TENTANG PROSEDUR PERENCANAAN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG PROSEDUR PERENCANAAN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SOLOK,

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 58 TAHUN : 2006 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG

11 LEMBARAN DAERAH Januari KABUPATEN LAMONGAN 1/E 2006 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR : 01 TAHUN 2006 TENTANG

PERUBAHAN JUKNIS MUSRENBANG KOTA SURAKARTA TAHUN 2012

WALIKOTA SOLOK PROVINSI SUMATERA BARAT

B U P A T I B I M A PERATURAN DAERAH KABUPATEN BIMA NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 5 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 10 TAHUN 2005 TENTANG

WALIKOTA BEKASI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA BEKASI TAHUN 2017

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN WALIKOTA MAKASSAR NOMOR 30 TAHUN 2017 TENTANG WALIKOTA MAKASSAR,

LEMBARAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR 18 SERI E. 18

PEMERINTAH KOTA KEDIRI

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG

WALIKOTA MATARAM PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 14 TAHUN 2014 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA MATARAM TAHUN 2015

TENTANG. berdasarkan

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN KOTA PALU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PALU,

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

TAHUN 2006 NOMOR 12 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 21 TAHUN 2006

-1- BUPATI SINJAI PROPINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH

WALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 02 TAHUN 2010 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH MALUKU

WALIKOTA SOLOK PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA SOLOK NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BULUNGAN PERATURAN BUPATI BULUNGAN NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BULUNGAN TAHUN ANGGARAN 2014

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 5 TAHUN 2006 SERI : E.4

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 385 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GARUT TAHUN 2015

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA MATARAM TAHUN 2016

GUBERNUR SUMATERA UTARA

LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG

WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN WALIKOTA SURAKARTA NOMOR 27 A TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 47 TAHUN 2013 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH

BERITA DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA KUPANG NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN KELURAHAN DAN KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB VIII PENUTUP BAB VIII PENUTUP

WALIKOTA TASIKMALAYA

BERITA DAERAH KOTA PADANG PANJANG Tahun

RANCANGAN PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN BUPATI SIAK NOM OR 31 TAHUN

WALIKOTA BEKASI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 41 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR : 3 TAHUN : 2006

WALIKOTA SOLOK PROVINSI SUMATERA BARAT

BUPATI SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATERA UTARA

BERITA DAERAH KOTA SOLOK NOMOR : 3 TAHUN 2011 PERATURAN WALIKOTA SOLOK NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

BUPATI PESISIR SELATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJAR NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANJAR,

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KABUPATEN KENDAL TAHUN

S A L I N A N PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016

BERITA DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2010 NOMOR 34

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2005

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOLITOLI NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PROVINSI GORONTALO

PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 01 TAHUN 2006

PROVINSI JAMBI PERATURAN WALIKOTA JAMBI

PENDAHULUAN BAB I 1.1. LATAR BELAKANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR : 8 T AHUN 2008 T E N T A N G TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 02 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 02 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA JAMBI PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 10 TAHUN 2015 T E N T A N G RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH KOTA JAMBI TAHUN 2016

BUPATI KARO PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MADIUN,

BUPATI LOMBOK BARAT PERATURAN BUPATI LOMBOK BARAT NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIJUNJUNG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS,

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 17 PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR : 311 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH KOTA BATU

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA SAWAHLUNTO PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lingga Tahun

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG

PROVINSI SUMATERA SELATAN

BUPATI NGANJUK PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGANJUK NOMOR 02 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 38 TAHUN 2015 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN PAMEKASAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAMEKASAN NOMOR TAHUN.

