(STUDI KASUS : JL. KARANGREJO RAYA, JL. SUKUN RAYA DAN JL. NGESREP TIMUR V) Ita Tetriana Agustini, Sudarno, Titik Istirokhatun

dokumen-dokumen yang mirip
INVESTIGASI PENGARUH KONDISI LALU LINTAS DAN ASPEK METEOROLOGI TERHADAP KONSENTRASI PENCEMAR SO 2 DI KOTA SEMARANG

Elaeis Noviani R *, Kiki Ramayana L. Tobing, Ita Tetriana A, Titik Istirokhatun. Abstrak. 1. Pendahuluan. 2. Dasar Teori Karbon Monoksida (CO)

Elaeis Noviani R., Titik Istirokhatun, Sudarno. Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro

PENGARUH JUMLAH KENDARAAN DAN FAKTOR METEOROLOGIS (SUHU, KELEMBABAN, KECEPATAN ANGIN) TERHADAP PENINGKATAN KONSENTRASI GAS PENCEMAR CO

Keywords : Indoor Air Pollution, Nitrogen Dioxide (NO₂), Parking Area

PENGARUH JUMLAH KENDARAAN DAN FAKTOR METEOROLOGI TERHADAP KONSENTRASI KARBON MONOKSIDA (CO) DI JALAN GAJAHMADA KAWASAN SIMPANGLIMA KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Abstrak. Keyword : Ambient Air, Concentration Sulfur Dioxide (SO 2 ), Wind Speed, Humidity and Air Temperature

OP-030 Uji Validasi Program Caline4 terhadap Dispersi Gas NO2 dari Sektor Transportasi di Kota Padang

SUMMARY. ANALISIS KADAR NITROGEN DIOKSIDA (NO₂) dan KARBONMONOKSIDA (CO) DI UDARA AMBIEN KOTA GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. makhluk hidup lainnya (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41. Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI. Halaman Judul... Halaman Pengesahan... Kata Pengantar Dan Persembahan... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

PENGARUH PROGRAM CAR FREE DAY TERHADAP PENURUNAN BEBAN PENCEMAR CO DAN NO 2

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Batasan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...

Cyndia Putri Lupita *), Sudarno, Titik Istirokhatun PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian

TINGKAT POLUSI UDARA DARI EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR BERDASARKAN VOLUME LALU LINTAS (Studi Kasus : Simpang Empat Bersinyal Kota Lhokseumawe)

KONTRIBUSI PARAMETER METEOROLOGI DAN KONDISI LALU LINTAS TERHADAP KONSENTRASI PENCEMAR NO 2 DI KOTA SEMARANG

Kusumawati, PS.,Tang, UM.,Nurhidayah, T 2013:7 (1)

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. KATA PENGANTAR... iii. ABSTRAK... vi. ABSTRACT... vii. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL...

Udara ambien Bagian 1: Cara uji kadar amoniak (NH 3 ) dengan metoda indofenol menggunakan spektrofotometer

Analisis Pengaruh Faktor Meteorologi dan Unsur Ruang Terhadap Nilai Reduksi Sulfur Dioksida Udara Ambien di Kota Surabaya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Hasil Analisa Bulan November Lokasi/Tahun Penelitian SO2 (µg/m 3 ) Pintu KIM 1 (2014) 37,45. Pintu KIM 1 (2015) 105,85

PENGUKURAN DAN PEMETAAN KONSENTRASI GAS SO2 DAN NO2 DI TEMPAT PEMROSESAN AKHIR SAMPAH (TPA) STUDI KASUS: TPA JATIBARANG SEMARANG

KAJIAN KONSENTRASI POLUTAN KARBON MONOKSIDA (CO) DAN NITROGEN DIOKSIDA (NO 2 ) DI TERMINAL TERPADU AMPLAS MEDAN DENGAN MODEL SCREEN3

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. Kendaraan bermotor telah lama menjadi salah satu sumber pencemar

