BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan dibuat untuk kepentingan investor dan kreditor dengan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Banyak pihak seperti manajemen, pemegang saham, kreditur, pemerintah dan

BAB I PENDAHULUAN. Banyak pihak seperti manajemen, pemegang saham, kreditur, pemerintah dan

BAB 1 PENDAHULUAN. pihak (Halim, 2001). Banyak pihak seperti manajemen, pemegang saham,

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan yang sudah go public wajib menyampaikan laporan keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian saat ini mempengaruhi perkembangan. perusahaan-perusahaan go public di Indonesia, sehingga berdampak pada

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengambilan keputusan. Selain itu laporan keuangan juga berfungsi sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Dalam hal ini

BAB I PENDAHULUAN. penting sebagai penyedia informasi suatu perusahaan (Suardi, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. Penyajian informasi dapat bermanfaat bilamana disajikan secara akurat

BAB I PENDAHULUAN. keuangan setiap perusahaan yang going-public. Laporan keuangan ini juga

BAB I PENDAHULUAN. dalam bisnis investasi di pasar modal. Perkembangan pasar modal indonesia saat

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Perkembangan dunia bisnis di Indonesia beberapa tahun terakhir ini sangatlah

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin meningkat. Hasil audit atas perusahaan publik mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. dapat menentukan keberlangsungan suatu perusahaan (going concern). Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. luas, yang disebut dengan go public. Setiap perusahaan go public diwajibkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan proses akhir dalam proses akuntansi yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Informasi yang didistribusikan kepada masyarakat harus bersifat tulus,

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan pasar modal di Indonesia yang semakin berkembang pesat,

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan yang pesat. Perkembangan ini mengakibatkan permintaan akan audit

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal sebagai lembaga investasi yang mempunyai fungsi ekonomi dan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI WAKTU PENYELESAIAN AUDIT (AUDIT DELAY)

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna. Informasi

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan kegiatan bisnis. Laporan keuangan mempunyai peran yang penting

BAB I PENDAHULUAN. (intern perusahaan) dengan pihak di luar perusahaan. Namun demikian, informasi

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kepentingan atas informasi tersebut (Belkaui dalam Wicaksono,

BAB 1 PENDAHULUAN. kemanfaatan laporan keuangan. Menurut Suwardjono ketepatwaktuan informasi. relevan apabila tidak tersedia pada saat dibutuhkan.

BAB I PENDAHULUAN. pengukuran dan penilaian kinerja suatu perusahaan, terutama perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. (BEI) diwajibkan untuk menyampaikan laporan tahunan ( annual report) kepada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini, kondisi perekonomian di indonesia dapat dilihat dari kondisi

BAB I PENDAHULUAN. peran yang sangat penting dalam proses pengambilan keputusan dan

BAB I PENDAHULUAN. tepat waktu untuk digunakan dalam pengambilan keputusan.

PENDAHULUAN BAB I. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia bisnis yang semakin pesat ditandai dengan ketatnya

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan suatu perusahaan, terutama pada perusahaan yang telah go public. Seiring

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal berperan penting dalam pembangunan ekonomi pada suatu

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan informasi yang relevan dan tepat waktu dalam setiap pembuatan

BAB I PENDAHULUAN. pengguna lainnya untuk mengambil keputusan (Setiawan, 2013 ).

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal di Indonesia menyebabkan adanya permintaan

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam proses pengukuran maupun penilaian kinerja suatu

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang berperan

BAB I PENDAHULUAN. andal dan dapat diperbandingkan. Untuk mendapat informasi yang relevan

BAB I PENDAHULUAN. dalam pelaporan keuangan adalah laporan keuangan itu sendiri. Menurut Belkaui

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan media informasi yang merangkum semua

BAB I PENDAHULUAN. cost-benefit, dan materialitas. Relevansi informasi keuangan dapat dilihat

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Go Public adalah perusahaan terbuka yang melakukan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. yang berkepentingan (Yendrawati dan Rokhman 2008, dalam Dewi, 2013). laporan dalam membuat keputusan-keputusan pertanggungjawaban

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia sebagai perusahaan go public. Sehingga perkembangan perusahaan go

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah ketepatan waktu (timeliness). Ketepatan waktu laporan keuangan. keuangan sebagai alat bantu prediksi bagi pengguna.

