BAB 1 PENDAHULUAN. lebih tinggi kepada pelanggan atau konsumen. Di dalam perekonomian yang kreatif ini,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. perusahaan atau pelaku bisnis adalah mempertahankan pelanggannya. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. Memperoleh pelanggan-pelanggan yang setia adalah cita-cita terbesar bagi

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat menjadi tantangan maupun ancaman bagi para pelaku bisnis. Agar

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pelanggan baru. Strategi strategi tersebut mengharuskan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya zaman, persaingan dunia bisnis semakin ketat. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. konvensional menuju konsep pemasaran modern. Faktor - faktor seperti

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi terus berkembang kearah yang lebih baik. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya pertumbuhan dan perkembangan bisnis telah menjadi perhatian

BAB 1 PENDAHULUAN. kaitannya dengan sikap masyarakat yang semakin kritis dalam memilih makanan. Makan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak besar terhadap pemasaran perusahaan. berbagai produk dan jasa yang semakin hari semakin homogen.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis kafe di Indonesia saat ini khusunya dikota-kota besar semakin

BAB I PENDAHULUAN. Dalam lingkungan yang terus berkembang dan cepat berubah, perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. dikelola sendiri yang biasa disebut sebagai guet house. Menurut AHMA

BAB 1 PENDAHULUAN. dalamnya, tetapi dalam memberikan kreativitas, pengelola restoran harus dapat

Konsep pemasaran terus berkembang dan berubah, dari konsep pemasaran. konvensional menuju konsep pemasaran modern. Faktor-faktor seperti

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Industri Pastry yang semakin meningkat memicu pelaku bisnis untuk

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan pelanggannya. Perusahaan berlomba-lomba menerapkan strategi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Bangunan Wiki Koffie Bandung

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. jasanya dengan merangsang unsur unsur emosi konsumen yang menghasilkan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bidang usaha yang terjadi di era globalisasi adalah salah satu

BAB V PENUTUP. Didasarkan pada hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Tahun Keterangan Jumlah kendaraan yang masuk via gerbang tol 1. Jumlah pengun jung melalui gerban.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. dan inovatif untuk menciptakan suatu bisnis yang berkelas dan bisa bersaing dengan

BAB I PENDAHULUAN. sekarang telah meluas ke dalam segmen yang lebih muda. pelanggan. Terlebih lagi dalam menghadapi Coffe Shop lainnya, minimal

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V PENUTUP. Bab ini merupakan kesimpulan dari hasil dan pembahasan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Di tengah kemajuan komunikasi dan teknologi informasi, serta perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. objek wisata menjadi kebutuhan primer sebagai penyeimbang kesibukan. mereka tersebut. Tempat hiburan maupun objek wisata mampu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. customer life value. Nilai seumur hidup pelanggan atau CLV (Customer Life Value)

2014 ANALISIS MEAL EXPERIENCE TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

public service yang menyediakan kebutuhan penunjang, khususnya bagi para

BAB I PENDAHULUAN. Banyaknya produk smartphone baru yang muncul, telah mendorong perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. konvensional menuju konsep pemasaran modern. Faktor faktor seperti

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah experiential marketing. Konsep ini berusaha menghadirkan

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi, gaya hidup dan pola pikir masyarakat berkembang yang. konsumen yang berhasil menarik konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. baru bagi setiap perusahaan. Terutama dalam bisnis waralaba (franchise) yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. usaha dihadapkan pada tantangan-tantangan yang baru agar dapat memenuhi

ANALISIS PENGARUH EXPERIENTIAL MARKETING TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN DI RESTORAN HANAMASA GUBENG SURABAYA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Kebudayaan di masyarakat akan mempengaruhi pengetahuan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menciptakan penjualan (Musfar dan vivi, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. konsep pemasaran tradisional yang berfokus pada keistimewaan dan manfaat dari produk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. teknologi dan meningkatnya edukasi yang berhubungan dengan pemasaran

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan industri pada produk tahu saat ini sangat pesat ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. konvensional menuju konsep pemasaran modern. Faktor faktor seperti

