adaptable Program Loan (APL)) secara horizontal, dimana kerangka kerja umum digunakan dalam rangka pelaksanaan di beberapa negara. Selama tahap pertama, seluruh Petunjuk Dokumen Penilaian dan Operasional Proyek akan dikembangkan. Program negara individu akan disiapkan dan selanjutnya disetujui berdasarkan sistem siapa yang pertama kali data maka akan memperoleh pelayanan pertama (first-come first-served) 1. APL horizontal ini tidak akan memicu terjadinya pencairan untuk program negara, karena masing-masing negara hanya akan menerima satu tahap dari sumber daya hibah. Meskipun demikian, program di setiap negara perlu memenuhi syarat yang telah disepakati agar dapat memperoleh persetujuan. 24. Pendekatan ini memberikan program fleksibilitas yang diperlukan untuk mengakomodasi perbedaan kapasitas dan ekonomi politik antara 8 negara percontohan, dan memungkinkan masing-masing IPLC untuk melangkah dengan kecepatan mereka masing-masing. Kedua, mengingat bahwa semua 8 negara contoh akan menggunakan kerangka keseluruhan dan pedoman operasional yang sama untuk program tersebut, kebutuhan untuk duplikasi aturan umum, kriteria, prosedur, dll. akan berkurang. Ketiga, akan ada fleksibilitas untuk memungkinkan lebih banyak negara mengikuti program, apabila lebih banyak negara contoh bergabung di FIP. Terakhir, pendekatan ini akan sesuai mengingat IADB dan/atau ADB dapat mengimplementasikan program di satu atau lebih negara. IV. Kebijakan Perlindungan yang Dapat Diberlakukan Kebijakan Perlindungan yang Dipicu oleh Proyek Penilaian Lingkungan OP/BP 4.01 Habitat Alam OP/BP 4.04 Hutan OP/BP 4.36 Pengelolaan Hama OP 4.09 Sumber Dana Budaya Fisik OP/BP 4.11 Masyarakat Pribumi OP/BP 4.10 Imigrasi Sukarela OP/BP 4.12 Keselamatan Bendungan OP/BP 4.37 Proyek Jalan Air Internasional OP/BP 7.50 Proyek Wilayah Sengketa OP/BP 7.60 Ya Tidak TBD V. Pembiayaan Sementara Sumber Pembiayaan Jumlah Debitur 0,00 Hibah Dana Iklim Strategis 25,50 Total 25,50. VI. Titik Kontak Bank Dunia Kontak: Gerhard Dieterle Jabatan: Penasehat Hutan Tel: +1-202-458-7334 Email: gdieterle@worldbank.org 1

. VII. Untuk informasi lebih lanjut anda dapat menghubungi: The InfoShop The World Bank 1818 H Street, NW Washington, D.C. 20433 Telepon: (202) 458-4500 Faks: (202) 522-1500 Web: http://www.worldbank.org/infoshop VIII. Untuk informasi lebih lanjut mengenai FIP dan DGM, anda dapat mengunjungi: http://www.climateinvestmentfunds.org/cif/. Atau menggunakan link FIP Design Document dan DGM Design Proposal.