BAB I PENDAHULUAN. sumber eksternal untuk mendapatkan dana ialah dengan go public atau. menjual saham perusahaan kepada para investor di pasar modal.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (2010), laporan keuangan juga mempunyai peran yang penting dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. dengan penerbitan pengumuman laba (earnings pronouncement). menyelesaikan auditnya. Menurut Halim (2000) Audit delay atau dikenal

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan publik di Indonesia telah mengalami perkembangan yang pesat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Semakin berkembangnya perekonomian di dunia khususnya Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN UKDW. terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) atau perusahaan go public, laporan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. memberikan informasi-informasi dan pengukuran ekonomi mengenai sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. disajikan secara akurat dan tepat waktu (Rachmawati, 2008). biasanya dapat melakukan kesalahan manajemen (mis-management) dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat dan menyalurkan dana kepada masyarakat dalam rangka

BAB 1 PENDAHULUAN. mendorong terciptanya alokasi dana yang efisien. Pasar modal di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. miliki serta kinerjanya kepada calon investor, calon kreditor, dan para

BAB 1 PENDAHULUAN. Audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada umumnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. dengan pertumbuhan perekonomian di tahun 2011 yaitu sebesar 6,5 %, lebih baik bila

BAB I PENDAHULUAN. keuangan merupakan cara untuk menyampaikan informasi-informasi dan. manajemen perusahaan untuk periode mendatang.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Audit Laporan Keuangan bertujuan untuk memberikan pendapat mengenai

BAB I PENDAHULUAN. yang diselesaikan oleh auditor. Perbedaan waktu ini dalam audit sering disebut audit

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan memiliki peranan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. disediakan oleh setiap perusahaan yang go public menjadi salah satu sumber

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan dalam proses pengukuran dan penilaian kinerja suatu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan. Sehingga informasi yang dihasilkan akan kehilangan

BAB I PENDAHULUAN. sangat ketat pada masa yang akan datang. Persaingan terjadi dalam penyediaan

BAB I PENDAHULUAN. upaya penyediaan dan perolehan informasi pada pembuatan keputusan.

BAB I PENDAHULUAN. digunakan oleh para pengguna laporan keuangan. Di dalamnya terkandung

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki oleh investor (Puspitasari dan Latrini, 2014). Penyampaian Laporan Keuangan Berkala yang berisi laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan bebas yang dilakukan oleh perekonomian nasional dan internasional sehingga

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu alat ukur untuk melihat baik atau buruknya kinerja sebuah

BAB I PENDAHULUAN. menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2015: 1.3), bahwa tujuan laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut tidak tersedia tepat pada waktunya (IAI, 2007). Ketepatan waktu

BAB I PENDAHULUAN. menuju perdagangan bebas yang semakin memperketat persaingan antar. dengan cara menjual kepemilikan saham perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. sangat berpengaruh terhadap kelangsungan operasional perusahaan. Untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. saham, pemerintah, kreditur, dan lain-lain (Rachmawati, 2008) Semakin berkembangnya pasar modal di Indonesia pada saat ini yang

BAB I PENDAHULUAN. karena kasus pelanggaran ketentuan di bidang pasar modal (

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan laporan tahunan (annual report) kepada Bursa Efek Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. berkepentingan dalam pengambilan keputusan. Selain itu laporan keuangan. perusahaan (Widosari dan Rahardja, 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Akuntansi menghasilkan laporan kegiatan ekonomi dari suatu entitas yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Ketepatan waktu penyajian laporan keuangan dan laporan audit. yang go public selanjutnya ternyata tidak mudah, hal ini dikarenakan

BAB I PENDAHULUAH. pembinaan, pengaturan, dan pengawasan sehari-hari Pasar Modal dilakukan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. dan masyarakat yang digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan sarana utama melalui mana informasi

