meningkatan kekuatan, kekerasan dan keliatan produk karet. Kata kunci : bahan pengisi; komposisi kimia; industri karet

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. untuk pembuatan kampas rem. Dalam perkembangan teknologi, komposit

PEMANFAATAN ABU SEKAM PADI DENGAN TREATMENT HCL SEBAGAI PENGGANTI SEMEN DALAM PEMBUATAN BETON

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Pembangunan infrastruktur di tiap-tiap wilayah semakin meningkat, seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGARUH TREATMENT PADA BOTTOM ASH TERHADAP KUAT TEKAN BETON HIGH VOLUME FLY ASH

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS AKHIR PEMANFAATAN LUMPUR BAKAR SIDOARJO UNTUK BETON RINGAN DENGAN CAMPURAN FLY ASH, FOAM, DAN SERAT KENAF

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan beton non pasir, yaitu beton yang dibuat dari agregat kasar, semen dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terbawa selama proses pengendapan. Pasir kuarsa yang juga dikenal dengan nama

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

PENGGUNAAN BOTTOM ASH YANG TELAH DIOLAH UNTUK PEMBUATAN BETON HVFA MUTU MENENGAH

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian ini dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu hasil

RECOVERY ALUMINA (Al 2 O 3 ) DARI COAL FLY ASH (CFA) MENJADI POLYALUMINUM CHLORIDE (PAC)

BAB III LANDASAN TEORI

Semen (Portland) padatan berbentuk bubuk, tanpa memandang proses

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMANFAATAN BOTTOM ASH DAN FLY ASH TIPE C SEBAGAI BAHAN PENGGANTI DALAM PEMBUATAN PAVING BLOCK

BAB III LANDASAN TEORI. Beton pada umumnya adalah campuran antara agregat. kasar (batu pecah/alam), agregat halus (pasir), kemudian

Vol.17 No.1. Februari 2015 Jurnal Momentum ISSN : X PENGARUH PENGGUNAAN FLY ASH SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT TERHADAP KUAT TEKAN PAVING BLOCK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kesinambungan pembangunan. Dengan meningkatnya pembangunan akan. dan derajat kesehatan masyarakat disebabkan adanya pencemaran.

PENGARUH PENAMBAHAN METAKAOLIN TERHADAP KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON MUTU TINGGI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II STUDI PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. didukung oleh hasil pengujian laboratorium.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kualitas bahan, cara pengerjaan dan cara perawatannya.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Beton merupakan unsur yang sangat penting dan paling dominan sebagai

PENGARUH PENGGUNAAN BOTTOM ASH SEBAGAI PENGGANTI SEMEN PADA CAMPURAN BATAKO TERHADAP KUAT TEKAN BATAKO

KUAT TEKAN MORTAR DENGAN MENGGUNAKAN ABU TERBANG (FLY ASH) ASAL PLTU AMURANG SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Efek Substitusi Semen dengan Limbah Padat Industri Pupuk PT. Petrokimia terhadap Kuat Lentur Genteng Beton di PT.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PEMBUATAN BATAKO DENGAN MEMANFAATKAN CAMPURAN FLY ASH DAN LUMPUR SIDOARJO DENGAN KADAR YANG TINGGI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMANFAATAN LUMPUR SIDOARJO SECARA MAKSIMAL DENGAN CAMPURAN FLY ASH DALAM PEMBUATAN MORTAR GEOPOLIMER

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PRESENTASI SEMINAR SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. efektifitas kinerja beton dengan meningkatkan kualitas campuran beton.

PENGARUH SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN DENGAN ABU TERBANG TERHADAP KARAKTERISTIK TEKNIS BETON

PENAMBAHAN CaCO 3, CaO DAN CaOH 2 PADA LUMPUR LAPINDO AGAR BERFUNGSI SEBAGAI BAHAN PENGIKAT

BAB I PENDAHULUAN. Di negeri kita yang tercinta ini, sampah menjadi masalah yang serius.