BAB I PENDAHULUAN. yang dihasilkan oleh setiap kendaraan menjadi sumber polusi utama yaitu sekitar

EVALUASI PERUBAHAN EMISI GAS NOX DAN SO 2 DARI KEGIATAN TRANSPORTASI DI KAMAL BANGKALAN AKIBAT PENGOPERASIAN JEMBATAN SURAMADU

ANALISIS PENGARUH JARAK TEMPUH, PERIODE SERVIS DAN UMUR MESIN TERHADAP KONSENTRASI CO, HC,

SNI Standar Nasional Indonesia

Prediksi Emisi Karbondioksida Dari Kegiatan Transportasi Di Kecamatan Tampan Febrian Maulana 1), Aryo Sasmita 2), Shinta Elystia 3)

ANALISIS EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR AKIBAT VOLUME LALU LINTAS DI RUAS JALAN (STUDI KASUS JALAN SLAMET RIYADI SURAKARTA)

Keywords: air pollution, pollutant source volume, humidity, temperature, wind speed and direction, Nitrogen Dioxide (NO 2 )

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. Yogyakarta merupakan kota dengan kepadatan penduduk tertinggi di

Perhitungan nilai konsentrasi gas SO 2 yang terjerap. Analisis data. Penulisan skripsi. Selesai

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup. Peningkatan kualitas hidup

Joko Purwadi NIM : S

PENGARUH JUMLAH KENDARAAN DAN FAKTOR METEOROLOGI TERHADAP KONSENTRASI KARBON MONOKSIDA (CO) DI JALAN PANDANARAN KAWASAN SIMPANG LIMA, KOTA SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA KONSENTRASI KARBON MONOKSIDA (CO) DAN SUHU UDARA TERHADAP INTERVENSI ANTHROPOGENIK (STUDI KASUS NYEPI TAHUN 2015 DI PROVINSI BALI)

DISPERSI GAS KARBON MONOKSIDA (CO) DARI SUMBER TRANSPORTASI DI KOTA PONTIANAK

DAFTAR PUSTAKA. Ardianto, B Metode Penelitian Untuk Public Relatios Kuantitatif Dan Kualitatif. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

FAKTOR-FAKTOR FISIS YANG MEMPENGARUHI AKUMULASI NITROGEN MONOKSIDA DAN NITROGEN DIOKSIDA DI UDARA PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gorontalo dibagi menjadi 9 kecamatan, terdiri dari 50 kelurahan. Secara

KARAKTERISTIK GAS BUANG YANG DIHASILKAN DARI RASIO PENCAMPURAN ANTARA GASOLINE DAN BIOETANOL

Analisis dan Pemetaan Tingkat Polusi Udara di Zona Pendidikan (Studi Kasus : Wilayah IAIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi dan Universitas Jambi)

Udara ambien Bagian 4: Cara uji kadar timbal (Pb) dengan metoda dekstruksi basah menggunakan spektrofotometer serapan atom

Wisnu Wisi N. Abdu Fadli Assomadi, S.Si., M.T.

IDENTIFIKASI KUALITAS GAS SO 2 DI DAERAH INDUSTRI PENGECORAN LOGAM CEPER

SKRIPSI OLEH: YENNI YULFIDA HARAHAP NIM FAKULTAS KESEHATAN MAYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN Universitas Sumatera Utara

4.1 Konsentrasi NO 2 Tahun 2011

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini terdiri dari 4 titik yaitu Titik 1 (Simpang Lima

PEGARUH SISTEM PEMBAKARAN TERHADAP JENIS DAN KONSENTRASI GAS BUANG PADA SEPEDA MOTOR

KONSENTRASI POLUSI UDARA DARI KENDARAAN BERMOTOR PADA RUAS JALAN SAM RATULANGI MANADO

PENERAPAN MODEL FINITE LENGTH LINE SOURCE UNTUK MENDUGA KONSENTRASI POLUTAN DARI SUMBER GARIS (STUDI KASUS: JL. M.H. THAMRIN, DKI JAKARTA)