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah perusahaan go public memiliki kewajiban untuk mempublikasikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan dibuat untuk kepentingan investor dan kreditor dengan kegunaan untuk mengetahui tingkat prediktibilitas perusahaan tersebut apakah layak atau tidak untuk berinvestasi di dalamnya ditinjau dari berbagai hal termasuk manfaat yang akan diperoleh dimasa yang akan datang. Selain itu juga laporan keuangan diterbitkan untuk pihak-pihak yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan tersebut, seperti masyarakat dan pemerintah. Sedangkan laporan keuangan bagi perusahaan-perusahaan milik negara diterbitkan sebagai sarana pertanggungjawaban atau akuntabilitas dan transparansi kinerja perusahaan tersebut kepada rakyat. Perkembangan pasar modal di Indonesia menyebabkan adanya permintaan akan transparansi kondisi keuangan perusahaan. Laporan keuangan disusun dan disajikan sekurang-kurangnya sekali dalam setahun untuk memenuhi kebutuhan para pengguna, misalkan sebelum memutuskan untuk berinvestasi di Bursa Efek Indonesia. Bursa Efek merupakan salah satu institusi penting yang beroperasi dalam memberikan peluang investasi dan sumber pembiayaan dalam upaya mendukung pembangunan ekonomi nasional. Investor memerlukan informasi laporan keuangan perusahaan Tbk yang diterbitkan. Ketepatan waktu merupakan salah satu elemen

pokok dalam laporan keuangan tersebut. Manfaat suatu laporan keuangan akan berkurang jika laporan tersebut tidak tersedia tepat pada waktunya (IAI, 2007:1.7). Audit report lag dapat mempengaruhi nilai informasi suatu laporan keuangan. Informasi akan bermanfaat jika disampaikan tepat waktu. Semakin lama waktu tertunda dalam penyajian laporan keuangan suatu perusahaan ke publik, maka semakin banyak kemungkinan berkembangnya isu maupun kemungkinan terdapatnya insider information mengenai perusahaan tersebut. Semakin panjang waktu untuk publikasi laporan keuangan tahunan sejak akhir tahun buku suatu perusahaan, maka semakin besar kemungkinan informasi tersebut bocor kepada investor tertentu atau bahkan menimbulkan terjadinya masalah bagi perusahaan tersebut di bursa saham. Informasi yang tidak tepat waktu merupakan informasi yang tidak relevan dan berpengaruh terhadap kredibilitas atau kualitas informasi laba. Jika informasi yang disajikan tidak relevan, maka informasi tersebut menjadi tidak berguna atau tidak bermanfaat lagi bagi pembuat keputusan bahkan menghilangkan kemampuan laporan keuangan sebagai alat bantu prediksi bagi pengguna. Informasi yang tepat waktu memang tidak menjamin bahwa informasi tersebut pasti merupakan informasi yang relevan. Namun, suatu informasi mustahil merupakan informasi yang relevan tanpa tepat waktu dalam penyajiannya.

Pihak regulator mencegah terjadinya masalah ini dengan cara menentukan suatu regulasi yang mengatur batas waktu penerbitan laporan keuangan yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan. Tujuannya adalah untuk menjaga relevansi dan reliabilitas informasi yang dibutuhkan para pelaku bisnis sehingga menggairahkan aktivitas bisnis investasi suatu negara. Berdasarkan Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan Standar Akuntansi Keuangan, laporan keuangan harus memenuhi empat karakteristik kualitatif yang merupakan ciri khas informasi laporan keuangan yang berguna bagi para pemakainya. Keempat karakteristik tersebut yaitu dapat dipahami, relevan, andal, dan dapat diperbandingkan. Hal ini sesuai dengan PSAK No.1 2007 tentang Kerangka Dasar dan Penyajian Laporan Keuangan paragraf 43, yaitu kendala relevansi dan keandalan laporan keuangan adalah ketepatan waktu pelaporan keuangan. Jika terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan, maka informasi yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya. Manajemen mungkin perlu menyeimbangkan manfaat relevansi antara pelaporan tepat waktu dan ketentuan informasi handal. Untuk menyediakan informasi tepat waktu, sering kali perlu melaporkan sebelum seluruh aspek transaksi atau peristiwa lainnya diketahui. Perkembangan jumlah perusahaan yang go public di Indonesia mengalami kemajuan pesat yang mengakibatkan permintaan akan audit laporan keuangan juga semakin meningkat. Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) mengadakan penyempurnaan peraturan mengenai penyampaian laporan keuangan tahunan.