PEMERINTAH KOTA BANDUNG KECAMATAN BANDUNG KULON

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK

- 1 - LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG NOMOR 17 TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Transkripsi:

LEMBARAN DAERAH KOTA SOLOK TAHUN 2005 NOMOR: 2 ----------------------------------------------------------------- PERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG PROSEDUR PERENCANAAN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SOLOK, Menimbang : a. Bahwa pelaksanaan prosedur perencanaan pembangunan partisipatif telah berjalan selama satu kali ujicoba dan dipandang mampu memperbaiki proses perencanaan kota setelah melalui pemantauan dan evaluasi partisipatif, maka perlu dengan didukung aspek legalitas yang lebih kuat; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Prosedur Perencanaan Pembangunan Partisipatif. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kota Kecil Dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Tengah jo Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 1970 tentang Pelaksanaan Pemerintahan Kotamadya Solok dan Kotamadya Payakumbuh; 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintahan Yang Bebas Dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN), (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 1999, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 25 tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4033); 4. Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 5. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 6. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 125 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437); 7. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3952); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 202, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4022); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 108 Tahun 2000 tentang Tata Cara Pertanggungjawaban Kepala Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 209 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4027); 11. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pembinaan dan Pengawasan Atas Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4090); 12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 1982 tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan dan Pengendalian Pembangunan (P5D); 13. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2002 tentang Pedoman Pengurusan Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah serta Tatacara Penyusunan APBD, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah dan Penyusunan Perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah; 14. Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2000 tentang Kewenangan Kota Solak Sebagai Daerah Otonom; 15. Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2001 tentang Pokok-pokok Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Daerah; 16. Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntibilitas Kinerja Instansi Pemerintah. 17. Surat edaran Menteri Dalam Negeri tanggal 5 Juni 2000, Nomor : 650/989/IV /Bangda/2000 tentang Pedoman Penyusunan Program Dasar Pembangunan Perkotaan (PDPP); 18. Surat edaran Menteri Dalam Negeri tanggal 21 Juni 2001, Nomor: 050/1240/II/Bangda/2001,

tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Perencanaan Pembangunan Propinsi, Kabupaten dan Kota. 19. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri tanggal 5 Mei 2003, Nomor : 050/987/SJ/2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Forum Koordinasi Pembangunan Partisipatif. 20. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri tanggal 11 Agustus 2003 Nomor 050/1307/II/Bangda tentang Program Dasar Pembangunan Partisipatif. 21. Surat Edaran Bersama Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas dan Menteri Dalam Negeri tanggal 24 Maret 2004 Nomor 1354/M.PPN/03/2004 tentang Pedoman Pelaksana Forum Musrenbang dan Perencanaan Partisipatif Daerah. Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA SOLOK dan WALIKOTA SOLOK MEMUTUSKAN Menetapkan: PERATURAN DAERAH TENTANG PROSEDUR PERENCANAAN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF. BAB1 KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kota Solok. 2. Pemerintah Daerah adalah Walikota dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintah Daerah. 3. Pemerintahan Daerah adalah Penyelenggara urusan Pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan DPRD menurut azaz otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah selanjutnya disebut DPRD adalah Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintah Daerah. 5. Rencana Pembangunan Sistem Kerja Perangkat Daerah selanjunya disebut Renja SKPD adalah Dokumen Perencanaan Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk periode 1 (satu) Tahun. 6. Walikota adalah Walikota Solok. 7. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah selanjutnya yang disingkat dengan Bappeda adalah Badan Perencana Pembangunan Daerah Kota Solok. 8. Kantor Pemberdayaan Masyarakat yang selanjutnya disingkat