Amonia adalah senyawa kimia dengan rumus NH 3. Biasanya senyawa ini didapati

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Hal ini disebabkan karena manusia memerlukan daya dukung unsur unsur

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer

Udara ambien Bagian 2: Cara uji kadar nitrogen dioksida (NO 2 ) dengan metoda Griess Saltzman menggunakan spektrofotometer

Efisiensi Program Car Free Day Terhadap Penurunan Emisi Karbon

Winardi 1 Program Studi Teknik Lingkungan Universitas Tanjungpura Pontianak

Studi Tingkat Keasaman Air Hujan Berdasarkan Kandungan Gas CO 2, SO 2 Dan NO 2 Di Udara (Studi Kasus Balai Pengamatan Dirgantara Pontianak)

Mesin uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah sepeda motor 4-

Pemantauan kualitas udara. Kendala 25/10/2015. Hal yang penting diperhatikan terutama ialah aspek pengambilan sampel udara dan analisis pengukurannya

TINGKAT KEBISINGAN LALU LINTAS DI LINGKUNGAN PERUMAHAN DALUNG PERMAI KABUPATEN BADUNG

ANALISIS KADAR CO dan NO 2 SERTA KELUHAN KESEHATAN PEDAGANG ASONGAN DI TERMINAL AMPLAS TAHUN 2014 SKRIPSI. Oleh : IRMAYANTI NIM.

Udara ambien Bagian 6: Penentuan lokasi pengambilan contoh uji pemantauan kualitas udara ambien

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam bab ini akan dibahas mengenai analisis Kapasitas jalan, volume

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS AKHIR. Oleh REZA DARMA AL FARIZ PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2017

3. METODE PENELITIAN

ANALISIS PENERAPAN KEBIJAKAN PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA DARI KENDARAAN BERMOTOR BERDASARKAN ESTIMASI BEBAN EMISI (Studi Kasus : DKI JAKARTA)

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 3: Oksida-oksida sulfur (SO X ) Seksi 2: Cara uji dengan metoda netralisasi titrimetri

ini adalah grafik hasil emisi gas buang pada motor bakar

Tingkat Penurunan Konsentrasi Karbon Monoksida (CO) di Udara Ambien dengan Menggunakan Taman Vertikal (Studi Kasus di Esa Sampoerna Center Surabaya)

EVALUASI KINERJA GERBANG TOL ( STUDI KASUS GERBANG TOL KARANG TENGAH JALAN TOL JAKARTA TANGERANG ) TESIS

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

PENCEMARAN UDARA AKIBAT KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN P. H. H. MUSTOFA, BANDUNG. Grace Wibisana NRP : NIRM :

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kota lebih banyak mencerminkan adanya perkembangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 : PENDAHULUAN. Akan tetapi udara yang benar-benar bersih saat ini sudah sulit diperoleh, khususnya

PENDUGAAN KONSENTRASI PERMUKAAN POLUTAN SULFUR DIOKSIDA (SO*) MENGGUNAKAN MODEL GAUSSIAN (STUD1 KASUS : PT. YAMAHA MOTOR MANUFARTURING, JAKARTA)

ALAT UKUR KUALITAS UDARA DI YOGYAKARTA

III. METODE PENELITIAN. Adapun alat-alat dan bahan yang digunakan didalam penelitian ini adalah:

LAPORAN HASIL UJI : D /LHU/2017

ESTIMASI SEBARAN KERUANGAN EMISI GAS BUANG KENDARAAN BERMOTOR DI KOTA SEMARANG LAPORAN TUGAS AKHIR

RANCANG BANGUN ALAT UKUR POLLUTANT STANDARD INDEX YANG TERINTEGRASI DENGAN PENGUKURAN FAKTOR-FAKTOR CUACA SECARA REAL TIME

