BAB I PENDAHULUAN. lainnya untuk menjalankan praktik akuntan publik (Sukrisno Agoes, 2009: 52).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dan audit laporan keuangan (Arens dan Loebbecke, 2003). Akuntan publik dalam

BAB I PENDAHULUAN. kepatuhan dan audit laporan keuangan (Arens dan Loebbecke, 2003). Akuntan

BAB I PENDAHULUAN. persaingan bisnis dituntut untuk lebih produktif dan memiliki kinerja yang baik

INDEPENDENSI AUDITOR SEBAGAI MEDIASI PENGARUH PEMAHAMAN GOOD GOVERNANCE, DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA AUDITOR

KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI MEDIASI PENGARUH PEMAHAMAN GAYA KEPEMIMPINAN DAN BUDAYA ORGANISASI TERHADAP KINERJA AUDITOR

BAB I PENDAHULUAN. di dalam bidang bisnis. Ada dua tanggung jawab akuntan publik dalam

BAB I PENDAHULUAN. jasa audit di Indonesia pun meningkat. Faktor-faktor yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. melakukan audit terhadap pemerintah. Sedangkan undang-undang No 15 tahun

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. profesi. Di Indonesia dikenal dengan nama Kode Etik Akuntan Indonesia. etika yang telah ditetapkan oleh profesinya.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bidang jasa. Jasa yang diberikan berupa jasa audit operasional, audit

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kinerja KAP yang berkualitas sangat ditentukan oleh kinerja

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan penugasan pemeriksaan (examination) secara obyektif atas

BAB I PENDAHULUAN. (Mulyadi, 1998). Kantor akuntan publik merupakan sebuah organisasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan disamping berfungsi sebagai alat. pemilik juga digunakan oleh investor dan kreditor sebagai acuan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pihak perusahaan adalah dengan melakukan pemeriksaan laporan. memiliki kompetensi yang memadai. Menurut Statement of Financial

BAB I PENDAHULUAN. keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua

BAB I PENDAHULUAN. dan bertanggungjawab dengan taat pada peraturan dan perundang-undangan yang

BAB I PENDAHULUAN. seorang auditor adalah melakukan pemeriksaan atau audit dan memberikan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. agar auditor dapat memberikan jaminan mutlak ( absolute assurance) mengenai. hasil akhir proses audit yaitu laporan auditor.

BAB I PENDAHULUAN. auditor sebagai pihak yang dianggap independen dan memiliki profesionalisme

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik kewajarannya lebih dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. agar auditor dapat memberikan jaminan mutlak (absolute assurance)

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan akan adanya pemeriksaan laporan keuangan oleh auditor independen

BAB I PENDAHULUAN. maupun eksternal perusahaan. Menurut Financial Accounting Standards

BAB I PENDAHULUAN. atas Laporan Keuangan Kementerian Agama Tahun Hal ini menjadi suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan salah satu profesi yang dianggap sangat

: Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang

BAB I PENDAHULUAN. menyimpang jauh dari aktivitas moral, bahkan ada anggapan bahwa dunia

BAB I PENDAHULUAN. akuntan publik kewajarannya lebih dapat dipercaya dibandingkan laporan keuangan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Audit merupakan suatu proses untuk mengurangi ketidakselarasan

PENGARUH KUALITAS AUDITOR, INDEPENDENSI DAN OPINI AUDITOR TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN. dalam melaksanakan pemeriksaan akuntan, memperoleh kepercayaan dari klien

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini banyak sekali terjadi kasus-kasus hukum

BAB I PENDAHULUAN. Profesi akuntan publik merupakan salah satu profesi yang dipercayai oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat terutama dalam bidang audit terhadap laporan keuangan yang dibuat

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas yang dikelola oleh manajemen

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah k ti e g n e m r a d e k es na k u b M, O ZC LI

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam perkembangan dan kemajuan dunia binis. Akuntan bukan hanya sekedar

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable).