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini bisnis makanan berkembang dengan semakin banyaknya. dalam industri ini demi mencapai tujuan.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dituntut untuk lebih cermat dalam menentukan strategi bisnisnya, bukan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk memberikan yang terbaik bagi konsumennya, smartphone merupakan

BAB I PENDAHULUAN. bersaing untuk menjadi pemenangnya. Begitu juga di dunia bisnis, seluruh perusahaan akan

BAB I PENDAHULUAN. Kesuksesan suatu bisnis tergantung pada ide, peluang dan pelaku bisnis.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PENGARUH EXPERIENTAL MARKETING DAN KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN PADA PRODUK MOBIL HONDA JAZZ DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan adanya perusahaan-perusahaan yang mampu menawarkan produk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menuntut setiap orang untuk selalu mengikuti

BAB 1 PENDAHULUAN. setiap perusahaan untuk meningkatkan kualitas produk dan juga pelayanan yang

PENGARUH EXPERIENTIAL MARKETING TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN YANG BERDAMPAK PADA LOYALITAS PELANGGAN DI BAGOES MUSIC STUDIO SIDOARJO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. disuguhkan para pengusaha bisnis kepada konsumen. Dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Tentunya hal ini juga tidak lepas dari kemajuan ekonomi di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. sepeda motor tidak sekedar untuk mempercepat mobilitas pengguna, melainkan juga

BAB I PENDAHULUAN. terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada pasar dan harus mampu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam organisasi yang berhadapan langsung dengan pelanggan. Individu tersebut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang.

BAB I PENDAHULUAN. perkotaan yang semakin dinamis, meningkatnya aktivitas yang. berkembang, sejalan dengan makin berkembangnya pasar.

BAB I PENDAHULUAN. tahun selalu menjadi sorotan tajam oleh seluruh masyarakat selaku konsumen. Hal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam pasar ritel yang kompetitif sekarang ini, kualitas pelayanan yang

BAB I PENDAHULUAN. cepat saji hingga restoran yang menyediakan full course menu. Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pemasaran yang semakin global, persaingan yang hypercompetitive

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menjadi bisnis modern maupun munculnya bisnis ritel modern yang baru seperti

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. konsumtif. Selain itu, Indonesia merupakan negara dengan pasar potensial. dengan kemasan, rasa, dan harga yang bervariasi.

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilihat dari banyaknya Coffee Shop saat ini yang bermunculan, seperti

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. mementingkan kesehatan, pebisnis mulai melirik jenis olahraga lain, karena

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada Era Globalisasi ini, aktivitas pembangunan dan perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Perkembangan pesat industri seluler meningkatkan persaingan bisnis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penawaran produk atau jasa dengan merangsang unsur unsur emosi

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Produk yang berkualitas dengan harga bersaing merupakan kunci utama dalam memenangkan sebuah persaingan, yang pada akhirnya akan dapat memberikan nilai kepuasan lebih tinggi kepada pelanggan atau konsumen. Di dalam perekonomian yang kreatif ini, setiap orang dituntut untuk bisa bertahan hidup dengan caranya masing-masing. Bisnis food & beverage merupakan bisnis yang sangat menjanjikan. Dengan jumlah penduduk pada tahun 2010 mencapai 259.940.857 jiwa yang tentunya setiap hari membutuhkan makan dan minum maka Indonesia merupakan pasar yang sangat potensial bagi bisnis makanan dan minuman (Bramanthio dan Dharmayanti, 2013). Menjadi pengusaha makanan dan minuman merupakan salah satu pilihan yang bagus untuk berjuang di peradaban ekonomi sekarang ini. Dengan memiliki usaha dan bisnis pribadi, selain mendatangkan keuntungan untuk diri sendiri juga mendatangkan keuntungan untuk orang banyak. Karena dengan menciptakan bisnis sendiri berarti juga turut menciptakan lapangan pekerjaan untuk orang lain. Dalam kondisi persaingan usaha pada saat ini yang semakin ketat, setiap perusahaan harus mampu bertahan hidup, bahkan harus dapat terus berkembang. Salah satu hal penting yang perlu dilakukan dan diperhatikan oleh setiap pengusaha adalah mempertahankan pelanggan yang telah ada, dan terus menggarap pelanggan-pelanggan potensial baru agar