BAB 1 : PENDAHULUAN. kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor mengeluarkan zat-zat berbahaya yang

SIMULASI LAJU PERTUMBUHAN PENJUALAN AUTOMOTIF DENGAN METODE EKSPONENSIAL DAN GUI MATLAB DI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. (natural sources) seperti letusan gunung berapi dan yang kedua berasal dari

Informasi Data Pokok Kota Surabaya Tahun 2012 BAB I GEOGRAFIS CHAPTER I GEOGRAPHICAL CONDITIONS

STUDI IDENTIFIKASI PENCEMARAN UDARA OLEH TIMBAL (Pb) PADA AREA PARKIR (STUDI KASUS KAMPUS UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG)

ANALISIS GELOMBANG KEJUT PADA JALAN BEBAS HAMBATAN DAN PERSIMPANGAN BERLAMPU LALU LINTAS ( BUKU I ) TESIS. Oleh : Heru Budi Utomo

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. pencemaran udara, serta pemodelan dari volume lalu lintas dan kecepatan lalu

Udara ambien Bagian 8: Cara uji kadar oksidan dengan metoda neutral buffer kalium iodida (NBKI) menggunakan spektrofotometer

Transkripsi:

ANALISA HUBUNGAN JUMLAH KENDARAAN DAN FAKTOR METEOROLOGI (SUHU, KELEMBABAN UDARA DAN KECEPATAN ANGIN) TERHADAP PENINGKATAN KONSENTRASI SO 2 PADA PERSIMPANGAN JALAN KOTA SEMARANG (STUDI KASUS : JL. KARANGREJO RAYA, JL. SUKUN RAYA DAN JL. NGESREP TIMUR V) Ita Tetriana Agustini, Sudarno, Titik Istirokhatun Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Email : itatetriana@gmail.com ABSTRACT Sulphur Dioxide (SO 2 ) is a colorless gas, non-flammable and has odour can cause irritate respiration. Sources of SO 2 come from anthropogenic and natural source. One of anthropogenic source from vehicles gas emissions, and that source estimated can contribute 1/3 of SO 2 in atmosphere. Ammount of SO 2 in excessive consentrations (20 ppm) can cause negative impacts for human health, especially cause irritation of respiration system and sight. Motor vehicles that passing and queuing at the intersection due to traffic lights can increase the concentration of SO 2. This is because when the queue happens, incomplete combustion occurs resulting in a much larger emissions. The purposes of this study are to analiysis ammount of vehicle, meteorological factors such as temperature, humidity and wind speed to concentration of SO 2 and comparing SO 2 concentration in Karangrejo Raya Road, Sukun Raya Road and East Ngesrep V Road. SO 2 concentration measurements carried out at the junction of Karangrejo Raya Road, Sukun Raya Road and East Ngesrep V Road with two sampling points, are points near the traffic lights and 150 meters from the traffic lights. SO 2 sampling and calculation of the number of passing vehicles is done 3 times a day : at morning (07:00 to 08:00), daytime (13:00 to 14:00) and afternoon (16:00 to 17:00). Based on the results of the study, the concentration of SO 2 produced by Karangrejo Raya Road was 15-21 μg/nm 3, the concentration of SO 2 in the Sukun Raya Road was 14-18 μg/nm 3 and SO 2 concentrations in East Ngesrep V Road was 0.4 to 6 V μg/nm 3. From the results of research and analysis, the concentration of SO 2 in the Karangrejo Raya roads is the highest concentration, compared with Sukun Raya roads and East Ngesrep V roads. This is because more types of motor vehicle diesel fuel passing the Karangrejo Raya roads. Key Words : Concentration of Sulphur Dioxide (SO 2 ), Vehicles, Temperature, Humidity and Wind Speed PENDAHULUAN Seiring berkembangnya zaman semakin meningkat pula kebutuhan akan transportasi. Transportasi di kota-kota besar merupakan sumber pencemaran udara yang terbesar, dimana 70% pencemaran udara di perkotaan disebabkan oleh aktivitas kendaraaan bermotor (Kusminingrum, 2008). Parameter polusi udara dari kendaraan bermotor seperti SO 2 dapat menimbulkan efek terhadap pemanasan global. Polutan SO 2 mempunyai pengaruh terhadap manusia dan hewan pada konsentrasi jauh lebih tinggi daripada yang diperlukan untuk merusak tanaman. Salah satu sarana dan prasarana dari transportasi darat yaitu jalan raya dan lampu lalu lintas. Menurut UU No.22/2009 alat pemberi isyarat lalu lintas adalah lampu yang mengendalikan arus lalu lintas yang terpasang di persimpangan jalan, tempat penyebrangan pejalan kaki (zebra cross), dan tempat yang arus lalu lintas lainnya. Antrian kendaraan di lampu lalu lintas yang berada di persimpangan jalan memungkinkan terjadi peningkatan konsentrasi pencemar udara. Pasalnya, kondisi terburuk emisi gas buangan kendaraan bermotor terjadi saat kendaraan bermotor tersebut dalam keadaan mesin menyala dan dalam posisi berhenti. Kadar emisi gas buangan pada saat berhenti dapat mencapai dua kali lipat dibandingkan emisi gas buangan pada saat kendaraan berjalan normal (Rima, 2004). Tujuan dari penelitian ini yaitu : 1. Menganalisis hubungan antara jumlah kendaraan terhadap konsentrasi gas SO 2. 2. Menganalisis hubungan faktor meteorologis yang meliputi suhu, kelembaban udara dan kecepatan angin terhadap konsentrasi SO 2.