BAB I PENDAHULUAN. bergantung kepada kepercayaan publik. Masyarakat mengharapkan penilaian yang

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah, seperti bagi perusahaan yang mengadakan emisi (go public)

BAB I PENDAHULUAN. bekerja dengan baik dalam melakukan audit. Salah satu yang merupakan pekerjaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Di era persaingan bisnis yang makin ketat seperti dewasa ini, sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam melakukan audit (Mulyadi dan Puradiredja, (1998)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam setiap sektor, salah satunya dalam hal pelaporan keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dan pemakai laporan keuangan mengharapkan agar auditor dapat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Pasal 1 ayat 2 Kode Etik Akuntan Indonesia menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kunci dalam perkembangan dan kemajuan dunia bisnis. Profesi akuntan

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan yang belum atau tidak diaudit. keuangan yang terjadi akhir-akhir ini. Singgih dan Bawono (2010) menyebutkan

BAB 1 PENDAHULUAN. investor maupun kreditor untuk melakukan penanaman saham. meningkatnya kebutuhan investor atas laporan keuangan.

BAB 1 PENDAHULUAN. mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap kualitas audit yang dihasilkan oleh

ARUM KUSUMAWATI B

BAB I PENDAHULUAN. bisnis. Agar tetap bertahan dalam persaingan bisnis yang semakin tinggi para

BAB I. Pendahuluan. yaitu investor, kreditor dan pemerintah membutuhkan laporan keuangan untuk

BAB I PENDAHULUAN. auditor yang berkualitas, dapat diandalkan, dipercaya dan mampu menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan memberikan gambaran dan informasi posisi keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Profesionalisme menjadi syarat utama bagi seseorang yang ingin menjadi seorang

BAB I PENDAHULUAN. auditor dalam pemeriksaan laporan keuangan karena tingkat materialitas dari satu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (compliance audit) dan audit laporan keuangan (Arens dan Loebbecke, 2003).

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi yang terdapat antara manajer dan pemegang saham, sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian suatu negara dibutuhkan informasi

BAB I PENDAHULUAN. mulai tumbuhnya perusahaan-perusahaan di Indonesia. Sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan. Laporan

BAB 1 PENDAHULUAN. sekarang ini, perusahaan dan profesi auditor sama-sama dihadapkan pada. tantangan-tantangan yang berat. Mereka sama-sama harus

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Belakangan ini profesi akuntan publik menjadi bagian dari sorotan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

2. Pertanyaan Mengenai Persepsi terhadap Kode Etik Akuntan

1.2 Latar Belakang Penelitian Perkembangan profesi akuntan sejalan dengan perkembangan perusahaan dan berbagai jenis badan hukum lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas yang dapat menjamin bahwa laporan (informasi) yang

BAB I PENDAHULUAN. dipertanggungjawabkan kepada pihak luar, dimana pihak luarpun memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan digunakan untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan dalam mengaudit laporan keuangan. Dari profesi akuntan

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi memiliki dua fungsi dasar yang saling melengkapi, yaitu : untuk

BAB I PENDAHULUAN. saat ini adalah menghadapi tantangan kompetensi global. Dengan begitu,

Perpustakaan Unika LAMPIRAN 59

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Akuntan publik memiliki peran penting dalam dunia bisnis dan

BAB I PENDAHULUAN. akuntan publik di suatu negara adalah sejalan dengan berkembangnya perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. bekerja sebagai auditor eksternal (Kurniawanda, 2013). laporan disetiap kali melakukan audit. Kantor Akuntan Publik (KAP) dapat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Keuangan yang telah diatur oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). laporan keuangan tersebut, jasa audit yang dimaksud adalah dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. sedangkan pengauditan biasanya tidak menghasilkan data akuntansi, melainkan

PROFESIONALISME AUDITOR EKTERNAL TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS UNTUK TUJUAN AUDIT LAPORAN KEUANGAN KLIEN

PENDAHULUAN. Perkembangan profesi akuntan publik disuatu negara sejalan dengan. berkembangnya perusahaan dan juga bentuk badan hukum perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari pelaporan keuangan adalah menyediakan informasi