dengan KPM adalah kantor Pemberdayaan Masyarakat Kota Solok. 9. Camat adalah Camat Lubuk Sikarah dan Camat Tanjung Harapan. 10. Instansi teknis adalah unit pelaksana teknis dinas di kecamatan. 11. Lurah adalah Lurah se Kota Solok. 12. Lembaga Pemberdayaan masyarakat Kelurahan yang disingkat dengan LPMK adalah wadah yang dibentuk atas prakarsa masyarakat sebagai mitra Pemerintahan Kelurahan dalam menampung dan mewujudkan aspirasi dan kebutuhan masyarakat dalam pembangunan. 13. Musrenbang Kelurahan adalah Forum Musyawarah Tahunan Stakeholder Tingkat Kelurahan untuk mengatasi permasalahan dan pihak yang terkena dampak hasil musyawarah untuk menyepakati rencana kegiatan Tahun anggaran berikutnya. 14. Musrenbang Kecamatan adalah Forum Musyawarah Tahunan Stakeholder Tingkat Kecamatan untuk mendapatkan prioritas kegiatan dan kelurahan serta menyepakati kegiatan lintas kelurahan di kecamatan sebagai dasar penyusunan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah pada Tahun berikutnya. 15. Musrenbangda adalah Forum Musyawarah Stakeholder untuk mematangkan RKPD berdasarkan kerja SKPD hasil Forum SKPD dengan cara meninjau keserasian antara rancangan Renja SKPD yang hasilnya digunakan untuk pemutakhiran rancangan RKPD. 16. Fasilitator adalah tenaga yang dipilih berdasarkan kemampuan untuk menfasilitasi diskusi penyepakatan pada tiap tahap prosedur perencanaan. 17. Perencanaan pembangunan partisipatif adalah perencanaan pembangunan yang dihasilkan dari peran aktif masyarakat, pemerintah dan pihak swasta. 18. Anggaran pendapatan dan belanja daerah yang selanjutnya disingkat APBD adalah Rencana Keuangan Tahunan Daerah yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah. BAB II PROSEDUR PERENCANAAN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF Pasal 2 (1) Prosedur perencanaan pembangunan partisipatif merupakan acuan dalam melaksanakan perencanaan yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam melaksanakan perencanaan pembangunan Kota Solak setiap tahunnya dengan mengikut sertakan masyarakat, swasta dan Pemerintah. (2) Prosedur perencanaan pembangunan partispatif terdiri dari tiga tahap yaitu; a. Musyawarah perencanaan pembangunan Kelurahan. b. Musyawarah perencanaan pembangunan tingkat Kecamatan c. Musyawarah perencanaan pembangunan Daerah. (3) Teknis pelaksanaan ketiga tahap prosedur perencanaan pembangunan partisipatif sebagaimana dimaksud pasal 2 ayat (2) diatur dengan Keputusan Walikota.

BAB III MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN KELURAHAN (MUSRENBANG KELURAHAN) Bagian Pertama Persiapan Pasal 3 (1) Lurah bersama LPMK bertanggung jawab atas penyelenggaraan Musrenbang Kelurahan. (2) Lurah bersama LPMK memfasilitasi pembentukan panitia dan menetapkan fasilitator Musrenbang. (3) Panitia dan fasilitator ditetapkan dengan Keputusan Lurah untuk mempersiapkan materi perencanaan dan acara musrenbang di masing-masing Kelurahan. Pasal 4 (1) Persiapan materi perencanaan berasal dari tiga sumber, yaitu: a.materi usulan kegiatan berdasarkan kebutuhan Masyarakat. b.usulan dari dokumen perencanaan jangka Menengah. c.materi usulan yang belum dilaksanakan pada tahun sebelumnya. (2) Setelah materi perencanaan dilaksanakan sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini Lurah bersama LPMK memfasilitasi pelaksanaan Pra Musrenbangkel. Bagian kedua Proses pelaksanaan Pasal 5 Panitia Musrenbangkel mengundang peserta Musrenbang Kelurahan pada waktu dan tempat yang telah ditentukan dengan melampirkan materi usulan kegiatan diketahui oleh Lurah bersama LPMK. Pasal 6 Fasilitator bersama peserta Musrenbang Kelurahan menyepakati hal sebagai berikut : (a) Usulan kegiatan yang akan dilaksanakan di Kelurahan untuk diajukan pada Musrenbang Kecamatan, baik bersumber dari dana Kelurahan, Swadaya maupun APBD atau APBD Propinsi. (b) Utusan kelurahan sebagai peserta pada Musrenbang Kecamatan. Bagian ketiga Pasca pelaksanaan Pasal 7 Panitia melaporkan hasil Musrenbang Kelurahan kepada Lurah dan LPMK yang terdiri dari :