3. Menganalisis perbandingan konsentrasi gas SO 2 di ketiga lokasi studi. METODOLOGI Metode penelitian yang digunakan yaitu dengan melakukan perhitungan dan analisis pengaruh suhu, kelembaban udara dan kecepatan angin terhadap konsentrasi SO 2. Perhitungan dan analisis menggunakan program Microsoft Excel dan program SPSS versi 16 untuk menganalisis ada atau tidaknya hubungan antara suhu, kelembaban udara dan kecepatan angin terhadap konsentrasi SO 2. Kemudian dicari seberapa besar pengaruh suhu, kelembaban udara dan kecepatan angin terhadap konsentrasi gas SO 2. Selain untuk mengetahui hubungan faktor meteorologis terhadap konsentrasi gas SO 2 program SPSS digunakan juga untuk mengetahui perbandingan konsentrasi SO 2 yang terjadi di Jalan Karangrejo Raya, Jalan Sukun Raya dan Jalan Ngesrep Timur V. Apakah ada perbedaan konsentrasi SO 2 yang signifikan dari masing-masing jalan tersebut atau tidak. 2.1 Waktu dan Tempat Penelitian Pengambilan sampel SO 2 dan kondisi meteorologis dilaksanakan selama 2 minggu yaitu mulai dari tanggal 19 Agustus-31 Agustus 2013. Tempat penelitian berada di 3 persimpangan jalan yang ada di Kota Semarang yaitu Jalan Karangrejo Raya, Jalan Sukun Raya dan Jalan Ngesrep Timur V. Gambar 3 Jalan Ngesrep Timur V Penelitian ini dilakukan selama 12 hari, dimana pada 9 hari pertama sampling di lakukan di Jalan Karangrejo Raya, Jalan Sukun Raya dan Jalan Ngesrep Timur V sedangkan 3 hari selanjutnya sampling dilakukan di kedua jalan yang berbeda pada waktu yang bersamaan. Pada 9 hari pertama terdapat dua titik sampling yaitu titik 1 dan titik 2. Dimana titik 1 yaitu titik yang berada di dekat lampu merah sedangkan titik 2 berada 150 meter dari lampu merah. Sedangkan pada 3 hari selanjutnya hanya terdapa 1 titik sampling yaitu titik yang berada di dekat lampu merah. Peralatan pengambilan contoh uji SO 2 Gambar 4 a. Air Sample Impinger, b. Barometer, c. Anemometer Gambar 1 Jalan Karangrejo Raya Gambar 2 Jalan Sukun Raya Prosedur Pengambilan SO 2 1. Persiapan peralatan pengambilan contoh uji 2. Penambahan larutan penjerap SO 2 sebanyak 10 ml ke dalam botol penjerap 3. Pengambilan contoh uji selama 1 jam, catat suhu, kelembaban udara, kecepatan angin dan tekanan udara serta laju alir awal 4. Pencatatan laju alir akhir selama 1 jam, suhu, kelembaban udara dan kecepatan angin 5. Pendiaman selama 20 menit untuk menghilangkan pengganggu.