Keputusan Ketua BAPEPAM No. Kep-36/PM/2003, No. Peraturan X.K.2 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan berkala, menyatakan bahwa laporan keuangan berkala disertai dengan laporan auditor independen disampaikan kepada BAPEPAM selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Hal ini berarti merubah peraturan sebelumnya (Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM Nomor : KEP-80/PM/1996) yang menyatakan selambat-lambatnya seratus dua puluh hari setelah tanggal laporan keuangan tahunan. Dengan adanya perubahan peraturan tersebut, auditor dituntut untuk lebih cepat dalam menyelesaikan laporan keuangan auditannya. Pada satu sisi, publik menuntut auditor untuk menyelesaikan laporan auditnya tepat waktu, sementara pada sisi lain, menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2001 : SA 150.02) menyatakan bahwa audit harus dilaksanakan dengan penuh kecermatan dan ketelitian dan standar pekerjaan lapangan menyatakan bahwa audit harus dilaksanakan dengan perencanaan yang matang dan pengumpulan alat-alat bukti yang cukup memadai. Karena standar inilah, memungkinkan akuntan publik untuk menunda publikasi laporan audit atau laporan keuangan auditan apabila dirasakan perlu memperpanjang masa audit. Ukuran perusahaan mencerminkan besarnya lingkup atau luas perusahaan dalam menjalankan operasinya. Semakin besar perusahaan, maka semakin banyak transaksi yang terjadi di dalamnya. Hal ini mengakibatkan semakin banyak jumlah

sampel yang harus diambil dan semakin luasnya prosedur audit yang dilakukan. Hasil penelitian Almosa dan Alabbas (2006) serta Almillia dan Setiady (2006) menguatkan teori ini. Perusahaan besar cenderung lebih cepat dalam menyampaikan laporan keuangan yang telah diaudit kepada publik dibanding perusahaan kecil. Perusahaan besar pada umumnya telah memiliki sistem pengendalian internal yang lebih baik sehingga memudahkan auditor menyelesaikan pekerjaannya. Di samping itu, perusahaan besar juga memiliki alokasi dana yang lebih besar untuk membayar biaya audit (audit fees). Hal ini menyebabkan perusahaan besar cenderung memiliki audit report lag yang lebih pendek bila dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki ukuran perusahaan yang lebih kecil. Namun, Hesti (2010) dalam penelitiannya menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay (audit report lag). Beberapa penelitian mengenai pengaruh ukuran Kantor Akuntan Publik terhadap audit report lag antara lain Ahmad dan Kamarudin (2003) dan Utami (2006) menunjukkan adanya pengaruh ukuran Kantor Akuntan Publik terhadap audit report lag, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Ahmad, Alim, dan Subekti (2005) serta Deart dan Rustiana (2007) menunjukkan ukuran Kantor Akuntan Publik tidak berpengaruh secara signifikan terhadap audit report lag. Terkait dengan opini auditor, perusahaan yang menerima opini selain unqualified opinion memiliki audit report lag yang lebih lama dibandingkan yang

menerima unqualified opinion. Lamanya audit report lag yang dialami karena kemungkinan munculnya konflik antara auditor dan perusahaan yang dapat berkontribusi pada penundanaan penerbitan laporan keuangan. Selain itu, Bamber et al (1993) dalam Ahmad dan Abidin (2008) menyatakan bahwa qualified opinion kemungkinan tidak akan diterbitkan sampai auditor menghabiskan waktu dan usaha yang cukup dalam melakukan prosedur audit tambahan. Haron et al (2006) berhasil menemukan bukti empiris bahwa pemberian qualified opinion berdampak pada audit report lag yang lebih lama. Namun demikian, Supriyanti dan Rolinda (2007) tidak berhasil menemukan pengaruh pemberian opini auditor terhadap audit report lag yang dialami perusahaan. Penelitian ini terutama mereplikasi hasil penelitian Yovanca (2010) yang menyatakan variabel debt to total assets, kualitas audit dan opini going concern umur perusahaan dan profitabilitas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap audit report lag. Bedanya dengan penelitian terdahulu peneliti membuat penambahan variabel ukuran perusahaan dan jenis opini audit dengan alasan ingin mengetahui apakah variabel tersebut berpengaruh terhadap audit report lag dengan masa penelitian dan objek penelitian yang berbeda. Ukuran perusahaan, ukuran Kantor Akuntan Publik dan jenis opini audit adalah variabel independen yang diteliti karena penulis ingin mengetahui apakah sebuah perusahaan dengan jumlah aset yang besar akan memiliki audit report lag yang lebih lama atau lebih cepat jika dibandingkan dengan perusahaan dengan aset yang lebih kecil. Penulis juga ingin mengetahui apakah perusahaan yang