jangan sampai pelanggan meninggalkan perusahaan menjadi pelanggan perusahaan lain. Persaingan yang semakin ketat dan berkembangnya ekspektasi pelanggan mendorong perusahaan untuk lebih memfokuskan pada upaya untuk mempertahankan pelanggan yang ada. Mempertahankan pasar yang telah ada melalui pengembangan kepuasan yang memungkinkan terjadinya loyalitas pelanggan merupakan tujuan strategik perusahaan untuk mempertahankan bisnis dan profit mereka. Kepuasan konsumen merupakan indikator utama dari standar suatu fasilitas dan sebagai suatu ukuran mutu pelayanan yang diberikan. Kepuasan konsumen yang rendah akan berdampak pada jumlah kunjungan yang akan mempengaruhi profitabilitas perusahaan, kemudian sikap karyawan terhadap konsumen juga akan berdampak terhadap kepuasan konsumen dimana kebutuhan konsumen dari waktu ke waktu akan terus meningkat dan berubah - ubah, begitu pula tuntutan akan mutu pelayanan yang diinginkan oleh konsumen. Loyalitas pelanggan dapat diraih dengan pelayanan yang memuaskan sesuai dengan harapan konsumen atau bahkan melebihi dari harapan konsumen. Oleh sebab itu, loyalitas konsumen harus disertai dengan kepuasan konsumen. Imbalan dari loyalitas bersifat jangka panjang dan kumulatif jadi semakin lama loyalitas seorang konsumen, semakin besar laba yang dapat diperoleh perusahaan dari seorang konsumen (Griffin, 2002). Kepuasan konsumen merupakan indikator utama dari standar suatu fasilitas dan sebagai suatu ukuran mutu pelayanan yang diberikan. Kepuasan konsumen yang rendah akan berdampak pada jumlah kunjungan yang akan mempengaruhi profitabilitas perusahaan, kemudian sikap karyawan terhadap konsumen juga akan berdampak terhadap kepuasan konsumen dimana kebutuhan konsumen dari waktu ke waktu akan terus

meningkat dan berubah - ubah, begitu pula tuntutan akan mutu pelayanan yang diinginkan oleh konsumen. Salah satu strategi yang dapat di gunakan untuk mempertahankan sekaligus untuk meningkatkan kepuasan dan loyalitas konsumen atau pelangggan ialah Experiential marketing dan customer value. Experiential marketing dimulai dari respon yang diberikan oleh pelanggan terhadap suatu produk sehingga terjadi pembelian terhadap produk tersebut. Pemasaran dengan menggunakan experiential marketing merupakan perkembangan teori yang telah ada, dengan cara memberikan pengalaman yang menyentuh sisi emosi pelanggan terhadap produk yang ditawarkan oleh produsen. Dalam arti apabila pengalaman yang diterima oleh pelanggan selama mereka membeli produk terbentuk dengan baik, maka akan menimbulkan kesan yang mendalam yang membuat pelanggan loyal terhadap produk tersebut. Kustini (2007) istilah experiential marketing merupakan cara untuk membuat pelanggan menciptakan pengalaman melalui panca indera (sense), menciptakan pengalaman afektif (feel), menciptakan pengalaman berpikir secara kreatif (think), menciptakan pengalaman pelanggan yang berhubungan dengan tubuh secara fisik, dengan perilaku dan gaya hidup, serta dengan pengalaman-pengalaman sebagai hasil dari interaksi dengan orang lain (act), juga menciptakan pengalaman yang terhubung dengan keadaan sosial, gaya hidup, dan budaya yang dapat merefleksikan merek tersebut yang merupakan pengembangan sensations, cognitions, dan actions (relate). Bramantio dan Dharmayanti, (2013) Customer value didefinisikan sebagai semua manfaat atau kualitas yang diperoleh oleh konsumen relatif terhadap pengorbanannya, Diformulasikan secara matematis, customer value adalah total manfaat atau kualitas dibagi dengan harga. Selanjutnya, rumus ini bisa berkembang karena adanya dua aspek.