BAB I PENDAHULUAN. Auditor dituntut memiliki sikap independensi dalam melaksanakan pekerjaannya.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kantor akuntan publik (KAP) merupakan sebuah organisasi yang bergerak dibidang jasa. Jasa yang diberikan berupa jasa audit operasional, audit kepatuhan (compliance audit), dan audit laporan keuangan. Pengertian akuntan publik adalah akuntan yang memliki izin dari menteri keuangan atau pejabat berwenang lainnya untuk menjalankan praktik akuntan publik (Sukrisno Agoes, 2009: 52). Sementara itu, kata akuntan didefinisikan oleh peraturan Menteri Keuangan Nomor : 17/PMK.01/2008 Sebagai berikut. Akuntan adalah seseorang yang berhak menyandang gelar atau sebutan akuntan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku Dari beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa akuntan publik adalah seseorang yang berhak menyandang gelar atau sebutan akuntan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan memilki izin dari menteri keuangan atau pejabat berwenang lainnya untuk memberikan jasa professional kepada masyarakat umum sebagaimana diatur dalam peraturan Menteri keuangan Nomor: 17/PMK.01/2008 tentang jasa akuntan publik. Pada perkembangan perekonomian suatu negara dibutuhkan informasi keuangan yang handal, didalamnya dibutuhkan seorang yang dapat dipercaya untuk meyakinkan pihak luar yang akan memiliki dasar untuk menyalurkan dana- 1

2 dana mereka ke usaha-usaha yang beroperasi secara efisien dan memiliki posisi keuangan yang sehat. Akuntan dalam konteks profesi bidang bisnis, bersamasama dengan profesi lainnya,mempunyai peran yang signifikan dalam operasi suatu perusahaan. Akuntan saat ini telah menjadi salah satu profesi didalam bidang bisnis. Akuntan publik memiliki dua tanggung jawab dalam menjalankan pekerjaan profesionalnya, yaitu menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh dalam melaksanakan pekerjaannya dan menjaga mutu pekerjaan profesionalnya. Akuntan publik dalam melaksanakan pemeriksaan akuntan, memperoleh kepercayaan dari klien dan para pemakai laporan keuangan untuk membuktikan kewajaran laporan keuangan yang disusun dan disajikan oleh klien. Klien dapat mempunyai kepentingan yang berbeda, bahkan mungkin bertentangan dengan kepentingan para pemakai laporan keuangan. Kepentingan pemakai laporan keuangan yang satu mungkin berbeda dengan pemakai lainnya. Akuntan publik dalam memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan yang diperiksa, harus bersikap independen terhadap kepentingan klien pemakai laporan keuangan, maupun kepentingan akuntan publik itu sendiri. Keberadaan akuntan publik sebagai profesi tidak dapat dipisahkan dari karakteristik independensinya. Akuntan publik selalu dianggap sebagai orang yang harus independen. Akuntan publik tidak berati apa-apa, tanpa adanya independensi. Sikap independen sama pentingnya dengan keahlian dalam bidang praktik akuntansi dan prosedur audit yang harus dimiliki oleh setiap auditor. Auditor harus independen dari setiap kewajiban atau independen dari pemilik kepentingan

3 dalam perusahaan yang diauditnya. Auditor tidak hanya berkewajiban mempertahankan sikap mental independen, tetapi juga harus menghindari keadaan-keadaan yang dapat mengakibatkan masyarakat meragukan independensinya. posisi akuntan publik sebagai pihak independen yang memberikan opini kewajaran terhadap laporan keuangan serta profesi auditor yang merupakan profesi kepercayaan masyarakat juga mulai banyak dipertanyakan apalagi setelah didukung oleh bukti semakin meningkatnya tuntutan hukum terhadap kantor akuntan. Banyak kasus perusahan yang jatuh karena kegagalan bisnis yang dikaitkan dengan kegagalan auditor, salah satunya kasus manipulasi yang merugikan pemakai laporan keuangan yang melibatkan akuntan publik yang seharusnya menjadi pihak independen. Kasus manipulasi tersebut misalnya adalah kasus Satyam di india tahun 2008, masalah ini bermula atas fraud yang dilakukan oleh pendiri serta pemimpin nya yaitu Ramalinga Raju dengan menggelembungkan nilai keuntungan perusahaan yang dilakukan selama beberapa tahun, selisih antara keuntungan yang sebenarnya dan dilaporkan dalam laporan keuangan semakin lama semakin besar. Dalam kasus ini yang menjadi menarik adalah dimana auditor satyam yang selama 8 tahun terakhir Price Waterhouse india selang seminggu atas pengakuan Ramalinga Raju pada tanggal 7 januari 2009 bahwa jumlah saldo kas yang ia laporkan adalah palsu, PWC pun tertanggal 14 januari 2009 baru mengumumkan bahwa laporan audit nya berpotensi tidak akurat dan tidak reliable karna dilakukan berdasarkan informasi yang diperoleh hanya dari manajemen Satyam, berdasarkan kasus diatas dapat terlihat bahwa kredibilitas auditor dipertanyakan.