PENGARUH PEMANFAATAN ABU TERBANG (FLY ASH) DARI PLTU II SULAWESI UTARA SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN TERHADAP KUAT TEKAN BETON

PENGARUH VARIASI KADAR SUPERPLASTICIZER TERHADAP NILAI SLUMP BETON GEOPOLYMER

BAB III LANDASAN TEORI

KARAKTERISTIK MORTAR DAN BETON GEOPOLIMER BERBAHAN DASAR LUMPUR SIDOARJO

II. TINJAUAN PUSTAKA. sejenisnya, air dan agregat dengan atau tanpa bahan tambahan lainnya. 2. Kegunaan dan Keuntungan Paving Block

BAB III DASAR TEORI SISTEM PLTU

BAB I PENDAHULUAN. macam bangunan konstruksi. Beton memiliki berbagai kelebihan, salah satunya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Batako merupakan salah satu alternatif bahan dinding yang murah dan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan bangunan rumah, gedung, sekolah, kantor, dan prasarana lainnya akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Vol.16 No.2. Agustus 2014 Jurnal Momentum ISSN : X KUAT TEKAN BETON DENGAN FLY ASH EX. PLTU SIJANTANG SAWAHLUNTO

SIFAT MEKANIK KUAT TARIK BELAH DAN POROSITAS BETON MENGGUNAKAN LIMBAH ABU BATUBARA (POND ASH)

ek SIPIL MESIN ARSITEKTUR ELEKTRO

MANFAAT LIMBAH HASIL PEMBAKARAN BATUBARA Alisastromijoyo, ST, MT

PENGGUNAAN ABU DASAR BATUBARA SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN AGREGAT HALUS PADA CAMPURAN LATASIR B TERHADAP KARAKTERISTIK MARSHALL.

PENGGUNAAN AKSELERATOR PADA BETON YANG MENGGUNAKAN PEREKAT BERUPA CAMPURAN SEMEN PORTLAND TIPE I DAN ABU TERBANG

DESULFURISASI BATUBARA MENGGUNAKAN UDARA DAN AIR

Deskripsi SEMEN CEPAT GEOPOLIMER DAN METODA PEMBUATANNYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Lampung dan laboratorium uji material kampus baru Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV DATA DAN ANALISIS

TINJAUAN KUAT TEKAN BETON DENGAN PEMANFAATAN LUMPUR KERING TUNGKU EX. LAPINDO SEBAGAI PENGGANTI SEMEN

PEMANFAATAN LIMBAH DEBU PELEBURAN BIJIH BESI (DEBU SPONS) SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN SEMEN PADA MORTAR

Material Paving Block

BAB.I 1. PENDAHULUAN. Limbah pada umumnya adalah merupakan sisa olahan suatu pabrik atau industri.

PENGARUH PENAMBAHAN FLY ASH TERHADAP KUAT TEKAN DAN TARIK PEREKAT BATA RINGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton sebagai salah satu bahan konstruksi banyak dikembangkan dalam

Pabrik Silika dari Fly Ash Batu Bara dengan Proses Presipitasi

FOULING DAN PENGARUHNYA PADA FINAL SECONDARY SUPERHEATER PLTU TANJUNG JATI B UNIT 2

a. Jenis I merupakan semen portland untuk penggunaan umum yang memerlukan persyaratan persyaratan khusus seperti yang disyaratkan pada jenis-jenis

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah membuat program untuk membangun pembangkit listrik dengan total

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan konstruksi dengan sifat-sifat yang ada di dalamnya seperti. plastisitas serta kekuatan geser dari tanah tersebut.

I. PENDAHULUAN. tanpa disadari pengembangan mesin tersebut berdampak buruk terhadap

PEMANFAATAN BOTTOM ASH SEBAGAI AGREGAT BUATAN

KUAT TEKAN BETON DENGAN BAHAN TAMBAH SERBUK HALUS DARI LUMPUR KERING TUNGKU EX LAPINDO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dikenal dengan istilah lateks. Di dalam lateks terkandung 25-40% bahan karet

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di laboratorium material teknik, Jurusan Teknik Mesin,

BAB V PEMBAHASAN. Analisis dilakukan sejak batubara (raw coal) baru diterima dari supplier saat

PENGENALAN SEMEN SEBAGAI BAHAN PEMBENTUK BETON. Ferdinand Fassa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH KOMPOSISI KAOLIN TERHADAP DENSITAS DAN KEKUATAN BENDING PADA KOMPOSIT FLY ASH- KAOLIN

PENGARUH ph DAN WAKTU AGING TERHADAP PROSES PRESIPITASI SILIKA DARI FLY ASH SAWIT DENGAN MENGGUNAKAN CO 2

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

PENGARUH VARIASI PENAMBAHAN BOTTOM ASH DALAM PASTA SEMEN TERHADAP WAKTU PENGIKATAN AWAL DAN AKHIR

Kamis, 26 Juni Sidang

Transkripsi:

PENGGUNAAN BAHAN PENGISI ABU TERBANG DALAM INDUSTRI KARET Stefano Munir Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara Jl. Jenderal Sudirman No. 623, Bandung 40211 Tel. : (022) 6030483, ext. 227; Fax. : (022) 6038027 E-mail : stefano@tekmira.esdm.go.id ABSTRAK Ada banyak sifat abu terbang yang perlu dipertimbangkan apabila digunakan sebagai bahan pengisi dalam industri karet yaitu komposisi kimia dan ukuran partikel. Selama ini bahan pengisi konvensional yang masih digunakan secara luas dalam industri karet adalah karbon hitam (carbon black) disamping bahan pengisi mineral lainnya seperti silica, kaolin, karbonat yang mempunyai sifat penguatan untuk mencapai kekerasan, kekakuan dan memperbaiki tahanan abrasi. Karakteristik kimia abu terbang ditentukan oleh beberapa senyawa seperti SiO 2, Al 2 O 3, CaO, Fe 2 O 3 dan sifat fisik abu batubara ditentukan oleh kehalusan ukuran partikel (325 # atau meningkatan kekuatan, kekerasan dan keliatan produk karet. Kata kunci : bahan pengisi; komposisi kimia; industri karet 1. PENDAHULUAN Komposisi kimia abu batubara yang dihasilkan dipengaruhi oleh tipe batubara sumber yang digunakan, kadar abu dalam batubara, proses penggilingan, tipe tungku boiler dan efisiensi proses pembakaran. Residu abu batubara ini berupa komponen anorganik pembentuk batubara dari berbagai bahan mineral yang dirujuk sebagai hasil pembakaran batubara (Coal Combustion Products = CCPs) dan di Indonesia dikenal sebagai abu batubara (coal ash). Oleh karena itu, abu batubara yang dianggap sebagai sumber daya mineral buatan terdiri dari partikel-partikel abu yang berukuran lebih besar dan jatuh ke dasar tungku sebagai abu dasar tungku (bottom ash) dan partikel- Hal 49

partikel abu yang berukuran lebih kecil diangkut ke atas oleh gas pembakaran (flue gas) dan dikumpulkan dengan Electrostatic Precipitator (ESP) atau baghouses sebagai abu terbang (fly ash). Untuk boiler PLTU dengan tipe tungku batubara serbuk (pulverized coal utility), banyaknya abu terbang sekitar 60 80 % sedangkan abu dasar 20 40 %. Di Indonesia sekarang ini, tipe batubara rancangan untuk PLTU digunakan batubara berperingkat rendah (low-rank coal = LRC) dari lignit sampai sub-bituminus sehingga diharapkan dapat menghasilkan abu terbang yang berkadar silica (SiO2) yang lebih tinggi dari pada alumina (Al 2 O 3 ). Partikel-partikel fly ash sangat halus, kebanyakan bulat dan bervariasi diameternya yang merupai gelumbung bulat dengan berbagai ukuran. Ukuran partikel rataadalah suatu ukuran dari kadar karbon yang tidak terbakar yang tertinggal dalam fly ash dan dapat ditentukan dari warna fly ash yang bervariasi dari coklat muda sampai abu-abu dan hitam, tergantung pada kadar karbon yang tidak terbakar dalam fly ash. Semakin muda warna fly ash, semakin rendah kadar karbonnya. Fly ash yang mengandung karbon rendah cocok digunakan sebagai bahan semen, dan sebaliknya yang berkadar karbon tinggi cocok untuk bahan pengisi (filler) dalam industri polymer atau karet. Karet dapat dibagi atas 2 (dua) kelompok menurut sumber nya yaitu karet alam (natural rubber) dan karet buatan (synthetic rubber). Komposisi khas bahan pembuatan ban karet adalah sebagai berikut : Karet alam 14 % Karet buatan 27 % Carbon black 28 % Kawat baja (steel) 14 15 % Fabric, fillers, accelerators, antiozonants dlsb. 16 17 % Berat rata-rata : Ban baru 25 lbs = 12,5 kg dan bas bekas (scrap) 20 lbs = 10 kg. Karakteristik kimia abu terbang ditentukan oleh beberapa senyawa seperti SiO 2, Al 2 O 3, CaO, Fe 2 O 3 dan sifat fisik abu batubara ditentukan oleh kehalusan ukuran partikel (325 # atau Hal 50