Prosedur analisis sampel uji SO 2 di laboratorium Uji konsentrasi SO 2 menggunakan metode Pararosanilin menggunakan spektrofotometer sesuai dengan SNI 19-7119.7-2005, dengan langkah-langkah berikut : a. Pembuatan larutan induk Pararosanilin b. Penentuan kemurnian Pararosanilin c. Pembuatan larutan Iod 0,1 N d. Pembuatan larutan induk natrium tiosulfat 0,1 N e. Pembuatan larutan induk natrium metabisulfit f. Standardisasi larutan natrium tiosulfat g. Standardisasi larutan Iod h. Standardisasi larutan natrium metabisulfit i. Analisis adsorbansi sampel uji menggunakan spektrofotometer j. Pembuatan kurva kalibrasi k. Perhitungan konsentrasi SO 2 HASIL DAN PEMBAHASAN Analisa Hubungan Jumlah Kendaraan terhadap Konsentrasi SO 2 Gambar 5 Grafik Hubungan Konsentrasi SO 2 dengan Jumlah Kendaraan Berdasarkan Gambar 5 dapat dilihat jumlah kendaraan yang melintasi ketiga jalan tersebut berbeda. Hal ini dikarenakan peruntukan pada 3 jalan tersebut berbeda selain itu waktu pengambilan sampel pada 3 jalan itu berbeda juga. Dari Gambar 5 dapat dilihat jumlah kendaraan yang melintasi Jalan Karangrejo Raya berkisar 1100-1500 spm/jam, sedangkan pada Jalan Sukun Raya sebanyak 1300-1800 spm/jam dan Jalan Ngeserep Timur V mencapai 2500-3900 spm/jam. Walaupun jumlah kendaraan di Jalan Ngesrep Timur V lebih banyak dibandingkan dengan dua jalan lainnya, konsentrasi SO 2 yang dihasilkan jauh lebih kecil yaitu hanya berkisar 0,4-6 µg/nm 3 sedangkan konsentrasi SO 2 di Jalan Karangrejo Raya sebesar 15-21 µg/nm 3. Hal ini disebabkan karena jenis kendaraan yang berbahan bakar solar di Jalan Karangrejo Raya lebih banyak dibandingkan di Jalan Ngesrep Timur V. Berdasarkan BPLHD Propinsi DKI Jakarta, kendaraan bermotor yang berbahan bakar solar seperti truck berkontribusi sebanyak 85% dalam menghasilkan SO 2 dibandingkan dengan kendaraan bermotor yang berbahan bakar bensin yang hanya sekitar 15%.