4 Dalam mengukur kinerja auditor, menurut larkin (1990) dalam trisnaningsih (2007) terdapat empat dimensi personalitas, yaitu kemampuan (ability), komitmen professional, motivasi, dan kepuasan kerja. Seorang auditor yang mempunyai kemampuan dalam hal auditing maka akan cakap dalam menyelesaikan pekerjaan. Auditor yang komitmen terhadap profesinya maka akan loyal terhadap profesinya seperti yang dipersepsikan oleh auditor tersebut. Motivasi yang dimiliki seorang auditor akan mendorong keinginan individu auditor tersebut untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu untuk mencapai suatu tujuan. Adapun kepuasan kerja auditor dalah tingkat kepuasan individu auditor dengan posisinya dalam organisasi secara relative dibandingkan dengan teman sekerja atau teman seprofesi lainnya. Seorang pemimpin harus mempunyai pandangan akan kepemimpinan yang ditangguhnya sebagai suatu peluang yang nantinya bisa memberikan suatu arti atau bahkan manfaat bagi banyak pihak, bukan malah berpandangan sebagi suatu posisi atau property yang nantinya bisa mangambil hasil atau memanfaatkan banyak pihak untuk dijadikan keuntungan bagi dirinya sendiri pandangan inilah yang nantinya menjadi kekuatan besar bagi seseorang pemimpin untuk memiliki, memhami, dan memerapkan secara kombinatif. Faktor-faktor penentu tersebut adalah gaya kepemimpinan Gaya kepemimpinan merupakan suatu norma perilaku yang digunakan oleh seorang pemimpin pada saat mencoba mempengaruhi perilaku bawahannya seperti yang ia lihat (Miftah Thoha, 2007),sehingga peranan seorang pemimpin dalam hubungan antara,manusia dalam kerja sangat terkait dengan gaya

5 kepemimpinan yang ditampilkannya. Gaya kepemimpinan (leadership style) juga dapat mempengaruhi kinerja. Gaya kepemimpinan (leadership style) merupakan cara pimpinan untuk mempengaruhi orang lain atau bawahannya sedemikian rupa sehingga orang tersebut mau melakukan kehendak pimpinan untuk mencapai tujuan organisasi meskipun secara pribadi hal tersebut mungkin tidak disenangi. Menurut Alberto et al. (2005) kepemimpinan berpengaruh positif kuat terhadap kinerja, juga berpengaruh signifikan terhadap learning organisasi. Temuan ini memberikan indikasi bahwa gaya kepemimpinan seorang pemimpin sangat berpengaruh terhadap kinerja bawahannya, disamping itu untuk mendapatkan kinerja yang baik diperlukan juga adanya pemberian pembelajaran terhadap bawahannya. Demikian pula gaya kepemimpinan pada KAP sangat diperlukan karena dapat memberikan nuansa pada kinerja auditor yang cenderung bisa formal maupun informal. Semakin tinggi kepuasan kerja yang dirasa oleh pekerja, maka semakin tinggi motivasi mereka terhadap kerja. Oleh karena itu, pemimpin organisasi perlu memainkan peranan untuk meningkatkan motivasi para pekerja. pemimpin organisasi perlu mengenal pasti faktor motivasi yang berkaitan dengan kepuasan kerja. Antaranya ialah gaji, keadaan kerja, hubungan rekan kerja, hubungan pengurus pekerja, potensi untuk berkembang, potensi untuk membangun, cabaran baru, dan persaingan (Ishah mad shah, 2006). Oleh karena itu, peneliti termotivasi melakukan penelitian ini karena cukup penting untuk mengetahui faktor-faktor apakah yang mempengaruhi kinerja seorang auditor eksternal. Selain itu juga, peneliti ingin mengetahui pengaruh