a. Daftar Prioritas Usulan yang akan dikerjakan oleh Kelurahan bersama masyarakat; b. Daftar Kegiatan dilaksanakan melalui dana Kelurahan, Swadaya maupun dana lainnya; c. Daftar Prioritas Kegiatan yang akan diusulkan ke Kecamatan untuk dibiayai dengan dana APBD dan APBD Propinsi; d. Utusan Kelurahan sebagai Peserta Musrenbang Kecamatan. Pasal 8 (1) Lurah menyampaikan hasil Musrebang kelurahan kepada Camat. (2) Materi yang disampaikan' kepada Camat sebagai berikut : a. Usulan hasil Musrenbang Kelurahan. b. Utusan terpilih sebagai peserta Musrenbang Kecamatan. BAB IV MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN TINGKAT KECAMATAN (MUSRENBANG KECAMATAN) Bagian keempat Persiapan Pasal 9 (1) Camat bertanggung jawab atas penyelenggaraan Musrenbang Kecamatan (2) Camat membentuk panitia dan menetapkan fasilitator Musrenbang Kecamatan untuk mempersiapkan materi usulan perencanaan dan acara Musrenbang Kecamatan. (3) Panitia dan fasilitator ditetapkan dengan Keputusan Camat Pasal 10 Panitia mempersiapkan materi usulan rencana kegiatan yang akan dibahas dalam Musrenbang Kecamatan berikut : a. Usulan Kelurahan b. Usulan instansi teknis Pasal 11 (1) Panitia menyelaraskan usulan dari instansi teknis dengan usulan Kelurahan.. (2) Panitia memilih usulan menurut sumber pembiayaannya sebagai berikut : a. Usulan yang akan dibiayai melalui dana APBD. b. Usulan yang akan dibiayai dari dana APBD Propinsi. c. Usulan yang akan dibiayai dari sumber lainnya. (3) Panitia memilah usulan sebagaimana dimaksud ayat (2) huruf a menurut bidang pembangunan yang berlaku

Bagian kelima Proses pelaksanaan Pasal 12 Panitia mengundang peserta Musrenbang Kecamatan pada waktu dan tempat yang telah ditentukan dengan melampirkan materi usulan rencana kegiatan diketahui oleh Camat. Pasal 13 (1) Fasilitator bersama peserta Musrenbang Kecamatan melakukan hal sebagai berikut : a. Proses prioritisasi usulan pada tiap-tiap bidang yang menghasilkan ranking usulan kegiatan dan b. Pemilihan utusan Kecamatan untuk peserta Musrenbangda Kota. (2) Teknik prioritisasi tiap bidang dilakukan secara objektif dengan pemberian angka. (3) Mengkompilasi Prioritas Pembangunan yang menjadi tanggung jawab SKPD dari masing-masing kelurahan sesuai fungsi SKPD. (4) Menyusun Jadwal dan agenda Musrenbang Kecamatan. Bagian Keenam Pasca Pelaksanaan Pasal 14 Panitia melaporkan hasil Musrenbang Kecamatan kepada Camat dengan melampirkan ; a. Usulan yang akan dibiayai melalui sumber non-apbd b. Usulan yang sudah dirangking untuk diajukan ke Musrenbangda Kota. c. Utusan terpilih sebagai peserta Musrenbangda Kota. Pasal 15 Camat menyampaikan hasil Musrenbang Kecamatan kepada Pemerintah Kota melalui Bappeda dengan tembusan disertai lampiran kepada kelurahan. BAB V MUSYAWARAH PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Pasal 16 Musyawarah Perencanaan Pembangunan Daerah terdiri dari: a. Forum SKPD b. Musrenbangda

Bagian Ketujuh Persiapan Pasal 17 (1) Walikota membentuk panitia dan menetapkan fasilitator untuk menyelenggarakan Musrenbangda. (2) Panitia dan fasilitator ditetapkan dengan Keputusan Walikota. Pasal 18 Panitia mempersiapkan materi Musrenbangda dengan menghimpun dari beberapa sumber yaitu : a. Hasil Musrenbang Kecamatan; b. Forum SKPD. Pasal 19 Usulan yang telah dihimpun sebagaimana tersebut pasal 18 dikelompokkan kedalam format sebagaimana diatur dalam Pasal 11 ayat (3) Peraturan Daerah ini. Bagian kedelapan Proses pelaksanaan Pasal 20 (1) Panitia mengundang peserta Musrenbangda pada waktu dan tempat yang telah ditentukan. (2) Undangan bagi peserta Musrenbangda dilengkapi dengan materi yang akan dibahas. Pasal 21 Fasilitator bersama peserta Musrenbangda melakukan pembahasan dan menetapkan prioritas usulan yang dituangkan kedalam format yang ditetapkan. Bagian kesembilan Pasca pelaksanaan Pasal 22 (1) Panitia menyampaikan hasil Musrenbangda kepada Walikota melalui Bappeda ditetapkan dengan Keputusan Walikota. (2) Walikota menginformasikan hasil Musrenbangda kepada peserta selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah Musrenbangda dilaksanakan.