Analisa Hubungan Suhu terhadap Konsentrasi SO 2 dapat dilihat bahwa suhu berbanding terbalik dengan konsentrasi SO 2 yang dihasilkan. Ini berarti ketika suhu tinggi konsentrasi SO 2 lebih rendah dibandingkan saat suhu udara tinggi. Hal yang sama terjadi pada penelitian Sheryl (2002) yang menyatakan bahwa korelasi antara fluktuasi konsentrasi gas SO 2 dengan suhu udara nyata bersifat negatif di lokasi dekat pemukiman karyawan, artinya apabila suhu udara tiggi maka konsentrasi SO 2 yang terukur rendah. Namun hal yang berbeda terjadi pada penelitian Budi (2012) yang dalam penelitiannya mengatakan bahwa semakin tinggi suhu udara maka konsentrasi SO 2 yang dihasilkan semakin tinggi pula. Analisa Hubungan Kelembaban terhadap Konsentrasi SO 2 Gambar 6 Grafik Hubungan Suhu dengan Konsentrasi SO 2 Menurut Tjasyono (1987) temperatur maksimum terjadi sesudah tengah hari, biasanya sekitar pukul 14.00 dan temperatur minimum terjadi pada pukul 06.00 atau sekitar matahri terbit. Hal ini terjadi pada Jalan Karangrejo Raya, Jalan Sukun Raya dan Jalan Ngesrep Timur V. Pada Jalan Karangrejo Raya suhu tertinggi yaitu 32,95 C pada hari Senin dengan konsentrasi SO 2 yang terukur 17,742 µg/nm 3 di titik 1 dan 17,531 µg/nm 3 di titik 2. Pada Jalan Sukun Raya saat suhu mencapai 37,4 C konsentrasi SO 2 yang terukur sebesar 16,162 µg/nm 3 sedangkan saat suhu hanya 29,05 C konsentrasi SO 2 yang dihasilkan 16,499 µg/nm 3. Berdasarkan hasil hubungan suhu dengan konsentrasi

Analisa Hubungan Kecepatan Angin terhadap Konsentrasi SO 2 Gambar 7 Grafik Hubungan Kelembaban Udara dengan Konsentrasi SO 2 Berdasarkan Gambar 7 dapat dilihat kelembaban udara tertinggi yang terjadi di Jalan Karangrejo Raya sebesar 63,1% dengan nilai konsentrasi SO 2 19,295 µg/nm 3 sedangkan kelembaban terendah hanya sebesar 37,05% dan nilai konsentrasi SO 2 yang terukur 17,531 µg/nm 3. Sedangkan kelembaban tertinggi yang terjadi di Jalan Ngesrep Timur V yaitu 60,65% dengan nilai konsentrasi SO 2 3,275 µg/nm 3 dan kelembaban terendah hanya berkisar 37,2% dan 2,759 µg/nm 3 untuk nilai konsentrasi SO 2. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat dilihat bahwa kelembaban berbanding lurus dengan konsntrasi SO 2 yang dihasilkan. Hal yang sama terjadi dengan penelitian Sheryl (2002) yang menyatakan bahwa korelasi dengan kelembaban udara saat dibandingkan dengan data cuaca yang terjadi sebulan sebelumnya bersifat positif, yang berarti semakin tinggi kelembaban udara maka konsentrasi SO 2 yang terukur juga tinggi. Sedangkan pada penelitian Fadhal (2008) menyimpulkan bahwa kelembaban udara tidak berpengaruh langsung terhadap konsentrasi SO 2. Namun hal yang berbeda terjadi pada penelitian Budi (2012) mengatakan bahwa semakin tinggi kelembaban udara maka konsentrasi SO 2 yang dihasilkan semakin rendah. Gambar 8 Grafik Hubungan Konsentrasi SO 2 dengan Kecepatan Angin Dapat dilihat pada Gambar 8 kecepatan angin terbesar yang terjadi di Jalan Sukun Raya sebesar 1,55 m/s dengan nilai konsentrasi SO 2 yang terukur yaitu 14,986 µg/nm 3 sedangkan kecepatan angin terendah yaitu 0,55 m/s dengan nilai konsentrasi SO 2 sebesar 18,805 µg/nm 3. Kecepatan angin tertinggi yang terjadi di Jalan Ngesrep Timur V yaitu sebesar 1,15 m/s dengan nilai konsentrasi SO 2 yang dihasilkan yaitu 0,477 µg/nm 3 sedangkan kecepatan angin terendah hanya berkisar 0,5 m/s dengan nilai konsentrasi SO 2 yang terukur 6,127 µg/nm 3. Berdasarkan penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa kecepatan angin