6 variabel independen mempengaruhi variabel dependen. Berdsarkan hal tersebut, maka peneliti melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Independensi, Kepuasan Kerja, Gaya Kepemimpinan, dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Auditor Pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Jakarta Barat. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya, yaitu penelitian yang dilakukan Ismayanah(2011) tentang pengaruh independensi, komitmen organisasi, gaya kepemimpinan terhadap kinerja auditor. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sebagai berikut: 1. Adanya penambahan variabel independen yaitu variabel kepuasan kerja dan motivasi kerja yang diperoleh dari Sulton (2010). Penambahan variabel kepuasan kerja dan motivasi kerja karena variabel tersebut juga merupakan bagian penentu yang sangat penting bagi keefektifan berjalannya kegiatan didalam organisasi. Keberhasilan dan kinerja seorang auditor dalam suatu pekerjaannya agar menghasilkan kinerja yang maksimal. 2. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Jakarta Barat, sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan sampel pada auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik di Wilayah Jakarta Barat. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

7 1. Apakah Terdapat Pengaruh secara bersama-sama dari independensi, Gaya kepemimpinan, Kepuasan Kerja, dan motivasi kerja terhadap kinerja auditor pada kantor akuntan publik diwilayah Jakarta barat? 2. Apakah terdapat pengaruh independensi terhadap kinerja auditor pada kantor akuntan publik di Wilayah Jakarta barat? 3. Apakah terdapat pengaruh Gaya kepemimpinan terhadap kinerja auditor pada kantor akunatan publik di wilayah Jakarta barat? 4. Apakah terdapat pengaruh Kepuasan kerja terhadap kinerja auditor pada kantor akuntan publik di wilayah Jakarta barat? 5. Apakah terdapat pengaruh Motivasi kerja terhadap kinerja auditor pada kantor akuntan publik di wilayah Jakarta barat? C. Tujuan dan manfaat Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1. Untuk mengkaji pengaruh secara bersama-sama Independensi, gaya kepemimpinan, kepuasan kerja, dan motivasi kerja terhadap kinerja auditor pada kantor akuntan publik di wilayah Jakarta barat. 2. Untuk mengkaji pengaruh independensi auditor terhadap kinerja auditor pada kantor akuntan publik diwilayah Jakarta barat. 3. Untuk mengkaji pengaruh Gaya kepemimpinan terhadap kinerja auditor pada kantor akuntan publik di wilayah Jakarta barat.

8 4. Untuk mengkaji pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja auditor pada kantor akuntan publik di wilayah Jakarta barat. 5. Untuk mengkaji pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja auditor pada kantor akuntan publik di wilayah Jakarta barat. Dengan dilaksanakannya penelitian ini, maka hasil penelitian ini diharapkan dapat memperoleh manfaat bagi banyak pihak antara lain: a. Bagi Kantor Akuntan Publik 1) Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat memberikan masukan mengenai pentingnya kepuasan kerja,gaya kepemimpinan, komitmen organisasi, motivasi kerja untuk dapat lebih memaksimalkan kinerjanya. 2) Sebagai masukan untuk perusahaan dalam hal meningkatkan kinerjanya, agar memperhatikan aspek-aspek apa saja yang menjadi motivasi seorang auditor dalam menghasilkan kinerja yang optimal. b. Bagi Kepentingan akademik Diharapkan menjadi bahan bacaan yang memberikan gambaran tentang kepemimpinan, kepuasan kerja dalam memotivasi seorang auditor untuk memaksimalkan kinerja.