BAB VI SANKSI ADMINISTRASI Pasal 23 (1) Apabila Musrenbang Kelurahan dan Musrenbang Kecamatan tidak dilaksanakan sesuai dengan pasal 2 ayat (3) Peraturan Daerah ini, maka kegiatannya tidak dianggarkan dalam APBD. (2) Apabila LPMK, Lurah, Camat, Walikota dengan sengaja tidak melaksanakan sebagaimana maksud dalam Peraturan Daerah ini dapat dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku BAB VII KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 24 Hal hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Walikota. BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 25 Peraturan Daerah ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Solok. Diundangkan di : Solok Pada tanngal : 14 JANUARI 2005 -------------------------------- SEKRETARIS DAERAH KOTA SOLOK, dto H. YOHANNES DAHLAN ------------------ Ditetapkan di : SOLOK Pada tanggal : 13 JANUARI 2005 -------------------------------- WALIKOTA SOLOK, dto YUMLER LAHAR ------------

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG PROSEDUR PERENCANAAN PEMBANGUNAN PARTISIPATIF I. UMUM Dengan diberlakukannya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004, menyebabkan terjadinya perubahan f fenomena tentang prosedur perencanaan pembangunan dan perubahan lingkungan strategis Pemerintah Daerah. Perencanaan pembangunan daerah didasarkan pada data dan informasi yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan, hal tersebut dimaksudkan untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penyelenggaraan, pelaksanaan dan pengawasannya. Perencanaan yang sebelumnya dilaksanakan lebih berpola pada top-down planning dirasakan seringkali tidak mencapai sasaran karena tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Akibat rasa memiliki dan tanggung jawab terhadap hasil kegiatan yang telah dilaksanakan akan berkurang. Menyikapi hal ini seiring dengan perubahan lingkungan strategis yang terjadi, mekanisme perencanaan menjadi berbalik. Pemerintah dituntut lebih partisipatif dengan melibatkan seluruh stakeholder dalam perencanaan pembangunan, terutama dalam mengakomodirkan kebutuhan masyarakat. Berkaitan dengan hal ini, Pemerintah Kota Solok telah menyusun prosedur perencanaan bangunan partisipatif, dokumen ini disusun dengan melibatkan Pemerintah Daerah, DPRD dan stakeholder lainnya, dengan harapan dengan mekanisme/prosedur perencanaan pembangunan yang lebih partisipatif akan didapatkan hasil-hasil pembangunan yang mampu mengakomodir sebagian besar kebutuhan masyarakat untuk dapat ditindaklanjuti dalam penyusunan RAPBD. Dengan latar belakang dan dasar pertimbangan tersebut, maka perlu diatur dalam Peraturan Daerah Kota Solok tentang Prosedur Perencanaan Pembangunan Pertisipatif. I. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Pasal 3 ayat (1) ayat (2)

ayat (3) Fasilitator masa kerjanya 3 (tiga) tahun. Pasal 4 Pasal 5 Pasal 6 Pasal 7 Pasal 8 Pasal 9 ayat (1) ayat (2) ayat (3) Fasilitator masa kerjanya 3 (tiga) tahun Pasal 10 Pasal 11 ayat (1) ayat (2) ayat (3) Menurut bidang pembangunan mengacu kepada renstra pada tahun berjalan. Pasal 12 Pasal 13 Pasal 14 Pasal 15 Pasal 16 Pasal 17

Pasal 18 huruf a huruf b Usulan tidak terlaksana pada tahun sebelumnya. huruf c Pasal 19 Pasal 20 Pasal 21 Pasal 22 Pasal 23 Pasal 24 Pasal 25