Aspek tersebut adalah harga dan kualitas. Hurriyanti, (2005) customer value (nilai pelanggan) sebagai selisih nilai pelanggan total dan biaya pelanggan total, maka nilai pelanggan total adalah sekumpulan manfaat yang diharapkan oleh pelanggan dari produk atau jasa tertentu dan biaya pelanggan total adalah sekumpulan biaya yang diharapkan oleh konsumen yang dikeluarkan untuk mengevaluasi mendapatkan, menggunakan, dan membuang produk atau jasa. Perkembangan industri kuliner saat ini mengalami peningkatan hingga mendominasi lapangan usaha di berbagai kota di Indonesia. Siap atau tidak para pemasar industri kuliner harus menghadapi persaingan sengit dalam menarik pelanggannya. Harga bukan menjadi patokan utama suksesnya sebuah industri kuliner lagi karena sebagian besar konsumen melakukan kuliner sebagai tempat rekreasi jika terdapat pengalaman menarik saat mengkonsumsi produk ataupun jasa. Bisnis makanan merupakan salah satu bisnis yang menjanjikan. Bisnis ini bisa dikatakan tidak lekang dimakan zaman. Maraknya berbagai varian makanan baru yang kini mulai bermunculan meramaikan persaingan pasar, ternyata tidak menyurutkan popularitas makanan tradisional di mata para konsumen. Melihat perkembangan pasar mengenai makanan tradisional yang berkembang tersebut dan peluang yang cukup bagus, dua orang pengusaha yaitu Yasmar dan Andri membuat peluang usaha baru dengan mendirikan restoran Soerabi Bandung Enhaii yang mulai dijalankan sejak tahun 2009. Setelah sekian lama berkembang soerabi Bandung Enhaii pun membuka outlet atau cabang baru di beberapa kota salah satunya adalah kota Padang, soerabi Bandung Enhaii sendiri beralamat dikomplek stadion H Agus salim padang. Soerabi Bandung Enhaii merupakan salah satu restoran yang mengandalkan menu tradisional serabi

sebagai menu andalannya yang diciptakan dalam berbagai cita rasa dan tampilan yang modern. Di restoran ini, pengunjung bisa menikmati serabi khas Bandung dengan beranekaragam topping baik yang masih asli maupun yang sudah dimodifikasi. Pembuatannya pun sudah menggunakan skala besar, tidak hanya menggunakan satu atau dua buah tungku melainkan ada dapur yang khusus untuk serabi sehingga penyajiannya menjadi lebih cepat. Enhaii Soerabi Bandung hadir dengan memberikan sensasi pengalaman yang menarik dengan kepercayaan setiap pelanggannya yang selalu terjaga. Di samping penyajian produk yang menarik, penataan ruang pun unik ditambah dengan fasilitas yang lengkap dan pemandangan yang ditawarkan Enhaii soerabi Bandung yang berkesan unik seperti ruang tunggu yang dihiasi dinding yang memajang foto kota Bandung tempo dulu serta menerapkan gaya dapur yang terbuka untuk memberi tahu pelanggan bahwa soerabi yang di jual masih dalam fresh from the oven yang memberikan kepuasan tersendiri bagi pelanggannya dan memungkinkan terjadinya loyalitas. Menurut Kotler dan Keller (2009) kepuasan didefinisikan sebagai perasaan pelanggan yang puas atau kecewa atas hasil dari membandingkan kinerja yang dipersepsikan produk (atau hasil) dalam kaitannya dengan ekspetasi pelanggan. Selain Experiential Marketing penciptaan nilai konsumen (Customer value) juga harus diperhatikan untuk mempertahankan pelanggan yang telah ada. Dengan demikian pelanggan akan merasa puas ketika dan setelah mengkonsumsi produk yang di tawarkan yang memungkinkan terjadinya loyalitas. Proses penciptaan nilai dimulai dari pelanggan yaitu kebutuhan dan situasi penggunaanya dan berakhir pada pelanggan pula yaitu dengan tingkat kepuasannya. Enhaii sendiri mempunyai karyawan yang sopan dan rapi selain itu fasilitas