menggunakan jasa kantor akuntan publik yang termasuk dalam the big four akan memiliki audit report lag yang lebih lama atau lebih cepat jika dibandingkan dengan perusahaan yang menggunakan jasa kantor akuntan publik yang non the big four dan pemberian opini unqualified oleh auditor, memiliki audit report lag yang lebih lama atau lebih cepat jika dibandingkan dengan pemberian opini audit selain unqualified. Seperti halnya pada tahun 2010, Indofood Sukses Makmur Tbk memiliki aktiva Rp. 47,275 T, diaudit oleh KAP big four dan jenis opini auditnya adalah unqualified opinion with explanatory paragraph memiliki audit report lag 70 hari. Ever Shine Textile Industry Tbk memiliki aktiva Rp. 583,252 M diaudit oleh KAP big four dan jenis opini auditnya adalah unqualified opinion with explanatory paragraph memiliki audit report lag 75 hari. Dan Tempo Scan Pasifik Tbk memiliki aktiva Rp. 3,589 T diaudit oleh KAP non the big four dan jenis opini auditnya adalah unqualified memiliki audit report lag 82 hari. Dari ketiga sampel tersebut tidak dapat diambil kesimpulan apakah ukuran perusahaan, ukuran Kanton Akuntan Publik, dan jenis opini audit berpengaruh terhadap audit report lag. Ketepatan waktu publikasi laporan keuangan yang telah diaudit bagi pelaku bisnis di pasar modal sangatlah penting dan ketidakkonsistenan hasil penelitian terdahulu yang menggunakan variabel independen ukuran perusahaan, ukuran Kantor Akuntan Publik dan jenis opini audit menjadi motivasi bagi peneliti untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan mereplikasi beberapa penelitian terdahulu.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2010, 2011 dan 2012 karena perusahaan ini mendominasi perusahaan yang listing di BEI sehingga sampel yang akan digunakan lebih banyak. Berdasarkan penjelasan di atas, maka penulis tertarik untuk melanjutkan penelitian terdahulu, dan laporannya akan dituangkan dalam sebuah karya tulis ilmiah berbentuk skripsi dengan judul Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Ukuran Kantor Akuntan Publik, dan Jenis Opini Audit terhadap Audit Report Lag pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, peneliti merumuskan masalah penelitian sebagai berikut: 1. Apakah ukuran perusahaan, ukuran kantor akuntan publik, jenis opini audit berpengaruh secara parsial terhadap audit report lag? 2. Apakah ukuran perusahaan, ukuran kantor akuntan publik, jenis opini audit berpengaruh secara simultan terhadap audit report lag? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah menemukan bukti empiris tentang:

1. Untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan, ukuran kantor akuntan publik dan jenis opini audit secara parsial terhadap audit report lag. 2. Untuk mengetahui pengaruh ukuran perusahaan, ukuran kantor akuntan publik dan jenis opini audit secara simultan terhadap audit report lag. 1.4 Manfaat Penelitian Sejalan dengan tujuan penelitian di atas, maka manfaat penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Bagi Penulis, untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis khususnya mengenai pengaruh faktor internal dan eksternal terhadap audit report lag. 2. Bagi Peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi di dalam melakukan penelitian sejenis serta menambah pengetahuan dengan memberikan gambaran dan bukti empiris mengenai audit report lag. 3. Bagi Auditor, membantu dalam meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses audit, dengan mengetahui faktor-faktor dominan yang menyebabkan audit report lag. 4. Bagi bidang Akademik, dapat memberikan kontribusi pada perkembangan teori akuntansi terutama yang berkaitan penundaan publikasi laporan keuangan (audit report lag).