pengisi untuk karet alami menurunkan viskositas dan karena itu membantu proses pengerasan (curing atau vulkanisir). Karena abu terbang mengandung silica yang tinggi sehingga dapat meningkatan kekuatan, kekerasan dan keliatan produk karet. Tujuan dari makalah ini adalah untuk menyediakan informasi teknologi pemanfatan abu terbang produk sampingan pembakaran batubara dalam tungku boiler baik industri maupun PLTU sebagai bahan pengisi dalam industri karet. 2. METODOLOGI Variasi karakteritik batubara Indonesia akan menghasilkan karakteritik abu batubara yang berbeda, sehingga dalam pemanfaatan abu batubara tersebut perlu dilakukan analisa dan uji karakteristiknya. Karakteristik kualitas abu-terbang dapat ditentukan sebagai berikut : 2.1. Komposisi kimia Komposisi kimia abu terbang sangat sama dengan komposisi kimia tanah dan agregat alami berupa batuan bongkah maupun kerikil yang terdiri dari : Unsur utama : SiO 2, Al 2 O 3, Fe 2 O 3, dan CaO Unsur sedikit : MgO, SO 3, K 2 O, Na 2 O Unsur sangat sedikit : TiO 2, Cr 2 O 3, Mn 2 O 3, P 2 O 5 2.2. Analisa ayak Untuk menentukan distribusi ukuran partikel, diperlukan analisa ayak dengan menggunakan satu seri ukuran ayakan yaitu 150, 106, 75, 53 d 2.3 Kahalusan Ini merupakan ukuran dari persentase bahan yang tertahan 2.3. Berat jenis dan berat jenis ruah (bulk density) 2.4. Pengotor organic Hal 51

3. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisa komposisi kimia abu terbang yang berasal dari PLTU Suralaya, Provinsi Banten dapat dilihat pada Tabel 3.1. Tabel 3.1 menunjukkan bahwa abu terbang dari PLTU Suralaya yang menggunakan batubara peringkat rendah dari PTBA Tanjung Enim, Sumatera Selatan mempunyai kadar silica yang tinggi yang biasa dihasilkan oleh tipe batubara subbituminus walaupn kadar CaO-nya rendah di bawah 5 %. Karena pengotor organic-nya rendah yaitu dengan LOI di bawah 6 %, maka abu terbang ini disebut sebagai low carbon dan high silica (glass) content. Sedangkan sifat fisik abu terbang dapat dilihat pada Tabel 3.2. Tabel 3.2 menunjukkan bahwa kehalusan (fineness) abu terbang PLTU Suralaya adalah suatu ukuran persentase abu terbang (fly ash) yang tertahan pada ayakan dengan nomor ayakan 325 mesh (#) a halus karena banyak yang lolos saringan 325 #, semakin reaktif fly ash untuk berfungsi sebagai pengisi dalam campuran aspal panas. Berat jenis (specific gravity = SG) fly ash yaitu yaitu berkisar dari 2.1 sampai 3.0 umumnya lebih rendah dibandingkan dengan SG semen Portland (PC) yang mempunyai SG 3.15. Adanya perbedaan berat jenis ini disebabkan karena abu terbang lebih porous. Tabel 3.1 Komposisi kimia abu-terbang PLTU - Suralaya Senyawa/komponen % LOI SiO 2 Al 2 O 3 Fe 2 O 3 CaO MgO SO 3 K 2 O Na 2 O TiO 2 P 2 O 5 Tabel 3.2 3.97 53,50 27,59 4,83 1,66 0,77 1,22 0,83 0,57 Hal 52

Sifat fisik abu terbang PLTU - Suralaya % berat kumulatif tertahan 150 2,01 106 4,12 75 12,04 53 78,40 44 95,69 Berat Jenis Berat Jenis Ruah Kehalusan 325 # = - 45 1.04 4,31 4. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1.Kesimpulan Dari hasil pembahasan pada bab-bab sebelumnya, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut : a. Abu-terbang dari produk sampingan boiler industri maupun PLTU dapat dimanfaatkan sebagai bahan pengisi dalam industri karet. b. Teknologi pemanfaatan abu terbang dapat mengurangi dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh lahan tempat penimbunannya yang telah semakin terbatas. 4.2.Saran Kebijakan sistem pemanfaatan produk samping dari suatu industri untuk dijadikan bahan baku industri lainnya perlu dikembangkan di Indonesia. Daftar Pustaka 1. Kruger, R.A., Hovy, M and Wardle, D, The Use of Fly Ash Fillers in Rubber, 1999 International Ash Utilization Symposium, Centre for Applied Energy Research, University of Kentucky, Paper # 72. 2. Tyre wear : tyre and particle composition, http://vergina.eng.auth.gr/mech0/lat/pm10/tyre%20weartyre%20and%20and%20particle%20co...,8/22/2006 3. We Energies Coal Combustion Products Utilization Handbook, CCPs and Electric Power Generation, Chapter 2, and Environmental Considerations of We Energies Coal Combustion Products and Regulatory Requirements, Chapter 9 Hal 53