yang diberikan seperti toilet juga siap di gunakan serta penanganan komplain yang memuaskan. Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang: PENGARUH EXPERIENTAL MARKETING DAN COSTUMER VALUE PADA COSTUMER SATISFACTION DAN COSTUMER LOYALTY ENHAII SOERABI BANDUNG. 1.2 Rumusan masalah Berdasarkan uraian di atas maka peneliti menulis rumusan masalah sebagai berikut : 1. Apakah variabel experiential marketing berpengaruh terhadap costumer satisfaction Enhaii Soerabi bandung? 2. Apakah variabel experiential marketing berpengaruh terhadap costumer loyalty Enhaii Soerabi bandung? 3. Apakah variabel customer value berpengaruh terhadap costumer satisfaction Enhaii Soerabi bandung? 4. Apakah variabel customer value berpengaruh terhadap costumer loyalty Enhaii Soerabi bandung? 5. Apakah variabel customer satisfaction berpengaruh terhadap costumer loyalty Enhaii Soerabi Bandung 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengaruh variabel experential marketing berpengaruh pada costumer satisfaction Enhaii Soerabi Bandung.

2. Untuk mengetahui pengaruh variabel experential marketing berpengaruh pada costumer loyalty enhaii soerabi bandung 3. Untuk mengetahui pengaruh variabel customer value berpengaruh pada costumer satisfaction Enhaii Soerabi Bandung 4. Untuk mengetahui pengaruh variabel customer value berpengaruh pada costumer loyalty Enhaii Soerabi Bandung 5. Untuk mengetahui pengaruh variabel costumer satisfaction berpengaruh terhadap costumer loyalty enhaii soerabi bandung. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Akamedisi Sebagai salah satu upaya untuk memperbayak referensi atau acuan akademi, khususnya Universitas Andalas mengenai pengaruh experience marketing terhadap customer satisfaction dan costumer loyalty soerabi Bandung enhaii. 2. Bagi Praktisi Hasil penelitian ini diharapkan dapat diharapkan dapat membantu untuk mengarahkan perusahaan pada strategi pemasaran yang tepat dengan memperhatikan perasaan dan suasana hati konsumen serta membangun hubungan emosional yang holistis melalui komunitas, produk dan jasa sehingga komunikasi dapat menciptakan pengalaman yang berarti bagi konsumen 1.5 Ruang lingkup penelitian

Sebagai batasan analisa dari penelitian ini dan untuk mencegah terjadinya perluasan dan kekacauan dalam pembahasan, penulis akan memfokuskan pada pengaruh experiental marketing dan costumer value terhadap costumer satisfaction dan costumer loyalty enhaii soerabi bandung. 1.6 Sistematika Penulisan Secara keseluruhan penelitian ini terdiri dari beberapa bab dengan sistematika sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan ruang lingkup serta sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan landasan teori yang digunakan dalam penelitian. BAB III METODE PENELITIAN Dalam bab ini akan membahas mengenai metode penelitian yang terdiri dari variable dan definisinya, populasi, pengumpulan data dan metode analisis yang digunakan. BAB IV PENGARUH EXPERIENTAL MARKETING PADA COSTUMER SATISFACTION DAN COSTUMER LOYALTY ENHAII SOERABI BANDUNG.

Dalam bab ini diuraikan hasil analisis pengaruh experiental marketing dan costumer value pada costumer satisfaction dan costumer loyalty enhaii soerabi bandung BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menggambarkan hasil penelitian yang dilakukan. Sehingga dapat menjawab permasalahan yang diajukan. BAB VI PENUTUP Bab ini merupakan bab penutup yang akan menjelaskan mengenai kesimpulan dan saran yang bermanfaat untuk penelitian berikutnya dan praktisi sebagai bahan pertimbangan untuk mengaplikasikan experiental marketing dan costumer value lebih efektif.