berbanding terbalik dengan konsentrasi SO 2 yang dihasilkan. Hal ini serupa dengan penelitian Budi (2012) yang mengatakan bahwa konsentrasi SO 2 semakin rendah apabila kecepatan angin semakin besar. Hal ini terjadi karena pada kecepatan angin yang besar akan mempercepat terjadinya penurunan konsentrasi SO 2 akibat adanya pergerakan udara maka terjadi suatu proses penyebaran gas SO 2 yang mengakibatkan penurunan konsentrasi SO 2. Analisa Perbandingan Konsentrasi SO 2 di Jalan Karangrejo Raya, Jalan Sukun Raya dan Jalan Ngesrep Timur V DAFTAR PUSTAKA BPLHD Propinsi DKI Jakarta, 2003. Budi, Dea I 2012. Pengaruh Kecepatan Angin, Kelembaban dan Suhu Udara terhadap Konsentrasi Gas Pencemar SO 2 dalam Udara Ambien Sekitar PT Inti General Yaja Steel Semarang, Semarang : Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Fadhal, Cretaceous B, 2008. Pengaruh Faktor Meteorologi terhadap Konsentrasi SO 2 (Studi Kasus Gerbang Tol Pasteur Bandung). Program Studi Meteorologi, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian ITB. Kusminingrum, N, & Gunawan, G. 2008. Polusi Udara Akibat Aktivitas Kendaraan Bermotor di Jalan Perkotaan Pulau Jawa dan Bali. Laporan penelitian, Puslitbang Jalan dan Jembatan Bandung: Kementrian PU. Gambar 9 Diagram Konsentrasi SO 2 di Jalan Karangrejo Raya, Jalan Sukun Raya dan Jalan Ngesrep Timur V Berdasarkan Gambar 9 diatas dapat dilihat bahwa konsentrasi SO 2 yang terjadi di Jalan Karangrejo Raya dan Jalan Sukun Raya berkisar antara 13-19 µg/nm 3 sedangkan konsentrasi SO 2 yang terjadi di Jalan Ngesrep Timur V 0,1-5 µg/nm 3, dari Gambar 9 dapat dilihat bahwa konsentrasi SO 2 yang dihasilkan di Jalan Karangrejo Raya dan Jalan Sukun Raya tidak jauh berbeda dibandingkan dengan konsentrasi SO 2 yang terjadi di Jalan Ngesrep Timur V. Hal ini disebabkan karena Jalan Karangrejo Raya dan Jalan Sukun Raya terletak setelah adanya Jalan Tol Jakarta- Semarang sehingga menyebabkan jenis kendaraan yang melintasi Jalan Setiabudi lebih variatif terutama kendaraan berat yang berbahan bakar solar yang akibatnya konsentrasi SO 2 di Jalan Karangrejo Raya dan Jalan Sukun Raya jauh lebih besar dibandingkan di Jalan Ngesrep Timur V. Rima, Yunita Dwi, 2004. Studi Kualitas Udara di Persimpangan Jalan Berkaitan dengan Antrian Kendaraan Bermotor di Kota Padang. Tesis, Semarang : Program Studi Magister Ilmu Lingkungan Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro. Sheryl, Maria S, 2002. Pengaruh Suhu Udara, Curah Hujan, Kelembaban Udara dan Kecepatan Angin Terhadap Fluktuasi Konsentrasi NO 2, O 3 dan SO 2 di Area PLTP Gunung Salak Sukabumi. Skripsi, Bogor : Jurusan Geofisika dan Meteorologi, F.MIPA IPB. SNI 19-7119.7-2005 Udara Ambien Bagian 7: Cara uji kadar sulfur dioksida (SO 2 ) dengan metoda pararosanilin menggunakan spektrofotometer